Organisasi: NU

  • Apa Itu Hilal, Penentu Awal Bulan dalam Kalender Hijriah? – Page 3

    Apa Itu Hilal, Penentu Awal Bulan dalam Kalender Hijriah? – Page 3

    Di Indonesia, perbedaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal bulan Hijriah terlihat jelas antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini memiliki metode yang berbeda dalam menentukan awal bulan, yang berdampak pada perbedaan tanggal perayaan hari-hari besar Islam, seperti Ramadan dan Idul Fitri.

    NU cenderung lebih menekankan pada rukyat, meskipun juga mempertimbangkan hasil hisab. Sementara itu, Muhammadiyah lebih mengutamakan hisab dalam penentuan awal bulan. Perbedaan ini didasarkan pada pemahaman dan interpretasi masing-masing organisasi terhadap dalil-dalil agama dan kaidah-kaidah astronomi.

    Meskipun perbedaan ini terkadang memicu perdebatan, penting untuk diingat bahwa kedua metode tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan awal bulan Hijriah dengan akurat dan sesuai dengan syariat Islam. Toleransi dan saling pengertian antar umat Islam sangat penting dalam menghadapi perbedaan ini.

    Perbedaan penentuan awal bulan berdasarkan hilal ini juga menunjukkan kompleksitas dalam menggabungkan ilmu pengetahuan modern (astronomi) dengan ajaran agama. Perkembangan teknologi dan ilmu astronomi telah membantu meningkatkan akurasi hisab, namun rukyat tetap memiliki peran penting dalam konteks spiritual dan kultural.

  • Menag: Kemungkinan Besar 1 Ramadan 2025 Jatuh pada 1 Maret 2025

    Menag: Kemungkinan Besar 1 Ramadan 2025 Jatuh pada 1 Maret 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Agama Nasarrudin Umar mengatakan ada kemungkinan besar awal puasa 1 Ramadan 1446 Hijriah akan jatuh pada Sabtu (1/3/2025), sama dengan yang sudah ditetapkan oleh Muhammadiyah. 

    Nasarrudin mengatakan meski belum melangsungkan sidang isbat di Kementerian Agama, dirinya memandang kemungkinan perbedaan awal Ramadan 1446 Hijriah tidak akan terjadi tahun ini. Hal ini berdasarkan analisis temuan hisab yang sementara sudah diterima oleh pihaknya. 

    “Ini mohon doanya supaya kita bisa berpuasa di awal sama (berbarengan) 1 Ramadannya, dan kemungkinan besarnya itu bisa sama karena kita berada pada posisi 2,5 derajat sampai 4 derajat,” kata Nasarrudin saat jumpa pers di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (28/2/2025). 

    Imam besar Masjid Istiqlal ini mengatakan posisi hisab di Aceh menunjukkan angka 4 derajat. Seperti diketahui, ketinggian hilal yang digunakan untuk menentukan awal puasa Ramadan di Indonesia adalah 3 derajat di atas ufuk. Ketinggian hilal 3 derajat tersebut telah disepakati lantaran kekuatan cahaya bulan di bawah 3 derajat masih kalah dengan cahaya mega (syafaq). 

    “Dan insyaallah 1 (Syawal) Idulfitri ini juga diharapkan sama juga, karena pada waktu diperkirakan itu masih minus ya, jadi minus derajatnya,” kata Nasarrudin. 

    Nasarrudin menilai ada kemungkinan muslim dari Nadhatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah akan mulai ibadah puasa Ramadan 2025 secara bersamaan. Begitu juga Idulfitri 1446 Hijriah juga berpotensi dirayakan secara bersamaan. 

    “Sehingga dengan demikian teman-teman dari Muhammadiyah dan NU itu bisa sepakat di sini,” tutur Nasarrudin. 

    Kemenag akan menggelar sidang isbat sore ini untuk menetapkan 1 Ramadan 1446 Hijriah. Sementara Muhammadiyah sudah menetapkan awal puasa jatuh pada 1 Maret 2025.

    Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

    “Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu Pahing, 1 Maret 2025 М, kemudian 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin Pahing 31 Maret 2025 Masehi,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, Rabu (12/2/2025).

