Organisasi: Persis

  • Penampakan Kampung Susun Bayam, Mulai Ada Kehidupan Lagi Usai Tak Berpenghuni
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Juli 2025

    Penampakan Kampung Susun Bayam, Mulai Ada Kehidupan Lagi Usai Tak Berpenghuni Megapolitan 16 Juli 2025

    Penampakan Kampung Susun Bayam, Mulai Ada Kehidupan Lagi Usai Tak Berpenghuni
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Kampung Susun Bayam
    (KSB) di samping
    Jakarta
    International Stadium (JIS), Jakarta Utara, mulai ada kehidupan lagi setelah lama tak berpenghuni.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, Rabu (16/7/2025), rumah susun (rusun) ini memang belum bisa kembali dihuni oleh eks warga KSB. Sebab, mereka masih menunggu keputusan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
    Namun, Jakpro mengizinkan eks warga KSB mulai menata lahan
    urban farming
     kembali.
    Bahkan, Jakpro disebut telah sepakat untuk memfasilitasi segala kebutuhan warga dalam membangun kembali lahan pertaniannya di depan rusun.
    Kebutuhan yang dimaksud seperti bahan material untuk warga membangun lahan pertanian dan kolam untuk beternak ikan.
    Furqon juga menyebut, Jakpro telah sepakat untuk membayar warga yang ikut gotong-royong membangun lahan
    urban farming
    tersebut.
    Kini proses pembangunan urban farming itu telah berjalan dua bulan. Persis di samping gerbang JIS, terdapat gapura bertuliskan ‘Kampung Susun Bayam’.
    Memasuki gapura, di sisi kiri dan kanan terdapat lahan yang ditanami beraneka ragam pohon. Seperti terong, cabai, tomat, pare, dan lainnya.
    Semakin masuk ke dalam, pohon terong di sisi kiri yang belum tumbuh besar terlihat sudah berbuah.
    Namun, beberapa area terlihat masih terbengkalai karena stok tanah merah untuk bercocok tanam belum tercukupi.
    Selain tanaman, warga KSB juga tengah membangun kolam untuk beternak ikan. Ada 10 kolam ikan dengan kedalaman satu meter, lebar empat meter, dan panjang enam meter.
    Kolam-kolam itu akan digunakan warga untuk beternak beragam ikan yang sudah dibudidaya warga KSB sejak tinggal di hunian sementara (huntara) di Ancol. 
    Di atas kolam ikan tersebut juga tengah dipasang kawat yang nantinya digunakan untuk tanaman merambat.
    “Di atas kolam ada tanaman rambat yang baru dipasang kawat, tanaman pare, terong,” jelas salah satu eks warga KSB, Antoni (28), di lokasi, Rabu (16/7/2025).
    Selain kolam dan lahan bercocok tanam, eks warga KSB juga membangun pendopo berukuran 8×4 meter.
    “Prosesnya baru 25 persen, baru kerangkanya aja, materialnya yang enggak ada,” ujar Antoni.
    Untuk diketahui, polemik Kampung Susun Bayam bermula dari penggusuran warga rusun untuk pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) pada 2019. Wilayah tersebut diklaim secara historis merupakan milik pemerintah provinsi Jakarta.
    Anies Baswedan yang saat itu menjabat sebagai gubernur Jakarta bersama PT JakPro berjanji akan membangunkan rumah susun di samping JIS untuk
    warga Kampung Susun Bayam
    .
    Namun, usai JIS dan rumah susun itu selesai dibangun, PT JakPro justru tidak menepati janjinya.
    Oleh sebab itu, warga merasa tidak terima karena JakPro telah berjanji memberikan izin eks warga KSB tinggal di rumah susun tersebut usai pembangunan JIS rampung.
    Hal ini menyebabkan bentrok kedua belah pihak hingga memerlukan mediasi antara warga dengan Pemprov DKI Jakarta yang difasilitasi Komnas HAM.
    Hasil dari mediasi menyatakan, eks warga KSB sepakat berdamai dan bersedia menunggu keputusan JakPro selanjutnya terkait rencana pembangunan rumah susun baru di Jalan Yos Sudarso.
    Sambil menunggu proses pembangunan rusun itu, eks warga KSB akan tinggal di hunian sementara yang berada di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara.
    Warga juga meminta agar diberikan kehidupan yang layak selama harus tinggal di huntara.
    Di tengah polemik yang belum terselesaikan, Pramono Anung yang saat itu mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta berjanji akan menyelesaikan permasalahan antara JakPro dan eks warga Kampung Bayam.
    Ia pun berjanji akan kembali mengizinkan eks warga Kampung Bayam menempati rusun samping JIS jika terpilih menjadi gubenur.
    Janji itu pun ditepati oleh Pramono usai resmi menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Secara simbolis Pramono dan wakilnya Rano Karno menyerahkan kunci rusun kepada eks warga Kampung Bayam, Kamis (13/3/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anggaran Kementerian-Lembaga di APBN 2026 Belum Hitung Efisiensi, Prabowo yang Putuskan

    Anggaran Kementerian-Lembaga di APBN 2026 Belum Hitung Efisiensi, Prabowo yang Putuskan

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggaran kementerian-lembaga atau K/L 2026 yang satu persatu disetujui oleh DPR nyatanya belum mencakup efisiensi, meskipun kebijakan tersebut sudah dipastikan bakal berlanjut pada tahun depan.

    Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengungkapkan bahwa prinsip efisiensi akan sama dan jalan terus. Namun, dirinya tidak menjelaskan apakah akan sama persis seperti tahun ini atau tidak.

    Begitu pula dengan besaran maupun kebijakan efisiensi untuk tahun depan. Luky hanya menyampaikan hal tersebut akan bergantung pada Presiden Prabowo Subianto. 

    “Itu kan prinsip [efisiensinya] sama pokoknya. [Tahun depan] tergantung presiden,” ungkapnya kepada wartawan usai menghadiri Rapat Kerja Komisi XI DPR, Selasa (15/7/2025). 

    Untuk diketahui, pemerintah bersama DPR telah menyetujui rencana defisit, penerimaan, serta asumsi dasar ekonomi makro yang menjadi acuan penyusunan Rancangan APBN (RAPBN), tetapi masih dalam bentuk rasio dan belum angka tetap.

    Sementara rasio belanja yang dirancang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 sebesar 14,19%—14,75% dari PDB, belum ditetapkan kesepakatannya. 

    Pasalnya saat ini, K/L tengah hilir mudik ke DPR untuk menyampaikan kebutuhan anggaran belanjanya pada 2026. 

    Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa efisiensi anggaran belanja negara akan berlanjut pada tahun depan alias 2026.

    Kepastian itu Sri Mulyani sampaikan usai memaparkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 dalam rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat Selasa (20/5/2025). 

    “Pasti dilakukan [efisiensi] itu tadi. Jadi kalau mau disampaikan, jawaban saya tegas dilakukan,” ujar Sri Mulyani usai rapat paripurna DPR.

    Pada awal tahun ini, pemerintah melakukan efisiensi belanja terhadap APBD dan APBN 205 yang masing-masing senilai Rp50,6 triliun dan Rp256,1 triliun melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/2025. 

    Sementara melalui Surat Menteri Keuangan S-126/MK.02/2025 tanggal 7 Maret 2025, Bendahara Negara telah menyampaikan laporan penyelesaian Inpres tersebut dan memohon izin untuk pembukaan blokir efisiensi. 

    Sampai dengan 24 Juni 2025, pemerintah telah membuka blokir anggaran senilai Rp134,9 triliun sesuai arahan presiden untuk prioritas pembangunan nasional. 

    Di mana sejumlah Rp48 triliun digunakan 23 K/L untuk melakukan restrukturisasi Kabinet Merah Putih. Sementara Rp86,9 triliun sisanya untuk 76 K/L.

  • 6
                    
                        Kejagung Minta Hotman Paris Tak Buat Gaduh Usai Sebut Tom Lembong Bisa Bebas
                        Nasional

    6 Kejagung Minta Hotman Paris Tak Buat Gaduh Usai Sebut Tom Lembong Bisa Bebas Nasional

    Kejagung Minta Hotman Paris Tak Buat Gaduh Usai Sebut Tom Lembong Bisa Bebas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kejaksaan Agung meminta agar kuasa hukum Direktur PT Angels Products Tony Wijaya.
    Hotman Paris
    , tidak membuat kegaduhan dengan menyebut eks Menteri Perdagangan
    Tom Lembong
    dapat bebas dari kasus
    korupsi impor gula
    .
    Hal ini disampaikan Direktur Penuntutan pada Jampidsus Kejagung
    Sutikno
    merespons pernyataan Hotman Paris yang menyebut eks
    Jaksa Agung
    HM Prasetyo dan Jamdatun pernah memberikan izin impor gula pada tahun 2017 sehingga Tom Lembong dapat bebas.
    “Jadi, yang harus sama-sama di sini kan (dijelaskan detail), jangan terus kemudian tau-tau muncul
    legal opinion
    (LO) menjadi gaduh. Nah, kita harus tahu apa isi LO itu,” ujar Sutikno di kantor Kejagung, Jakarta, Rabu (16/7/2025).
    Sutikno menjelaskan bahwa surat keputusan Jaksa Agung yang dimaksud Hotman merupakan
    legal opinion
    yang dikeluarkan Kejaksaan pada tahun 2017, saat Enggartiasto Lukita telah menggantikan posisi Tom sebagai Mendag.
    Surat dari Kejaksaan ini ada dua berkas: satu, pengantar dari Jaksa Agung, dan satu lagi berupa pendapat hukum dari penyidik.
    Sutikno mengatakan bahwa LO ini tidak serta merta memberikan izin impor kepada Enggar.
    Pasalnya, semua program menteri harus mengacu pada ketentuan hukum yang ada.
    Pembahasan impor gula juga diharuskan dibahas terlebih dahulu dalam rapat kondisi terbatas.
    “Semuanya harus melalui rapat kondisi terbatas. Kan itu isi LO-nya. Jadi, dasarnya kan rapat kondisi terbatas itu,” kata Sutikno menjelaskan.
    Ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan penyidikan yang telah berlangsung.
    Sutikno memastikan bahwa penyidik tidak ngawur dalam menjalankan tugasnya.
    “Kami kan menangani perkara itu sudah juga melihat data-data dan fakta-fakta semuanya. Kita tidak ngawur,” kata Sutikno lagi.
    Diberitakan, Hotman Paris menyebutkan bahwa kegiatan importasi gula sudah mendapatkan lampu hijau dari Jaksa Agung HM Prasetyo dan Jaksa Agung Muda bidang Tata Usaha Negara (Jamdatun) pada 2017.
    Hotman mengatakan, kegiatan importasi gula itu dilakukan persis seperti yang dilakukan kliennya, sebagai salah satu perusahaan yang mendapatkan izin impor dari Tom Lembong.
    “Menurut Jaksa Agung pada saat itu, semuanya boleh, sah,” kata Hotman saat ditemui awak media di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).
    Ia mengatakan, Jaksa Agung dan Jamdatun memberikan lampu hijau setelah dimintai pendapat hukum oleh Mendag saat itu, Enggartiasto Lukita.
    Enggar merupakan Mendag yang menjabat setelah Tom Lembong dan meneruskan kebijakan impor gula kristal mentah untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.
    Oleh karena itu, berdasar pada pendapat hukum tersebut, menurut Hotman, Tom Lembong seharusnya bisa bebas.
    “Ya berarti secara hukum harusnya bebas dong, harusnya,” tutur Hotman.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tarif Iuran Jaminan Kesehatan Nasional Bakal Naik? Ini Kata Menkes BGS

    Tarif Iuran Jaminan Kesehatan Nasional Bakal Naik? Ini Kata Menkes BGS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah sempat berencana untuk menaikkan tarif iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 2026. Alasannya, besaran iuran BPJS Kesehatan belum disesuaikan dalam lima tahun terakhir.

    Lantas, apakah rencana itu akan jadi dilaksanakan?

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, hingga kini belum ada pembahasan terkait rencana tersebut.

    “Masih belum dibahas,” ujarnya saat ditemui di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (15/7/2025).

    Sebelumnya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sempat buka suara mengenai rencana kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2026. Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyampaikan bahwa rencana itu sudah termasuk dalam 8 skenario untuk memastikan operasionalnya berkelanjutan.

    Ia mengatakan, pihaknya sudah memiliki kalkulasi atas rencana kenaikan. Akan tetapi, Ghufron mengatakan rinciannya belum bisa dipublikasikan. Menurutnya, skenario kenaikan tarif tersebut tengah didiskusikan dengan pemerintah dan akan diputuskan oleh pemerintah.

    “Namanya skenario ya ada penyesuaian sekian apa ini, tetapi kan ini bukan pengambilan putusan dan BPJS tidak mengambil keputusan itu, tapi BPJS itu sadar sekali apa yang dilakukan dan tahu persis punya datanya dan lain sebagainya, tapi bukan pengambil keputusan,” terang Ghufron di Public Expose Kinerja BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025).

