Organisasi: PERSEPSI

  • Apakah Indonesia terlambat merespons kebijakan tarif Trump?

    Apakah Indonesia terlambat merespons kebijakan tarif Trump?

    Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyarankan Pemerintah Indonesia segera mengambil langkah konkret guna melindungi industri dalam negeri akibat penerapan tarif resiprokal AS, Jakarta, Senin (7/4/2025) (ANTARA/Bayu Saputra)

    Apakah Indonesia terlambat merespons kebijakan tarif Trump?
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 08 April 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com –  Respons pemerintah Indonesia terhadap kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump layak diapresiasi dari sisi kehati-hatian, namun juga pantas dikritisi dari sisi kecepatan dan keberanian strategis.

    Ketika Trump memutuskan untuk menaikkan tarif hingga 32 persen terhadap produk ekspor Indonesia, termasuk tekstil, alas kaki, dan komponen elektronik, negara-negara seperti Vietnam dan Thailand bergerak cepat dalam merumuskan respons diplomatik dan proteksi ekonomi.

    Sementara Indonesia, dijadwalkan baru hari ini atau sehari sebelum kebijakan tersebut efektif diberlakukan pada 9 April 2025 untuk menyatakan sikap resmi melalui pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah forum terbuka. Tentu pendekatan diplomatik dan tidak reaktif adalah prinsip bijak dalam tata kelola hubungan internasional.

    Namun dalam konteks ekonomi global yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat, waktu menjadi faktor strategis. Delay dalam menyampaikan sikap resmi bisa memberikan kesan bahwa Indonesia kurang sigap dalam melindungi kepentingan ekonominya, apalagi dalam konteks tarif yang berdampak langsung pada jutaan pekerja sektor manufaktur ekspor.

    Selama ini ada kecenderungan bahwa kecepatan respons pemerintah terhadap disrupsi pasar internasional sangat mempengaruhi persepsi investor dan mitra dagang terhadap kredibilitas negara tersebut. Negara-negara yang umumnya mampu menunjukkan ketegasan dan arah kebijakan yang jelas dalam waktu 48 jam untuk merespons sesuatu, cenderung mengalami penurunan risiko pasar dan peningkatan negosiasi bilateral yang menguntungkan.

    Sebuah studi berjudul “Business resilience: Lessons from government responses to the global COVID-19 crisis” yang diterbitkan dalam International Business Review pada Oktober 2023 oleh Harvey Nguyen, Anh Viet Pham, Man Duy (Marty) Pham, dan Mia Hang Pham, mengeksplorasi ketahanan bisnis di berbagai negara dan faktor-faktor yang memungkinkan perusahaan bertahan dalam menghadapi guncangan ekonomi besar seperti pandemi COVID-19.

    Penelitian ini menyoroti peran penting respons cepat dan efektif dari pemerintah dalam mendukung ketahanan bisnis. Tindakan pemerintah yang tepat waktu, seperti pemberian stimulus ekonomi, bantuan finansial, dan kebijakan pendukung lainnya, terbukti membantu perusahaan dalam mempertahankan operasi dan mengurangi dampak negatif dari krisis.

    Temuan ini menggarisbawahi bahwa kecepatan dan efektivitas respons pemerintah tidak hanya mempengaruhi stabilitas ekonomi secara keseluruhan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan bisnis dan investor terhadap kemampuan negara dalam mengelola krisis.

    Kontes Indonesia

    Dalam konteks Indonesia tentu ini tidak bisa disamakan secara langsung, namun pola yang sama berlaku. Ketika Vietnam langsung mengirimkan tim negosiator ke Washington dan Thailand mengumumkan insentif substitusi pasar ekspor, Indonesia justru tampak terkesan lebih lama berkutat di tahap penyusunan strategi bahkan narasi.

    Implikasinya bukan hanya pada perdagangan, tetapi pada posisi daya tawar Indonesia dalam lanskap global yang semakin bergeser ke arah kompetisi cepat dan real-time. Namun, penting juga dipahami bahwa pendekatan Indonesia menolak opsi retaliasi dan memilih jalur diplomasi tidak dapat serta-merta dianggap sebagai kelemahan.

    Sebagaimana sebelumnya Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mengambil langkah retaliasi atas kebijakan tarif dan memilih menempuh jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencari solusi yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Pendekatan tersebut diambil dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang hubungan perdagangan bilateral, serta untuk menjaga iklim investasi dan stabilitas ekonomi nasional.

    Ini menunjukkan adanya kehendak untuk menjaga hubungan jangka panjang dan stabil dengan mitra dagang utama, dalam hal ini Amerika Serikat. Di sisi lain, keputusan untuk tidak membalas dengan tarif serupa juga mengandung risiko munculnya asumsi bahwa Indonesia akan selalu bersikap lunak terhadap tekanan ekonomi.

    Pendekatan “tidak membalas tapi memperkuat dalam negeri” sebenarnya bisa menjadi strategi efektif jika dilengkapi dengan reformasi regulasi yang nyata dan percepatan diplomasi ekonomi yang terukur.

    Misalnya, reformasi logistik nasional yang masih menjadi hambatan utama daya saing produk ekspor Indonesia. Menurut laporan World Bank Logistics Performance Index 2023, Indonesia masih berada di peringkat 63 dari 139 negara. Bandingkan dengan Vietnam yang berada di posisi 43 dan Thailand di posisi 34.

    Artinya, upaya penguatan ekspor Indonesia seharusnya tidak hanya berhenti pada sektor hilir seperti diplomasi, tetapi harus menyentuh akar struktural yang selama ini menjadi penghambat utama. Selain itu, langkah pemerintah yang paling strategis saat ini bukan hanya merespons kebijakan Trump, tetapi menjadikan momentum ini sebagai lompatan untuk membangun kemandirian industri ekspor.

    Indonesia perlu memanfaatkan krisis tarif ini sebagai peluang untuk membangun konsorsium ekspor kawasan Asia Tenggara yang tidak hanya memperkuat posisi tawar Indonesia, tetapi juga membuka opsi pasar alternatif secara kolektif.

