Organisasi: Persis

  • Harga Rp 41 Juta, Tanpa ‘Turbo’

    Harga Rp 41 Juta, Tanpa ‘Turbo’

    Jakarta

    Yamaha Nmax terbaru resmi meluncur di Malaysia. Malaysia menjadi negara kedua di Asia Tenggara yang meluncurkan Nmax generasi ketiga setelah Indonesia. Desain Nmax terbaru versi Malaysia ini sama persis seperti Nmax anyar versi Indonesia. Yang membedakan, Nmax versi negeri jiran tak mendapatkan fitur ‘turbo’.

    Nmax terbaru diperkenalkan oleh distributor Hong Leong Yamaha Motor (HLYM). Yamaha Nmax terbaru dipasarkan di sana dengan banderol mulai RM 11.498 atau setara Rp 41,5 juta. Motor ini ditawarkan dalam dua pilihan warna, yakni dull blue dan magma black.

    Dari aspek desain, Nmax versi Malaysia tak jauh berbeda dengan Nmax versi Indonesia. Desainnya sporty dengan lekuk-lekuk yang semakin tajam. Bagian depan sudah pakai lampu projector dan lampu seinnya sudah full LED.

    Mesinnya sendiri pakai spesifikasi satu silinder, SOHC, 4-katup, 155 cc Bluecore, VVA (Variable Valve Actuation) yang mampu menghasilkan tenaga maksimal 15 dk pada 8.000 rpm dan torsi puncak 13,9 Nm pada 6.500 rpm.

    Fitur-fitur Nmax Malaysia meliputi dual-channel ABS, fungsi Y-Connect, sistem Smart Key (keyless), serta port charger USB. Skuter ini juga menawarkan ruang bagasi hingga 25 liter, dan tangki bahan bakar berkapasitas 7,1 liter.

    Namun karena tidak ada varian ‘turbo’, maka Yamaha Nmax versi Malaysia pun tidak mendapatkan fitur-fitur seperti di Nmax versi Indonesia. Fitur-fitur yang absen di Nmax versi negeri jiran meliputi YE-CVT, Turbo Riding Mode, Turbo Y-Shift, steering damper, termasuk layar TFT dengan sistem navigasi Garmin.

    Dan demikian, Malaysia menjadi pasar kedua Nmax terbaru yang tidak dilengkapi pilihan varian ‘turbo’. Sebelumnya Nmax generasi ketiga juga sudah diperkenalkan di Eropa tanpa varian ‘turbo’.

    (lua/dry)

  • Kasus Harun Masiku-Hasto Kristiyanto, Eks Ketua KPU Tak Miliki Info Baru untuk KPK

    Kasus Harun Masiku-Hasto Kristiyanto, Eks Ketua KPU Tak Miliki Info Baru untuk KPK

    Jakarta, Beritasatu.com – Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman telah selesai menjalani pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (15/1/2025). Pemeriksaan ini terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Harun Masiku (HM), Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (HK), dan tangan kanan Hasto, Donny Tri Istiqomah (DTI).

    Arief mengungkapkan selama pemeriksaan, ia dicecar 29 pertanyaan terkait kasus tersebut. Namun, ia menegaskan tidak ada informasi baru yang disampaikan.

    “Sama persis, enggak ada yang baru. 29 pertanyaan. Keterangannya sama seperti ketika diperiksa lima tahun lalu,” kata Arief seusai pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

    Arief menyebut pemeriksaan kali ini hanya berfokus pada kasus pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024 yang menyeret Harun Masiku.

    “Tetap fokus yang Harun Masiku saja,” ungkapnya singkat.

    Selain Arief, mantan anggota KPU, Evi Novida Ginting Manik, juga menjalani pemeriksaan terkait kasus yang sama. Evi menyatakan keterangannya kepada penyidik KPK tetap konsisten dengan pemeriksaan sebelumnya.

    “Tetap sama gitu ya,” ujar Evi.

    Harun Masiku, mantan caleg PDIP, diduga menyuap Komisioner KPU Wahyu Setiawan agar ditetapkan sebagai anggota DPR. Namun, sejak operasi tangkap tangan (OTT) pada 8 Januari 2020, Harun hingga kini masih buron.

    KPK terus mengembangkan kasus Harun Masiku dan telah menetapkan tersangka baru, yakni Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Donny Tri Istiqomah. Hasto juga diduga terlibat dalam upaya perintangan penyidikan KPK dalam kasus ini.

  • Profil Sandy Permana, Aktor yang Tewas Ditikam Kru Film

    Profil Sandy Permana, Aktor yang Tewas Ditikam Kru Film

    Bisnis.com, JAKARTA – Aktor Sandy Permana ditemukan dengan keadaan tidak sadarkan diri sekaligus banyak luka tusuk dan bersimbah darah pada Minggu (12/1).

    Sandy sempat dibawa ke rumah sakit yang ada di kawasan Cileungsi untuk mendapatkan penanganan, namun sayangnya tidak dapat ditolong karena sudah kehabisan darah. Kejadian ini pun mengejutkan warga setempat di lingkungan rumahnya, bertempat di Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Pihak kepolisian setempat, melalui Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, telah mengidentifikasi pelaku penusukan tersebut, dan saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap satu orang terduga yang diduga bertanggung jawab atas peristiwa ini.

    “Sudah ada yang kita identifikasi. Sekarang masih pencarian terduga pelaku satu orang” ujarnya.