    Ketika ditanya apa saja isi dari delapan skenario tersebut, Ghufron hanya memberikan satu contoh, yaitu bagaimana melakukan cost sharing dan seperti apa dampaknya.

    “Jadi kalau seandainya nih, kan ada delapan skenario, kalau cost sharing sekian kira-kira dampaknya terhadap utilisasi berapa,” terang Ghufron.

    Sebagai informasi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menegaskan pentingnya kenaikan tarif iuran BPJS Kesehatan saat ini, setelah lima tahun terakhir sejak 2020 tidak mengalami kenaikan. Padahal, belanja kesehatan masyarakat kata dia terus naik dari tahun ke tahun dengan kisaran 15%.

    “Sama aja kita ada inflasi 5%, gaji pegawai atau menteri tidak boleh naik selama 5 tahun, itu kan agak menyedihkan juga kalau kita bilang ke karyawan atau supir kita gak naik 5 tahun padahal inflasi 15% kan enggak mungkin,” ucap Budi di DPR, pada Februari lalu.

    “Ini memang bukan sesuatu yang populer, tapi somebody harus ngomong itu kalau enggak nanti di ujung-ujungnya meledak, kaget, bahaya. Lebih baik kita jujur bilang dengan kenaikan kesehatan 10-15% per tahun sedangkan tarif BPJS enggak naik 5 tahun itu kan enggak mungkin, jadi harus naik,” tegasnya.

    Menurut Budi, kenaikan belanja kesehatan masyarakat saat ini pun telah lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2023, total belanja kesehatan mencapai Rp 614,5 triliun atau naik 8,2% dari 2022 yang senilai Rp 567,7 triliun. Sebelum periode Covid-19 pun pada 2018 belanja kesehatan naik 6,2% dari Rp 421,8 triliun menjadi Rp 448,1 triliun.

    Budi menegaskan, kenaikan belanja kesehatan yang sudah melampaui pertumbuhan PDB Indonesia yang hanya di kisaran 5% selama 10 tahun terakhir itu tidak sehat.

    “Kita hati-hati Bapak Ibu bahwa pertumbuhan belanja kesehatan nasional itu selalu di atas pertumbuhan GDP, itu akibatnya tidak sustain Bapak Ibu,” ungkap Budi.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menteri KKP: Ocean Big Data Jadi Senjata Awasi Pemanfaatan Ruang Laut RI – Page 3

    Menteri KKP: Ocean Big Data Jadi Senjata Awasi Pemanfaatan Ruang Laut RI – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini mengandalkan teknologi canggih untuk mengawasi aktivitas pemanfaatan ruang laut.

    Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan pengembangan Ocean Big Data sebagai sistem pemantauan terpadu berbasis data. Teknologi ini diyakini akan memperkuat kontrol pemerintah terhadap segala bentuk kegiatan di wilayah laut Indonesia.

    “Kita juga terus mengembangkan Ocean Big Data. Ocean Big Data ini sedang kita kembangkan, tujuannya untuk memonitor aktivitas di laut yang bisa kita deteksi namun tidak dilaporkan kepada kita,” kata Sakti Wahyu Trenggono dalam Rapat Kerja Teknis Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut, di Hotel Borobudur, Selasa (15/7/2025).

    Sistem ini akan mencakup informasi spasial dan aktivitas ekonomi kelautan secara real-time. Dengan begitu, pelanggaran dapat segera terdeteksi dan ditindak.

    Ocean Big Data memungkinkan integrasi data dari berbagai sumber, termasuk citra satelit, sensor laut, dan pelaporan elektronik. Teknologi ini menjadi tumpuan untuk menciptakan tata ruang laut yang lebih akurat dan transparan. Tidak hanya untuk penegakan hukum, data ini juga akan menjadi dasar pengambilan kebijakan nasional.

    “Kita lihat kalau di situ zona konservasi tentu kita akan larang. Dan sosialisasi ini terus akan dilakukan agar betul-betul tahu persis, kalau misalnya itu bisa dilakukan untuk kepentingan ekonomi, pengembangan ekonomi, ya harus kita dorong. Dan teman-teman semua juga bisa mendukung,” ujarnya.

    Melalui pendekatan digital ini, KKP berharap dapat mempersempit ruang gerak pelaku usaha yang tidak memiliki izin resmi seperti KKPRL (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut).

     

  • Kenapa Daun Berubah Warna Saat Musim Gugur? Ini Jawaban Ilmiahnya

    Kenapa Daun Berubah Warna Saat Musim Gugur? Ini Jawaban Ilmiahnya

    Jakarta – Di negara empat musim, boleh dibilang musim musim gugur adalah puncak keindahannya. Pada musim gugur, dedaunan warna-warni akan terlihat cantik berubah warna saat berguguran. Tahukah kalian, apa yang menyebabkan daun bisa berubah saat musim gugur?

    Dikutip dari Forest Digest, Selasa (15/7/2025) perubahan warna daun terjadi karena proses kimia yang berlangsung pada pohon selama peralihan musim. Selama musim semi dan panas, daun-daun menjadi ‘pabrik’ pembuat dan penyimpan makanan. Proses ini terjadi melalui fotosintesis pada bagian kloroplas daun yang mengandung klorofil, zat hijau daun.

    Selain zat atau pigmen hijau, sebenarnya ada juga pigmen kuning hingga oranye, karoten dan pigmen xantofil. Namun, pada sebagian besar tahun, warna-warna ini ditutupi oleh sejumlah besar pewarna hijau.

    Ketika musim gugur, dengan semakin pendeknya waktu siang hari dan panjangnya malam, perubahan suhu dan berkurangnya intensitas cahaya Matahari, daun menghentikan proses pembuatan makanan. Klorofil rusak, warna hijau menghilang, dan warna kuning hingga jingga menjadi terlihat.

    Perubahan kimia lainnya juga terjadi bersamaan, yang membentuk warna tambahan melalui sintesis pigmen antosianin merah, yang dibuat dari gula di dalam daun. Gula itu akan disimpan di ranting untuk musim semi berikutnya ketika daun muncul lagi.

    Beberapa campuran memunculkan warna musim gugur kemerahan dan keunguan dari tumbuhan seperti pohon dogwood dan sumac. Sementara yang lain, seperti pohon sugar mapel, menghasilkan warna oranye cemerlang.

    Ada juga pohon lain yang daunnya berubah kuning maupun coklat, seperti pohon ek. Semua warna-warna unik ini disebabkan perbedaan komposisi campuran berbagai jumlah residu klorofil dan pigmen lain di daun selama musim gugur. Bahkan dalam satu pohon saja, tidak ada semburat warna daun yang persis sama.