  • 9
                    
                        Menag: Kemungkinan Awal Puasa 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama, Idul Fitri Juga
                        Megapolitan

    9 Menag: Kemungkinan Awal Puasa 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama, Idul Fitri Juga Megapolitan

    Menag: Kemungkinan Awal Puasa 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama, Idul Fitri Juga
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag)
    Nasaruddin Umar
    mengungkapkan kemungkinan pelaksanaan puasa awal Ramadhan 1446 Hijriah antara pemerintah dan
    Muhammadiyah
    dapat dilakukan secara bersamaan.
    Hal ini disampaikan Nasaruddin saat memberikan keterangan di Masjid Istiqlal Jakarta pada Jumat (28/2/2025).
    “Ini mohon doanya supaya kita bisa berpuasa di awal sama satu Ramadhan. Kemungkinan besarnya itu bisa sama karena kita berada pada posisi 2,5 derajat sampai 4 derajat,” kata Nasaruddin Umar.
    Lebih lanjut, Nasaruddin berharap bahwa perayaan Idul Fitri juga dapat dilaksanakan secara bersamaan.
    “Karena pada waktu diperkirakan itu masih minus. Jadi minus derajatnya dan saya harap dengan demikian teman-teman dari Muhammadiyah dan NU bisa sepakat di situ,” ujarnya.
    Nasaruddin menekankan bahwa kesepakatan dalam penetapan Ramadhan dan Idul Fitri secara bersamaan akan memberikan dampak positif bagi pelaksanaan ibadah.
    “Insya Allah ini adalah negara paling plural di dunia, yang paling rukun di dunia. Jadi negara penuh berkah dan Ramadhan kali ini menambah keberkahan lagi,” tutupnya.
    Sebagai informasi, BRIN memprediksi tanggal 1 Ramadhan 1446 H akan jatuh pada 2 Maret 2025 berdasarkan metode penentuan hisab dan rukyat.
    Prediksi waktu awal
    puasa Ramadhan
    2025 tersebut berbeda dengan yang telah ditetapkan Muhammadiyah, di mana 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.
    Untuk menentukan
    awal puasa Ramadhan 2025
    , pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan melaksanakan sidang isbat pada 28 Februari 2025.
    Adapun kriteria yang akan digunakan Kemenag adalah kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yakni imkanur rukyat.
    Menurut metode ini, hilal dianggap memenuhi syarat apabila posisinya mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, menyebut bahwa hilal yang memenuhi kriteria MABIMS tersebut diprediksi hanya akan terlihat di Aceh.
    “Awal Ramadhan ini posisi hilal yang memenuhi kriteria itu hanya di wilayah Aceh, di wilayah lain belum memenuhi kriteria,” ucap Thomas, dikutip dari YouTube BRIN Indonesia, Selasa (25/2/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MUI: Ada Potensi Perbedaan Awal Puasa Ramadan 2025, Lebaran Tetap Sama

    MUI: Ada Potensi Perbedaan Awal Puasa Ramadan 2025, Lebaran Tetap Sama

    Bisnis.com, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai adanya kemungkinan perbedaan awal puasa Ramadan 1446H/2025M antara pemerintah dengan Muhammadiyah.

    Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah, Cholil Nafis mengatakan potensi itu muncul lantaran menurut kriteria Mabims (Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) Imnakur Rukyat di Indonesia hanya bisa terpenuhi di Aceh.

    “Sedangkan di Jawa Timur apalagi di daerah timurnya lagi lebih sulit untuk imkan melihat bulan,” tuturnya dalam unggahan X @cholilnafis yang dikutip Jumat (28/2/2025).

    Perlu diketahui, menurut Mabims imnakur rukyat memenuhi syarat jika bulan sabit (hilal) minimal mencapai tinggi 3 derajat dan sudut elongasi (jarak sudut matahari dan bulan) 6,4 derajat. 

    “Pada Akhir Sya’ ban, 28 Februari tinggi hilal di Jakarta sudah 4 derajat, elongasi 6,02 derajat, sedangkan di Jawa Timur tinggi hilal 3 derajat, elongasi 5,9 derajat [elongasinya belum masuk kriteria Mabims],” jelas Cholil.

    Meski demikian, dia turut menyebut penetapan Hari Raya Idulfitri antara pemerintah dengan Muhammadiyah berpotensi sama.