    Kejadian tragis ini semakin menambah daftar panjang kasus kekerasan yang menimpa publik figur, meninggalkan rasa penasaran dan keprihatinan di kalangan masyarakat luas. Lantas, seperti apakah sosok Sandy Permana? Berikut profil singkatnya.

    Sosok Sandy Permana merupakan aktor di dunia hiburan perfilman Indonesia dengan debut sebagai model. Pria kelahiran Jakarta, 30 Juni 1979 berkecimpung dalam dunia hiburan tahun 2000-an awal dengan bermain film kolosal.

    Perjalanan karier Sandy Permana terkenal setelah bergabung dengan produksi Genta Buana Paramita dengan membintangi beberapa film kolosal yang berjudul Tutur Tinular, Brama Kumbara hingga Misteri Gunung Merapi (Mak Lampir).

    Pada film Mak Lampir dari situlah nama Sandy menjadi dikenal oleh banyak kalangan karena karakter yang dirinya berperan sebagai Arya Soma.

    Setelah itu, namanya menjadi redup dan mulai jarang muncul di televisi. Akhir-akhir ini Sandy kerap membuat konten mengenai kegiatan keseharian seperti sedang menikmati liburan hingga membuat konten review makanan yang dirinya unggah melalui media sosial.

    Sandy pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Bekasi dari fraksi Hanura dengan mencoba peruntungan pada bidang politik. Namun, amat disayangkan pada pemilihan tersebut dirinya gagal lolos menjadi anggota legislatif karena kurangnya suara dari masyarakat.

    Kabar meninggalnya Sandy membuat publik, terutama keluarga dan masyarakat sekitar, terkejut karena peristiwa yang begitu tak terduga.

    Pihak kepolisian terus melanjutkan penyelidikan terkait kasus penusukan yang menyebabkan kematiannya, dengan harapan dapat segera menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik kejadian tragis tersebut.

    Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan informasi yang mungkin berguna untuk mempercepat proses penyelidikan ini.

    Kepolisian telah menangkap terduga pelaku bernama Nanang Irawan (45) alias Gimbal yang diduga membunuh aktor laga pemeran sinetron “Misteri Gunung Merapi 3”, Sandy Permana.

    “Iya, sudah ditangkap,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bekasi Kabupaten Komisaris Polisi Onkoseno Grandiarso Sukahar saat dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu.

    Namun dia tidak menjelaskan kronologi lokasi penangkapan. Dia hanya mengatakan bahwa terduga pelaku saat ini dibawa ke Polda Metro Jaya.

    “Menuju Polda Metro Jaya,” katanya.

    Onkoseno juga menjelaskan penangkapan terduga pelaku pembunuhan tersebut berkat tim gabungan Polres Metro Bekasi dan Subdirektorat Reserse Mobile (Subdit Resmob) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

    Kasubdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ressa Fiardy Marasabessy menjelaskan terduga pelaku ditangkap di daerah Karawang, Jawa Barat.

    Sebelumnya, warga Perumahan TNI-Polri RT 05 RW 08, Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, hingga istri korban mengungkap sosok terduga pembunuh Sandy Permana.

    “Nanang Irawan alias Gimbal (45) terduga pelaku pembunuhan terhadap Sandy Permana pernah tinggal berdampingan dan rumahnya bersebelahan dengan rumah korban,” kata warga setempat Bambang Prayitno (56) di Bekasi, Selasa (14/1).

    Ia mengatakan beberapa tahun lalu terduga pelaku yang juga pernah bekerja sebagai kru film itu tinggal persis di samping rumah korban. Namun beberapa lama kemudian rumah tersebut dijual ke salah satu temannya.

    “Kru juga, kru film, memang rumahnya pertama sampingan rumah itu terus di-over sama temannya juga namanya Imam. Dia (terduga pelaku) pindah ke sini, masih satu kompleks, tetapi beda gang,” katanya.

    Aktor Sandy Permana yang juga pernah berperan sebagai “Arya Soma” dalam sinetron “Mak Lampir” tewas usai ditemukan warga telah bersimbah darah di wilayah Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (12/1).

    Kasat Reskrim Polres Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menjelaskan bahwa korban yang sedang sekarat ditemukan oleh tetangganya.

    “Kemudian dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong. Dan ketika kita lakukan pengecekan, pada korban memang ada beberapa luka tusuk,” kata Onkoseno.

  • Pembunuhan Sandy Permana, Pelaku Ternyata Pernah Jadi Kru Film

    Pembunuhan Sandy Permana, Pelaku Ternyata Pernah Jadi Kru Film

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepolisian telah menangkap terduga pelaku bernama Nanang Irawan (45) alias Gimbal yang diduga membunuh aktor laga pemeran sinetron “Misteri Gunung Merapi 3”, Sandy Permana.

    “Iya, sudah ditangkap,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bekasi Kabupaten Komisaris Polisi Onkoseno Grandiarso Sukahar saat dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu.

    Namun dia tidak menjelaskan kronologi lokasi penangkapan. Dia hanya mengatakan bahwa terduga pelaku saat ini dibawa ke Polda Metro Jaya.

    “Menuju Polda Metro Jaya,” katanya.

    Onkoseno juga menjelaskan penangkapan terduga pelaku pembunuhan Sandy Permana tersebut berkat tim gabungan Polres Metro Bekasi dan Subdirektorat Reserse Mobile (Subdit Resmob) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

    Kasubdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ressa Fiardy Marasabessy menjelaskan terduga pelaku ditangkap di daerah Karawang, Jawa Barat.

    Sebelumnya, warga Perumahan TNI-Polri RT 05 RW 08, Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, hingga istri korban mengungkap sosok terduga pembunuh Sandy Permana.

