Laras Faizati Dituntut 1 Tahun Penjara: Sangat Tidak Adil!
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Laras Faizati merasa tidak adil setelah jaksa penuntut umum (JPU) menuntut dia dengan hukuman pidana penjara selama satu tahun.
Menurut dia, tindakannya yang disebut menghasut massa untuk melakukan tindakan anarkistis hanyalah bentuk ungkapan kemarahan dan kekecewaannya.
Terlebih ada kejadian pelindasan terhadap Affan Kurniawan, seorang tulang punggung keluarga sama seperti dirinya.
“Aku telah direncana untuk dituntut selama satu tahun. Rasanya sangat amat tidak adil, hanya karena saya seorang masyarakat, seorang perempuan yang mengekspresikan, bersuara tentang kekecewaan saya dan kemarahan dan juga kesedihan yang saya rasakan melihat peristiwa yang sangat nahas, yaitu meninggalnya almarhum Affan Kurniawan di tangan kepolisian, yaitu instansi yang seharusnya melindungi kita,” tutur Laras usai sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (24/12/2025).
Laras menilai, tuntutannya ini lebih berat dibandingkan anggota Korps Brimob Polri yang menewaskan Affan.
Adapun pengemudi kendaraan taktis (rantis) yang melindas Affan, Bripda Rohmat, dijatuhkan hukuman etik demosi selama tujuh tahun.
Sementara itu, atasannya Komandan Batalyon A Resimen 4 Pasukan Pelopor Korps Brimob Polri, Kompol Cosmas dijatuhkan hukuman pemberhentian tidak dengan terhormat (PTDH).
“Saya malah harus dituntut dan harus mendekam di penjara jauh lebih lama daripada oknum-oknum yang melindas dan membunuh. Saya tidak membunuh, saya tidak melakukan kejahatan,“ kata Laras.
Meskipun begitu, Laras masih menaruh harapan besar terhadap majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Ia akan melanjutkan persidangan dengan agenda penyampaian pleidoi atau pembelaan.
“Walaupun saya merasa sangat tidak adil ya, tapi kita masih ada dua sidang lagi, masih ada sidang pleidoi dan juga vonis. Semoga mohon doanya juga semuanya ada keadilan dan kebenaran akan berdiri di sisi saya,” kata dia.
Jaksa telah menuntut Laras dengan hukuman pidana penjara selama satu tahun setelah dinyatakan telah memenuhi unsur-unsur pelanggaran Pasal 161 ayat 1 KUHP.
“Menuntut agar majelis hakim menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa
Laras Faizati
Khairunnisa dengan pidana penjara selama satu tahun,” kata jaksa di muka persidangan, Rabu.
“Dikarenakan seluruh unsur dakwaan alternatif keempat Pasal 161 ayat 1 ke-1 KUHP tersebut telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum, pelakunya adalah Terdakwa Laras Faizati Khairunnisa, maka Penuntut Umum berkesimpulan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai Pasal 161 ayat 1 ke-1 KUHP,” tutur jaksa.
Adapun unsur yang dimaksud meliputi pengakuan Laras yang membenarkan telah mengunggah empat konten instagram story yang disebut jaksa mengandung penghasutan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Blog
-
/data/photo/2025/12/24/694b8e167e96b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Laras Faizati Dituntut 1 Tahun Penjara: Sangat Tidak Adil! Megapolitan 24 Desember 2025
-

Polisi Sterilisasi 90 Gereja di Sidoarjo Jelang Natal
Polresta Sidoarjo memastikan keamanan gereja-gereja menjelang natal. Sebanyak 90 gereja dilakukan sterilisasi secara bergiliran.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, petugas tidak menemukan adanya benda mencurigakan maupun barang berbahaya, termasuk bahan peledak.
-

Negara Rugi Rp1,44 Miliar, Kejari Pacitan Tetapkan Dua Tersangka Korupsi Proyek Banjir Grindulu
Pacitan (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Pacitan resmi menetapkan dua tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek penanganan banjir Sungai Asem Gandok Grindulu beserta anak sungainya di Kecamatan Arjosari. Akibat penyimpangan proyek tersebut, negara ditaksir mengalami kerugian sebesar Rp1,44 miliar.
Kedua tersangka masing-masing berinisial S, selaku Direktur PT CAPK Banyuwangi sebagai pelaksana proyek, serta T, Kepala Cabang PT WPU Jawa Timur yang bertindak sebagai konsultan supervisi.
