Blog

  • Isak Tangis Sambut Kedatangan Rombongan Bus Siswa SMPN 7 Mojokerto Pulang dari Outing Class

    Isak Tangis Sambut Kedatangan Rombongan Bus Siswa SMPN 7 Mojokerto Pulang dari Outing Class

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni

    TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO – Pasca insiden 13 siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak Pantai Drini, Gunung Kidul, rombongan siswa yang selamat dipulangkan menuju Kota Mojokerto.

    Iring-iringan mobil Patwal mengawal rombongan lima bus pariwisata yang mengantarkan 257 siswa dalam kegiatan outing class, kembali ke sekolah.

    Rombongan siswa disambut isak tangis keluarganya yang menunggu cemas di depan SMPN 7 Kota Mojokerto, pada Selasa (28/1/2025) pukul 21.04 WIB.

    Para orang tua tak kuasa menahan tangis ketika melihat anaknya turun dari bus menuju sekolahnya.

    Siswa turun dari bus di Jalan PB Sudirman, mereka berjalan menuju ke sekolah di Jalan Karyawan sekitar 400 meter disambut langsung oleh PJ Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro. 

    Sesampainya di sekolah, para siswa mengikuti doa bersama di halaman SMPN 7.

    Pj Ali Kuncoro, memberikan semangat dan motivasi kepada para siswa pasca musibah tersebut.

    “Saya hanya ingin memastikan bahwa adik-adik harus tetap semangat. Mungkin ini pengalaman kelam, tapi harus tetap semangat untuk menghadapi masa depan,” ucap Ali Kuncoro.

    Dirinya mengajak seluruh siswa doa bersama, untuk almarhum maupun siswa yang kini dirawat intensif di ICU (Intensive Care Unit) rumah sakit akibat terseret ombak Pantai Drini.

    “Mari kita doakan, siswa yang mengalami musibah tadi pagi dan mendoakan masih ada dua siswa yang kini dirawat di ICU rumah sakit,” pungkasnya.

     Usai doa bersama, para siswa dipulangkan diserahkan kepada orang tuanya yang sudah menunggu di depan sekolah.

  • Kondisi Pilu Bocah 10 Tahun Diduga Dianiaya Keluarganya di Nias, Kaki Patah namun Dibiarkan Saja

    Kondisi Pilu Bocah 10 Tahun Diduga Dianiaya Keluarganya di Nias, Kaki Patah namun Dibiarkan Saja

    TRIBUNJATIM.COM – Terungkap kondisi bocah 10 tahun diduga dianiaya keluarganya di Nias.

    Kisah sedih bocah tersebut mengalami cacat akibat kaki dipatahkan keluarga.

    Namun mirisnya justru dibiarkan saja.

    Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang bocah perempuan berusia 10 tahun diduga mengalami cacat pada kakinya diduga akibat penganiayaan oleh keluarga pamannya.

    Peristiwa tersebut disebut terjadi di Desa Hilikara, Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.

    Bocah 10 tahun itu mengalami patah kaki dan tangan.

    Berdasarkan informasi, orangtua dari bocah 10 tahun ini bercerai dan pergi entah kemana. 

    Video kondisi sang anak dibagikan akun X @neVerAlonely pada Senin (27/1/2025).

    Dalam postingan tersebut, dituliskan orangtua korban telah berpisah.

    Akhirnya, sang anak dititipkan kepada keluarga pihak ayah. Namun, nasibnya berakhir miris.

    Korban saat ini mengalami kecacatan pada kaki.

    Kaki korban disebut pernah dipatahkan oleh keluarga, namun dibiarkan.

    Alhasil, saat ini korban tak memiliki kaki yang sempurna.

    Beruntung para tetangga mem-viralkan kondisi sang anak sehingga kini korban dapat dievakuasi.

    “Adek cantik 3 tahun ini disiks4 selama bertahun2 oleh keluarga dari pihak ayahnya yaitu kakek, nenek, paman, dan tantenya. Sejak orang tuanya bercerai, dia tinggal dgn mereka. Dulu baru satu kaki yg di pat4hkan oleh om dan tantenya, namun karena msh kecil dia tdk bisa memberikan keterangan, kini kaki sebelahnya lagi yg di pat4hkan. Beruntung ada yg memviralkan sehingga adik ini sekarang dapat di evakuasi dari keluarga tersebut.”

    Kini Kapolres Nias Selatan, AKBP Ferry Mulyana Sunarya, akhirnya ikut turun tangan.

