Organisasi: PERSEPSI

  • FKDM Jatim Perkuat Sinergi Deteksi Dini untuk Jaga Stabilitas Sosial

    FKDM Jatim Perkuat Sinergi Deteksi Dini untuk Jaga Stabilitas Sosial

    Surabaya (beritajatim.com) – Guna memperkuat peran sebagai mitra pemerintah dalam sistem kewaspadaan dini, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan “Rapat Koordinasi dan Pelatihan Penguatan Kapasitas Pengurus FKDM se-Jawa Timur”. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Arya Centra Surabaya ini digelar atas kerjasama FKDM Provinsi Jatim dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur.

    Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari dua malam ini dihadiri oleh Pengurus FKDM Provinsi, pengurus FKDM kabupaten/kota se-Jawa Timur, serta staf Bakesbangpol kabupaten/kota. Tujuannya adalah untuk memperkuat sinergi dalam deteksi dini potensi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) di masyarakat guna menjaga stabilitas sosial dan keamanan daerah.

    Dalam sambutannya, Ketua FKDM Provinsi Jawa Timur, Dr. Listiyono Santoso, S.S., M.Hum., menekankan pentingnya penyamaan persepsi dan sinergitas antara FKDM dengan Bakesbangpol. “FKDM merupakan mitra pemerintah dalam rangka melakukan upaya deteksi dini terkait dengan kerawanan, baik kerawanan sosial maupun kerawanan akibat bencana alam,” ujarnya.

    Listiyono menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada koordinasi, tetapi juga memberikan pelatihan kepada pengurus untuk mendeteksi potensi AGHT sekaligus mencari solusi mengatasi persoalan tersebut.

    Rapat Koordinasi dan Pelatihan Penguatan Kapasitas Pengurus FKDM se-Jawa Timur.

    Acara secara resmi dibuka dengan keynote speech dari Eddy Supriyanto, S.STP., M.PSDM., yang mewakili Bakesbangpol Jatim. Dalam pemaparannya, Eddy mengulas berbagai potensi kerawanan sosial yang kerap muncul di Jawa Timur. Ia menegaskan bahwa konflik yang lahir dari kerawanan sosial tidak hanya bersifat individual, tetapi juga sosial, dengan sumber yang beragam seperti ekonomi, politik, dan keagamaan.

    “Potensi-potensi inilah yang harus selalu dapat dibaca oleh pengurus FKDM, dideteksi, diidentifikasi, kemudian dilakukan kajian untuk kemudian melahirkan rekomendasi bagi pemerintah untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan,” pesan Eddy.

    Secara lebih rinci, tujuan khusus dari kegiatan ini adalah:

    1. Meningkatkan Koordinasi dan Sinkronisasi antar anggota FKDM, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan.

    2. Memperlancar Pertukaran Informasi dan Data sebagai wadah untuk menjaring dan mengomunikasikan informasi terkini dari masyarakat.

    3. Mendukung Perumusan Kebijakan dengan menyediakan laporan dan rekomendasi untuk pimpinan daerah.

    4. Melakukan Evaluasi Kinerja terhadap kegiatan FKDM yang telah dilaksanakan untuk identifikasi hambatan dan perbaikan ke depan.

    Untuk mendukung tujuan tersebut, kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, di antaranya Prof. Bagong Suyanto, Novri Susan, Ph.D., dan Hikmah Bafaqih. Dengan pelatihan ini, diharapkan kapasitas pengurus FKDM di seluruh Jawa Timur semakin kuat sehingga dapat berkontribusi lebih maksimal dalam menciptakan kondisi masyarakat yang aman dan tenteram. [but]

  • Bersitegang, Kapal Pesiar China Hindari Pelabuhan Jepang

    Bersitegang, Kapal Pesiar China Hindari Pelabuhan Jepang

    Beijing

    Ketegangan antara China dan Jepang makin meluas hingga ke operasional kapal-kapal pesiar. Para operator kapal pesiar China baru-baru ini berupaya menghindari pelabuhan-pelabuhan Jepang, dan lebih memilih pelabuhan Korea Selatan (Korsel) sebagai opsi.

    Menurut sejumlah sumber dan berdasarkan jadwal kapal pesiar terbaru, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/11/2025), para agen tur dan pelabuhan mengungkapkan jika ketegangan diplomatik yang terjadi dapat menyebabkan wisatawan China dialihkan ke Korsel, dari Jepang.

    Ketegangan itu dipicu oleh pernyataan kontroversial Perdana Menteri (PM) baru Jepang Sanae Takaichi kepada anggota parlemen pada awal bulan ini, di mana dia menyebut serangan China terhadap Taiwan yang mengancam kelangsungan hidup Jepang akan dapat memicu respons militer.