    Dalam studinya berjudul The Importance of Export Diversification for Developing ASEAN Economies, Phi Minh Hong dari ISEAS – Yusof Ishak Institute yang dimuat di ISEAS Perspective No. 2021/80, 2021 menekankan pentingnya diversifikasi ekspor bagi negara-negara berkembang di ASEAN untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan mengurangi volatilitas pendapatan ekspor.

    Studi ini juga mencatat bahwa negara-negara dengan diversifikasi ekspor yang lebih tinggi cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Sebuah studi yang patut untuk menjadi acuan untuk memperluas pasar ekspor Indonesia.

    Membangun narasi

    Langkah lain yang patut dipertimbangkan adalah mempercepat harmonisasi standar produk ekspor Indonesia dengan pasar non-AS, termasuk Uni Eropa dan negara-negara BRICS. Harmonisasi ini memerlukan peran aktif Kementerian Perdagangan, BPOM, dan Lembaga Standardisasi Nasional untuk bergerak cepat dan koordinatif.

    Dalam situasi di mana satu pintu mulai tertutup, jangan hanya menunggu dibukakan, tapi mulailah membangun rumah dagang sendiri di tempat lain. Penting pula diingat bahwa dalam era ekonomi politik global saat ini, narasi menjadi alat kekuatan tersendiri.

    Pemerintah Indonesia juga perlu membangun narasi yang kuat di hadapan publik internasional, bahwa sikap “tidak membalas” bukan bentuk kelemahan, tetapi posisi strategis berdasarkan prinsip kemitraan yang setara dan respek terhadap hukum internasional. Namun narasi ini tidak akan hidup tanpa langkah konkret di lapangan yang dirasakan langsung oleh pelaku ekspor, UMKM, dan buruh pabrik yang terancam kehilangan pasar.

    Sikap resmi Presiden Prabowo yang akan disampaikan hari ini harus menjadi titik awal bukan akhir. Ia harus segera diikuti dengan langkah-langkah teknokratis yang konkret dan terukur. Diplomasi tingkat tinggi harus dilengkapi dengan aktivasi jalur ekonomi tingkat menengah, termasuk memperkuat kapasitas negosiasi duta besar di negara tujuan ekspor.

    Reformasi regulasi juga harus menyasar pada percepatan perizinan ekspor, transparansi rantai pasok, dan insentif fiskal berbasis performa ekspor. Sebagai negara dengan populasi besar dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia tidak boleh hanya menjadi reaktif dalam setiap perubahan kebijakan internasional.

    Indonesia harus menjadi bagian dari arsitek ekonomi global baru yang lebih adil dan berkelanjutan. Saatnya Indonesia berhenti bersikap seperti anak yang dimarahi, lalu diam. Sudah waktunya negeri ini berbicara lantang, cerdas, dan dengan solusi yang kuat.

    Sumber : Antara

  • Dadang Kosasih Cerita Alasan Menangis ke Dedi Mulyadi: Bukan karena Nyesel Potong Uang Sopir

    Dadang Kosasih Cerita Alasan Menangis ke Dedi Mulyadi: Bukan karena Nyesel Potong Uang Sopir

    TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bertanya alasan pejabat dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih menangis sesenggukan setelah ditelepon Dedi beberapa waktu yang lalu. 

    Video Dadang menangis viral di media sosial dan justru menimbulkan persepsi buruk di mata publik. 

    Tangisan Dadang dinilai publik sebagai ungkapan penyesalan karena terlibat minta ‘jatah preman’ dari sopir angkutan umum.

    Padahal, tidak demikian. 

    Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dishub Kabupaten Bogor tersebut meluruskan alasan dirinya menitikkan air mata hingga menjadi viral. 

    Saat itu, Dadang mengaku terharu setelah memberikan klarifikasi via telepon dengan Dedi Mulyadi.

    Ia membantah bahwa anggota dishub Kabupaten Bogor terlibat dalam pemotongan kompensasi sopir angkot. 

    Mendengar itu, Dedi Mulyadi mengapresiasi tugas dan pekerjaan Dadang di lapangan.

    Karena itu lah, Dadang merasa terharu hingga menangis sesenggukan setelah berkomunikasi dengan Dedi. 

    “Jadi saya menerima apresiasi dari Pak Gubernur luar biasa, dalam keadaan tertekan siapapun akan merasa terobati sehingga di situ tersentuh hati saya,” ujar Dadang saat berbincang dengan Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan seperti dikutip dari Youtube Channelnya yang tayang pada Selasa (8/4/2025). 

    Apresiasi yang diberikan Dedi kepada Dadang dalam bentuk undangan acara makan malam pada tanggal 12 April besok di Gedung Pakuan, Bandung. 

    Dedi bakal mengundang ratusan personil dishub Kabupaten Bogor untuk menghadiri acara makan malam itu. 

    Ia akan menyiapkan sekitar 7 bus untuk transportasi mereka. 

    “Direspons oleh Pak Gubernur dengan memberikan suatu penghargaan. Silakan anggota dishub tanggal 12 datang ke Pakuan untuk makan bersama,” ujarnya. 

    Disaksikan oleh Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan, Emen, sopir angkutan umum yang memviralkan kasus tersebut meminta maaf kepada Dadang. 

    Pasalnya, Emen mengaku salah sebut nama sehingga Dadang terkena hujatan publik karena dinilai terlibat dalam kasus tersebut. 

    Emen ngaku salah sebut

    Sopir angkutan umum, Emen, meralat pelaku di balik kasus pemotongan uang kompensasi untuk lebaran 2025 bagi para sopir angkutan umum. 

    Sebelumnya, Emen menyebut bahwa Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor turut terlibat dalam kasus tersebut sehingga membuat pejabat dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, dihujat publik. 

    Namun, belakangan, ia meralatnya. 

    Emen mengatakan bahwa otak di balik kasus pemotongan itu ialah Ketua Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU), Nandar. 

    Hal itu diungkapkannya kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, lewat sambungan telepon. 