    Selain itu, suhu, cahaya, kelembaban tanah dan pasokan air memiliki pengaruh terhadap derajat dan durasi warna musim gugur. Suhu rendah di atas titik beku akan mendukung pembentukan antosianin yang menghasilkan warna merah cerah pada mapel.

    Warna-warna paling cemerlang akan muncul ketika siang cerah dan hangat, diikuti dengan malam yang sejuk, tetapi tidak beku. Suhu beku yang datang lebih awal akan mengurangi kecemerlangan warna merah, dan bahkan menyebabkan daun layu dan jatuh dari pohon berubah warna.

    Untuk diketahui, tidak semua pohon akan berubah warna daunnya di musim gugur. Beberapa jenis pohon termasuk dalam kelompok evergreen. Dinamakan demikian, karena daunnya berwarna hijau sepanjang tahun. Kelompok tumbuhan evergreen termasuk jenis-jenis pohon konifer seperti pinus, spruces, firs, hemlocks, dan cedars.

    (rns/fay)

  • Tanda Tanya Siapa Matikan Sakelar Pengendali BBM di Air India

    Tanda Tanya Siapa Matikan Sakelar Pengendali BBM di Air India

    Jakarta

    Insiden jatuhnya pesawat Air India nomor penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu masih diselidiki. Tim penyelidik menemukan kejanggalan terkait sakelar pengendali bahan bakar pesawat Air India.

    Hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua sakelar pengendali bahan bakar Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun itu tiba-tiba berpindah ke posisi “mati” sehingga mesin kekurangan bahan bakar dan memicu kehilangan daya. Perpindahan pengendali bahan bakar ke posisi “mati” biasanya hanya dilakukan setelah mendarat.

    Rekaman audio kokpit merekam suara seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia “mematikan sakelar”, yang dijawab oleh pilot tersebut bahwa ia tidak melakukannya. Rekaman tersebut tidak menjelaskan siapa yang mengatakan apa. Pada saat lepas landas, kopilot sedang menerbangkan pesawat, sedangkan kapten memantau.

    Sakelar-sakelar tersebut kemudian dinyalakan lagi, yang memicu penyalaan ulang mesin secara otomatis.

    Pada saat pesawat jatuh, diketahui satu mesin mendapatkan kembali daya dorong. Adapun mesin lainnya menyala kembali tetapi belum sempat mendapatkan daya dorong.

    Pesawat Air India dengan nomor penerbangan 171 hanya mengudara kurang dari satu menit sebelum jatuh di permukiman padat di Kota Ahmedabad, India. Peristiwa itu merupakan salah satu bencana penerbangan paling membingungkan di India.

    Para penyelidik sedang menyelidiki puing-puing dan perekam kokpit untuk memahami apa yang salah sesaat setelah pesawat lepas landas. Pesawat tersebut naik hingga 625 kaki dalam cuaca cerah, namun kehilangan data lokasi setelah 50 detik, menurut situs FlightRadar24.

    Laporan awal dari investigasi tersebut yang dipimpin otoritas India dengan beranggotakan para ahli dari Boeing, General Electric, Air India, regulator India, serta peserta dari AS dan Inggris menimbulkan beberapa pertanyaan.

    Penyelidik mengatakan sakelar bahan bakar dilengkapi pengunci tuas. Cara menyalakannya: sakelar harus ditarik ke atas untuk membuka kunci lalu dibalik. Mekanisme ini dirancang untuk mencegah sakelar diaktifkan atau dimatikan secara tidak disengaja, sebuah fitur keselamatan yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Braket pelindung juga melindungi sakelar itu dari benturan yang tidak disengaja.

    “Hampir mustahil untuk menarik kedua tombol hanya dengan satu gerakan tangan, dan ini membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan tergolong kecil,” ujar seorang investigator kecelakaan udara di Kanada, yang tidak ingin namanya dipublikasikan, kepada BBC.

    Hal inilah yang membuat kasus Air India menonjol.

    Jika salah satu pilot mematikan sakelar, baik disengaja maupun tidak, hal itu “menimbulkan pertanyaan: mengapa?”, kata Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat dan pakar penerbangan di Ohio State University.

    “Apakah itu disengaja, atau karena kebingungan? Kemungkinannya kecil, karena para pilot tidak melaporkan hal yang tidak biasa.

    “Dalam banyak keadaan darurat di kokpit, pilot mungkin menekan tombol yang salah atau membuat pilihan yang salah. Tetapi tidak ada indikasi situasi seperti itu di sini, atau diskusi apa pun yang menunjukkan bahwa sakelar bahan bakar dinyalakan secara tidak sengaja,” katanya.

    “Kesalahan semacam ini biasanya tidak terjadi tanpa masalah yang jelas.”

    Selengkapnya di sini!

    Air India (Foto: BBC World)

    Peter Goelz, mantan direktur pelaksana badan penyelidik kecelakaan transportasi AS (NTSB), mengatakan: “Temuan ini sangat meresahkan, yaitu seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar dalam hitungan detik setelah terbang.”

    “Kemungkinan ada lebih banyak informasi di perekam suara kokpit daripada yang dibagikan. Satu pertanyaan seperti ‘mengapa Anda mematikan sakelar?’ saja tidak cukup,” katanya.

    “Fakta yang baru diungkap ini menunjukkan seseorang di kokpit mematikan sakelar itu. Pertanyaannya adalah, siapa, dan mengapa? Kedua sakelar dimatikan lalu dihidupkan kembali dalam hitungan detik.”

    “Perekam suara akan mengungkapkan lebih banyak: apakah pilot yang sedang mengemudikan pesawat yang mencoba menyalakan kembali mesin, atau pilot yang sedang memantau?”

    Para penyelidik yakin perekam suara kokpit dengan audio dari mikrofon pilot, panggilan radio, dan suara kokpit di sekitarnya memegang kunci teka-teki ini.

    “Mereka belum mengidentifikasi [pemilik] suara-suara tersebut, itu yang sangat penting. Biasanya, ketika perekam suara ditinjau, orang-orang yang akrab dengan pilot hadir untuk membantu mencocokkan suara.

    “Sampai sekarang, kami masih belum tahu pilot mana yang mematikan dan menyalakan kembali sakelar itu,” kata Goelz.

    Singkatnya, para penyelidik mengatakan yang diperlukan sekarang adalah identifikasi suara yang jelas, transkrip rekaman suara kokpit lengkap dengan label siapa yang mengatakan apa, serta tinjauan menyeluruh terhadap semua komunikasi sejak pesawat keluar dari gerbang hingga saat jatuh.