    AKBP Ferry Mulyana Sunarya mendatangi korban di UPTD Lolowau, Kabupaten Nias Selatan pada Senin (27/1/2025).

    Kapolres secara pribadi langsung menenangkan bocah tersebut.

    Tak lupah AKBP Ferry Mulyana memberikan bingkisan kepada korban.

    “Kami hadir di sini untuk memberikan perhatian khusus, memastikan kondisi korban, serta menunjukkan bahwa pihak kepolisian peduli terhadap kasus-kasus seperti ini,” ungkap Kapolres, Senin.

    Sebagai cara meringankan beban trauma, anggota Polsek Lolowau meminjamkan ponsel milik Kapolsek dan memutarkan video hiburan.

    Setelah mengunjungi korban, AKBP Ferry Mulyana meninjau rumah yang diduga menjadi tempat tinggal korban.

    Anggota polisi saat ini tengah mendalami peristiwa dan memeriksa beberapa saksi.

    “Kami sudah menurunkan tim untuk mendalami kasus ini. 

    Sejumlah saksi telah dimintai keterangan, dan kami akan terus berupaya mengungkap fakta yang sebenarnya,” jelas Kapolres.

    Langkah cepat dan perhatian penuh yang diberikan Kapolres ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan di Nias Selatan.

    Masyarakat berharap agar proses hukum berjalan dengan lancar dan memberikan efek jera bagi pelaku kekerasan terhadap anak.

    Hal ini juga mengingatkan pentingnya peran serta masyarakat dalam melaporkan tindakan kekerasan, agar dapat segera ditindaklanjuti dan memberi perlindungan kepada korban.

    “Kita semua memiliki tanggungjawab untuk melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. 

    Jangan ragu untuk melapor jika ada tindakan yang mencurigakan,” pungkasnya.

    Kapolres Nisel, AKBP Ferry Mulyana saat melihat bocah kondisi bocah 10 tahun yang viral diduga dianiaya keluarganya, Senin (27/1/2025). (Dok Polres Nisel)

    Kapolres Nias Selatan Janji Usut Tuntas

    Kapolres Nias Selatan AKBP Ferry Mulyana Sunarya berjanji mengusut kasus ini hingga tuntas dalam waktu dekat. 

    “Kami sudah menurunkan tim untuk mendalami kasus ini,” ungkap Kapolres Nias Selatan AKBP Ferry Mulyana Sunarya, Selasa, (28/1/2025)

    Dia telah memerintahkan jajaran Polsek Lolowau untuk menyelidiki kasus tersebut.

    Ferry mengaku sudah mengunjungi langsung sang anak yang saat ini sedang mendapat perawatan khusus di UPTD dinas sosial setempat. Tempat tinggal korban pun telah didatangi untuk menggali informasi. 

    Kasus ini menjadi atensi polisi setelah viral foto di media sosial perihal seorang bocah perempuan dengan bentuk kaki yang tidak normal.

    Warga Sumut dihebohkan video itu, karena si anak disebut mengalami patah kaki di beberapa bagian akibat penyiksaan oleh pihak keluarga.

    Video itu pertama kali disebar pemilik akun bernama Lider Giawa di media sosial Facebook pada Minggu, 26 Januari 2025.

    Video disertai dengan informasi bahwa penyiksaan tersebut dialami korban sejak masih kecil hingga saat ini berusia 10 tahun.

    Lider menyebut pelaku kejahatan itu lebih dari satu orang dan mereka adalah pihak-pihak keluarga dekat si anak. Yakni paman, tante, kakek dan nenek dari korban.

    Mereka melakukan penyiksaan dengan cara menginjak-injak kaki korban. Saat tindakan itu dilakukan, mulut sang anak disumpal dengan kain.

    Menurut Lider, ada pihak yang pernah melaporkan dugaan penyiksaan itu ke Polres Nias Selatan. Ketika itu korban masih mengalami patah kaki di satu bagian.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Polisi bubarkan dua aksi tawuran di Jaktim

    Polisi bubarkan dua aksi tawuran di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian dari Polres Metro Jakarta Timur telah memberikan imbauan dan melakukan pembubaran paksa terhadap dua aksi tawuran yang berlangsung selama dua hari berturut-turut di Cipinang Muara dan Cipinang Besar Utara, pada Senin (27/1) dan Selasa (28/1) dini hari.