Kepala Kejaksaan Negeri Pacitan, Budi Nugraha, mengungkapkan penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik menemukan bukti kuat adanya penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, meski seluruh pekerjaan telah dibayarkan 100 persen.
“Berdasarkan hasil penyidikan, ditemukan ketidaksesuaian antara perencanaan, pelaksanaan teknis, hingga spesifikasi pekerjaan di lapangan,” ujar Budi Nugraha, Rabu (24/12/2025).
Proyek yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2021 tersebut memiliki nilai realisasi pekerjaan sebesar Rp9,52 miliar, dengan nilai jasa konsultan supervisi mencapai Rp890,4 juta. Namun, dalam pelaksanaannya, sejumlah pekerjaan tidak sesuai kontrak dan fungsi pengawasan dinilai tidak berjalan sebagaimana mestinya.
“Dalam pekerjaan konsultansi supervisi, sejumlah tenaga ahli dan tenaga pendukung tidak menjalankan tugasnya, tetapi pembayaran tetap dilakukan penuh tanpa adanya addendum,” jelasnya.
Berdasarkan hasil perhitungan ahli, penyimpangan tersebut menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar Rp1,44 miliar. Hingga kini, penyidik telah memeriksa 47 orang saksi dan satu orang ahli, serta menyita ratusan dokumen, barang elektronik, hingga alat berat yang diduga berkaitan dengan perkara.
“Kami pastikan proses penegakan hukum berjalan profesional dan transparan. Tidak ada kompromi terhadap tindak pidana korupsi, terlebih yang merugikan keuangan negara,” tegas Budi.
Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dan telah ditahan selama 20 hari di Rutan Kelas IIB Pacitan guna kepentingan penyidikan lanjutan. Kejaksaan memastikan proses pendalaman perkara masih terus dilakukan. (tri/kun)
-

Dampak kalau Industri Otomotif yang Lagi Berdarah-darah Tak Diselamatkan
Jakarta –
Industri otomotif Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Daya beli masyarakat terhadap kendaraan baru melemah. Penjualan anjlok dibanding tahun lalu. Dampaknya ngeri kalau industri otomotif tak diselamatkan.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara kumulatif, wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) periode Januari-November 2025 mencapai 710.084 unit. Padahal, periode yang sama tahun lalu bisa tembus 785.917 unit. Artinya ada penurunan pasar sebesar 9,6 persen.
Kemudian retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen), angkanya mencapai 739.977 unit selama 11 bulan tahun ini. Periode yang sama tahun lalu itu tembus 807.586 unit, ada penurunan 8,4 persen.
Di tengah lesunya pasar otomotif Indonesia tahun ini, pemerintah berencana tak melanjutkan insentif untuk industri otomotif. Baru-baru ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap bahwa insentif yang kini dinikmati sejumlah produsen tak bakal berlanjut pada tahun 2026. Kata Airlangga, anggaran yang tadinya diberikan untuk insentif mobil listrik itu bakal dialihkan buat pengembangan mobil nasional.
“Anggaran insentif mobil listrik mau dialihkan ke mana? Anggarannya tentu kita punya perencanaan mobil nasional (fokus pada mobil nasional-Red), sehingga kita bisa belajar sebetulnya dari VinFast,” kata Airlangga.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, Indonesia saat ini memiliki kapasitas produksi kendaraan sebanyak 2,3 juta unit. Namun, dari kapasitas produksi yang lebih dari 2 juta unit per tahun itu, utilisasinya hanya separuhnya. Tahun ini saja, produksi kendaraan untuk pasar domestik diproyeksi hanya 800 ribu unit, ditambah ekspor 500 ribu unit, jadi total produksinya cuma 1,3 juta unit, dari total kapasitas 2,3 juta unit.
“Jadi sudah mendekati 50 persen utilisasi, dan ini tentunya angka yang kurang baik ya bagi industri karena kalau break even pointnya 50 persen, ini sudah mendekati break even point. Kalau nanti runningnya di bawah break even point, kita khawatirkan akan terjadi efisiensi tenaga kerja di sektor otomotif,” kata Bob dikutip CNBC Indonesia.
