Organisasi: OPEC

  • Harga Minyak Anjlok 3% Pekan Ini – Page 3

    Harga Minyak Anjlok 3% Pekan Ini – Page 3

    Harga minyak naik pada perdagangan Kamis, 29 November 2024 setelah Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah saling menuduh. Hal ini seiring kalau gencatan senjatanya telah dilanggar dan tank Israel serang Lebanon Selatan.

    Mengutip Yahoo Finance, Jumat (29/11/2024), OPEC+ juga menunda beberapa hari pertemuan yang kemungkinan akan memperpanjang pemangkasan produksi.

    Harga minyak mentah Brent berjangka naik tipis 34 sen atau 0,5 persen menjadi USD 73,17 per barel pada pukil 20.26 GMT. Harga minyak West Texas Intermediate naik 16 sen atau 0,2 persen menjadi US 68,88. Adapun perdagangan sepi seiring hari libur Thanksgiving Amerika Serikat.

    Militer Israel mengatakan gencatan senjata dilanggar setelah apa yang disebutnya tersangka, beberapa di antaranya menggunakan kendaraan, tiba di beberapa daerah di zona selatan.

    Kesepakatan tersebut, yang mulai berlaku pada Rabu, dimaksudkan untuk memungkinkan orang-orang di kedua negara untuk mulai kembali ke rumah di daerah perbatasan yang hancur akibat pertempuran selama 14 bulan.

    Timur Tengah adalah salah satu wilayah penghasil minyak utama dunia, dan meskipun konflik yang sedang berlangsung sejauh ini belum memengaruhi pasokan, hal itu tercermin dalam premi risiko bagi para pedagang.

     

  • Harga Minyak Dunia Makin Mahal Gara-gara Tuduhan Pelanggaran Gencatan Senjata

    Harga Minyak Dunia Makin Mahal Gara-gara Tuduhan Pelanggaran Gencatan Senjata

    Houston: Harga minyak dunia naik pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB) setelah Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, saling menuduh gencatan senjata mereka telah dilanggar, dan saat tank-tank Israel menembaki Lebanon selatan. OPEC+ juga menunda beberapa hari pertemuan yang kemungkinan akan memperpanjang pemangkasan produksi.
     
    Mengutip data Yahoo Finance, Jumat, 29 November 2024, harga minyak mentah Brent naik tipis 34 sen, atau 0,5 persen, menjadi USD73,17 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 16 sen, atau 0,2 persen, menjadi USD68,88. Perdagangan sepi karena hari libur Thanksgiving AS.
     
    Militer Israel mengatakan gencatan senjata dilanggar setelah apa yang disebutnya tersangka, beberapa di antaranya menggunakan kendaraan, tiba di beberapa daerah di zona selatan.
    Kesepakatan tersebut, yang mulai berlaku pada Rabu, dimaksudkan untuk memungkinkan orang-orang di kedua negara untuk mulai kembali ke rumah di daerah perbatasan yang hancur akibat pertempuran selama 14 bulan.
     
    Timur Tengah adalah salah satu wilayah penghasil minyak utama dunia, dan meskipun konflik yang sedang berlangsung sejauh ini belum memengaruhi pasokan, hal itu tercermin dalam premi risiko bagi para pedagang.
     

     

    OPEC+ tunda pertemuan

    Di tempat lain, OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia, menunda pertemuan kebijakan berikutnya hingga 5 Desember dari 1 Desember untuk menghindari konflik dengan acara lain.
     
    Yang juga mendukung harga, sumber-sumber OPEC+ mengatakan akan ada lagi diskusi mengenai penundaan lain untuk peningkatan produksi minyak yang dijadwalkan Januari.
     
    Kelompok ini memompa sekitar setengah dari minyak dunia tetapi telah mempertahankan pemotongan produksi untuk mendukung harga. Mereka berharap mengakhiri pemotongan tersebut, tetapi permintaan global yang lemah telah memaksanya untuk menunda dimulainya peningkatan bertahap.
     