    “Kami dari pihak Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Duren Sawit serta Polsek Jatinegara telah hadir di tempat kejadian perkara (TKP) dan sudah memberikan imbauan agar para pelaku tawuran membubarkan diri,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Namun, imbauan tersebut tidak didengar oleh pelaku tawuran, sehingga Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Jakarta Timur melakukan pembubaran.

    “Namun, para pelaku tawuran tidak mau membubarkan diri, selanjutnya tim TP3 melakukan langkah pembubaran paksa terhadap para pelaku tawuran,” ujar Nicolas.

    Dia menyebut, pelaku tawuran bukan hanya remaja saja, tetapi orang tua juga terlibat dalam aksi saling serang tersebut.

    “Perlu kami sampaikan, pelaku tawuran bukan saja anak-anak remaja dan pemuda, melainkan orang tua juga terlibat dalam tawuran tersebut,” katanya.

    Sebelumnya, tawuran antar warga kembali terjadi di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (28/1) dini hari.

    Dari video viral yang beredar kedua kelompok melakukan aksi saling serang menggunakan senjata tajam dan kembang api di Jalan DI Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur.

    Aksi tawuran berhenti usai tim patroli perintis Polres Metro Jakarta Timur membubarkan kelompok yang melakukan tawuran dengan menembakkan gas air mata.

    Sebelumnya, aksi tawuran juga terjadi di wilayah Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Senin (27/1) sekitar pukul 15.30 WIB.

    Berdasarkan video yang beredar di media sosial, kedua kelompok warga itu terlihat saling serang menggunakan batu, kembang api dan senjata tajam.

    Peristiwa tawuran ini terjadi di dalam sebuah gang yang berada di tengah permukiman warga. Belum diketahui pasti apa pemicu tawuran ini dan jumlah korban akibat aksi perkelahian ini.

    Tawuran tersebut baru berakhir setelah tim patroli perintis Polres Metro Jakarta Timur mendatangi lokasi dan membubarkan mereka.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Montir di Sukabumi Bosan Berakhir Dapat Rp70 Juta, Rumah Kebanjiran Uang Koin, Nabung selama 8 Tahun

    Montir di Sukabumi Bosan Berakhir Dapat Rp70 Juta, Rumah Kebanjiran Uang Koin, Nabung selama 8 Tahun

    TRIBUNJATIM.COM – Montir di Sukabumi ini berhasil mendapat Rp70 juta.

    Awalnya, dia mengaku bosan.

    Kini rumahnya justru kebanjiran uang koin.

    Usut punya usut, dia sudah menabung uang koin selama 8 tahun.

    Kisahnya pun viral di media sosial.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Seorang warga di Sukabumi viral di media sosial setelah di rumahnya terekam video begitu banyak uang koin.

    Uang koin itu rupanya merupakan uang celengan yang baru dibuka pemiliknya setelah 8 tahun menabung.

    Koin itu ditabung oleh Sadikin (34), warga Kampung Simpang Sari RT 02 RW 09, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.

    Dia menabung koin itu menggunakan drum yang dijadikan sebagai celengan pribadinya.

    Video saat membuka isi celengan drum inilah yang kemudian viral di media sosial.

    Setelah uang koin itu dihitung, Sadikin tak menyangka uang celengannya itu mencapai puluhan juta Rupiah.

    Walaupun ketika menghitung uang celengan itu membutuhkan waktu 10 jam dan membutuhkan bantuan beberapa orang.

    Saat dikonfirmasi, Sadikin mengatakan, ia menabung uang koin itu sekitar delapan tahun.

    Awalnya, usaha bengkelnya yang saat itu tengah sepi membuat Sadikin melamun hingga melihat keberadaan drum di bengkelnya yang tidak terpakai.

    Dari situ, Sadikin berinisiatif memakai drum menjadi celengan untuk uang koin.

    “Awalnya sih enggak ada niat, cuma iseng-iseng. Soalnya kan lagi sepi di bengkel saya,” ucap Sadikin, Senin (27/1/2025) dikutip dari Tribun Jabar.

    “Dibuatnya dulu awalnya pakai kater, kan enggak tembus, terus pakai pisau, pakai pisau juga enggak tembus, terus saya pakai gerinda buat bikin lubangnya itu,” sambung dia.

    Pertama kali saat mengisi drum yang ia sulap menjadi celengan, Sadikin memasukkan uang koin sebanyak Rp 10 ribu. 

    Ketekunannya selama delapan tahun itu pun membuat drum terisi penuh dengan uang koin.

    Sampai akhirnya, Sadikin dan istrinya membuka celengan drum itu.

