Organisasi: Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

  • Kapolri Harapkan PWI Segera Bersatu

    Kapolri Harapkan PWI Segera Bersatu

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA–Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengharapkan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) segera bersatu kembali. Oleh karena itu Kapolri mendukung penuh kongres untuk penyatuan organisasi wartawan tertua dan terbesar tersebut.

    “Pak Kapolri selalu bertanya kapan PWI bersatu kembali. Ini tentu karena beliau sangat peduli pada PWI, ” ungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Shandi Nugroho, Selasa (15/7) di ruang kerjanya.

    Kadiv Humas Polri Irjen Pol Shandi Nugroho menerima kunjungan jajaran Panitia Pengarah (Steering Committee/SC) dan Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC) dari Kongres Persatuan PWI yang terdiri dari Zulkifli Gani Ottoh, Totok Suryanto, Marthen Selamet Susanto, Raja Parlindungan Pane, Tb Adhi, Musrifah dan Herwan Pebriansyah.

    Dalam pertemuan yang difasilitasi Totok Suryanto itu, wakil ketua Dewan Pers yang juga anggota SC Kongres Persatuan, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Shandi Nugroho yang didampingi Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko berturut-turut mendengarkan penjelasan dari Ketua SC Zulkifli Gani Ottoh, serta Ketua OC Marthen Selamet Susanto dan Wakil Ketua OC Raja Parlindungan Pane.

    Kongres Persatuan PWI direncanakan digelar 29 dan 30 Agustus 2025 di Jakarta. Menuju pelaksanaan kongres, jajaran SC dan OC sudah melakukan silaturahmi sekaligus sosialisasi ke berbagai pihak terkait. Yakni, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi.

    Bersamaan dengan kunjungan ke Kadivhumas Polri Irjen Pol Shandi Nugroho, anggota SC dan OC juga diterima Wamen Komdigi Nezar Patria.

  • PWI temui Menkum dan Kapuspen TNI bahas soal Kongres PWI

    PWI temui Menkum dan Kapuspen TNI bahas soal Kongres PWI

    “Pak Presiden titip ke saya bagaimana PWI harus solid. Pemerintah berharap agar PWI ini bersatu karena sebagai wadah sosialisasi program pemerintah sekaligus pilar demokrasi kita,”

    Jakarta (ANTARA) – Panitia Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2025 melakukan kunjungan audiensi ke Menteri Hukum Republik Indonesia, Supratman Andi Agtas dan Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi, Rabu (2/7).

    Audiensi itu dilakukan sebagai bagian dari rangkaian persiapan menuju Kongres Persatuan yang berlangsung pada 30 Agustus 2025 di Jakarta.

    Sebelum bertemu Menkum Supratman Andi Agtas di kantornya, jajaran panitia terlebih dahulu bertemu Kristomei Sianturi di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

    Dalam pertemuan dengan ke dua tokoh tersebut, mereka sama-sama menjanjikan akan hadir di Kongres Persatuan PWI.

    Dalam pertemuan dengan Menkum, Supratman menyampaikan harapan besar pemerintah terhadap proses konsolidasi yang tengah berlangsung di tubuh PWI.

    Dia menjelaskan, peran PWI sangat strategis, khususnya sebagai mitra penting pemerintah dalam menyampaikan berbagai program kepada publik.

    “Pak Presiden titip ke saya bagaimana PWI harus solid. Pemerintah berharap agar PWI ini bersatu karena sebagai wadah sosialisasi program pemerintah sekaligus pilar demokrasi kita,” ujar Supratman dalam pertemuan tersebut seperti dikutip siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu

    Ia juga menyambut baik inisiatif rekonsiliasi yang tengah ditempuh melalui forum kongres ini dan berjanji akan hadir.

    “Saya menyambut baik proses islah PWI. Akhirnya menemukan solusi, tinggal formalitasnya. Insya Allah saya akan hadir pada 30 Agustus nanti,” tambahnya.

    Di saat yang sama, Ketua Steering Committee Zulkifli Gani Ottoh berterima kasih atas kesediaan Menteri menerima Panitia.

    Gani Ottoh juga berharap kongres nantinya tak hanya menghasilkan kepemimpinan baru, tetapi juga menandai babak baru PWI yang lebih utuh, kuat, dan bermartabat sebagai pilar keempat demokrasi Indonesia.

    Ketua Organizing Committee (OC) Kongres Persatuan PWI 2025, Marthen Selamet Susanto mengatakan kunjungan ke Menkum menjadi salah satu langkah penting dalam membangun sinergi dan legitimasi terhadap proses penyatuan yang sedang berlangsung.