    Sedikit menekan harga, stok bensin AS naik 3,3 juta barel dalam minggu yang berakhir pada 22 November, Badan Informasi Energi AS mengatakan pada Rabu, melawan ekspektasi penarikan kecil stok bahan bakar menjelang perjalanan liburan.
     
    Perlambatan pertumbuhan permintaan bahan bakar di konsumen utama Tiongkok dan AS juga telah membebani harga minyak tahun ini.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  •  Harga Minyak Turun Tipis di Tengah Gencatan Senjata Israel-Hezbollah – Page 3

     Harga Minyak Turun Tipis di Tengah Gencatan Senjata Israel-Hezbollah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak sedikit melemah pada Rabu seiring pasar mengevaluasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah, sambil menantikan pertemuan OPEC+ pada hari Minggu, yang mungkin membahas penundaan rencana peningkatan produksi minyak.

    Pergerakan Harga Minyak

    Dikutip dari CNBC, Kamis (28/11/2024), futures minyak mentah Brent naik 2 sen atau 0,03%, ditutup pada USD 72,83 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 5 sen atau 0,07%, menjadi USD 68,72 per barel.

    Kedua patokan harga minyak tersebut melemah pada Selasa setelah Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hezbollah di Lebanon.

    Gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah yang didukung Iran mulai berlaku pada Rabu setelah kedua pihak menerima kesepakatan yang dimediasi oleh AS dan Prancis.

    Faktor Penggerak Pasar

    “Para pelaku pasar sedang menilai apakah gencatan senjata ini akan dipatuhi,” ujar Hiroyuki Kikukawa, Presiden NS Trading, bagian dari Nissan Securities.

    “Kami memperkirakan WTI akan diperdagangkan di kisaran $65-$70 per barel, dengan mempertimbangkan kondisi cuaca selama musim dingin di belahan bumi utara, potensi peningkatan produksi minyak dan gas serpih di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang di AS, serta tren permintaan dari China,” tambahnya.

    Kepala penelitian komoditas di Goldman Sachs dan Morgan Stanley menyebutkan bahwa harga minyak saat ini undervalued, mengutip defisit pasar dan risiko terhadap pasokan Iran akibat kemungkinan sanksi di bawah Presiden AS terpilih, Donald Trump.

    Sementara itu, kelompok OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin Rusia, tengah membahas kemungkinan penundaan peningkatan produksi minyak yang direncanakan untuk Januari.

    Kelompok ini, yang menghasilkan sekitar setengah dari produksi minyak dunia, sebelumnya berencana secara bertahap melonggarkan pengurangan produksi hingga 2024 dan 2025. Namun, lemahnya permintaan global dan meningkatnya produksi di luar OPEC+ membuat rencana tersebut diragukan. Keputusan akhir akan diambil pada pertemuan 1 Desember mendatang.

     

  • Harga Minyak Mentah Stabil Dipengaruhi Stok Bensin AS dan Prospek Suku Bunga The Fed

    Harga Minyak Mentah Stabil Dipengaruhi Stok Bensin AS dan Prospek Suku Bunga The Fed

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah dunia stabil pada Rabu (27/11/2024) setelah munculnya laporan mengenai kenaikan stok bensin Amerika Serikat dan kekhawatiran atas kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun depan.

    Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent hanya naik tipis 2 sen ke level US$ 72,83 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun tipis 5 sen menjadi US$ 68,72 per barel.

    Laporan dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan, stok bensin AS meningkat 3,3 juta barel menjadi 212,2 juta barel dalam seminggu terakhir, berlawanan dengan prediksi analis yang memperkirakan penurunan sebesar 46.000 barel. Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun 1,8 juta barel, lebih besar dari perkiraan analis sebesar 605.000 barel.

    Tekanan tambahan datang dari data inflasi AS yang menunjukkan pelambatan. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin tidak memiliki banyak ruang untuk memangkas suku bunga pada 2025.

