Blog

  • Kapolda Jatim Larang Ada Konvoi Saat Tahun Baru 2024

    Kapolda Jatim Larang Ada Konvoi Saat Tahun Baru 2024

    Lamongan (beritajatim.com) – Kapolda Jatim, Inspektur Jenderal Polisi Imam Sugianto melarang masyarakat agar tidak menggelar konvoi saat merayakan malam pergantian tahun baru 2024.

    Hal itu dia sampaikan saat mengunjungi Pos Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2024, yang berada di area Wisata Bahari Lamongan (WBL), Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Sabtu (30/12/2023).

    Menurut Kapolda Jatim ini, konvoi berpotensi dapat mengganggu kenyamanan pengguna jalan saat berkendara di jalan raya.

    Imam mengharapkan, masyarakat bisa merayakan tahun baru 2024 dengan penuh kesederhanaan tanpa adanya pesta yang berlebihan. Selain itu, tutur Imam, sebelum dan sesudah tahun baru situasi keamanan di wilayah Jatim dipastikan aman.

    “Masyarakat yang melaksanakan tahun baru supaya melaksanakannya dengan penuh kesederhanaan, gak usah pesta dan konvoi, supaya pengguna jalan yang lain juga merasa nyaman dalam merayakan tahun baru,” kata Kapolda Jatim, Imam Sugiantio.

    Berdasarkan data yang ia terima, ungkap Imam, jumlah pengunjung di lokasi wisata pada tanggal 25 lalu telah mencapai 7 ribu orang, sehingga diperkirakan sampai tahun baru nanti jumlah pengunjung mencapai 8 ribu. “Semoga situasinya aman. Kita sama-sama meminta kerjasama dengan masyarakat supaya masyarakat yang berkunjung ke lokasi wisata atau rekreasi tetap kondusif,” papar Imam.

    “Kami bersama Gubernur, Pangdam dan Koarmada memastikan di tempat wisata aspek keamanannya dan untuk lonjakan kedatangan masyarakat ke Jatim belum ada, kita masih tunggu 2 atau 3 hari ini,” imbuhnya.

    Sebagai informasi, selain mengunjungi Pos Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2024 untuk memastikan situasi keamanan di WbL, rombongan juga menggelar kegiatan pengobatan gratis serta membagikan sembako kepada warga sekitar.

    Kapolda Jatim itu datang bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Rafael Granada Baay datang ke Lamongan dengan helikopter. Usai dari Lamongan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju berbagai lokasi pariwisata lainnya yang ada di Jawa Timur.[riq/kun]

  • Imigrasi Kemenkumham Jatim Terbitkan 531.146 Paspor

    Imigrasi Kemenkumham Jatim Terbitkan 531.146 Paspor

    Surabaya (beritajatim.com) – Jajaran Imigrasi Kanwil Kemenkumham Jatim telah menerbitkan 531.146 paspor selama 2023. Di sisi lain, instansi yang dipimpin Heni Yuwono itu juga melakukan penolakan penerbitan paspor terhadap 2.472 permohonan.

    “Penerbitan paspor sebanyak itu dilakukan di sembilan kantor imigrasi yang tersebar di Jawa Timur,” ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim Heni Yuwono (30/12).

    Sembilan kantor imigrasi yang ada, juga disokong dengan adanya delapan Unit Layanan Paspor, tiga unit kerja kantor imigrasi dan sembilan booth di mall pelayanan publik. “Untuk kota besar yang jumlah pemohonnya besar, akan ada ULP maupun mall pelayanan publik, sedangkan bagi kabupaten/ kota yang jauh dari kantor imigrasi, maka bisa memanfaatkan unit kerja kantor imigrasi,” urai Heni.

    Menurut Heni, penerbitan paspor yang tertinggi di Jatim berada di kawasan Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto. Hal ini dibuktikan dengan data bahwa Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya di Juanda dan Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak menjadi yang tertinggi dalam penerbitan paspor.

    “Lebih dari 48% paspor di Jawa Timur, atau sebanyak 258.837 paspor diterbitkan di dua kantor imigrasi yang berada di wilayah Surabaya dan Sidoarjo,” terang Heni.

    Meski begitu, pihaknya tetap mengedepankan kualitas pelayanan di setiap kantor imigrasi dengan menerapkan sistem kuota per hari. Dengan sistem kuota yang telah ditentukan dalam aplikasi M-Paspor, diharapkan pelayanan paspor kepada setiap pengguna layanan bisa lebih optimal.

