Organisasi: Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

  • PWI Jember Gelar Konferensi di Tengah Krisis Dunia Pers

    PWI Jember Gelar Konferensi di Tengah Krisis Dunia Pers

    Jember (beritajatim.com) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jember, Jawa Timur, menggelar konferensi cabang di Hotel Java Lotus, Rabu (28/5/2025), untuk memilih ketua periode 2025-2028.

    Konferensi ini dipimpin langsung oleh Pelaksana Tugas Ketua PWI Jawa Timur Machmud Suhermono. Dalam sambutannya, Machmud mengatakan, konferensi tersebut diselenggarakan ketika dunia pers di Indonesia mengalami krisis.

    “Banyak tenaga kerja pers, terutama di Jakarta dan Surabaya, mengalami pemutusan hubungan kerja. Dewan Pers mencatat kurang lebih 1.400 orang. Di luar itu pasti jauh lebih banyak,” kata Machmud dalam sambutannya.

    Machmud membandingkan industri pers pada masa Orde Baru dan saat ini. “Dulu sesuai undang-undang tahun 1982, membuat media massa susah. Saat itu di Jember pada 1990-an, paling banyak ada tujuh sampai delapan orang wartawan,” katanya.

    Setelah Reformasi 1998, angin keterbukaan berembus. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 terbit dan orang bebas mendirikan perusahaan media massa. Media massa berbagai platform bermuncul, mulai dari cetak, elektronik, dan daring.

    “Akibatnya jumlah media meledak, wartawan banyak. Sementara kuenya tetap atau bahkan menurun, sehingga gesekan dan persaingan terjadi. Media massa pun harus menyesuaikan diri dengan era digital,” kata Machmud.

    Di tengah tantangan yang dihadapi industri pers, Machmud memuji kedisplinan PWI Jember dalam melaksanakan reformasi kepengurusan. “Tepat waktu. Dulu Mei, sekarang juga Mei,” katanya.

    Kali ini kontestasi kursi ketua PWI Jember diikuti Sugeng Prayitno yang menjabat ketua periode 2022-2025 dan Sutrisno yang menjabat penasihan periode 2022-2025. “Siapapun yang terpilih hendaknya bisa tetap menjaga soliditas organisasi,” kata Machmud. [wir]

  • Resepsi HPN 2025: PWI Jombang Luncurkan Penghargaan untuk Tokoh Pangan dan Lingkungan

    Resepsi HPN 2025: PWI Jombang Luncurkan Penghargaan untuk Tokoh Pangan dan Lingkungan

    Jombang (beritajatim.com) – Hari Pers Nasional (HPN) setiap tahunnya menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran pers dalam membangun masyarakat yang demokratis dan transparan. Tak terkecuali di Kabupaten Jombang, di mana Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jombang memaknai HPN 2025 dengan tema besar ‘Pers Mengawal Ketahanan Pangan dan Kelestarian Lingkungan Berkelanjutan’.

    Ketua PWI Jombang, M Mufid, menyampaikan bahwa isu ketahanan pangan dan lingkungan hidup adalah persoalan strategis yang perlu terus didorong. “Ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan memerlukan kepedulian bersama, serta kesediaan berkolaborasi dari seluruh elemen masyarakat,” ujarnya, Senin (26/5/2025).

    Tema yang diangkat oleh PWI Jombang ini selaras dengan prioritas pembangunan nasional maupun daerah. Selain berangkat dari tanggung jawab jurnalistik untuk mengedukasi dan menginformasikan publik, peran pers juga ditekankan sebagai pengawal dalam memastikan bahwa setiap langkah pembangunan tetap berada di jalur yang berkelanjutan.

    Ketua pelaksana kegiatan, Syaiful Mualimin, menuturkan bahwa rangkaian acara HPN 2025 PWI Jombang sudah disiapkan dengan matang. “Kami mengemas HPN tahun ini dengan berbagai kegiatan yang memiliki nilai keberlanjutan, partisipatif, dan tentu saja relevan dengan isu-isu yang dihadapi masyarakat saat ini,” ujarnya.

    Rangkaian kegiatan dimulai dengan refleksi dan tasyakuran pada 9 Februari 2025 di Kantor PWI Jombang. Selanjutnya, berbagai aksi nyata dilaksanakan sebagai bentuk kontribusi insan pers terhadap isu ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan.

