Organisasi: Persis

  • Tukang Becak Mendadak Kaya Raya, Dapat Rp 100 M dalam Semalam

    Tukang Becak Mendadak Kaya Raya, Dapat Rp 100 M dalam Semalam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada 9 Mei 1990 silam menjadi tanggal bersejarah bagi salah seorang tukang becak di Indonesia. Adalah Sayat (72) seorang tukang becak di Magelang, Jawa Tengah menjadi miliarder dalam semalam setelah memenangkan undian berhadiah pemerintah.

    Penghasilan yang diperoleh Sayat dari mengantar penumpang setiap hari dibagi untuk kebutuhan sehari-hari, menyewa rumah hingga membeli kupon undian bernama Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB). Kupon ini masuk pada program legal milik pemerintah yang populer di era Orde Baru sejak 1989.

    Rakyat bisa membeli kupon mulai dari harga Rp1.000 sampai puluhan ribu. Kelak, uang undian digunakan pemerintah untuk modal pembangunan. Sebagai timbal balik, pemerintah memberikan hadiah miliaran rupiah yang ditentukan berdasarkan kocokan kupon pembelian. Tentu, dengan peluang menang sangat kecil.

    Sayat rutin membeli kupon dengan harapan bisa keluar dari jerat kemiskinan. Meski peluangnya sangat kecil, ia tak pernah menyerah.

    Hingga pada 9 Mei 1990 pukul 23.30 WIB, keajaiban datang. Ketika mendengarkan pengumuman hasil undian melalui radio, ia mendengar angka yang cocok persis dengan kupon miliknya: 849379. Saat penyiar mengucapkan angka terakhir, Sayat langsung terperanjat. Seluruh angka cocok dengan kupon yang dia punya. Artinya, Sayat sah mendapat Rp1 miliar dari pemerintah.

    Seketika itu juga, Sayat bersujud di halaman rumah berdinding bambu. Tangis haru pun pecah dari sang istri.

    “Lelaki renta dan keriput ini keluar rumah yang berdinding bambu untuk sujud mencium tanah halamannya,” tulis pewarta harian Waspada.

    Kemenangan Sayat pun menggemparkan warga Magelang. Tukang becak yang biasa menepi di sudut jalan, kini jadi perhatian seluruh kota. Ia resmi memenangkan hadiah senilai Rp1 miliar, jumlah yang pada saat itu sangat besar.

    Setara Hampir Rp100 Miliar Saat Ini

    Untuk menggambarkan nilai uang tersebut, di tahun 1990, harga rumah di kawasan elite Pondok Indah Jakarta Selatan hanya sekitar Rp80 juta. Artinya, Sayat bisa membeli lebih dari 12 rumah di sana.

    Sementara harga emas saat itu hanya Rp20 ribu per gram. Dengan Rp1 miliar, Sayat bisa membeli 50 kg emas, yang jika disetarakan dengan harga emas saat ini (sekitar Rp1,9 juta per gram), nilainya hampir Rp 100 miliar.

    Uang miliaran akan diserahkan langsung oleh Menteri Politik, Hukum, dan HAM, Sudomo, di Jakarta. Untung, Sayat sadar akan investasi dan memilih tak menghambur-hamburkan uang.

    Ketimbang hidup foya-foya, Sayat memilih menempatkan setengah dari hadiahnya ke deposito dan sisanya untuk membeli rumah serta membantu anak-anaknya. Ia juga memutuskan berhenti ikut SDSB dan lebih fokus menjalani hidup untuk beribadah dan membangun masjid.

    Sayat menjadi salah satu pemenang undian SDSB yang cukup dikenang publik. Namun SDSB sendiri kemudian dihentikan pemerintah pada 1993 karena dinilai serupa dengan praktik perjudian.

    Meski cerita Sayat tidak bisa dijadikan teladan dari sisi keuangan, kisah hidupnya tetap menjadi gambaran bahwa rezeki bisa datang dari arah yang tidak disangka-sangka dan lebih penting lagi, bagaimana menyikapinya dengan bijak.

    (hoi/hoi)

  • Macron Amankan Kesepakatan Kerja Sama Prancis-Singapura, untuk Pertahanan Hingga Tenaga Nuklir

    Macron Amankan Kesepakatan Kerja Sama Prancis-Singapura, untuk Pertahanan Hingga Tenaga Nuklir

    Bisnis.com, JAKARTA — Prancis dan Singapura menandatangani kesepakatan luas untuk meningkatkan kerja sama tenaga nuklir dan energi bersih. 