    “Nanang Irawan alias Gimbal (45) terduga pelaku pembunuhan terhadap Sandy Permana pernah tinggal berdampingan dan rumahnya bersebelahan dengan rumah korban,” kata warga setempat Bambang Prayitno (56) di Bekasi, Selasa (14/1).

    Ia mengatakan beberapa tahun lalu terduga pelaku yang juga pernah bekerja sebagai kru film itu tinggal persis di samping rumah korban. Namun beberapa lama kemudian rumah tersebut dijual ke salah satu temannya.

    “Kru juga, kru film, memang rumahnya pertama sampingan rumah itu terus di-over sama temannya juga namanya Imam. Dia (terduga pelaku) pindah ke sini, masih satu kompleks, tetapi beda gang,” katanya.

    Aktor Sandy Permana yang juga pernah berperan sebagai “Arya Soma” dalam sinetron “Mak Lampir” tewas usai ditemukan warga telah bersimbah darah di wilayah Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (12/1).

    Kasat Reskrim Polres Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menjelaskan bahwa korban yang sedang sekarat ditemukan oleh tetangganya.

    “Kemudian dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong. Dan ketika kita lakukan pengecekan, pada korban memang ada beberapa luka tusuk,” kata Onkoseno.

  • Asmara Sertu Hendri, Kembali Ke Belitung Setelah Jadi Desertir TNI AD Hingga Tembak Polisi Militer – Halaman all

    Asmara Sertu Hendri, Kembali Ke Belitung Setelah Jadi Desertir TNI AD Hingga Tembak Polisi Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sertu Hendri, desertir TNI AD diburu polisi militer di Belitung, Bangka Belitung setelah menembak personil polisi militer dari Subdenpom Persiapan Belitung pada Senin (13/1/2025) dini hari.

    Hingga kini mantan Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya, Belitung tersebut masih diburu setelah berhasil meloloskan diri dari kejaran aparat pada Selasa (14/1/2025).

    Diketahui Sertu Hendri sudah menjadi buruan polisi militer sejak 2024 setelah dirinya dipecat akibat terlibat perampokan di wilayah Palembang, Sumatera Selatan.

    Mantan Korem 042 Gapu/Jambi tersebut diputus bersalah atas kasus perampokan yang terjadi 2023.

    Atas perbuatannya, Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dan dipecat dari dinas militer kepada Sertu Hendri.

    Setelah berstatus desertir dan masuk daftar buron, Sertu Hendri pun kembali ke Belitung dengan niat untuk hidup bersama istri sirinya.

    Tetapi, upayanya untuk kembali hidup bersama dengan istri siri membuat keberadaannya sebagai buronan tercium aparat TNI.

    Bahkan Sertu Hendri kini terjerat kasus baru yakni penembakan prajurit TNI yang hendak menyergapnya.

    Asmara Sertu Hendri Bersama Seorang Janda

    Sertu Hendri diketahui sempat berdinas di Kodim 0414 Belitung beberapa tahun lalu. 

    Terakhir, yang bersangkutan sempat bertugas sebagai Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya Belitung hingga akhirnya pindah tugas ke Korem 042/Gapu, Jambi.

    Sebelum pindah tugas ke Jambi, Sertu Hendri diketahui menikahi seorang janda bernama Kiki.

    Evi Yolanda (41), wanita yang merupakan kakak ipar sekaligus kakak angkat dari Sertu Hendri mengungkap jalinan hubungan rumah tangga antara adiknya yang bernama Kiki dengan Sertu Hendri.

    Evi membenarkan bila adiknya bernama Kiki sempat menikah siri dengan Sertu Hendri beberapa waktu lalu.

    Kiki yang semula berstatus janda itu memilih menjalin hubungan rumah tangga dengan Sertu Hendri.

    Namun menurut Evi, hubungan rumah tangga Kiki dengan Sertu Hendri kandas sekitar satu tahun belakang.

    Penyebab hubungan rumah tangga pasangan ini kandas lantaran Sertu Hendri berpindah tugas ke Korem 042 Gapu/Jambi.

    Evi menjelaskan adiknya dan Sertu Hendri tidak saling berkomunikasi selama satu tahun itu.

    Bahkan Evi sudah menganggap hubungan keduanya bukan suami istri lagi lantaran sudah satu tahun tidak hidup bersama.

    Hanya saja, tiba-tiba Sertu Hendri kembali datang ke Belitung sekitar tiga minggu belakangan ini.

    Ia kembali muncul di kehidupan Kiki.

    Kehadirannya itu, menurut Evi, sepertinya membuat Kiki tidak nyaman.

    Kiki kemudian memilih kabur dari rumah.

    Menurut Evi, adiknya itu sudah tidak pulang ke rumah sekitar satu minggu lebih.

    Bahkan anak Kiki pun dititipkan kepada orangtuanya.

    “Sudah tidak di rumah Kiki, itu dari beberapa hari Hendri berada di Belitung. Kalau hitungan sekarang sudah seminggu lebih kabur dari rumah,” ungkap Evi Yolanda kepada Posbelitung.co, Selasa (14/1/2025).

    Selama berada di Belitung, jelas Evi, Sertu Hendri beberapa kali ke rumah orangtua Kiki yang persis berada di sebelah rumahnya.

    Sertu Hendri datang ke rumah orangtuanya untuk mencari Kiki.

    Ia meminta agar adiknya itu untuk kembali hidup bersama.

    Namun Kiki sudah tidak mau lagi menjalin hubungan rumah tangga dengan Sertu Hendri.