    Kegiatan pertama adalah tanam pohon bertajuk ‘Tumpak Tandur Bhumi Wono Ndadari’ yang akan digelar di Desa Pakel, Kecamatan Bareng, pada 26 Februari 2025. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara PWI Jombang, Pemerintah Desa Pakel, Dinas Lingkungan Hidup, dan PT CJI.

    Berikutnya, PWI Jombang bekerja sama dengan Polres Jombang, Pemerintah Desa Candimulyo, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, serta DLH dalam kegiatan tebar benih ikan di Sungai Candimulyo pada 7 Mei 2025.

    Kegiatan HPN PWI Jombang 2025 juga melibatkan publik secara aktif melalui lomba fotografi dengan tema Ketahanan Pangan dan Kelestarian Lingkungan. Lomba ini berlangsung sepanjang Maret hingga April, dan akan mencapai puncaknya pada 10 Mei 2025, saat para finalis mempresentasikan karyanya.

    Sementara itu, lomba menulis surat kepada Bupati dan Wakil Bupati Jombang diadakan dalam dua kategori, yakni pelajar serta mahasiswa dan umum. Presentasi finalis juga dilangsungkan pada 10 Mei 2025.

    Puncak acara HPN 2025 akan digelar pada 27 Mei 2025 malam di Pendopo Kabupaten Jombang. Dalam acara ini, akan diumumkan pemenang lomba fotografi dan lomba menulis surat. Selain itu, akan digelar PWI Jombang Award 2025, sebuah bentuk apresiasi terhadap individu maupun kelompok yang telah menunjukkan komitmen dan kontribusi nyata dalam bidang ketahanan pangan dan lingkungan.

    “PWI Jombang Award 2025 merupakan bentuk penghargaan kepada tokoh-tokoh yang telah berperan aktif dan memiliki keberlanjutan dalam kontribusinya terhadap dua isu besar ini,” kata M Mufid.

    Dengan semangat kebersamaan, refleksi, dan komitmen untuk berkontribusi lebih baik, peringatan HPN 2025 di Jombang bukan sekadar seremoni tahunan. Ia menjadi wujud nyata dari upaya insan pers dalam membangun kehidupan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan harmonis dengan lingkungannya. [suf]

  • Celetukan Bupati Fawait untuk Dua Calon Ketua PWI Jember Pecahkan Tawa Hadirin HPN

    Celetukan Bupati Fawait untuk Dua Calon Ketua PWI Jember Pecahkan Tawa Hadirin HPN

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Muhammad Fawait melontarkan celetukan yang membuat tertawa seluruh hadirin peringatan Hari Pers Nasional yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jember, Jawa Timur, di Hotel Luminor, Jumat (23/5/2025) malam.

    Tawa pecah saat celetukan itu dilontarkan dalam sambutan Fawait yang menerima penghargaan PWI Jember untuk Kategori Pemimpin Muda dari Sugeng Prayitno dan Sutrisno, dua pengurus PWI yang sama-sama menjadi kandidat ketua periode 2025-2028 dalam Konferensi Cabang 28 Mei 2025.

    “Yang saya hormati Ketua PWI Jember, Mas Sutris…eh, belum, belum,” kata Fawait, tertawa, sambil mencegah Sugeng yang menunjukkan gestur berpura-pura ngambek dan akan turun dari panggung.

    Fawait kemudian berpesan kepada Sugeng dan Sutrisno agar tetap rukun. “Mas Supra dan Mas Sutris yang akan mencalonkan, yang rukun, yang damai,” katanya.

    Sugeng Prayitno, wartawan Berandabaca.com adalah Ketua PWI Jember 2022-2025 dan Sutrisno, wartawan Kliktimes.com adalah penasihat PWI Jember 2022-2025. “Saya pilih yang mana ini?” kata Fawait tersenyum.

    Fawait berterima kasih atas penghargaan yang diberikan PWI Jember. “Ini vitamin bagi kami untuk membawa Jember baru, Jember maju,” katanya.

    “Kami tidak bisa membangun Jember menjadi Jember yang hebat tanpa menggandeng kawan-kawan media sebagai pilar demokrasi,” kata Fawait. [wir]

  • Dua Wartawan Media Daring Perebutkan Posisi Ketua PWI Jember

    Dua Wartawan Media Daring Perebutkan Posisi Ketua PWI Jember

    Jember (beritajatim.com) – Dua wartawan media dalam jaringan (online) resmi menjadi kandidat Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jember, Jawa Timur, 2025-2028.