    Dalam video viral itu terlihat, anak kecil sampai berenang di atas tumpukan uang koin yang dikeluarkan Sadikin dari dalam celengan drum.

    “Itu semua uang koin, soalnya kan kalau ditambahin sama uang kertas takut hancur, makanya koin 500 perak dan 1.000. Keseluruhan dihitung-hitung itu hampir Rp 70 jutaan,” ucap Sadikin.

    Sadikin menjelaskan, sekitar 10 jam waktu yang dihabiskan untuk menghitung uang koin dari celengan drumnya itu. 

    Sadikin pun memisahkan uang koin Rp 500 perak dan Rp 1.000 agar memudahkan penghitungan.

    “Proses perhitungan itu, saya buka pagi jam delapan pagi, selesai-selesai jam lima sore, itu dihitung sama delapan orang,” katan Sadikin.

    “Uang dikemas pakai plastik, cuma kita hitung dulu, per kantongnya itu 500 koin, jadi yang koin 1.000 itu 500 koin dan yang Rp 500 perak juga 500 koin sekantongnya,” jelasnya.

    Sadikin berencana akan menukarkan uang koin Rp 70 juta dari hasilnya menabung selama delapan tahun itu ke bank. 

    Ia pun akan memakai uang itu untuk tambahan modal usaha bengkel motornya.

    “Kemarin konfirmasi dulu ke pihak bank mau ditukar,” kata Sadikin.

    Berkebalikan, koin ini justru membuat pemerintah kabupaten/kota meradang karena membuat fasilitas umum rusak.

    Catatan Dinas Lingkungan Hidup di sejumlah taman Kota Surabaya, seperti Taman Bungkul, Lumumba, Prestasi, Teratai, Paliatif, dan Ekspresi rusak. 

    Tanaman terinjak, dahan pohon patah, dan paving pedestrian dibongkar. Pemkot Surabaya geram dan melaporkan kejadian ini ke polisi.

     AKP Rina Shanty Nainggolan dari Polrestabes Surabaya menyesalkan perilaku pemburu Koin Jagat.

    Ia mendesak pengembang aplikasi Jagat untuk lebih bertanggung jawab, menghindari penempatan koin di lokasi yang berpotensi merusak fasilitas umum dan membahayakan pemain. 

    Polisi juga telah mencatat adanya pola penempatan koin yang sengaja dilakukan di titik-titik tertentu, memicu kerumunan sehingga dapat menimbulkan kerusakan tempat-tempat umum.

    “Pihak aplikator tolong lah jangan sebar-sebar koin di tempat yang bisa merusak fasilitas umum. Apalagi, di tempat yang bisa membahayakan pemain maupun orang lain,” katanya.
     
    Rina menyebut, Polrestabes Surabaya memperkuat patroli malam melalui program Patroli 97 Jogoboyo.

    Diluncurkan sejak awal Januari, patroli yang melibatkan 49 personel ini beroperasi setiap malam pukul 24.00 hingga 05.00 WIB. 

    Mereka dibagi menjadi tiga tim dengan tugas spesifik pengawasan wilayah rawan konflik, pemantauan titik-titik strategis, dan patroli umum menggunakan kendaraan operasional.

    Kapolrestabes Surabaya, Kombespol Luthfie Sulistiawan, Patroli 97 Jogoboyo bertujuan mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan malam hari.

    Di antaranya mencegah dan menanggulangi aksi kawanan remaja, konflik antar perguruan silat, serta gangguan Kamtibmas lainnya.

    Warga diimbau untuk aktif melaporkan tindakan mencurigakan melalui kanal resmi Polrestabes Surabaya atau pun langsung melapor ke polsek-polsek terdekat.

    “Patroli 97 Joyoboyo selalu ready setiap malam. Program ini adalah bentuk nyata kehadiran polisi di masyarakat, laporkan jika ada aktivitas yang meresahkan,” tandasnya.

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Diguyur Hujan Deras, Jalan di Depan Mal Kelapa Gading Banjir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Januari 2025

    Diguyur Hujan Deras, Jalan di Depan Mal Kelapa Gading Banjir Megapolitan 28 Januari 2025

    Diguyur Hujan Deras, Jalan di Depan Mal Kelapa Gading Banjir
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta Utara pada Selasa (28/1/2025) malam mengakibatkan
    banjir
    di sejumlah titik.
    Dilihat dari video yang diunggah
    @
    jakut.info, banjir terjadi di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, atau tepat di depan Mal Kelapa Gading (MKG) pada pukul 20.20 WIB.