    Di sisi lain, harga minyak mentah sedikit terangkat setelah Israel dan Lebanon mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh AS dan Prancis.

    Dukungan tambahan untuk harga minyak mentah datang dari laporan terbaru bahwa OPEC+ sedang mempertimbangkan penundaan peningkatan produksi minyak yang dijadwalkan pada Januari 2025.

  • Tensi Global Meningkat Kerek Harga Minyak WTI

    Tensi Global Meningkat Kerek Harga Minyak WTI

    Jakarta: Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terus menunjukkan kekuatan setelah melonjak 6 persen mendekati level tertinggi dua minggu pada Senin, 25 November 2024.
     
    WTI kini diperdagangkan di level USD71,38 per barel, naik 14 sen atau 0,2 persen.
     
    Berdasarkan analisis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, lonjakan ini didukung oleh faktor ketegangan geopolitik antara negara-negara barat dengan produsen minyak utama Rusia dan Iran, yang menimbulkan kekhawatiran potensi gangguan pasokan.
    Secara teknikal, Andy menjelaskan, tren bullish kembali mendominasi pergerakan harga WTI berdasarkan kombinasi indikator Moving Average yang terbentuk.
     
    “Dengan pola ini, WTI memiliki potensi untuk naik hingga mencapai level resistance USD72,50. Namun, Nugraha juga menegaskan bahwa jika harga gagal mempertahankan momentum kenaikan dan mengalami pembalikan arah (reversal), level support terdekat yang menjadi target penurunan adalah USD68,50,” tutur dia dalam keterangan tertulis, Senin, 25 November 2024.
     
    Dia menjelaskan, ketegangan geopolitik terbaru semakin memperkuat sentimen bullish di pasar minyak.
     

    Rusia meluncurkan rudal hipersonik ke Ukraina sebagai peringatan terhadap Amerika Serikat dan Inggris, yang sebelumnya mendukung Kyiv dengan senjata canggih.
     
    Di sisi lain, Iran bereaksi keras terhadap resolusi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dengan mengambil langkah-langkah strategis, termasuk pengayaan uranium menggunakan sentrifus canggih.
     
    Kondisi ini meningkatkan risiko pemberlakuan sanksi baru terhadap ekspor minyak Iran, terutama jika Trump kembali berkuasa, yang dapat memperburuk ketatnya pasokan global.
     
    Dari sisi permintaan, impor minyak mentah Tiongkok melonjak pada November, didorong oleh harga yang lebih rendah yang menarik minat penimbunan stok.
     
    Sementara itu, penyulingan minyak India mencatat peningkatan produksi sebesar tiga persen secara tahunan menjadi 5,04 juta barel per hari pada Oktober, sejalan dengan meningkatnya ekspor bahan bakar.
     
    “Faktor ini menambah dukungan terhadap harga minyak di tengah situasi geopolitik yang tidak menentu,” ucap dia.
    Para delegasi OPEC+ berencana menunda peningkatan produksi hingga kuartal kedua 2025
    Di sisi lain, para delegasi OPEC+ saat ini mempertimbangkan untuk menunda rencana peningkatan produksi hingga kuartal kedua 2025.
     
    Pertemuan yang awalnya direncanakan diadakan secara langsung di Wina pada Desember 2024, diperkirakan akan digelar secara daring.
     
    Keputusan ini diambil untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan global dan fluktuasi harga minyak.
     
    Fokus pasar juga tertuju pada laporan mingguan jumlah rig minyak AS dari Baker Hughes, yang sebelumnya mencatat 478 rig aktif. Data ini akan menjadi indikator penting untuk memperkirakan tingkat produksi minyak AS di masa mendatang.
     
    “Dengan sentimen positif dari sisi teknikal dan fundamental, WTI menunjukkan potensi pergerakan naik yang kuat,” ujar dia.
     
    Andy Nugraha menegaskan, tren bullish saat ini perlu dikonfirmasi oleh data ekonomi dan perkembangan geopolitik lebih lanjut.
     