    Kesepakatan itu ditandatangani ditengah kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Negeri Singa. 

    Dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong pada Jumat (30/5/2025), Macron mengatakan, kesepakatan tersebut juga mencakup kolaborasi dunia maya dan pertahanan. Dia menuturkan, Prancis dan Singapura bukan hanya mitra, tetapi juga teman tepercaya.

    Macron sedang dalam perjalanan keliling Asia Tenggara yang telah membawanya ke Vietnam dan Indonesia. Dia berupaya menempatkan Prancis sebagai penyeimbang AS dan China, dua mitra ekonomi terbesar di kawasan tersebut.

    “Sebagai negara Indo-Pasifik, Prancis berdiri berdampingan dengan Singapura dalam menggarisbawahi pentingnya hukum internasional di kawasan tersebut, khususnya terkait kebebasan navigasi,” kata Macron dikutip dari Bloomberg. 

    Macron berusaha menonjolkan daya tarik yang ditawarkan Prancis. Dia menyatakan, Prancis bukanlah China atau AS seraya menambahkan negaranya tidak bergantung pada keduanya tetapi berupaya bekerja sama dengan keduanya.

    “Ini persis pandangan yang sama dengan banyak negara dan banyak orang di kawasan ini,” kata pemimpin Prancis.

    Wong menyambut baik komitmen Prancis terhadap kawasan tersebut, saat ia meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis yang komprehensif, yang pertama antara Singapura dengan negara Eropa.

    “Prancis memimpin jalan bagi negara-negara Eropa lainnya untuk melibatkan Asia Tenggara dan ASEAN dengan cara yang lebih signifikan, menurut saya, merupakan keharusan strategis yang penting bagi kami,” kata Wong. 

    Dia menambahkan, negara-negara besar yang memiliki kepentingan di kawasan tersebut membuatnya lebih stabil.

    Adapun, Wong mengajak Macron ke pusat jajanan kaki lima pada malam sebelum pertemuan, mengunggah video di media sosial saat keduanya mencicipi makanan lokal. 

    Pada awal pekan ini, Macron bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto, keduanya berjanji untuk memperkuat kemitraan pertahanan yang telah membuat Indonesia membeli persenjataan Prancis senilai miliaran dolar.

    Kunjungan Macron merupakan salah satu kunjungan pertama oleh seorang pemimpin negara Barat sejak Prabowo menjabat pada bulan Oktober. Di Vietnam pada awal pekan ini, Presiden Prancis mengumumkan kesepakatan senilai 9 miliar euro (US$10,3 miliar) dan juga menjanjikan kerja sama pertahanan yang lebih erat. 

    Kunjungan Macron dilakukan saat Uni Eropa tengah bergegas untuk mendiversifikasi rantai pasokan dan mengakses pasar baru sebagai elemen utama tanggapannya terhadap pungutan Presiden AS Donald Trump. 

    Uni Eropa telah melanjutkan pembicaraan perdagangan dengan Malaysia, Indonesia, dan Thailand dalam beberapa bulan terakhir. 

    Uni Eropa bertujuan untuk menghidupkan kembali negosiasi tentang keamanan komersial dan ekonomi dengan Australia sambil juga mengupayakan kesepakatan menyeluruh pada akhir tahun dengan India.

  • Taruna yang Dampingi Prabowo Bertemu Presiden Prancis Ternyata Berasal dari Blitar

    Taruna yang Dampingi Prabowo Bertemu Presiden Prancis Ternyata Berasal dari Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Mohammad Trijanto tak pernah membayangkan anaknya Muhammad Bintang Revolusi bisa mendampingi Presiden Prabowo Subianto yang bertemu dengan Presiden Prancis Macron di Akademi Militer Magelang.

    Trijanto tak bisa menyembunyikan rasa bangga sekaligus haru, saat melihat putranya bisa duduk mendampingi dua pemimpin negara.

    Muhammad Bintang Revolusi sendiri merupakan taruna Akmil TK IV tahun 2024. Setelah menjalani pendidikan militer, pemuda kelahiran 7 Juni 2021 itu keluar sebagai taruna terbaik Akmil TK IV tahun 2024, bersama 2 rekannya yakni Muhammad Farhat Firdaus dan Gede Agung Yuda Mahardika.

