Organisasi: OPEC

  • Harga Minyak Naik Lebih dari US$ 1 Setelah OPEC+ Tunda Kenaikan Produksi

    Harga Minyak Naik Lebih dari US$ 1 Setelah OPEC+ Tunda Kenaikan Produksi

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mengalami kenaikan lebih dari US$ 1 pada perdagangan Senin (4/11/2024) pagi setelah OPEC+ mengumumkan rencana peningkatan produksi bulan Desember akan ditunda akibat permintaan yang rendah dan suplai yang bertambah di luar OPEC+.

    Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent naik US$ 1,18 atau sekitar 1,61% menjadi US$ 74,28 per barel pada pukul 01.21 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 1,20 atau 1,73%, mencapai US$ 70,69 per barel.

    OPEC+, yang mencakup organisasi negara-negara pengekspor minyak beserta Rusia dan sekutu lainnya, semula berencana meningkatkan produksi sebanyak 180.000 barel per hari mulai Desember 2024, tetapi akhirnya ditunda. Penundaan ini memperpanjang pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari selama 1 bulan lagi.

    Analis ING dalam catatannya menyebutkan, meskipun penundaan hingga Januari 2025 tidak banyak mengubah faktor fundamental, langkah tersebut dapat membuat pasar mempertimbangkan ulang strategi OPEC+. Penundaan ini mengejutkan sebagian pelaku pasar yang sebelumnya memprediksi OPEC+ akan melanjutkan rencana peningkatan produksi.

    “Penundaan peningkatan pasokan ini menunjukkan kelompok tersebut mungkin lebih bersedia mempertahankan harga tinggi daripada yang diperkirakan banyak pihak,” ungkap para analis.
     

  • Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Ikut Mendidih!

    Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Ikut Mendidih!

    Jakarta

    Harga minyak dunia naik di tengah konflik Timur Tengah yang kian memanas. Kenaikan harga minyak menyusul laporan bahwa Iran tengah mempersiapkan serangan balasan terhadap Israel dari Irak dalam beberapa hari mendatang.

    Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/11/2024), harga minyak berjangka Brent naik 29 sen, atau 0,4% menjadi US$ 73,10 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 23 sen, atau 0,33% ke US$ 69,49. Namun demikian, untuk minggu ini, kedua kontrak tersebut masih turun lebih dari 3% setelah naik 4% pada pekan lalu.

    Situs berita AS, Axios, melaporkan pada Kamis bahwa Iran tengah mempersiapkan diri untuk menyerang Israel dari Irak dalam beberapa hari ke depan. Laporan ini mengutip dua sumber Israel yang tidak disebutkan namanya.

    “Setiap tanggapan tambahan dari Iran mungkin tetap terkendali, mirip dengan serangan terbatas Israel akhir pekan lalu, oleh karena itu terutama dimaksudkan sebagai demonstrasi kekuatan daripada undangan untuk membuka peperangan,” kata analis SEB Research Ole Hvalbye.

    Iran dan Israel telah terlibat dalam serangkaian serangan balasan dalam perang Timur Tengah yang lebih luas dipicu oleh pertempuran di Gaza. Serangan udara Iran sebelumnya terhadap Israel pada 1 Oktober dan April sebagian besar ditangkis, dengan hanya menimbulkan kerusakan kecil.

    Iran mendukung beberapa kelompok yang saat ini memerangi Israel, termasuk Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, dan Houthi di Yaman. AS telah meminta Lebanon untuk mengumumkan gencatan senjata sepihak dengan Israel untuk menghidupkan kembali pembicaraan untuk mengakhiri permusuhan Israel dan Hizbullah.

    Di sisi lain, Iran merupakan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Menurut data Badan Informasi Energi AS, Iran memproduksi 4 juta barel minyak per hari (bpd) pada 2023.

    Sedangkan menurut analis dan laporan pemerintah AS, Iran berada di jalur yang tepat untuk mengekspor 1,5 juta bpd pada 2024. Angka ini naik dari perkiraan 1,4 juta bpd pada tahun 2023.

    Perubahan harga minyak ini juga didukung oleh ekspektasi bahwa OPEC+ dapat menunda rencana peningkatan produksi minyak pada bulan Desember selama sebulan atau lebih. Ini karena kekhawatiran atas permintaan minyak yang lemah dan meningkatnya pasokan. Keputusan dapat diambil paling cepat minggu depan.