    “Namun, kami juga menerapkan layanan priotitas untuk pemohon lanjut usia bisa mengajukan permohonan langsung datang ke kantor imigrasi, atau bagi masyarakat yang membutuhkan paspor dalam waktu cepat bisa memanfaatkan pelayanan percepatan paspor dengan PNBP yang telah ditentukan,” terang Heni.

    Terkait penolakan penerbitan paspor, Heni menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan langkah preventif yang diambil petugas imigrasi. Salah satu alasan penolakan tersebut, yakni adanya dugaan akan menjadi Pekerja Migran Indonesia Nonporsedural di luar negeri.

    “Selain itu ada juga permohonan paspor yang ditangguhkan. Hal ini sebagai antisipasi pencegahan TPPO. Ini kami lakukan untuk mencegah WNI yang terindikasi akan melakukan pekerjaan non prosedural,” kata Heni.

    Mantan Sekretaris Dirjen Pemasyarakatan itu mengatakan, penilaian tersebut dapat digali dari wawancara yang dilakukan oleh petugas imigrasi. Sebelum izin permohonan paspor dikabulkan, kantor imigrasi perlu memastikan keperluan pergi ke luar negeri.

    “Kami menanyakan masyarakat bikin paspor itu buat apa? Karena perjalanan internasional itu jangan sampai melakukan pekerjaan yang di luar izinnya. Kalau ingin ajukan kerja ya harus ada rekomendasinya, kemudian nanti juga dalam wawancara akan terlihat apakah menunjukkan gelagat mencurigakan,” ucapnya.

    “Jika nanti petugas merasa curiga, karena pemohon terlihat gugup, akan kami selidiki, dalami lagi, dan BAP untuk baiknya izin ditolak atau tangguhkan. Hal ini demi mencegah masyarakat Indonesia tidak jadi korban TPPO di luar negeri. Nantinya akan kami sarankan kerja melalui wadah yang resmi,” tambah Heni.

    Upaya pencegahan lainnya, yakni pada pengawasan lintasan orang keluar dan masuk Wilayah Indonesia. Terutama di Tempat Pemeriksaan Imigrasi di Juanda. [uci/kun]

  • Imigrasi Catat 40.542 Orang Lalu Lalang di Juanda Surabaya dalam Sepekan

    Imigrasi Catat 40.542 Orang Lalu Lalang di Juanda Surabaya dalam Sepekan

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 40.542 orang tercatat lalu lalang di pintu gerbang internasional Juanda Surabaya. Hal tersebut terpantau di tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di Bandara Juanda. Banyaknya orang yang lalu lalang itu tak lepas dari momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).

    “Pada momen Nataru ini didominasi penumpang keberangkatan ke luar negeri dengan 22.122 orang, sedangkan kedatangan mencapai 18.420 orang,” ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim Heni Yuwono, Sabtu (30/12/2023).

    Jumlah penumpang keberangkatan selama momen Nataru ini didominasi penumpang warga negara indonesia (WNI). Tujuannya ke negara-negara yang selama ini memang menjadi destinasi wisata dan religi yaitu Singapura, Malaysia dan Saudi Arabia. “Selain wisata ke luar negeri, jemaah untuk umroh juga mendominasi WNI yang keluar negeri pada momen Nataru ini,” jelas Heni.

    Sedangkan untuk kedatangan, mayoritas merupakan warga negara Tiongkok. Dengan tujuan wisata ke Bromo dilanjutkan ke Ijen. “Mayoritas pulang dari Bali, melanjutkan ke Jawa Timur untuk ke Bromo dan Ijen,” terang Heni.

    Angka ini, diprediksi akan semakin bertambah menjelang pergantian tahun. Untuk itu, Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim, Herdaus, melakukan Monitoring dan Evaluasi pelayanan publik pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Juanda hari ini (29/12). Dalam kunjungannya, dia memastikan kesiapan pintu gerbang internasional itu menghadapi lonjakan penumpang, baik yang berangkat maupun tiba dari luar negeri.

    Herdaus didampingi oleh Kepala Bidang TPI Kanim Kelas I Khusus TPI Surabaya, Yudhistira Yudha Permana secara langsung meninjau sarana dan prasarana yang ada di TPI Juanda. Tujuannya adalah untuk memastikan semua fasilitas berfungsi dengan baik dan memenuhi standar yang ditetapkan. “Karena tahun ini, jumlah perlintasan orang di TPI Juanda naik sangat signifikan dibanding tahun lalu,” ujar Herdaus.

