Fahira Idris Beberkan 6 Parameter Efektivitas Pemberantasan Judi Online
Tim Redaksi
KOMPAS.com
— Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta
Fahira Idris
mengatakan bahwa pemerintah memerlukan parameter dan indikator yang jelas dalam melakukan upaya pemberantasan judi
online
(
judol
).
Ia menyebutkan enam parameter yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas pemberantasan judol, yaitu penurunan volume aktivitas, pemblokiran aliran dana, peningkatan kesadaran publik, ketaatan platform teknologi global, efektivitas penegakan hukum, dan pengembangan teknologi pencegahan.
“Melalui keenam parameter ini publik dapat melihat hasil nyata dari upaya pemberantasan judi
online
, yang pada akhirnya akan membebaskan Indonesia dari penyakit sosial yang sudah sangat meresahkan ini,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/12/2024).
Enam parameter tersebut, lanjut dia, memiliki fungsi yang berbeda.
Pertama
, parameter penurunan volume aktivitas berperan sebagai indikator berkurangnya pengaruh dan jangkauan praktik ilegal judol.
“Namun, tantangan utama adalah sifat dinamis dari modus operandi pelaku judol yang sering sekali digantikan oleh ratusan situs baru, sehingga diperlukan teknologi berbasis kecerdasan buatan untuk memantau, mendeteksi, dan menindak situs-situs baru secara
real-time
,” ujarnya.
Kedua
, parameter pemblokiran dana digunakan untuk memutus akses finansial yang menjadi sumber utama keberlanjutan operasional judol. Parameter tersebut memerlukan kerja sama dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), lembaga keuangan, dan operator seluler.
“Efektivitasnya dapat dinilai melalui penurunan volume transaksi terkait judol. Selain itu, perlu ada regulasi yang lebih tegas untuk mencegah penyalahgunaan sistem perbankan dan dompet digital untuk tujuan judol,” papar Fahira.
Ketiga
, Fahira menyebut, paramater edukasi dan kesadaran publik dapat diukur melalui perubahan persepsi publik dan penurunan jumlah pemain judol aktif.
“Penggunaan narasi persuasif yang didukung data dan kisah nyata dampak buruk judol dapat menjadi strategi yang efektif untuk menggugah kesadaran masyarakat luas terutama mereka yang sedang terjerat judol,” sebutnya.
Keempat
, parameter ketaatan
platform
teknologi global dapat dipantau dari jumlah akun dan konten judol yang berhasil diblokir
“Dan ketegasan meminta
platform
teknologi global untuk mematuhi aturan nasional terkait larangan judol,” ungkap Fahira.
Kelima
, parameter penindakan hukum yang efektif dapat dilihat dari jumlah kasus judol yang berhasil diproses secara hukum, jumlah pelaku yang dihukum, dan efek jera operator dan pemain judol.
Keenam
, parameter pengembangan teknologi pencegahan dinilai dari sikap pemerintah dalam mengembangkan teknologi canggih untuk mendeteksi dan mencegah aktivitas judol.
“Teknologi yang berbasis kecerdasan buatan,
machine learning
, dan analitik
big data
untuk memantau pola transaksi keuangan, perilaku pengguna, serta mendeteksi situs atau aplikasi baru yang muncul. Pengembangan teknologi ini yang belum terlihat,” ujar Fahira.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Organisasi: PERSEPSI
-
/data/photo/2024/12/03/674ecce035e97.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Fahira Idris Beberkan 6 Parameter Efektivitas Pemberantasan Judi Online Megapolitan 6 Desember 2024
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4955089/original/071409800_1727476389-WhatsApp_Image_2024-09-27_at_15.34.11.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Inovasi Digital Asuransi Jasindo Berhasil Ciptakan Efisiensi, Ini Buktinya – Page 3
Liputan6.com, Jakarta Asuransi Jasindo terus berinovasi untuk memberikan pengalaman yang lebih responsif dan efisien, termasuk mempermudah akses masyarakat terhadap produk dan layanan.
Salah satu strateginya dengan membangun strategi berkelanjutan Jasindo dalam meningkatkan kualitas layanan melalui inovasi digital. Empat aspek utama menjadi fokus utama perusahaan, yaitu:
Keterlibatan Pelanggan.
Pengalaman Pelanggan.
Kepercayaan dan Persepsi Pelanggan.
Peningkatan Wawasan Pelanggan.Langkah ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih baik, tetapi juga memperkuat posisi perusahaan sebagai mitra terpercaya dalam manajemen risiko.