    “Kita ingin memastikan bahwa proses menuju kongres ini terbuka, demokratis, dan melibatkan seluruh unsur,” ujarnya.

    Wakil Ketua Organizing Committee (OC), Raja Parlindungan Pane, menambahkan bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam kepanitiaan hadir dalam semangat kekeluargaan dan persahabatan yang telah terjalin sejak lama.

    “Jadi ini kita semua bersahabat, sama-sama sejak dulu di PWI juga. Mudah-mudahan ke depan dengan adanya kongres persatuan ini tidak ada lagi konflik, dan teman-teman di daerah juga bisa kembali bergandengan tangan,” ucap Raja Pane.

    Di kesempatan sama, Anggota Dewan Pers yang juga merupakan anggota SC, Totok Suryanto, berharap kepala negara bisa hadir dalam kongres PWI ini.

    “Kami berharap saat kongres persatuan itu Pak Presiden Prabowo ada waktu untuk hadir,” kata Totok, yang memediasi pertemuan dengan Kapuspen TNI dan Menkum.

    Pertemuan dengan Menkum ini dihadiri oleh jajaran panitia dan dewan pengarah. Dari unsur SC, hadir Ketua Zulkifli Gani Ottoh. Sementara dari unsur OC, hadir Ketua Marthen Selamet Susanto, Wakil Ketua Raja Parlindungan Pane, Sekretaris Tb Adhi, lalu Muhammad Nasir dan Musrifah yang bertugas di bidang pendanaan dan Mercys Charles Loho. Tak ketinggalan hadir juga dua kubu PWI Zulmansyah Sekedang dan Muhammad Iqbal Irsyad yang hadir mewakili Hendry Bangun

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kasus Doxing Pendiri Media di Samarinda Masih Bergulir, Polisi Fokus Lacak Pelaku
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juli 2025

    Kasus Doxing Pendiri Media di Samarinda Masih Bergulir, Polisi Fokus Lacak Pelaku Regional 2 Juli 2025

    Kasus Doxing Pendiri Media di Samarinda Masih Bergulir, Polisi Fokus Lacak Pelaku
    Tim Redaksi
    SAMARINDA, KOMPAS.com
    — Kasus dugaan
    doxing
    terhadap Ahmad Ridwan, pendiri media lokal Selasar.co, terus didalami oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres
    Samarinda
    .
    Hingga kini, penyidik masih melanjutkan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak, termasuk ahli dari Kominfo dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
    “Untuk kasus doxing sendiri, saat ini masih kita laksanakan penyelidikan lebih lanjut. Ini masih berlangsung untuk pemeriksaan ahli dan lain-lain,” ujar Kasat Reskrim
    Polres Samarinda
    , AKP Dicky Pranata, Rabu (2/7/2025).
    Pihak kepolisian telah meminta keterangan dari pelapor, saksi-saksi, dan ahli untuk memperkuat proses penyelidikan.
    “Baik dari saksi pelapor, saksi, kemudian juga ada saksi ahli dari Kominfo, dari Capil, semua kita periksa,” lanjut Dicky.
    Langkah selanjutnya, menurut Dicky, adalah menelusuri identitas pemilik akun yang diduga menyebarkan data pribadi milik Ridwan.
    “Langkah selanjutnya dari Kepolisian, kita akan ambil langkah untuk mencari pemilik akun yang dimaksud,” jelasnya.
    Kuasa hukum Ahmad Ridwan, Bambang Edy Dharma, mendesak agar kepolisian mempercepat penanganan kasus. Ia menilai bahwa dalam waktu satu bulan, seharusnya sudah ada perkembangan signifikan.
    “Artinya, kalau dari tim kuasa hukum kan minta percepatan bahwa harusnya dalam kasus ini sudah bisa menemukan titik terang sebenarnya,” ujarnya.
    Bambang menyebutkan bahwa sejumlah bukti berupa unggahan yang diduga mengandung unsur doxing telah diserahkan ke penyidik dan dapat ditelusuri lebih lanjut.
    “Dari beberapa postingan yang sudah kita berikan buktinya, itu bisa ditelusuri. Memang kita sih menunggu perkembangan dari sana, tetap kita pantau pergerakan dari kepolisian itu,” tambahnya.
    Selama proses penyelidikan, pihak pelapor telah tiga kali dipanggil untuk memberikan keterangan, termasuk menghadirkan saksi yang mengetahui asal mula doxing tersebut.
    “Saat ini memang kami kemarin terakhir sudah tiga kali ya, tiga kali panggilan, sudah diperiksa sebagai pelapor, terus ada saksi dua, saksi dua yang memang yang kasih tahu dari mana awal doxingnya itu,” terang Bambang.
    Namun hingga saat ini, mereka baru menerima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP). Menurutnya, jawaban dari kepolisian selalu sama: “masih dalam proses.”
    “Untuk selanjutnya perkembangannya itu, kita selalu datang tanya ke polisi, memang polisi selalu menyampaikan masih dalam proses, masih dalam proses. Tapi kita ingin, yang jelas gini, penasihat hukum ingin polisi lebih fokus dan berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini,” tegasnya.
    Bambang menegaskan bahwa kasus ini tidak hanya menyangkut pelanggaran privasi, tetapi juga merupakan ancaman terhadap kebebasan berpendapat.
    “Karena ini menyangkut kebebasan dalam berpendapat dan akan mencederai kebebasan berpendapat yang notabene sebenarnya juga kita dilindungi oleh Undang-Undang Pers,” ujarnya.
    Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Timur, Abdurrahman Amin, turut angkat suara terkait kasus ini. Ia menilai bahwa tindakan doxing terhadap Ridwan merupakan bentuk intimidasi yang serius terhadap kerja jurnalistik.
    “Ini bukan cuma urusan PWI. Ini bentuk pembungkaman. Buzzer-buzzer ini bukan produk pers, mereka beroperasi di media sosial dan sering kali bertindak intimidatif,” kata Abdurrahman, Minggu (11/5/2025).
    Ia menegaskan bahwa kritik dalam jurnalisme memiliki dasar metodologi dan kode etik yang jelas. Jika ada kesalahan dalam produk jurnalistik, penyelesaiannya seharusnya melalui Dewan Pers, bukan melalui serangan personal.
    Kasus ini bermula ketika Ahmad Ridwan mengkritisi praktik doxing yang dilakukan oleh sejumlah akun media sosial yang diduga buzzer milik pemerintah kota. Tak lama setelah kritik itu disampaikan, data pribadi Ridwan tersebar di media sosial.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PWI Provinsi Yogyakarta Dorong Penetapan Hari Kebudayaan Nasional