    “Emen kemarin salah nyebut pak. Yang motong (uang kompensasi) itu KKSU. Cuma waktu itu Emen melihat Dishub sama Organda ada di lokasi pemberian uang kompensasi,” ujar Emen kepada Dedi dikutip dari Youtube Channel Dedi Mulyadi yang tayang pada Senin (7/4/2025). 

    Saat penerimaan bantuan uang kompensasi senilai Rp 1 juta dan sembako senilai Rp 500 ribu itu, Emen melihat anggota Dishub Provinsi Jawa Barat dan Organda turut hadir di lokasi. 

    Ia berasumsi uang kompensasi yang dipotong senilai Rp 200 ribu masuk ke kantong anggota KKSU, Dishub dan Organda yang hadir saat penyerahan. 

    Padahal, uang itu hanya masuk ke kantong KKSU. 

    “Pak Nandar Ketua KKSU (yang minta), bukan Dishub. Dishub enggak ada yang minta. Cuma Emen melihat saat penyerahan (uang) saat itu ada Dishub dan Organda sehingga mengira mereka juga dapat,” lanjutnya. 

    Permintaan uang senilai Rp 200 ribu itu bermula ketika Emen didatangi oleh Nandar setelah menerima bantuan pada hari Jumat.

    Nandar meminta kepada Emen untuk mengumpulkan uang senilai Rp 200 ribu dari teman-temannya sesama sopir angkutan umum. 

    Pada hari yang sama, Emen pun akhirnya mengumpulkan sebanyak Rp 4 juta rupiah dari para anggotanya dan menyerahkan kepada Nandar.

    “Dikumpulkan uang senilai Rp 200 ribu per sopir. Jadi saya mengumpulkan Rp 4 juta ke KKSU,” katanya. 

    Setelah kasus ini diketahui publik dan viral, Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, lalu meminta agar KKSU mengembalikan lagi uang tersebut. 

    Dadang juga sempat menjadi sasaran hujatan netizen gara-gara Emen yang menyebut anggota dishub terlibat.

    Emen memastikan bahwa dishub dan organda tidak terlibat dalam kasus pemotongan itu. 

    Dadang sempat meradang

    Dadang Kosasih sempat meradang begitu mengetahui instansinya disebut-sebut di dalam kasus pemotongan uang kompensasi Lebaran 2025 untuk sopir angkutan umum di Kabupaten Bogor. 

    Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor langsung mencari batang hidung Emen, sopir angkot yang menyebut nama instansi itu. 

    Hal itu diceritakan oleh Dadang kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang menanyakan terkait dugaan keterlibatan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dalam pemotongan uang kompensasi. 

    “Saya sebagai penindak (di lapangan) agak sedikit emosional. Udah bekerja sesuai arahan Pak Gubernur, tahunya waktu itu Pak Gubernur diskusi dengan Pak Emen, tertuanglah (nama) Dinas Perhubungan, Kabupaten lagi,” ujar Dadang seperti dikutip dari Youtube Dedi Mulyadi yang tayang pada Minggu (6/4/2025). 

    Saat nama instansinya disebut-sebut, Dadang yang emosi langsung mencari Emen. 

    “Dari situ agak sedikit ini (emosi), mana namanya Emen?! Waktu itu. Tapi (Emen) kooperatif, saya kejar ini (bisa) bahaya. Saya jujur Pak Gubernur namanya pemotongan (uang) itu menghinakan diri Pak Gubernur, saya tidak akan melakukan hal yang tercela,” jelas Dadang. 

    “Saya sangat tidak merasa, makanya saya berontak di situ langsung. Tapi dia kooperatif, sangat kooperatif. Diajak ketemu sama saya,” tambahnya. 

    Sebut KKSU yang minta jatah

    Dadang Kosasih, menjelaskan ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait dugaan pemotongan uang kompensasi untuk sopir angkot di Kabupaten Bogor. 

    Sebelumnya, sejumlah sopir angkot mengaku uang Rp 1 juta sebagai kompensasi untuk tidak beroperasi selama arus mudik yang diberikan Pemprov Jabar, dipotong oleh oknum Dishub Bogor sebesar Rp 200.000.

    Lewat video yang diunggah di akun Youtube Dedi Mulyadi, Dadang membantah anggota Dishub Bogor memotong uang kompensasi seperti isu yang beredar.

    Dadang menjelaskan, awalnya dia melakukan penindakan ke sejumlah sopir angkot yang masih beroperasi.  

    Salah satu sopir angkot kemudian mengatakan bahwa ada pemotongan uang kompensasi yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Sub Unit atau KKSU yang merupakan wadah bagi sopir dan pemilik angkot.

    “Saya tanya ke sopir, kenapa kamu beroperasi. (Dia jawab) ‘kan saya dipungut Rp 200.000. Untuk gantikan Rp 200.000 itu, saya makanya beroperasi’. Baru di situ saya baru punya data siapa yang mungut, ternyata KKSU,” ujar Dadang kepada Dedi Mulyadi.

    “Jadi KKSU (yang pungut)? tanya Dedi.

    “KKSU,” jawab Dadang.

    Dadang kemudian meminta bantuan dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan Dishub Provinsi Jabar untuk memediasi KKSU dan sopir angkot.

    Pada malam hari, KKSU mendatangi Dadang dan mengatakan akan mengembalikan uang tersebut.

    Namun, keesokan harinya, Dedi Mulyadi ternyata mengunggah video obrolannya dengan seorang sopir angkot bernama Emen yang mengaku uang kompensasinya dipotong oleh Dishub Bogor.

    “KKSU sudah oke malam datang ke saya, sopir belum ketemu. Waktu itu keduluan dengan Pak Gubernur. Saya kaget percakapan luar biasa (di video) dan ternyata membuahkan hasil data akurat karena Pak Emen (sampaikan) ada pemotongan,” ujar Dadang.

    Dedi kemudian menanyakan kenapa Emen si sopir angkot bisa menuding bahwa Dishub Bogor melakukan pemotongan.

    Dadang kemudian menjawab Emen diduga tidak mengetahui mana petugas Dishub Bogor dan mana Dishub Jabar yang memang bertugas membagikan kompensasi ke sopir angkot.