    Mereka adalah Sugeng Prayitno, wartawan Berandabaca.com yang juga Ketua PWI Jember 2022-2025 dan Sutrisno, wartawan Kliktimes.com yang juga penasihat PWI Jember 2022-2025.

    Kepastian pencalonan ini diumumkan sendiri oleh Sugeng saat membacakan penghargaan untuk Kategori Pemimpin Muda, dalam acara peringatan Hari Pers Nasional, di Hotel Luminor, Jember, Jumat (23/5/2025) malam.

    “Jabatan saya tinggal beberapa hari lagi. Kebetulan pada 28 Mei 2025 kami akan mengadakan konferensi cabang. Sampai penetapan kemarin malam, calonnya adalah saya incumbent dan Mas Sutrisno,” kata Sugeng.

    Dalam beberapa kali kesempatan terpisah, Sutrisno memyampaikan keinginannya untuk menyalakan kembali semangat dan tujuan kolektif dalam berorganisasi di PWI.

    “Menang atau kalah itu takdir Ilahi. Saya tidak berani memastikan mendahului ketentuan-Nya. Niat saya adalah merespons kegelisahan teman-teman,” katanya.

    Sementara itu, Ketua Panitia Konfercab Arif Sugiartani menyatakan, semua proses administratif dan konsultasi dengan PWI Jawa Timur sudah dilakukan. “Semua tahapan dalam proses ini dilakukan dengan proses administratif yang benar. Jadi tidak ada upaya menguntungkan salah satu kandidat,” katanya. [wir]

  • Panitia Kongres Persatuan PWI Disepakati, Hendry dan Zulmansyah Akhirnya Satu Suara

    Panitia Kongres Persatuan PWI Disepakati, Hendry dan Zulmansyah Akhirnya Satu Suara

    Jakarta (beritajatim.com) – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kongres Bandung, Hendry Ch Bangun, dan Ketua Umum PWI versi KLB, Zulmansyah Sekedang, akhirnya sepakat mengenai susunan panitia Kongres Persatuan PWI. Kesepakatan penting ini dicapai dalam rapat virtual yang dimediasi oleh anggota Dewan Pers, Dahlan Dahi, pada Rabu (21/5/2025) malam.

    Dalam pertemuan tersebut, Hendry dan Dahlan berada di Jakarta, sementara Zulmansyah mengikuti dari Pekanbaru. Rapat tersebut menjadi tindak lanjut dari Kesepakatan Jakarta yang ditandatangani pada 16 Mei 2025, yang merupakan langkah rekonsiliasi dua kepemimpinan di tubuh PWI.

    “Panitia Kongres Persatuan yang kami ajukan adalah para senior PWI yang berintegritas, memahami dinamika di PWI dan mudah-mudahan amanah. Diharapkan SC dan OC guyub, kompak, konstitusional, sehingga Kongres PWI Persatuan tetap terselenggara sesuai PD PRT PWI,” ujar Zulmansyah dalam rapat tersebut.

    Sementara itu, Hendry menekankan pentingnya fleksibilitas dalam proses menuju kongres. “Apa pun yang dicapai dalam proses menuju Kongres Persatuan, adalah langkah maju. Dan di ujung tentu diharapkan ada titik temu agar kongres dapat terlaksana. Dan dalam hal ini saya kira, kadang perlu fleksibilitas waktu dalam negosiasi. Yang penting pelaksanaan kongres masih dalam kerangka waktu yang sudah disepakati,” ujarnya.

    Kongres Persatuan PWI dijadwalkan paling lambat berlangsung pada 30 Agustus 2025 di Jakarta. Untuk mewujudkan hal itu, Hendry dan Zulmansyah menyusun panitia kongres yang terdiri dari steering committee (SC) dan organising committee (OC).

    Ketua SC dijabat oleh Zulkifli Gani Ottoh, tokoh senior PWI dan mantan Ketua PWI Sulawesi Selatan dua periode, yang merupakan usulan Hendry dan disetujui Zulmansyah. Sementara itu, Wakil Ketua SC adalah Atal S Depari, Ketua Umum PWI periode 2018–2023 dan juga menjabat sebagai President Confederation of ASEAN Journalist (CAJ) periode 2022–2024. Nama Atal merupakan usulan Zulmansyah dan disepakati oleh Hendry.

    Struktur anggota SC terdiri atas tujuh orang: tiga dari pihak Hendry, tiga dari pihak Zulmansyah, dan satu orang yang disepakati bersama, yakni Dr Agus Sudibyo, mantan anggota Dewan Pers. Agus dinilai netral dan memiliki hubungan baik dengan kedua belah pihak.