    PWI Provinsi Yogyakarta Dorong Penetapan Hari Kebudayaan Nasional

    YOGYAKARTA – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Yogyakarta menyatakan dukungan penuh atas usulan penetapan Hari Kebudayaan Nasional setiap 17 Oktober. Dukungan itu disampaikan langsung oleh Ketua PWI DIY, Hudono, saat menerima audiensi Tim 9 Garuda Plus di Kantor PWI DIY, Rabu, 18 Juni 2025.

    Tim 9 Garuda Plus dipimpin oleh Nano Asmorondono, inisiator Hari Kebudayaan Nasional. Ia hadir bersama sejumlah tokoh budaya nasional, antara lain Yani Saptohoedojo, Yati Pesek, Ahmad Charris Zubair, Ariyanto, Isti Sri Rahayu, dan Isti Muryani.

    Dalam pertemuan itu, Hudono menegaskan bahwa PWI Provinsi Yogyakarta mendukung segala inisiatif yang membawa manfaat luas, termasuk pengajuan HKN. Ia menekankan pentingnya peran media dalam memperkuat narasi kebudayaan melalui pemberitaan yang tajam dan bertanggung jawab.

    “Saya sangat mendukung, merespons, dan respect terhadap usulan Hari Kebudayaan Nasional ini,” tegas Hudono.

    Nano Asmorondono menyebut kunjungan ke PWI bukan hanya silaturahmi, tetapi bagian dari langkah membangun sinergi dengan insan pers. Baginya, kebudayaan tak sekadar seni, melainkan mencakup seluruh nilai kehidupan yang membentuk karakter bangsa.

    “Kebudayaan adalah hidup. Ia mencakup adat, kreativitas, nilai, dan ekspresi. Dan itu semua layak dirayakan secara nasional,” ujar Nano.

    Ahmad Charris Zubair menambahkan, kebudayaan membangun harmoni antara manusia, Tuhan, alam, dan sesama. Menurutnya, Hari Kebudayaan Nasional akan menjadi momen kolektif bangsa untuk meneguhkan jati diri dan membangun kepercayaan budaya nasional.

    Tanggal 17 Oktober dipilih sebagai usulan Hari Kebudayaan Nasional karena memiliki dasar historis. Hari itu merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang lambang negara dan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”—sebuah simbol penting dalam perjalanan budaya bangsa.

    Dukungan terhadap penetapan Hari Kebudayaan Nasional bukan sekadar wacana. Tim 9 Garuda Plus telah menempuh sejumlah langkah strategis untuk memperkuat legitimasi usulan tersebut. Dimulai pada 18 Januari 2025 dengan menggelar forum kajian bersama Menteri Kebudayaan RI, Tim 9 membuka ruang diskusi awal mengenai urgensi penetapan HKN.

