Organisasi: Muhammadiyah

  • 9
                    
                        Menag: Kemungkinan Awal Puasa 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama, Idul Fitri Juga
                        Megapolitan

    9 Menag: Kemungkinan Awal Puasa 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama, Idul Fitri Juga Megapolitan

    Menag: Kemungkinan Awal Puasa 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama, Idul Fitri Juga
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag)
    Nasaruddin Umar
    mengungkapkan kemungkinan pelaksanaan puasa awal Ramadhan 1446 Hijriah antara pemerintah dan
    Muhammadiyah
    dapat dilakukan secara bersamaan.
    Hal ini disampaikan Nasaruddin saat memberikan keterangan di Masjid Istiqlal Jakarta pada Jumat (28/2/2025).
    “Ini mohon doanya supaya kita bisa berpuasa di awal sama satu Ramadhan. Kemungkinan besarnya itu bisa sama karena kita berada pada posisi 2,5 derajat sampai 4 derajat,” kata Nasaruddin Umar.
    Lebih lanjut, Nasaruddin berharap bahwa perayaan Idul Fitri juga dapat dilaksanakan secara bersamaan.
    “Karena pada waktu diperkirakan itu masih minus. Jadi minus derajatnya dan saya harap dengan demikian teman-teman dari Muhammadiyah dan NU bisa sepakat di situ,” ujarnya.
    Nasaruddin menekankan bahwa kesepakatan dalam penetapan Ramadhan dan Idul Fitri secara bersamaan akan memberikan dampak positif bagi pelaksanaan ibadah.
    “Insya Allah ini adalah negara paling plural di dunia, yang paling rukun di dunia. Jadi negara penuh berkah dan Ramadhan kali ini menambah keberkahan lagi,” tutupnya.
    Sebagai informasi, BRIN memprediksi tanggal 1 Ramadhan 1446 H akan jatuh pada 2 Maret 2025 berdasarkan metode penentuan hisab dan rukyat.
    Prediksi waktu awal
    puasa Ramadhan
    2025 tersebut berbeda dengan yang telah ditetapkan Muhammadiyah, di mana 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.
    Untuk menentukan
    awal puasa Ramadhan 2025
    , pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan melaksanakan sidang isbat pada 28 Februari 2025.
    Adapun kriteria yang akan digunakan Kemenag adalah kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yakni imkanur rukyat.
    Menurut metode ini, hilal dianggap memenuhi syarat apabila posisinya mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, menyebut bahwa hilal yang memenuhi kriteria MABIMS tersebut diprediksi hanya akan terlihat di Aceh.
    “Awal Ramadhan ini posisi hilal yang memenuhi kriteria itu hanya di wilayah Aceh, di wilayah lain belum memenuhi kriteria,” ucap Thomas, dikutip dari YouTube BRIN Indonesia, Selasa (25/2/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MUI: Ada Potensi Perbedaan Awal Puasa Ramadan 2025, Lebaran Tetap Sama

    MUI: Ada Potensi Perbedaan Awal Puasa Ramadan 2025, Lebaran Tetap Sama

    Bisnis.com, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai adanya kemungkinan perbedaan awal puasa Ramadan 1446H/2025M antara pemerintah dengan Muhammadiyah.

    Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah, Cholil Nafis mengatakan potensi itu muncul lantaran menurut kriteria Mabims (Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) Imnakur Rukyat di Indonesia hanya bisa terpenuhi di Aceh.

    “Sedangkan di Jawa Timur apalagi di daerah timurnya lagi lebih sulit untuk imkan melihat bulan,” tuturnya dalam unggahan X @cholilnafis yang dikutip Jumat (28/2/2025).

    Perlu diketahui, menurut Mabims imnakur rukyat memenuhi syarat jika bulan sabit (hilal) minimal mencapai tinggi 3 derajat dan sudut elongasi (jarak sudut matahari dan bulan) 6,4 derajat. 

    “Pada Akhir Sya’ ban, 28 Februari tinggi hilal di Jakarta sudah 4 derajat, elongasi 6,02 derajat, sedangkan di Jawa Timur tinggi hilal 3 derajat, elongasi 5,9 derajat [elongasinya belum masuk kriteria Mabims],” jelas Cholil.