    Adik kandung Evi itupun akhirnya memilih kabur dari rumah.

    “Tapi selama di Belitung ini Hendri tidak tidur di sini (rumah Evi), tapi tidur di rumah kontrakannya di Kamboja. Setahu saya Hendri tinggal sendiri di rumah kontrakan itu,” kata Evi.

    Laporan Istri Siri Berujung Insiden Penembakan

    Belakangan istri siri Sertu Hendri mengadu ke Subdenpom Persiapan Belitung.

    Awalnya, jajaran Subdenpom Persiapan Belitung belum mengetahui bila Sertu Hendri sudah desersi.

    Berdasarkan laporan istri siri dan dilakukan kroscek barulah didapat informasi bila Sertu Hendri sudah desersi dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). 

    Ternyata pelaku sudah tiga Minggu berada di Belitung dan terus mencari istri sirinya. 

    “Istri sirinya ini takut karena selalu diancam dan sempat dicari ke rumah orang tuanya juga,” kata Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama kepada Posbelitung.co, Senin (13/1/2025).

    Berdasarkan laporan tersebut, Subdenpom Persiapan Belitung mulai mencari keberadaan pelaku untuk diamankan. 

    Kemudian, terjadilah kejadian penembakan anggota Subdenpom Persiapan Belitung Serma Rendi.

    Kronologis Sertu Hendri Tembak Personel TNI 

    Awalnya personil Subdenpom Persiapan Belitung yang dipimpin  Letda Cpm M Jaka Budi Utama mendatangi kontrakan pelaku di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung Senin (13/1/2025) sekitar pukul 00.32 WIB dini hari. 

    Setibanya di lokasi dengan strategi, rombongan tujuh orang mulai mengetuk pintu. 

    Awalnya, pelaku tidak mau membuka pintu dan menanyakan identitas rombongan. 

    Tiba-tiba pelaku mematikan lampu dan mulai keluar rumah dengan mengacungkan senjata api. 

    “Dia menodongkan senjata kepada personel termasuk saya. Waktu itu yang berhadapan langsung ada saya, Pratu Aditya, dan kami berlindung di belakang mobil,” ungkapnya.

    Personel sempat memberikan tembakan peringatan tapi tak dihiraukan pelaku. 

    Di saat situasi genting, Serma Randi yang berada di samping rumah muncul dan meminta pelaku menyerah. 

    Karena mengetahui tak membawa senjata, pelaku mengejar Serma Randi dan menjadikannya sandera. 

    “Karena alasan keselamatan anggota, saya memutuskan mundur,” jelasnya. 

    Kondisi tersebut dimanfaatkan pelaku untuk melarikan diri dengan memanfaatkan Serma Rendi dijadikan sopir. 

    Karena jarak kendaraan rombongan agak jauh, mereka kehilangan jejak ketika melakukan pengejaran. 

    Ketika sedang mencari pelaku, sekitar pukul 01.30 WIB, Jaka mendapat informasi Serma Rendi sudah di rumah sakit akibat luka tembak.

    “Yang membawa korban ini pengurus pesantren tempat yang dituju pelaku pertama kali,” kata Jaka.

    Saat ini jajaran Subdenpom Persiapan Belitung dibantu instansi lain seperti Kodim 0414 Belitung dan Polres Belitung terus mengejar pelaku. 

    (Tribunnews.com/ Posbelitung.co/ dede suhendar/Adelina Nurmalitasari)

  • Hakim MK Tegur Pengacara Cabup Bireuen: Jawabannya Jangan Muter-muter

    Hakim MK Tegur Pengacara Cabup Bireuen: Jawabannya Jangan Muter-muter

    Jakarta

    Hakim konstitusi Arsul Sani menegur kuasa hukum perkara 12/PHPU.BUP-XXIII/2025, Wahyu Pratama. Arsul mengatakan kuasa hukum harus menguasai materi permohonan.

    Hal itu disampaikan Arsul dalam sidang perkara panel 2 di Gedung MK, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025). Perkara itu diajukan oleh pasangan Cabup-Cawabup Kabupaten Bireuen, Murdani Yusuf-Abdul Muhaimin.

    Mulanya, dalam dalil permohonannya, pemohon menyebut KPU telah melakukan pelanggaran. Hal itu lantaran KPU telah merekrut PPK dan PPS tidak sesuai aturan yang ada.

    Arsul lalu menanyakan total calon yang direkrut tersebut. Wahyu mengatakan jika KPU dalam merekrut PPK dan PPS tidak sesuai aturan itu terjadi di sejumlah kecamatan.

    “Tidak mengutamakan calon nilai kelulusan tinggi? Satu orang saja atau semuanya gitu?” tanya Arsul.

    “Ada di beberapa kecamatan majelis,” jawab Wahyu.

    “Yang tadi kami bacakan di Gandapura majelis,” jawab Wahyu.

    Arsul menanyakan kecamatan mana saja dalam perekrutan PPK dan PPS tidak sesuai aturan. Melihat Wahyu yang mencari-cari nama kecamatan, Arsul pun menegurnya.

    “Yang pertama tadi di Gandapura majelis, yang kedua…,” kata Wahyu yang dipotong langsung oleh Arsul.

    “Ya sudah kelamaan, yang kedua pertanyaannya, atas peristiwa ini Anda ajukan protes nggak ke Bawaslu, DKPP?” tanya Arsul.

    “Ada bukti surat majelis ke Bawaslu,” jawab Wahyu.