“Kami akan terus memperbaiki berbagai aspek layanan. Langkah ini diharapkan memberikan manfaat nyata bagi pelanggan dan industri asuransi secara keseluruhan,” kata Direktur Bisnis Strategis Asuransi Jasindo, Syah Amondaris, Jumat (6/12/2024).
Diapresiasi
Atas berbagai inovasi digital ini Jasindo berhasil meraih penghargaan bergengsi Digital Financial Excellence Award 2024 atas komitmennya dalam menghadirkan layanan yang inovatif dan berkualitas.
“Penghargaan ini merupakan bukti kerja keras seluruh tim Jasindo dalam memastikan kebutuhan dan kepuasan pelanggan selalu menjadi prioritas utama. Kami percaya bahwa layanan berkualitas adalah kunci menjaga kepercayaan pelanggan,” ujar Syah Amondaris.
-

Hasil Analisis Medsos dan Media Online, Pemahaman Warga tentang Dampak Stunting Cukup Tinggi – Halaman all
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berdasarkan data dan analisis media sosial dan media pemberitaan online, mulai 1 Agustus 2024 hingga 25 November 2024 menunjukkan isu stunting menjadi perhatian besar bagi masyarakat Indonesia.
Riset perusahaan perusahaan teknologi Big Data dan AI, NoLimit Indonesia menunjukkan bahwa pembicaraan terkait stunting sebanyak 23.135 pembicaraan di media sosial dan 12.165 pemberitaan di media online.
“Sebetulnya, awareness masyarakat terkait stunting sudah cukup besar, sebesar 68 persen dari semua percakapan dan pemberitaan memperlihatkan pengetahuan masyarakat paham dampak stunting yang paling mendominasi adalah mengganggu tumbuh kembang anak,” kata Aqsath Rasyid Naradhipa, CEO NoLimit Indonesia dalam paparannya, Jumat (6/12/2024).
Diketahui stunting saat ini menjadi masalah kesehatan yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak-anak, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan yang memadai.
Dikatakannya, bila dilihat dari waktu penarikan data, perbincangan terkait stunting meningkat 3x lipat di bulan Oktober 2024.
“Peningkatan perbincangan ini juga bertepatan dengan pelantikan pemerintahan baru. Ini menunjukan adanya harapan baru terkait stunting dengan program-program yang akan dijalankan pemerintahan barum” kata Aqsath.
Terdapat 50 persen persepsi masyarakat terkait upaya pemerintah dalam penanganan stunting adalah terkait makan gratis untuk anak sekolah, sedangkat 63 persen peran masyarakat dipersepsikan adalah untuk mengedukasi.
“Data ini menjadi penting, bahwa pemerintah memiliki peran melalui programnya, dan masyarakat pun memiliki peran untuk mengedukasi terkait stunting di media sosial,” kata Aqsath.
Namun demikian, masih ada kritik terkait kebijakan yang dianggap belum tepat sasaran.
Terdapat 57 persen dari seluruh percakapan kontra menilai program makan siang gratis di sekolah-sekolah ini belum tepat sasaran dan belum menjangkau kelompok yang benar-benar membutuhkan.
Hasil analisa lainnya dari NoLimit Indonesia juga mengungkapkan bahwa 47% netizen menganggap bahwa solusi yang lebih efektif dalam penanganan stunting adalah dengan meningkatkan jumlah tenaga medis, khususnya dokter, di daerah-daerah terpencil.
Sebanyak 22 persen lainnya juga menilai pentingnya perbaikan birokrasi agar masyarakat miskin dan terpencil bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih mudah diakses dan fasilitas yang nyaman.
“Harapannya dengan temuan ini, pemerintah bisa lebih mendengar masukan-masukan dari masyarakat, khususnya melalui media sosial, dan tentunya masyarakat pun bisa menggunakan media sosial dengan bijak untuk berkomunikasi dengan pemerintah, sehingga komunikasi ini bisa berjalan lebih baik dan penanganan isu stunting bisa lebih tepat sasaran,” kata Aqsath.
-

Ekonom Ramal Cadangan Devisa Turun hingga US$148 Miliar pada Akhir 2024
Bisnis.com, JAKARTA — Chief Economist of BCA Group David Sumual memproyeksikan cadangan devisa berada di kisaran US$148—150 miliar per akhir 2024. Proyeksi tersebut melanjutkan tren penurunan cadangan devisa Indonesia.
David pun mendorong agar pemerintah perlu memperdalam struktur sumber-sumber revisi. Dengan demikian, tren penurunan cadangan devisa tidak berlanjut pada tahun depan.
“Seperti diversifikasi ekspor, optimalisasi kebijakan DHE [devisa hasil ekspor], dan investasi asing langsung,” jelas David kepada Bisnis, Jumat (6/12/2024).