    Pernyataan itu disampaikan hanya sepekan setelah Takaichi bertemu Presiden China Xi Jinping, dengan kedua pemimpin sepakat mengupayakan hubungan yang stabil. Pernyataan tersebut juga menunjukkan pergeseran dari sikap pemerintah Jepang sebelumnya, yang menghindari untuk membahas isu Taiwan secara terbuka agar tidak memprovokasi China, yang bersikeras mengklaim pulau tersebut sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

    Imbas ketegangan diplomatik itu, Adora Magic City, kapal pesiar China yang berlayar ke Pulau Jeju di Korsel dan juga Jepang, telah mengubah jadwalnya untuk Desember mendatang agar tidak singgah di pelabuhan-pelabuhan Jepang, yaitu Fukuoka, Sasebo, dan Nagasaki, seperti rencana awal.

    Menurut pemberitahuan yang diunggah situs web pemerintah Provinsi Jeju di Korsel, kapal pesiar itu akan menghabiskan waktu 31 jam hingga 57 jam di Jeju, lebih lama dari jadwal sebelumnya yang hanya 9 jam.

    Seorang pejabat dari Provinsi Jeju mengatakan bahwa operator kapal pesiar itu meminta perubahan jadwal tanpa memberikan alasan jelas. “Kami menduga hal itu karena hubungan China-Jepang,” kata pejabat yang menolak disebut namanya tersebut.

    “Sepertinya mereka sedang menyusun Rencana B,” imbuhnya.

    Jepang telah memperhitungkan kerugian akibat sengketa diplomatik ini, dengan operator tur yang berbasis di Tokyo, East Japan International Travel Service, mengatakan pekan ini bahwa mereka kehilangan 80 persen booking untuk sisa tahun ini.

    Detail soal kapal pesiar China menghindari Jepang dan tinggal lebih lama di Korsel, atau mempertimbangkan tinggal lebih lama di sana karena sengketa diplomatik belum pernah dilaporkan sebelumnya.

    Korsel muncul sebagai tujuan utama wisatawan China, dalam hal volume tiket penerbangan internasional yang dipesan selama akhir pekan lalu. Banyak maskapai China telah menawarkan pengembalian dana untuk rute penerbangan ke Jepang, langkah yang diharapkan dapat meningkatkan perjalanan udara ke Korsel.

    Luna Wang, seorang warga Hangzhou, China, mengatakan dirinya kini lebih memilih ke Korsel daripada Jepang menyoroti ketegangan diplomatik yang terjadi. “Sekarang sepertinya Jepang tidak aman bagi warga China untuk bepergian… Saya rasa satu-satunya pilihan yang baik adalah pergi ke Korea,” ucapnya.

    Pendiri perusahaan China, Moment Travel, asal Chengdu, Su Shu, mencatat perubahan dramatis dalam persepsi soal bepergian ke Jepang. “Perasaannya sekarang adalah siapa pun yang pergi adalah pengkhianat,” ujarnya.

    Lihat juga Video: Memanas! Jepang Murka Kapal China Masuk Perairan Senkaku

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • XLSMART dan ZTE Jajaki Penerapan Antena Aktif MIMO FDD, Evolusi Jaringan 5G

    XLSMART dan ZTE Jajaki Penerapan Antena Aktif MIMO FDD, Evolusi Jaringan 5G

    Bisnis.com, JAKARTA — ZTE Corporation, penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi, bekerja sama dengan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) melakukan uji coba jaringan Active Antenna Unit (AAU) Massive MIMO FDD yang dapat mendukung berbagai generasi teknologi All-RAT (2G/4G/5G).

    Director & CTO XLSMART Shurish Subbramaniam mengatakan hasil uji coba FDD Massive MIMO bersama ZTE menunjukkan nilai besar dari teknologi tersebut dalam mengoptimalkan potensi spektrum FDD untuk mengatasi pertumbuhan trafik data.

    Uji coba juga menunjukkan kompatibilitas terhadap 2G yang selaras dengan strategi perusahaan dalam pengembangan jaringan multi-generasi.

    “Solusi ini membantu kami mencapai peningkatan ganda dalam kapasitas jaringan dan persepsi pengguna, sekaligus menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan bisnis di masa depan,” kata Shurish, dikutip Jumat (21/11/2025).

    Sementara itu, President Director ZTE Indonesia Richard Liang mengatakan hasil uji coba menunjukkan keunggulan solusi FDD Massive MIMO dari ZTE dalam mendukung XLSMART memaksimalkan potensi spektrum FDD  guna memenuhi kebutuhan data yang terus meningkat.