    (shc/ara)

  • Harga Minyak Dunia Naik Lagi, Ini Pemicunya – Page 3

    Harga Minyak Dunia Naik Lagi, Ini Pemicunya – Page 3

    Sebelumnya, Harga minyak melonjak pada hari Rabu, naik lebih dari 2% setelah data menunjukkan penurunan tak terduga pada stok minyak mentah dan bensin AS minggu lalu. Kenaikan harga minyak ini juga dipicu laporan bahwa OPEC+ mungkin menunda rencana peningkatan produksi minyak.

    Dikutip dari CNBC, kamis (31/10/2024), setelah mengalami penurunan lebih dari 6% di awal minggu karena risiko perang lebih luas di Timur Tengah berkurang, minyak mentah berjangka Brent menguat USD 1,43 atau 2,01%, menjadi USD 72,55 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,4 atau 2,08%, menjadi USD 68,61 per barel.

    Stok bensin AS secara tak terduga turun ke level terendah dua tahun minggu lalu, seiring meningkatnya permintaan, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA). Stok minyak mentah AS juga mencatat penurunan mengejutkan karena impor yang menurun.

    Impor minyak mentah AS dari Arab Saudi turun ke titik terendah sejak Januari 2021, hanya 13.000 barel per hari (bph), turun dari 150.000 bph pada minggu sebelumnya. Impor minyak mentah dari Kanada, Irak, Kolombia, dan Brasil juga mengalami penurunan, menurut EIA.

    “Penurunan stok bensin akibat permintaan yang lebih tinggi dari minggu sebelumnya menjadi faktor pendukung utama,” ujar Matt Smith, analis dari Kpler, menambahkan bahwa penurunan impor membantu stok minyak mentah mengalami sedikit penurunan.

    OPEC Pertimbangkan Penundaan Peningkatan ProduksiReuters melaporkan bahwa OPEC+, yang mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama sekutu seperti Rusia, mempertimbangkan untuk menunda peningkatan produksi minyak yang dijadwalkan pada Desember karena kekhawatiran akan permintaan yang lemah dan pasokan yang meningkat.

    “OPEC+ selalu menyarankan bahwa pencabutan pemotongan pasokan sukarela tergantung pada kondisi pasar,” kata Harry Tchilinguirian, kepala riset di Onyx Capital Group. “Bahwa mereka mungkin meninjau kembali waktu pelepasan barel mereka tidaklah mengherankan, mengingat lemahnya realitas makroekonomi, khususnya di Tiongkok, yang menyebabkan penurunan estimasi pertumbuhan permintaan global.”

     

  • 9 Update Perang Arab! Gencatan Senjata Israel-Hizbullah, Warning IMF

    9 Update Perang Arab! Gencatan Senjata Israel-Hizbullah, Warning IMF

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel kembali melancarkan serangan lagi ke dua kota di wilayah bersejarah Baalbek di Lebanon. Seragan ini menewaskan sedikitnya 19 orang, termasuk delapan wanita.

    Perdana Menteri (PM) sementara Lebanon Najib Mikati mengatakan ia berharap kesepakatan gencatan senjata dengan Israel akan diumumkan dalam beberapa jam atau hari mendatang. Harapan ini muncul saat utusan Amerika Serikat (AS) Amos Hochstein melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata.

    Berikut update terkait situasi di wilayah Timur Tengah saat ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Kamis (31/10/2024).

    1.Perundingan Gencatan Senjata Israel-Lebanon

    Sejumlah indikator menunjukkan adanya tanda-tanda kemungkinan terobosan dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon. Hal ini disampaikan Ibrahim Fraihat, profesor madya resolusi konflik internasional di Institut Studi Pascasarjana Doha.

    “Indikator pertama adalah bahwa Israel kehilangan tentara setiap hari, dalam jumlah yang jauh lebih tinggi dari yang dapat ditanggung Israel. ini adalah tekanan nyata bagi Israel,” kata Fraihat kepada Al Jazeera.