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa mencapai US$150,2 miliar per akhir November 2024. Jumlah tersebut turun dari posisi pada akhir Oktober 2024 yaitu sebesar US$151,2 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan bahwa penurunan cadangan devisa tersebut akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Posisi cadangan devisa tersebut tetap tinggi setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” ujar Ramdan dalam keterangan resmi, Jumat (6/12/2024).
Menurutnya, posisi cadangan devisa Indonesia berada di atas standar kecukupan internasional yaitu sekitar 3 bulan impor. Oleh sebab itu, BI meyakini cadangan devisa akan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, menjaga stabilitas makroekonomi, dan sistem keuangan Indonesia.
Ramdan mengklaim prospek ekspor tetap positif. Neraca transaksi modal dan finansial juga diyakini tetap mencatatkan surplus.
“Sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik,” katanya.
Lebih lanjut, Ramdan mengungkapkan BI akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk memperkuat ketahanan eksternal untuk menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Berikut Data Cadangan Devisa Indonesia Sepanjang 2024:
1. Januari: US$145,1 miliar
2. Februari: US$144 miliar
3. Maret:US$140,4 miliar
4. April: US$136,2
5. Mei: US$139 miliar
6. Juni: US$140,2 miliar
7. Juli: US$ 145,5 miliar
8. Agustus: US$150,2 miliar
9. September: US$149,9 miliar
10. Oktober: US$151,2 miliar
11. November: US$150,2 miliar
-

Cadangan Devisa RI di November 2024 Merosot Akibat Pemerintah Bayar Utang Luar Negeri – Halaman all
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dalam laporannya mengungkapkan, posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir November 2024 sebesar 150,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Jika dikonversi ke dalam Rupiah, angka tersebut setara Rp2.378 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.837 per dolar AS.
Berdasarkan catatan BI, cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Di mana pada akhir Oktober 2024, cadangan devisa Indonesia sebesar 151,2 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan penyebab turunnya posisi cadangan devisa pada November 2024.
Turunnya angka yang dimaksud dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Meski demikian, Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
“Perkembangan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah,” ungkap Ramdan dalam keterangannya, Jumat (6/12/2024).
Dirinya melanjutkan, posisi cadangan devisa pada akhir November 2024 setara dengan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor.
Kemudian, cadangan devisa ini disebut mampu membiayai pembayaran pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut tetap memadai sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal.
Ramdan melanjutkan, prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
“Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya.
-

BI: Cadangan devisa November 2024 capai 150,2 miliar dolar AS
Bank Indonesia memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal
Jakarta (ANTARA) – Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso mengatakan cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2024 mencapai 150,2 miliar dolar AS.
“Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2024 tercatat sebesar 150,2 miliar dolar AS, sedikit menurun dibandingkan posisi pada akhir Oktober 2024 sebesar 151,2 miliar dolar AS,” kata Ramdan di Jakarta, Jumat.
Posisi cadangan devisa tersebut tetap tinggi setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Perkembangan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ramdan menuturkan ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.
Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024 -

Sinkronisasi Peraturan dalam Kebijakan
loading…
Hendarman – Analis Kebijakan Ahli Utama pada Kemendikbudristek/ Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan. Foto/Dok Pribadi
Hendarman
Analis Kebijakan Ahli Utama pada Kemendikdasmen/Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas PakuanKritikan terhadap suatu kebijakan menjadi indikasi bahwa kepedulian pemangku kepentingan masih tetap tinggi. Kepedulian tersebut menggiring kepada harapan agar kebijakan mengikuti dinamika perubahan yang terjadi. Artinya, kebijakan disesuaikan dan diadaptasi terhadap dinamika sosial, ekonomi dan politik. Nugroho (2015) mengatakan bahwa terdapat dua karakteristik kebijakan publik. Pertama, kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah untuk dipahami dengan makna sederhana yaitu mencapai tujuan nasional. Kedua, kebijakan publik harus mudah diukur untuk mengetahui sejauh mana progres kemajuan dapat dicapai.
Hal yang sangat wajar apabila ada rencana perubahan terhadap kebijakan yang sudah diimplementasikan sebelumnya. Rencana perubahan dimaksud seyogianya tidak dipandang sebagai keinginan pimpinan yang baru agar ada sesuatu yang baru atau sebagai warisan (legacy) pada zaman kepemimpinannya. Untuk itu, rencana perubahan kebijakan harusnya didasarkan atas proses mendengar berbagai aspirasi masyarakat. Sebelum ditetapkan atau diluncurkan, sebuah kebijakan idealnya telah mempertimbangkan dan menyerap berbagai aspirasi dan pendapat dari berbagai kalangan atau pemangku kepentingan baik yang sifatnya mendukung atau menentang.