    Mereka juga mengatakan hal ini menggarisbawahi perlunya perekam video kokpit, seperti yang direkomendasikan oleh NTSB. Rekaman video akan menunjukkan siapa yang mematikan sakelar bahan bakar.

    Sebelum menaiki pesawat nomor penerbangan 171, baik pilot maupun awak telah lulus uji napas dan dinyatakan layak terbang, menurut laporan tersebut. Para pilot, yang berbasis di Mumbai, telah tiba di Ahmedabad sehari sebelum penerbangan dan telah beristirahat dengan cukup.

    Namun, para penyelidik juga memfokuskan pada satu elemen dalam laporan tersebut.

    Disebutkan bahwa pada Desember 2018, Badan Penerbangan Federal AS mengeluarkan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB) yang menyoroti bahwa beberapa sakelar kontrol bahan bakar Boeing 737 dipasang dengan fitur pengunci dinonaktifkan.

    Meskipun masalah ini telah dicatat, kondisi tersebut tidak dianggap sebagai kondisi tidak aman yang memerlukan Arahan Kelaikan Udara (AD)sebuah peraturan yang dapat ditegakkan secara hukum untuk memperbaiki aspek ketidakamanan pada suatu produk.

    Desain sakelar yang sama digunakan pada pesawat Boeing 787-8, termasuk VT-ANB milik Air India yang jatuh. Karena SAIB bersifat imbauan, Air India tidak melakukan inspeksi yang direkomendasikan.

    Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat, mengaku dirinya bertanya-tanya apakah ada masalah dengan sakelar kontrol bahan bakar.

    “Apa sebenarnya makna [laporan] ini? Apakah artinya dengan sekali tekan, sakelar itu dapat mematikan mesin dan memutus pasokan bahan bakar? Ketika fitur pengunci dinonaktifkan, apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah sakelar itu otomatis mati dan mematikan mesin? Jika demikian, ini masalah yang sangat serius. Jika tidak, hal itu juga perlu dijelaskan,” paparnya.

    Namun, pakar lain tidak yakin hal itu merupakan masalah utama.

    “Saya belum pernah mendengar tentang hal ini, yang tampaknya merupakan laporan FAA yang tidak terlalu mencolok. Saya juga belum mendengar keluhan [tentang sakelar bahan bakar] dari pilotyang biasanya cepat angkat bicara. Ini patut diteliti karena sudah disebutkan, tetapi mungkin hanya pengalih perhatian,” kata Goelz.

    Kapten Kishore Chinta, mantan penyelidik di Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB), mempertanyakan apakah sakelar tersebut mati karena masalah pada unit kontrol elektronik pesawat.

    “Bisakah sakelar pemutus bahan bakar dipicu secara elektronik oleh unit kontrol elektronik pesawat tanpa gerakan pilot? Jika sakelar pemutus bahan bakar mati secara elektronik, maka itu perlu dikhawatirkan,” katanya kepada BBC.

    Laporan tersebut menyatakan sampel bahan bakar dari tangki pengisian bahan bakar “memuaskan”.

    Para ahli sebelumnya menduga kontaminasi bahan bakar sebagai kemungkinan penyebab kegagalan mesin ganda. Patut dicatat, belum ada peringatan yang dikeluarkan untuk Boeing 787 atau mesin GE GEnx-1B-nya. Kemungkinan kegagalan mekanis dikesampingkan untuk saat ini sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

    Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Turbin Udara Ram (RAT) pesawat telah mengembang, sebuah tanda yang jelas adanya kegagalan sistem utama dan roda pendaratan ditemukan dalam “posisi turun” atau tidak ditarik.

    RAT, sebuah baling-baling kecil yang memanjang dari bagian bawah Boeing 787 Dreamliner, berfungsi sebagai generator cadangan darurat. RAT secara otomatis menyala saat penerbangan ketika kedua mesin kehilangan daya atau jika ketiga sistem hidrolik mencatat tekanan yang sangat rendah. RAT memasok daya terbatas untuk menjaga sistem penerbangan penting tetap beroperasi.

    “Fakta bahwa Turbin Udara Ram (RAT) menyala sangat mendukung kesimpulan bahwa kedua mesin telah gagal,” kata Pruchnicki.

    Seorang pilot Boeing 787 menjelaskan mengapa ia mengira roda pendaratan tidak ditarik.

    “Akhir-akhir ini, setiap kali saya lepas landas dengan pesawat 787, saya memperhatikan proses penarikan roda pendaratan dengan saksama. Saat tuas roda pendaratan ditarik, ketinggiannya sudah sekitar 200 kaki, dan seluruh proses penarikan roda pendaratan selesai sekitar 400 kaki, total sekitar delapan detik, berkat sistem hidrolik bertekanan tinggi.”

    Pilot tersebut yakin pilot yang menerbangkan pesawat tidak punya waktu untuk berpikir.

    “Ketika kedua mesin mati dan pesawat mulai turun, reaksinya bukan sekadar terkejut, pilot pasti mati rasa. Saat itu, fokus pilot bukan pada roda pendaratan. Pikiran pilot tertuju pada satu hal: jalur penerbangan. ‘Di mana saya bisa mendaratkan pesawat ini dengan aman?’ Dalam kasus ini, ketinggiannya tidak cukup.”

    Penyelidik mengatakan pilot mencoba membuat pesawat kembali mengangkasa, tetapi itu terjadi terlalu cepat.

    “Mesin dimatikan lalu dihidupkan kembali. Para pilot menyadari mesin kehilangan daya dorong – kemungkinan besar mereka menyalakan kembali mesin kiri terlebih dahulu, diikuti oleh mesin kanan,” kata Pruchnicki.

    “Namun, mesin kanan tidak punya cukup waktu untuk kembali menyala, dan daya dorongnya pun tidak mencukupi. Kedua mesin akhirnya berhasil “menyala”, tetapi karena mesin kiri dimatikan terlebih dahulu dan mesin kanan terlambat menyala, hasilnya terlambat.”

    Sanak saudara korban kecelakaan telah menunggu dengan cemas hasil laporan awal.

    Ketika laporan tersebut akhirnya dirilis Sabtu (12/07) pagi di India, Imtiyaz Ali, yang kehilangan saudara laki-laki, ipar perempuan, dan dua anak mereka yang masih kecil, membacanya dengan saksama. Namun, dia kecewa karena laporannya “terdengar seperti deskripsi produk”.

    “Selain percakapan terakhir pilot, tidak ada apa pun di dalamnya yang benar-benar menunjukkan penyebab kecelakaan.”

    Ia berharap detail lebih lanjut akan dipublikasikan dalam beberapa bulan mendatang.