    Langkah itu dilanjutkan dengan penyerahan proposal naskah akademik secara resmi kepada Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, pada 3 Februari 2025. Dalam momentum itu, Tim 9 menyampaikan argumentasi berbasis kajian ilmiah tentang pentingnya negara memiliki Hari Kebudayaan Nasional yang berpijak pada identitas dan sejarah bangsa.

    Tidak berhenti di situ, pada 21 dan 22 Mei 2025, Tim 9 menggelar forum diskusi kelompok terfokus (FGD) bersama para tokoh budaya dari berbagai daerah. Hasil diskusi ini kemudian dibawa langsung dalam penyampaian resmi ke Kementerian Kebudayaan.

    Sebagai puncaknya, pada 4 Juni 2025 digelar FGD nasional secara daring dan luring. Acara ini difasilitasi oleh anggota Komite III DPD RI DIY, Ahmad Syauqi Soeratno, dan melibatkan lintas pemangku kepentingan dari unsur akademisi, budayawan, hingga tokoh agama dari seluruh Indonesia.

    Di akhir, Hudono menilai perlu ada sosialisasi luas kepada masyarakat, termasuk kepada Ngarso Dalem dan pemangku kepentingan lainnya. Baginya, gagasan ini bukan hanya layak diperjuangkan, tapi juga harus dikawal bersama agar kebudayaan tak sekadar dikenang, tapi dirayakan.

  • Mustain Kembali Terpilih sebagai Ketua PWI Sidoarjo

    Mustain Kembali Terpilih sebagai Ketua PWI Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sidoarjo menggelar Konferensi IV bertema “Memperkuat Peran Pers dalam Akselerasi Pembangunan Daerah”, yang berlangsung di Gedung Youth Center Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Sidoarjo, Rabu (18/6/2025).

    Konferensi dibuka oleh Plt Sekretaris Diskominfo Sidoarjo, Sulistianto, dan dihadiri oleh Plt Ketua PWI Jawa Timur, Machmud Suhermono, Plt Sekretaris Disporapar Sidoarjo, Rachmad Eko Firmansjah, serta seluruh pengurus dan anggota PWI Sidoarjo.

    Dalam pemilihan ketua, terdapat dua kandidat, yakni Mustain dari Harian Bangsa dan Sugeng Purnomo dari Zona Jatim. Berdasarkan hasil voting, Mustain meraih 22 suara dan kembali terpilih sebagai Ketua PWI Sidoarjo untuk periode 2025–2028.

    Setelah terpilih, Mustain menyampaikan komitmennya untuk memperkuat organisasi dan terus mendorong profesionalisme di kalangan jurnalis. Ia menegaskan pentingnya PWI yang solid dan mampu menjadi jembatan aspirasi masyarakat serta berperan aktif dalam pembangunan daerah.

    “Terima kasih kepada seluruh pengurus. Alhamdulillah, proses demokrasi hari ini berjalan dengan baik. Saatnya kita kembali bersatu membangun PWI Sidoarjo yang solid,” ujar Mustain.

    Mustain menjelaskan bahwa “PWI Solid” mencakup lima prinsip utama. Yaitu, Sinergi dalam membangun jurnalisme yang berkualitas, Objektivitas sebagai landasan karya jurnalistik, Loyalitas terhadap kode etik dan integritas profesi, Inovasi dalam menghadapi era transformasi digital, serta Dedikasi untuk kesejahteraan wartawan dan masyarakat.

    “Kami juga berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan Kabupaten Sidoarjo yang lebih baik dan maju,” ucapnya.

    Sementara itu, Plt Ketua PWI Jatim, Machmud Suhermono, mengingatkan bahwa dunia pers saat ini tengah menghadapi tantangan besar. Baik dari sisi internal maupun eksternal. Salah satunya adalah pengurangan tenaga kerja di sejumlah perusahaan media.

    “Namun tugas utama kita tetap menyampaikan informasi yang independen. Setiap berita harus melalui proses verifikasi dan klarifikasi. Pers tidak boleh disamakan dengan media sosial,” tegasnya.

    Machmud juga mendorong penguatan literasi media di tengah masyarakat, termasuk di lingkungan sekolah dan instansi pemerintahan.