    Dengan kompatibilitas 2G yang unik, solusi ini memungkinkan evolusi jaringan multi-generasi secara mulus, membantu XLSMART meningkatkan kapasitas jaringan sekaligus pengalaman pengguna.

    “Pencapaian ini menandai langkah penting lainnya dalam upaya bersama kami membangun jaringan 5G berkualitas tinggi di Indonesia,” kata Richard.

    Diketahui ZTE dan XLSMART menggelar uji coba di Kabupaten Banjar, Indonesia. Uji coba menunjukkan bahwa solusi inovatif ini tidak hanya memastikan layanan suara konvensional yang stabil, tetapi juga secara signifikan meningkatkan kinerja jaringan untuk layanan data.

    Hasil pengujian mencatat bahwa kecepatan rata-rata pengguna data meningkat lebih dari dua kali lipat, sementara total trafik sektor tumbuh sebesar 20%, menghasilkan peningkatan signifikan pada pengalaman pengguna serta membuka peluang baru bagi pertumbuhan pendapatan operator.

    Seiring dengan meningkatnya trafik data seluler, khususnya di wilayah dengan kepadatan pengguna yang tinggi, operator di berbagai negara terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan spektrum FDD untuk meningkatkan kapasitas jaringan dan kualitas pengalaman pelanggan.

    ZTE menghadirkan AAU Massive MIMO FDD yang dikembangkan dengan pendekatan berorientasi pada kebutuhan pelanggan serta dirancang agar tetap kompatibel dengan infrastruktur jaringan multi-generasi.

    Perangkat ini juga didukung kemampuan beamforming yang mampu membentuk hingga empat digital cell, sehingga secara signifikan meningkatkan kapasitas layanan data.

  • Tikus Tanah Emas Dikira Punah Muncul Lagi Setelah Hampir 90 Tahun

    Tikus Tanah Emas Dikira Punah Muncul Lagi Setelah Hampir 90 Tahun

    Jakarta

    De Winton’s golden mole atau tikus tanah emas De Winton dikenal sulit ditangkap. Hewan ini diyakini telah punah selama hampir 90 tahun. Namun tiba-tiba saja hewan ini terdeteksi lagi keberadaannya di Afrika Selatan.

    Penemuan kembali ini telah menantang persepsi tentang kelangsungan hidup spesies tersebut dan membawa metode inovatif ke dalam ilmu konservasi.

    De Winton’s golden mole (Cryptochloris wintoni) adalah spesies mamalia dalam keluarga Chrysochloridae. Ia adalah endemik Afrika Selatan dan habitat aslinya adalah semak kering subtropis, vegetasi semak tipe Mediterania, dan pantai berpasir. Hewan ini terancam pengrusakan habitat dan masuk kategori ‘sangat terancam punah’.

    Pencarian dan Penemuan

    Perjalanan untuk menemukan tikus tanah emas De Winton, makhluk yang terakhir tercatat pada 1936, melibatkan pengejaran tanpa henti oleh para peneliti dari Endangered Wildlife Trust (EWT) dan University of Pretoria.

    Mengutip laporan CBS News, kelompok penelitian tersebut melintasi hingga 18 kilometer habitat bukit pasir setiap hari, menggunakan anjing Border Collie pendeteksi bau bernama Jessie, untuk menemukan terowongan tikus tanah di bawah pasir pantai Port Nolloth.

    Mereka juga memanfaatkan teknik revolusioner dalam konservasi satwa liar. Aspek terobosan dari penemuan ini adalah penggunaan sampel DNA lingkungan (eDNA), termasuk kulit, rambut, dan ekskresi tubuh, yang ditemukan di dalam tanah. Teknik ini merupakan yang pertama dalam jenisnya untuk pencarian semacam itu, dan penting dalam mengonfirmasi keberadaan ti8kus tanah emas De Winton tanpa melihat hewan itu secara fisik.
    Terancam Punah

    “Meskipun banyak orang meragukan bahwa tikus emas De Winton masih ada di luar sana, saya yakin spesies itu belum punah,” kata Cobus Theron, manajer konservasi senior untuk EWT.

    Ia mayakini bahwa yang dibutuhkan dalam pencarian dan penelitian ini hanyalah metode deteksi yang tepat, waktu yang tepat, dan tim yang bersemangat untuk menemukannya.

    “Saya pikir sungguh fantastis bahwa pada 2023 kita masih dapat menemukan kembali spesies. Semua cerita kita tentang konservasi adalah malapetaka dan kesuraman. Di sini kita memiliki kesempatan untuk mengatakan bahwa, sebenarnya, ada peluang untuk membuat perubahan,” ujarnya.