    Pada tahun 2022, lanjut Herdaus, jumlah orang yang melintas baik kedatangan maupun keberangkatan mencapai 973.727 orang. Sedangkan pada 2023 ini, jumlahnya meningkat hingga dua kali lipat yaitu mencapai 2.151.393 orang. “Ini menunjukkan bahwa Jawa Timur masih menjadi destinasi favorit bagi wisatawan dan tentunya sebagai tanda bahwa ekonomi mulai bergeliat,” terang Herdaus.

    Sementara itu, Yudhistira menyampaikan bahwa pihaknya telah mengantisipasi lonjakan jumlah orang yang melintas pada momen nataru. Salah satunya dengan menciptakan Control Room dan Laboratorium Forensic Immigration Checkpoint (Clearence). Sebuah ruang control terpusat yang dilengkapi peralatan Laboratorium Forensic guna mengawasi kegiatan teknis Keimigrasian. “Clearence akan memproses serta menyajikan data administrasi keimigrasian secara akurat, real time dan digital melalui satu ruangan terpusat,” terangnya.

    Clearence Menjadi pusat kendali dan control dari system direktorat Jenderal imigrasi seperti Immigration Alert Surveilance System yang merupakan sistem pindai wajah berbasis kamera. Yang membaca wajah penumpang yang terkoneksi dengan sistem cekal serta sistem PAU yaitu Passenger Anlysis Unit yang menganalisis behaviour penumpang sebelum memasuki wilayah Indonesia.

    “Clearance dilengkapi dengan system mandiri berbasis web seperti Overstay Payment Information System yang merupakan sistem pembayaran overstay yang transparan hingga dapat dilakukan pemantauan dan pengecekan pembayaran uang PNBP ke Negara,” urai Yudhistira.

    Dengan adanya Clearance, pengawasan area imigrasi di TPI Juanda jauh lebih efektif. Laboratorium Forensic juga memastikan dokumen yang digunakan sah atau tidak secara lebih akurat. “System mandiri berbasis web yang terus kami kembangkan sehingga membuat Pemeriksaan dan Administrasi Keimigrasian di TPI Juanda semakin akuntabel,” terangnya. [uci/kun]

  • Kronologi Perampok Satroni dan Bunuh Ibu Anak Pasuruan

    Kronologi Perampok Satroni dan Bunuh Ibu Anak Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota, AKP Rudy Hidajayanto, mengungkap hasil penyelidikan sementara kasus perampokan dan pembunuhan ibu dan anak di rumah sekaligus toko di Kelurahan Mandaran, Kecamatan Panggungrejo. Ada dugaan pelaku adalah warga sekitar rumah korban.

    Rudy menjelaskan, pelaku teridentifikasi berinisial MS. Pelaku masuk ke rumah korban dengan memanjat pagar depan.

    “Saat pelaku sadar, dirinya mengakui bahwa telah melakukan aksinya tersebut. Pelaku ini masuk kedalam rumah korban dengan cara memanjat pagar depan rumahnya,” kata Rudy, Sabtu (30/12/2023).

    Setelah berhasil masuk rumah, kata Rudy, pelaku langsung menuju ruang tengah yang merupakan sebuah toko. Di sanalah, pelaku bertemu dengan korban Rosidah.

    Pelaku langsung membekap dan mengikat korban Rosidah. Kemudian pelaku berlari menuju bagian belakang rumah dan bertemu dengan anak Rosidah, Ahmad Fauzi.

    Pelaku juga memperlakukan hal yang sama kepada Fauzi dengan cara dibekap dan diikat.

    “Kemungkinan korban meninggal karena kehabisan napas, untuk bagian tubuhnya sendiri juga tidak ditemukan bekas luka benda tajam. Tapi kita tetap akan menunggu hasil autopsi nantinya,” lanjutnya.

    Aksi pelaku tersebut kemudian diketahui anak korban yang lain, dan langsung mengabari kekasihnya. Kemudian anak korban bersama warga mendatangi rumah korban.