    “Karena pembagian itu, dia enggak tahu dishub provinsi dan kabupaten, kan pembagiannya provinsi,” ujar Dadang.

    Dedi lalu memastikan lagi apakah ada petugas Dishub Kabupaten Bogor yang melakukan pemotongan ke Dadang.

    “Ada oknum dishub kabupaten motong?” tanya Dedi.

    “Saya pastikan tidak ada, clear and clean karena kalau misalnya pas mediasi, pasti menyebutkan, ini tidak ada. Tapi saya nitip ke KKSU, tolong balikkan (uang) ke sopir,” ujar Dadang.

    Hanya keikhlasan sopir

    Sebelumnya kepada awak media, Dadang juga menjelaskan bahwa tidak ada pemotongan uang kompensasi sopir angkot, melainkan bentuk keikhlasan dari para sopir sendiri.

    Dadang menyebut bahwa tidak ada paksaan dalam pemberian uang tersebut. Para sopir awalnya secara sukarela menyerahkan uang kepada KKSU.

    “Tadinya sopir memberikan seikhlasnya ke KKSU, tetapi kemudian berkembang, ada pemotongan Rp 200.000,” kata Dadang saat ditemui di Pos Dishub Gadog, Puncak Bogor, Jumat (4/4/2025).

    “Terkait informasi yang di luar yang simpang siur dalam artian dari mulai Organda, Dishub, dengan KKSU, dan pemilik kendaraan kita sudah sepakat bahwa yang tersampaikan oleh kemarin di sampaikan ke Gubernur itu sama sekali tidak benar. Hal ini karena mis komunikasi,” ujarnya.

    Dishub mengeklaim telah menuntaskan persoalan tersebut dengan membantu proses pengembalian uang yang sempat dipotong.

    Total dana sebesar Rp 11,2 juta yang sebelumnya dikumpulkan dari para sopir telah dikembalikan sepenuhnya. (TribunJakarta.com/Kompas.com).

     

     

     

     

     

  • Presiden inginkan dialog dengan tokoh yang pesimistis pada Indonesia

    Presiden inginkan dialog dengan tokoh yang pesimistis pada Indonesia

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Presiden inginkan dialog dengan tokoh yang pesimistis pada Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 08 April 2025 – 14:14 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan dirinya memiliki keinginan untuk berdialog bersama tokoh-tokoh yang kerap memandang pesimistis pada masa depan Indonesia, terutama sejak Kabinet Merah Putih bekerja di bawah kepemimpinannya.

    Dalam siaran TVRI bertajuk “Presiden Prabowo Menjawab” di Jakarta, Selasa, Prabowo menyebutkan dialog tersebut perlu dilakukan untuk menyamakan persepsi bagian mana yang perlu diperbaiki agar ke depannya masa depan yang dikhawatirkan tentang Indonesia itu tidak perlu terjadi.

    “Saya juga mau dialog. Saya mau ketemu lah, sama siapa. Mari kita bahas. Mungkin tidak usah di publik. Tokoh-tokoh yang Indonesia gelap. Indonesia gelap maksudnya? Oke, kalau memang Indonesia gelap, mari kita kerja supaya Indonesia tidak gelap. Iya kan? Kok Indonesia gelap?,” kata Prabowo.

    Tagar Indonesia gelap di media sosial dan pada beberapa demonstrasi terakhir di beberapa kota sempat menjadi tajuk yang hangat diperbincangkan.

    Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pada saat menggelar demonstrasi di Jakarta sekitar pertengahan Februari 2025 menuturkan tagar ini merepresentasikan kekhawatiran terhadap program-program pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.

    Salah satu program yang turut dikhawatirkan tidak tepat sasaran ialah Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai menelan biaya besar dan berakhir menjadi alat politik semata.

    Presiden mengatakan akan mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi dengan pihak-pihak yang dimaksud dengan berkirim surat sehingga pihak-pihak yang pesimistis terhadap masa depan Indonesia bisa melakukan dialog dengannya.

    “Saya mau kirim lah nanti ke Refly Harun atau ke siapa, Rocky Gerung. Tell me what is wrong. Kalau saya mau kasih makan ke anak yang lapar, what is wrong with that?” kata Prabowo.

    Secara khusus menanggapi kritik kontra terhadap program MBG, Prabowo menyebutkan bahwa program ini dilakukan justru dengan dasar yang jelas dan bukan hanya teori semata.

    Menurutnya data menunjukkan bahwa prevalensi kasus stunting di Indonesia masih sangat tinggi di atas 20 persen dan dibutuhkan intervensi dari pemerintah agar angkanya kasusnya dapat menurun.

    MBG dinilai menjadi program yang tepat karena dalam tinjauan lapangannya, Prabowo melihat masih banyak masyarakat Indonesia khususnya anak-anak yang tidak memiliki akses ke makanan dan pangan sehat sebagai sumber untuk menangani stunting.

    “Ini tidak bisa terjadi. Saya enggak terima.Saya sebagai pemimpin. Saya sebagai patriot. Bukan ini republik yang saya bela dari sejak muda. Jadi saya akan berjuang keras supaya tidak ada orang lapar di Republik Indonesia. Saya akan kerja sekeras-kerasnya,” Prabowo menutup pernyataannya.

    Sumber : Antara

  • Retret Kades Belum Jadi Prioritas, Bupati Rudy Susmanto Fokus Perbaiki Jalan Rusak

    Retret Kades Belum Jadi Prioritas, Bupati Rudy Susmanto Fokus Perbaiki Jalan Rusak

    JABAR EKSPRES – Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyatakan bahwa rencana untuk menggelar retreat kepala desa (Kades) saat ini belum menjadi prioritasnya.

    Fokus utama Rudy saat ini adalah menyelesaikan pemulihan pasca bencana di Kabupaten Bogor yang masih berlangsung, meski progresnya belum mencapai 100 persen.

    “Saat ini, kita masih fokus pada pemulihan bencana di Kabupaten Bogor. Jadi, untuk rencana retreat Kades itu belum menjadi perhatian utama,” ujarnya Selasa (8/4).