    “PM Benyamin Netanyahu tidak akan berhenti kecuali ada tekanan serius. Tidak ada batas di mana [dan] seberapa jauh dia bisa melangkah,” tambahnya.

    Indikator kedua, katanya, adalah bahwa Iran, pendukung utama Hizbullah di kawasan itu, telah menunjukkan minat untuk meredakan ketegangan di Lebanon. Hal terebut memberikan sejumlah tekanan pada kelompok Lebanon tersebut.

    “Dan ada juga posisi Lebanon, pemerintah Lebanon dan semua faksi politik tertarik pada deeskalasi,” katanya.

    2.Israel Bombardir Kota Dewa-dewi

    Militer Israel telah mengeluarkan perintah pemindahan paksa bagi penduduk di kota Baalbek, Lebanon, dan daerah sekitarnya untuk hari kedua berturut-turut. Baalbek adalah kota di mana terdapat situs kuno UNESCO selama 2000 tahun, tempat kuil dewa-dewi Romawi.

    Juru bicara militer Israel berbahasa Arab Avichay Adraee mengeluarkan peringatan kepada penduduk Baalbek, Ain Bourday, dan Duris. Ia mengatakan mereka berada di zona merah dan memerintahkan penduduk pergi.

    “Anda berada di zona pertempuran tempat IDF (tentara Israel) bermaksud menyerang dan menargetkan infrastruktur, kepentingan, instalasi, dan sarana tempur Hizbullah, dan tidak bermaksud untuk melukai Anda. Berada di zona merah membahayakan Anda dan keluarga,” kata pihak Israel di X.

    Pada Rabu, serangkaian serangan udara Israel menghantam kota di timur negara itu, serta pinggirannya. Itu terjadi setelah beberapa jam setelah Israel mengeluarkan seruan evakuasi untuk daerah tersebut untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan perang.

    3.Israel Serang Kota Suriah

    Bukan cuma Lebanon, kantor berita negara (SANA) melaporkan “agresi Israel” menargetkan sejumlah bangunan tempat tinggal di daerah Qusayr di pedesaan selatan provinsi Homs, di Suriah tengah. Menurut media pemerintah, serangan itu menyebabkan “kerusakan material” pada zona industri Qusayr dan beberapa lingkungan tempat tinggal di kota itu.

    Israel sendiri biasanya tidak mengomentari laporan khusus tentang serangan di Suriah. Tetapi telah melakukan serangan selama bertahun-tahun terhadap apa yang disebutnya sebagai target yang terkait dengan Iran di negara Arab itu.

    4.Polisi Israel Tangkap “Mata-mata” Iran

    Sementara itu, polisi Israel mengatakan mereka telah menangkap pasangan yang dituduh mata-mata Iran. Mereka melakukan aksi intelijen ke situs mata-mata Israel dan mengumpulkan informasi tentang seorang akademisi Israel.

    Menurut sebuah laporan oleh kantor berita The Associated Press (AP), polisi dan badan keamanan internal Shin Bet mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pria yang ditangkap, Rafael Guliev dari kota Lod, telah mengawasi markas mata-mata Mossad Israel untuk Iran. Ia juga diduga mengumpulkan informasi tentang seorang akademisi yang bekerja di Institut Studi Keamanan Nasional, sebuah lembaga pemikir terkemuka Israel.

    Menurut klaim pernyataan otoritas Israel, Guliev juga dipercaya bertugas untuk menemukan seorang pembunuh, meskipun tidak jelas apakah ia benar-benar melakukannya. Istri Guliev, Lala, membantu dalam kegiatan tersebut.

    Badan keamanan Israel mengatakan mereka telah mengungkap beberapa jaringan mata-mata Iran dalam beberapa bulan terakhir. Teheran belum mengomentari kasus-kasus tersebut secara langsung, termasuk klaim pada Kamis.

    5.Israel Serang Gudang Obat-obatan Rumah Sakit Gaza

    Di sisi lain, serangan ke Gaza masih dilakukan Israel. Kementerian Kesehatan di Gaza mengutuk serbuan pasukan Israel terhadap Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan yang terkepung di bagian utara daerah kantong tersebut.

