Jakarta, CNBC Indonesia – Pungutan liar atau pungli mudah ditemui di berbagai titik pusat ekonomi, salah satu yang paling sering disebut yakni di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kalangan pengusaha truk logistik juga mengungkapkan ada beberapa titik lain yang biasanya menjadi lokasi pungli.
Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Banten Syaiful Bahri menjabarkan bahwa wilayah di wilayah Banten pun kerap menjadi titik pungli. Selain itu di Jawa Barat juga kerap ada organisasi masyarakat (ormas) yang meresahkan dengan mengancam.
“Titik-titik pungli tadi itu yang meresahkan Banten itu ada sekitar di beberapa Kabupaten seperti Kabupaten Serang, di kabupaten Tangerang. Kalau Jawa Barat itu di Karawang, lalu sebelum Subang juga ada. Pokoknya yang ada Ormas, LSM yang tidak berbalut legalitas resmi gitu kan. Biasanya mereka yang merasa punya wilayah,” katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (15/4/2025).
Ormas ini juga kerap mengancam supir truk dan orang-orang yang tidak memberikan ‘jatah’. Jika tidak diberi maka bisa berakibat pada tindakan anarkis lebih jauh.
Foto: Antrean truk kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/5/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Antrean truk kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/5/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
“Kalau lewat ya harus bayar. Kalau nggak bayar nggak dikasih lewat gitu kan. Kalau nggak itu bisa dirusak,” sebut Syaiful.
Nilai pungli pun bervariasi mulai dari puluhan ribu hingga jutaan. Pengusaha meminta pemerintah untuk segera menindak pungli ini.
“Soalnya pemerintah kadang merem aja gitu kan. Padahal itu kan jelas langgar hukum. Karena memang dilakukan tidak secara resmi. Dan uangnya tidak masuk ke negara,” ujar Syaiful.
(fys/wur)