Pertanyaan yang mendasar, apakah pembuat kebijakan sebelumnya sudah mempertimbangkan berbagai aspek yang tumbuh-kembang dalam masyarakat sebagai lingkungan kebijakan tersebut? Mengapa? Sebagai suatu norma, pembuat kebijakan dalam proses perumusan kebijakan harus (sekali lagi harus) mencermati lingkungan kebijakan yang terdiri atas berbagai komponen. Komponen tersebut pada intinya menyangkut individu dan kelompok.
Dengan menjalankan proses tersebut, akan dapat menjawab kemungkinan tudingan dari berbagai pihak terutama mereka yang termasuk target kebijakan. Bukan tidak mungkin, individu atau kelompok sebagai target kebijakan merasakan adanya ketidakberuntungan sebagai dampak adanya suatu kebijakan. Harus disadari bahwa kebijakan itu sebenarnya bertujuan untuk mengatur sesuatu yang belum teratur atau mengajak kepada kesamaan persepsi terhadap suatu fenomena yang terjadi. Kesamaan persepsi itu akan menjadi pedoman dari berbagai gerakan yang akan diambil atau ditindaklanjuti dari berbagai sasaran dan lingkungan kebijakan.
Adalah sebuah kekeliruan kalau misalnya ada pandangan yang menyatakan kebijakan itu dibuat untuk kepentingan kelompok tertentu. Bill Jenkins yang dikutip dalam The Policy Process (Michael Hill, 1993: 34), mengatakan bahwa kebijakan adalah suatu keputusan berdasarkan hubungan kegiatan yang dilakukan oleh aktor politik guna menentukan tujuan dan mendapat hasil berdasarkan pertimbangan situasi tertentu.
Sinkronisasi Kebijakan
Menarik bahwa kementerian yang mengurusi pendidikan dasar dan menengah sedang dalam proses melakukan kajian terhadap sejumlah kebijakan yang sudah ada sebelumnya. Seharusnya kajian seperti ini sudah dilakukan sebelumnya ketika kebijakan yang ditetapkan pada periode sebelumnya dalam tahap implementasi. Kajian tersebut akan mengungkapkan sejauhmana kebijakan yang ditetapkan mencapai tujuan yang diharapkan, atau sejauhmana muncul kendala.Menarik adanya keinginan untuk mengembalikan kebijakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mungkin ini dimaksudkan untuk tidak mengulangi adanya kebijakan yang pada awalnya dimaksudkan sebagai sebuah terobosan, tetapi ternyata kemudian bertentangan dengan peraturan. Sebagai contoh, muncul diskursus terkait proses pengangkatan kepala sekolah. Kebijakan sebelumnya memungkinkan pengangkatan kepala sekolah atau pengawas sekolah dapat langsung bagi mereka yang mengikuti program guru penggerak.
Padahal, menjadi kepala sekolah bukan merupakan hal yang sederhana dan mudah. Dalam buku “The School Principal as Leader: Guding Schools to Better Teaching and Learning” (the Wallace Foundation, 2012), berdasarkan hasil survei tahun 2010 bahwa administrator pada tingkat sekolah dan district, pemegang kebijakan dan lainnya menyadari bahwa kepemimpinan kepala sekolah menjadi faktor yang sangat potensial untuk mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran di sekolah-sekolah.
Para peneliti di Universitas Minnesota, Amerika Serikat dan Universitas Toronto, Kanada (Seashore Louis, Leithwood, Wahlstrom & Anderson, 2010) juga melihat hubungan secara empiris antara kepemimpinan sekolah dan perubahan capaian belajar peserta didik di sekolah. Studi ini menemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan variabel penting kedua yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik. Kepemimpinan menjadi faktor krusial, termasuk bagi kepala sekolah, karena figur ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan dan dapat mengangkat kapasitas yang tersembunyi dari berbagai individu yang ada dalam organisasi.
Kembalikan Sesuai Peraturan
Kebijakan seyogianya harus merujuk kepada peraturan yang sudah ada dan bukan ditetapkan karena keinginan pribadi. Bertentangan dengan peraturan yang sudah ada dan patut dipatuhi tentu saja menimbulkan berbagai konflik dan kendala pada saat implementasi.Juga kebijakan tidak boleh melebihi kewenangan yang dimiliki oleh pihak-pihak tertentu. Misalnya, dalam konteks pengangkatan kepala sekolah atau pengawas sekolah, kewenangan ini menjadi hak pemerintah daerah. Mengembalikan kewenagan ini ditengarai akan meningkatkan dukungan pemerintah daerah. Dukungan tersebut tidak terkesan terpaksa akibat kemungkinan adanya sanksi apabila kurang koperatif.