    “Beberapa waktu lalu, pasukan Israel menyebabkan kerusakan besar ketika mereka menyerang lantai tiga rumah sakit terbesar di utara, yang berisi obat-obatan dan perlengkapan medis,” kata kementerian tersebut dalam pernyataan singkat di Telegram.

    “Kementerian mengimbau semua badan dan organisasi internasional dan PBB untuk melindungi rumah sakit dan staf medis dari kebrutalan pendudukan dan kejahatannya terhadap lembaga dan staf kesehatan di Jalur Gaza,” tambahnya.

    6.Iran Gagalkan Serangan Israel

    Media Iran melaporkan bagaimana negeri itu menggagalkan serangan Israel. Markas besar polisi di Sistan-Baluchestan, tenggara Iran, telah mengumumkan bahwa serangan bersenjata terhadap kantor polisi di daerah Sarbaz di provinsi tersebut berhasil dicegah.

    “Teroris bersenjata yang tergabung dalam kelompok separatis Jaish al-Adl menyerbu kantor polisi tersebut tetapi harus melarikan diri setelah menerima respons tegas dari polisi. Pencarian sedang dilakukan untuk menangkap para penyerang,” kata polisi.

    Jaish al-Adl, kelompok ekstremis Sunni yang dianggap Iran memiliki hubungan dengan Israel, menewaskan 10 anggota angkatan bersenjata Iran di provinsi tersebut pada hari Sabtu, hari yang sama ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran. Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu mengutuk serangan bersenjata di Sistan-Baluchestan sebagai “serangan teroris pengecut”.

    Selain itu, media pemerintah Iran pada Rabu malam merilis sebuah video yang menunjukkan bahwa seorang anggota kelompok separatis lain yang terkait dengan Israel tewas. Video yang sama memperlihatkan dua lainnya ditangkap di provinsi Azerbaijan Barat di barat laut negara itu.

    7.Jet Tempur Israel Tembak 150 Target Hamas dan Hizbullah

    Militer Israel mengklaim pesawat tempurnya menyerang sekitar 150 target yang terkait dengan Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon dalam 24 jam terakhir. Mereka mengatakan markas besar Hizbullah dan peluncur roket terkena serangan.

    Di Gaza, tentara Israel mengatakan telah melancarkan puluhan serangan di bagian utara dan tengah daerah kantong yang terkepung itu. Serangan itu menewaskan puluhan warga Palestina, sebagian besar warga sipil, Jabalia dan Beit Lahiya di Gaza utara.

    Pada Rabu, tentara mengatakan satu unit Hizbullah menembakkan rudal ke jet militer Israel yang menyerang di atas wilayah utara kota kuno Tyre. Bahwa pesawat Israel menanggapi dengan menghancurkan lokasi tersebut.

    Dikatakan bahwa jetnya tidak terkena proyektil tersebut. Militer juga mengatakan invasi daratnya di Lebanon selatan terus berlanjut, “menghancurkan infrastruktur teroris” dan mengenai regu antitank.

    8.Pesan Perdana Pemimpin Baru Hizbullah ke Israel

    Pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem, memunculkan dirinya pertama kali ke publik, Rabu. Dalam kesempatan tersebut, Qassem membicarakan status pertempuran kelompok itu dengan Israel saat ini.

    Dikutip dari Associated Press (AP), Qassem mengatakan bahwa pihaknya akan terus bertahan dari gempuran Israel. Namun ia menyebut pertahanan yang dilakukannya ini hanya akan dilakukan hingga mendapat syarat gencatan senjata yang ‘sesuai’ dari pihak Tel Aviv.

    “Jika Israel memutuskan untuk menghentikan agresi, kami katakan bahwa kami menerima, tetapi sesuai dengan syarat yang kami anggap sesuai,” kata Qassem, berbicara dari lokasi yang dirahasiakan dalam pidato yang direkam sebelumnya di televisi.

    “Kami tidak akan mengemis gencatan senjata karena kami akan terus (bertempur)… tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan,” ujarnya.

    “Kemampuan Hizbullah masih tersedia dan sesuai dengan perang yang panjang,” tuturnya.

    Perang antara Hizbullah dan Israel sendiri merupakan muara dari perang Israel dan milisi Gaza Palestina, Hamas, sejak 7 Oktober tahun lalu. Hingga saat ini, Tel Aviv masih melancarkan serangan masif ke Gaza hingga membunuh hampir 42 ribu jiwa warga sipil.