    Untuk posisi OC, Ketua panitia adalah Marten Slamet Susanto, yang sebelumnya menjadi Ketua Panitia Kongres PWI Bandung. Marten diusulkan oleh Zulmansyah dan disetujui oleh Hendry. Wakil Ketua OC dijabat Raja Parlindungan Pane, usulan dari Hendry.

    Kedua pihak menyepakati bahwa panitia Kongres Persatuan, baik SC maupun OC, akan mulai aktif bekerja pada 2 Juni 2025.

    Kesepakatan ini menjadi angin segar bagi masa depan PWI yang sebelumnya dilanda dualisme kepemimpinan. Dengan terbentuknya panitia bersama, diharapkan Kongres Persatuan dapat menjadi ajang konsolidasi dan penyatuan kembali organisasi wartawan tertua di Indonesia ini. [ian]

  • Dahlan Dahi, Sosok Penting di Balik Islah Hendry dan Zulmansyah Akhiri Konflik PWI

    Dahlan Dahi, Sosok Penting di Balik Islah Hendry dan Zulmansyah Akhiri Konflik PWI

    Surabaya (beritajatim.com) – Di tengah dinamika organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang sempat terpecah, muncul nama Dahlan Dahi sebagai mediator kunci. Anggota Dewan Pers periode 2025-2028 yang juga menjabat sebagai Chief Digital Officer (CDO) Kompas Gramedia ini berhasil mempertemukan dua kubu kepengurusan PWI, Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sekedang, dan menghasilkan kesepakatan penting.

    Dahlan Dahi, jurnalis senior yang malang melintang di berbagai platform media, mulai dari media kampus hingga ranah digital, menunjukkan kepeduliannya yang besar terhadap soliditas organisasi wartawan. Pengalamannya yang luas dan kemampuannya membangun komunikasi yang efektif menjadi modal penting dalam memfasilitasi pertemuan antara kedua tokoh PWI tersebut.

    Pertemuan yang dimediasi oleh Dahlan Dahi ini membuahkan hasil yang menggembirakan bagi insan pers. Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sekedang sepakat untuk mengakhiri konflik kepengurusan dan menyelenggarakan Kongres Persatuan paling lambat pada 30 Agustus 2025. Kesepakatan ini tentu menjadi angin segar bagi PWI, membuka harapan baru untuk persatuan dan fokus pada isu-isu yang lebih krusial bagi perkembangan pers di Indonesia.

    Keterlibatan Dahlan Dahi dalam upaya mendamaikan kedua kubu PWI ini semakin menegaskan perannya sebagai tokoh penting dalam ekosistem pers Indonesia. Selain mengemban amanah di Dewan Pers dan memimpin transformasi digital di Kompas Gramedia, ia juga menunjukkan komitmennya untuk menjaga keharmonisan dan persatuan di antara para jurnalis.

    Latar belakang Dahlan Dahi yang kaya di dunia jurnalistik, dimulai dari aktivisme di media kampus hingga kepemimpinan di media mainstream dan digital, memberikan legitimasi dan kepercayaan dalam perannya sebagai mediator. Kemampuannya memahami berbagai perspektif dan membangun jembatan komunikasi menjadi kunci keberhasilan tercapainya kesepakatan antara Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sekedang.

    Lahir di Wanci, Wakatobi, perjalanan karier Dahlan Dahi dimulai dari bangku kuliah Ilmu Politik di Universitas Hasanuddin (Unhas). Alih-alih fokus pada perkuliahan, kecintaannya pada dunia tulis-menulis membawanya aktif di media kampus Identitas. Dari sinilah, bakat dan minatnya di bidang jurnalistik mulai terasah.

    Langkah profesionalnya di dunia pers dimulai di Binabaru (kini Berita Kota), kemudian berlanjut ke Harian Surya di Surabaya, Tabloid Bangkit di era reformasi, TV7, Tribun Timur, hingga akhirnya merambah ke ranah digital bersama Tribunnews. Pengalamannya yang beragam di berbagai platform media memberikan perspektif yang luas dalam memahami dinamika industri pers.

    Keahliannya dalam mentransformasi media konvensional ke platform digital terbukti saat memimpin Tribun Timur hingga menjadi bagian dari Tribunnews yang memiliki jaringan luas. Kini, sebagai CDO Kompas Gramedia, Dahlan Dahi berada di garis depan inovasi media digital di salah satu grup media terbesar di Indonesia.

