Organisasi: NU

  • Hukum Menafkahi Anak Tiri dalam Islam, Begini Penjelasannya

    Hukum Menafkahi Anak Tiri dalam Islam, Begini Penjelasannya

    Jakarta: Dalam kehidupan rumah tangga, tak jarang seorang pria menikahi perempuan yang telah memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Situasi ini menimbulkan berbagai pertanyaan, salah satunya mengenai kewajiban nafkah terhadap anak tiri. 

    Fenomena ini semakin relevan di tengah meningkatnya angka pernikahan kedua atau pernikahan dengan pasangan yang telah memiliki anak. Secara sosial, ayah tiri kerap mengambil peran penting dalam pengasuhan dan pemenuhan kebutuhan anak tiri. 

    Lalu bagaimana hukum menafkahi anak tiri dalam Islam? Melansir dari NU Online, ditegaskan bahwa yang berkewajiban memberi nafkah kepada anak adalah ayah kandungnya sebagaimana firman Allah SWT:

    Artinya: “Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut.” (Al-Baqarah [2]:233)

    Artinya: “Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)-mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka.” (Ath-Thalaq [65]:6) 

    Para ulama menjadikan ayat ini sebagai dalil atas kewajiban seorang ayah dalam menafkahi anak. Hal ini karena ayat tersebut menjelaskan kewajibannya memberikan upah menyusui anak. Dengan demikian ayat tersebut menunjukkan kewajiban ayah untuk memenuhi segala kebutuhan anaknya. (Lihat karya Syamsuddin Muhammad bin Ahmad al-Khatib as-Syarbini, al-Iqna’ fi Halli Alfadzi Abi Syuja’, [Beirut, Darul Fikr: tt], juz II, halaman 480). 

    Lalu, ketika ayah kandungnya tidak ada, maka menurut aturan fiqih yang berkewajiban menafkahi adalah kakeknya. 

    Artinya: “Wajib bagi ayah (dan kakek ke atas) menanggung nafkah anaknya, meskipun pada tingkatan bawah (cucu, cicit, dan seterusnya). Ayah wajib menanggung segala jenis nafkah anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka tidak memiliki ayah, maka kewajiban menafkahi berpindah kepada kakek (ayah dari ayah) yang terdekat, kemudian kepada yang setelahnya.” (Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha dan Ali As-Syarbini, Al-Fiqh al-Manhaji [Damaskus, Darul Qalam, cetakan ketiga: 1992] juz IV, halaman 170). 

    Dengan demikian secara fiqih yang berkewajiban menafkahi anak adalah ayah kandungnya kemudian kakeknya jika ayahnya telah tiada. Dari sini dapat dipahami bahwa kewajiban menafkahi anak tiri bukan merupakan tanggung jawab ayah tiri melainkan tetap kewajiban ayah kandungnya.  

    Menurut hukum positif yang berlaku di Indonesia dalam Pasal 41 UU Perkawinan sebagai salah satu akibat dari terjadinya perceraian diatur sebagai berikut: Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu; bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut. 

    Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri. Namun demikian, jika ayah tiri dengan suka rela memberikan nafkah kepada anak tirinya meskipun bukan kewajibannya maka hal ini dinilai sebagai perbuatan mulia yang bernilai pahala.

    Jakarta: Dalam kehidupan rumah tangga, tak jarang seorang pria menikahi perempuan yang telah memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Situasi ini menimbulkan berbagai pertanyaan, salah satunya mengenai kewajiban nafkah terhadap anak tiri. 
     
    Fenomena ini semakin relevan di tengah meningkatnya angka pernikahan kedua atau pernikahan dengan pasangan yang telah memiliki anak. Secara sosial, ayah tiri kerap mengambil peran penting dalam pengasuhan dan pemenuhan kebutuhan anak tiri. 
     
    Lalu bagaimana hukum menafkahi anak tiri dalam Islam? Melansir dari NU Online, ditegaskan bahwa yang berkewajiban memberi nafkah kepada anak adalah ayah kandungnya sebagaimana firman Allah SWT:

     
    Artinya: “Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut.” (Al-Baqarah [2]:233)
     

     
    Artinya: “Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)-mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka.” (Ath-Thalaq [65]:6) 
     
    Para ulama menjadikan ayat ini sebagai dalil atas kewajiban seorang ayah dalam menafkahi anak. Hal ini karena ayat tersebut menjelaskan kewajibannya memberikan upah menyusui anak. Dengan demikian ayat tersebut menunjukkan kewajiban ayah untuk memenuhi segala kebutuhan anaknya. (Lihat karya Syamsuddin Muhammad bin Ahmad al-Khatib as-Syarbini, al-Iqna’ fi Halli Alfadzi Abi Syuja’, [Beirut, Darul Fikr: tt], juz II, halaman 480). 
     
