Blog

  • Viral Ibu Rumah Tangga Diterkam Buaya saat Mandi di Pantai, Begini Kronologinya

    Viral Ibu Rumah Tangga Diterkam Buaya saat Mandi di Pantai, Begini Kronologinya

    JABAR EKSPRES – Kamu pasti kaget dan sedih mendengar kabar ini. Tragedi memilukan terjadi di Pulau Tello, Nias Selatan, ketika seorang ibu rumah tangga, Nurhawati Zihura (46), diterkam buaya saat mandi di pantai belakang rumahnya. Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan warga setempat.

    Kami mencoba menggali lebih jauh untuk memahami peristiwa ini. Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, termasuk unggahan akun Instagram @folkshittmedia, detik-detik ibu rumah tangga diterkam buaya saat mandi di Pantai.

    Dalam video tersebut, terlihat Nurhawati dalam gigitan seekor buaya muara yang menyeretnya ke pantai. Teriakan panik warga yang menyaksikan kejadian itu terdengar jelas, membuat suasana semakin mencekam.

    BACA JUGA: WAJIB Klaim Rp379.000 Khusus Pendaftar Baru dari Aplikasi Penghasil Uang 2024

    Kronologi Kejadian

    Pagi itu, sekitar pukul 11:00 WIB, Nurhawati memutuskan pergi ke pantai yang berjarak sekitar 15 meter dari rumahnya.

    Seorang saksi sempat menanyakan alasannya mandi di laut pada pagi hari, dan Nurhawati menjawab bahwa ia ingin “melepaskan penyakit.”

    BACA JUGA: Akun Baru “WITHDRAW” Rp825.000 di Aplikasi Penghasil Uang Termudah Ini

    Tidak lama setelah itu, warga melihat seekor buaya muara mendekat dari jarak sekitar satu meter. Teriakan warga yang memperingatkan bahaya terlambat menghentikan serangan buaya.

    Nurhawati diterkam dan diseret ke dalam air. Warga yang panik mencoba menyelamatkannya dengan melempar ayam untuk mengalihkan perhatian buaya. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil hingga petugas datang dan berhasil melumpuhkan buaya dengan tembakan.

    Buaya yang Sudah Lama Berkeliaran

    Warga sekitar menyebutkan bahwa buaya tersebut sudah lama terlihat berkeliaran di sekitar pantai. Namun, tak ada yang menyangka bahwa hewan tersebut akan menyerang manusia.

  • Polisi Ungkap Alasan Kasus Penganiayaan oleh Anak Bos Toko Roti Lamban

    Polisi Ungkap Alasan Kasus Penganiayaan oleh Anak Bos Toko Roti Lamban

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly merespons soal sorotan lamanya penanganan kasus dugaan penganiyaan yang dilakukan oleh anak bos toko roti dengan inisial GSH kepada salah satu karyawan, yaitu DAD.

    Nicolas mengklaim pihaknya telah menangani kasus ini sejak sebelum viral. Namun memang, dia mengakui penanganan kasus terkesan lama karena ada standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilalui dalam proses penyidikan itu sendiri.

    Tak hanya itu, Nicolas mengemukakan pihaknya menangani kasus ini layaknya seperti kasus-kasus pidana umum biasa, lantaran saat DAD melapor pada 18 Oktober 2024, tidak melampirkan sejumlah bukti seperti foto-foto dan video yang viral saat ini.

    “Kalau memang ada bukti yang seperti viral ini, kasus ini kan cepat. Kita tanganinya pasti cepat. Karena awal mulanya itu tidak dilengkapi dengan bukti-bukti foto dan juga video yang sekarang viral,” ujarnya seusai menghadiri RDP dengan Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (17/12/2024).

    Nicolas melanjutkan, saat DAD datang melapor ke Polres Metro Jakarta Timur, lukanya sudah terlihat bersih karena sebelumnya sudah berobat ke klinik terlebih dahulu.

    “Jadi pada saat datang, korban kita lihat normal, memang ada bukti luka. Dan selanjutnya kami mengantar korban untuk visum. Jadi sekarang kami menunggu hasil visum, hasil fair dari ahli,” tutur dia.