    Saat didatangi oleh warga, pelaku masih berada dalam rumah dan kemudian pelaku diikat tangannya. Sementara pelaku dikenakan Pasal 338 tentang pembunuhan berencana. [ada/beq]

  • Penjual Miras Oplosan Sumenep Sasar Anak Jalanan

    Penjual Miras Oplosan Sumenep Sasar Anak Jalanan

    Sumenep (beritajatim.com) – Peredaran minuman keras (miras) oplosan di Kabupaten Sumenep perlu diwaspadai. Dari hasil pemeriksaan terhadap penjual miras oplosan, sasaran konsumennya adalah anjal (anak-anak jalanan).

    “Menurut pengakuan pembuat miras oplosan yang kami amankan, sasaran penjualannya ke anak-anak jalanan, termasuk pengamen, dan pemulung,” kata Kapolres Sumenep, AKBP Edo Satya Kentriko, Sabtu (30/12/2023).

    Polres Sumenep telah mengungkap penjualan minuman oplosan dari obat batuk dicampur alkohol. Obat batuk yang digunakan sebagai bahan miras oplosan itu dijual bebas. Obat batuk itu kemudian dioplos menggunakan campuran alkohol 70 persen dan air mineral.

    Karena itu, Polres Sumenep kemudian menyita bahan-bahan miras oplosan tersebut, berupa 3 dos besar obat batuk dan 10 botol alkohol.

    “Kalau obat batuknya saja dikonsumsi sesuai aturan pakai tidak ada masalah. Tetapi ini kemudian disalahgunakan untuk bahan miras oplosan,” ujarnya.

    Ia mengungkapkan, minuman oplosan itu apabila dikonsumsi, akan menimbulkan efek halusinasi. Apabila digunakan dalam dosis berlebihan dan dalam jangka waktu panjang sangat membahayakan, karena bisa berujung pada kematian.

    “Formula minuman oplosan ini sebenarnya hampir sama dengan kasus campuran antara salah satu merek obat batuk cair dengan alkohol. Oplosan model ini sempat ditemukan beberapa waktu lalu. Kalau obat batuk yang kita amankan ini tergolong model baru,” ungkapnya.

    Selain bahan minuman oplosan, Polres Sumenep juga menyita 500 botol minuman keras (beralkohol: red) yang dijual tanpa ijin di beberapa toko di wilayah Kecamatan Kota, Saronggi, dan Bluto.

    “Bagi toko yang menjual kami kenakan tipiring. Mereka juga menandatangani surat pernyataan kesediaan untuk tidak menjual miras lagi,” pungkas Edo. [tem/beq]

  • Kisah Keyboardist Ogie and Friends di Tragedi Vasa Hotel

    Kisah Keyboardist Ogie and Friends di Tragedi Vasa Hotel

    Surabaya (beritajatim.com) – Akbar Kashogi Purnomo alias Ogie, keyboardist Ogie and Friends, diperiksa Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, Jumat (29/12/2023) kemarin. Pemeriksaan dilakukan lantaran Ogie kebetulan ikut megonsumsi miras di Cruz Lounge Bar Vasa Hotel pada Jumat (22/12/2023) lalu bersama tiga korban yang akhirnya tewas.

    Ogie diperiksa penyidik sejak pukul 14.00 hingga pukul 01.00 dini hari. Total, 11 jam Ogie dicecar dengan 18 pertanyaan.

    Selain Ogie, dari informasi yang dihimpun beritajatim.com, ada dua bartender Cruz Lounge and Bar Vasa Hotel yang juga diperiksa.

    “Pertanyaannya seputar kronologis dan keikutsertaan mas Ogie saat itu, kemudian juga ditanya tentang kondisi dan lain sebagainya dari pra sampai dengan pasca kejadian (di Cruz Lounge and Bar Vasa Hotel Surabaya),” kata kuasa hukum Ogie, Renald Christoper, saat dihubungi beritajatim.com, Sabtu (30/12/2023).

    Menurut cerita yang disampaikan Ogie ke Renald, pada kejadian Ogie datang terlambat karena ada kegiatan di tempat lain. Saat itu posisi Ogie digantikan oleh additional untuk menghibur konsumen di Cruz Lounge Bar Vasa Hotel Surabaya.

    Saat ia datang ke lokasi, sudah ada minuman alkohol dalam karafe (teko kaca) di meja para personil Ogie and Friends. Minuman itu terus datang ke meja anak-anak band. Pukul 21.30 malam, Indro Purnomo datang bersama asistennya. Ia datang untuk meeting karena mendapatkan project sound untuk pelaksanaan acara tahun baru di Vasa Hotel.