    Lalu, ketika ayah kandungnya tidak ada, maka menurut aturan fiqih yang berkewajiban menafkahi adalah kakeknya. 
     

     
    Artinya: “Wajib bagi ayah (dan kakek ke atas) menanggung nafkah anaknya, meskipun pada tingkatan bawah (cucu, cicit, dan seterusnya). Ayah wajib menanggung segala jenis nafkah anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka tidak memiliki ayah, maka kewajiban menafkahi berpindah kepada kakek (ayah dari ayah) yang terdekat, kemudian kepada yang setelahnya.” (Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha dan Ali As-Syarbini, Al-Fiqh al-Manhaji [Damaskus, Darul Qalam, cetakan ketiga: 1992] juz IV, halaman 170). 
     
    Dengan demikian secara fiqih yang berkewajiban menafkahi anak adalah ayah kandungnya kemudian kakeknya jika ayahnya telah tiada. Dari sini dapat dipahami bahwa kewajiban menafkahi anak tiri bukan merupakan tanggung jawab ayah tiri melainkan tetap kewajiban ayah kandungnya.  
     
    Menurut hukum positif yang berlaku di Indonesia dalam Pasal 41 UU Perkawinan sebagai salah satu akibat dari terjadinya perceraian diatur sebagai berikut: Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu; bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut. 
     
    Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri. Namun demikian, jika ayah tiri dengan suka rela memberikan nafkah kepada anak tirinya meskipun bukan kewajibannya maka hal ini dinilai sebagai perbuatan mulia yang bernilai pahala.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Kala Kamus Sejarah Indonesia Tanpa Jejak Hasyim Asyari

    Kala Kamus Sejarah Indonesia Tanpa Jejak Hasyim Asyari

    JAKARTA – Kemunculan Kamus Sejarah Indonesia buatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bawa kehebohan. Kamus itu dianggap tak membuat nama tokoh besar Kiai Haji Hasyim Asyari. Ketiadaan nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) membuat Kemendikbud dikecam banyak pihak.

    Kecaman paling keras muncul dari politisi Partai Gerindra, Fadli Zon. Ia berang bukan main dengan Kemendikbud. Ia menganggap Kamus Sejarah Indonesia aneh. Nama tokoh besar NU tak ada, sedang tokoh komunis bejibun.

    Hasyim Asy’ari adalah tokoh besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Jejaknya mencerdaskan anak bangsa tak bisa dianggap remeh. Ia jadi sosok yang membawa pendidikan Islam modern ke Nusantara. Ia menegaskan bawa kombinasi agama dan pendidikan barat jadi alat melawan kebodohan dan penjajahan.

    Ia pun mendirikan NU. Ormas itu jadi gerbong utamanya mengakomodasi kepentingan-kepentingan lembaga pendidikan seperti pesantren di Jawa di era pemerintahan Hindia Belanda. Ia ikut pula menjadi pendidik.

    Ia juga memberikan restu NU melawan penjajah. Ingatan akan perjuangannya begitu melekat. Apalagi, NU terus menjelma jadi organisasi Islam besar di Indonesia. Jejak itu juga hadir pula dengan munculnya tokoh-tokoh NU dalam peta politik nasional.

    Masalah muncul. Kemendikbud di bawah kuasa Nadiem Makarim bak melupakan jejak perjuangan Hasyim Asyari. Narasi itu dibuktikan dengan ketiadaan nama Hasyim Asyari dalam Kamus Sejarah Indonesia keluaran tahun 2021.

    Ketiadaan nama Hasyim memancing protes. Semuanya karena nama tokoh lain dari tokoh Belanda hingga Komunisme muncul. Mereka yang protes meminta Nadiem minta maaf. Ada juga yang meminta untuk menarik Kamus Sejarah Indonesia jilid I dan II dari peredaran.

    Penarikan itu dilakukan supaya Kemendikbud bisa berbenah dan merevisinya. Langkah itu dianggap opsi paling tepat karena gelombang protes lebih besar bisa muncul belakangan.

    Pendiri NU, Hasyim Asyari. (Wikimedia Commons)

    “Setelah membaca dan mendengar pandangan dari banyak kalangan kami meminta Kemendikbud untuk menarik sementara Kamus Sejarah Indonesia baik Jilid I dan Jilid II dari peredaran. Kami berharap ada perbaikan konten atau revisi sebelum kembali diterbitkan dan digunakan sebagai salah satu bahan ajar mata pelajaran sejarah.”