Dengan merujuk kepada peraturan yang berlaku, secara tidak langsung akan mengeakkan prinsip keadilan dan kebermanfaatan bagi berbagai pihak. Adanya kebijakan yang tidak sinkron dengan peraturan seperti halnya pengangkatan kepala sekolah, mungkin ada yang menjadi korban kebijakan. Mereka yang seharusnya sudah waktunya dipromosikan, kehilangan kesempatan akibat kebijakan yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
(wur)
-

KPK Diminta Jawab Keraguan Publik Terkait Pemberantasan Korupsi
loading…
Pimpinan dan Dewas KPK diminta menjawab keraguan publik dalam pemberantasan korupsi. Foto/SINDOnews
JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto berkomitmen memberantas korupsi di Indonesia. Hal itu disampaikan Prabowo dalam berbagai kesempatan, termasuk saat Peringatan Hari Guru Nasional, beberapa waktu lalu. Karenanya, peran lembaga penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sangat penting. Untuk itu, lembaga antirasuah tersebut harus bisa menjawab keraguan publik dalam memberantas korupsi.
Hal itu dibahas dalam Seminar Nasional bertajuk “KPK, Pertahankan atau Bubarkan? (Quo Vadis KPK)” yang diselenggarakan mahasiswa Program Pascasarjana Magister Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) 2024 di Auditorium Graha William Soeryadjaya, Gedung Kampus UKI, Cawang, Jakarta.
Ketua Indonesia Police Watch Sugeng Teguh Santoso mengatakan, DPR telah mengesahkan lima Pimpinan dan Dewas KPK periode 2024-2029. Kelima Pimpinan KPK terpilih dengan suara terbanyak adalah Setyo Budiyanto, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, Johanis Tanak, dan Agus Joko Pramono.
Sementara lima Dewas KPK terpilih untuk periode 2024-2029 yakni, Benny Jozua Mamoto, Chisca Mirawati, Wisnu Baroto, Gusrizal, dan Sumpeno. “Dengan penetapan pimpinan yang baru, berarti KPK masih diperlukan menurut pemerintah, tapi bagaimana pandangan secara empirik dan filosofis keberadaan KPK oleh masyarakat,” ujarnya, Jumat (6/12/2024).
Dalam kesempatan itu, Sugeng meragukan independensi jajaran pimpinan KPK. Apalagi tidak ada perwakilan dari civil society dalam susunan Dewas KPK. “Penyadapan dan Operasi Tangkap Tangan (OTT) itu hantu gentayangan, tapi sekarang OTT harus lapor ke Dewas ya bocorlah. Apalagi dewas yang sekarang ini tidak ada dari civil society, yang ada dari Aparatur Sipil Negara (ASN), polisi, jaksa, BPK, dan dua mantan jaksa,” ujar Sugeng.
Akademisi UKI Fernando Silalahi menyebut, sejak didirikan pada 2002 melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, KPK lahir sebagai lembaga ad hoc yang bertugas untuk memerangi korupsi di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, KPK menghadapi banyak tantangan internal dan eksternal. “Kalau semua pimpinan baru KPK dari ASN, ada hirarki di antara mereka saling menghormati. Saat KPK dipimpin sipil, mereka berani menyeret politikus,” kata Fernando.
Fernando mempertanyakan efektivitas lembaga ini mengingat pembatasan kewenangan yang terus diberikan, terutama setelah adanya Dewas sejak 2019. Revisi UU KPK yang membentuk Dewas membatasi kewenangan penyidik untuk melakukan penyadapan tanpa izin yang dianggap oleh banyak kalangan membuat KPK semakin lemah.
“Sekarang dengan adanya Dewas, penegak hukum tidak ada takutnya sama KPK. Sebab KPK sekarang tidak bisa menyadap tanpa seizin Dewas,” ujar Fernando.
Data Transparency International Indonesia (TII) menyebut Indonesia mengalami penurunan skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dari 38 pada 2021 menjadi 34 pada 2022. Hal ini menunjukkan stagnasi dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Independensi para jajaran pimpinan KPK yang baru terpilih diragukan oleh banyak pihak. KPK sekarang dipimpin oleh 2 jaksa, 2 polisi, dan 1 hakim, jadi pikiran independennya terganggu karena dalam pikirannya pasti ada struktur pimpinan dan bawahan,” ujarnya.