    Cholil melanjutkan, pada akhir Ramadhan nanti saat ijtimak tanggal 29 Maret pukul 10:02 WIB. Tinggi hilal di Jakarta saat Maghrib mencapai 1° 28’ dan elongasi 6,5 derajat.

    “Tinggi kriteria. Tapi sementara ini kesepakatan Mabims  tinggi dan elongasi terpenuhi. Awal Syawal insyaallah tidak ada perbedaan antar ormas,” urainya.

    Sebab itu, dia menerangkan bila hasil pemantauan hilal yang muktabar atau otentik berada di daerah Ach, maka awal puasa Ramadan 1446H jatuh pada esok hari, Sabtu (1/3/2025).

    “Kalau tidak ada hasil rukyah, maka istikmal sya’ban. Pemerintah bisa punya skenario, tetap diisbatkan Sabtu, baik rukyah berhasil atau tidak,” tuturnya.

    Akan tetapi, dia pun menekankan kalender NU dan MU 2025 M menyebutkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu (1/3/2025).

    “Namun, NU selalu disertai keterangan bahwa putusan awal bulan hijriyah menunggu hasil ru’yat. Jika hilal gagal terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan 30 hari, maka 1 mulai puasa pada Minggu (2/3/2025),” pungkasnya.

  • Awal Ramadan 2025 Kemungkinan Berbeda, Lebaran Sama

    Awal Ramadan 2025 Kemungkinan Berbeda, Lebaran Sama

    Jakarta, Beritasatu.com – Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Cholil Nafis memperkirakan awal bulan puasa Ramadan 1446 Hijriah/2025 berpotensi berbeda antara pemerintah dan Muhammadiyah. Namun, hari Idulfitri atau Lebaran kemungkinan besar akan sama. 

    Diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan puasa Ramadan 2025 jatuh pada Sabtu (1/3/2025). Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal Ramadan 1446 Hijriah pada Jumat (28/2/2025). 

    “Mulai puasa tahun 1446 H/2025 potensi berbeda, tetapi lebaran sepakat bersama,” ujar Cholil Nafis dalam cuitannya di akun X @cholilnafis, Jumat (28/2/2024).

    Prediksi ini didasarkan pada aspek imkanur rukyat, yaitu kemungkinan terlihatnya hilal.

    Berdasarkan kriteria Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), imkanur rukyat di Indonesia hanya bisa terpantau di Aceh. Sedangkan di Jawa Timur dan daerah sebelah timur Indonesia, hilal masih sulit terlihat

    “Pada akhir Syakban, 28 Februari 2028, tinggi hilal di Jakarta sudah 4 derajat, elongasi 6,02 derajat. Di Jawa Timur, tinggi hilal hanya 3 derajat, dengan elongasi 5,9 derajat,” jelas Cholil Nafis.

    Data tersebut belum memenuhi kriteria MABIMS, yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Sedangkan di Jawa Timur, tinggi hilal 3 derajat, dan elongasi 5,9. 

    Ia menambahkan, apabila pemantauan hilal berhasil di zona Aceh, maka 1 Ramadan 1446 H kemungkinan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Namun, apabila tidak ada hasil rukyah, maka bulan Syakban akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga puasa jatuh pada Minggu, 2 Maret 2025.

    “Pemerintah bisa punya skenario tetap mengisbatkan 1 Ramadan 2025 pada Sabtu, baik rukyat berhasil atau tidak,” tulis Cholil Nafis.

  • Kapan 1 Ramadhan 2025 versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah?

    Kapan 1 Ramadhan 2025 versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah?

    PIKIRAN RAKYAT – Penetapan awal bulan Ramadhan di Indonesia selalu menjadi perhatian umat Islam. Pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah memiliki metode yang berbeda dalam menentukan awal bulan suci ini.

    Berikut adalah penjelasan mengenai penetapan 1 Ramadhan 2025 versi masing-masing pihak:

    1 Ramadhan 2025 Versi Pemerintah

    Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat pada Jumat, 28 Februari 2025, pukul 17.00 WIB di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta Pusat.

    Sidang isbat menggunakan metode rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit muda) dan hisab (perhitungan astronomi).

    Jika hilal terlihat sesuai kriteria imkanur rukyat, maka 1 Ramadhan ditetapkan pada hari berikutnya.