    Arsul lalu menanyakan ada atau tidaknya PPK dan PPS yang diduga direkrut dengan melanggar aturan itu, bersikap tidak adil. Namun, kuasa hukum kembali menjawab dengan tidak tegas.

    “PPK dan PPS yang direkrut dengan cara melanggar itu bertindak berat sebelah nggak? Artinya adil atau nggak? Jangan-jangan dia melanggar tapi dalam menjalankan tugas tetap adil, tetap imparsial?” tanya Arsul.

    “Iya majelis,” jawab Wahyu.

    “Iya apa?” kata Arsul.

    “Kita kan mendalilkan 8 kecamatan majelis terkait dengan perbuatan termohon,” jawab Wahyu.

    Arsul kembali menegaskan pertanyaannya. Dia mempertanyakan bentuk konkret PPK dan PPS dalam melaksanakan tugasnya bersikap profesional atau tidak.

    “Iya apa bentuk konkretnya? Karena orangnya direkrut dengan pilih kasih maka dia bela nomor sekian? Itu apa bentuknya? Ada gak? Jangan membuat-buat, kalau gak ada katakan gak ada, itu fair namanya,” tegas Arsul.

    “Kalau dari bentuk kan kami mendalilkan terkait money politic,” jawab Wahyu.

    “Money politic yang melakukan siapa? PPK dan PPS?” tanya Arsul.

    “Ini nggak majelis,” jawab Wahyu.

    Arsul mengingatkan para kuasa hukum untuk menguasai materi permohonan. Hal itu, kata dia, agar kuasa hukum mampu menjawab dengan benar dan tepat saat ditanya oleh majelis hakim.

    “Ini saya sengaja agak tanya ini supaya pemohon lain juga nanti bisa mempelajari kalau ditanya itu harus cepat, kalau Anda masuk ke dalam ruangan ini, Anda tidak kuasai persoalan yang Anda ajukan mesti baca-baca dulu, ya saya kira itu mesti lain kali harus diperbaiki itu ya,” ujar Arsul.

    “Saya katakan, saya pernah duduk di tempat Anda, dan di tempat pihak terkait jadi harus tahu persis gitu ya kalau kita harus menguasai, dan kalau kita itu harus menguasai dan jawabannya harus shoot and fancy harus pendek dan mengena, jangan muter-muter,” imbuh dia.

    (amw/zap)

  • Aktor Sandy Permana Sempat Panik Berlari Minta Tolong, Jatuh dari Motor karena Lemas Pendarahan – Halaman all

    Aktor Sandy Permana Sempat Panik Berlari Minta Tolong, Jatuh dari Motor karena Lemas Pendarahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tetangga Sandy Permana menceritakan detik-detik aktor serial laga Mak Lampir tersebut ditemukan mengenaskan bersimbah darah.

    Sandy Permana ditemukan bersimbah darah karena luka tusuk di dekat rumahnya di Perumahan TNI, Polri, Umum Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi, pada Minggu (12/1/2025) pagi. 

    Dia tewas setelah ditusuk oleh tetangganya.

    Sandy mengalami luka tusuk di leher kanan yang cukup parah, yang diduga akibat penikaman pelaku.

    Sri Andayani (44), salah satu warga yang tinggal di perumahan itu, menyebut bahwa Sandy sempat berlari ke arah klinik untuk mencari pertolongan.

    Andayani juga disebut sempat memanggil-manggil nama perawat yang ia kenal di klinik tersebut.

    “Ini (Om Tantan) kan punya klinik, dia selalu kalau ada sakit apa, selalu minta pertolongan pertama, lari ke situ. Nah, posisi Om Tantan lagi ada tugas, enggak ada di rumah. Ada istrinya sedang di kamar mandi, enggak dengar lah (suara Sandy),” ujar Sri di Cibarusah, Selasa (13/1/2024), mengutip Kompas.com. 

    Sandy terus meminta tolong perawat tersebut, tetapi saat itu sang perawat tidak ada di rumahnya. 

    Namun, Sandy yang tampak sangat panik dan terluka akhirnya berhenti di dekat mobil warga tersebut.

    “Dia enggak ngomong, cuma ngucapin tiga kata ‘Om Tantan, Tantan, Tantan,’ minta tolong. Dia mau masuk kali udah bingung. Jadi posisinya cuma berhentinya di pas kepala mobil,” lanjut Sri. 

    Kemudian, suami Sri pun melihat kondisi Sandy yang sudah terluka parah danbersimbah darah, dirinya terkejut dan berusaha membawa Sandy ke rumah sakit terdekat.

    Suami Sri pun berupaya membawa Sandy menggunakan motor.

    Dia juga menyuruh Sandy untuk diam dan tidak panik lantaran takut pendarahannya akan makin parah.

    “Kata suami saya, ‘Lu diem dulu. Gue mau nuruin motor, lu diem, udah diam,’ takut makin gerak makin banyak ini darahnya kan,” lanjut Sri.

    Setelah suaminya mengeluarkan motor, Sandy pun naik.

    Sayangnya, karena kondisinya yang lemas, Sandy jatuh dari motor.

    Hal itu membuat Sandy mengalami pendarahan.

    “Nah dari situ saya tuh panik. Sampai separuh langsung saya tarik itu tangan. Saya naikin lagi ke motor enggak kuat. Saya teriak-teriak lah. Minta tolong sama sebelah situ, di depan rumah,” ujar Sri. 

    Beberapa saat kemudian, suami Sri dan tetangga lainnya mengantarkan Sandy ke rumah sakit.

    Namun, saat itu Sandy sudah tidak sadarkan diri dan dalam kondisi kritis.