    “Jika ketegangan meningkat, harga minyak dapat terus menguat menuju level resistensi yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika pasar mengantisipasi penurunan permintaan atau peningkatan pasokan yang signifikan, level support USD68,5 menjadi acuan penting untuk pergerakan selanjutnya,” jelas dia.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Harga Minyak Melonjak Gegara Rusia-Ukraina Saling Serang

    Harga Minyak Melonjak Gegara Rusia-Ukraina Saling Serang

    Houston: Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), didorong oleh kekhawatiran gangguan pasokan yang berasal dari memburuknya ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina, meskipun peningkatan persediaan Amerika Serikat (AS) membatasi kenaikan keseluruhan.
     
    Dikutip dari Investing.com, Jumat, 22 November 2024, minyak mentah Brent naik 1,9 persen menjadi USD74,19 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 2,1 persen menjadi USD70,19 per barel.
     
    Harga minyak naik minggu ini karena penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina terhadap Rusia meningkatkan ketegangan antara kedua negara, memicu kekhawatiran bahwa pasokan minyak dari Moskow dapat terganggu.
     
    Ukraina menembakkan rudal jelajah Inggris ke Rusia pada Rabu, sehari setelah negara itu menembakkan rudal AS. Angkatan udara Kyiv mengatakan Rusia menanggapi pada Kamis pagi, dengan meluncurkan rudal balistik antarbenua ke Ukraina, pertama kalinya Moskow menggunakan rudal jarak jauh yang begitu kuat selama perang.
     

     

    Stok minyak AS kebanyakan
     
    Sementara data dari Badan Informasi Energi menunjukkan persediaan AS tumbuh 0,5 juta barel dalam seminggu hingga 15 November, lebih besar dari yang diharapkan.
     
    Yang lebih mengkhawatirkan bagi pasar minyak adalah peningkatan persediaan bensin hampir 2,1 juta barel, yang memicu kekhawatiran permintaan bahan bakar AS mendingin saat musim dingin mendekat.
     
    Harga minyak tetap gelisah karena prospek peningkatan pasokan dan melemahnya permintaan di tahun mendatang, yang menurut beberapa analis akan menyebabkan kelebihan pasokan.
     
    Di sisi lain Badan Energi Internasional mengatakan minggu lalu pasokan minyak akan jauh melebihi permintaan pada 2025, bahkan jika pemotongan OPEC+ tetap ada.
     
    Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, dan sekutunya, suatu kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu lagi di awal Desember, dimana kartel tersebut mungkin akan menunda peningkatan produksi lagi karena lemahnya permintaan minyak global.
     
    Kelompok produksi minyak tersebut memompa sekitar setengah dari minyak dunia, dan pada awalnya berencana untuk secara bertahap membalikkan pemotongan produksi mulai akhir 2024 dan sepanjang 2025.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Harga Minyak Mentah Naik 2 Persen di Tengah Eskalasi Konflik Rusia-Ukraina

    Harga Minyak Mentah Naik 2 Persen di Tengah Eskalasi Konflik Rusia-Ukraina

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah dunia melonjak hampir 2% pada Kamis (21/11/2024) akibat meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Kedua negara saling meluncurkan rudal, memicu kekhawatiran pasar akan gangguan pasokan minyak apabila konflik semakin meluas.

    Dilansir dari Reuters, Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi bahwa negaranya telah melancarkan serangan rudal balistik hipersonik jarak menengah ke fasilitas militer Ukraina. Putin juga memperingatkan negara-negara Barat bahwa Rusia bisa menargetkan instalasi militer di negara mana pun yang senjatanya digunakan melawan Rusia.

    Putin menuding Barat meningkatkan eskalasi perang dengan mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang Rusia. Konflik ini kini mulai menyeret dunia ke perang global. Ukraina sendiri telah meluncurkan rudal buatan Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke wilayah Rusia pekan ini.