“Tentunya ini hal yang tidak kita inginkan. Jadi ke depan ini industri otomotif ini harus didorong ya supaya tumbuh. Karena apa? Karena industri otomotif ini industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Kemudian juga berorientasi ekspor dan ekspornya nih ekspor bernilai tambah tinggi karena ada teknologinya di dalamnya. Jadi patut untuk didukung. Bahkan di banyak negara termasuk di Indonesia industri otomotif ini menjadi leading economic indicators. Indikator yang menunjukkan bagaimana ekonomi kita ke depan. Jadi itulah yang menjadi konsern kita untuk tahun depan agar otomotif ini didorong dan didukung ya,” sambungnya.
Investor Bisa Beralih ke Tetangga
Bob juga mengkhawatirkan, jika industri otomotif yang sedang berdarah-darah ini tidak ‘diselamatkan’, investor akan kabur. Dikhawatirkan investor lari ke negara tetangga seperti Malaysia.
“Karena investasi ini sangat melihat perkembangan pasar. Jadi kalau pasarnya berkembang, investasi masuk. Tapi kalau pasarnya turun terus investasi akan menjauh,” ujarnya.
“Ini yang saya khawatirkan, tahun 2025 ini penjualan domestik otomotif di Indonesia ini mungkin sudah sama dengan Malaysia. Kalau situasi ini berlanjut terus, nanti investasinya akan masuk ke Malaysia, bukan ke Indonesia. Ya, itu yang harus kita perhatikan bersama,” sambungnya.
Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) baru saja merilis data penjualan kendaraan bermotor di negaranya. Jika diakumulasi sepanjang 2025 dari Januari sampai November, penjualan mobil di Malaysia mencapai 727.836 unit. Angka itu turun tipis, hanya terpaut 1,15 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 736.317 unit.
Jika dibandingkan, penurunan penjualan mobil di Indonesia jauh lebih dalam dibanding di Malaysia. Penjualan retail sales otomotif di Indonesia sepanjang Januari-November 2025 turun 8,4 persen. Sedangkan di Malaysia penurunannya hanya 1 persen.
(rgr/dry)
-

16.078 Napi Dapat Remisi Natal, 174 Langsung Bebas
Jakarta –
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memberikan Remisi Khusus Natal kepada 15.927 warga binaan atau narapidana yang beragama Kristen dan Katolik. Ada juga 151 anak binaan yang mendapat Pengurangan Masa Pidana Khusus (PMPK) Natal. Dari jumlah itu, 174 napi langsung bebas.
“Ini bukan sekadar pengurangan masa pidana, tetapi merupakan bentuk apresiasi atas prestasi, dedikasi, dan kedisiplinan dalam mengikuti pembinaan. Ini instrumen pembinaan untuk mendorong perilaku yang lebih baik, memperkuat motivasi, serta menyiapkan Warga Binaan agar siap kembali dan berperan positif di tengah masyarakat,” kata Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, dalam keterangannya, Rabu (24/12/2025).
Agus menyebut pemberian remisi Natal juga mencerminkan penerapan prinsip keadilan dan nondiskriminasi, sekaligus penguatan kepentingan terbaik bagi anak binaan. Menurutnya, kebijakan ini turut membantu menciptakan iklim pembinaan yang lebih kondusif serta mengurangi kepadatan di Lembaga Pemasyarakatan dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak.
Sesuai dengan tema Natal 2025 ‘Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga’, Agus juga berpesan agar warga binaan menjadikan keluarga sebagai motivasi agar tetap berada di jalan Tuhan dan terus memperbaiki diri.
“Bertanggung jawablah atas semua perbuatan yang dilakukan. Bertanggung jawab terhadap istri, anak, suami, dan orang tua. Jangan sampai berbuat yang merugikan mereka, apalagi mengulangi kesalahan yang sama,” ucap Agus.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menjelaskan para penerima remisi khusus dan PMPK telah memenuhi persyaratan administratif dan substantif sesuai aturan perundangan-undangan yang berlaku. Selain itu, prosesnya dilakukan sesuai mekanisme yang akuntabel dan transparan.
“Seluruh penerima remisi dan Pengurangan Masa Pidana Khusus Natal merupakan warga binaan yang berkelakuan baik, aktif mengikuti program pembinaan, dan menunjukkan penurunan risiko,” ujar Mashudi.