    Pentingnya Penemuan Kembali Spesies

    Penemuan kembali tikus tanah emas De Winton, yang dikategorikan sebagai spesies yang sangat terancam punah, bukan hanya sebuah kemenangan ilmiah, tetapi juga simbol harapan. Penemuan ini menantang narasi suram tentang kepunahan spesies dan menunjukkan bahwa dengan teknik inovatif dan upaya yang sungguh-sungguh, spesies yang hilang dapat ditemukan.

    “Mereka tidak membiarkan bukit pasir tak terjamah dan sekarang menjadi mungkin untuk melindungi area tempat tinggal tikus tanah yang terancam dan langka ini,” kata ahlim konservasi Christina Biggs.

    Ia menambahkan bahwa peran DNA lingkungan dalam pencarian ini adalah studi kasus tentang bagaimana teknologi canggih tersebut dapat digunakan untuk menemukan spesies lain yang hilang.

    Meskipun ada perkembangan positif ini, tikus tanah emas De Winton tetap terancam. Habitat mereka, terutama ekosistem bukit pasir di dekat pantai, menghadapi ancaman dari pertambangan dan pembangunan perumahan. Melindungi area ini kini lebih penting dari sebelumnya untuk memastikan kelangsungan hidup spesies langka ini.

    Implikasi Lebih Luas dalam Konservasi

    Penemuan ini bukan hanya tentang satu spesies, merupakan potensi yang lebih luas untuk konservasi satwa liar. Keberhasilan penggunaan eDNA membuka jalan bagi penerapan teknik serupa dalam pencarian spesies lain yang hilang.

    Penemuan kembali tikus tanah emas De Winton merupakan peristiwa penting dalam konservasi. Peristiwa ini menyoroti ketahanan alam dan kekuatan kecerdikan manusia dalam melindungi keanekaragaman hayati planet kita. Saat kita merayakan pencapaian ini, kita juga diingatkan tentang kebutuhan berkelanjutan untuk berinovasi dan bertahan dalam menghadapi tantangan lingkungan.

    (rns/rns)

  • Kronologi Wanita Umur 30 Kena Stroke 5 Kali gegara Pijat ‘Kretek’

    Kronologi Wanita Umur 30 Kena Stroke 5 Kali gegara Pijat ‘Kretek’

    Jakarta

    Haley Schoen menceritakan kronologinya yang mengalami lima kali stroke. Hal ini terjadi setelah melakukan pijat ‘kretek’.

    Wanita yang tinggal di Missouri, Amerika Serikat, itu awalnya mengeluhkan seperti ‘saraf terjepit’ di lehernya. Keluhan itu muncul setelah ia melompat dari ketinggian 4,5 meter dari dinding panjat tebing pada Januari 2019.

    Meski terasa tidak nyaman, Haley mengabaikan keluhannya itu. Sampai beberapa hari kemudian, rekan kerjanya melihat Haley seperti ‘berjalan bengkok’.

    Haley juga mulai merasakan mati rasa di salah satu jari kakinya. Merasa keluhannya semakin tidak nyaman, ia mengunjungi Chiropractor untuk memperbaiki saraf terjepitnya.

    Jalani Pijat ‘Kretek’ 3 Kali

    Haley mengaku menjalani pijat ‘kretek’ itu sebanyak tiga kali. Di saat sesi ketiga, ia merasakan tekanan dan rasa hangat yang hebat di pangkal tengkoraknya.

    Sensasi ini ia sadari sebagai tanda-tanda peringatan arteri yang robek dan stroke. Seminggu kemudian, Haley menjadi orang yang emosional dan disorientasi di rumah, bahkan sering menangis tanpa alasan yang jelas.

    BACA JUGA:

    Merasa khawatir akan kondisinya, wanita 30 tahun itu pergi ke rumah sakit. Dari hasil CT scan menunjukkan adanya diseksi arteri vertebralis bilateral atau robekan di kedua arteri yang memasok darah ke otaknya.

    Dokter mengungkapkan cedera tersebut telah menyebabkan empat kali stroke sejak jatuh dari dinding panjat dan pijat ‘kretek’. Stroke kelima terjadi saat Haley berada di rumah sakit yang membuatnya terkejut.

    Dari hasil pemeriksaan, dokter yakin robekan arteri pertama terjadi saat ia melompat dari dinding panjat. Sementara robekan lainnya, mungkin terjadi selama atau setelah pijat ‘kretek’ pada lehernya itu.

    Ada Cedera di Otaknya

    Cedera gabungan tersebut mengganggu aliran darah dan memicu stroke di kedua sisi otaknya. Haley pun menghabiskan seminggu di rumah sakit dan mulai belajar berjalan sepanjang waktu.