    9.Warning IMF

    Gaza, Lebanon, dan Sudan akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk pulih dari konflik yang berkecamuk di wilayah mereka. Hal ini disampaikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Kamis setelah menurunkan perkiraan pertumbuhan kawasan tersebut.

    IMF menyebut tindakan militer Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon, dan perang saudara Sudan akan memiliki dampak yang bertahan lama.

    “Kerusakan yang disebabkan oleh konflik-konflik ini akan meninggalkan bekas luka yang bertahan lama di episentrumnya selama puluhan tahun,” kata pemberi pinjaman global itu dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

    IMF telah menurunkan perkiraan pertumbuhannya untuk Timur Tengah dan Asia Tengah menjadi 2,1% untuk tahun 2024, turun 0,6% karena perang dan produksi minyak yang lebih rendah.

    Bergantung pada konfliknya, pertumbuhan akan naik menjadi 4,0% tahun depan, menurut Prospek Ekonomi Regional IMF yang disusun pada bulan September.

    Jihad Azour, direktur Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah IMF, mengatakan prakiraan IMF untuk Lebanon telah ditangguhkan. Namun, katanya, perkiraan “konservatif” menunjukkan kontraksi 9,0-10% tahun ini.

    “Dampaknya (pada Lebanon) akan parah dan akan bergantung pada berapa lama konflik ini akan berlangsung,” kata mantan menteri keuangan Lebanon itu.

    “Pemangkasan minyak yang dipimpin Saudi melalui kartel OPEC+, yang bertujuan untuk menopang harga, berkontribusi pada pertumbuhan jangka pendek yang lamban di banyak negaram” kata IMF.

    “Bagi eksportir minyak di kawasan itu, pertumbuhan jangka menengah diproyeksikan akan moderat, karena reformasi diversifikasi ekonomi akan membutuhkan waktu untuk membuahkan hasil”, tambahnya.

    (sef/sef)

  • IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Timur Tengah dan Afrika Utara 2024 Jadi 2,1%

    IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Timur Tengah dan Afrika Utara 2024 Jadi 2,1%

    Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk Timur Tengah dan Afrika Utara pada 2024 seiring dengan konflik, ketidakpastian geopolitik, dan pengurangan produksi minyak di kawasan tersebut.

    Mengutip Bloomberg pada Kamis (31/10/2024), IMF merevisi pertumbuhan ekonomi TImur Tengah dan Afrika Utara menjadi sebesar 2,1%, turun dari proyeksi 2,7% pada April lalu. Sementara itu, IMF jugasedikit menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk untuk tahun depan menjadi 4%.

    Dalam laporannya, IMF menyebut, jika konflik yang sedang berlangsung terus berlanjut atau menyebar, maka akan terjadi kerugian ekonomi jangka panjang.

    “Perekonomian yang menerapkan reformasi struktural yang penting dapat menghadapi meningkatnya ketidakpuasan sosial dan perlawanan politik, sehingga menghambat pelaksanaan kebijakan dan menghambat pertumbuhan,” jelas IMF dalam laporan tersebut.

    Pekan lalu, IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan global untuk tahun depan menjadi 3,2% dan memperingatkan akan memburuknya risiko akibat perang dan proteksionisme perdagangan. Pemberi pinjaman memberikan kredit kepada bank sentral karena berhasil mengendalikan inflasi tanpa membawa negara-negara ke dalam resesi.

    “Perekonomian mulai pulih namun berada dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi,” kata Jihad Azour, direktur IMF untuk Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tengah, dalam sebuah wawancara.

    Dia mengatakan pertempuran antara Israel dan kelompok militan yang bersekutu dengan Iran dan perang saudara di Sudan – konflik terburuk di kawasan ini – mempunyai “efek riak.”

    “Eskalasi apa pun dapat mempunyai implikasi yang lebih besar di kawasan ini,” katanya.

    Faktor lain yang mungkin membebani pertumbuhan regional adalah perpanjangan pengurangan produksi oleh OPEC+, menurut Azour. Kelompok pengekspor minyak meliputi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Irak.