    Meski demikian, dia turut menyebut penetapan Hari Raya Idulfitri antara pemerintah dengan Muhammadiyah berpotensi sama.

    Cholil melanjutkan, pada akhir Ramadhan nanti saat ijtimak tanggal 29 Maret pukul 10:02 WIB. Tinggi hilal di Jakarta saat Maghrib mencapai 1° 28’ dan elongasi 6,5 derajat.

    “Tinggi kriteria. Tapi sementara ini kesepakatan Mabims  tinggi dan elongasi terpenuhi. Awal Syawal insyaallah tidak ada perbedaan antar ormas,” urainya.

    Sebab itu, dia menerangkan bila hasil pemantauan hilal yang muktabar atau otentik berada di daerah Ach, maka awal puasa Ramadan 1446H jatuh pada esok hari, Sabtu (1/3/2025).

    “Kalau tidak ada hasil rukyah, maka istikmal sya’ban. Pemerintah bisa punya skenario, tetap diisbatkan Sabtu, baik rukyah berhasil atau tidak,” tuturnya.

    Akan tetapi, dia pun menekankan kalender NU dan MU 2025 M menyebutkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu (1/3/2025).

    “Namun, NU selalu disertai keterangan bahwa putusan awal bulan hijriyah menunggu hasil ru’yat. Jika hilal gagal terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan 30 hari, maka 1 mulai puasa pada Minggu (2/3/2025),” pungkasnya.

  • Awal Ramadan 2025 Kemungkinan Berbeda, Lebaran Sama

    Awal Ramadan 2025 Kemungkinan Berbeda, Lebaran Sama

    Jakarta, Beritasatu.com – Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Cholil Nafis memperkirakan awal bulan puasa Ramadan 1446 Hijriah/2025 berpotensi berbeda antara pemerintah dan Muhammadiyah. Namun, hari Idulfitri atau Lebaran kemungkinan besar akan sama. 

    Diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan puasa Ramadan 2025 jatuh pada Sabtu (1/3/2025). Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal Ramadan 1446 Hijriah pada Jumat (28/2/2025). 

    “Mulai puasa tahun 1446 H/2025 potensi berbeda, tetapi lebaran sepakat bersama,” ujar Cholil Nafis dalam cuitannya di akun X @cholilnafis, Jumat (28/2/2024).

    Prediksi ini didasarkan pada aspek imkanur rukyat, yaitu kemungkinan terlihatnya hilal.

    Berdasarkan kriteria Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), imkanur rukyat di Indonesia hanya bisa terpantau di Aceh. Sedangkan di Jawa Timur dan daerah sebelah timur Indonesia, hilal masih sulit terlihat

    “Pada akhir Syakban, 28 Februari 2028, tinggi hilal di Jakarta sudah 4 derajat, elongasi 6,02 derajat. Di Jawa Timur, tinggi hilal hanya 3 derajat, dengan elongasi 5,9 derajat,” jelas Cholil Nafis.

    Data tersebut belum memenuhi kriteria MABIMS, yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Sedangkan di Jawa Timur, tinggi hilal 3 derajat, dan elongasi 5,9. 

    Ia menambahkan, apabila pemantauan hilal berhasil di zona Aceh, maka 1 Ramadan 1446 H kemungkinan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Namun, apabila tidak ada hasil rukyah, maka bulan Syakban akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga puasa jatuh pada Minggu, 2 Maret 2025.

    “Pemerintah bisa punya skenario tetap mengisbatkan 1 Ramadan 2025 pada Sabtu, baik rukyat berhasil atau tidak,” tulis Cholil Nafis.

  • Ramadhan 2025, Warga Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Tarawih Pertama

    Ramadhan 2025, Warga Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Tarawih Pertama

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat tarawih pertama malam ini, menandai dimulainya bulan suci Ramadhan (Ramadan) 1446 Hijriah.

    Sesuai dengan metode hisab hakiki wujudul hilal, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu (1/3/2025), lebih awal dibandingkan keputusan pemerintah yang masih menunggu sidang isbat.

    Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan Lebih Awal

    Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengumumkan awal Ramadhan 1446 H ditetapkan berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal, metode yang menjadi pedoman organisasi ini dalam menentukan awal bulan hijriah.