    Setelah keluar dari rumah sakit, ia harus diberikan suntikan pengencer darah setiap hari selama tiga bulan. Robekan pada arteri menciptakan permukaan yang tidak rata, di mana gumpalan mudah terbentuk dan dapat berpindah ke otak yang memicu stroke tambahan.

    Pengencer darah ini digunakan untuk mencegah pembentukan gumpalan baru. Karena riwayat strokenya, Haley dilarang untuk bekerja dan mengemudi yang membuatnya harus tetap di rumah.

    “Saya beralih dari melakukan pemotretan dan menjual rumah seharga jutaan dolar, menjadi tiba-tiba belajar berjalan lagi,” jelasnya, menambahkan bahwa perubahan mendadak itu membuatnya trauma.

    “Saya kehilangan segalanya. Rasanya seperti melihat semua kerja keras saya lenyap dalam semalam,” tuturnya yang dikutip dari Daily Mail.

    Saat ini, Haley masih kesulitan dengan persepsi kedalaman, sering salah menilai jarak, dan tak sengaja membenturkan wajahnya ke lemari. Hal ini cukup membuatnya kewalahan saat ingin melakukan kegiatan.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Merombak Gaji ASN: Apakah Single Salary Jalan Keluar dari Kesenjangan?

    Merombak Gaji ASN: Apakah Single Salary Jalan Keluar dari Kesenjangan?

    Merombak Gaji ASN: Apakah Single Salary Jalan Keluar dari Kesenjangan?
    ASN Kementerian Komunikasi dan DigitalMahasiswa Magister Ilmu Administrasi Universitas Indonesia
    ISU
    penggajian Aparatur Sipil Negara (ASN) kembali masuk ke ruang percakapan publik. Perdebatan tentang kesenjangan tunjangan kinerja antar-instansi, keberlanjutan fiskal negara, dan rencana penerapan
    single salary
    atau sistem gaji tunggal muncul bergantian dalam pemberitaan.
    Tidak sedikit
    ASN
    yang mengunggah keluhan di media sosial mengenai perbedaan
    take home pay
    yang ekstrem, ada yang hanya beberapa juta rupiah, namun ada pula yang mencapai puluhan juta untuk jabatan dan golongan yang hampir sama. Ketika publik mempertanyakan efektivitas dan profesionalisme birokrasi, kebingungan soal struktur gaji yang ruwet dan tidak transparan ikut memperkeruh persepsi.
    Di tengah riuh rendah itu, pemerintah dan DPR memperkenalkan kembali rencana
    single salary
    , model
    gaji tunggal
    yang menggabungkan berbagai komponen tunjangan ke dalam satu struktur yang lebih jelas dan terukur. Wacananya sederhana, tetapi implikasinya sangat besar: bukan sekadar menaikkan atau menurunkan nilai gaji, melainkan menata ulang hubungan antara negara dan ASN sebagai pelayan publik.
    Sistem penggajian ASN saat ini mengandung banyak elemen, mulai dari gaji pokok, tunjangan melekat, tunjangan jabatan, hingga tunjangan kinerja yang besarannya dapat berbeda drastis antar-instansi.
    Kompleksitas ini menciptakan beberapa masalah utama. Pertama, struktur penghasilan ASN menjadi sulit dipahami oleh publik maupun ASN itu sendiri. Kedua, kesenjangan antarlembaga semakin terasa, sehingga menimbulkan persepsi ketidakadilan dan menurunkan motivasi di instansi yang dianggap “kering”. Ketiga, sebagian besar tunjangan tidak dihitung sebagai basis pensiun, sehingga saat memasuki masa purnabakti, terjadi penurunan pendapatan yang drastis.
    Di banyak negara, sistem
    single salary
    diterapkan untuk menstandarkan dan menyederhanakan penggajian sektor publik. OECD (2012) menekankan bahwa kerangka kompensasi yang seragam adalah kunci transparansi dan akuntabilitas. Indonesia pun mencoba mengarah ke sana, terutama untuk meredam kesenjangan dan menyiapkan struktur gaji yang lebih mudah diawasi publik.
    Dari perspektif teori kompensasi, ada sejumlah prinsip yang menjelaskan mengapa reformasi ini penting. Michael Armstrong dan Helen Murlis (2003) dalam
    Reward Management: A Handbook of Remuneration Strategy and Practice
    menyebutkan bahwa sistem imbalan adalah “nilai organisasi yang diterjemahkan ke dalam angka”. Artinya, bagaimana ASN dibayar mencerminkan apa yang negara hargai: kompetensi, kinerja, atau senioritas.
    Konsep Total Reward menegaskan bahwa kompensasi mencakup bukan hanya gaji, tetapi juga kesempatan berkembang, keamanan kerja, hingga jaminan masa depan.
    Konsep
    Internal Equity
    dan
    External Equity
    yang dikemukakan Mackenzie (1997), menekankan bahwa sistem penggajian harus adil antar-jabatan di dalam organisasi dan kompetitif di luar organisasi. Ketika satu instansi memperoleh tunjangan kinerja yang jauh lebih tinggi daripada instansi lain, padahal beban kerjanya tidak selalu lebih berat, maka rasa ketidakadilan dengan sendirinya akan mengemuka.
    Gagasan
    Pay-for-Performance
    atau insentif berbasis kinerja yang banyak dipromosikan selama era reformasi birokrasi ternyata tidak selalu efektif di sektor publik. Weibel, Rost & Osterloh (2009) menunjukkan bahwa insentif kinerja seringkali menciptakan efek samping, yaitu indikator kinerja menjadi terlalu “diakali”, motivasi intrinsik menurun, dan pegawai cenderung mengejar angka daripada makna pelayanan.
    Karena itu,
    single salary
    dinilai dapat mengurangi ketergantungan pada tunjangan berbasis kinerja yang tidak dirancang secara matang. Lalu ada faktor keberlanjutan fiskal. Thom Reilly (2012) mengingatkan bahwa ketika pengeluaran kompensasi tumbuh tak terkendali, negara bisa kehilangan kemampuan untuk mendanai layanan publik dan membebani generasi berikutnya.
    Bagi Indonesia yang sedang mendorong transformasi digital, reformasi birokrasi, dan pembangunan SDM, struktur gaji yang tidak berkelanjutan berpotensi menjadi beban jangka panjang.
    Jika dipersiapkan matang,
    single salary
    menawarkan sederet manfaat. Transparansi meningkat karena publik dapat melihat dengan jelas struktur gaji setiap jabatan. Kesenjangan antar-instansi dapat ditekan, membuat motivasi pegawai lebih merata. Bahkan kesejahteraan pensiunan ASN berpeluang membaik bila komponen gaji tunggal dijadikan dasar perhitungan pensiun.
    Namun peluang tersebut datang bersama risiko yang tidak bisa diabaikan. Salah satu kekhawatiran adalah hilangnya fleksibilitas untuk memberikan penghargaan lebih bagi profesi tertentu yang kompetitif di pasar kerja. Dokter spesialis, jaksa yang menangani kasus berat, analis data, atau pakar keamanan siber misalnya, jika gaji mereka distandarkan tanpa ruang diferensiasi, migrasi ke sektor swasta atau luar negeri sangat mungkin terjadi.
    Selain itu, peleburan penuh tunjangan berbasis kinerja bisa membuat ruang apresiasi terhadap kinerja nyata semakin sempit. Meski problematis, insentif kinerja masih dibutuhkan untuk mendorong akuntabilitas. Karena itu, skema gaji tunggal perlu menyisakan ruang variabel yang benar-benar berbasis capaian, bukan sekadar formalitas administrasi.
    Risiko lain adalah kegagalan sejak desain. Banyak negara tersandung karena terlalu fokus pada nominal, bukan pada arsitektur sistem: evaluasi jabatan, pemetaan kompetensi, sistem kinerja, dan kesiapan institusional. Jika fondasi ini lemah,
    single salary
    hanya akan mengganti bentuk ketidakadilan tanpa menghilangkannya.
    Pada akhirnya, reformasi pengupahan ASN bukan soal angka, tetapi soal arah.
    Single salary
    membuka kesempatan untuk menata ulang kontrak antara negara dan aparatur: negara menjamin penghasilan yang adil, jelas, dan layak serta ASN membalasnya dengan kinerja yang terukur, profesionalisme, dan integritas.
    Jika dirancang serius, sistem ini dapat menjadi tonggak besar menuju birokrasi yang lebih responsif dan dipercaya publik. Namun jika hanya menjadi respon sesaat terhadap tekanan opini tanpa perbaikan fondasi manajemen SDM, reformasi ini berisiko berakhir sebagai slogan yang meriah di awal tetapi hambar dalam implementasi.
    Tantangan sesungguhnya terletak pada keberanian politik dan konsistensi teknokratik. Apakah kita siap menata ulang sistem yang selama puluhan tahun berjalan tambal-sulam? Apakah negara siap membuat kompensasi ASN bukan hanya layak bagi pegawainya, tetapi juga wajar dan adil bagi rakyat pembayar pajak?
    Jika iya, maka untuk pertama kalinya dalam sejarah pengelolaan SDM aparatur, reformasi penggajian menjadi bukan sekadar wacana dan “ruang keluhan”, akan tetapi fondasi bagi pelayanan publik yang lebih efektif, lebih manusiawi, dan lebih dipercaya masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Habib Bahar Cinta Mati dengan Fadlun: Saya Menemani Dia dari Nol!