    “Dengan literasi media yang kuat, para pemangku kepentingan tidak akan takut menerima media, karena mereka bisa membedakan mana media yang kredibel dan mana yang tidak,” pungkasnya. (isa/but)

  • Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal di Tuban, Bea Cukai Bojonegoro Sampaikan Peran Penting Pemuda

    Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal di Tuban, Bea Cukai Bojonegoro Sampaikan Peran Penting Pemuda

    Tuban (beritajatim.com) – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Bojonegoro sosialisasikan gempur rokok ilegal kepada peserta Tournament E-Sport PWI Tuban Season II 2025 di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban.

    Sesuai dengan wilayah kerja Bea Cukai di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban, sosialisasi ini dilaksanakan pada minggu (15/06/2025) kemarin.

    Perwakilan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Bojonegoro, Purnomo mengatakan bahwa sosialisasi gempur rokok ilegal seperti ini sangat terbantu sekali. Mengingat, anak-anak muda bisa menyampaikan kepada teman-temanya, tetangganya dan lingkungan sekitar bahwa rokok ilegal ini dampak negatifnya sangat luar biasa sekali.

    “Peran pemuda sangat penting, mereka dapat memberikan informasi terkait dampak dari rokok ilegal, selain keuangan negara, juga tidak baik untuk usaha maupun kesehatan,” ujar Purnomo.

    Ia mengajak bersama-sama untuk gempur rokok ilegal khususnya di wilayah Kabupaten Tuban juga termasuk. Sehingga, diharapkan baik pemuda dan peran media ikut serta dalam mensosialisasikan hal ini.

    “Karena dampak rokok ilegal ini sangat tidak bagus,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tuban, Suwandi menyampaikan terimakasih atas waktunya Bea Cukai Bojonegoro telah menyempatkan hadir dalam tournament E-Sport Season II ini, selain berkompetisi, diharapkan para generasi muda mendapatkan wawasan literasi terkait dunia jurnalistik dan mendapatkan sosialisasi yang tepat terkait gempur rokok ilegal.

    “Sosialisasi gempur rokok ilegal ini sangat penting, supaya generasi muda Tuban tahu mana yang rokok legal, mana yang ilegal beserta ciri-cirinya seperti apa,” tutup Suwandi. [dya/ted]

  • PWI Mojokerto Gelar Aksi Sosial ‘Jumat Berkah’, Bagikan Nasi Bungkus untuk Warga Kurang Mampu

    PWI Mojokerto Gelar Aksi Sosial ‘Jumat Berkah’, Bagikan Nasi Bungkus untuk Warga Kurang Mampu

    Mojokerto (beritajatim.com) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Mojokerto mengawali aksi sosial bertajuk ‘Jumat Berkah’ dengan membagikan nasi bungkus kepada masyarakat kurang mampu dan pekerja sektor informal di sekitar Sekretariat PWI Mojokerto.

    Program ini merupakan bentuk kepedulian insan pers terhadap kondisi sosial yang mereka temui sehari-hari. Ketua PWI Mojokerto, Aminuddin Ilham, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar aksi simbolik, melainkan langkah nyata membangun empati dan solidaritas sosial.

    “Aksi sosial Jumat Berkah perdana kita mulai dengan membagikan nasi bungkus kepada saudara-saudara kita. Sebagai insan pers, kami tak hanya bertugas menyampaikan informasi, tapi juga ingin menjadi bagian dari solusi sosial. Jumat Berkah ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap mereka yang berjuang di jalanan demi menghidupi keluarga,” ujarnya, Jumat (13/5/2025).

    Sasaran utama pembagian adalah abang becak, pemulung, pengamen jalanan, dan warga lain yang membutuhkan. Lokasi perdana kegiatan dipusatkan di Jalan Teratai, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.

    Aminuddin menambahkan bahwa aksi ini akan menjadi agenda rutin setiap Jumat pagi. Ia juga mengajak komunitas, pelaku usaha, dan masyarakat umum untuk turut serta dalam gerakan kebaikan tersebut.

    “Kami ingin program ini berjalan secara konsisten. Ke depan, kami juga akan memperluas lokasi pembagian agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak orang. Bahkan jika memungkinkan, ke depan kami akan bergerak keliling ke pasar-pasar tradisional, terminal, atau kawasan padat lainnya. Ini bukan sekadar memberi makan,” katanya.

    Gerakan ini sekaligus menjadi medium membangun sinergi positif antara wartawan dan masyarakat. Ia berharap ‘Jumat Berkah’ mampu menumbuhkan semangat kebersamaan di tengah berbagai tantangan sosial yang ada.

    “Terima kasih kepada semua pihak yang sudah berpartisipasi, tak kecuali anggota PWI Mojokerto. Kebaikan itu menular. Melalui Jumat Berkah, kami ingin mengajak siapa pun untuk bersama-sama menebarkan manfaat. Setiap nasi bungkus yang dibagikan bukan hanya makanan, tapi juga pesan bahwa mereka tidak sendirian,” pungkasnya.