    Jika hilal tidak terlihat, bulan Syaban disempurnakan menjadi 30 hari (istikmal), dan 1 Ramadhan diperkirakan jatuh pada 2 Maret 2025.

    Berdasarkan kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kemenag RI, 1 Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada 1 maret 2025.

    Dua orang mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan pengamatan hilal di Observatorium Albiruni, Gedung Fakultas Kedokteran Unisba, Kota Bandung, Jumat (7/6/2024). Unisba bekerjasama dengan Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Provinsi Jabar melakukan pengamatan hilal 1 Dzulhijjah 1445 Hijriah dalam rangka penetapan hari raya Idul Adha 1445 Hijryah.*

    1 Ramadhan 2025 Versi NU

    NU cenderung mengikuti hasil sidang isbat pemerintah. NU menggunakan metode rukyatul hilal bil fi’li (pengamatan langsung hilal). Jika hilal tidak terlihat, NU juga mengikuti ketentuan istikmal.

    1 Ramadhan 2025 Versi Muhammadiyah

    Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan ini tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0/E/2025.

    Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal (perhitungan astronomis). Muhammadiyah dalam perhitungan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) menetapkan Ramadhan tahun ini berlangsung selama 29 hari atau hingga 29 Maret 2025.

    Potensi Perbedaan dan Sikap Toleransi

    Perbedaan metode hisab dan rukyat dapat menyebabkan perbedaan penetapan awal Ramadhan. Perbedaan ini adalah hal yang wajar dan sering terjadi di Indonesia.

    Sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan sangat penting untuk menjaga ukhuwah Islamiyah. Tahun lalu pun, awal puasa Ramadhan di Indonesia juga berbeda satu hari.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 3 Link Live Streaming Sidang Isbat untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan 2025

    3 Link Live Streaming Sidang Isbat untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang Ramadan atau Ramadhan 2025, Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal puasa. Sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1446 Hijriah dijadwalkan berlangsung pada hari ini.

    Sidang isbat merupakan forum musyawarah yang melibatkan para ulama, ahli ilmu falak, organisasi masyarakat (ormas) Islam, pakar astronomi, serta instansi terkait.

    Tujuan dari sidang ini adalah untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah berdasarkan metode rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi). Keputusan ini penting bagi umat Islam di Indonesia agar memiliki pedoman yang sama dalam menjalankan ibadah puasa.

    Perkiraan Hilal dan Jadwal Sidang Isbat 2025

    Berdasarkan data hisab awal Ramadhan 1446 H, ijtimak akan terjadi pada Jumat (28/2/2025), pukul 07.44 WIB. Berdasarkan perhitungan astronomi, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia pada hari tersebut diperkirakan sudah berada di atas ufuk, dengan rentang antara 3 derajat 5,91’ hingga 4 derajat 40,96’. Sementara itu, sudut elongasi hilal diperkirakan berada di kisaran 4 derajat 47,03’ hingga 6 derajat 24,14’.

    Rangkaian Agenda Sidang Isbat

    Narasumber:

    Cecep Nurwendaya (Tim Hisab Rukyat Kemenag).Abdurrahman Dahlan (MUI).Ahmad Izzuddin (Pengurus Besar NU).Sriyatin Shodiq (Muhammadiyah).Hasan Natsir (PP Persis).

    Lokasi: Auditorium Haji Mohammad Rasjidi Kantor Kemenag, Thamrin, Jakarta Pusat.

    Sidang isbat akan dilaksanakan dalam tiga tahap utama, seperti berikut ini.

    – Seminar posisi hilal (pukul 16.30 WIB)

    Pada sesi ini, para ahli astronomi akan memaparkan data mengenai posisi hilal di berbagai wilayah Indonesia sebagai bahan pertimbangan dalam sidang.

    – Sidang isbat tertutup (pukul 18.30 WIB)

    Pada tahap ini, Kementerian Agama bersama para ulama, ahli falak, dan pihak terkait akan melakukan musyawarah untuk menentukan awal Ramadhan.