    Tak sampai di situ saja, dia juga menyampaikan proses penanganan kasus ini terkesan lambat karena saksi tidak menghadiri permintaan pemeriksaan yang dilayangkan kepolisian.

    “Saksi itu ada keperluan-keperluan lain dan mengulur-ngulur waktu, sehingga terjadi kelambatan dalam penanganan kasus ini. Kami selaku penyidik mohon maaf atas keterlambatan proses penyidikan ini. Bukan karena keinginan kami tapi ada juga hal-hal non teknis yang kami hadapi,” ujarnya.

  • Adian PDIP Sebut Harun Masiku Produk dari Fatwa MA yang Ambigu

    Adian PDIP Sebut Harun Masiku Produk dari Fatwa MA yang Ambigu

    loading…

    Wasekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu dalam program Rakyat Bersuara bertajuk Kasus Keramat Harun Masiku, Siapa Yang Dituju?, Selasa (17/12/2024). FOTO/TANGKAPAN LAYAR iNews

    JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) Adian Napitupulu menyebut Harun Masiku merupakan produk dari putusan dan fatwa Mahkamah Agung (MA) yang ambigu. Harun Masiku merupakan buronan kasus suap Pergantian Antar Waktu (PAW) yang ditangani KPK.

    Adian mengatakan, Harun Masiku mengikuti prosedur awalnya dengan melakukan uji materiil di MA. Bahkan, keputusan atas uji materil itu diminta kembali agar MA mengeluarkan fatwa.

    “Fatwa itu masih ambigu. Nah ambiguitas ini membuat dia akhirnya menjadi orang jahat,” kata Adian dalam program Rakyat Bersuara bertajuk ‘Kasus Keramat Harun Masiku, Siapa Yang Dituju?’, Selasa (17/12/2024).

    Menurut Adian, dengan bermodalkan keputusan dan fatwa yang dinilai ambigu, menjadi langkah bagi Harun Masiku untuk meminta rekomendasi partai. Rekomendasi itu pun diberikan dengan melihat fatwa dan putusan MA itu.

    “Dengan putusan ambigu, dengan fatwa ambigu, dan rekomendasi partai, dia datang ke KPU, kayaknya saya deh. KPU punya sikap lain, menetapkan orang lain. Berikutnya, kalau kamu mau ditetapkan bayar, dia bayar,” ujarnya.

    “Andaikata keputusan MA tidak banci, andaikata keputusan fatwa Mahkamah Agung tidak banci, ada nggak Harun Masiku? Nggak ada. Jadi Harun Masiku itu produk apa? Produk dari ketidakpastian hukum kita sendiri, produk dari ambigu keputusan MA, dan produk ambiguitas fatwa MA,” katanya.

    (abd)

  • Korupsi Dana CSR, KPK Geledah Ruang Gubernur Bank Indonesia

    Korupsi Dana CSR, KPK Geledah Ruang Gubernur Bank Indonesia

    JABAR EKSPRES – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di salah satu ruangan Bank Indonesia (BI). Yakni ruang Gubernur BI, Perry Warjiyo.

    Ini disampaikan Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK Rudi Setiawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (17/12/2024) malam. “Di sana ada beberapa ruangan yang kita geledah, diantaranya adalah ruang Gubernur BI.”

    Adapun penggeledahan tersebut dilakukan penyidik KPK dalam upaya mencari bukti-bukti kasus dugaan korupsi dana corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI). “Kami mencari bukti-bukti berupa dokumen dan yang lain-lain yang terkait dengan dugaan kami,” kata dia.

    BACA JUGA:Kasus Korupsi Dana CSR BI, KPK Tetapkan 2 Tersangka

    Dalam aksinya tersebut, penyidik KPK mengamankan sejumlah dokumen dan alat elektronik sebagai barang bukti. Nantinya, berbagai barang bukti yang disita tersebut akan dikonfirmasi melalui pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.

    Untuk diketahui, KPK saat ini tengah menggelar penyidikan terkait dugaan korupsi dana corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia.

    Sebagai upaya pengumpulan alat bukti, tim penyidik komisi antirasuah telah melakukan penggeledahan di kantor pusat Bank Indonesia, Senin (16/12) malam.