    Koordinator kegiatan, Arif Rahman, menuturkan bahwa dalam edisi perdana ‘Jumat Berkah’ ini, PWI Mojokerto menyiapkan 100 bungkus nasi lengkap dengan minuman. Lokasi pembagian dipilih di depan kantor Sekretariat PWI agar masyarakat lebih mengenal keberadaan dan aktivitas organisasi.

    “Persiapannya kita mulai sejak jam 7 pagi, mulai dari packing dan sekitar jam 9 kita mulai membagikan kepada pengguna jalan. Insya Allah, kami dari PWI Mojokerto berkomitmen dan bertekad agar kegiatan ini bisa rutin dilakukan setiap hari Jumat. Sedikit bantuan yang kita berikan, bisa sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya.

    Arif yang juga menjabat sebagai Sekretaris PWI Mojokerto menyampaikan bahwa wartawan tidak hanya berperan sebagai pengamat atau pelapor, tetapi juga pelaku nyata dalam membangun nilai kemanusiaan. Ia berharap program ini mendapat dukungan lebih luas dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan mitra kerja. [tin/beq]

  • Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juni 2025

    Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu Regional 7 Juni 2025

    Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu
    Tim Redaksi
    BANDUNG BARAT, KOMPAS.com –
    Lonjakan sampah plastik pada momen hari raya Idul Adha di wilayah Bandung Raya, Jawa Barat menjadi sorotan di tengah kondisi
    TPA Sarimukti
    kelebihan kapasitas.
    Kantong-kantong plastik pembungkus daging memenuhi dapur-dapur warga, menambah beban timbunan sampah domestik yang sudah mengkhawatirkan, terutama di wilayah seperti Kabupaten
    Bandung Barat
    dan Jawa Barat pada umumnya.
    Berangkat dari keresahan itu, sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung Barat berinisiatif menggelar aksi nyata.
    Mereka menyerukan kampanye ekologi dengan aksi nyata berkurban di pinggiran kampung Padalarang, Bandung Barat dan mendistribusikan puluhan
    daging kurban
    kepada puluhan keluarga pra sejahtera menggunakan besek, wadah tradisional yang terbuat dari anyaman bambu.
    “Setiap tahun, kita menyaksikan bagaimana Iduladha menjadi momen di mana gunung sampah plastik semakin menjulang. Ini adalah ironi, di satu sisi kita berbagi keberkahan, di sisi lain kita mewariskan masalah lingkungan yang tak kalah besar,” ujar Ketua PWI Kabupaten Bandung Barat, Hendra Hidayat saat ditemui di Padalarang, Sabtu (7/6/2025).
    Penggunaan
    besek bambu
    ini bukan sekadar alternatif, melainkan sebuah keharusan. Membungkus daging kurban menggunakan besek bambu adalah seruan untuk kembali praktik dengan cara-cara yang ramah lingkungan.
    “Besek ini biodegradable, bisa terurai dengan sendirinya, tidak seperti plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk bisa terurai. Ini adalah jawaban konkret atas persoalan yang terus berulang,” tegasnya.
    Hendra juga menekankan selain berangkat dari masyarakat yang sadar lingkungan, pemerintah juga musti berperan dengan menekan melalui regulasi dan menyiapkan infrastruktur yang memudahkan bagi warga untuk menyelesaikan sampah mereka dari hilir.
    “Perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri, dari rumah tangga. Tapi, pemerintah juga harus hadir dengan kebijakan yang mendukung, bukan hanya retorika,” sebutnya.
    Persoalan sampah di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung Barat, bukanlah isu baru, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, yang menjadi tumpuan bagi beberapa wilayah di Bandung Raya, kerap dilanda krisis lahan.
    Kebakaran hebat dan kelebihan kapasitas adalah pemandangan yang berulang, menunjukkan betapa daruratnya kondisi pengelolaan sampah di wilayah Bandung Raya.
    Data menunjukkan bahwa sampah domestik, di mana plastik menjadi komponen dominan, terus meningkat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023 mencatat bahwa timbulan sampah nasional mencapai sekitar 35,9 juta ton per tahun, dengan komposisi plastik mencapai 18,3 persen.
    Angka ini tentu berpotensi melonjak drastis saat momen-momen konsumsi tinggi seperti hari raya.
    Di Bandung Barat sendiri, produksi sampah harian tercatat sebanyak 200 ton dengan daya angkut hanya 150 ton ke TPA Sarimukti, ratusan ton sampah itu didominasi oleh sampah plastik.
    Sampah plastik dari sampah harian nyatanya masih mendominasi, kondisi itu berimbas negatif dengan menyisakan jejak karbon sehingga dampak jangka panjangnya terjadinya perubahan iklim.
    “Plastik-plastik ini mencemari tanah, air, bahkan udara jika dibakar. Mikroplastik sudah ditemukan di mana-mana, masuk ke dalam rantai makanan kita. Ini bukan lagi soal estetika, tapi soal kesehatan dan keberlanjutan hidup,” paparnya.
    PWI Kabupaten Bandung Barat berharap aksi mereka ini dapat menjadi pemicu bagi perubahan yang lebih besar. D3ngan kampanye ini, PWI Bandung Barat mendorong pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih progresif terkait pengelolaan sampah, terutama dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
    “Kami berharap pemerintah daerah, baik Kabupaten Bandung Barat maupun Provinsi Jawa Barat, dapat mengeluarkan peraturan daerah yang melarang atau membatasi penggunaan plastik sekali pakai, terutama untuk acara-acara besar seperti hari raya atau kegiatan kemasyarakatan,” usul Hendra.
    “Berikan insentif bagi masyarakat yang beralih ke wadah ramah lingkungan, dan sediakan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai,” imbuhnya.
    Lebih lanjut, Hendra mengusulkan agar pemerintah aktif mengkampanyekan gaya hidup minim sampah dengan membawa wadah yang bukan sekali pakai dan memasifkan edukasi masyarakat tentang bahaya plastik.
    “Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab bersama. Kita harus bersatu untuk menjaga bumi ini tetap lestari bagi generasi mendatang,” tandasnya.
    Dengan langkah kecil PWI Kabupaten Bandung Barat ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan semakin meluas, menjadikan Iduladha sebagai momen berbagi keberkahan tanpa meninggalkan jejak kerusakan ekologis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketua TP PKK Jombang Apresiasi Karya Fotografi Bertema Ketahanan Pangan di HPN 2025