    – Konferensi pers penetapan 1 Ramadhan 1446 H (pukul 19.05 WIB)

    Menteri Agama Nasaruddin Umar akan mengumumkan hasil sidang isbat kepada masyarakat melalui siaran langsung di berbagai media. Masyarakat diimbau untuk menyaksikan pengumuman resmi dari pemerintah agar mendapatkan informasi yang valid mengenai awal Ramadhan 2025.

    Link Live Streaming Sidang Isbat

    Untuk melihat secara langsung sidang isbat dapat dilakukan melalui live streaming pada link berikut ini.

  • Kapan Awal 1 Ramadhan 1446 H? Ini Ketentuan Hilal Muhammadiyah dan NU

    Kapan Awal 1 Ramadhan 1446 H? Ini Ketentuan Hilal Muhammadiyah dan NU

    JABAR EKSPRES –Menjelang Ramadhan 1446 H, umat Islam di Indonesia tengah menantikan kepastian mengenai kapan awal 1 Ramadhan dimulai.

    Perbedaan metode dalam menentukan awal bulan Hijriah antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi topik yang menarik untuk dibahas.

    Artikel ini akan membahas informasi terkini mengenai penetapan awal Ramadhan 1446 H, baik berdasarkan kriteria hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah maupun NU, serta penentuan awal puasa yang berpotensi berbeda, sebagaimana mengutip dari NU Online.

    Menjelang Ramadhan 1446 H, hasil pengamatan hilal menunjukkan ketinggian yang bervariasi di berbagai wilayah Indonesia.

    Sebagian besar wilayah Indonesia berada di bawah kriteria imkanur rukyah, yaitu kriteria yang digunakan oleh NU dalam menetapkan awal bulan Hijriah.

    Namun, ada satu wilayah yang memenuhi kriteria tersebut, yaitu Aceh, di mana ketinggian hilal sudah melebihi 3 derajat dengan elongasi lebih dari 6,4 derajat.

    BACA JUGA: Link Tukar Uang Baru di Kas Keliling BI, Lengkap dengan Jadwal dan Cara Daftarnya

    BACA JUGA: iPhone 16 Resmi Bakal Rilis di Indonesia, Segini Harga di Tanah Air!

    Oleh karena itu, NU akan memusatkan perhatian pada rukyatul hilal yang dilakukan di wilayah Aceh, karena hanya di daerah inilah hilal dapat dilihat dan diterima berdasarkan kesaksian.

    “Hanya di Aceh yang memenuhi kriteria imkanur rukyah. Wilayah lainnya masih belum mencapai ketinggian hilal yang memadai,” jelas Prof KH Ahmad Izzuddin, Guru Besar Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang, sebagaimana mengutip dari NU Online.

    Proses Penentuan Awal Ramadhan 1446 H

    Pemerintah dan NU akan menunggu hasil rukyatul hilal yang akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Februari 2025, sebagai dasar untuk menetapkan awal Ramadhan 1446 H.

    Hasil pengamatan hilal ini akan diumumkan pada sekitar pukul 19.00 WIB dan dapat diumumkan lebih lanjut setelah sidang isbat yang melibatkan berbagai pihak.

    Jika hilal berhasil terlihat di wilayah Aceh, maka awal Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

    Namun, jika hilal tidak dapat teramati di Aceh, maka NU akan menggunakan metode istikmal, yaitu menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi 30 hari, yang berarti awal Ramadhan akan dimundurkan satu hari, yakni pada Ahad, 2 Maret 2025.

  • Apa Itu Sidang Isbat yang Digelar Hari Ini oleh Kemenag?

    Apa Itu Sidang Isbat yang Digelar Hari Ini oleh Kemenag?

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat hari ini. Sidang tersebut diselenggarakan untuk menentukan awal Ramadan atau Ramadhan 1446 Hijriah.

    Keputusan yang diambil dalam sidang isbat memiliki peran krusial, karena menjadi pedoman dalam menentukan waktu mulai berpuasa serta pelaksanaan ibadah lainnya selama bulan suci.

    Sidang isbat juga menjadi salah satu momen utama dalam kalender keagamaan nasional, mengingat hasilnya akan menjadi rujukan bagi umat Islam di seluruh negeri.

    Sejarah Dimulainya Sidang Isbat

    Kata “isbat” berasal dari bahasa Arab yang berarti menetapkan atau mengukuhkan. Di Indonesia, sidang isbat telah diselenggarakan sejak 1950-an sebagai langkah pemerintah dalam menentukan awal bulan-bulan penting dalam kalender Hijriah, seperti Ramadhan, Syawal (Idulfitri), dan Zulhijjah (Iduladha).