    Sri tidak mengetahui kelanjutan kondisi Sandy setelah mereka berangkat ke rumah sakit.

    Diketahui kondisi Sandy terus menurun dan dinyatakan meninggal dunia.

    Sosok pelaku pembunuh Sandy diungkap oleh istri korban.

    Istri Sandy, Ade Andriani, mengungkap pelaku merupakan tetangganya sendiri di Perumahan TNI/Polri, RT05 RW08 Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Awalnya, Sandy ditemukan bersimbah darah di dekat rumahnya di Jalan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Minggu (12/1/2025). 

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno, mengungkapkan Sandy ditemukan dalam kondisi bersimbah darah sekitar pukul 08.00 WIB. 

    Onkoseno juga mengungkap Sandy mengalami beberapa luka tusuk  yakni di bagian leher, dada, dan perut.

    Istri mendiang sandy, Ade Andriani, menyebut ciri-ciri pelaku.

    Ade mengungkap pelaku merupakan pria bertato, memiliki rambut gimbal, sehingga kerap dijuluki Limbad.  

    “Ciri-cirinya itu kalau kita di sini panggil dia Limbad, karena rambutnya gimbal terus orangnya enggak pernah ngomong, dia penuh tato,” papar Ade, Senin (13/1/2025), dikutip dari TribunJakarta.com.

    Pelaku juga dikenal tertutup dan jarang bersosialisasi dengan tetangganya.

    “Tetangga, pelaku orangnya ini dia tertutup enggak membaur sama warga,” kata Ade.

    Pelaku tinggal di lingkungan setempat sudah cukup lama, sekitar 13 tahun bersama istri dan ketiga anaknya.  

    Ade juga mengatakan terduga pelaku sempat bekerja di industri hiburan yang sama dengan suaminya dan sudah kenal cukup lama. 

    “Pelaku itu dulunya itu Kru di Tukang Bubur Naik Haji, sudah (kenal lama) mungkin dia pernah satu kerjaan sama suami saya,” kata Ade.

    Ade tak tahu persis, kemungkinan pelaku juga pernah bekerja di proyek yang sama saat Sandhy menjadi aktor di sinetron ‘Mak Lampir’. 

    “Mungkin dulunya di ‘Mak Lampir, mungkin kalau enggak salah sih dia di kru Mak Lampir juga dulunya,” jelas dia. 

    Belakangan ini, terduga pelaku lebih sering terlihat di rumah. 

    Karakternya yang tertutup dan tak pernah bersosialisasi membuat warga setempat tak tahu pekerjaannya sekarang. 

    “Enggak ada, setahu saya dia (pelaku) di rumah. Istrinya sendiri itu antar jemput anak sekolah aktivitas sehari-hari,” ungkap Ade. 

    Keributan Berujung Maut

    Sebelum ditemukan tewas, Sandy diketahui sempat menuju sebuah danau di dekat rumahnya. 

    Di sana, figur publik itu disebut bertemu seseorang. 

    “Sekitar pukul 07.00 WIB, korban mengendarai motor listrik menuju danau menemui seseorang,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Senin.

    Hingga kini, identitas orang yang ditemui Sandy dan isi perbincangan mereka masih menjadi misteri. 

    Namun, Ade Ary menyebut Sandy terlibat duel dengan seorang pria sebelum ditemukan tewas. 

    “Berdasarkan fakta, diduga ada saksi yang melihat korban berkelahi dengan seorang laki-laki,” ujarnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Aktor ‘Mak Lampir’ Dibunuh, Istri Korban Ungkap Sosok Pelaku: Rambutnya Gimbal Bekas Kru Sinetron

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)(TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar) (Kompas.com/Chyntia Lova)

  • Sosok Pelaku Pembunuh Aktor Mak Lampir: Bertato dan Rambut Gimbal, Dikenal Tak Pernah Sosialisasi – Halaman all

    Sosok Pelaku Pembunuh Aktor Mak Lampir: Bertato dan Rambut Gimbal, Dikenal Tak Pernah Sosialisasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sosok pelaku pembunuh Mak Lampir diungkap oleh istri korban.

    Diketahui, Sandy Permana, aktor di serial Mak Lampir, tewas setelah ditusuk oleh tetangganya.

    Istri Sandy, Ade Andriani, mengungkap pelaku merupakan tetangganya sendiri di Perumahan TNI/Polri, RT05 RW08 Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Awalnya, Sandy ditemukan bersimbah darah di dekat rumahnya di Jalan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Minggu (12/1/2025). 

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno, mengungkapkan Sandy ditemukan dalam kondisi bersimbah darah sekitar pukul 08.00 WIB. 

    Onkoseno juga mengungkap  Sandy mengalami beberapa luka tusuk  yakni di bagian leher, dada, dan perut.

    Sosok Pelaku 

    Istri mendiang sandy, Ade Andriani, menyebut ciri-ciri pelaku.

    Ade mengungkap pelaku merupakan pria bertato, memiliki rambut gimbal, sehingga kerap dijuluki Limbad.  

    “Ciri-cirinya itu kalau kita di sini panggil dia Limbad, karena rambutnya gimbal terus orangnya enggak pernah ngomong, dia penuh tato,” papar Ade, Senin (13/1/2025), dikutip dari TribunJakarta.com.

    Pelaku juga dikenal tertutup dan jarang bersosialisasi dengan tetangganya.

    “Tetangga, pelaku orangnya ini dia tertutup enggak membaur sama warga,” kata Ade.