    BACA JUGA: Bupati Bogor Pastikan Universal Health Coverage 100 Persen Terealisasi di 2026

    Selain itu, Rudy berencana untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak di seluruh Kabupaten Bogor. Perbaikan jalan akan menjadi program prioritas pemerintah daerah dalam tahun 2025.

    “Kami sudah mendata dan mengevaluasi seluruh jalan di Kabupaten Bogor. Khususnya untuk jalan-jalan yang kondisinya rusak berat, sedang, dan ringan, ini akan menjadi prioritas utama perbaikan kami,” katanya.

    Ia meminta seluruh kecamatan di Kabupaten Bogor untuk segera melaporkan data mengenai jalan rusak, dengan batas waktu hingga pukul 24.00 WIB pada hari yang sama.

    BACA JUGA: Gelar Halal Bihalal, Dedie Rachim Tekankan Komitmen Pemkot Bogor Ciptakan Ruang Publik yang Aman untuk Masyarakat

    Rudy melanjutkan, Pemkab Bogor sudah mengirimkan surat ke semua kecamatan untuk segera menginventarisir data jalan rusak.

    “Mereka diminta mengirimkan laporan sebelum tengah malam,” katanya.

    Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bogor, Renaldi Yushab Fiansyah menuturkan, pihaknya siap melaksanakan retreat Kades jika Bupati Rudy memberikan instruksi.

    Retret ini bertujuan untuk menyamakan persepsi antara kepala daerah dan para kepala desa serta memberikan edukasi agar Kades menghindari tindakan yang kontroversial.

    “Kami akan mendukung penuh jika rencana tersebut menjadi kebijakan Bupati,” pungkasnya.

  • Wawancara Prabowo dengan 7 Jurnalis, Pengamat: Terobosan Luar Biasa

    Wawancara Prabowo dengan 7 Jurnalis, Pengamat: Terobosan Luar Biasa

    Jakarta, Beritasatu.com – Wawancara Presiden Prabowo Subianto secara langsung oleh tujuh jurnalis pemimpin redaksi (pemred) media nasional selama empat jam penuh tanpa sensor menuai pujian dari berbagai pihak. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, menilai ini sebagai momen bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kepemimpinan presiden di Indonesia.

    “Wawancara tujuh jurnalis dengan Presiden Prabowo yang berlangsung selama empat jam ini membahas berbagai isu penting yang menjadi perhatian publik. Menurut saya, ini adalah terobosan luar biasa dan menunjukkan keterbukaan Presiden Prabowo terhadap kritik serta transparansi informasi,” ujar Iwan dalam keterangannya, Selasa (8/4/2025).

    Iwan menyampaikan meski sebelumnya pernah ada pertemuan antara presiden dan para pemred, tetapi tidak pernah dilakukan secara terbuka dan dicatat sebagai wawancara on the record tanpa sensor seperti yang dilakukan Prabowo.

    “Hal ini membuktikan Presiden Prabowo memang berpihak pada keterbukaan informasi publik dan menunjukkan penguasaan penuh terhadap berbagai isu nasional,” katanya.

    Ia juga menilai pernyataan Prabowo yang memberi skor enam dari 10 terhadap kinerja pemerintah sebagai bentuk sikap jujur dan realistis. “Ini mencerminkan beliau menyadari masih ada ruang untuk perbaikan, tetapi juga mengakui capaian-capaian dalam 150 hari pemerintahannya,” tambah Iwan.

    Menurut Iwan, setidaknya ada tiga hal penting yang bisa dilihat dari wawancara Prabowo dengan tujuh jurnalis ini. Pertama, presiden terbuka terhadap kritik. Menurutnya, sikap Prabowo yang tetap tenang dan terbuka menjawab pertanyaan tajam dari para jurnalis menunjukkan dirinya tidak antikritik dan siap berdialog dengan berbagai pihak.

    Kedua, kualitas kepemimpinan yang mumpuni. “Baik dari sisi intelektual maupun emosional, Prabowo menunjukkan kapasitas yang kuat sebagai pemimpin negara. Wawancara ini mengukuhkan citra Prabowo sebagai pemimpin yang paham dan siap menghadapi kompleksitas tantangan bangsa,” tutur Iwan.

    Ketiga, dasar kebijakan yang terstruktur dan berbasis kajian. Dikatakan Iwan, setiap kebijakan yang dijelaskan Prabowo menunjukkan adanya pemikiran mendalam dan visi yang terarah. Namun, ia menambahkan sejauh ini tim komunikasi presiden belum maksimal dalam menyampaikan visi dan kebijakan itu secara luas ke masyarakat.

     “Akibatnya, persepsi publik terhadap program-program presiden masih belum utuh,” tutup Iwan mengenai wawancara Prabowo Subianto dengan tujuh jurnalis.

  • Pengakuan Lucky Hakim, Sudah Berupaya Ajukan Izin tapi Ditolak Sistem – Halaman all

    Pengakuan Lucky Hakim, Sudah Berupaya Ajukan Izin tapi Ditolak Sistem – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bupati Indramayu, Lucky Hakim, mengungkapkan ia telah berupaya mengajukan izin untuk berlibur ke Jepang melalui aplikasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), namun permohonannya ditolak sistem.

    Pengakuan ini muncul setelah liburannya menjadi sorotan publik, terutama karena dilakukan tanpa izin dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

    Lucky Hakim menjelaskan, ia memerintahkan stafnya untuk mengurus izin keluar negeri pada bulan Ramadhan lalu.

    Rencana awalnya adalah berlibur pada 2-11 April 2025.

    Namun, izin cuti yang diajukan ditolak karena berada di bawah 14 hari kerja dari tanggal pengajuan.

    “Nah pas di situ tertolak izinnya karena sudah di bawah 14 hari kerja (dari tanggal pengajuan cuti). Saya bilang, ‘Loh kan masih lama’.”

    “Lalu dijelaskan, ‘Oh enggak, Pak, bukan masalah lama harinya, tapi lama hari kerjanya’,” ujar Lucky setelah memimpin apel di Pendopo Indramayu, Selasa (8/4/2025).