    “Ini penting bagi kami. Kami ingin tahu persis apa yang terjadi. Itu tidak akan mengubah apa pun bagi kami sekarang, kami terus berduka seperti yang telah kami alami sejak hari itu.

    “Tapi setidaknya kami akan mendapatkan beberapa jawaban,” kata Ali.

  • Sederet Pebalap Dunia yang Selebrasi ‘Aura Farming’ di Lintasan

    Sederet Pebalap Dunia yang Selebrasi ‘Aura Farming’ di Lintasan

    Jakarta

    Selebrasi pacu jalur atau ‘aura farming’ khas Indonesia belakangan mendunia. Bahkan, ada sejumlah pebalap kenamaan yang melakukan gerakan tersebut di lintasan. Siapa saja nama-namanya?

    Paling terbaru, ada pebalap MotoGP asal Spanyol, Marc Marquez yang menunjukkan selebrasi ‘aura farming’ setelah memenangkan balapan di Sirkuit Sachsenring, Jerman. Dia mengaku harus berusaha memperlebar gap dengan pebalap lain di belakang demi melakukan gerakan tersebut.

    “Itulah alasan saya menambah kecepatan, biar saya punya jarak sekian detik untuk melakukan (selebrasi) itu,” ujar Marquez kepada adiknya sesaat setelah selesai balapan, dikutip dari akun Instagram MotoGP, Senin (14/7).

    Marc Marquez selebrasi pacu jalur atau aura farming. Foto: Michellin Sport.

    Sebelum Marquez, pebalap muda di Moto2, Deniz Oncu juga menunjukkan selebrasi yang sama saat memenangkan balapan di Jerman. Hanya saja, dia tak melakukannya persis di lintasan, melainkan di Parc Ferme atau tempat parkir untuk para pemenang.

    Menariknya, selebrasi Oncu mendapat kritikan. Sebab, beberapa gerakannya dianggap salah dan tak sesuai aslinya. Bahkan, dia menggelengkan kepala seakan-akan menyadari kesalahannya.

    Selain Marquez dan Oncu, pebalap World Superbike (WSBK) asal Turki, Toprak Razgatlioglu juga memilih selebrasi yang sama. Dia melakukan gerakan pacu jalur setelah memenangkan perlombaan di Donington Park, Inggris.

    Toprak Razgatlioglu selebrasi aura farming. Foto: Doc. WSBK

    Bukan hanya balap motor, balap mobil seperti F1 juga tak mau ketinggalan tren. Tarian aura farming ditunjukkan pebalap William Racing blasteran Inggris-Thailand, Alex Albon. Namun, berbeda dengan pebalap lain, gerakan tersebut dilakukan bukan sebagai selebrasi kemenangan, melainkan sekadar konten.

    Sebenarnya, selain nama-nama tenar barusan, masih banyak pebalap lain yang melakukan aura farming setelah perlombaan. Misalnya seperti IndyCar Racing, Motocross dan lainnya.

    (sfn/din)

  • Misteri Rekaman Suara Kokpit Air India: Mengapa Kamu Matikan Sakelar?

    Misteri Rekaman Suara Kokpit Air India: Mengapa Kamu Matikan Sakelar?

    Jakarta

    Tim penyelidik menemukan sesuatu yang misterius dalam investigasi jatuhnya pesawat Air India nomor penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu.

    Hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua sakelar pengendali bahan bakar Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun itu tiba-tiba berpindah ke posisi “mati” sehingga mesin kekurangan bahan bakar dan memicu kehilangan daya. Perpindahan pengendali bahan bakar ke posisi “mati” biasanya hanya dilakukan setelah mendarat.

    Rekaman audio kokpit merekam suara seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia “mematikan sakelar”, yang dijawab oleh pilot tersebut bahwa ia tidak melakukannya. Rekaman tersebut tidak menjelaskan siapa yang mengatakan apa. Pada saat lepas landas, kopilot sedang menerbangkan pesawat, sedangkan kapten memantau.

    Sakelar-sakelar tersebut kemudian dinyalakan lagi, yang memicu penyalaan ulang mesin secara otomatis.

    Pada saat pesawat jatuh, diketahui satu mesin mendapatkan kembali daya dorong. Adapun mesin lainnya menyala kembali tetapi belum sempat mendapatkan daya dorong.

    Pesawat Air India dengan nomor penerbangan 171 hanya mengudara kurang dari satu menit sebelum jatuh di permukiman padat di Kota Ahmedabad, India. Peristiwa itu merupakan salah satu bencana penerbangan paling membingungkan di India.

    Para penyelidik sedang menyelidiki puing-puing dan perekam kokpit untuk memahami apa yang salah sesaat setelah pesawat lepas landas. Pesawat tersebut naik hingga 625 kaki dalam cuaca cerah, namun kehilangan data lokasi setelah 50 detik, menurut situs FlightRadar24.

    Penyelidik mengatakan sakelar bahan bakar dilengkapi pengunci tuas. Cara menyalakannya: sakelar harus ditarik ke atas untuk membuka kunci lalu dibalik. Mekanisme ini dirancang untuk mencegah sakelar diaktifkan atau dimatikan secara tidak disengaja, sebuah fitur keselamatan yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Braket pelindung juga melindungi sakelar itu dari benturan yang tidak disengaja.

    “Hampir mustahil untuk menarik kedua tombol hanya dengan satu gerakan tangan, dan ini membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan tergolong kecil,” ujar seorang investigator kecelakaan udara di Kanada, yang tidak ingin namanya dipublikasikan, kepada BBC.

    Hal inilah yang membuat kasus Air India menonjol.

    BBC

    Jika salah satu pilot mematikan sakelar, baik disengaja maupun tidak, hal itu “menimbulkan pertanyaan: mengapa?”, kata Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat dan pakar penerbangan di Ohio State University.

    “Apakah itu disengaja, atau karena kebingungan? Kemungkinannya kecil, karena para pilot tidak melaporkan hal yang tidak biasa.

    “Dalam banyak keadaan darurat di kokpit, pilot mungkin menekan tombol yang salah atau membuat pilihan yang salah. Tetapi tidak ada indikasi situasi seperti itu di sini, atau diskusi apa pun yang menunjukkan bahwa sakelar bahan bakar dinyalakan secara tidak sengaja,” katanya.

    “Kesalahan semacam ini biasanya tidak terjadi tanpa masalah yang jelas.”

    BBC

    Peter Goelz, mantan direktur pelaksana badan penyelidik kecelakaan transportasi AS (NTSB), mengatakan: “Temuan ini sangat meresahkan, yaitu seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar dalam hitungan detik setelah terbang.”