    Banjir
    di Bundaran Kelapa Gading pada Selasa malam sekitar pukul 20.20 WIB,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
    Dalam video yang diunggah, tampak ketinggian banjir hampir merendam trotoar jalan.
    Sebuah kiriman dibagikan oleh JAKARTA UTARA INFO (@jakut.info)
    Sejumlah pengendara roda dua maupun roda empat melintas secara perlahan di lokasi jalan yang digenangi banjir.
    Selain itu, sejumlah orang tampak tengah berteduh di bawah beton penopang lintasan Light Rapid Transit (LRT) Jakarta.
    Hingga berita ini ditayangkan, belum ada informasi terbaru mengenai kondisi banjir yang terjadi di depan MKG.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Fakta Istri Disekap dan Tak Diberi Makan Suami hingga Tewas di Palembang,  Kenalan Lewat Taaruf

    6 Fakta Istri Disekap dan Tak Diberi Makan Suami hingga Tewas di Palembang, Kenalan Lewat Taaruf

    TRIBUNJAKARTA.COM – Seorang ibu rumah tangga asal Palembang, Sumatera Selatan, Sindi Purnama Sari (25), ditemukan dalam keadaan mengenaskan di rumah kontrakannya di Jalan Abi Kusno, Kecamatan Kertapati, Palembang. 

    Ia diduga disekap suami sendiri, Wahyu Saputra (25), sejak awal 2024, yang menyebabkan tubuhnya semakin lemah dan kurus kering hingga akhirnya meninggal dunia.

    Menurut keterangan keluarga, Sindi ditemukan dalam keadaan sangat memprihatinkan, dengan bau tak sedap dan rambut dipenuh ribuan kutu. 

    1. Terendus Keluarga

    Kakak kandung Sindi, Purwanto (32) mengatakan, permasalahan Sindi dan Wahyu Saputra baru diketahui keluarga pada bulan Februari 2024.

    Saat itu kedua orang tua kangen kepada Sindi lantaran tidak kunjung datang.

    Lantas mereka menyuruh Putra kakak kedua Sindi untuk menjemput.

    “Aku jemput dia pak. Dari rumahnya tetapi saat itu suaminya tidak ikut ,” ungkap Putra.

    Lanjut Putra, sesampai di rumah Sindi ini bercerita tidak diberikan makan oleh sang suami.

    Bahkan setiap masak dalam sehari Sindi diperintahkan suaminya hanya masak nasi 1 canting saja. 

    Suaminya tak pernah menyisakan nasi untuk ia makan dan harus menahan lapar setiap hari.

    “Jadi dari cerita Sindi, dia ini tidak diberikan makan. Dan jika masak di rumah hanya Masak nasi 1 canting dan hanya untuk suaminya saja,” ungkap Putra seperti cerita Sindi. 

    Mendengar hal tersebut, lanjut Putra, membuat keluarga kasihan dan menyuruh Sindi untuk tinggal dirumah.

    “Tetapi Sindi sorenya langsung di jemput oleh sang suaminya. Kami pun tidak bisa berbuat banyak,” katanya sambil Sindi mau diajak pulang. 

    Berselang beberapa hari, pihak keluarga kembali jemput Sindi dan mengajak untuk tidur dirumah.

    “Nah saat itu Sindi mau tidur dirumah. Kemudian setelah nginap di rumah 1 hari, kembali suaminya menjemput,” katanya. 

    Lalu kecurigaan keluarga semakin bertambah,  ketika Wahyu Saputra mengantarkan Sindi ke rumah pada Oktober 2024. 

    “Tubuhnya kelihatan mulai kurus, meskipun dia bercadar. Tapi WS hanya mampir sebentar dan langsung membawanya kembali,” kata Purwanto.

    2. Kontak Keluarga Diputus

    Saat pulang, korban mengirim pesan singkat kepada keluarganya tentang Wahyu Saputra.

    Sindi curhat ke kakak perempuannya mengungkapkan soal perangai sang suami dan meminta doa agar suaminya berubah untuk ke depannya.

    Bahkan Sindi berjanji akan pulang ke rumah orang tuanya jika suaminya tidak berubah.

    Diduga kesal dengan cerita korban ke keluarga membuat suaminya semakin kesal.

    Sejak saat itu ia tak diizinkan keluar rumah dan nomor telepon keluarganya diblokir Wahyu Saputra. 

    Diduga sejak Oktober 2024 terjadi penyekapan dan penelantaran terhadap korban.