    “Anehnya di sampul Kamus Sejarah Jilid I ini ada gambar KH Hasyim Asyari, tapi dalam kontennya tidak dimasukkan sejarah dan kiprah perjuangan beliau. Lebih aneh lagi ada nama-nama tokoh lain yang masuk kamus ini, termasuk nama Gubernur Belanda HJ Van Mook dan tokoh militer Jepang Harada Kumaichi, yang dipandang berkontribusi dalam proses pembentukan negara Indonesia,” ungkap elite Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaiful Huda sebagaimana dikutip laman detik.com, 20 April 2021.

    Protes Fadli Zon

    Kecaman terhadap Nadiem Makarim terus berdatangan. Kemendikbud dianggap sengaja menghilangkan jejak perjuangan Hasyim Asyari. Kecaman paling keras muncul dari anggota DPR RI dari fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon.

    Fadli menganggap Kemendikbud seraya ingin membelokkan sejarah. Ia sendiri tak habis pikir tokoh besar sekaliber Hasyim Asyari tak masuk Kamus Sejarah Indonesia. Ia juga heran bukan main kala tokoh komunisme dan radikal masuk daftar.

    Ia pun punya keinginan sama supaya buku karya Kemendikbud segera direvisi. Ia juga meminta supaya Kemendikbud melakukan investigasi kenapa nama Hasyim Asyari bisa hilang.

    Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon dikonfirmasi wartawan usai kunjungan kerja memimpin Komisi I DPR RI ke Kantor LPP RRI Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (24/8/2023). (ANTARA/Nur Imansyah).

    “Harus segera dibuat investigasi kenapa tokoh penting KH Hasyim Asyari pencetus Resolusi Jihad bisa hilang, sementara yang komunis bisa ada. Ini masalah serius. Ada yang hendak membelokkan sejarah,” ungkap Fadli Zon dalam akun Twitter/X @Fadlizon, 20 April 2021.

    Protes dari Fadli dan lainnya mendapatkan hasil. Nadiem mencoba meminta maaf kepada NU dan seluruh rakyat Indonesia. Ia menganggap penyusunan Kamus Sejarah Indonesia bukan pada eranya menjabat Kemendikud karena dilakukan pada 2017.

    Nadiem lalu meminta jajarannya untuk merevisi dan menyempurnakan Kamus Sejarah Indonesia. Ia juga memastikan nama dari Hasyim Asyari hadir. Ia menegaskan respons yang dilakukannya sebagai bentuk dari menjawab kritik yang diarahkan kepada Kemendikbud.

  • Ponpes di Pasuruan Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg – Page 3

    Ponpes di Pasuruan Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Forum Satu Muharram 1447 Hijriah Pondok Pesantren Besuk, Kabupaten Pasuruan, mengeluarkan fatwa tegas terkait fenomena penggunaan sound horeg. Forum bahtsul masa’il ini digelar bertepatan tahun baru Islam, pada Kamis-Jumat (26-27/6/2025).

    Melalui forum tersebut Pondok Besuk menyatakan penggunaan sound horeg haram hukumnya, terlepas dari apakah menimbulkan gangguan atau tidak, baik ada aturan dari pemerintah atau tidak.

    Pengasuh Pondok Pesantren Besuk KH Muhibbul Aman Aly menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan semata-mata karena bisingnya suara, melainkan karena konteks dan dampak sosial yang melekat pada praktik sound horeg itu sendiri.

    “Kami putuskan perumusan dengan tidak hanya mempertimbangkan aspek dampak suara, tapi juga mempertimbangkan mulazimnya (ketetapannya) disebut dengan sound horeg bukan sound system,” jelas Kiai Muhib seperti dilansir nu.or.id.

    “Kalau begitu, maka hukumnya lepas dari tafsir itu sudah, di manapun tempatnya dilaksanakan, mengganggu atau tidak mengganggu, maka hukumnya sound horeg adalah haram,” lanjutnya.

     

  • Kasus Dana Hibah, Gerindra Jatim Tuding Ada Pihak Sudutkan Khofifah

    Kasus Dana Hibah, Gerindra Jatim Tuding Ada Pihak Sudutkan Khofifah

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Ketua DPD Gerindra Jawa Timur (Jatim) Zulfahmy Wahab mengatakan sejumlah pihak memanfaatkan kasus dugaan korupsi dana hibah Jatim untuk menyudutkan Gubernur Khofifah Indar Parawansa. 

    Menurut Zulfhahmy, kasus yang sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, bukan saja persoalan hukum, tetapi sudah dipolitisasi untuk menyerang Khofifah.

    “Saat ini kasus korupsi dana hibah Jatim yang ditangani KPK sudah mulai bias. Isu ini sudah tercium aroma tidak sedap yang dijadikan pihak tertentu sebagai alat pemukul untuk menyerang karakter Khofifah,” ujar Zulfahmy kepada wartawan, Jumat (4/7/2023).