    Dengan keputusan ini, warga Muhammadiyah akan mulai Ramadhan 2025 dengan berpuasa pada Sabtu besok dan melaksanakan tarawih pada Jumat (28/2/2025) malam ini. Di berbagai masjid Muhammadiyah, persiapan untuk menyambut tarawih pertama telah dilakukan.

    Salah satunya adalah Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, yang menjadi pusat kegiatan keagamaan Muhammadiyah. Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman Azman Latif menyatakan, pihaknya telah menyiapkan sarana dan prasarana untuk kenyamanan jemaah.

    “Kami sudah mempersiapkan masjid ini sejak lama, termasuk membersihkan karpet, ruangan, serta menyiapkan imam, penceramah subuh, takjil, hingga kegiatan menjelang salat tarawih,” ujar Azman, Jumat.

    Pemerintah Masih Menunggu Sidang Isbat

    Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) masih menunggu hasil sidang isbat yang digelar hari ini, Jumat (28/2/2025), untuk menentukan awal Ramadhan 2025 berdasarkan rukyatul hilal (pengamatan bulan).

    Meski terdapat perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan 2025, hal ini sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia dan selalu dijalani dengan toleransi antarumat Islam.

  • Tetap damai mewujudkan pemungutan ulang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya

    Tetap damai mewujudkan pemungutan ulang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya

    Tasikmalaya (ANTARA) – Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan diskualifikasi hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, karena Ade Sugianto, petahana yang memenangkan pilkada itu, dinilai tidak memenuhi syarat pencalonan karena terbukti sudah menjabat selama dua periode.

    MK mengusulkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tasikmalaya untuk menggelar pemungutan suara ulang (PSU).

    Ade Sugianto pertama kali menjadi Bupati Tasikmalaya untuk mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan Uu Ruzhanul Ulum, yang menjadi Wakil Gubernur Jabar tahun 2018. Ade merupakan wakil Uu selama dua periode.

    Selanjutnya, Ade yang memiliki hak politik memutuskan maju menjadi Calon Bupati Tasikmalaya sebagai petahana pada Pilkada Kabupaten Tasikmalaya tahun 2020 dengan wakilnya Cecep Nurul Yakin. Dia terpilih dalam pilkada itu.

    Ade Sugianto kembali maju pada Pilkada Tasikmalaya tahun 2024 dengan wakilnya Iip Miptahul Paoz. Sementara wakil sebelumnya, Cecep, menjadi rival karena sama-sama maju menjadi calon bupati.

    KPU Kabupaten Tasikmalaya menetapkan peserta Pilkada 2024 diikuti tiga pasangan calon dengan nomor urut pasangan yakni nomor 1 Iwan Saputra – Dede Muksit Aly, pasangan nomor 2 yakni Cecep Nurul Yakin – Asep Sopari Al-Ayubi, dan nomor 3 yakni Ade Sugianto – Iip Miftahul Paoz.

    Ade Sugianto-Iip Miftahul Paoz menang dalam Pilkada 2024.

    Atas hasil itu, tim pasangan calon nomor 2 mengajukan keberatan hasil pilkada ke MK. Hasilnya, MK memutuskan diskualifikasi hasil pilkada, dan memerintahkan KPU Kabupaten Tasikmalaya untuk kembali menggelar PSU tanpa mengikutsertakan Ade Sugianto.

    Putusan MK tersebut tentunya mengundang reaksi dari masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya, terutama pendukung, tim sukses, dan kader partai politik pengusung, karena putusan tersebut telah menggugurkan perolehan suara terbanyak yang sudah diplenokan oleh KPU Kabupaten Tasikmalaya, 6 Desember 2024.

    Namun putusan MK itu mau tidak mau harus diterima oleh semua kalangan. Tidak ada jalan lain lagi karena ini sudah putusan akhir.

    Putusan MK itu juga mendapatkan tanggapan serius dari sejumlah tokoh masyarakat dan agama. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya di hari kedua setelah putusan itu menggelar pertemuan dengan organisasi masyarakat Islam, lalu menyampaikan imbauan kepada semua kalangan agar bijak menerima putusan tersebut.