    Ketua TP PKK Jombang Apresiasi Karya Fotografi Bertema Ketahanan Pangan di HPN 2025

    Jombang (beritajatim.com) – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, Yuliati Nugrahani Warsubi, menghadiri malam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jombang, Selasa malam (27/5/2025). Acara ini berlangsung hangat di Pendapa Kabupaten Jombang, dihadiri pula oleh Bupati Jombang H Warsubi, Wakil Bupati H Salmanudin Yazid, dan istri Wakil Bupati, Ema Ervina.

    Salah satu daya tarik utama dalam rangkaian acara tersebut adalah pameran foto hasil karya peserta lomba fotografi bertema ketahanan pangan. Foto-foto tersebut ditampilkan dalam pigura estetik dan menyambut para tamu yang hadir sejak memasuki area pendapa.

    Yuliati, yang akrab disapa Yuli, tampak antusias menikmati setiap karya yang dipamerkan. Ia tidak hanya sekadar melihat, tetapi juga mengamati dengan saksama makna di balik tiap potret.

    “Saya kurang tahu soal fotografi jurnalistik, tapi foto-foto yang dipamerkan ini punya makna tersendiri. Ada sisi humanisnya, ada sisi menyentuhnya. Bagus-bagus,” ujar Yuli.

    Ia pun memberikan apresiasi terhadap tema yang diangkat, yakni ketahanan pangan, yang dinilainya sangat relevan dengan isu kesejahteraan masyarakat saat ini. Foto-foto yang ditampilkan menggambarkan beragam aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan, mulai dari panen padi, kegiatan keluarga menanam cabai secara hidroponik, hingga dokumentasi tentang program Makanan Bergizi (MBG) yang tengah digencarkan.

    “Semua foto unik. Menarik dan menyampaikan pesan tersendiri. Temanya kan ketahanan pangan ya? Foto-foto ini cukup menjelaskan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang aman, tercukupi dan terjangkau. Bagus,” pungkasnya.

    Ketua PWI Jombang, M Mufid, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Ketua TP PKK Jombang yang dinilainya sebagai bentuk dukungan nyata terhadap karya jurnalistik dan visual yang mengangkat isu strategis di masyarakat.

    Dalam lomba fotografi ini, terdapat puluhan peserta yang disaring menjadi 10 finalis. Dari 10 besar tersebut, terpilih juara 1, 2, 3 dan juara favorit yang seluruh karyanya dipamerkan di area pendapa.

    Beberapa karya foto yang mencuri perhatian antara lain Petani Buah Tomat karya Ahmad Azmi Amiq, Dari Dapur Pemerintah, Cinta dan Gizi Untuk Anak Negeri karya Uzlatul Mudzakiroh, Peternakan Ayam Potong oleh Deri Pratama, Sawi Hidroponik oleh Azka Dzakiyuda, serta Tanam Benih Pepaya hasil bidikan Akhmad.

    Pameran ini menjadi ajang yang bukan hanya menampilkan kreativitas para fotografer lokal, tetapi juga menyuarakan pesan penting tentang upaya bersama menjaga ketahanan pangan. Momen ini juga mempertegas sinergi antara media, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam membangun kesadaran publik melalui media visual yang kuat dan menyentuh. [suf]

  • Enam Tokoh Inspiratif Terima PWI Jombang Award 2025 Bidang Ketahanan Pangan dan Lingkungan

    Enam Tokoh Inspiratif Terima PWI Jombang Award 2025 Bidang Ketahanan Pangan dan Lingkungan

    Jombang (beritajatim.com) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jombang memberikan penghargaan kepada enam tokoh inspiratif dalam ajang PWI Jombang Award 2025, Selasa malam (27/5/2025), di pendopo setempat.

    Penghargaan ini mengangkat tema ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan, menyoroti kiprah para tokoh lokal yang konsisten menebar kemaslahatan melalui aksi nyata di tingkat akar rumput.

    Acara ini menjadi panggung apresiasi atas dedikasi luar biasa yang membuktikan bahwa inovasi bisa tumbuh dari desa, pesantren, hingga lingkar kekuasaan. Dengan mengusung isu strategis seperti ketahanan pangan dan lingkungan hidup, penghargaan ini mempertegas peran vital individu dalam pembangunan berkelanjutan di Jombang.

    Ketua PWI Jombang, Muhammad Mufid, menegaskan pentingnya peran para tokoh sebagai agen perubahan. “Mereka bukan hanya pemikir, tapi penggerak. Karya-karya mereka membumi, menyentuh kebutuhan nyata masyarakat,” ujar Mufid dalam sambutannya pada Malam Puncak Hari Pers Nasional PWI Jombang.

    Berikut ini enam penerima penghargaan PWI Jombang Award 2025:

    Bupati Warsubi – Pemimpin Kreatif Bidang Ketahanan Pangan
    Melalui program Pro Abah: Kobarkan Sinergi, Bupati Warsubi menciptakan kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor swasta. Pendekatannya yang progresif mendorong ruang temu bisnis serta penguatan peran CSR dalam pembangunan daerah.

    KH Ahmad Masrukh – Inovator Ketahanan Pangan Pesantren
    Pengasuh Ponpes At-Tahdzib ini menjadikan pesantren bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga pusat ekonomi mandiri. Inovasi budidaya ikan lele dan bawal yang digagasnya telah meraih pengakuan nasional.

    Arwigati – Pelestari Tradisi Lumbung Pangan Desa
    Sebagai Ketua Lumbung Paceklik Banjarsari, Arwigati menjaga tradisi arisan beras yang diwariskan sejak 1938. Kini, sistem ini menopang kebutuhan pangan ratusan warga desa dengan cadangan gabah mencapai 10 ton dan kas desa sebesar Rp 50 juta.

    Arum Wismaningsih – Penggerak Polisi Air untuk Edukasi Lingkungan
    Pembina Komunitas Polisi Air di Wonosalam ini berhasil melibatkan pelajar dalam aksi nyata menjaga kelestarian sungai. Program ini memperkuat kesadaran generasi muda terhadap isu lingkungan.

    Hj. Maftuhah Mustiqowati – Penggerak Pesantren Ramah Lingkungan
    Dikenal sebagai Ning Ika dari Ponpes Mambaul Hikam, ia menggagas gerakan sedekah sampah dan sedekah jelantah. Ia juga menciptakan produk ramah lingkungan seperti menspad, serta menulis buku bertema ekologi sebagai panduan spiritual menjaga alam.

    Sudarmaji – Pelestari Tradisi Hijau di Desa Pakel
    Kepala Desa Pakel ini menghidupkan kembali tradisi hijau era Majapahit seperti Tumpak Tandur Bumi Wono Ndadari dan Tumpengan Ponco Thuk. Ritual ini menjadi media edukasi masyarakat untuk mencintai alam dan menjaga sumber daya air.

    Mufid menambahkan, keenam tokoh tersebut merupakan cerminan wajah Jombang yang penuh semangat perubahan, tumbuh dari kekuatan budaya dan nilai-nilai lokal. “Kami berharap kiprah mereka bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk terus berkarya dan memberikan solusi nyata,” tutupnya. [suf]