    Terpilihnya Dahlan Dahi sebagai anggota Dewan Pers tentu bukan tanpa alasan. Pengalamannya yang kaya, pemahamannya yang mendalam tentang tantangan dan peluang pers di era digital, serta komitmennya terhadap jurnalisme berkualitas menjadi modal berharga dalam menjalankan tugasnya di Dewan Pers.

    Baru-baru ini, Dahlan Dahi juga dipercaya mengemban amanah sebagai Ketua Komisi Digital Dewan Pers. Peran ini semakin menegaskan fokusnya pada isu-isu yang berkaitan dengan perkembangan media digital di Indonesia.

    Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan PWI dapat kembali fokus pada penguatan organisasi, peningkatan profesionalisme wartawan, dan kontribusinya dalam menjaga kualitas pers di Indonesia. Peran sentral Dahlan Dahi dalam mewujudkan persatuan ini patut diapresiasi dan menjadi catatan penting dalam sejarah organisasi wartawan tertua di Indonesia tersebut. Keberhasilannya memediasi konflik ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai sosok yang tidak hanya cakap dalam pengembangan media, tetapi juga peduli terhadap keutuhan dan kemajuan komunitas pers secara keseluruhan. [beq]

  • PWI Jatim Sambut Baik Kongres Satukan Kubu Zulmansyah dan Hendry

    PWI Jatim Sambut Baik Kongres Satukan Kubu Zulmansyah dan Hendry

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim menyambut baik dan berterima kasih atas upaya Dewan Pers, sekaligus mengapresiasi kepada kedua belah pihak (Zulmansyah Sekedang dan Hendry C Bangun) untuk sama-sama menurunkan tensi egoisme demi bersatunya PWI.

    “Secara teknis masih ada beberapa poin yang belum disepakati, terutama terkait peserta ‘Kongres Bersama’ jika jadi digelar. Saran saya, kenapa nggak sekalian dituntaskan beberapa ganjalan dimaksud, sehingga percepatan penyatuan PWI segera tercapai,” kata Lutfil Hakim yang akrab disapa Cak Item ini kepada beritajatim.com, Sabtu (17/5/2025).

    Menurut Cak Item, sejarah akan mencatat buruk, siapapun yang menjadi biang masalah di organisasi. Tapi sejarah juga akan mencatat baik, jika pembuat masalah juga bisa menyelesaikan masalah yang dibuatnya.

    “Saya berharap teman-teman di PWI Pusat (di kedua kubu) bisa memanfaatkan fasilitasi Dewan Pers sebaik mungkin, karena hanya ini kesempatan terbaiknya agar tetap dikenang sebagai figur yang bertanggung-jawab,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, akhirnya, konflik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menemukan jalan keluar. Kedua pihak yang berkonflik menyepakati masalah yang berlarut di PWI akan diselesaikan melalui Kongres Persatuan yang akan digelar di Jakarta paling telat 30 Agustus 2025.

    Kesepakatan itu dicapai melalui negosiasi maraton di Jakarta, Jumat (16/5/2025) malam, antara Ketua Umum PWI hasil Kongres Bandung, Hendry Ch Bangun, dan Ketua Umum PWI hasil Kongres Luar Biasa, Zulmansyah Sekedang.

    Hendry terpilih sebagai Ketua Umum PWI melalui Kongres Bandung, 27 September 2023. Kurang dari setahun, awal 2024, PWI dilanda konflik internal, yang berbuntut Kongres Luar Biasa (KLB) di Jakarta, 18 Agustus 2024. KLB PWI memilih Zulmansyah secara aklamasi sebagai Ketua Umum.

    Berbagai usaha mediasi dilakukan untuk mendamaikan kedua pihak. Kesepakatan Jumat malam adalah usaha menyelesaikan konflik tersebut.

    Kesepakatan tersebut dimediasi oleh Dahlan Dahi, anggota Dewan Pers. Melalui negosiasi yang alot, dalam semangat persahabatan dan rekonsiliasi, Hendry dan Zulmansyah menuangkan poin-poin kesepakatan dalam dokumen bermaterai yang diberi nama “Kesepakatan Jakarta”.