    Mereka yang semangat menggelorakan kedamaian itu datang dari organisasi masyarakat Islam, seperti Nahdlatul Ulama, Persis, Muhammadiyah, Persatuan Ummat Islam Kabupaten Tasikmalaya, Forum Kerukunan Umat Beragama.

    Pertemuan itu dipimpin oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya Dudu Rohman yang menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap menjaga keamanan, ketertiban, dan kondusivitas daerah, usai putusan MK itu.

    Mereka menyampaikan, keputusan MK itu harus diterima secara bijaksana dan penuh kedewasaan, serta menghindari segala bentuk tindakan yang dapat menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.

    Legowo

    Reaksi tenang datang dari Ade Sugianto yang saat ini masih menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya. Dirinya menanggapi dengan tenang ketika sejumlah wartawan datang dalam acara peringatan Ke-81 Perjuangan Pahlawan Nasional KH Zainal Musthafa di Pondok Pesantren Sukamanah, Kecamatan Sukarame, Tasikmalaya.

    Sehari setelah putusan MK itu, wartawan dari beberapa media massa akhirnya berhasil menemuinya, dan Ade mempersilakan wartawan mencari tempat yang nyaman untuk mewawancarainya.

    Ade menyatakan, keputusan MK tersebut sudah menjadi ketetapan hukum yang harus diterima, disepakati bersama tanpa pengecualian, dirinya mentaati dan mematuhi hukum dan tidak akan melakukan perlawanan terhadap hukum.

    “Harus menerima lah, karena saya, kita orang beragama. Takdir Allah sudah dibuat sebelum kita lahir,” kata politisi PDI Perjuangan itu.

    Ade melanjutkan pernyataannya bahwa sebagai warga negara yang baik maka dia menaati segala peraturan yang ada.

    Menurut dia, dirinya berdoa siapapun nanti penggantinya dalam pelaksanaan PSU diharapkan orangnya lebih baik dari dirinya maupun kebaikan untuk memajukan Kabupaten Tasikmalaya.

    “Mudah-mudahan Allah memberikan pengganti saya yang lebih baik daripada saya,” kata pria kelahiran Tasikmalaya tahun 1966 itu.

    Persiapan PSU

    KPU Kabupaten Tasikmalaya saat ini sedang melakukan persiapan dan berkoordinasi dengan KPU Provinsi Jawa Barat terkait petunjuk teknis dalam menyelenggarakan PSU nanti, serta memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.

    Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya Ami Imron menyampaikan pada saat pelaksanaan Pilkada 2024, pihaknya mengacu pada Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2024 yang diyakini tidak melanggar peraturan, meski hasil penilaian dari MK keputusannya berbeda, sehingga putusan itu akan berdampak perubahan pada peraturan KPU tersebut.

    Keputusan MK itu, kata Ami, harus diterima dan melaksanakan permintaannya, begitu juga semua elemen masyarakat untuk menerimanya dan kembali bersiap untuk melaksanakan PSU yang dilaksanakan setelah 60 hari sejak keputusan MK diterbitkan.

    KPU Kabupaten Tasikmalaya setelah adanya petunjuk dan teknis dari KPU RI akan langsung mulai dilakukan berbagai persiapannya, terutama besaran anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan PSU.

    PSU Damai

    Kembali dilaksanakannya Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Tasikmalaya tentunya tidak hanya membutuhkan anggaran yang besar, melainkan juga harus bisa memastikan keamanan selama tahapan, saat pemungutan, penghitungan, sampai akhir penetapan perolehan suara.

    Upaya mewujudkan pilkada yang damai bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Semua bisa terwujud apabila semua pihak, tidak hanya penyelenggara, kepolisian, maupun lembaga lainnya, juga masyarakat berkomitmen bersama-sama menjaga dan mensukseskan PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya.

    Kepolisian Resor Tasikmalaya sudah bersiap melakukan berbagai langkah antisipasi setelah mendapatkan informasi hasil keputusan MK terkait Pilkada Kabupaten Tasikmalaya. Langkah awal yang dilakukan salah satunya mengajak semua elemen masyarakat untuk menerima hasil keputusan tersebut.