    Setelah izin cutinya ditolak, Lucky memutuskan untuk mengubah rencana keberangkatannya menjadi 2-6 April 2025.

    Ia berencana kembali bekerja pada 8 Mei 2025.

    Lucky juga menyatakan selama Lebaran, ia tetap berada di Indramayu dan melaksanakan tugasnya, termasuk melakukan patroli dan menunaikan shalat Idul Fitri.

    Sebelum berangkat ke Jepang, dia mengatakan, mendelegasikan tugas-tugas ke Syaefudin untuk menggantikannya melakukan kegiatan agar saat berlibur agar roda pemerintahan tetap berjalan.

    “Tapi saat saya pergi ke sana, ternyata persepsi saya soal hari cuti itu salah. Maka dari itu saya langsung menghubungi Pak Gubernur, saya juga akan menjelaskan pula kepada Kemendagri. Hari ini saya akan ke Kemendagri untuk memberikan penjelasan,” ucap Lucky.

    Lucky Hakim menyatakan, rencana liburan ke Jepang sudah dipersiapkan sejak Desember 2024.

    Ia merasa perlu meluangkan waktu untuk keluarga, terutama anak-anaknya, setelah masa kampanye dan menjabat sebagai Bupati.

    “Terus saya beli tiket tuh bulan Desember. Saya juga bisa tunjukkan bukti-buktinya, itu setelah Pilkada dan belum dilantik,” ujar dia.

    Sekretaris Daerah Indramayu, Aep Surahman, menambahkan upaya untuk mendapatkan izin sudah dilakukan dan dilaporkan ke Kemendagri serta Gubernur Jawa Barat.

    Namun, proses izin tersebut ditolak oleh sistem, kemungkinan karena kurangnya waktu pengajuan dan dokumen yang diunggah.

    “Sebelum keberangkatan Pak Bupati, sudah kita proses sekitar dua minggu lalu. Tanggal persisnya saya lupa,” ujar dia.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Eksekusi Mati di Seluruh Dunia Capai Rekor Tertinggi

    Eksekusi Mati di Seluruh Dunia Capai Rekor Tertinggi

    Jakarta

    Iran, Arab Saudi, dan Irak menyumbang 90% dari kasus hukuman mati secara global, dan menjadi penyebab utama lonjakan tajam jumlah eksekusi mati secara Global. Iran berada di posisi teratas karena mengeksekusi setidaknya 972 orang, dan angka ini naik dari 853 kasus pada tahun sebelumnya.

    Di Arab Saudi, angkanya dua kali lipat, yakni menjadi sedikitnya 345. Amnesty International mencatat ini adalah jumlah tertinggi yang pernah dicatat untuk negara itu. Di Irak, hukuman mati diterapkan sebanyak 63 kali, hampir empat kali lipat dibandingkan tahun 2023.

    Amnesty International menobatkan Cina sebagai “eksekutor utama dunia” dalam laporan tahunannya, dengan menyatakan bahwa informasi yang tersedia menunjukkan ribuan eksekusi dilakukan di sana. Namun, Cina menolak mengungkapkan data. Amnesty International juga mencurigai Korea Utara dan Vietnam banyak menggunakan hukuman mati.

    Membungkam perbedaan pendapat

    Arab Saudi mengalami peningkatan tajam dalam eksekusi, meskipun Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengusung agenda modernisasi dan berjanji akan membatasi penggunaan hukuman mati. Amnesty International menyebut bahwa penindasan terhadap perbedaan pendapat politik menjadi motif utama.

    LSM tersebut mengatakan bahwa otoritas Saudi terus menggunakan hukuman mati sebagai senjata untuk menghukum warga dari minoritas Syiah yang mendukung protes “anti-pemerintah” antara 2011 dan 2013.

    Pada Agustus 2024, pihak berwenang mengeksekusi Abdulmajeed al-Nimr atas tuduhan terkait terorisme karena bergabung dengan Al-Qaeda, meskipun dokumen pengadilan awal menunjukkan keterlibatannya dalam protes.

    “Di media, kita melihat bagaimana pihak berwenang memutar kasus ini sebagai narasi terkait terorisme, yang menunjukkan bahwa istilah terorisme bisa digunakan untuk menciptakan persepsi bahwa hukuman mati diperlukan untuk meredam perbedaan pendapat dan melindungi publik,” kata pakar hukuman mati Amnesty, Chiara Sangiorgio.

    “Mereka yang berani menantang otoritas menghadapi hukuman paling kejam, terutama di Iran dan Arab Saudi, dengan hukuman mati digunakan untuk membungkam mereka yang cukup berani untuk berbicara,” kata Sekjen Amnesty International, Agns Callamard.

    Kejahatan narkoba

    Lebih dari 40% eksekusi pada 2024 terkait kejahatan narkoba. Hukuman mati untuk kejahatan narkoba juga banyak diterapkan di Singapura dan Cina, menurut laporan Amnesty.

    “Dalam banyak konteks, menjatuhkan hukuman mati untuk kejahatan narkoba terbukti berdampak tidak proporsional pada mereka yang berasal dari latar belakang kurang mampu, dan tidak terbukti efektif mengurangi peredaran narkoba,” kata Callamard.

    Ia mengatakan bahwa negara-negara yang saat ini mempertimbangkan untuk memberlakukan hukuman mati untuk kejahatan narkoba, seperti Maladewa, Nigeria, dan Tonga, harus dikritisi dan didorong untuk menempatkan hak asasi manusia di pusat kebijakan narkoba mereka.

    Namun, di Malaysia, sekitar 1.000 narapidana hukuman mati, banyak di antaranya karena kasus narkoba, mendapat pengampunan sebagai hasil reformasi yang dimulai pada 2023. Negara itu menghapus hukuman mati wajib untuk kejahatan termasuk peredaran narkoba.