    Penetapan ini melibatkan para ulama, ahli astronomi, serta pakar ilmu falak yang bersama-sama menentukan awal bulan berdasarkan metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan hilal).  

    Dalam sidang tersebut, data mengenai posisi hilal yang diperoleh dari berbagai titik pemantauan di seluruh Indonesia dianalisis secara mendetail. Proses ini mencakup pemaparan hasil perhitungan astronomi, verifikasi dari pengamatan langsung, serta diskusi untuk mencapai kesepakatan bersama. Keputusan akhir yang diambil dalam sidang ini kemudian diumumkan oleh menteri agama dan menjadi pedoman resmi bagi masyarakat luas.

    Penentuan Sidang Isbat

    Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) di Ditjen Bimas Islam Kemenag Arsad Hidayat menjelaskan, berdasarkan penghitungan astronomi, ijtimak awal Ramadhan 1446 H terjadi pada Jumat (28/2/2025), sekitar pukul 07.44 WIB.

    Pada hari tersebut, posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 3 derajat 5,91’ hingga 4 derajat 40,96’, serta sudut elongasi berkisar antara 4 derajat 47,03’ hingga 6 derajat 24,14’.  

    Menurut Arsad, secara astronomi, ada kemungkinan besar hilal dapat terlihat, tetapi keputusan resmi tetap menunggu hasil Sidang Isbat yang akan diumumkan oleh menteri agama. Untuk memastikan keakuratan perhitungan ini, Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah guna melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal di sejumlah titik di seluruh Indonesia. Hasil dari metode hisab dan rukyat tersebut nantinya akan dibahas dan diputuskan dalam Sidang Isbat yang dipimpin oleh menteri agama.

    Perdebatan Sidang Isbat

    Meskipun sidang isbat menjadi mekanisme resmi dalam penetapan awal Ramadhan, terkadang masih terdapat perbedaan pandangan di antara organisasi keagamaan. Misalnya, Muhammadiyah menggunakan metode Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), yang dapat menghasilkan tanggal awal Ramadhan berbeda dari keputusan pemerintah. Sementara itu, Kemenag dan sebagian besar organisasi lain, seperti Nahdlatul Ulama (NU), tetap berpegang pada hasil Sidang Isbat sebagai pedoman resmi yang ditetapkan negara.  

    Para ahli menilai perbedaan ini tidak mengganggu pelaksanaan ibadah, karena setiap kelompok memiliki dasar dan metode perhitungan masing-masing. Meski demikian, sidang isbat tetap memainkan peran penting dalam menyatukan pandangan serta memberikan kepastian bagi mayoritas umat Islam di Indonesia.

    Keutamaan Sidang Isbat

    Hasil sidang isbat diharapkan memberikan kepastian bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah Ramadhan, termasuk perencanaan kegiatan keagamaan, jadwal imsakiyah, dan perayaan lebaran. Dengan melibatkan berbagai pihak, sidang ini juga memperkuat persaudaraan, toleransi, dan kepercayaan terhadap proses penetapan yang transparan.  

    Selain menetapkan awal Ramadhan, sidang isbat menjadi simbol sinergi antara negara, ulama, dan masyarakat dalam menjalankan nilai-nilai keislaman. Keputusan yang diambil melalui musyawarah diharapkan membawa keberkahan serta menyatukan umat Islam dalam semangat kebersamaan.

  • 35 Ucapan Maaf Sambut Ramadhan 2025 untuk Bos dan Rekan Kerja, Bisa Formal atau Ramah

    35 Ucapan Maaf Sambut Ramadhan 2025 untuk Bos dan Rekan Kerja, Bisa Formal atau Ramah

    PIKIRAN RAKYAT – Tersedia 35 ucapan maaf menyambut Ramadhan 2025 untuk bos dan kerja. Contoh caption, quotes, kata-kata mutiara berikut ada yang formal, ada pula yang ramah. Pilih yang paling tepat untuk dikirim kepada atasan kita.