    Rudi menyebut, penyidik KPK masih akan melakukan penggeledahan di lokasi yang disinyalir menyimpan barang bukti lain, terkait kasus penyelewengan tersebut.

    BACA JUGA:Segera Klaim Kode Redeem FC Mobile Terbaru Sekarang Juga Dan Lengkapi Skuad Kamu Dengan Hadiah-Hadiah Keren Ini!

    Terpisah Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso membenarkan informasi mengenai penggeledahan oleh komisi antirasuah tersebut.

    “Bank Indonesia menerima kedatangan KPK di Kantor Pusat Bank Indonesia Jakarta pada tanggal 16 Desember 2024. Kedatangan KPK ke Bank Indonesia untuk melengkapi penyidikan terkait dengan dugaan penyalahgunaan CSR Bank Indonesia yang disalurkan,” tuturnya.

    Kemudian, ia memastikan pihaknya akan menghormati dan menyerahkan proses hukum yang dilaksanakan KPK sepenuhnya. Dan Bank Indonesia akan mendukung upaya-upaya penyidikan dengan bersikap kooperatif.

  • Video Nasib Pegi Setiawan Disorot setelah PK Kasus Vina Ditolak, Bisa Dijadikan Tersangka Lagi? – Halaman all

    Video Nasib Pegi Setiawan Disorot setelah PK Kasus Vina Ditolak, Bisa Dijadikan Tersangka Lagi? – Halaman all

    Pegi Setiawan terancam ditangkap dan dijadikan tersangka lagi akibat penolakan Peninjauan Kembali (PK) terpidana kasus Vina.

    Tayang: Rabu, 18 Desember 2024 10:36 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Pegi Setiawan terancam ditangkap dan dijadikan tersangka lagi akibat penolakan peninjauan kembali (PK) terpidana kasus Vina.

    Jika PK ditolak, otomatis kasus ini akan kembali dinilai sebagai pembunuhan, bukan kecelakaan murni.

    Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyebut Pegi berpotensi untuk ditangkap dan dijadikan tersangka lagi.

    Pasalnya, sidang yang dijalani Pegi beberapa waktu lalu bukan untuk membuktikan apakah ia melakukan pembunuhan atau tidak.

    “Berkat putusan PK ini maka sah sudah bahwa Eky dan Vina meninggal akibat dibunuh, bahkan Vina sudah menjadi korban rudapaksa. Kita sebagai warga negara yang baik harus menganggukan kepala terhadap simpulan semacam itu yang sudah diperteguh oleh PK,” kata dia dikutip dari Youtube Diskursus Net, Selasa (17/12/2024).

     

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kabar Duka, Michael Jonan, Adik Ignasius Jonan Meninggal Dunia

    Kabar Duka, Michael Jonan, Adik Ignasius Jonan Meninggal Dunia

    Liputan6.com, Bandung – Kabar duka datang dari mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia (ESDM) Ignasius Jonan. Melansir dari media sosial resminya, sang adik Michael Jonan (48) dikabarkan meninggal dunia.

    “Too young to depart. Selamat jalan adikku, 1976-2024. Engkau akan menghadap Tuhan Sang Pencipta dan tinggal bersama di Surga,” tulisnya (@ignasius.jonan) pada Selasa (17/12/2024).

    Melalui unggahan tersebut, Ignasius turut membagikan foto kenangannya bersama sang adik semasa hidup. Dia juga membagikan momen adiknya yang tengah bertemu dengan pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus ketika di Indonesia September lalu.

    Berdasarkan pantauan di media sosialnya, sejumlah rekan hingga pengikut Ignasius Jonan menyampaikan ucapan belasungkawa. Termasuk di antaranya mantan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto.

    “Kami dan keluarga turut berduka cita atas berpulangnya adinda dari Bapak @ignasius.jonan,” tulisnya (@hadi.tjahjanto).

    Saat ini belum ada informasi terkait waktu dan penyebab meninggalnya Michael Jonan. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam untuk keluarga, kerabat, serta orang-orang yang mengenalnya.