    Aliansi tersebut – yang dipimpin oleh Saudi dan Rusia – mungkin akan memulai peningkatan produksi pada bulan Desember, seiring dengan upaya mereka untuk secara bertahap memulihkan pasokan yang terhenti sejak tahun 2022. Namun aliansi ini telah menunda dimulainya kembali pasokan, yang semula dijadwalkan pada bulan Oktober, di tengah melemahnya permintaan minyak di Tiongkok dan pembengkakan produksi. negara.

    Pemangkasan tersebut menyebabkan IMF memangkas proyeksi pertumbuhan Arab Saudi, negara dengan ekonomi terbesar di kawasan, beberapa kali pada tahun lalu. 

    Namun, Azour menyebut, pertumbuhan sektor non-minyak di Dewan Kerja Sama Teluk atau Gulf Cooperation COuncil (GCC) tetap bertahan dan mendorong pertumbuhan selama beberapa tahun terakhir.

    Kekhawatiran lain bagi IMF adalah ketidakmampuan kawasan untuk menarik cukup investasi asing langsung, menurut Azour, serta tingginya tingkat utang di negara-negara berpendapatan menengah.

    Dia mengatakan ketidakpastian ekonomi akan tetap tinggi selama perang regional terus berlanjut.

    “Ketidakpastian sangat tinggi dan dampak ketidakpastiannya berbeda-beda. Untuk negara-negara tertentu, negara-negara yang sedang berkonflik, yang mereka perlukan adalah dukungan segera dan bantuan darurat,” jelas Azour.

    Dia menambahkan, negara-negara lain di sekitar zona konflik termasuk Mesir, Yordania dan Irak perlu bersikap protektif untuk menjaga stabilitas makroekonomi mereka.

  • Harga Minyak Naik karena Stok AS Berkurang dan OPEC+ Kaji Tunda Kenaikan Produksi

    Harga Minyak Naik karena Stok AS Berkurang dan OPEC+ Kaji Tunda Kenaikan Produksi

    Chicago, Beritasatu.com – Harga minyak menguat (rebound) pada Rabu (30/10/2024) lebih 2% setelah persediaan minyak mentah dan bensin AS turun minggu lalu dan OPEC+ kemungkinan menunda rencana peningkatan produksi.

    Setelah jatuh 6% di awal minggu karena berkurangnya risiko perang Timur Tengah, minyak mentah Brent ditutup naik US$ 1,43 (2,01%) pada US$ 72,55 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), acuan AS naik US$ 1,4 (2,08%) menjadi US$ 68,61.

    Badan Informasi Energi (EIA) menyatakan, persediaan bensin AS turun minggu lalu ke level terendah dalam 2 tahun karena menguatnya permintaan. Sementara persediaan minyak mentah juga mencatat penurunan karena impor berkuang.

    Impor minyak mentah AS dari Arab Saudi turun ke level terendah minggu lalu sejak Januari 2021, yakni hanya 13.000 barel per hari dari 150.000 barel per hari. “Impor minyak mentah dari Kanada, Irak, Kolombia, Brasil semuanya turun minggu ini,” kata EIA.

    Reuters melaporkan OPEC+ dapat menunda rencana peningkatan produksi minyak pada Desember selama sebulan atau lebih karena kekhawatiran melemahnya permintaan dan meningkatnya pasokan.

    “OPEC+ selalu menyarankan penghentian pemotongan pasokan sukarela akan bergantung pada kondisi pasar,” kata Kepala Penelitian di Onyx Capital Group Harry Tchilinguirian.

    OPEC+ dijadwalkan meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari (bph) pada Desember. OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 5,86 juta bph, setara dengan sekitar 5,7% dari permintaan minyak global.

    Dua sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters, keputusan menunda kenaikan bisa terjadi paling cepat minggu depan. 

    OPEC+ dijadwalkan bertemu pada 1 Desember untuk memutuskan langkah kebijakan selanjutnya.

  • AS Tambah Cadangan Minyak 3 Juta Barel pada 2025 – Page 3

    AS Tambah Cadangan Minyak 3 Juta Barel pada 2025 – Page 3

    Sebelumnya, teknologi Kecerdasan Buatan (AI) diperkirakan dapat berdampak pada harga minyak dunia selama dekade berikutnya, dengan meningkatkan pasokan yang berpotensi mengurangi biaya melalui peningkatan logistik dan meningkatkan jumlah sumber daya.