    Berkat prestasinya tersebut, Muhammad Bintang Revolusi pun ditunjuk untuk duduk disamping Prabowo Subianto yang sedang bertemu dengan Presiden Prancis.

    Momen itu itu pun tak akan dilupakan oleh Mohammad Trijanto yang menjadi orang tua dari Sermatutar Muhammad Bintang Revolusi.

    “Sebagai orang tua, saya hanya bisa mengucap syukur dan rasa haru yang mendalam. Apa yang dicapai oleh Bintang bukan semata-mata hasil dari kepandaiannya sendiri, melainkan buah dari tempaan disiplin, dedikasi, dan doa yang tak pernah putus,” ucap Mohammad Trijanto, Jumat (30/05/2025).

    Bintang Revolusi sendiri sejak kecil memang sudah diberikan pendidikan tentang kepemimpinan oleh sang ayah Mohammad Trijanto. Bintang telah dibekali orang tuanya tentang makna kepemimpinan dan keberanian serta kejujuran.

    Kini ketika Bintang Revolusi telah tumbuh dan menjadi taruna terbaik, Mohammad Trijanto hanya bisa tersenyum bangga sembari terus mendoakan langkahnya. Ia berharap Sermatutar Muhammad Bintang Revoluasi bisa menjadi pemimpin bangsa ini.

    “Kami tanamkan sejak kecil bahwa menjadi pemimpin itu bukan soal duduk di depan, tetapi soal keberanian untuk bertanggung jawab dan kesanggupan untuk melayani. Maka ketika saya melihat anak saya duduk di sisi Presiden Prabowo di momen yang juga dihadiri oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron saya tidak melihat hanya posisi atau prestise, tapi makna tanggung jawab sejarah yang sedang dipikul oleh generasi baru,” tegasnya.

    Sebagai orang tua, Mohammad Trijanto terbilang sukses mendidik anak-anaknya. Selain Bintang Revolusi, anak kedua Muhammad Trijanto yakni Mohammad Galang Satria Dijagad kini juga telah mengikuti jejak sang kakak.

    Mohammad Galang Satria Dijagad kini telah diterima di SMA Taruna Nusantara Magelang (TN 36). Langkah Galang Satria ini juga sama persis dengan sang kakak yakni Bintang Revolusi yang dulunya sebelum masuk Taruna Akmil juga menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang.

    “Sebagai orang tua dari taruna, momen itu adalah simbol bahwa tongkat estafet kepemimpinan bangsa telah mulai berpindah. Bintang, dan para taruna lainnya, adalah cermin harapan Indonesia di masa depan. Duduk di samping pemimpin bangsa bukan hanya sebuah kebanggaan, tapi juga pesan sunyi, bahwa kelak merekalah yang harus menjaga kehormatan, martabat, dan kedaulatan negeri ini,” tandasnya. (Owi/ted)

  • Tolak Gunakan Stairlift, Presiden Macron Pilih Jalan Kaki ke Puncak Borobudur

    Tolak Gunakan Stairlift, Presiden Macron Pilih Jalan Kaki ke Puncak Borobudur

    GELORA.CO –  Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakhiri kunjungan singkat mereka di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Kamis (29/5/2025) sore WIB. Kedua kepala negara itu meninggalkan situs warisan dunia UNESCO itu sekitar pukul 15.15 WIB, setelah berada di lokasi selama kurang lebih satu jam.

    Kunjungan Prabowo dan Macron disambut antusias oleh Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi). Ketua Umum Permabudhi, Prof Philip Wijaya, menilai, momen itu bukan sekadar kunjungan kenegaraan, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan internasional Indonesia melalui diplomasi budaya dan spiritual. Dia pun menganggap, momen itu menjadi kesempatan bagi Borobudur untuk mempromosikan diri di depan mata dunia secara nyata.

    “Seorang presiden dari negara Eropa datang langsung ke Candi Borobudur, tentu ini bukan hal yang biasa, ini mencerminkan pengakuan internasional terhadap nilai budaya dan spiritual situs ini,” ujar Philip kepada wartawan di Kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (29/5/2025).

    Philip juga sempat menjelaskan sekilas suasana kunjungan tersebut. Meski tak melihat secara langsung, kata dia, Presiden Macron membuat keputusan yang cukup menyita perhatian dengan menolak penggunaan stairlift yang disediakan panitia. Philip menyebut, Marcon memilih berjalan kaki menapaki anak tangga untuk bisa menikmati puncak Candi Borobudur.