    Di pasar minyak, harga minyak mentah Brent naik US$ 1,42 (1,95%) menjadi US$ 74,23 per barel. Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,35 (2%) menjadi US$ 70,10 per barel.

    “Fokus pasar kini beralih pada meningkatnya kekhawatiran akan eskalasi perang Rusia-Ukraina,” kata Ole Hvalbye, analis komoditas di SEB.

    Rusia merupakan eksportir minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Gangguan signifikan dalam pasokan Rusia dapat berdampak besar pada pasokan minyak global.

    “Risiko bagi pasar minyak adalah apabila Ukraina menargetkan infrastruktur energi Rusia. Risiko lainnya adalah ketidakpastian mengenai respons Rusia terhadap serangan ini,” ujar analis ING dalam risetnya.

    Namun, sentimen pasar juga terbebani oleh peningkatan cadangan minyak mentah AS sebanyak 545.000 barel menjadi 430,3 juta barel pada pekan yang berakhir 15 November 2024, melampaui ekspektasi analis.

    Di sisi lain, Tiongkok pada Kamis mengumumkan kebijakan untuk mendorong perdagangan, termasuk mendukung impor produk energi, di tengah kekhawatiran akan ancaman tarif dari presiden AS terpilih Donald Trump.

    Sementara itu, OPEC+ diperkirakan akan kembali menunda peningkatan produksi dalam pertemuan pada 1 Desember 2024 akibat lemahnya permintaan global yang kian membuat harga minyak mentah tertekan.

  • Harga Minyak Dunia Diskon Lagi 2%

    Harga Minyak Dunia Diskon Lagi 2%

    Houston: Harga minyak dunia turun lebih dari dua persen pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), karena investor khawatir tentang melemahnya permintaan Tiongkok dan potensi perlambatan laju pemotongan suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat (AS).
     
    Mengutip data Yahoo Finance, Sabtu, 16 November 2024, harga minyak mentah Brent turun USD1,52, atau 2,09 persen, menjadi USD71,04 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD1,68, atau 2,45 persen, menjadi USD67,02. Selama seminggu, Brent turun sekitar empat persen, sementara WTI turun sekitar lima persen.
     
    Penyulingan minyak Tiongkok pada Oktober memproses 4,6 persen lebih sedikit minyak mentah daripada tahun sebelumnya karena penutupan pabrik dan pengurangan tingkat operasi pada penyulingan independen yang lebih kecil.
     
    Pertumbuhan produksi pabrik negara itu melambat bulan lalu dan kemerosotan permintaan di sektor properti menunjukkan sedikit tanda-tanda akan mereda, menambah kekhawatiran investor terhadap kesehatan ekonomi importir minyak mentah terbesar di dunia.
     
    Harga minyak juga turun minggu ini karena para peramal utama mengindikasikan melambatnya pertumbuhan permintaan global.
     
    IEA memperkirakan pasokan minyak global akan melebihi permintaan lebih dari satu juta barel per hari pada 2025, bahkan jika pemotongan tetap dilakukan oleh OPEC+.
     
    Sementara itu, OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun ini dan 2025, yang menyoroti kelemahan di Tiongkok, India, dan kawasan lain.
     
    Rencana kebijakan Trump untuk tarif impor Tiongkok
     
    Di sisi lain, Presiden terpilih AS Donald Trump telah berjanji untuk mengakhiri status perdagangan negara paling disukai Tiongkok dan mengenakan tarif pada impor Tiongkok melebihi 60 persen, jauh lebih tinggi daripada yang dikenakan selama masa jabatan pertamanya.
     
    Ekonom Goldman Sachs Research telah sedikit menurunkan perkiraan pertumbuhan mereka untuk Tiongkok pada 2025, kata bank tersebut dalam sebuah catatan, menyusul ekspektasi kenaikan tarif yang signifikan di bawah Trump.
     
    Penjualan eceran AS meningkat sedikit lebih banyak daripada yang diharapkan pada Oktober, menunjukkan perekonomian memulai kuartal keempat dengan catatan yang kuat.
     