    Habib Bahar Cinta Mati dengan Fadlun: Saya Menemani Dia dari Nol!

    Jakarta, Beritasatu.com – Istri habib Bahar bin Smith, Fadlun Faisal Balghoits, membeberkan alasan mengapa dirinya disebut sebagai wanita paling dicintai suaminya.

    Fadlun mengungkap, perjalanan cintanya dengan habib Bahar dimulai ketika keduanya masih merintis kehidupan dari bawah.

    “Mungkin karena saya hidup sama habib dari nol. Perjalanan kami dimulai dari belum menjadi apa-apa,” ucap Fadlun Faisal Balghoits dikutip dari podcast dr Richard Lee, Kamis (20/11/2025).

    Ia bercerita saat itu mereka tinggal di kawasan Bintaro, ketika dakwah habib Bahar masih dilakukan dari kampung ke kampung dan kehidupan ekonomi belum stabil.

    “Situasinya habib belum seperti yang sekarang. Dakwahnya pun masih keliling kampung. Kami sempat tinggal di rumah petakan yang sederhana,” kenangnya.

    Fadlun menegaskan, ujian berat dalam rumah tangga tak membuatnya pergi, termasuk saat habib Bahar berurusan dengan hukum.

    “Sampai suami keluar masuk penjara pun saya tetap ada. Saya menemani sampai ke Nusa Kambangan. Alhamdulillah Allah beri kekuatan untuk tetap mendampingi,” ujarnya.

    Terkait persepsi publik yang kerap menganggap habib Bahar kasar, Fadlun menegaskan, karakter suaminya berbeda antara di mimbar dakwah dan kehidupan pribadi.

    “Banyak orang pikirannya habib itu kasar. Padahal itu cuma di mimbar. Di rumah, habib baik sekali,” tutupnya.

    Sebelumnya, pengakuan lawas habib Bahar yang mengharamkan cintanya untuk wanita lain beredar di media sosial.

    “Telah kuharamkan ana punya hati, ane sudah haramkan buat perempuan lain selain Fadlun. Jadi, ane mau menikah lagi ana enggak cinta,” ucap Habib Bahar bin Smith diunggah dari Instagram @galery_news.

  • Misteri Ledakan di Perbatasan Korsel-Korut

    Misteri Ledakan di Perbatasan Korsel-Korut

    Jakarta

    Ledakan terjadi di sepanjang garis pemisah antara Korea Utara (Korut) dengan Korea Selatan (Korsel). Penyebab ledakan ini masih menjadi misteri.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (20/11/2025), Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan ledakan ini mengatakan seorang perwira yang sedang patroli terluka. Korsel menambahkan perwira tersebut saat ini dalam kondisi stabil.

    Ledakan yang belum diketahui penyebabnya itu, terjadi pada Kamis (20/11) pagi. Ledakan terjadi di garis depan barat Garis Demarkasi Militer (MDL).

    Perwira yang terluka tersebut “dievakuasi segera dengan helikopter darurat dan dalam kondisi stabil tanpa cedera yang mengancam jiwa”, kata Kementerian tersebut.

    MDL terletak di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ), sebuah wilayah penyangga sepanjang empat kilometer yang membentang 250 kilometer (160 mil) melintasi Semenanjung Korea.

    Zona Demiliterisasi dikenal sebagai suaka margasatwa yang tidak disengaja sekaligus lokasi ranjau darat yang tak terhitung jumlahnya.

    Ledakan itu terjadi setelah Seoul minggu ini mengusulkan perundingan militer dengan Korea Utara — tawaran pertama semacam itu dalam beberapa tahun.

    Seoul dalam usulan tersebut mengatakan banyak penanda MDL yang dipasang berdasarkan gencatan senjata 1953 telah menghilang seiring waktu. Ini menyebabkan “persepsi yang berbeda tentang batas wilayah di area tertentu oleh kedua belah pihak”.

    Secara teknis, Seoul dan Pyongyang masih berperang, karena gencatan senjata 1953 yang menghentikan pertempuran, tidak pernah diikuti oleh perjanjian damai.

    Seoul mengatakan ada sekitar 10 serangan oleh pasukan Korea Utara tahun ini.

    Pada tahun 2015, dua tentara Korea Selatan terluka parah oleh ranjau darat yang ditanam Korea Utara saat berpatroli di selatan perbatasan. Salah satu dari tentara tersebut kehilangan kedua kakinya dan yang lainnya diamputasi kakinya.