    “Presiden Prancis rupanya tidak mau naik, (memilih) jalan saja. Saya nggak tahu persis (alasannya mungkin ingin menikmati keindahan Candi Borobudur),” kata Philip. Dia menilai, keputusan Macron menjadi simbol penghargaan terhadap nilai spiritual Candi Borobudur, serta sekaligus menunjukkan kesungguhan dan penghormatan terhadap tradisi dan budaya Indonesia.

    Dia memahami, pemasangan stairlift di candi terbesar di Indonesia tersebut memang menuai pro dan kontra dari masyarakat. Tetapi, kata Philip, pemasangan fasilitas itu sebenarnya ditujukan untuk mempermudah akses bagi tamu negara, dalam hal ini kunjungan Macron.

    Philip menjelaskan, pemerintah sudah menyampaikan, pemasangan stairlift bersifat sementara, tidak melubangi atau merusak struktur candi, melainkan menggunakan pelat logam yang dapat dilepas kapan saja. “Pemerintah tentu sudah sangat hati-hati dan mendasarkan semua tindakan pada rekomendasi UNESCO. Kita percaya setiap langkah pemerintah melalui proses pengkajian matang. Jadi, kami di Permabudhi menyikapi ini dengan terbuka dan positif,” kata Philip.

    Selain itu, Philip menyampaikan harapan Permabudhi agar catra-mahkota stupa utama yang kini disimpan di Museum Borobudur dapat dikembalikan ke tempat asalnya, sebagai bagian dari revitalisasi spiritual candi. Menurut dia, pengembalian catra akan memberi nilai lebih bagi umat Buddha yang beribadah di candi, sekaligus menarik minat peziarah dan peneliti spiritual dari seluruh dunia.

    Dia berharap, Candi Borobudur terus menjadi magnet spiritual dunia, pusat dialog antarperadaban, dan simbol kejayaan masa lalu yang memberi inspirasi bagi masa depan Indonesia. “Catra itu bukan sekadar elemen arsitektur, tetapi melambangkan kesempurnaan spiritual, dan jika dikembalikan akan memperkuat aura kesucian Borobudur. Kami sudah berdiskusi dengan Menteri Kebudayaan, Pak Fadli Zon,” ungkap Philip.

    “Kalau lengkap, auranya pun terasa utuh. Moga-moga dalam waktu dekat catra bisa dinaikkan kembali,” ujar Philip menambahkan.

  • Momen Prabowo sopiri Macron naik Maung saat kunjungi Akmil Magelang

    Momen Prabowo sopiri Macron naik Maung saat kunjungi Akmil Magelang

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menyopiri Presiden Prancis Emmanuel Macron menggunakan kendaraan Maung Pindad saat mengunjungi Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Kamis.

    Dikutip dari unggahan akun Instagram Sekretariat Kabinet, Kamis, Macron tampak duduk di kursi depan sebelah kiri, persis di samping Prabowo. Presiden Prabowo menyopiri Macron dari Lapangan Saptamarga Akmil menuju Gedung Graha Utama Akmil.

    Anak-anak sekolah dasar hingga menengah pertama berjajar rapi di sisi kanan dan kiri jalan. Mereka membawa bendera kecil Indonesia dan Prancis.

    Mereka melambaikan tangan penuh antusias kepada kedua pemimpin negara.

    Presiden Macron membalas sapaan hangat itu dengan senyum dan lambaian tangan dari dalam mobil, bahkan sempat membuka jendela untuk menyapa langsung para pelajar.

    Diketahui bahwa Presiden Prabowo mengajak Presiden Macron untuk berkunjung ke Akademi Militer di Magelang.

    Perjalanan dari Jakarta dengan menggunakan pesawat ke Yogyakarta, kemudian menggunakan helikopter menuju stadion Saptamarga di Lapangan Akmil.

    Ribuan taruna dan siswa dari sekolah sekitar menyambut kedatangan kedua presiden tersebut.

    Dalam kunjungannya ke Akmil Magelang, Prabowo dan Macron meninjau laboratorium bahasa serta pendidikan dan latihan militer.

    Presiden Prabowo juga menerima tanda jasa penghargaan kehormatan tertinggi Grand Cross of the Legion of Honour dari pemerintah Prancis yang diberikan langsung oleh Presiden Macron.

    Setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke Candi Borobudur. Kunjungan Presiden Macron dan Brigitte Macron ke Candi Borobudur merupakan permintaan kepala negara itu untuk meninjau salah satu keajaiban dunia yang dimiliki Indonesia.

    Rangkaian kegiatan di Magelang ini menjadi penutup kunjungan resmi Macron selama di Indonesia sejak 27 sampai dengan 29 Mei 2025.

    Indonesia menjadi salah satu negara lawatan kenegaraan Presiden Macron di kawasan Indo-Pasifik setelah Vietnam. Usai kunjungan di Indonesia, Macron melanjutkan lawatannya ke Singapura.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • DPR RI minta Kementerian ESDM evaluasi izin tambang nikel Raja Ampat

    DPR RI minta Kementerian ESDM evaluasi izin tambang nikel Raja Ampat

    Sorong (ANTARA) – Anggota Komisi VII DPR RI minta Kementerian ESDM RI untuk segera melakukan evaluasi terhadap tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat untuk memastikan aktivitas tambang itu tidak merusak ekosistem di wilayah itu.

    Anggota Komisi VII DPR RI daerah pemilihan Provinsi Papua Barat Daya Rico Sia, di Sorong, Rabu, berharap kepada pemerintah pusat untuk segera melakukan evaluasi terhadap izin pertambangan yang sudah dikeluarkan.

    “Kita ini daerah penghasil, tapi karena regulasi dibuat di pusat, kita hanya jadi penonton. Yang dirugikan bukan hanya pemerintah daerah, tapi masyarakat,” kata Rico setelah mengikuti rapat Komisi VII DPR RI dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya.

    Dia mengatakan, banyak laporan yang masuk mengenai tambang ilegal di wilayah Raja Ampat yang kemudian berdampak pada pencemaran lingkungan.

    “Ini menjadi perhatian kami nanti. Karena kewenangan daerah sangat terbatas sehingga kebijakan yang diambil pun terbatas, akhirnya yang menderita adalah masyarakat,” katanya.

    Menurut dia, pemerintah pusat seharusnya memberikan kewenangan penuh terkait dengan izin pertambangan kepada pemerintah daerah, karena mereka yang mengetahui persis kondisi wilayahnya.

    “Mengapa kewenangan pengelolaan ijin pertambangan tidak diberikan kepada provinsi, padahal pemerintah daerah lebih memahami kondisi lapangan dan bisa bertindak cepat bersama aparat penegak hukum,” ujarnya.

    Ketika kewenangan izin itu diberikan, kata dia, tentu pengawasan bisa lebih dekat dan efektif, kemudian meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan.

    “Tapi sekarang, karena jarak dan birokrasi yang panjang, pelanggaran-pelanggaran dibiarkan, dan rakyat yang dirugikan,” ujarnya.

    Baginya, wisata adalah masa depan, karena tidak merusak lingkungan, tetapi justru membawa kesejahteraan langsung ke masyarakat.

    “Pembangunan pariwisata di Papua Barat Daya dilakukan dengan visi yang berkelanjutan dan berpihak pada masyarakat lokal,” ujarnya.

    Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Proyek Waduk Retensi Marunda Mangkrak Diduga karena Sengketa Lahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Mei 2025

    Proyek Waduk Retensi Marunda Mangkrak Diduga karena Sengketa Lahan Megapolitan 28 Mei 2025