    Menurut Zulfahmy, informasi pemanggilan Khofifah oleh KPK ternyata dimanfaatkan sebagai sarana penggiringan opini yang tendensius serta fitnah terhadap Khofifah. Padahal, kata dia, pemanggilan Khofifah tersebut merupakan prosedur biasa dalam penanganan kasus korupsi, terutama kapasitas Khofifah sebagai pejabat eksekutif Pemprov Jatim.

    “Penggiringan opini yang terjadi dari pemberitaan dan media sosial tampak jelas menyerang dan menyudutkan Ibu Khofifah. Padahal, dia hanya dimintai keterangan dalam kapasitasnya sebagai pejabat eksekutif Pemprov Jawa Timur. Ini adalah hal biasa yang prosedural dalam proses pencarian informasi di KPK,” jelas Zulfhahmy.

    Dia menduga, ada upaya pembunuhan karakter terhadap Khofifah. Pasalnya, Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat Nahdlatul Ulama itu telah menorehkan banyak capaian prestasi selama memimpin Provinsi Jatim. Bahkan termasuk tokoh besar yang berada dalam jajaran tokoh populer di tingkat nasional. 

    “Ini tentu tidak adil karena Ibu Khofifah tokoh yang dinilai berprestasi dan berpotensi di pentas Nasional, kemudian pihak-pihak tertentu berusaha membuat beliau layu sebelum berkembang. Ini sikap yang tidak bijak. Soal-soal politik harus dipisahkan dari hukum yang berproses di KPK,” kata dia.

    Padahal, kata Zulfhahmy, sejumlah tokoh besar sempat disebut KPK dalam kasus dugaan korupsi dana hibah Jatim ini, seperti La Nyalla Mataliti dan Mantan Menteri Desa Abdul Halim Iskandar. Hanya saja, kata dia, yang paling populer saat ini adalah Khofifah sehingga serang ke personalnya lebih dahsyat.

    Hanya saja, Zulfhahmy yakin KPK bertindak objektif dalam menangani setiap perkara, termasuk kasus korupsi dana hibah Jatim.

    “Saya yakin, KPK tidak bisa diseret-seret dalam pusaran politik. KPK akan objektif dalam penangangan perkara korupsi. Saya juga sama yakinnya dengan integritas beliau dan Ibu Khofifah tidak akan tumbang meskipun dipukul sana-sini. Sebagai tokoh besar NU, Ibu Khofifah pasti tangguh melewati ini,” pungkas dia.

  • Zulfahmy Wahab Soroti Kasus Korupsi Dana Hibah: Ada Penggiringan Opini Sudutkan Khofifah – Page 3

    Zulfahmy Wahab Soroti Kasus Korupsi Dana Hibah: Ada Penggiringan Opini Sudutkan Khofifah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Zulfahmy Wahab, menilai kasus korupsi dana hibah jatim yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini tidak hanya persoalan hukum. Namun, kasus tersebut sudah mulai digunakan pihak tertentu menjadi alat pemukul terhadap Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

    “Saat ini kasus korupsi dana hibah Jatim yang ditangani KPK sudah mulai bias, isu ini sudah tercium aroma tidak sedap yang dijadikan pihak tertentu sebagai alat pemukul untuk menyerang karakter Khofifah,” kata Zulfahmy kepada awak media di Jakarta, Kamis (3/7/2023).

    Zulfahmy mengatakan, kabar pemanggilan KPK terhadap Gubernur Jawa Timur itu, sudah dipakai sebagai sarana penggiringan opini yang tendensius serta fitnah menghakimi Gubernur Jatim tersebut.

    “Penggiringan opini yang terjadi dari pemberitaaan dan media sosial tampak jelas menyerang dan menyudutkan Ibu Khofifah. Padahal, dia hanya dimintai keterangan dalam kapasitasnya sebagai pejabat eksekutif Pemprov Jawa Timur. Ini adalah hal biasa yang prosedural dalam proses pencarian informasi di KPK,” jelas bang Zul, begitu pemuda ini akrab disapa.

    Menjadikan Khofifah sebagai obyek pembunuhan karakter tentu dianggap menarik bagi pihak tertentu itu. Ini lantaran Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat Nahdlatul Ulama itu dinilai telah menorehkan banyak capaian prestasi selama memimpin Provinsi Jatim. Bahkan termasuk tokoh besar yang berada dalam jajaran tokoh populer di tingkat nasional.