    Pengecualian: Amerika Serikat

    Amerika Serikat tetap menjadi pengecualian di antara negara-negara demokrasi Barat dalam penggunaan hukuman mati. Meskipun hanya terjadi sedikit peningkatan dari 24 menjadi 25 eksekusi pada 2024, Amnesty International mencatat tren yang mengkhawatirkan.

    “Angka tersebut memang menunjukkan jumlah eksekusi dan vonis yang sangat rendah secara historis, tetapi tahun lalu kami juga menyaksikan empat negara bagian kembali melaksanakan eksekusi: South Carolina, Georgia, Utah, dan Indiana. Ini sangat mengkhawatirkan karena eksekusi tidak dilakukan di negara bagian tersebut selama beberapa tahun,” kata peneliti AI, Sangiorgio.

    Di Alabama, jumlah eksekusi meningkat dua kali lipat dan mencakup penggunaan gas nitrogen. Pengawas PBB menyatakan bahwa kematian dengan hipoksia nitrogen bisa dikategorikan sebagai bentuk penyiksaan.

    Adanya harapan baru

    Meskipun lonjakan eksekusi pada 2024 sangat mengkhawatirkan, Amnesty International mencatat bahwa hanya 15 negara yang masih melakukan eksekusi, angka yang tetap rendah dalam dua tahun berturut-turut.

    “Ini menunjukkan pergeseran dari hukuman yang kejam dan tidak manusiawi,” ujar Callamard. Ia menambahkan, negara yang masih mempertahankan hukuman mati kini adalah kelompok kecil yang semakin terisolasi.

    Saat ini, 145 negara telah menghapus hukuman mati secara hukum atau dalam praktik. Untuk pertama kalinya, dua pertiga anggota Majelis Umum PBB juga mendukung moratorium atau penghentian sementara penggunaan hukuman mati.

    Pada 2024, Zimbabwe menghapus hukuman mati melalui undang-undang, meskipun tetap membuka kemungkinan untuk diberlakukan kembali dalam situasi darurat. Sekitar 60 narapidana diperkirakan akan mendapat perubahan hukuman. Sejak 2021, enam negara Afrika lainnya juga telah mengambil langkah serupa.

    Pakar Amnesty, Chiara Sangiorgio, menyebut perkembangan ini sebagai kisah sukses dari Afrika. “Ini adalah cerita tentang harapan, kepemimpinan dalam hak asasi manusia, dan penolakan terhadap anggapan bahwa hukuman mati adalah solusi cepat untuk masalah kejahatan,” ujarnya.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris.

    Lihat juga Video ‘Putri Eksekusi Mati Debt Collector Sukabumi, 48 Adegan Diperagakan’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PLN Tegaskan Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik Usai Lebaran

    PLN Tegaskan Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik Usai Lebaran

    JAKARTA – Sejak 1 Maret 2025, tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah telah kembali ke tarif normal sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024.

    Hal ini terjadi setelah berakhirnya program stimulus berupa potongan tarif listrik sebesar 50 persen yang berlangsung hingga 28 Februari 2025. PLN menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif dasar listrik pasca-Lebaran, meskipun sebagian pelanggan merasakan tagihan listrik mereka meningkat.

    Menanggapi berbagai keluhan yang menyebutkan adanya lonjakan tagihan listrik setelah Lebaran, PT PLN (Persero) memberikan klarifikasi. Pihak PLN menegaskan bahwa tidak terjadi perubahan tarif dasar, melainkan penyesuaian kembali terhadap pemakaian normal pelanggan setelah program diskon berakhir.

    “Lonjakan yang terlihat pada tagihan pelanggan hanyalah dampak dari kembalinya tarif listrik ke kondisi semula,” jelas Eric Rossi Priyo Nugroho, General Manager PLN UID Bali, dalam keterangan di Denpasar, seperti dikutip ANTARA.

    Ia menambahkan bahwa selama program diskon berlangsung, pelanggan hanya membayar setengah dari pemakaian listrik sebenarnya. Maka, saat diskon dihentikan, jumlah tagihan kembali mencerminkan konsumsi penuh.

    Selain itu, meningkatnya aktivitas rumah tangga selama bulan Ramadhan juga turut menyumbang pada kenaikan konsumsi listrik. Hal ini memperkuat persepsi adanya lonjakan tagihan yang tidak biasa.

    “PLN sangat memahami kekhawatiran pelanggan. Namun perlu kami tekankan, yang terjadi bukanlah kenaikan tarif, melainkan kembalinya ke pola tagihan normal,” ujar Eric.

    Sebagai bentuk pelayanan, PLN menyediakan akses bagi pelanggan pascabayar untuk memantau pemakaian listrik mereka melalui aplikasi PLN Mobile dan layanan Contact Center 123. Untuk yang merasa perlu klarifikasi lebih lanjut, masyarakat bisa mengunjungi kantor PLN terdekat.

    PLN juga membuka layanan pengecekan langsung untuk mencocokkan data konsumsi dan tagihan listrik pelanggan. Di samping itu, masyarakat diimbau untuk menggunakan listrik secara efisien, terlebih saat aktivitas di rumah sedang tinggi, seperti pada bulan puasa dan hari libur nasional.

    PLN menegaskan kembali bahwa tarif listrik untuk triwulan kedua tahun 2025 tetap merujuk pada regulasi yang berlaku dan tidak mengalami perubahan. Pelanggan diharapkan lebih memahami komponen dalam tagihan mereka melalui sumber informasi resmi yang telah disediakan.

  • Nasib Harga Emas di Tengah Kepanikan Global soal Tarif Impor Trump – Page 3

    Nasib Harga Emas di Tengah Kepanikan Global soal Tarif Impor Trump – Page 3

    Salah satu implikasi besar dari kebijakan tarif Trump adalah perubahan persepsi global terhadap AS sebagai mitra dagang. Beberapa analis menilai bahwa slogan “America First” kini mulai bergeser menjadi “America Alone”, di mana negara-negara lain mulai mencari mitra dagang baru yang lebih stabil dan dapat diandalkan.