    Lihat juga Video Korsel: Korut Bersiap Ledakan Jalanan Perbatasan Antarkorea

    Halaman 2 dari 2

    (lir/rfs)

  • Kemenko Polkam RI perkuat literasi digital aparatur di Riau

    Kemenko Polkam RI perkuat literasi digital aparatur di Riau

    Pekanbaru, (ANTARA) – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) Republik Indonesia memperkuat literasi digital aparatur di Provinsi Riau dengan tema Implementasi Kebijakan Media Massa Bertanggung Jawab, Edukatif, Jujur, Objektif, dan Sehat Industri (BEJO’S).

    Asisten Deputi Koordinasi Media Komunikasi dan Informasi Kemenko Polkam Alpen dalam kegiatan di Pekanbaru, Kamis menegaskan bahwa peran aparatur negara dalam membangun persepsi publik melalui komunikasi digital.

    “Setiap tindakan dan komunikasi kita di media sosial dapat membentuk persepsi publik. Oleh karena itu, ASN, TNI, dan Polri harus menjadi teladan dalam berkomunikasi digital yang bertanggung jawab dan berintegritas,” katanya.

    Alpen juga menyoroti berbagai tantangan di ruang digital seperti disinformasi, provokasi, hingga “infodemic” yang berpotensi melemahkan ketahanan informasi nasional. Oleh karena itu, literasi digital yang kuat menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh aparatur negara.

    Melalui rapat koordinasi ini, Kemenko Polkam bersama pemerintah daerah, Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi, serta mitra strategis menyepakati sejumlah fokus penguatan, antara lain meningkatkan literasi digital aparatur dalam memverifikasi dan merespons informasi.

    Kegiatan ini dihadiri aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Provinsi Riau, Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Agenda difokuskan untuk meningkatkan kapasitas aparatur negara dalam memahami dan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi publik yang kredibel dan bertanggung jawab.

    “Rakor ini diharapkan menghasilkan langkah konkret guna memperkuat ketahanan informasi dan meningkatkan profesionalitas aparatur negara dalam menghadapi tantangan ekosistem digital yang terus berkembang,” ujarnya.

    Pewarta: Bayu Agustari Adha
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ledakan di Kawasan Garis Pemisah Korut-Korsel, 1 Perwira Militer Luka

    Ledakan di Kawasan Garis Pemisah Korut-Korsel, 1 Perwira Militer Luka

    Jakarta

    Ledakan terjadi di sepanjang garis pemisah Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel), melukai seorang perwira militer Korsel yang sedang berpatroli. Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan bahwa perwira tersebut saat ini dalam kondisi stabil.

    Ledakan yang belum diketahui penyebabnya itu, terjadi pada Kamis (20/11) pagi di garis depan barat Garis Demarkasi Militer (MDL), kata Kementerian Pertahanan Korsel dalam sebuah pernyataan.

    Perwira yang terluka tersebut “dievakuasi segera dengan helikopter darurat dan dalam kondisi stabil tanpa cedera yang mengancam jiwa”, kata Kementerian tersebut, dilansir kantor berita AFP, Kamis (20/11/2025).

    MDL terletak di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ), sebuah wilayah penyangga sepanjang empat kilometer yang membentang 250 kilometer (160 mil) melintasi Semenanjung Korea.

    DMZ dikenal sebagai suaka margasatwa yang tidak disengaja sekaligus lokasi ranjau darat yang tak terhitung jumlahnya.

    Ledakan itu terjadi setelah Seoul minggu ini mengusulkan perundingan militer dengan Korea Utara — tawaran pertama semacam itu dalam beberapa tahun.

    Dalam usulannya, Seoul mengatakan banyak penanda MDL yang dipasang berdasarkan gencatan senjata 1953 telah menghilang seiring waktu. Ini menyebabkan “persepsi yang berbeda tentang batas wilayah di area tertentu oleh kedua belah pihak”.

    Seoul dan Pyongyang secara teknis masih berperang, karena gencatan senjata 1953 yang menghentikan pertempuran, tidak pernah diikuti oleh perjanjian damai.

    Seoul mengatakan ada sekitar 10 serangan oleh pasukan Korea Utara tahun ini.

    Sebelumnya pada tahun 2015, dua tentara Korea Selatan terluka parah oleh ranjau darat yang ditanam Korea Utara saat berpatroli di selatan perbatasan. Salah satu dari tentara tersebut kehilangan kedua kakinya dan yang lainnya diamputasi kakinya.

    Tonton juga video “Detik-Detik Israel Ledakan Gedung di Tayr Filsay Lebanon”

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)