    “Ini tentu tidak adil, karena Ibu Khofifah tokoh yang dinilai berprestasi dan berpotensi di pentas Nasional, kemudian pihak-pihak tertentu berusaha membuat beliau layu sebelum berkembang. Ini sikap yang tidak bijak. Soal-soal politik harus dipisahkan dari hukum yang berproses di KPK,” tambahnya lagi.

    Meski banyak yang menyerang dan menyudutkan Khofifah, ia yakin KPK bertindak obyektif dalam menangani setiap perkara, termasuk kasus korupsi dana hibah Jatim.

    “Saya yakin, KPK tidak bisa diseret-seret dalam pusaran politik. KPK akan obyektif dalam penangangan perkara korupsi. Saya juga sama yakinnya dengan integritas beliau dan Ibu Khofifah tidak akan tumbang meskipun dipukul sana-sini. Sebagai tokoh besar NU, Ibu Khofifah pasti tangguh melewati ini,” pungkasnya.

     

  • Salat Tahajud yang Benar Jam Berapa? Ini Tata Cara dan Niatnya

    Salat Tahajud yang Benar Jam Berapa? Ini Tata Cara dan Niatnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Dalam Islam, salat tahajud termasuk salat sunah muakad atau sunah yang sangat dianjurkan. Kata tahajud berarti bangun atau meninggalkan tidur. Menurut fikih, salat tahajud adalah salat sunah malam yang dikerjakan setelah tidur dan menjadi salah satu amalan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

    Sebelum melakukan salat tahajud, ketahui niat, tata cara, dan waktu pelaksanaannya agar ibadah ini memberikan ganjaran yang berlipat ganda di sisi Allah Swt.

    Berikut ini penjelasan lengkap mengenai waktu pelaksanaan beserta tata cara melakukan salat tahajud.

    Waktu Pelaksanaan Salat Tahajud

    Salat tahajud dilaksanakan pada malam hari setelah bangun tidur. Jumlah rakaatnya tidak dibatasi, tetapi setiap dua rakaat ditutup dengan salam. Mengutip “Buku Kajian Fikih dalam Bingkai Aswaja” oleh Ahmad Hawassy, terdapat tiga pembagian waktu salat tahajud menurut para ulama, yaitu:

    Sangat utama: sepertiga malam pertama (bada Isya hingga pukul 22.00).Lebih utama: sepertiga malam kedua (pukul 22.00 hingga 01.00).Paling utama: sepertiga malam terakhir (pukul 01.00 hingga sebelum Subuh).
    Tata Cara, Niat, dan Doa Salat Tahajud

    Salat tahajud dilaksanakan sebagaimana salat sunah lainnya, yaitu dua rakaat diakhiri dengan salam. Berikut ini lafal niat salat tahajud.

    Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ. Artinya: “Aku sengaja salat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala”.

    Niat ini diucapkan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Selanjutnya salat dilaksanakan seperti biasa hingga salam setelah dua rakaat.

    Setelah selesai seluruh rangkaian salat tahajud, disunahkan membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim berikut ini.

    اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ قَيُّومُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ إِلَهِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

    “Allāhumma lakal-ḥamdu, anta nūrus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna, walakal-ḥamdu, anta qayyūmus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna, walakal-ḥamdu, anta rabbus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna, walakal-ḥamdu, laka mulkus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinna.

    Antal-ḥaqq, wa wa‘dukal-ḥaqq, wa liqā’uka ḥaqq, wa qawluka ḥaqq, wal-jannatu ḥaqq, wan-nāru ḥaqq, wan-nabiyyūna ḥaqq, wa Muḥammadun ḥaqq, was-sā‘atu ḥaqq. Allāhumma laka aslamtu, wabika āmantu, wa ‘alayka tawakkaltu, wa ilayka anabtu, wabika khāṣamtu, wa ilayka ḥākamtu. Faghfir lī mā qaddamtu wa mā akhkhartu, wa mā asrartu wa mā a‘lantu. Anta ilāhī, lā ilāha illā anta”.

    Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkau adalah cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Pemelihara langit dan bumi beserta siapa pun yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkau memiliki kerajaan langit dan bumi serta siapa saja yang ada di dalamnya.

    Engkau adalah Yang Maha Benar, janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad itu benar, dan hari kiamat itu benar. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali. Dengan-Mu aku berdebat, dan kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah aku atas dosa-dosaku yang telah lalu maupun yang akan datang, yang aku sembunyikan maupun yang aku tampakkan. Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau”.

    Surah yang Dibaca Saat Salat Tahajud

    Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), tidak ada ketentuan khusus mengenai surah yang dibaca saat salat tahajud. Namun, menurut Al-Habib Abdullah Al-Haddad, dianjurkan membaca Al-Qur’an secara berurutan dari awal hingga khatam dalam salat tahajud, agar dapat menyelesaikan seluruh bacaan Al-Qur’an melalui ibadah malam ini.