    “Semua harus melihat ke depan dengan semangat persatuan,” kata Hendry. “Ini semua untuk mengembalikan PWI yang sempat tertahan program kerjanya akibat perpecahan selama setahun.
    PWI dengan anggota 30.000, tersebar di 39 provinsi, dan memiliki anggota bersertifikat sekitar 20.000 ingin terus berkontribusi bagi bangsa dan negara. Dan program peningkatan kompetensi dan kapasitas anggota dapat kembali berjalan baik.”

    “Ini hasil yang luar biasa. Sejarah untuk PWI. Semoga PWI kembali guyub dan bersatu sesuai namanya Persatuan Wartawan Indonesia, baik di PWI pusat maupun di daerah.” komentar Zulmansyah.

    Kesepakatan Jakarta

    Negosiasi berlangsung selama sekitar empat jam, langsung antara Hendry dan Zulmansyah. Dahlan, yang duduk di tengah-tengah kedua tokoh pers itu, menjadi mediator.

    Negosiasi berlangsung sangat alot di beberapa poin, disertai debat panas. Namun, beberapa kali terdengar suara tawa yang keras.

    “Bang Hendry dan Bang Zul tegas dan konsisten dengan prinsip masing-masing. Tapi kebesaran jiwa dan rasa tanggung jawab yang tinggi untuk pers Indonesia, untuk PWI, menjadi titik temu. Keduanya juga bersahabat. Negosiasi dimulai dari sana,” komentar Dahlan.

    Sebelum Hendry dan Zulmansyah bertemu langsung, diskusi mengenai poin-poin krusial sudah dilakukan melalui telepon. Dahlan juga meminta masukan dari tokoh-tokoh senior PWI.

    Naskah satu halaman berisi Kesepakatan Jakarta akhirnya ditandatangani jelang tengah malam, diwarnai jabatan tangan dan tawa lepas. Dokumen dikopi tiga rangkap, di atas kertas materai, diteken oleh Hendry dan Zulmansyah serta Dahlan.

    Dokumen Kesepakatan Jakarta menyebutkan, kesepakatan dilandasi semangat ketulusan, keikhlasan, dan tanggung jawab sebagai anggota PWI, masyarakat, bangsa, dan negara.

    Kedua pihak menyadari konflik PWI harus diselesaikan secepatnya melalui proses rekonsiliasi. “Kami sepakat bahwa proses rekonsiliasi tersebut menjunjung tinggi semangat persahabatan, persaudaraan, saling menghormati, saling menghargai, dan melupakan perbedaan masa lalu, serta fokus ke masa depan,” demikian tertulis dalam Kesepakatan Jakarta.

    Dokumen itu juga tegas menyebutkan, konflik akan diselesaikan melalui Kongres Persatuan selambat-lambatnya 30 Agustus 2025 tahun ini. Jakarta disepakati sebagai tempat penyelenggaraan kongres.

    Untuk menyelenggarakan Kongres Persatuan, kedua pihak sepakat membentuk panitia bersama, terdiri atas tujuh orang steering committee (OC) yang terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, dan empat orang anggota.

    Steering Committee (SC) juga akan dibentuk bersama. Terdiri atas masing-masing seorang ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, serta masing-masing dua orang bidang persidangan, pendanaan, dan akomodasi.

    Kedua pihak akan mengirimkan nama-nama pengurus OC dan SC.

    Hendry dan Zulmansyah juga menyepakati poin paling penting, yakni calon ketua umum.

    “Seluruh anggota biasa PWI berhak mencalonkan diri menjadi calon Ketua Umum PWI. Bila terdapat hambatan pencalonan karena masalah administratif atau hal lain yang muncul karena konflik PWI, maka hambatan itu akan ditiadakan/dihapuskan melalui mekanisme yang memungkinkan dengan semangat ketulusan, keikhlasan, dan persaudaraan sesuai prinsip-prinsip deklarasi ini,” demikian tertuang dalam Kesepakatan Jakarta.

    Hendry dan Zulmansyah setuju untuk menyelesaikan beberapa topik yang belum disepakati secepatnya sebelum Kongres Persatuan digelar. [tok/beq]

  • PWI Jatim Sambut Baik Kongres Satukan Kubu Zulmansyah dan Hendry

    Hendry dan Zulmansyah Sepakat Islah, Kongres Persatuan PWI Digelar Paling Lambat 30 Agustus 2025

    Jakarta (beritajatim.com) – Dua tokoh sentral dalam konflik internal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sekedang, akhirnya sepakat untuk islah. Kedua pihak menyetujui penyelesaian konflik melalui Kongres Persatuan yang akan digelar di Jakarta paling lambat 30 Agustus 2025.

    Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan empat mata di Jakarta, Jumat malam (16/5/2025), yang dimediasi anggota Dewan Pers Dahlan Dahi. Dalam perundingan selama empat jam, Hendry—Ketua Umum PWI hasil Kongres Bandung 2023—dan Zulmansyah—Ketua Umum PWI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 2024—menandatangani dokumen bermaterai yang dinamakan Kesepakatan Jakarta.

    “Semua harus melihat ke depan dengan semangat persatuan,” kata Hendry. “Ini semua untuk mengembalikan PWI yang sempat tertahan program kerjanya akibat perpecahan selama setahun.”

    Zulmansyah menambahkan, “Ini hasil yang luar biasa. Sejarah untuk PWI. Semoga PWI kembali guyub dan bersatu sesuai namanya Persatuan Wartawan Indonesia, baik di PWI pusat maupun di daerah.”

    Kesepakatan Jakarta berisi komitmen kedua pihak untuk menyelesaikan konflik secara tuntas dan damai. Kongres Persatuan akan menjadi forum final untuk menentukan arah kepemimpinan PWI ke depan. Untuk itu, akan dibentuk panitia bersama, yakni organizing committee (OC) dan steering committee (SC), yang beranggotakan perwakilan dari kedua belah pihak.

    Dokumen juga menyebutkan bahwa semua anggota biasa PWI berhak mencalonkan diri sebagai Ketua Umum. Hambatan administratif akibat konflik sebelumnya akan dihapus melalui mekanisme yang disepakati demi menjaga semangat rekonsiliasi.

    “Bang Hendry dan Bang Zul tegas dan konsisten dengan prinsip masing-masing. Tapi kebesaran jiwa dan rasa tanggung jawab yang tinggi untuk pers Indonesia menjadi titik temu,” kata Dahlan.

    Dengan jumlah anggota lebih dari 30.000 orang yang tersebar di 39 provinsi, serta sekitar 20.000 wartawan bersertifikat, PWI diharapkan kembali fokus menjalankan program kerja dan meningkatkan kapasitas anggotanya tanpa dibayangi konflik internal. [beq]

  • Wujudkan Kawasan Ekonomi Khusus, Bupati Pamekasan: Butuh Kerja Ekstra

    Wujudkan Kawasan Ekonomi Khusus, Bupati Pamekasan: Butuh Kerja Ekstra

    Pamekasan (beritajatim.com) – Pembangunan Madura, khususnya di Pamekasan, membutuhkan kerja ekstra dengan pemikiran cerdas dari seluruh elemen masyarakat dalam rangka mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

    Hal tersebut disampaikan Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dalam Forum Pentahelix bertajuk ‘Madura sebagai Kawasan Ekonomi Khusus’ yang digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan, di Ballroom Azana Style Hotel Madura, Jl Jokotole 282 Pamekasan, Rabu (14/5/2025) lalu.

    “Berdasar regulasi, Kawasan Ekonomi Khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009. Di mana dalam undang-undang tersebut diatur jika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus harus memiliki pola khusus yang bisa mempercepat laju sektor perekonomian,” kata KH Kholilurrahman.

    Melalui regulasi tersebut, pihaknya menilai jika Madura memang menjadi salah satu prioritas sebagai KEK sering dengan keberadaan Jembatan Suramadu. Di mana orientasi jembatan penghubung dengan Surabaya, diharapkan dapat meningkatkan sektor ekonomi Madura.

    “Kawasan Ekonomi Khusus itu dirancang untuk adanya percepatan pada pertumbuhan sektor ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi di wilayah tertentu yang ditunjuk pemerintah bisa meningkat dengan cepat,” ungkapnya.

    Sejauh ini Madura sebagai KEK sudah lama diperbincangkan, faktanya hal tersebut cenderung hanya sebatas gagasan dan belum sampai pada titik aksi. “Karena itu perlu waktu dan kerjasama dari berbagai pihak untuk memiliki inisiatif bersama mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus,” jelasnya.

    “Hanya saja selama ini kami meyakini jika kolaborasi dari para pemangku kebijakan masih belum padu, sehingga kawasan ekonomi khusus yang sudah lama kita gaungkan belum bisa tercapai. Termasuk juga analisis terhadap kesiapan SDM dan faktor pendukung lainnya harus juga dipatenkan secara komprehensif agar wacana ini bisa segera dirajut,”imbuhnya.