    Pelaku tinggal di lingkungan setempat sudah cukup lama, sekitar 13 tahun bersama istri dan ketiga anaknya.  

    Ade juga mengatakan terduga pelaku sempat bekerja di industri hiburan yang sama dengan suaminya dan sudah kenal cukup lama. 

    “Pelaku itu dulunya itu Kru di Tukang Bubur Naik Haji, sudah (kenal lama) mungkin dia pernah satu kerjaan sama suami saya,” kata Ade.

    Ade tak tahu persis, kemungkinan pelaku juga pernah bekerja di proyek yang sama saat Sandhy menjadi aktor di sinetron ‘Mak Lampir’. 

    “Mungkin dulunya di ‘Mak Lampir, mungkin kalau enggak salah sih dia di kru Mak Lampir juga dulunya,” jelas dia. 

    Belakangan ini, terduga pelaku lebih sering terlihat di rumah. 

    Karakternya yang tertutup dan tak pernah bersosialisasi membuat warga setempat tak tahu pekerjaannya sekarang. 

    “Enggak ada, setahu saya dia (pelaku) di rumah. Istrinya sendiri itu antar jemput anak sekolah aktivitas sehari-hari,” ungkap Ade. 

    Keributan Berujung Maut

    Sebelum ditemukan tewas, Sandy diketahui sempat menuju sebuah danau di dekat rumahnya. 

    Di sana, figur publik itu disebut bertemu seseorang. 

    “Sekitar pukul 07.00 WIB, korban mengendarai motor listrik menuju danau menemui seseorang,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Senin.

    Hingga kini, identitas orang yang ditemui Sandy dan isi perbincangan mereka masih menjadi misteri. 

    Namun, Ade Ary menyebut Sandy terlibat duel dengan seorang pria sebelum ditemukan tewas. 

    “Berdasarkan fakta, diduga ada saksi yang melihat korban berkelahi dengan seorang laki-laki,” ujarnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Aktor ‘Mak Lampir’ Dibunuh, Istri Korban Ungkap Sosok Pelaku: Rambutnya Gimbal Bekas Kru Sinetron

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)(TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar) (Kompas.com)

  • UPDATE Klasemen Terbaru Liga 1: Semen padang Tanpa Diduga Ngamuk, Persib Curi Poin di Tempat Angker

    UPDATE Klasemen Terbaru Liga 1: Semen padang Tanpa Diduga Ngamuk, Persib Curi Poin di Tempat Angker

    TRIBUNJAKARTA.COM – Pekan 18 kompetisi Liga 1 sudah selesai digelar pada malam ini, Selasa (14/1/2025).

    Sebanyak sembilan pertandingan yang melibatkan 18 klub telah selesai digelar.

    Hasilnya beragam, terdapat beberapa kejutan dalam partai yang sudah bergulir sejak 10 Januari 2025 itu.

    Kejutan terjadi di hari pertama bergulir, saat dua tim tamu yakni Madura United dan Persija Jakarta berhasil sama-sama mencuri kemenangan di kandang lawan.

    Madura United mengalahkan Malut United 0-1 dan Persija Jakarta mengalahkan tuan rumah Barito Putera 2-3.

    Kejutan lainnya berlanjut bagi Persib Bandung yang berhasil menahan imbang PSBS Biak di Papua.

    PSBS Biak yang akhirnya bisa pulang kampung bermain di Papua, gagal memperoleh kemenangan.

    Duel sengit PSBS Biak melawan Persib Bandung berakhir imbang sama kuat 1-1.

    Shin Tae-yong harus berpisah dari Timnas Indonesia setelah mengabdi selama kurang lebih lima tahun. Kini jadi pertanyaan klub mana yang bakal dilatih STY. Ternyata klub Liga 1 ini sempat mengincar.

    Hasil ini cukup mengejutkan karena Persib Bandung bisa menahan imbang PSBS Biak bermain di Papua yang terkenal angker bagi tim alwan dalam merebut poin.

    Kejutan lainnya terjadi di laga terakhir pekan 18 yang mempertemukan tim papan atas Borneo FC dengan Semen Padang.

    Semen Padang tanpa diduga berhasil mengalahkan Borneo FC dengans kor meyakinkan 1-3.

    Semen Padang berhasil mentas dari posisi juru kunci klasemen Liga 1 setelah membantai Borneo FC.

    Potret skuad Semen Padang FC di kompetisi 2024/2025. (Instagram @semenpadangfcid)

    Sementara Borneo FC, lanjutkan tren minor dengan menelan tiga kekalahan beruntun di Liga 1.

    Hasil Borneo FC vs Semen Padang yang digelar di Stadion Batakan, Balikpapan, berakhir dengan skor 1-3 untuk Kabau Sirah.

    Kemenangan ini membuat Semen Padang mentas dari dasar klasemen Liga 1.

    Kini Semen Padang naik ke peringkat ke-15 dengan koleksi 13 poin.

    Sementara bagi Borneo FC, hasil kekalahan ini membuat Stefano Lilipaly dkk melanjutkan tren minor mereka di Liga 1.

    Tercatat, Borneo FC selalu kalah dalam tiga pertandingan terakhir di Liga 1.

    Bahkan, Borneo FC hanya bisa meraih satu kali kemenangan dalam lima laga terakhirnya.

    Kini Borneo FC tertahan di peringkat ke-10 klasemen dengan memiliki 26 poin.