    Meskipun demikian, seseorang tetap boleh membaca surah Al-Qur’an sesuai kemampuannya. Hal ini sesuai firman Allah Swt dalam QS Al-Muzammil ayat 20: “…Maka bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an”.

    Selain itu, sebagaimana dikutip dalam “Buku Rahasia Terlengkap Dahsyatnya Mukjizat Salat Tahajud” karya Abu Abbas Zain Musthofa al-Basuruwani, disunahkan membaca surah yang lebih panjang pada rakaat pertama dibandingkan rakaat kedua.

    Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Muslim yang menyebutkan Nabi Muhammad SAW pernah membaca surah Al-Baqarah, Ali ‘Imran, dan An-Nisaa’ dalam satu rakaat sekaligus.

    “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW (ketika qiyamul lail) membaca Al-Baqarah, Ali ‘Imran, dan An-Nisaa’ dalam satu rakaat. Beliau tidak melewati ayat rahmat kecuali memohon (rahmat kepada Allah Swt), dan tidak melewati ayat azab kecuali beliau memohon perlindungan”. (HR Muslim Nomor 772 dan Nasa’i Nomor 1006, dengan lafaz versi Nasa’i).

    Dengan memahami niat, tata cara, doa, serta waktu pelaksanaan salat tahajud, Anda dapat lebih mudah melaksanakannya secara rutin sebagai bentuk ketaatan dan rasa cinta kepada Allah Swt.

  • Prabowo beri bonus Irjen Dadang usai sukses pimpin Upacara HUT Polri

    Prabowo beri bonus Irjen Dadang usai sukses pimpin Upacara HUT Polri

    “Presiden tadi puas dengan hasil upacara dan memang biasanya begitu. Kalau dalam upacara, dalam setiap upacara itu Presiden puas, diminta pimpinan upacara menghadap dan dikasih bonus,”

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto disebut memberikan bonus kepada Komandan Upacara Irjen Pol Dadang Hartanto yang sukses memimpin Upacara Peringatan HUT Ke-79 Bhayangkara di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Selasa.

    Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa pemberian bonus tersebut memang biasa dilakukan Presiden sebagai tanda apresiasi karena upacara yang berjalan lancar, tertib dan disiplin.

    “Presiden tadi puas dengan hasil upacara dan memang biasanya begitu. Kalau dalam upacara, dalam setiap upacara itu Presiden puas, diminta pimpinan upacara menghadap dan dikasih bonus,” kata Dasco saat memberikan keterangan pers di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa.

    Dalam Upacara Peringatan HUT Ke-79 Bhayangkara, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi dan pujiannya kepada Irjen Dadang selaku Komandan Upacara.

    Saat Irjen Dadang menyampaikan laporan bahwa upacara telah selesai dilaksanakan, Presiden Prabowo mengucapkan terima kasih dan meminta agar apresiasi tersebut disampaikan pada seluruh peserta upacara.

    “Terima kasih Komandan Upacara, sampaikan ke seluruh peserta upacara, penghargaan saya, upacara dilaksanakan dengan semangat, tertib, disiplin,” kata Presiden.

    Irjen Dadang pun menjawab,”Siap, terima kasih Pak Presiden” katanya.

    Presiden Prabowo lantas meminta Irjen Dadang menghadapnya setelah upacara selesai.

    “Kembali ke tempat. Sesudah upacara, menghadap saya,” kata Prabowo.

    Adapun rangkaian Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara menampilkan defile dari berbagai lintas pengamanan, seperti satuan pengamanan (satpam), perlindungan masyarakat (linmas), dan potensi masyarakat (potmas), hingga organisasi kemasyarakatan (ormas) seperti Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM), dan Persatuan Islam (Persis).

    Tidak hanya itu, parade juga dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, pemuda-pemudi Merah Putih, hingga kelompok tani, Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas), Aisyiyah, dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU).

    Di hadapan Presiden Prabowo, Polri turut menampilkan sejumlah robot mirip manusia (humanoid) dan robot mirip anjing penjaga dalam parade. Setidaknya, ada 25 robot ikut defile, yang mencakup robot tank, robot ropi, drone agriculture, dan robot anjing penjaga.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Di atas Maung, Presiden keliling Monas inspeksi pasukan saat HUT Polri

    Di atas Maung, Presiden keliling Monas inspeksi pasukan saat HUT Polri

    Presiden RI Prabowo Subianto didampingi Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menaiki Maung melakukan inspeksi pasukan Upacara pada Peringatan HUT Ke-79 Bhayangkara di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (1/7/2025). ANTARA/Mentari Dwi Gayati

    Di atas Maung, Presiden keliling Monas inspeksi pasukan saat HUT Polri
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 01 Juli 2025 – 10:57 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto didampingi Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo berkeliling Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa pagi, dengan kendaraan Maung untuk melakukan inspeksi pasukan saat Upacara Peringatan HUT Ke-79 Bhayangkara.