    Data tersebut menambah perdebatan di antara para pembuat kebijakan Federal Reserve mengenai kecepatan dan tingkat pemotongan suku bunga karena investor semakin menurunkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada pertemuan bank sentral pada Desember.
     
    Suku bunga yang lebih rendah biasanya memacu pertumbuhan ekonomi, membantu permintaan bahan bakar. Namun, Presiden Federal Reserve Bank of Boston Susan Collins tidak mengesampingkan kemungkinan pemotongan suku bunga pada Desember.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Harga Minyak Catat Kerugian Minggu Ini karena Surplus Pasokan

    Harga Minyak Catat Kerugian Minggu Ini karena Surplus Pasokan

    Chicago, Beritasatu.com – Harga minyak mentah dunia pada Jumat (15/11/2204) turun dan membukukan kerugian dalam seminggu akibat kelebihan pasokan dan penguatan dolar.

    Dilansir CNBC International, Harga minyak  West Texas Intermediate (WTI) acuan AS kontrak Desember turun US$ 1,68 atau 2,45% mencapai US$ 67,02 per barel. Sementara sejak awal tahun hingga kini, minyak mentah AS turun dari 6%.

    Adapun harga minyak Brent kontrak Januari mencapai US$ 71,04 per barel atau turun US$ 1,52 atau 2,09%. Sejak awal tahun ini, minyak patokan global turun hampir 8%.

    Sedangkan sepanjang minggu ini, harga minyak mentah AS kehilangan hampir 5% dan harga minyak Brent turun hampir 4%.

    Badan Energi Internasional memproyeksi surplus lebih 1 juta barel per hari pada 2025 karena kuatnya produksi AS. Sementara OPEC merevisi turun perkiraan permintaan untuk bulan keempat berturut-turut karena kebutuhan di Tiongkok melemah.

    Faktor lain yang menekan harga minyak adalah penguatan dolar di pasar menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS. 

  • Butuh Investasi hingga US0 Miliar untuk Hilirisasi, Prabowo Rayu Investor di KTT OPEC Peru

    Butuh Investasi hingga US$600 Miliar untuk Hilirisasi, Prabowo Rayu Investor di KTT OPEC Peru

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan investasi sekitar US$600 miliar untuk program hilirisasi dan mengundang investor asing untuk ikut mengambil bagian. 

    Pernyataan tersebut diungkapkan Prabowo dalam sambutan di acara APEC CEO Summit di Peru, Kamis (14/11/2024) waktu setempat. Perhitungan tersebut muncul usai ia mengatakan soal hilirisasi sumber daya di Tanah Air. 

    “Kami bertekad untuk melakukan industrialisasi dengan melakukan hilirisasi sumber daya kita, mengolah sumber daya kita. Kita memiliki 26 komoditas yang kita bertekad untuk memiliki industri pengolahan. Kita hitung bahwa kita membutuhkan investasi sekitar US$600 miliar,” terang Prabowo. 

    Prabowo kemudian juga menuturkan bahwa sang Tanah AIr terbuka untuk lebih banyak bisnis. Ia menuturkan komitmen untuk melindungi seluruh investasi dan memberikan kondisi ekonomi yang menguntungkan. 

    Tak hanya itu, dikatakan bahwa Indonesia juga terlibat dalam organisasi ekonomi utama dunia, dan bekerja sama untuk menciptakan kesejahteraan bersama. 

    “Saya percaya bahwa kemakmuran hanya dapat dayang dari perdamaian. Perdamaian datang dari pemahaman. Pemahaman datang dari keterlibatan dan negosiasi,” tuturnya. 

    Selain senang dapat hadir di perhelatan tersebut, Prabowo juga mengaku untuk mengajak para hadirin di sana untuk bekerja sama. 

    “Jadi, saya sangat senang menghadiri KTT APEC ini, untuk memperbarui kontak, memperkenalkan diri, memperkenalkan negara saya, dan mengajak kerja sama antara Anda semua,” jelasnya.