    Proyek Waduk Retensi Marunda Mangkrak Diduga karena Sengketa Lahan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Proyek pembangunan
    Waduk Retensi Marunda
    , Cilincing, Jakarta Utara, mangkrak 11 tahun diduga karena permasalahan
    sengketa lahan
    .
    “Infonya sih karena masih ada lahan dari TNI, jadi terkendalanya di situ,” ujar salah satu warga bernama Pardi (40) saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (28/5/2025).
    Pasalnya, waduk ini berada persis di belakang kantor Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Marunda.
    Pardi mengatakan, sebenarnya lahan yang dijadikan sebagai Waduk Retensi Marunda dulunya adalah kali.
    Kali tersebut kerap dimanfaatkan warga untuk menjalankan bisnis tambak udang dan ikan.
    Namun, karena ingin dibangun, maka tambak milik warga dijadikan satu sampai akhirnya menjadi waduk yang luas.
    Saat itu, warga tak menolak pembangunan waduk karena memang lahan yang akan digunakan bukan milik mereka.
    “Kalau penolakan sebenarnya di sini kan dulunya empang, jadi untuk surat-suratnya kita enggak tahu, karena orang dahulunya yang paham,” ucap Pardi.
    Namun, tetap ada warga yang mengaku bahwa lahan yang dibangun waduk tersebut milik pribadi.
    “Cuma ada yang bilang ini masih dalam lingkungan TNI, tapi ada yang mengaku milik pribadi,” kata Pardi.
    Pengamatan
    Kompas.com
    , lahan di sekitar waduk yang seharusnya difungsikan sebagai taman terpasang plang tinggi berwarna putih.
    Plang tersebut bertuliskan ‘Tanah ini milik ahli waris almarhum Mian bin Djimun, yang dikuasakan ahli waris berdasarkan kepemilikan SK Kinag Jabar No 134/D/VII-511964 nomor urut 39, luas tanah 17.365 meter per segi’.
    Diberitakan sebelumnya, sudah 11 tahun lamanya proyek pembangunan
    Waduk Retensi Marunda Mangkrak
    .
    Padahal, waduk ini digadang-gadang untuk mencegah banjir yang kerap terjadi karena adanya luapan dari Kali Blencong.
    Area waduk sendiri sebenarnya sudah jadi. Namun, lahan di sekelilingnya yang seharusnya difungsikan sebagai taman justru terbengkalai.
    Ilalang-ilalang tinggi mulai tumbuh di sekitar waduk.
    Waduk yang tadinya direncanakan sebagai tempat wisata juga, kini justru terbengkalai.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketua Mahkamah PPP: Belum Ada Sejarah Sosok Eksternal Langsung Jadi Ketum
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 Mei 2025

    Ketua Mahkamah PPP: Belum Ada Sejarah Sosok Eksternal Langsung Jadi Ketum Nasional 28 Mei 2025

    Ketua Mahkamah PPP: Belum Ada Sejarah Sosok Eksternal Langsung Jadi Ketum
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua Mahkamah Partai Partai Persatuan Pembangunan (
    PPP
    ) Ade
    Irfan Pulungan
    menyatakan, PPP tidak memiliki sejarah atau tradisi dipimpin oleh figur eksternal.
    Hal ini disampaikan Irfan merespons munculnya sejumlah nama dari luar partai yang belakangan ramai disebut-sebut bakal diusung menjadi
    ketua Umum PPP
    .
    “PPP itu belum punya sejarah atau tradisi ya, yang memimpin PPP itu langsung dari luar, eksternal, atau sosok dari eksternal yang langsung menjadi
    ketua umum PPP
    . Pasti selalu berproses di internal PPP,” kata Irfan kepada
    Kompas.com
    , Selasa (27/5/2025).
    Menurut Irfan, munculnya wacana figur eksternal mencuat akibat kondisi partai pasca-Pemilu 2024.
    Saat ini, PPP tidak lagi memiliki wakil di DPR RI dan juga tidak mendapatkan kursi di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
    “Berangkat dari kondisi PPP hari ini pasca Pemilu 2024, publik tahu PPP tidak lagi berada di parlemen. PPP tidak lagi kadernya masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran. Ini membuat banyak aspirasi muncul dari bawah, dari kader, DPC, wilayah, bahkan dari para senior,” katanya.
    Irfan mengakui adanya dorongan untuk menghadirkan tokoh-tokoh kuat dari luar partai demi mengangkat kembali elektabilitas PPP.
    Namun, ia menekankan bahwa menjadi ketua umum PPP harus melalui proses dan mekanisme sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
    “Berproses itu maksudnya dia masuk dulu ke struktur partai, masuk dulu ke kepengurusan partai, baik di tingkat wilayah maupun di DPP. Salah satu syarat menjadi ketua umum itu harus pernah menjabat sebagai pengurus minimal satu periode, dan itu umumnya lima tahun,” kata Irfan.
    Menurut Irfan, proses internal ini penting agar calon pemimpin benar-benar memahami kultur, sistem, dan tradisi PPP sebagai partai tua berbasis Islam yang merupakan hasil fusi dari empat partai Islam.
    “PPP ini partai tua, berbasis tradisi-tradisi yang digariskan sejak awal berdirinya. Maka kita percaya, seperti juga partai-partai lain, tidak serta-merta merekrut pihak luar untuk langsung memimpin partai,” imbuh dia.
    Diberitakan sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad
    Romahurmuziy
    atau Rommy menyebut ada banyak sosok di luar partai yang dinilai mampu memimpin PPP.
    Mereka adalah mantan Gubernur Jakarta
    Anies Baswedan
    , Menteri Pertanian
    Amran Sulaiman
    , hingga eks Kepala Staf Angkatan Darat Dudung Abdurachman.
    Menurut Rommy, perlu kehadiran sosok pemimpin luar biasa untuk membawa PPP kembali mendapatkan kursi di DPR pada 2029 mendatang.
    “Saya berusaha sebisa mungkin agar partai ini kembali ke Senayan.
    Effort
    untuk ke situ maha berat, mengingat belum ada satu sejarah pun sejak 1998, partai yang terlempar dari Senayan, mampu kembali,” kata Rommy.
    “Karenanya dibutuhkan
    extraordinary power
    dan
    extraordinary leader
    untuk memimpin PPP. Karenanya saya berusaha membujuk banyak tokoh yang saya nilai mampu, baik karena ketokohannya,” ujar dia.
    Nama-nama tersebut pun ia konsultasikan kepada Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
    Hasilnya, nama Amran yang dinilai mampu memimpin PPP.
    “Memang salah satu sebab mengapa kemudian semakin fokus nama Pak Amran. Karena Pak Jokowi tahu persis kualitas dan totalitas Pak Amran jika diberikan sebuah amanah,” ujar mantan ketua umum PPP itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fakta-fakta Kenaikan COVID-19 di Asia, RI Juga Perlu Waspada