    “Kami menduga terlapor WS dendam dengan pesan-pesan adik kami,” kata PR.

    3. Ditemukan Mengenaskan

    Lalu pada Selasa (27/1/2025) orangtua Sindi mendapatkan laporan tetangga bahwa anaknya sudah kritis dan dibawa ke rumah sakit Hermina Jakabaring.

    “Kami mendapat kabar dari tetangga adik kami yang kebetulan suaminya bekerja dekat rumah orang tua kami,” kata Purwanto.

    Setelah mendapat kabar, Purwanto bersama adik, ibu dan bapaknya bergegas ke rumah adiknya. 

    Namun saat itu korban sudah dibawa ke rumah sakit.

    “Kami pergi ke rumah sakit. Pilu rasanya kami melihat kondisi SI. Dia sangat kurus hanya kulit membalut tulang, rambutnya dipenuhi kutu hingga ke mata benar-benar sangat menyedihkan,” ungkapnya.

    Lalu, saat adiknya dirawat di rumah sakit, Purwanto dan adik laki-lakinya pergi ke rumah Sindi untuk mengambil pakaiannya. 

    Saat di lokasi, mereka terkejut melihat kondisi kamar Sindi yang sangat lembab dan bau.

    “Adik kami ini diduga disekap di kamar tidak boleh keluar. Diduga tidak diberi makan, buang air kecil dan besar di kamar tersebut. Sementara, suaminya tidur di kamar satunya lagi dengan kondisi kamar yang rapi dan bersih,” katanya.

    4. Ucapan Terakhir Korban

    Sebelum menghembuskan napas terakhir, Sindi sempat mengungkapkan pada kakaknya bahwa suaminya telah berbuat jahat padanya.

    Purwanto menuturkan bahwa kata-kata Sindi direkam untuk menjadi bukti melaporkan tindakan suaminya ke polisi. 

    “Dia bilang bahwa dia (suaminya) sudah jahat. Omongan itu kami rekam untuk jadi bukti melapor ke polisi,” ungkap Purwanto. 

    5. Kenal Lewat Taaruf

    Wahyu Saputra dan Sindi menikah empat tahun lalu setelah menjalani proses taaruf. 

    Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak yang kini berusia tiga tahun.

    Sindi adalah ibu rumah tangga, sedangkan suaminya mencari nafkah dengan melayani jasa bekam.

    Sejak awal pernikahan, pasangan ini tidak nampak permasalahan sehingga keluarga senang mereka hidup bahagia meski sederhana. 

    Apalagi, pasutri ini taat beragama dan Sindi sehari-hari mengenakan cadar.

    Namun penghasilan Wahyu Saputra sebagai tukang bekam tidak menentu.

    Sindi akhirnya menyarankan suaminya untuk mencari pekerjaan tambahan.

    Bukannya menurut, Wahyu Saputra justru tak terima.

    6. Tak Ditahan Polisi

    Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono membantah pernyataan yang menyebut pihaknya membebaskan Wahyu Saputra.

    Sebelumnya, keluarga almarhumah Sindi Purnama Sari menyebut pria tersebut dibebaskan polisi setelah 1×24 menjalani pemeriksaan karena penyidik kekurangan alat bukti. 

    “Tidak, terlapor sudah ditangkap,” Singkat Harryo melalui pesan singkat Whatsapp, Selasa (28/1/2025), siang 

    Harryo tak banyak berkomentar, namun dia menegaskan penyidik sedang bergerak melakukan penyidikan terkait kasus ini. 

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • BPBD: Enam Ruas Jalan di Jakarta Utara Terendam Banjir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Januari 2025

    BPBD: Enam Ruas Jalan di Jakarta Utara Terendam Banjir Megapolitan 28 Januari 2025