    Presiden Prabowo terlihat mengenakan setelan jas abu-abu dan peci hitam, serta kacamata hitam untuk melindungi teriknya matahari pagi, sebagaimana dalam siaran langsung melalui akun YouTube Sekretariat Presiden yang disaksikan di Jakarta, Selasa. Presiden Prabowo berdiri di atas Maung MV3 berwarna hitam milik Polri dengan plat merah bertuliskan Indonesia-1, sementara Kapolri berdiri di belakang Presiden.

    Saat berkeliling melakukan inspeksi pasukan, lagu Nasional “Maju Tak Gentar” turut mengiringi kegiatan inspeksi pasukan oleh Presiden Prabowo sebagai rangkaian Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara itu. Kepala Negara sesekali memberikan salam hormat dan melempar senyum kepada pasukan upacara yang telah siaga sejak pagi itu.

    Pasukan upacara itu terdiri dari satuan-satuan Polri, kelompok-kelompok masyarakat yang mengenakan pakaian tradisional sejumlah suku di Indonesia, dan perwakilan dari aparat lembaga lainnya yang bermitra dengan Polri.

    Selain itu, tampak pula relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengenakan kemeja panjang biru muda yang berbaris di antara peserta upacara. Petani yang tergabung dalam beberapa kelompok tani (poktan), hingga serikat pekerja juga menjadi peserta Upacara.

    Sebelum kendaraan kembali ke mimbar upacara, Presiden Prabowo juga memberi hormat kepada masyarakat yang menonton rangkaian upacara, yang kemudian disambut meriahnya tepuk tangan dari warga.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, rangkaian Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara juga menampilkan defile dari satuan pengamanan (satpam), perlindungan masyarakat (linmas), dan potensi masyarakat (potmas), hingga organisasi kemasyarakatan (ormas) seperti Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM), dan Persatuan Islam (Persis).

    Tidak hanya itu, parade juga dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, pemuda-pemudi Merah Putih, hingga kelompok tani, Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas), Aisyiyah, dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU).

    Di hadapan Presiden Prabowo, Polri turut menampilkan sejumlah robot mirip manusia (humanoid) dan robot mirip anjing penjaga dalam parade. Setidaknya, ada 25 robot ikut defile, yang mencakup robot tank, robot ropi, drone agriculture, dan robot anjing penjaga.

    Sumber : Antara

  • Prabowo beri “standing applause” dan tanya jawab dengan Polisi Cilik

    Prabowo beri “standing applause” dan tanya jawab dengan Polisi Cilik

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto memberikan penghargaan berupa “standing applause” atau bertepuk tangan sambil berdiri saat menyaksikan penampilan Polisi Cilik, sekaligus bertanya jawab dengan komandan Polisi Cilik.

    Dalam rangkaian Upacara Peringatan HUT Ke-79 Bhayangkara di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa pagi, Presiden Prabowo menyaksikan penampilan variasi dari Polisi Cilik Tunas Bhayangkara.

    Puluhan Polisi Cilik dari Tunas Bhayangkara itu tidak hanya menampilkan baris-berbaris yang rapih, tetapi juga kompaknya salam komando dan gerak lincah dalam tarian Nusantara berbagai daerah.

    Presiden Prabowo pun berdiri sambil bertepuk tangan, serta tiada henti memberikan senyum tanda bangga kepada anak-anak bangsa itu.

    Setelah penampilan tarian yang dikemas dengan formasi barisan dan alunan musik daerah, pertunjukan ditutup dengan Polisi Cilik berseragam merah-putih mengibarkan spanduk bertuliskan “Dirgahayu Bhayangkara Ke-79” di hadapan para undangan, termasuk Presiden Prabowo.

    Kemudian, Komandan Polisi Cilik perempuan bernama Azira berusia 12 tahun menyerahkan karangan bunga tangan (hand bouequet) kepada Presiden Prabowo.

    Presiden pun kemudian menyalami tangan Komandan Polisi Cilik itu sambil bertanya,”Siapa nama kamu”. Kepala Negara juga menanyakan usia sang komandan yang dijawab “12 tahun”.

    “Dari mana asal kamu” tanya Prabowo yang kemudian dijawab oleh Komandan “(dari) Indramayu”.

    Sambil terus menjabat tangan, Prabowo menitipkan salam kepada orang tua Azira sebelum ia kembali ke barisan.