    Jika tren ini berlanjut, dampaknya bisa meluas ke sektor keuangan global. Bank-bank sentral di seluruh dunia kemungkinan akan mempercepat diversifikasi cadangan devisa mereka dari dolar AS. Dalam skenario seperti ini, emas menjadi pilihan utama karena perannya sebagai aset moneter yang independen dan bebas dari risiko politik satu negara.

    Meskipun emas masih menunjukkan ketahanan, logam mulia lainnya seperti perak mengalami nasib berbeda. Harga perak anjlok hampir 14% dalam seminggu, turun di bawah USD30 per ons. Penurunan ini terjadi karena lebih dari setengah permintaan perak berasal dari sektor industri, yang sangat rentan terhadap perlambatan ekonomi dan gangguan perdagangan global.

    Rasio emas terhadap perak kini melonjak di atas angka 100—level tertinggi sejak Juni 2020 menandakan bahwa emas saat ini jauh lebih unggul dalam menarik minat investor.

    Namun, para analis belum menyerah terhadap perak. Dalam jangka panjang, tren global menuju elektrifikasi dan energi bersih akan terus mendukung permintaan logam industri, termasuk perak. Diharapkan, setelah gejolak perdagangan mereda dan stabilitas kembali tercipta, harga perak akan mulai mengejar ketertinggalannya terhadap emas.

  • Pembunuhan di Taman Cimanggu, Cekcok Memicu Tragedi, Keamanan Perumahan Mewah Jadi Sorotan – Halaman all

    Pembunuhan di Taman Cimanggu, Cekcok Memicu Tragedi, Keamanan Perumahan Mewah Jadi Sorotan – Halaman all

    Berita Ringkasan 

    Warga Perumahan Taman Cimanggu, Bogor, digemparkan dengan dugaan kasus pembunuhan yang terjadi pada Minggu (6/4/2025). 

    Kejadian ini diduga dipicu oleh cekcok antara penghuni rumah yang terjadi sekitar pukul 17.30 WIB di Jalan Amarilis 1.

    Perumahan yang dikenal sebagai kawasan elit ini kini mendapat sorotan terkait keamanan setelah tragedi tersebut. 

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Warga Perumahan Taman Cimanggu, Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, digemparkan dengan dugaan kasus pembunuhan yang terjadi pada Minggu (6/4/2025).

    Kejadian ini mengungkapkan ketegangan yang terjadi di lingkungan yang dikenal sebagai perumahan mewah, setelah cekcok yang diduga menjadi pemicu utama tragedi tersebut.

    Menurut keterangan salah satu warga setempat, Erika, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.30 WIB di Jalan Amarilis 1, Perumahan Taman Cimanggu.

    Erika mengatakan, kawasan tersebut mulai ramai sejak sore hari, dengan kehadiran polisi yang tampak jelas di lokasi.

    Cekcok yang Memicu Tragedi

    Sejauh ini, informasi yang diterima menyebutkan bahwa ada ribut-ribut yang terjadi di dalam sebuah rumah yang berada di lokasi tersebut.

    Meski belum ada informasi lebih lanjut mengenai penyebab dari cekcok itu, kejadian tersebut diduga menjadi pemicu bagi tragedi pembunuhan yang mencengangkan warga.

    Hasil penyelidikan sementara belum mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, namun ketegangan yang melibatkan penghuni rumah sepertinya berujung pada kejadian yang tragis.

    Kejadian tersebut menjadi semakin mencolok karena terjadi di sebuah perumahan yang dikenal sebagai kawasan elit dan aman.

    Keamanan Perumahan Mewah Dipertanyakan

    Perumahan Taman Cimanggu merupakan salah satu kawasan mewah di Tanah Sareal, Bogor, yang selama ini dianggap sebagai lingkungan yang cukup aman.

    Namun, dengan adanya tragedi pembunuhan ini, banyak pihak mulai mempertanyakan seberapa efektif sistem keamanan yang ada di kawasan tersebut.

    Para warga yang tinggal di sekitar lokasi merasa khawatir dan meminta pihak berwenang untuk segera mengevaluasi tingkat pengamanan di perumahan mewah ini, mengingat ini bukan pertama kalinya terjadi peristiwa yang menimbulkan kecemasan di kawasan tersebut.

    Bagi para penghuni, peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan yang lebih ketat.

    Meskipun Taman Cimanggu dikenal memiliki fasilitas keamanan yang mumpuni, insiden ini menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat sepenuhnya menanggulangi potensi ancaman yang bisa muncul kapan saja.

    Kapolresta Bogor Kota yang dikonfirmasi mengenai kejadian ini hingga saat berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan.

    Meski begitu, banyak warga yang berharap agar pihak kepolisian segera mengungkapkan lebih lanjut mengenai perkembangan kasus ini, termasuk penyebab pasti dari cekcok yang terjadi sebelum tragedi pembunuhan itu berlangsung.

    Proses penyelidikan yang transparan diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi warga dan pihak terkait mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

    Dampak Jangka Panjang bagi Warga

    Insiden ini jelas akan berdampak pada persepsi masyarakat terhadap keamanan perumahan-perumahan mewah di Bogor dan kota-kota besar lainnya.

    Masyarakat mulai menilai bahwa meskipun ada sistem keamanan dan fasilitas penunjang, perumahan dengan status elit sekalipun rentan terhadap ketegangan sosial yang bisa memicu kejadian-kejadian tragis.

    Warga berharap agar kejadian ini menjadi pembelajaran untuk memperkuat sistem pengawasan dan keamanan di lingkungan mereka.

    Mereka juga menekankan pentingnya komunikasi yang lebih terbuka antara pengelola perumahan dan warga untuk menciptakan atmosfer yang lebih aman dan nyaman di masa depan.

    Seperti yang diketahui, perumahan elit sering kali menghadirkan tantangan tersendiri dalam menjaga keharmonisan antar penghuni, yang memerlukan perhatian lebih.

    Dengan terus berkembangnya informasi mengenai kasus ini, masyarakat berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkapkan penyebab pasti kejadian dan memastikan keadilan bagi korban serta menjawab kecemasan yang kini dirasakan oleh warga Taman Cimanggu dan sekitarnya.