    BPBD: Enam Ruas Jalan di Jakarta Utara Terendam Banjir
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat enam ruas jalan di Jakarta Utara terendam banjir pada Selasa (28/1/2025) malam.
    “Informasi terkini genangan air hingga pukul 21.00 WIB, terdapat enam ruas jalan yang terendam banjir,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan, dilansir dari
    Antara
    , Selasa.
    Jalan yang terendam banjir di antaranya adalah Jalan Pluit Dalam, Kelurahan Penjaringan dengan ketinggian air 25 sentimeter (cm), Jalan Mangga, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja dengan ketinggian air 30 cm.
    Kemudian, Jalan Keramat Raya, Kelurahan Tugu Utara dengan ketinggian 15 cm dan Jalan Boulevard Utara, Kelapa Gading Timur dengan ketinggian 10 cm.
    Selanjutnya, Jalan Yos Sudarso Raya, Kelurahan Sungai Bambu dengan ketinggian air 20 centimeter dan Jalan Gaya Motor, Kelurahan Sungai Bambu dengan ketinggian air mencapai 30 cm.
    Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan Pos Pantau Sunter Hulu pada pukul 17.00 WIB menjadi siaga 3 (waspada).
    Pada pukul 18.00 WIB, statusnya menjadi siaga 2 (siaga) serta menyebabkan genangan air.
    “Saat ini petugas sudah turun ke lapangan melakukan penanganan,” kata dia.
    BPBD Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah.
    Selain itu, BPBD berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk menyedot genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata Yohan.
    BPBD pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.
    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Meninggal Pantai Drini Hampir Tak Bisa Ikut Lantaran Tak Punya Uang

    Korban Meninggal Pantai Drini Hampir Tak Bisa Ikut Lantaran Tak Punya Uang

    Mojokerto (beritajatim.com) – Salah satu korban meninggal akibat ombak Pantai Drini hampir saja tak bisa mengikuti outing class bersama teman-temannya SMPN 7 Kota Mojokerto. Ini lantaran sang ayah tak memiliki uang untuk biaya korban Malvein Yusuf Adh Dhuqa berangkat ke Yogyakarta.

    Pihak keluarga dibantu di Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto mempersiapkan kedatangan jenazah anak kedua tersebut. Sejumlah karangan bunga tampak menghiasi rumah duka diantaranya dari Pj Wali Kota dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Kota Mojokerto.

    Hal tersebut disampaikan Lurah Kedundung, Muhammad Nuri Huda. “Kemarin itu, korban sempat tidak bisa ikut outing class karena ayahnya tidak punya uang. Tapi dia pingin ikut ke Yogyakarta sama teman-temannya, akhirnya Pakde korban memberikan uang,” ungkapnya, Selasa (28/1/2025).

    Pakde korban yang kasihan terhadap anak dari pasangan suami-istri (pasutri), Yosep dan Istiqomah pun memberikan uang agar korban bisa ikut outing class tersebut. Hal tersebut dilakukan lantaran kasihan kepada korban karena semua teman-temannya ikut outing class ke Yogyakarta.

    “Pakde korban kasihan kepada korban karena teman-temannya ikut ke Yogyakarta. Korban, anaknya baik, pendiam, rajin ibadah. Sekarang ini, warga menunggu kedatangan jenazah korban di rumah duka. Rencananya, setelah jenazah datang nanti langsung dimakamkan,” katanya.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat didukung ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/kun]

  • Sambut Harlah ke-102 NU, Lesbumi-JATMAN Gelar Seminar Nasional dan Pagelaran Wayang Sholawat

    Sambut Harlah ke-102 NU, Lesbumi-JATMAN Gelar Seminar Nasional dan Pagelaran Wayang Sholawat

    loading…

    Lesbumi PBNU dan JATMAN menggelar Seminar Nasional bertajuk Spiritualitas Kebudayaan Bangsa dan Tantangan Kemodernan di Kompleks Pondok Pesantren (PP) At-Taufiq Wonopringgo, Sedayu, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (28/1/2025). FOTO/IST

    PEKALONGAN – Menyambut Hari Lahir ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) , Lesbumi PBNU dan JATMAN menggelar Seminar Nasional bertajuk “Spiritualitas Kebudayaan Bangsa dan Tantangan Kemodernan” di Kompleks Pondok Pesantren (PP) At-Taufiq Wonopringgo, Sedayu, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (28/1/2025). Acara ini berlangsung meriah dengan berbagai kegiatan budaya yang turut memeriahkan suasana.

    Seminar ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, di antaranya Mudir ‘Aly Idaroh JATMAN PBNU, KH Ali Masykur Musa, Ketua Lesbumi PBNU KH Jadul Maula, serta Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Selain seminar, acara ini juga dimeriahkan dengan kegiatan Riding Ziarah Vespa Sarungan yang dimulai sejak pukul 06.30 WIB. Para peserta mengikuti konvoi dengan Vespa menuju Makam Kayugeritan Karanganyar, sebelum kembali ke Kampus YMI Sedayu Wonopringgo.

    Ali Masykur Musa menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang pentingnya berbangsa dan beragama dengan cara yang lebih harmonis.

    “Kami ingin bangsa ini lebih memahami tentang pentingnya berbudaya dan beragama. Semoga dengan acara ini, Indonesia dapat semakin menghargai keberagaman budaya dan agama,” ungkapnya.

    Selain seminar, acara ini juga menghadirkan berbagai seni budaya tradisional. Di antaranya seni terbang undukan dari Lesbumi MWCNU Wonopringgo, pencak jangkah telu dari Lesbumi MWCNU Tirto, serta seni musik tradisional sholawat. Tidak kalah menarik, ada pula pagelaran Wayang Sholawat ‘Washol’ yang dibawakan oleh Dalang Ki Ardhi Poerboantono dari Malang dan Ki Suryoningrat dari Pemalang, yang turut memukau para pengunjung.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lesbumi PWNU Jawa Tengah, Abdul Ghani menyampaikan gagasan strategis terkait pentingnya merumuskan Kurikulum Pendidikan Seni Budaya Islam Nusantara. Gagasan ini bertujuan agar seni budaya Islam Nusantara menjadi bagian dari mata pelajaran muatan lokal di lembaga pendidikan formal, seperti madrasah, sekolah Islam, dan sekolah di bawah Kemenag serta Kemendikdasmen.

    “Kami ingin generasi mendatang memiliki pemahaman yang mendalam tentang seni budaya Islam Nusantara yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, ujar Abdul Ghani.

    Ia juga mengungkapkan bahwa kurikulum ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebhinekaan, toleransi, keharmonisan, dan kearifan lokal kepada para siswa. Dengan adanya kurikulum seni budaya Islam Nusantara, diharapkan generasi muda dapat tumbuh menjadi pribadi yang moderat dan menghargai tradisi.

    Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Ma’arif NU, Lakpesdam, LPTNU, serta kementerian terkait, seperti Kemendikbudristek, Kemenag, dan Kemenkebudayaan.

    “Kami optimis dengan sinergi ini, kurikulum seni budaya Islam Nusantara akan menjadi landasan penting dalam pendidikan di Indonesia dan melestarikan warisan budaya bangsa,” ujarnya.

    Hari kedua acara, Rabu (29/1/2025), akan diisi dengan Mujahadah dan Bai’at Kubro Thoriqoh di Kompleks PP At-Taufiq Wonopringgo. Diharapkan melalui kegiatan ini, peran Nahdlatul Ulama (NU) semakin besar dalam masyarakat, dengan kontribusi signifikan dalam agama dan kebangsaan.

    Acara ini menjadi wujud nyata dari semangat untuk merawat dan melestarikan kebudayaan Nusantara, yang sarat dengan nilai-nilai luhur yang harus diwariskan kepada generasi berikutnya.

    (abd)

  • Polisi tangkap 37 remaja yang hendak tawuran di Jakpus

    Polisi tangkap 37 remaja yang hendak tawuran di Jakpus

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Pusat menangkap 37 remaja yang hendak tawuran di Jalan Suryopranoto, Petojo Selatan, di mana dua diantaranya ditetapkan sebagai tersangka karena melawan petugas dan membawa senjata tajam.

    “Yang 35 remaja kami pulangkan setelah menjalani pemeriksaan dan membuat surat pernyataan,” kata Kapolsek Metro Gambir, Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Rezeki R. Respati di Jakarta, Selasa.

    Sementara, dua remaja berinisial CA (21) dan MAS (19) ditetapkan sebagai tersangka karena ​​​​​​​membawa senjata tajam berupa celurit yang diduga untuk tawuran dan berusaha menyerang petugas.

    “Sehingga, petugas harus mengamankannya. Keduanya membawa celurit yang diduga akan digunakan untuk tawuran,” ujarnya.

    Kedua tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat No. 12 Tahun 1951, yang mengatur kepemilikan dan penggunaan senjata tajam tanpa izin dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun.

    Respati menambahkan pihaknya elah berkoordinasi dengan orang tua dari para remaja yang sempat diamankan untuk memberikan edukasi terkait bahaya tawuran.

    “Ke depan, kami akan lebih aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya tawuran, termasuk dampak hukum dan sosialnya,” katanya.

    Dalam kesempatan ini, Kapolsek mengajak seluruh masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga lingkungan dan melaporkan indikasi tawuran ke pihak kepolisian.

    “Tawuran itu tidak ada manfaatnya, hanya membawa kerugian. Bagi yang terlibat dan membawa senjata tajam, ada ancaman pidana yang serius. Kami juga mengimbau agar orang tua lebih memperhatikan anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam aksi seperti ini,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025