    Sebagai informasi, Michael Jonan merupakan salah satu dari lima bersaudara dalam keluarga Jonan. Adapun Ignasius Jonan merupakan anak sulung dari keluarga tersebut dan terdapat tiga saudara lainnya yaitu satu saudara laki-laki dan dua saudara perempuan.

  • Dipecat PDIP, Jokowi: Nanti Waktu yang akan Mengujinya

    Dipecat PDIP, Jokowi: Nanti Waktu yang akan Mengujinya

  • Cegah Stroke Tanpa Nyeri dengan Skrining USG Karotis di Mayapada Hospital

    Cegah Stroke Tanpa Nyeri dengan Skrining USG Karotis di Mayapada Hospital

    Jakarta

    Mencegah stroke lebih baik daripada mengobati, terutama bagi mereka dengan risiko tinggi seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat keluarga. Skrining rutin melalui USG Karotis dan Trans Kranial penting untuk mendeteksi penyempitan arteri sejak dini sebelum stroke menyerang.

    Pada umumnya, skrining stroke mencakup pemeriksaan laboratorium yang meliputi analisis gula darah, kadar kolesterol, lemak dalam darah, dan fungsi ginjal. Pemeriksaan-pemeriksaan ini membantu dalam mengidentifikasi faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke.

    Dr. dr. Cep Juli, Sp.N (K), Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurovaskular Neurotrauma di Mayapada Hospital Bandung menjelaskan USG Karotis adalah pemeriksaan non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk memeriksa aliran darah dan ketebalan dinding arteri karotis, mendeteksi penyempitan atau sumbatan akibat plak.

    “Pemeriksaan ini aman, jadi kita tidak perlu takut untuk melakukan USG Karotis karena ini bisa membantu kita terhindar dari stroke,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12/2024).

    Penyumbatan atau penyempitan arteri karotis biasanya disebabkan oleh penumpukan plak yang terdiri dari lemak, kolesterol, kalsium, dan zat lainnya dalam aliran darah. Kondisi ini dapat menghambat peredaran darah dan menyebabkan stroke iskemik.

    Sering kali, gangguan arteri karotis tidak menimbulkan gejala, sehingga pemeriksaan rutin sangat penting untuk mendeteksi masalah lebih awal dan menurunkan risiko stroke melalui penanganan yang cepat.

    Dokter Tri Wahyudi, Sp.S, FINS, FINA, Dokter Spesialis Neurologi Fellow Neurointervensi di Mayapada Hospital Tangerang menjelaskan USG Karotis disarankan untuk pasien dengan risiko tinggi seperti riwayat stroke ringan (TIA), hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau riwayat keluarga dengan stroke atau penyakit jantung.

    “Pemeriksaan ini juga dianjurkan jika ada pengerasan arteri atau bunyi abnormal pada arteri karotis,” tambahnya.

    USG Karotis, lanjut Dokter Tri Wahyudi, dilakukan dengan menempelkan transduser USG di kedua sisi leher secara bergantian. Gelombang suara yang dipancarkan alat ini diterjemahkan menjadi gambar di monitor. Proses ini berlangsung sekitar 30 menit dan tidak menimbulkan rasa nyeri.

    Mirip dengan USG Karotis, USG Trans Kranial merupakan metode non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk menilai ketebalan dinding arteri, mendeteksi penyempitan atau sumbatan, dan mengukur aliran darah di sirkulus Willis untuk mencegah kerusakan otak akibat penyumbatan.

    Dokter Silvester Christanto, Sp.S, Dokter Spesialis Neurologi di Mayapada Hospital Kuningan, mengatakan USG Trans Kranial dilakukan dengan menempatkan transducer di belakang kepala, pelipis, dan kelopak mata selama 30-60 menit tanpa rasa nyeri.

    Pemeriksaan ini dianjurkan untuk pasien dengan riwayat stroke, migrain, perdarahan subarachnoid, aneurisma, penyempitan pembuluh darah otak, tekanan tinggi di rongga otak, anemia sel sabit, dan gangguan dinding jantung pada anak.

    “USG Trans Kranial juga dapat dilakukan bagi pasien diabetes, hipertensi, perokok, penyakit jantung koroner, kolesterol tinggi, dan obesitas,” jelasnya.