    “Kemungkinan ada lebih banyak informasi di perekam suara kokpit daripada yang dibagikan. Satu pertanyaan seperti ‘mengapa Anda mematikan sakelar?’ saja tidak cukup,” katanya.

    “Fakta yang baru diungkap ini menunjukkan seseorang di kokpit mematikan sakelar itu. Pertanyaannya adalah, siapa, dan mengapa? Kedua sakelar dimatikan lalu dihidupkan kembali dalam hitungan detik.”

    “Perekam suara akan mengungkapkan lebih banyak: apakah pilot yang sedang mengemudikan pesawat yang mencoba menyalakan kembali mesin, atau pilot yang sedang memantau?”

    Para penyelidik yakin perekam suara kokpit dengan audio dari mikrofon pilot, panggilan radio, dan suara kokpit di sekitarnya memegang kunci teka-teki ini.

    “Mereka belum mengidentifikasi [pemilik] suara-suara tersebut, itu yang sangat penting. Biasanya, ketika perekam suara ditinjau, orang-orang yang akrab dengan pilot hadir untuk membantu mencocokkan suara.

    “Sampai sekarang, kami masih belum tahu pilot mana yang mematikan dan menyalakan kembali sakelar itu,” kata Goelz.

    Singkatnya, para penyelidik mengatakan yang diperlukan sekarang adalah identifikasi suara yang jelas, transkrip rekaman suara kokpit lengkap dengan label siapa yang mengatakan apa, serta tinjauan menyeluruh terhadap semua komunikasi sejak pesawat keluar dari gerbang hingga saat jatuh.

    Mereka juga mengatakan hal ini menggarisbawahi perlunya perekam video kokpit, seperti yang direkomendasikan oleh NTSB. Rekaman video akan menunjukkan siapa yang mematikan sakelar bahan bakar.

    Sebelum menaiki pesawat nomor penerbangan 171, baik pilot maupun awak telah lulus uji napas dan dinyatakan layak terbang, menurut laporan tersebut. Para pilot, yang berbasis di Mumbai, telah tiba di Ahmedabad sehari sebelum penerbangan dan telah beristirahat dengan cukup.

    Namun, para penyelidik juga memfokuskan pada satu elemen dalam laporan tersebut.

    Air India nomor penerbangan 171 menghantam kawasan permukiman padat penduduk di Ahmedabad. (Getty Images)

    Disebutkan bahwa pada Desember 2018, Badan Penerbangan Federal AS mengeluarkan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB) yang menyoroti bahwa beberapa sakelar kontrol bahan bakar Boeing 737 dipasang dengan fitur pengunci dinonaktifkan.

    Meskipun masalah ini telah dicatat, kondisi tersebut tidak dianggap sebagai kondisi tidak aman yang memerlukan Arahan Kelaikan Udara (AD)sebuah peraturan yang dapat ditegakkan secara hukum untuk memperbaiki aspek ketidakamanan pada suatu produk.

    Desain sakelar yang sama digunakan pada pesawat Boeing 787-8, termasuk VT-ANB milik Air India yang jatuh. Karena SAIB bersifat imbauan, Air India tidak melakukan inspeksi yang direkomendasikan.

    Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat, mengaku dirinya bertanya-tanya apakah ada masalah dengan sakelar kontrol bahan bakar.

    “Apa sebenarnya makna [laporan] ini? Apakah artinya dengan sekali tekan, sakelar itu dapat mematikan mesin dan memutus pasokan bahan bakar? Ketika fitur pengunci dinonaktifkan, apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah sakelar itu otomatis mati dan mematikan mesin? Jika demikian, ini masalah yang sangat serius. Jika tidak, hal itu juga perlu dijelaskan,” paparnya.

    Namun, pakar lain tidak yakin hal itu merupakan masalah utama.

    “Saya belum pernah mendengar tentang hal ini, yang tampaknya merupakan laporan FAA yang tidak terlalu mencolok. Saya juga belum mendengar keluhan [tentang sakelar bahan bakar] dari pilotyang biasanya cepat angkat bicara. Ini patut diteliti karena sudah disebutkan, tetapi mungkin hanya pengalih perhatian,” kata Goelz.

    Kapten Kishore Chinta, mantan penyelidik di Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB), mempertanyakan apakah sakelar tersebut mati karena masalah pada unit kontrol elektronik pesawat.

    “Bisakah sakelar pemutus bahan bakar dipicu secara elektronik oleh unit kontrol elektronik pesawat tanpa gerakan pilot? Jika sakelar pemutus bahan bakar mati secara elektronik, maka itu perlu dikhawatirkan,” katanya kepada BBC.

    Bagian pesawat berada di antara bangunan di Ahmedabad, India, Kamis (12/06). (Reuters)

    Laporan tersebut menyatakan sampel bahan bakar dari tangki pengisian bahan bakar “memuaskan”.

    Para ahli sebelumnya menduga kontaminasi bahan bakar sebagai kemungkinan penyebab kegagalan mesin ganda. Patut dicatat, belum ada peringatan yang dikeluarkan untuk Boeing 787 atau mesin GE GEnx-1B-nya. Kemungkinan kegagalan mekanis dikesampingkan untuk saat ini sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

    Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Turbin Udara Ram (RAT) pesawat telah mengembang, sebuah tanda yang jelas adanya kegagalan sistem utama dan roda pendaratan ditemukan dalam “posisi turun” atau tidak ditarik.

    RAT, sebuah baling-baling kecil yang memanjang dari bagian bawah Boeing 787 Dreamliner, berfungsi sebagai generator cadangan darurat. RAT secara otomatis menyala saat penerbangan ketika kedua mesin kehilangan daya atau jika ketiga sistem hidrolik mencatat tekanan yang sangat rendah. RAT memasok daya terbatas untuk menjaga sistem penerbangan penting tetap beroperasi.

    “Fakta bahwa Turbin Udara Ram (RAT) menyala sangat mendukung kesimpulan bahwa kedua mesin telah gagal,” kata Pruchnicki.

    Seorang pilot Boeing 787 menjelaskan mengapa ia mengira roda pendaratan tidak ditarik.

    “Akhir-akhir ini, setiap kali saya lepas landas dengan pesawat 787, saya memperhatikan proses penarikan roda pendaratan dengan saksama. Saat tuas roda pendaratan ditarik, ketinggiannya sudah sekitar 200 kaki, dan seluruh proses penarikan roda pendaratan selesai sekitar 400 kaki, total sekitar delapan detik, berkat sistem hidrolik bertekanan tinggi.”