    “Karena ramai dan mejanya gak cukup, pindahlah ke sofa, dimana kesembilan orang saksi korban itu kumpul,” imbuh Renald.

    Selama mengobrol, kesembilan orang juga minum alkohol yang ada di karafe. Saat itulah ada permintaan untuk membuat minuman sedikit strong. Oleh bartender Cruz Lounge Bar Vasa Hotel dibuatkanlah minuman kembali.

    “Terus sama bartender dibuatkanlah dengan diduga unsur-unsur zat yang berbahaya untuk tubuh,” tutur Renald.

    Usai minum miras yang diduga mengandung zat berbahaya itu, Ogie merasakan gejala awal yang sama dengan para korban. Ia mengaku tenggorokannya panas dan merasakan nyeri di dada sebelah kiri

    “Sampai sekarang kadang-kadang kambuh juga sih,” pungkas Renald. [ang/beq]

  • Polres Sumenep Ungkap Miras Oplosan Alkohol dan Obat Batuk

    Polres Sumenep Ungkap Miras Oplosan Alkohol dan Obat Batuk

    Sumenep (beritajatim.com) – Polres Sumenep mengungkap praktik penjualan minuman keras hasil oplosan dari obat batuk dengan alkohol.

    “Obat batuk ini dijual bebas. Kalau obat batuknya saja dikonsumsi sesuai aturan pakai tidak ada masalah. Tetapi ini kemudian disalahgunakan untuk bahan miras oplosan,” kata Kapolres Sumenep, AKBP Edo Satya Kentriko, Sabtu (30/12/2023).

    Ia mengungkapkan, obat batuk yang digunakan dalam bentuk tablet. Obat itu kemudian dioplos dengan dan air mineral. Apabila dikonsumsi, akan menimbulkan efek halusinasi.

    Karena itu, pihaknya pun mengamankan obat batuk dan alkohol yang disalahgunakan ini, kemudian menangkap 1 tersangka pelaku pembuat minuman oplosannya.

    “Kami menyita 3 dos besar obat batuk dan 10 botol alkohol. Alkohol 70 persen ini semestinya penggunaannya untuk antiseptik. Tetapi malah disalahgunakan untuk campuran minuman oplosan yang memabukkan,” ujarnya.

    Selain bahan minuman oplosan, Polres Sumenep juga menyita 500 botol minuman keras yang dijual tanpa ijin di beberapa toko di wilayah Kecamatan Kota, Saronggi, dan Bluto.

    “Bagi toko yang menjual kami kenakan tipiring. Mereka juga menandatangani surat pernyataan kesediaan untuk tidak menjual miras lagi,” pungkas Edo. [tem/beq]

  • Penembakan Warga Sampang, Polisi Sudah Periksa 13 Saksi

    Penembakan Warga Sampang, Polisi Sudah Periksa 13 Saksi

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus penembakan warga Sampang oleh orang tak dikenal masih dalam penanganan Kepolisian. Sejauh ini, polisi telah memeriksa 13 saksi, mulai dari yang melihat kejadian, keluarga, serta tetangga korban.

    Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto mengatakan, dari hasil pemeriksaan 13 saksi dan analisa IT yang sudah dikirim ke Mabes Polri, sudah ada petunjuk. Saat ini sedang dikembangkan oleh Dirkrimum dan jajarannya.

    “Mudah-mudahan doakan dalam waktu dekat ini bisa terungkap dengan baik, di awal Januari 2024 nanti, tersangka sudah diketahui,” ujar Imam, Jumat (29/12/2023).

    Menurut Imam, indikasi pelaku sebanyak satu orang. Meski meski ada dua peluru yang bersarang di tubuh korban.

    “Walaupun ada peluru dua, jadi sementara kami indikasikan yang menembak satu orang. Kita tunggu saja,” ujarnya.

    Terkait motif pelaku, Imam menyebut belum dapat diketahui. Ini lantaran pelaku penembakan belum ditangkap.

    “Tapi sejauh ini, tidak ada hubungannya dengan persoalan politik. Kesimpulan sementara kami, itu,” ujarnya.

    Untuk jenis senjata, kata Imam, pelaku menggunakan senapan pendek kaliber 22. Dia mendasarkan hal tersebut dari hasil analisa Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor).