    Hal itu diungkapkan oleh bank asal Amerika Serikat, Goldman Sachs.

    Dampak negatif pada harga minyak dapat menurunkan pendapatan produsen seperti anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.

    “AI berpotensi mengurangi biaya melalui peningkatan logistik dan alokasi sumber daya, yang mengakibatkan penurunan harga insentif marjinal sebesar USD 5/bbl, dengan asumsi kenaikan produktivitas sebesar 25 persen yang diamati untuk pengadopsi AI awal,” kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (4/9/2024).

    Goldman Sachs menjelaskan, dampak AI pada harga energi dan logam sebagian besar difokuskan pada sisi permintaan mengingat peningkatan permintaan listrik yang diharapkan.

    Bank itu memperkirakan, peningkatan AI potensial yang sederhana terhadap permintaan minyak dibandingkan dengan dampak permintaan terhadap listrik dan gas alam selama 10 tahun ke depan.

    “Kami yakin bahwa AI kemungkinan akan menjadi net negatif yang moderat bagi harga minyak dunia dalam jangka menengah hingga panjang karena dampak negatif dari kurva biaya (sekitar $5/bbl) jangkar jangka panjang minyak kemungkinan akan lebih besar daripada peningkatan permintaan (sekitar +USD 2/bbl),” beber Goldman.

     

  • Israel-AS Ancam Serang Kilang Iran, Harga Minyak Mentah Meroket!

    Israel-AS Ancam Serang Kilang Iran, Harga Minyak Mentah Meroket!

    Jakarta

    Memanasnya tensi di Timur Tengah memicu kenaikan harga minyak dunia. Harga minyak tercatat naik 5% pada Kamis kemarin usai munculnya pernyataan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

    Biden menyatakan bahwa AS berpotensi membantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran. Hal itu merupakan balas dendam atas serangan Iran ke Israel baru-baru ini.

    “Kami sedang mendiskusikan hal itu,” kata Biden, dikutip dari CNBC, Jumat (4/10/2024).

    Ahli strategi komoditas senior di TD Securities, Daniel Ghali menilai pernyataan Biden menjadi katalis yang mendorong harga minyak naik lebih tinggi. Menurutnya, gejolak geopolitik di Timur Tengah saat ini adalah yang tertinggi sejak Perang Teluk.

    “Risiko geopolitik di Timur Tengah mungkin berada pada tingkat tertinggi sejak Perang Teluk,” sebut dia.

    Harga minyak WTI berjangka melonjak 5,5% di awal sesi ke level tertinggi US$ 73,99 per barel. West Texas Intermediate naik sekitar 8% minggu ini atau yang tertinggi sejak Maret 2023.

    Harga minyak Brent ditutup naik US$ 3,72 atau 5,03% menjadi US$ 77,62 per barel. Sementara West Texas Intermediate naik US$ 3,61 atau 5,15% ke level US$ 73,71 per barel.

    Risiko gangguan pasokan minyak meningkat seiring dengan semakin intensifnya pertikaian di Timur Tengah. Meskipun OPEC+ disebut masih mempunyai persediaan minyak mentah dalam jumlah yang besar.

    “Kapasitas cadangan tersebut untuk saat ini mencegah kenaikan harga di tengah salah satu krisis terdalam dan paling parah di Timur Tengah dalam empat dekade terakhir,” kata Claudio Galimberti, kepala ekonom di Rystad Energy.

    Kapasitas cadangan OPEC+ akan cukup untuk menutupi gangguan terhadap ekspor Iran jika Israel benar-benar menyerang kilang minyak Iran.

    (ily/rrd)

  • Raja Salman-MBS Beri Ucapan Selamat ke Putin yang Menangi Pilpres Rusia

    Raja Salman-MBS Beri Ucapan Selamat ke Putin yang Menangi Pilpres Rusia

    Riyadh

    Kerajaan Arab Saudi mengucapkan selamat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas kemenangan telak dalam pilpres yang digelar selama tiga hari pada akhir pekan lalu. Ucapan selamat itu disampaikan oleh Raja Salman bin Abdulaziz al Saud dan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).

    Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (21/3/2024), MBS bahkan membahas “hubungan kuat” antara Riyadh dan Moskow dalam percakapan telepon dengan Putin.

    Laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA) pada Senin (18/3) waktu setempat menyebut Raja Salman dan MBS mengirimkan pesan via kabel diplomatik untuk mengucapkan selamat kepada Putin.

    MBS juga mengucapkan selamat kepada Putin melalui panggilan telepon.

    Percakapan telepon antara MBS dan Putin itu, menurut laporan SPA, “menyoroti hubungan kuat antara kedua negara dan menjajaki jalan untuk kerja sama lebih lanjut”.

    Data resmi pilpres Rusia, seperti dilaporkan kantor berita RIA, menunjukkan Putin berhasil memperoleh 87,33 persen suara dalam pilpres yang berlangsung selama tiga hari, yakni antara 15 Maret hingga 17 Maret, di berbagai wilayah Rusia.

    Angka itu mencetak rekor untuk kemenangan dengan perolehan suara tertinggi dalam pilpres di negara tersebut, dengan tidak adanya persaingan yang nyata.

    Kemenangan itu juga menandai masa jabatan atau periode kelima Putin sebagai Presiden Rusia.

    Rusia merupakan mitra strategis jangka panjang bagi Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya, dan merupakan anggota kelompok negara-negara penghasil minyak OPEC+, di mana beberapa negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menjadi bagiannya.

    Pada Desember tahun lalu, Putin mengunjungi Saudi dan bertemu dengan MBS.

    Selain dari Saudi, ucapan selamat dan harapan terbaik untuk Putin juga disampaikan oleh negara-negara Teluk seperti Qatar, Kuwait, Uni Emirat Eropa, Bahrain, Oman, Iran dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Larang Ekspor Bensin Mulai 1 Maret, Berlaku 6 Bulan

    Rusia Larang Ekspor Bensin Mulai 1 Maret, Berlaku 6 Bulan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Rusia bakal melarang ekspor bensin selama enam bulan mulai Jumat (1/3) mendatang. Larangan itu dilakukan guna menjaga stabilitas harga di tengah tingginya permintaan dari konsumen dan petani.

    Melansir Reuters, larangan ekspor itu pertama kali dilaporkan oleh RBC Rusia. Kabar ini pun telah dikonfirmasi oleh juru bicara Wakil Perdana Menteri Alexander Novak, orang yang ditunjuk Presiden Vladimir Putin untuk sektor energi Rusia, Selasa (27/2).

    Perdana Menteri Mikhail Mishustin telah menyetujui larangan tersebut setelah Novak mengusulkannya dalam surat tertanggal 21 Februari.

    “Untuk mengimbangi permintaan produk minyak bumi yang berlebihan, perlu diambil langkah-langkah untuk membantu menstabilkan harga di pasar domestik,” kata Novak dalam proposalnya.

    Harga bensin memang menjadi hal sensitif bagi warga dan petani di Negeri Beruang Merah itu. Terlebih, Rusia akan mengadakan pemilihan presiden pada 15-17 Maret mendatang.

    Di sisi lain, produksi minyak dalam negeri juga terganggu imbas beberapa kilang terkena serangan pesawat tanpa awak Ukraina beberapa waktu lalu.

    Rusia dan Ukraina saling menargetkan infrastruktur energi dalam serangannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengganggu jalur pasokan dan logistik serta melemahkan semangat lawan-lawan mereka.

    Minyak, produk minyak, dan gas sejauh ini merupakan produk ekspor terbesar Rusia. Ekspor tersebut juga merupakan sumber utama pendapatan mata uang asing bagi perekonomian negara eksportir gandum terbesar di dunia itu.

    Belakangan, Kremlin telah bekerja sama dengan eksportir minyak terbesar di dunia, yakni Arab Saudi. Kerja sama ini dijalin untuk menjaga harga tetap tinggi sebagai bagian dari kelompok OPEC+.

    Rusia sudah secara sukarela mengurangi ekspor minyak dan bahan bakarnya sebesar 500 ribu barel per hari pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini juga merupakan bagian dari upaya OPEC+ untuk menjaga harga.

    (mrh/sfr)