    “Kirim salam untuk orang tuamu ya,” kata Prabowo.

    Selain penampilan dari Polisi Cilik Tunas Bhayangkara, rangkaian Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara juga menampilkan defile dari satuan pengamanan (satpam), perlindungan masyarakat (linmas), dan potensi masyarakat (potmas), hingga organisasi kemasyarakatan (ormas) seperti Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM), dan Persatuan Islam (Persis).

    Tidak hanya itu, parade juga dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, pemuda-pemudi Merah Putih, hingga kelompok tani, Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas), Aisyiyah, dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU).

    Di hadapan Presiden Prabowo, Polri turut menampilkan sejumlah robot mirip manusia (humanoid) dan robot mirip anjing penjaga dalam parade. Setidaknya, ada 25 robot ikut defile, yang mencakup robot tank, robot ropi, drone agriculture, dan robot anjing penjaga.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Presiden Prabowo pimpin upacara HUT Ke-79 Bhayangkara di Monas

    Presiden Prabowo pimpin upacara HUT Ke-79 Bhayangkara di Monas

    Presiden Prabowo Subianto didampingi oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memeriksa pasukan saat upacara peringatan HUT Ke-79 Bhayangkara di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Selasa (1/7/2025). ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.

    Presiden Prabowo pimpin upacara HUT Ke-79 Bhayangkara di Monas
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 01 Juli 2025 – 08:21 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto selaku inspektur upacara memimpin upacara peringatan HUT Ke-79 Bhayangkara di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa. HUT Ke-79 Bhayangkara merupakan peringatan atas terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) pada 1 Juli 1946.

    Presiden Prabowo, sebagaimana disiarkan dalam siaran langsung Sekretariat Presiden dan Divisi Humas Mabes Polri, tiba di Lapangan Silang Monas pukul 07.56 WIB. Presiden mengenakan setelan jas lengkap dengan kopiah.

    Kedatangan Presiden Prabowo, yang didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, disambut oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto. Kemudian, Presiden Prabowo beserta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kemudian diantar oleh Kapolri dan Panglima TNI menuju tenda dan mimbar kehormatan yang bernuansa warna biru dan putih.

    Di mimbar kehormatan, Presiden kemudian menyalami sejumlah pejabat negara yang hadir, di antaranya Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR Puan Maharani, dan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Presiden Prabowo lanjut menyalami Sinta Nuriyah, Istri Presiden Ke-4 Abdurrahman Wahid, Wakil Presiden Ke-6 Try Sutrisno, Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla, dan Wakil Presiden Ke-13 Ma’ruf Amin.

    Usai menyalami sejumlah tamu kehormatan dan pejabat negara, Presiden didampingi Wapres Gibran berdiri di mimbar kehormatan, dan Presiden pun lanjut memimpin upacara peringatan HUT Ke-79 Bhayangkara.

    Prosesi upacara diawali dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Selepas itu, Presiden didampingi oleh Kapolri lanjut naik mobil atap terbuka untuk memeriksa pasukan. Sepanjang pemeriksaan, lagu “Maju Tak Gentar” dinyanyikan oleh Korps Musik Polri.

    Selepas prosesi upacara, Presiden beserta tamu kehormatan lanjut menyaksikan parade (defile) dari satuan-satuan Polri,kelompok-kelompok masyarakat yang mengenakan pakaian tradisional sejumlah suku di Indonesia, dan perwakilan dari aparat lembaga lainnya yang bermitra dengan Polri.

    Kemudian, ada juga defile dari satuan pengamanan (satpam), perlindungan masyarakat (linmas), dan potensi masyarakat (potmas), hingga organisasi kemasyarakatan (ormas) seperti Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM), dan Persatuan Islam (Persis).

    Tidak hanya itu, parade juga dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, pemuda-pemudi Merah Putih, hingga kelompok tani, Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas), Aisyiyah, dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU).

    Di hadapan Presiden Prabowo, Polri turut menampilkan sejumlah robot mirip manusia (humanoid) dan robot mirip anjing penjaga dalam parade. Setidaknya, ada 25 robot ikut defile, yang mencakup robot tank, robot ropi, drone agriculture, dan robot anjing penjaga. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho menjelaskan adanya robot-robot tersebut merupakan simbol modernisasi Polri.

    Dalam rangkaian peringatan HUT Ke-79 Bhayangkara hari ini, petinggi-petinggi TNI dan jajaran pimpinan lembaga negara turut hadir, di antaranya Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono, dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kepala Badan Intelijen Negara M. Herindra, kemudian jajaran menteri Kabinet Merah Putih, termasuk Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, yang mendampingi Presiden Prabowo.

    Sumber : Antara