    Pilot tersebut yakin pilot yang menerbangkan pesawat tidak punya waktu untuk berpikir.

    “Ketika kedua mesin mati dan pesawat mulai turun, reaksinya bukan sekadar terkejut, pilot pasti mati rasa. Saat itu, fokus pilot bukan pada roda pendaratan. Pikiran pilot tertuju pada satu hal: jalur penerbangan. ‘Di mana saya bisa mendaratkan pesawat ini dengan aman?’ Dalam kasus ini, ketinggiannya tidak cukup.”

    Penyelidik mengatakan pilot mencoba membuat pesawat kembali mengangkasa, tetapi itu terjadi terlalu cepat.

    “Mesin dimatikan lalu dihidupkan kembali. Para pilot menyadari mesin kehilangan daya dorong – kemungkinan besar mereka menyalakan kembali mesin kiri terlebih dahulu, diikuti oleh mesin kanan,” kata Pruchnicki.

    “Namun, mesin kanan tidak punya cukup waktu untuk kembali menyala, dan daya dorongnya pun tidak mencukupi. Kedua mesin akhirnya berhasil “menyala”, tetapi karena mesin kiri dimatikan terlebih dahulu dan mesin kanan terlambat menyala, hasilnya terlambat.”

    Roda pesawat Air India yang jatuh sesaat setelah lepas landas pada Kamis (12/06). (Getty Images)

    Sanak saudara korban kecelakaan telah menunggu dengan cemas hasil laporan awal.

    Ketika laporan tersebut akhirnya dirilis Sabtu (12/07) pagi di India, Imtiyaz Ali, yang kehilangan saudara laki-laki, ipar perempuan, dan dua anak mereka yang masih kecil, membacanya dengan saksama. Namun, dia kecewa karena laporannya “terdengar seperti deskripsi produk”.

    “Selain percakapan terakhir pilot, tidak ada apa pun di dalamnya yang benar-benar menunjukkan penyebab kecelakaan.”

    Ia berharap detail lebih lanjut akan dipublikasikan dalam beberapa bulan mendatang.

    “Ini penting bagi kami. Kami ingin tahu persis apa yang terjadi. Itu tidak akan mengubah apa pun bagi kami sekarang, kami terus berduka seperti yang telah kami alami sejak hari itu.

    “Tapi setidaknya kami akan mendapatkan beberapa jawaban,” kata Ali.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 9
                    
                        Sekolah Rakyat Dimulai Hari Ini, Apa Bedanya dengan Sekolah Umum?
                        Nasional

    9 Sekolah Rakyat Dimulai Hari Ini, Apa Bedanya dengan Sekolah Umum? Nasional

    Sekolah Rakyat Dimulai Hari Ini, Apa Bedanya dengan Sekolah Umum?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Hari pertama operasional program
    Sekolah
    Rakyat tahun ajaran 2025/2026 berlangsung pada Senin (14/7/2025).
    Total ada 63 titik
    Sekolah Rakyat
    yang akan mulai masa pembelajaran pada hari ini.
    Sedangkan 37 titik lainnya akan menyusul pada akhir bulan.
    Menteri Sosial
    (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, lebih dari 9.700 siswa akan mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat yang akan dimulai hari ini.
    Sekolah Rakyat merupakan bentuk afirmasi dari pemerintah untuk anak-anak dari kelompok miskin dan miskin ekstrem, tanpa seleksi akademik ketat.
    Penyaringan calon siswa Sekolah Rakyat dilakukan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), diikuti dengan survei langsung ke lapangan.
    “Kalau untuk Sekolah Rakyat itu enggak pakai tes akademik. Yang penting mereka dari desil satu, artinya kelompok miskin dan miskin ekstrem,” ujar Gus Ipul, di kantornya, Selasa (20/5/2025).
    Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. Mohammad Nuh, menambahkan, bahwa meskipun tanpa tes akademik, Sekolah Rakyat ini tetap menggunakan
    academic mapping
    .
    “Berapa pun nilainya, sepanjang dia itu miskin desil satu, masuk. Tapi,
    sekolah
    tahu persis posisi akademik anak itu saat awal masuk,” ujar Nuh.
    Mapping ini bukan hanya untuk mengetahui kemampuan akademik, tetapi juga melibatkan pemetaan kesehatan fisik dan kondisi psikologis.
    “Kalau dia punya penyakit pun, tidak ditolak. Tapi, diobati dan tetap sekolah. Kita ingin tahu perubahan anak sebelum dan sesudah sekolah,” kata dia.
     
    Kurikulum di Sekolah Rakyat Sekolah Rakyat juga menggunakan kurikulum nasional.
    Bedanya, Sekolah Rakyat juga memperkenalkan kurikulum baru yang disebut
    Multi Entry-Multi Exit
    .
    Kurikulum ini memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan mereka.
    Kurikulum
    Multi Entry-Multi Exit
    mencakup tiga aspek penting, yaitu fisik, psikologis, dan akademik, yang akan membantu menyetarakan kesiapan siswa dari berbagai latar belakang sebelum memulai pendidikan formal.
    Untuk memastikan kualitas pembelajaran yang terjaga, Sekolah Rakyat juga menerapkan sistem
    Learning Management System
    (LMS) berbasis digital.
    Dengan sistem ini, seluruh kegiatan pembelajaran dan administrasi pendidikan akan termonitor secara
    real-time
    dari pusat.
    “Nanti di meja Pak Menteri akan tersedia
    dashboard
    . Dari sana bisa langsung dilihat berapa siswa yang hadir, mata pelajaran yang diajarkan, hingga siapa guru yang mengajar. Semua termonitor secara
    online
    ,” ungkap Nuh.
    Penggunaan kurikulum nasional menyisakan pertanyaan terkait perbedaan antara Sekolah Rakyat dan sekolah umum.
    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Toni Toharudin menegaskan, kualitas dari Sekolah Rakyat akan sama bagusnya dengan sekolah lainnya.
    “Tapi mungkin kualitas sarana dan prasarana (Sekolah Rakyat), kualitas gurunya itu akan lebih baik. Kita akan memilih guru-gurunya,” ujar Toni, di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Selasa (18/3/2025).
    Perbedaan yang mencolok lainnya antara Sekolah Rakyat dan sekolah umum adalah bentuk sekolah.
    Sekolah Rakyat direncanakan berbentuk asrama atau
    boarding school
    .
    Selain pendidikan berkualitas, sekolah ini diharapkan dapat memastikan asupan gizi yang memadai bagi peserta didik.
    Selain mata pelajaran formal, kurikulum juga akan menekankan penguatan karakter, kepemimpinan, nasionalisme, dan keterampilan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.