    Fakta-fakta Kenaikan COVID-19 di Asia, RI Juga Perlu Waspada

    Jakarta

    Kasus COVID-19 di beberapa negara Asia dilaporkan mengalami kenaikan. Di antaranya Singapura, Thailand, Hong Kong, dan China.

    Prof Tjandra Yoga Aditama, Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, mengingatkan virus Corona belum benar-benar hilang. Meski kasusnya tidak seganas di masa puncak pandemi, virus ini masih perlu dipantau dengan ketat oleh para ahli di berbagai negara, termasuk Indonesia.

    “Beberapa negara tetangga mengalami peningkatan kasus. Itu terjadi karena mereka punya sistem surveilans yang rapi dan konsisten. Bahkan saat situasi normal, mereka tetap rajin mencatat dan melaporkan,” kata Prof Tjandra baru-baru ini.

    Menurut Prof Tjandra, kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi ini menandakan kemungkinan adanya fluktuasi kasus. Untuk dapat mengetahuinya, otoritas kesehatan perlu terus memantau jumlah kasus, angka kematian, hingga pola genomik virus.

    “Sampai sekarang, belum ada varian baru yang jadi penyebab lonjakan kasus. Varian yang mendominasi masih JN.1 dan turunannya seperti LF.7 dan NB.1.8,” sambungnya.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Aji Muhawarman memastikan belum ada varian XEC sublineage atau turunan dari Omicron masuk ke Indonesia. Salah satu varian terbaru SARS-CoV2 tersebut belakangan tengah menyebar antara lain di Thailand.

    “Yang XEC itu masih di Jepang, Singapura, sama Thailand. Jadi masih belum masuk ke sini. Kami dapat laporan XEC itu ringan gejalanya,” kata Aji saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).

    Dokter Paru Minta RI Tak Lengah

    Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), MSc, menegaskan bahwa COVID-19 masih ada, tapi jumlahnya sangat sedikit. Jadi, ia menyarankan untuk tetap waspada dan tidak lengah terhadap virus tersebut.

    “Intinya yang saya sampaikan adalah kita jangan lengah, karena buktinya negara tetangga naik kasusnya,” terang Prof Erlina saat dihubungi detikcom, Selasa (27/5).

    “Tapi, jangan panik juga. Karena tren yang sekarang menyerang itu adalah tren dari anak cucunya Omicron yaitu JN.1. Dan JN.1 ini gejalanya ringan-ringan saja, persis seperti flu. Jadi gejalanya ringan,” sambungnya.

    Namun, orang-orang dengan imunitas yang kurang bagus, orang tua atau lansia, dan orang dengan komorbid harus perlu hati-hati terhadap COVID-19. Prof Erlina menyebut, orang-orang yang harus dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 umumnya orang-orang tua di atas 64 tahun, dengan komorbid, dan belum divaksin.