    Aksi para pemain Borneo FC (Instagram @borneofc.id)

    Hasil Liga 1 Pekan 18

    Jumat, 10 Januari 2025

    Malut United 0-1 Madura United

    Barito Putera 2-3 Persija

    Sabtu, 11 Januari 2025

    PSBS Biak 1-1 Persib

    PSS Sleman 3-1 Persebaya

    Dewa United 2-0 Arema

    Minggu, 12 Januari 2025

    Persita 2-1 PSIS Semarang

    Bali United 1-3 Persik

    Senin, 13 Januari 2025

    Persis 0-1 PSM Makassar

    Selasa, 14 Januari 2025

    Borneo FC 1-3 Semen Padang

    Klasemen Liga 1

     

    Klub

    D

    M

    S

    K

    GM

    GK

    -/+

    P

    1

    Persib

    18

    11

    7

    0

    31

    13

    18

    40

    2

    Persebaya

    18

    11

    4

    3

    23

    15

    8

    37

    3

    Persija Jakarta

    18

    10

    4

    4

    28

    18

    10

    34

    4

    Persik

    18

    9

    3

    6

    24

    20

    4

    30

    5

    Persita

    18

    9

    3

    6

    24

    20

    4

    30

    6

    PSM Makasar

    18

    7

    9

    2

    24

    15

    9

    30

    7

    Dewa United

    18

    7

    7

    4

    32

    20

    12

    28

    8

    Bali United

    18

    8

    4

    6

    26

    19

    7

    28

    9

    Arema

    18

    8

    4

    6

    27

    23

    4

    28

    10

    Borneo

    18

    7

    5

    6

    24

    18

    6

    26

    11

    PSBS Biak

    18

    8

    2

    8

    26

    27

    -1

    26

    12

    Malut United

    18

    5

    7

    6

    19

    20

    -1

    22

    13

    Pss Sleman

    18

    6

    3

    9

    23

    20

    3

    21

    14

    Psis Semarang

    18

    5

    3

    10

    12

    20

    -8

    18

    15

    Semen Padang

    18

    3

    4

    11

    15

    31

    -16

    13

    16

    Barito Putera

    18

    3

    6

    9

    17

    29

    -12

    15

    17

    Madura United

    18

    3

    3

    12

    16

    38

    -22

    12

    18

    Persis

    18

    2

    4

    12

    11

    27

    -16

    10

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    *Disclaimer: PSS Sleman kini berada di urutan ke-13 dengan memiliki 18 poin buntut sanksi pengurangan 3 poin dari PSSI di awal musim.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Sandhy Permana, Aktor Sinetron ‘Mak Lampir’ Sempat Cekcok dengan Terduga Pelaku saat Rapat RT

    Sandhy Permana, Aktor Sinetron ‘Mak Lampir’ Sempat Cekcok dengan Terduga Pelaku saat Rapat RT

    Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

    TRIBUNJAKARTA.COM, CIBARUSAH – Sandhy Permana, aktor pemeran Arya Soma dalam sinetron ‘Mak Lampir’ sempat terlibat cekcok dengan tetangganya sebelum kejadian penusukan yang berujung maut. 

    Hal ini diungkap Sudarmaji, Ketua RT RT05 RW08 Perumahan TNI/Polri, Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi. 

    Dia mengatakan, cekcok antara Sandhy dengan terduga pelaku berinisial N terjadi saat rapat forum RT yang berlangsung pada Oktober 2024 lalu. 

    “Ya untuk detailnya kita punya rapat bulanan atau 4 bulan sekali dalam 1 tahun, pertama untuk silaturahmi warga, kemudian membahas masalah lingkungan, ada atau tidak ada masalah, kita tetap adakan acara itu,” kata Sudarmaji, Selasa (14/1/2025). 

    Sudarmaji memastikan, cekcok yang terjadi antara korban dan terduga pelaku sebenarnya di luar konteks diskusi forum RT. 

    Terduga pelaku diduga tidak senang dengan gestur korban saat menyampaikan pendapat di forum, karena berbicara sambil berdiri. 

    “Cekcoknya itu di luar konteks, karena ada menurut saya ketidaksenangan atau ketidaksetujuan pelaku terhadap korban yang menyatakan pendapatnya secara, bisa dibilang secara arogan lah. Karena dia sambil berdiri,” jelas Sudarmaji. 

    lihat foto
    Usai viral dihina Miftah Maulana Habiburrahma atau Gus Miftah, penjual es teh bernama Sunhaji kebanjiran rezeki. Berkah kebaikannya terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan artis hingga konten kreator. Sejumlah bantuan pun diketahui dari media sosial pribadi para penolong. Beberapa dari mereka memberikan bantuan uang tunai, modal usaha sampai tawaran umrah. Melihat hal ini, Nikita Mirzani justru menyindir para penolong tersebut.

    Terduga pelaku N melontarkan celetukan “Biasa aja dong” saat korban sedang berbicara di dalam forum, hal ini direspons korban dengan kata-kata “Situ yang biasa aja, situ siapa? situ bukan warga sini”. 

    “Jadi selesai di situ, berhenti perdebatan karena kita langsung melerai. Jadi menganggap masalah ini karena di luar konteks apa yang kita bahas,” ucapnya. 

    Setelah perdebatan itu, tidak pernah terdengar ada konflik di antara keduanya sampai terjadi insiden penusukan pada Minggu (12/1/2024) pagi. 

    Sudarmaji tak tahu persis, apakah ada sisa-sisa konflik antara korban dan pelaku yang sempat berdebat di forum RT sampai memicu penusukan. 

    “Kalau yang memicu terjadinya penusukan itu, mungkin banyak yang tidak tahu. Karena memang kondisi di jalan itu sepi,” jelas dia.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya