Organisasi: PBNU

  • Kakorlantas Lepas Mudik Seru Bareng NU, Doakan Pemudik Selamat Sampai Tujuan

    Kakorlantas Lepas Mudik Seru Bareng NU, Doakan Pemudik Selamat Sampai Tujuan

    Jakarta

    Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryonugroho melepas agenda Mudik Seru Lebaran 2025 bersama Nahdlatul Ulama (NU). Irjen Agus mendoakan seluruh pemudik selamat sampai tujuan.

    Pelepasan Mudik Seru bareng Nahdlatul Ulama (NU) ini dilakukan di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Total 37 bus diberangkatkan yang tentunya acara ini mengundang antusiasme masyarakat Indonesia khususnya bagi warga Jabodetabek.

    Kehadiran Irjen Agus mewakili Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Irjen Agus mendukung program Mudik Seru NU ini.

    “Saat ini kami berada di PBNU mewakili Bapak Kapolri dalam rangka memberangkatkan Mudik bareng Seru, ini luar biasa,” kata Irjen Agus.

    Foto: Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho saat menyampaikan sambutan di acara mudik seru bareng Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PBNU, Jakarta (Dok istimewa)

    Irjen Agus mendoakan para pemudik selamat sampai tujuan. Irjen Agus dalam sambutannya mengatakan, Polri menggelar Operasi Ketupat 2025 untuk mendukung musim mudik. Dia menyebut Operasi Ketupat sebagai operasi kemanusiaan sebagaimana tagline dari Kapolri Jenderal Sigit ‘Mudik Aman Keluarga Nyaman’.

    “Di mana Operasi Ketupat ini dengan taglinenya Bapak Kapolri ‘Mudik Aman, Keluarga Nyaman’ selamat sampai tujuan. Semoga lancar semuanya. Terima kasih,” imbuhnya.

    Irjen Agus menyampaikan Kapolri Jenderal Sigit sangat mengapresiasi program Mudik Seru bareng NU ini. Irjen Agus menyebut Polri beserta stakeholder terkait juga sudah membentuk posko sepanjang jalan.

    “Semoga mudik tahun ini lancar semuanya. Beberapa informasi yang kami sampaikan bahwa Operasi Ketupat yang dilakukan oleh Mabes Polri dan stakeholder itu membentuk dan membuat posko sepanjang jalan,” sambungnya.

    Irjen Agus mengungkap ada 2.835 posko yang sudah didirikan di sepanjang jalan arus mudik. Irjen Agus mempersilakan warga NU yang mudik untuk singgah di pos-pos tersebut.

    “Di Republik ini sejumlah 2.835 posko monggo silakan nanti untuk rombongan pemudik yang dari NU bisa singgah di pos-pos tersebut. Jadi pengemudi sudah bisa memperhitungkan jaraknya berapa sampai di mana, syukur-syukur bis-nya ada driver cadangan supaya betul-betul mudik bareng ini aman, aman berangkatnya, selamat kembalinya jadi aman,” kata Irjen Agus.

    Foto: Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho jumpa pers usai melepas mudik seru bareng Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PBNU, Jakarta (Dok istimewa)

    (whn/hri)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gus Ipul Pastikan Rekrut Guru Bersertifikat dan ASN untuk Mengajadi di Sekolah Rakyat

    Gus Ipul Pastikan Rekrut Guru Bersertifikat dan ASN untuk Mengajadi di Sekolah Rakyat

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memastikan bahwa status guru yang bakal mengajar di sekolah rakyat akan menarik Aparatur Sipil Negara (ASN) dan yang telah memiliki sertifikasi. 

    “Sementara masih ada beberapa pilihan. Dari ASN, penugasan ASN gitu atau yang kedua dari guru-guru yang telah memiliki sertifikat, yang lulus apa itu pendidikan profesi guru. Itu yang dua itu yang masih dimatangkan,” katanya kepada waratawan di Istana Kepresidenan, Senin (24/3/2025).

    Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal PBNU menyampaikan bahwa perencanaan proses perekrutan guru telah pada tahap final yang satgasnya dipimpin oleh Mendikdasmen. 

    “Kemudian gurunya juga kita sudah memfinalkan perencanaan untuk merekrut guru, di mana ketua satgasnya di sini yang memimpin adalah Dikdasmen. Kurikulumnya sudah cukup matang yang memimpin adalah Dikti dan Dikdasmen,” imbuhnya. 

    Kendati demikian, Gus Ipul menekankan bahwa dengan bekerja sama melalui lintas Kementerian, maka turut meminimalisir potensi akan adanya kesenjangan dalam tata kelola pendidikan di Sekolah Rakyat dengan sekolah-sekolah lainnya.

    “Ya nanti kan kita akan berbagi tugas karena di sini kan tidak hanya Kementerian Sosial ya. Jadi Dikti juga, Kementerian Dikdasmen ikut, Dikti ikut gitu. Jadi ini juga adalah sekolah pemerintah gitu. Yang penyelenggaranya pemerintah jadi kita keroyokan,” ucapnya. 

    Di sisi lain, dia juga memastikan bahwa sebanyak 53 Sekolah Rakyat bakal diresmikan pada tahun ajaran baru yang akan dimulai pada Juli 2025. 

    “Ya nanti InsyaAllah di tahun ajaran baru ya. Sekarang kita matangkan, mudah-mudahan bisa lebih dari 50. Nanti kalau asesmennya beres yang 82 ini disitu akan kita ketahui kira-kira berapa semuanya,” pungkas Gus Ipul.

  • Mensos Gus Ipul: Sekolah Rakyat Tahap Pertama Dilaksanakan di 45 Titik – Page 3

    Mensos Gus Ipul: Sekolah Rakyat Tahap Pertama Dilaksanakan di 45 Titik – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menyatakan saat ini sudah ada 211 titik diusulkan sebagai lokasi pembangunan Sekolah Rakyat. Dia menyebut, dari jumlah itu, 45 di antaranya sudah siap dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar tahap pertama.

    “Per hari ini sudah ada 45 (titik) tahap pertama yang sudah siap membuka pendaftaran siswa,” kata Gus Ipul usai rapat bersama Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya, dalam keterangannya, dikutip Senin (24/3/2025).

    Gus Ipul menjelaskan, dari total 211 titik tersebut, 164 di antaranya merupakan usulan dari berbagai pemerintah daerah yang terdiri dari 38 titik berupa bangunan dan 126 titik berupa tanah. Sedangkan 45 titik yang siap digunakan untuk tahap pertama pada Juli 2025 adalah aset milik Kementerian Sosial. 

    “Rinciannya, yakni 33 sentra, 6 balai, 4 IPWL, Poltekesos, dan Pusdiklatprof. Salah satunya berlokasi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi. Kemudian, ada juga dua titik yang diusulkan oleh perguruan tinggi,” ungkap dia.

    Namun Gus Ipul mengatakan, jumlah tersebut masih bisa berubah. Sebab, Kemensos tetap membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengusulkan lokasi strategis pembangunan Sekolah Rakyat.

    “Per hari ini sudah ada 211, nanti Insya Allah akan ada tambahan-tambahan,” yakin Sekjen PBNU ini.

    Gus Ipul melanjutkan, saat Kementerian Pekerjaan Umum akan melakukan survei kelayakan terhadap lokasi yang diusulkan sebagai Sekolah Rakyat.

    “Tinggal sekarang titik-titik itu perlu disurvei kelayakannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Ini masih memerlukan waktu,” dia menandasi

     

  • Menyalakan Kembali Obor Peradaban yang Redup

    Menyalakan Kembali Obor Peradaban yang Redup

    loading…

    Eko Ernada. Foto/Istimewa

    Eko Ernada
    Anggota Badan Pengembangan Jaringan Internasional – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (BPJI-PBNU)

    RAMADAN datang seperti embusan angin segar yang menyapa kelelahan jiwa manusia dalam hiruk-pikuk zaman. Dalam cahaya suci yang turun pada bulan ini, ada panggilan untuk kembali pada kejernihan diri, mengasah kesadaran akan tugas besar peradaban: menata dunia dengan kebajikan, ilmu, dan keadilan. Puasa bukan sekadar ibadah ritual, tetapi sebuah latihan spiritual yang mengajarkan ketahanan, kesabaran, dan disiplin—modal utama dalam membangun peradaban unggul.

    Dalam kaitan dengan sejarah Islam , puasa bukanlah sekadar ibadah personal, tetapi fondasi moral yang melahirkan generasi pemikir, ilmuwan, dan pemimpin berintegritas. Jika kita menelusuri jejak emas peradaban Islam pada abad ke-8 hingga ke-13, kita akan menemukan bahwa spiritualitas dan ilmu tidak pernah dipisahkan. Inilah era ketika dunia Islam menjadi pusat peradaban, menghamparkan cahaya ke segala penjuru dunia melalui ilmu pengetahuan, seni, dan filsafat.

    Pada masa Dinasti Abbasiyah, misalnya, Baghdad menjadi mercusuar ilmu pengetahuan. Rumah Kebijaksanaan (Baitul Hikmah) berdiri megah sebagai laboratorium intelektual, tempat para ilmuwan dari berbagai latar belakang agama dan etnis berkumpul untuk menerjemahkan, mengembangkan, dan menciptakan gagasan-gagasan besar. Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina, dan Al-Ghazali adalah sedikit dari banyak nama yang membuktikan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan tentang ketakwaan, tetapi juga tentang keberanian berpikir dan keberpihakan pada kebenaran.

    Pada saat yang sama, di belahan dunia lain, Eropa masih tertidur dalam abad kegelapan. Ilmu pengetahuan dan rasionalitas yang berkembang dalam peradaban Islam kemudian menjadi jembatan bagi kebangkitan Eropa di era Renaisans. Universitas-universitas besar di dunia Barat, seperti di Paris dan Oxford, banyak menyerap gagasan-gagasan ilmuwan Muslim. Fakta ini menunjukkan bahwa kejayaan Islam bukan sekadar nostalgia masa lalu, tetapi bukti bahwa peradaban yang maju lahir dari penghormatan terhadap ilmu dan kebajikan.

    Namun, sejarah juga mencatat bahwa kejayaan ini tidak berlangsung selamanya. Geopolitik Islam mengalami pasang surut seiring dengan munculnya berbagai tantangan internal dan eksternal. Pada abad ke-13, dunia Islam menghadapi invasi Mongol yang menghancurkan Baghdad, diikuti oleh kolonialisasi Eropa yang memperlemah otonomi politik dan ekonomi negara-negara Muslim. Fragmentasi kekuatan dunia Islam semakin terasa ketika negara-negara Muslim lebih banyak terlibat dalam konflik internal dibandingkan membangun sinergi dan inovasi.

    Lalu, apakah kejayaan itu lahir secara tiba-tiba? Tidak. Ia lahir dari budaya disiplin intelektual dan etos kerja yang tinggi, yang salah satu pilar utamanya adalah kesadaran spiritual yang diasah melalui ibadah, termasuk puasa Ramadan. Puasa melatih manusia untuk mengendalikan nafsu, menajamkan kepekaan sosial, dan membangun solidaritas. Nilai-nilai ini menjadi energi kolektif yang menopang lahirnya peradaban besar.

    Dalam konteks hari ini, dunia Islam tampaknya masih tertinggal dalam banyak aspek pembangunan. Geopolitik Islam saat ini didominasi oleh ketegangan di Timur Tengah, ketimpangan ekonomi antara negara-negara Muslim, serta kurangnya koordinasi dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan transformasi digital. Jika kita ingin mengembalikan kejayaan peradaban, maka semangat puasa harus diterjemahkan dalam tindakan nyata. Kesabaran yang ditempa dalam Ramadan harus menjelma dalam kesungguhan belajar dan bekerja, disiplin spiritual harus melahirkan etika publik yang bersih dari korupsi, dan solidaritas sosial harus menguatkan komitmen terhadap keadilan dan kesejahteraan bersama. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, seharusnya bisa menjadi contoh bagaimana nilai-nilai

    Ramadan diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sayangnya, kita masih berhadapan dengan berbagai tantangan seperti ketimpangan sosial, lemahnya budaya literasi, serta korupsi yang merajalela. Jika ingin membangun peradaban yang maju, kita harus memulai dari diri sendiri dengan menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran, dan kerja keras sebagaimana yang diajarkan dalam puasa.

  • Gubernur Jatim-Kapolri perkuat sinergi untuk stabilitas nasional

    Gubernur Jatim-Kapolri perkuat sinergi untuk stabilitas nasional

    Saya berharap Safari Ramadhan ini menjadi momentum mempererat hubungan antara Pemprov Jatim, Polri, dan masyarakat, serta meningkatkan keimanan kita dalam menjalankan ibadah puasa dan menyambut Idul Fitri 1446 H

    Surabaya (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sepakat untuk memperkuat sinergi guna mewujudkan stabilitas nasional melalui Safari Ramadhan di Mapolda setempat, Surabaya, Kamis (20/3) malam.

    Khofifah menyampaikan Safari Ramadhan ini bukan hanya sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga bentuk nyata sinergisitas antara kepolisian, pemerintah, ulama, dan masyarakat dalam menjaga harmoni di wilayah Jawa Timur.

    “Saya berharap Safari Ramadhan ini menjadi momentum mempererat hubungan antara Pemprov Jatim, Polri, dan masyarakat, serta meningkatkan keimanan kita dalam menjalankan ibadah puasa dan menyambut Idul Fitri 1446 H,” kata Khofifah dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Jumat.

    Dalam sambutan di hadapan Kapolri, Khofifah mengungkapkan rasa syukur atas kondusivitas yang terjaga di Jatim selama bulan suci Ramadhan. Ia menilai kondisi ini sebagai cerminan kuatnya persatuan dan kerukunan di tengah masyarakat.

    Sementara itu, Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar dalam tausiyahnya menegaskan bahwa Jawa Timur merupakan barometer nasional di berbagai bidang.

    Ia mengapresiasi kondisi yang semakin damai dan tenang selama Ramadhan tahun ini. “Kehadiran Kapolri di Jatim membuktikan eratnya sinergi antara Polri, masyarakat, dan ulama. Ini menjadi bukti bahwa kebersamaan dalam menjaga keamanan dan ketertiban adalah bagian dari nilai ibadah puasa,” ujarnya.

    Turut hadir dalam acara tersebut Ketua MUI KH Anwar Iskandar, Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat KH Agoes Ali Masyhuri, Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah KH Asep Syaifudin Chalim, serta sejumlah tokoh agama dan masyarakat lainnya.

    Pewarta: Willi Irawan
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kapolri :Safari Ramadhan momentum perkuat silaturahim dengan ulama

    Kapolri :Safari Ramadhan momentum perkuat silaturahim dengan ulama

    Jakarta (ANTARA) – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan Safari Ramadhan merupakan momentum untuk mempererat silaturahim dengan para ulama dan tokoh masyarakat sehingga hubungan sesama manusia semakin baik serta keimanan semakin meningkat.

    “Momen ini diharapkan tidak hanya mempererat silaturahmi tetapi juga meningkatkan keimanan,” kata Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

    Ia menyampaikan hal tersebut saat melakukan Safari Ramadhan di Surabaya Jawa Timur dengan agenda bertemu sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Jawa Timur.

    “Kegiatan ini semakin mempererat silaturahmi jajaran Polri dengan para tokoh ulama dan elemen masyarakat,” katanya.

    Kedatangan Kapolri disambut oleh hadroh polisi santri dan kegiatan dilanjutkan dengan buka puasa bersama 24 tokoh ulama.

    Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bertemu langsung dengan tokoh ulama seperti Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Ketua MUl Pusat Anwar Iskandar, Ketua MUI Jatim Mutawakkil Alallah.

    Kemudian Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfuds (Gus Kikin), Ketua PW Muhammadiyah Jatim Sukadiono, Ketua FKUB Jatim Hamid Syarif,

    Pengasuh Ponpes Lisboyo Kedisi/Rais Suriyah PWNU Jatim Anwar Mansur, Ponpes Sidogiri Pasuruan Kyai Fuad Nur Hasan, pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Pacet KH Asep Saifuddin Chalim hingga pengurus Masjid Sunan Ampel Surabaya Gus Ahmad Zarduq bin KH Ubaidillah.

    “Kami berharap momen silaturahmi meningkatkan keimanan kita dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan dan menyambut hari kemenangan Idul Fitri 1446 H,” kata Jenderal Sigit.

    Selain bertemu para ulama dan tokoh masyarakat, Kapolri juga memberikan santunan kepada 40 anak yatim dari Yayasan Bani Yaqub Surabaya yang hadir.

    Menurut Jenderal Sigit bantuan sosial ini sebagai wujud kepedulian terutama di bulan Ramadhan.

    Menurut dia berbagai bantuan sosial dan bingkisan ini sebagai wujud peduli dan saling membantu, terutama dalam rangka bulan suci Ramadhan.

    “Kami berharap semua ini menjadi ladang amal ibadah bagi kita semua,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Triono Subagyo
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ini Tanggapan Sejumlah Artis Terkait Pengesahan RUU TNI

    Ini Tanggapan Sejumlah Artis Terkait Pengesahan RUU TNI

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengesahan Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia atau RUU TNI menjadi sebuah undang-undang dalam rapat paripurna DPR, Kamis (20/3/2025), menimbulkan reaksi beragam dari sejumlah artis Tanah Air.

    Salah satunya disuarakan budayawan senior Sujiwo Tejo yang mengkritik apa yang dilakukan para anggota DPR yang mengesahkan RUU TNI ini di tengah penolakan masyarakat.

    “Salut pada DPR RI yang menggelar rapat kilat tertutup RUU TNI di hotel bintang 5. Karena kalau di bintang 9 berarti di markas PBNU seperti jumlah bintang di logo NU. Dan itu berarti TNI sudah tidak netral lagi. Salut buat DPR dan TNI,” tulis Sujiwo Tejo dikutip dari akun @president_Jancukers, Kamis (20/3/2025).

    Protes lebih keras juga disuarakan artis Melanie Subono. Bahkan putri promotor musik Adrie Subono itu setuju dengan aksi yang dilakukan elemen masyarakat dan mahasiswa yang menolak adanya RUU TNI itu disahkan.

    “Saat bersuara baik-baik sulit, atau kita merasa saat pihak satunya tidak lagi memikirkan kepentingan bersama melainkan ego sepihak, maka buat gue enggak ada cara selain angkat suara,” tutur Melanie.

    “Diam tidak membuat kemajuan apa-apa. Takut tidak akan membuat perubahan,” tegasnya.

    Tak hanya Sujiwo Tejo dan Melanie, komedian Andovi Da Lopez juga kaget dengan pengesahan RUU TNI jadi undang-undang yang baru padahal selama ini masyarakat belum banyak yang paham dan tahu isi draft UU yang baru.

    “Ha? Ini serius?” tukasnya di akun twitter pribadinya.

    Aktor Fedi Nuril dalam unggahannya juga sempat menanyakan pengesahan RUU ini jadi undang-undang apakah sah menurut hukum sambil meretweet pakar hukum dan juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie.

    “Kepada Prof @JimlyAs.. Sampai dengan UU TNI disahkan, @DPR_RI tidak mengunggah ‘Rancangan Peraturan Perundang-undangan’ TNI di laman resminya. Apakah menurut Prof., DPR telah melanggar Pasal 96 ayat (4) UU No. 13/2022 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undang?” tandas Fedi Nuril terkait RUU TNI.
     

  • Bentuk Dukungan terhadap Palestina, PBNU-MUI Imbau Lanjutkan Boikot Produk

    Bentuk Dukungan terhadap Palestina, PBNU-MUI Imbau Lanjutkan Boikot Produk

    Jakarta: Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), secara tegas menyuarakan dukungan bagi perjuangan kemerdekaan Palestina. Seruan ini tidak hanya berbasis prinsip keagamaan, tetapi juga dianggap selaras dengan amanat konstitusi Indonesia yang menolak penjajahan di atas dunia.

    Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar, menegaskan bahwa MUI telah mengeluarkan fatwa yang berisi kewajiban bagi umat Islam untuk memboikot produk-produk yang memiliki afiliasi dengan Israel dan gerakan Zionis. 

    “Komisi Fatwa MUI sudah menyatakan sikap bahwa kita boikot produk-produk yang berafiliasi dengan Zionis Israel. Ini bagian dari menolak dosa dan permusuhan karena Alquran jelas menyatakan, ‘Tolong-menolonglah dalam kebaikan dan taqwa. Jangan dalam dosa dan permusuhan’,” kata Kiai Anwar di Jakarta, Rabu, 19 Maret 2025.

    Kiai Anwar menambahkan, aksi Israel yang diduga melakukan pencaplokan wilayah, genosida, dan pelanggaran kemanusiaan terhadap rakyat Palestina merupakan bentuk kezaliman yang tidak bisa dibiarkan. 

    “Membeli produk yang membantu kekuatan sangat zalim seperti ini dengan tegas dilarang oleh Alquran, dilarang oleh Allah,” ucapnya.

    Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan dukungan Indonesia terhadap Palestina merupakan amanat dari nilai-nilai pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

    “Masalah Palestina adalah bagian dari concern Proklamasi Kemerdekaan. Kita mau merdeka bukan hanya merdeka sendiri, tapi melihat bangsa-bangsa di dunia juga merdeka,” kata Gus Yahya, sapaan akrab Kiai Yahya, pada acara Iftar Talk bertema ‘Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump’ yang digelar oleh Institute for Humanitarian Islam di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025. 

     

    Dukungan MUI dan PBNU ini sejalan dengan sejarah panjang Indonesia yang sejak era Presiden Soekarno konsisten membela Palestina. Sejarah mencatat bahwa pada Konferensi Asia-Afrika 1955, Indonesia menjadi salah satu penggagas resolusi anti-kolonialisme yang salah satunya menyebut isu Palestina. 

    Kini, di tengah pelanggaran Israel atas kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pemboman kembali atas wilayah tersebut, maka peran publik Indonesia dalam membela Palestina harus tetap dijalankan. Terutama aksi boikot terhadap produk-produk yang berafiliasi dengan Israel.

    “Saya ingin menyerukan kepada masyarakat untuk secara bersungguh-sungguh istiqomah melakukan boikot dengan tidak membeli produk-produk yang terafiliasi dengan Israel,” kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim di sela acara ‘Taujihat Palestina: Membasuh Luka Palestina 2025’ yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.

    “Ini sangat penting karena menjadi salah satu cara kita untuk mendukung kemerdekaan Palestina,” ucap Prof. Sudarnoto, menambahkan.

    Sebagai panduan bagi umat, Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) telah melakukan penelitian mendalam dan merilis daftar 10 produk yang layak diboikot. Daftar ini disusun berdasarkan bukti dan argumen kuat mengenai keterkaitan perusahaan-perusahaan tersebut dengan dukungan terhadap Israel. YKMI pun mengajak masyarakat lebih bijak dalam konsumsi sebagai bentuk solidaritas Palestina.

    Jakarta: Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), secara tegas menyuarakan dukungan bagi perjuangan kemerdekaan Palestina. Seruan ini tidak hanya berbasis prinsip keagamaan, tetapi juga dianggap selaras dengan amanat konstitusi Indonesia yang menolak penjajahan di atas dunia.
     
    Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar, menegaskan bahwa MUI telah mengeluarkan fatwa yang berisi kewajiban bagi umat Islam untuk memboikot produk-produk yang memiliki afiliasi dengan Israel dan gerakan Zionis. 
     
    “Komisi Fatwa MUI sudah menyatakan sikap bahwa kita boikot produk-produk yang berafiliasi dengan Zionis Israel. Ini bagian dari menolak dosa dan permusuhan karena Alquran jelas menyatakan, ‘Tolong-menolonglah dalam kebaikan dan taqwa. Jangan dalam dosa dan permusuhan’,” kata Kiai Anwar di Jakarta, Rabu, 19 Maret 2025.

    Kiai Anwar menambahkan, aksi Israel yang diduga melakukan pencaplokan wilayah, genosida, dan pelanggaran kemanusiaan terhadap rakyat Palestina merupakan bentuk kezaliman yang tidak bisa dibiarkan. 
     
    “Membeli produk yang membantu kekuatan sangat zalim seperti ini dengan tegas dilarang oleh Alquran, dilarang oleh Allah,” ucapnya.
     
    Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan dukungan Indonesia terhadap Palestina merupakan amanat dari nilai-nilai pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 
     
    “Masalah Palestina adalah bagian dari concern Proklamasi Kemerdekaan. Kita mau merdeka bukan hanya merdeka sendiri, tapi melihat bangsa-bangsa di dunia juga merdeka,” kata Gus Yahya, sapaan akrab Kiai Yahya, pada acara Iftar Talk bertema ‘Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump’ yang digelar oleh Institute for Humanitarian Islam di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025. 
     
     

     
    Dukungan MUI dan PBNU ini sejalan dengan sejarah panjang Indonesia yang sejak era Presiden Soekarno konsisten membela Palestina. Sejarah mencatat bahwa pada Konferensi Asia-Afrika 1955, Indonesia menjadi salah satu penggagas resolusi anti-kolonialisme yang salah satunya menyebut isu Palestina. 
     
    Kini, di tengah pelanggaran Israel atas kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pemboman kembali atas wilayah tersebut, maka peran publik Indonesia dalam membela Palestina harus tetap dijalankan. Terutama aksi boikot terhadap produk-produk yang berafiliasi dengan Israel.
     
    “Saya ingin menyerukan kepada masyarakat untuk secara bersungguh-sungguh istiqomah melakukan boikot dengan tidak membeli produk-produk yang terafiliasi dengan Israel,” kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim di sela acara ‘Taujihat Palestina: Membasuh Luka Palestina 2025’ yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.
     
    “Ini sangat penting karena menjadi salah satu cara kita untuk mendukung kemerdekaan Palestina,” ucap Prof. Sudarnoto, menambahkan.
     
    Sebagai panduan bagi umat, Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) telah melakukan penelitian mendalam dan merilis daftar 10 produk yang layak diboikot. Daftar ini disusun berdasarkan bukti dan argumen kuat mengenai keterkaitan perusahaan-perusahaan tersebut dengan dukungan terhadap Israel. YKMI pun mengajak masyarakat lebih bijak dalam konsumsi sebagai bentuk solidaritas Palestina.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Safari Ramadan, Kapolri Silaturahmi dengan Tokoh Ulama di Jateng

    Safari Ramadan, Kapolri Silaturahmi dengan Tokoh Ulama di Jateng

    Semarang

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan Safari Ramadan di wilayah Jawa Tengah. Kapolri memanfaatkan momen ini untuk menjalin silaturahmi dengan tokoh ulama di Jateng.

    Agenda Safari Ramadan ini digelar di Mapolda Jateng, Rabu (19/3/2025). Kapolri tiba pukul 17.30 WIB dan disambut tokoh ulama.

    Turut hadir dalam acara tersebut Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Kapolda Jateng Irjen Ribut Hari Wibowo, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi, hingga Rois Aam PBNU KH Muhammad Anwar Iskandar, serta pejabat Forkopimda lainnya.

    Foto: Kapolri melaksanakan Safari Ramadan di Jateng. (Dok. Polri)

    Adapun tokoh ormas yang hadir di antaranya Ketua MUI/Baznas Jateng KH Dr Ahmad Darodji, Ketua PWNU Jateng KH Abdul Ghafar Rozin, Ketua PW Muhammadiyah Jateng Dr Tafsir, dan Ketua LDII Jateng, Dr Singgih Tri Sulistiyono.

    Kemudian tokoh ulama yang hadir selain KH Anwar Iskandar yakni KH Dzikron Abdullah, KH Muhyidin, KH Rosehan, KH Ubaidilah Shodaqoh, FKUB-NU KH Multazam Achmad, Ketua Ansor Dr Sidqon Prabowo dan Ketua Pemuda Muhammadiyah Abdul Ghofar Ismail.

    Safari Ramadan ini juga mengundang 100 anak yatim. Kapolri juga secara simbolik memberikan santunan kepada anak yatim.

    Foto: Kapolri melaksanakan Safari Ramadan di Jateng. (Dok. Polri)

    “Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk terus mempererat tali silaturahmi antara Polri, TNI dengan masyarakat serta meningkatkan keimanan kita dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan dan menyambut hari kemenangan Idul Fitri 1446 H,” ujar Jenderal Sigit.

    (idn/hri)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ketua PBNU: Seluruh Gaza Sekarang Hancur, Saya Tak Berani Lagi Lihat Foto-foto Gaza – Halaman all

    Ketua PBNU: Seluruh Gaza Sekarang Hancur, Saya Tak Berani Lagi Lihat Foto-foto Gaza – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ulil Abshar Abdala menyebut kondisi Gaza saat ini telah memasuki fase baru.

    Ulil menyebutnya sebagai fase rekonstruksi. 

    Namun, kata Ulil, fase ini terjadi bukan karena kemenangan atau perbaikan melainkan karena seluruh Gaza kini hancur luluh lantak.

    Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk di “Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump” di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025). 

    “Sekarang Gaza memasuki fase baru yaitu fase rekonstruksi. Karena seluruh Gaza sekarang hancur,” kata Ulil.

    “Saya sendiri sudah sampai pada fase tidak berani lagi melihat foto-foto dari Gaza. Dulu masih sering lihat, sekarang sudah tidak kuat,” sambungnya.

    Ia juga menyoroti usulan kontroversial dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menurutnya ingin membangun resort wisata di Gaza dan mengusir seluruh warga Palestina dari tanah mereka.

    Trump ingin mengubah Gaza menjadi destinasi wisata mewah mirip “Riviera Timur Tengah” dengan mengusir sekitar 2 juta penduduk Palestina dari wilayah tersebut.

    “Trump kemarin membawa usul yang menyedihkan. Dia mau membangun resort wisata di Gaza dan mengusir seluruh warga Gaza dari Palestina,” ungkap Ulil.

    Menurut Ulil, ide tersebut mencerminkan cara berpikir Trump sebagai seorang pengusaha properti. 

    “Pengusaha properti itu kan punya cara berpikir yang khas. Kalau ingin mengincar tanah dan ingin membangun resort wisata, ya buatlah penduduk di situ tidak nyaman supaya mereka pergi,” tuturnya.

    Ulil menambahkan situasi Palestina di era Trump menjadi jauh lebih sulit.

    Menurutnya, langkah-langkah politik yang diambil Trump justru semakin mempersulit posisi Palestina di mata dunia. 

    Ia menilai narasi yang dibangun semakin berat sebelah sehingga penderitaan rakyat Palestina seringkali tertutupi oleh propaganda yang menggambarkan konflik ini hanya sebagai persoalan keamanan Israel semata.

    Dalam situasi yang serba berat ini, Ulil mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kewaspadaan dan kesadaran meski perjuangan yang bisa dilakukan saat ini bersifat minimalis.

    “Sekarang ini yang bisa kita lakukan ya perjuangan yang minimalis yaitu menjaga kesadaran kita untuk terus menerus tidak patuh kepada propaganda Israel,” tegasnya.