    Kedua pemeriksaan tersebut memungkinkan deteksi dan penanganan gangguan arteri di otak dan karotis. Untuk kasus ringan hingga sedang, perubahan gaya hidup dan obat-obatan dapat digunakan untuk mengontrol tekanan darah dan kolesterol. Sedangkan pada kasus berat, tindakan bedah mungkin diperlukan.

    Pemeriksaan rutin USG Karotis atau Trans Kranial untuk mencegah stroke bisa dilakukan di rumah sakit dengan layanan neurologis terpadu, seperti Tahir Neuroscience Center di Mayapada Hospital. Pusat ini didukung oleh tim dokter multidisiplin, fasilitas unggul, dan alat medis terkini untuk deteksi dini, diagnosis, intervensi, bedah saraf, dan rehabilitasi.

    Tahir Neuroscience Center di Mayapada Hospital memiliki layanan Stroke Emergency 24 jam dengan protokol ‘door to needle’ kurang dari 60 menit untuk pasien stroke sumbatan. Layanan ini dapat diakses melalui fitur Emergency Call di aplikasi MyCare.

    Pusat ini juga berpengalaman menangani kasus kompleks seperti operasi tumor kepala dan tulang belakang minimal invasif, Trigeminal Neuralgia, Deep Brain Stimulation untuk Parkinson, dan operasi tumor tulang belakang.

    Melalui aplikasi MyCare, Anda dapat dengan mudah menjadwalkan skrining rutin atau konsultasi dengan dokter spesialis saraf untuk pencegahan stroke tanpa perlu antre. Selain untuk booking layanan rumah sakit, MyCare juga memiliki fitur Personal Health yang memantau aktivitas fisik dan kesehatan, serta Health Article & Tips yang menyajikan artikel edukasi dari dokter.

    Unduh MyCare di Google Play atau App Store dan dapatkan reward berupa poin untuk potongan harga layanan kesehatan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akn/ega)

  • 1 dari 6 Pengguna iPhone Membelot ke Samsung, Ini Alasannya

    1 dari 6 Pengguna iPhone Membelot ke Samsung, Ini Alasannya

    Jakarta

    Kecerdasan buatan (AI) kini jadi salah satu fitur unggulan ponsel flagship seperti iPhone dan Samsung Galaxy S series. Namun, apakah AI sudah menjadi fitur yang harus dimiliki saat membeli iPhone baru?

    SellCell, platform jual beli ponsel bekas, belum lama ini mengadakan survei tentang kepuasan pengguna iPhone dan Samsung terhadap fitur AI yang ada di ponselnya. Survei ini melibatkan 1.000 pengguna iPhone yang sudah mendukung Apple Intelligence dan 1.000 pengguna Samsung yang sudah mendukung Galaxy AI.

    Dari seluruh pengguna iPhone yang disurvei, 41,6% mengatakan mereka sudah menggunakan fitur-fitur Apple Intelligence. Sementara itu, 46,9% pengguna Samsung mengaku sudah menjajal Galaxy AI.

    Selisih 5% ini sepertinya disebabkan oleh Galaxy AI yang diluncurkan lebih awal ketimbang Apple Intelligence. Galaxy AI dirilis bersamaan dengan Galaxy S24 series pada Januari 2024, sedangkan Apple Intelligence baru tersedia di iOS 18.1 yang dirilis pada Oktober 2024.

    Meski adopsinya belum lama, pengguna iPhone dan Samsung sudah memiliki fitur AI favoritnya masing-masing. Fitur AI yang populer di kalangan pengguna iPhone antara lain ‘Writing Tools’ (72%), ‘ringkasan notifikasi’ (54%), ‘Priority Messages’ (44.5%), ‘Clean Up in Photos’ (29.1%), dan ‘Smart Reply’ (20.9%).

    Sementara itu, pengguna Samsung yang disurvei mengatakan fitur Galaxy AI yang sering mereka gunakan adalah ‘Circle to Search’ (82.1%), ‘Photo Assist’ (55.5%), ‘Chat Assist’ (28.8%), ‘Note Assist’ (17.4%), dan ‘Browsing Assist’ (11.6%).