    Selain itu, bupati yang akrab disapa Kiai Kholil juga menyampaikan jika daerah yang dipimpinnya memiliki beberapa keunggulan yang dapat menjadi pendukung dari gagasan KEK. “Secara eksplisit, Pamekasan memiliki beberapa keunggulan seperti potensi tembakau, pengolahan garam, peternakan hingga sektor pertanian lainnya,” beber Kholil.

    “Karena itu, kita harus selalu inten menjalin komunikasi dan berkolaborasi. Artinya kita harus bisa guyub antara satu dengan yang lain, dan bukan justru dihadapkan dengan berbagai narasi negatif sehingga nantinya bisa saling melengkapi,” sambung Kiai Kholil.

    Kolaborasi tersebut tentunya juga harus dibarengi dengan kerja ekstra dan pemikiran cerdas dari masyarakat Madura, termasuk masyarakat Pamekasan. “Perlu digarisbawahi jika kemajuan suatu wilayah biasanya lahir dari spirit dan kerja nyata dari seluruh elemen masyarakat,” tegasnya.

    “Kami contohkan Desa Ponggok di Klaten, Jawa Tengah, dari yang awalnya desa miskin menjadi desa kaya karena mampu menciptakan objek wisatanya. Madura dnegan berbagai potensi yang ada, banyak sarjana dan orang pintarnya tidak bisa lebih baik atau melakukan lompatan yang dapat menjadi percepatan pembangunan,” pungkasnya. [pin/but]

  • Wartawan Harus Netral, Jangan Takut Tekanan! Ketua PWI Pamekasan Tegaskan Etika Nomor Satu

    Wartawan Harus Netral, Jangan Takut Tekanan! Ketua PWI Pamekasan Tegaskan Etika Nomor Satu

    Pamekasan (beritajatim.com) – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan, Hairul Anam, mengingatkan seluruh insan pers agar tidak silau pada jabatan atau iming-iming materi dalam menjalankan tugas jurnalistik. Pesan tegas itu disampaikannya saat Pelantikan Pengurus PWI Pamekasan Periode 2025–2028 yang berlangsung di Ballroom Azana Style Hotel Madura, Rabu (14/5/2025).

    “Wartawan memiliki tugas mulai sebagai penyampai informasi, membuka wawasan dan jembatan aspirasi masyarakat. Untuk itu penting bagi para insan pers agar selalu membekali diri dengan pengetahuan, kompetensi dan etika jurnalistik yang baik,” ujar Hairul Anam dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan hadirin.

    Hairul tak segan mengingatkan agar wartawan tetap menjaga jarak dari tekanan, intimidasi, bahkan rayuan politik yang bisa menodai independensi dan kepercayaan publik.

    “Karena itu, insan pers harus selalu menjunjung tinggi profesionalitas dengan komitmen selalu menjaga netralitas dan independensi,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Hairul menegaskan bahwa wartawan yang bermartabat adalah mereka yang fokus meningkatkan kualitas, bukan sekadar mengejar kesejahteraan instan.

    “Sebab kami sangat yakin jika kemampuan menulis dan analisis kita baik, disertai dengan etika jurnalistik yang tinggi, tentu dengan sendirinya akan membawa kesejahteraan bagi kita semua. Jangan dahulukan kesejahteraan, tetapi utamakan kualitas dan kompetensi,” tegasnya lagi, penuh penekanan.

    Dalam rangkaian pelantikan tersebut, PWI juga menggelar Forum Pentahelix bertema “Madura sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)” yang menghadirkan berbagai elemen strategis, mulai dari pemerintah daerah, pengusaha, akademisi, hingga komunitas.

    “Hal ini kita lakukan semata-mata untuk melihat potensi daerah, sekaligus menyamakan persepsi antar stakeholder yang ada di Madura,” ujar Hairul.

    Ia berharap sinergi ini bisa menjadi landasan penting menciptakan iklim yang sehat bagi investasi dan perdagangan di Madura.

    “Mudah-mudahan diskusi ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan penting bagi kita semua, sekaligus bersama-sama menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi, ekspor, dan kegiatan perdagangan guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempercepat reformasi ekonomi,” pungkasnya.

    Acara ini turut dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dan Sukriyanto, serta jajaran pejabat Pemkab, akademisi, anggota DPRD, mahasiswa, organisasi wartawan, dan tokoh masyarakat. [pin/ian]