    Kaliber itu bisa senjata sejenis revolver, bisa rakitan. “Pistol juga ada rakitan kaliber 22. Tapi, di TKP tidak ditemukan selongsong. Yang diketemukan adalah anak pelurunya,” ungkap Imam. [uci/beq]

  • Ledakan Mortir di Bangkalan, Tujuh Orang Diamankan

    Ledakan Mortir di Bangkalan, Tujuh Orang Diamankan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Polres Bangkalan mengamankan tujuh orang terkait ledakan mortir yang terjadi di Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (29/12/2023). Akibat ledakan tersebut, satu orang tewas dan lima orang lainnya mengalami luka-luka.

    Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya mengatakan, tujuh orang yang diamankan terdiri dari pekerja pemotongan besi di gudang, pembeli dan penjual mortir, serta empat orang penyelam yang diduga mendapatkan mortir itu dari laut.

    “Tujuh orang itu terdiri dari pekerja pemotongan besi di gudang, pembeli dan penjual mortir, serta empat orang penyelam yang diduga mendapatkan mortir itu dari laut,” kata Febri dalam keterangannya, Sabtu (30/12/2023).

    Febri menjelaskan, ledakan mortir dipicu adanya proses pengerjaan di gudang besi tua di Desa Banyuajuh. Saat itu, para pekerja dikagetkan dengan adanya kebakaran api dan tak lama kemudian disusul ledakan hebat.

    “Informasinya, sebanyak tiga buah mortir meledak dan satu meluncur ke pelabuhan Kamal,” kata Febri.

    Febri mengatakan, polisi masih mendalami kasus ledakan mortir tersebut. Polisi juga masih melakukan olah TKP di lokasi untuk mengungkap dan memperkuat bukti-bukti lain. [sar/beq]

  • Tragedi Vasa Hotel Diduga Bukan Kelalaian, 3 Tewas Diracun?

    Tragedi Vasa Hotel Diduga Bukan Kelalaian, 3 Tewas Diracun?

    Surabaya (beritajatim.com) – Renald Christoper, Kuasa hukum korban dugaan keracunan di Vasa Hotel mengungkap tragedi yang menewaskan 3 orang disinyalir bukan karena kelalaian saja. Hal itu diungkap usai salah satu saksi diperiksa oleh penyidik Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.

    “Secara kesimpulan, ini disinyalir memang bukan sekadar kelalaian belaka dan kita masih mendalami itu, dari alat bukti dan kesaksian yang lainnya. Cuma yang pasti ini disinyalir bukan kelalaian saja,” kata Renald saat dikonfirmasi beritajatim.com, Sabtu (30/12/2023).

    Terkait adanya kemungkinan para korban diracun, Renald menjelaskan sampai saat ini pihaknya masih mengumpulkan bukti. Nantinya ia akan mengungkap hasil temuan dari tim kuasa hukum.

    “Kita nanti akan pembuktian. Cuma kita masih kumpulkan (bukti-bukti) semuanya sih mas,” imbuhnya.

    Renald menjelaskan, berdasarkan  cerita korban selamat, para personel Ogie and Friends sudah minum miras sejak ia datang. Ogie telat datang karena ada kegiatan di tempat lain. Ketika Ogie datang, minuman dalam Karafe terus berdatangan ke meja personel band.

    Pukul 21.30, Indro Purnomo datang bersama asistennya. Diketahui, Indro adalah bos sound sistem yang memiliki kontrak dengan Vasa Hotel untuk acara tahun baru.

    Karena meja anak band terlalu kecil, Indro Purnomo berinisiatif memesan satu buah sofa. Disitulah Indro Purnomo dan personel band minum miras.

    “Di situ mereka ngobrol sambil minum. Di karafe ke berapa, itu si almarhum dari pengakuannya Ogie itu dia minta strong.
    Terus sama bartender dibuatkanlah dengan diduga unsur-unsur zat yang berbahaya untuk tubuh,” tuturnya.

    Renald berharap bahwa kasus ini bisa diungkap sejelas-jelasnya. Apalagi sampai 3 orang tewas dalam tragedi Vasa Hotel. Ia menegaskan bahwa dari kasus ini, ia mensinyalir bukan murni kelalaian.

    “Sekali lagi, dari kasus ini kami kuasa hukum mensinyalir bahwa ini bukan murni kelalaian. Kami serahkan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian sih mas,” tutupnya. [ang/beq]