    Meski begitu, sebagian besar pengguna iPhone dan Samsung mengaku tidak puas dengan fitur AI yang ditawarkan. 73% pengguna Apple Intelligence dan 87% pengguna Galaxy AI mengatakan fitur-fitur itu tidak memberikan nilai tambah terhadap pengalaman mereka saat menggunakan ponsel.

    Selain itu, 47,6% pengguna iPhone mengatakan AI merupakan faktor yang penting atau agak penting untuk dipertimbangkan saat membeli ponsel baru, sedangkan 23,7% pengguna Samsung menjawab hal yang sama, seperti dikutip dari SellCell, Rabu (18/12/2024).

    Terakhir, 1 dari 6 pengguna iPhone (16,8%) mengaku akan mempertimbangkan membelot ke Samsung jika kompetitornya menawarkan fitur AI yang lebih baik. Di sisi lain, hanya 9,7% pengguna Samsung yang siap beralih ke iPhone demi fitur yang lebih baik.

    Temuan ini cukup menarik mengingat loyalitas pengguna iPhone lebih tinggi dibandingkan pengguna Samsung, walaupun trennya cenderung menurun. Saat ini loyalitas pengguna iPhone mencapai 78,9% (turun dari 92% pada tahun 2021), dan loyalitas pengguna Samsung sebesar 67,2% (turun dari 74% pada tahun 2021).

    (vmp/vmp)

  • Ciri-ciri Sakit Kepala Aneurisma Otak, Dikeluhkan Dokter Azmi Sebelum Meninggal

    Ciri-ciri Sakit Kepala Aneurisma Otak, Dikeluhkan Dokter Azmi Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Influencer kesehatan Dokter Azmi meninggal dunia setelah mengalami pecah pembuluh darah otak akibat aneurisma. Sebelum meninggal, dokter berusia 35 tahun itu mengeluh sakit kepala hebat.

    Spesialis saraf dr Mursyid Bustami, SpS dari RS Pusat Otak Nasional mengatakan umumnya pasien aneurisma otak tidak mengeluhkan gejala sampai pembuluh darahnya pecah. Sakit kepala hebat merupakan ciri-ciri aneurisma otak sudah pecah yang harus segera mendapatkan pertolongan.

    “Sakit kepala akan dirasakan saat aneurisma pecah. Biasanya sakit kepala yang dirasakan sangat hebat, sering dikatakan pasien akan mengalami sakit kepala yang sangat hebat yang belum pernah dirasakan selama hidupnya,” kata dr Mursyid saat dihubungi detikcom, Rabu (18/12/2024).

    dr Mursyid mengatakan orang yang memiliki aneurisma pembuluh darah otak diibaratkan seperti membawa “bom waktu” yang berpotensi pecah pada waktu tertentu. Kadang kala, adanya aneurisma yang belum pecah ditemukan saat pasien menjalani pemeriksaan neuroimaging dalam rangka penanganan penyakit lain atau brain check-up.

    Kelainan pembuluh darah jarang sekali memperlihatkan adanya gejala apabila tidak pecah. Pecahnya pembuluh aneurisma pembuluh darah otak bisa terjadi secara mendadak dan tidak ada tanda-tanda yang mengawalinya.

    “Ada beberapa pemicu pecahnya aneurisma. Bisa karena hipertensi, naiknya tekanan dalam pembuluh darah otak saat seseorang mengedan, batuk hebat, emosi yang berlebihan dan aktivitas serupa lainnya,” tuturnya.

    Dikutip dari Healthline, gejala aneurisma otak yang pecah biasanya dimulai dengan sakit kepala yang tiba-tiba dan menyiksa. Hal ini disamakan dengan terbentur di kepala, yang mengakibatkan rasa sakit yang menyilaukan yang belum pernah dialami sebelumnya.

    Gejala lain dari aneurisma otak yang pecah juga cenderung muncul tiba-tiba dan dapat meliputi:

    merasa atau sedang sakitleher kaku atau nyeri lehersensitif terhadap cahayapenglihatan kabur atau gandakebingungan tiba-tibakehilangan kesadarankejang-kejangkelemahan pada satu sisi tubuh atau di anggota tubuh mana pun

    (kna/kna)