(fas/dhn)
-

Bukan Cuma 5, Peneliti Ungkap Manusia Punya Lebih dari 30 Indra
Jakarta –
Selama ini banyak orang mengenali lima indra manusia yang paling umum disebut panca indra, meliputi mata penglihatan, kulit peraba, lidah perasa, telinga pendengar, dan hidung penghirup. Namun, peneliti modern mengungkapkan sebenarnya manusia punya lebih dari 30 indra.
Peneliti dari University of London, Barry Smith menjelaskan pengalaman manusia bersifat multisensori. Menurutnya, manusia tidak melihat, mendengar, menghirup, menyentuh, atau merasa secara terpisah. Semuanya menjadi satu kesatuan yang utuh.
“Apa yang kita rasakan memengaruhi apa yang kita lihat, dan apa yang kita lihat memengaruhi apa yang kita dengar. Aroma tertentu dalam sampo, misalnya, bisa memengaruhi persepsi kita terhadap tekstur rambut. Wangi mawar dapat membuat rambut terasa lebih halus dan lembut,” kata Barry, dikutip dari Science Alert, Rabu (24/12/2025).
“Kolaborator jangka panjang saya, Profesor Charles Spence dari Crossmodal Laboratory di Oxford, mengatakan bahwa rekan-rekannya di bidang neurosains percaya manusia memiliki antara 22 hingga 33 indra,” sambungnya.
Beberapa indra lain yang dimaksud seperti propriosepsi, yang memungkinkan manusia mengetahui posisi anggota tubuh tanpa perlu melihatnya. Selain itu juga ada indra keseimbangan yang melibatkan sistem vestibular di saluran telinga, penglihatan dan propriosepsi.
Kemudian ada indra interosepsi, sebuah kemampuan merasakan perubahan dalam tubuh sendiri. Misalnya, ketika ada peningkatan detak jantung atau munculnya lapar.
“Kita juga memiliki indra keagenan saat menggerakkan tubuh, sebuah perasaan bahwa kitalah yang mengendalikan gerakan tersebut. Pada pasien stroke, indra ini kadang menghilang, hingga mereka merasa seolah-olah orang lain yang menggerakkan lengan mereka,” ceritanya.
Kemudian ada indra kepemilikan. Barry mengatakan pada beberapa pasien stroke, mereka merasa tangannya bukan miliknya, meski mereka masih dapat merasakan sentuhan di sana.
Sebagian indra yang umum, menurut Barry sebenarnya juga gabungan dari beberapa indra. Misalnya sentuhan yang sebenarnya mencakup rasa sakit, suhu, gatal, dan sensasi taktil.
Lalu, saat mencicipi makanan, tiga indra sebenarnya juga terlibat, yaitu sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Ketiganya sama-sama membentuk rasa makanan dan minuman.
“Pengecapan itu memungkinkan kita kenal dengan rasa asin, manis, asam , pahit, dan umami. Lalu bagaimana dengan mangga, melon, atau raspberry? Kita tidak punya reseptor raspberry di lidah,” ujar Barry.
“Rasa raspberry bukan dari gabungan manis, asam, dan pahit. Kita merasakannya melalui kerjasama lidah dan hidung. Indra penciuman menyumbang porsi terbesar dari apa yang kita sebut dengan ‘rasa’,” sambungnya.
Penglihatan juga dipengaruhi oleh sistem vestibular. Ketika berada di pesawat yang sedang take-off, tubuh merasa bagian depan pesawat lebih tinggi dari posisi tubuh, meski sebenarnya kelihatannya sama saja ketika pesawat masih di daratan.
Apa yang dilihat merupakan gabungan antara penglihatan dan sinyal dari saluran telinga yang memberitahu bahwa tubuh sedang condong ke belakang.
“Di sekitar kita selalu ada banyak hal yang menunjukkan betapa rumitnya kerja indra, asal kita mau berhenti sejenak dan benar-benar merasakannya. Jadi, lain kali ketika berjalan di luar atau menikmati makanan, luangkanlah waktu sejenak untuk menghargai bagaimana indra-indra Anda bekerja bersama, membantu Anda merasakan seluruh pengalaman tersebut,” tandas Barry.
Halaman 2 dari 3
(avk/kna)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5110634/original/065338100_1737977357-ciwidey_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5454551/original/088793600_1766562343-petugas_sampah_kota_bdg_1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/14/684d24cd91ab6.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5454499/original/056210600_1766561044-banjir_cirebon.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)