    NEXT: Wanti-wanti jelang long weekend

    Wanti-wanti Dokter Paru Jelang Long Weekend

    Spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP(K) menjelaskan infeksi COVID-19 saat ini sudah mirip dengan flu musiman. Gejala yang cenderung ringan karena daya tahan tubuh masyarakat yang jauh lebih baik pasca pandemi.

    Maka dari itu, pencegahan COVID-19 jelang long weekend atau libur panjang ini cukup dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat secara umum saja.

    “Karena ini sudah dianggap ringan, jadi kita ya untuk kewaspadaan sendiri aja. Terutama untuk orang-orang yang punya komorbid, kemudian orang-orang yang punya orang tua, kemudian anak-anak itu yang rentan terhadap infeksi seperti itu,” kata dr Erlang ketika berbincang dengan detikcom, Selasa (27/5).

    “Iya betul, perilaku hidup bersih sehat sama seperti COVID yang dulu, pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan itu aja sih,” sambungnya.

    Meski gejala yang timbul akibat COVID-19 saat ini cenderung ringan, dr Erlang menekankan untuk jangan sampai terlena hingga tidak menerapkan perlindungan sama sekali.

    Khususnya bagi kelompok lansia dan orang dengan komorbid, seperti diabetes, penyakit paru kronik, penyakit jantung, stroke, dan sebagainya.

    “Yang jadi masalah sebenarnya, kalau pada orang-orang yang rentan. Seperti anak-anak atau bayi, balita, kemudian orang tua dan yang punya komorbid, itu kadang-kadang infeksi yang sedikit saja, yang ringan saja, itu membuat komorbidnya jadi tambah berat,” pungkasnya.

    Simak Video “Video: Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Bagaimana dengan Indonesia?”
    [Gambas:Video 20detik]

  • 2 Pelaku Vandalisme GBLA Terancam Pasal Perusakan Fasilitas, Polisi Buru Oknum Lain
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        27 Mei 2025

    2 Pelaku Vandalisme GBLA Terancam Pasal Perusakan Fasilitas, Polisi Buru Oknum Lain Bandung 27 Mei 2025

    2 Pelaku Vandalisme GBLA Terancam Pasal Perusakan Fasilitas, Polisi Buru Oknum Lain
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Polisi mengamankan dua oknum bobotoh yang melakukan vandalisme di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
    Dua pelaku berinisial MDB dan MRW merusak area
    Stadion GBLA
    saat euforia kemenangan
    Persib
    Bandung seusai bertanding melawan Persis Solo pada Sabtu (24/5/2025).
    Kapolrestabes Bandung
    , Kombes Pol Budi Sartono, mengatakan, pihak kepolisian menerima aduan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terkait adanya
    perusakan fasilitas
    stadion oleh oknum bobotoh.
    Aksi vandalisme ini pun sempat terekam dan tersebar di media sosial.
    Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mengamankan dua orang oknum suporter yang melakukan perusakan fasilitas Stadion GBLA.
    “Setelah laporan kami terima, kami langsung melaksanakan penyelidikan dan langsung bisa mengamankan dua orang yang jelas terekam di video tersebut,” ucapnya.
    Menurut Budi, kedua pelaku melakukan perusakan seperti mencongkel rumput atau tanah lapangan dan menggunting jaring gawang. 
    “MDB ini yang melakukan pemotongan (jaring) tali gawang, MRW itu yang melakukan pengambilan rumput atau tanah di lapangan bola tersebut,” katanya.
    Saat ini, polisi masih melakukan pendalaman terhadap keduanya dan mencari terduga pelaku lainnya.
    “Sementara ini masih kami lakukan pendalaman. Pemeriksaan secara mendalam kepada dua orang pelaku tersebut, apakah memang yang bersangkutan memang melakukan perbuatan tersebut atau tidak,” katanya.
    “Kami juga masih melakukan pencarian terhadap para pelaku lain yang memang teridentifikasi melakukan vandalisme tersebut,” tuturnya.
    Atas perbuatannya, kedua pelaku diancam Pasal 406 dan 170 tentang
    Perusakan Fasilitas
    Umum. 
    “Bagaimana ke depannya tetap kami akan berkoordinasi dengan Pemkot karena memang ini yang mengelola lapangan adalah Pemkot, arahnya seperti apa nanti diinformasikan kembali,” tuturnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.