Kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Tiongkok ini mencakup penambangan dan pemrosesan nikel, produksi baterai kendaraan listrik, dan daur ulang baterai.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berbicara dalam peletakan batu pertama proyek tersebut, mengatakan bahwa pabrik itu mungkin juga akan memproduksi jenis baterai untuk menyempan energi dari panel surya.
“Dengan baterai untuk panel surya, total kapasitas produksi baterai ini bisa mencapai 40 GWh,” katanya.
Bahlil juga menambahkan saat ini diskusi dengan pemilik proyek masih berlanjut.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5124082/original/079751900_1738838136-Screenshot_2025-02-06_173002.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)