    Momen Ramadhan akan segera tiba, jangan sungkan meminta maaf kepada keluarga, kerabat, sahabat, pasangan, juga kepada sesama pekerja di tempat kerja. Deretan ucapan ini bisa dijadikan acuan, Sobat PR boleh memakainya secara gratis, bisa pula memodifikasinya sesuai kebutuhan.

    35 ucapan maaf sambut Ramadhan 2025 Ucapan formal dan profesional “Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan oleh penyesuaian jadwal saya selama Ramadan.” “Mohon maaf atas kelalaian yang tidak disengaja dari pihak saya. Saya berusaha untuk tetap fokus selama bulan suci ini.” “Mohon maaf dengan tulus jika kinerja saya terpengaruh dengan cara apa pun. Saya berkomitmen untuk memberikan yang terbaik.” “Mohon maaf atas segala kelalaian dalam komunikasi. Saya berupaya untuk memastikan tanggapan yang tepat waktu.” “Mohon maaf atas segala kesalahan. Saya mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya di masa mendatang.” “Mohon maaf atas segala keterlambatan dalam pengiriman. Saya mengatur waktu saya untuk memenuhi semua tenggat waktu.” “Mohon maaf atas gangguan yang tidak disengaja pada alur kerja.” “Mohon maaf atas segala miskomunikasi yang mungkin terjadi.” “Mohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan meyakinkan Anda tentang komitmen saya untuk melakukan perbaikan.” “Mohon maaf atas setiap momen di mana konsentrasi saya mungkin goyah.” “Mohon maaf resmi atas segala kekurangan saya.” “Saya minta maaf atas segala kesalahan profesional yang terjadi selama bulan suci ini.” “Saya minta maaf atas segala tindakan yang mungkin menimbulkan kekhawatiran.” “Saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya atas segala tindakan yang tidak diinginkan.” “Saya minta maaf atas segala kesalahan dalam pekerjaan saya, dan akan segera memperbaikinya.”

    Puasa 2025 Jatuh pada Tanggal Berapa? Ini Jadwal Sidang Isbat Kemenag dan NU

    34 Twibbon Ramadhan 2025 GRATIS, Desain Menarik, Indah, Warna Cerah

    Ucapan ramah, hangat, dan penuh empati “Saya minta maaf jika saya tampak sedikit tidak enak hari ini. Ramadan memang penuh tantangan, tetapi saya berusaha sebaik mungkin.” “Mohon maaf jika saya sedikit pemarah. Saya menghargai pengertian Anda selama Ramadan.” “Saya minta maaf jika saya kurang tanggap dari biasanya. Saya mencoba menyeimbangkan pekerjaan dan doa.” “Saya minta maaf atas segala kesalahan yang telah saya buat. Saya berusaha untuk tetap fokus selama masa ini.” “Saya minta maaf jika tingkat energi saya lebih rendah dari biasanya.” “Mohon maaf jika saya kurang dari yang terbaik, saya sedang berusaha.” “Saya minta maaf jika tindakan saya membuat Anda tertekan.” “Saya minta maaf jika ada kata-kata saya yang menyinggung Anda.” “Maafkan saya jika saya terlalu pendiam, atau terlalu berisik.” “Saya minta maaf jika ada saat-saat yang mengganggu, saya mencoba untuk fokus.” “Saya minta maaf jika puasa saya telah memengaruhi hubungan kerja kita dengan cara yang negatif.” “Maafkan saya untuk kesalahan yang tidak disengaja.” “Saya minta maaf untuk saat-saat frustrasi yang mungkin telah saya ungkapkan.” “Saya minta maaf jika saya tampak menjauh.” “Maafkan saya jika saya tidak menjadi diri saya yang biasa.” “Saya minta maaf untuk saat-saat kebingungan yang mungkin telah saya sebabkan.” “Saya minta maaf jika saya tampak lelah atau terganggu.” “Maafkan saya untuk setiap kesalahpahaman.” “Saya minta maaf untuk saat-saat di mana saya tidak sepenuhnya hadir.” “Saya minta maaf jika saya tidak dapat membantu sebanyak biasanya.” 

    Demikian daftar 35 ucapan maaf menyambut Ramadhan 2025 ini bisa dikirimkan kepada bos atau rekan kerja. Sobat PR boleh memodifikasinya sesuai kebutuhan dan keinginan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News