    Kepala Kepolisian Resor Tasikmalaya AKBP Haris Dinzah memastikan pihaknya sudah siap untuk menjaga keamanan masyarakat selama 60 hari menjelang pelaksanaan PSU Pilkada Tasikmalaya agar berjalan lancar, dan damai.

    “Kami semua menjamin, berkomitmen menjamin situasi 60 hari ke depan aman terkendali, nyaman, dan kondusif,” kata Haris.

    Keputusan MK tersebut menjadi pelajaran bersama. Penyelenggara pilkada harus lebih berhati-hati dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang jujur, transparan, dan adil sehingga bisa melahirkan pemimpin yang hebat sesuai pilihan rakyat secara demokrasi.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hasil Sidang Isbat Awal Puasa Ramadan Jatuh pada 1 atau 2 Maret 2025?

    Hasil Sidang Isbat Awal Puasa Ramadan Jatuh pada 1 atau 2 Maret 2025?

    Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan dimulainya awal ramadan 2025 akan diputuskan usai sidang isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) malam ini.

    Ada tiga rangkaian yang akan dilakukan dalam sidang isbat. Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.

    Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik.

    Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat, menambahkan, berdasarkan data hisab awal Ramadan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB. Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.

    “Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat. Namun, keputusan akhirnya kita tunggu berdasarkan hasil sidang isbat yang akan diumumkan Menteri Agama,” sebut Arsad.

    Data hisab ini akan dikonfirmasi melalui proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal. Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah akan melakukan pemantauan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. Hasil hisab dan rukyat akan dipaparkan pada sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama.

    Sementara itu, Puasa Ramadhan Muhammadiyah Jatuh Pada 1 Maret 2025. Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah menetapkan bahwa awal puasa Ramadan 1446 Hijriah akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025.

    Penetapan ini berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah dikeluarkan oleh Muhammadiyah sejak 1 Muharram 1446 Hijriah.

    Dari Maklumat Muhammadiyah, adapun tanggal penting awal bulan berdasarkan KGHT PP Muhammadiyah sebagai berikut:

    1 Ramadan 1446 H: Sabtu, 1 Maret 2025
    1 Syawal 1446 H (Hari Raya Idul Fitri): Minggu, 30 Maret 2025
    1 Zulhijah 1446 H : Rabu, 28 Mei 2025
    9 Zulhijah 1446 H (Hari Arafah): Kamis, 5 Juni 2025
    10 Zulhijah 1446 H (Hari Raya Idul Adha): Jumat, 6 Juni 2025

  • Kapan 1 Ramadhan 2025 versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah?

    Kapan 1 Ramadhan 2025 versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah?

    PIKIRAN RAKYAT – Penetapan awal bulan Ramadhan di Indonesia selalu menjadi perhatian umat Islam. Pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah memiliki metode yang berbeda dalam menentukan awal bulan suci ini.

    Berikut adalah penjelasan mengenai penetapan 1 Ramadhan 2025 versi masing-masing pihak:

    1 Ramadhan 2025 Versi Pemerintah

    Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat pada Jumat, 28 Februari 2025, pukul 17.00 WIB di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta Pusat.

    Sidang isbat menggunakan metode rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit muda) dan hisab (perhitungan astronomi).

    Jika hilal terlihat sesuai kriteria imkanur rukyat, maka 1 Ramadhan ditetapkan pada hari berikutnya.

    Jika hilal tidak terlihat, bulan Syaban disempurnakan menjadi 30 hari (istikmal), dan 1 Ramadhan diperkirakan jatuh pada 2 Maret 2025.

    Berdasarkan kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kemenag RI, 1 Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada 1 maret 2025.

    Dua orang mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan pengamatan hilal di Observatorium Albiruni, Gedung Fakultas Kedokteran Unisba, Kota Bandung, Jumat (7/6/2024). Unisba bekerjasama dengan Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Provinsi Jabar melakukan pengamatan hilal 1 Dzulhijjah 1445 Hijriah dalam rangka penetapan hari raya Idul Adha 1445 Hijryah.*

    1 Ramadhan 2025 Versi NU

    NU cenderung mengikuti hasil sidang isbat pemerintah. NU menggunakan metode rukyatul hilal bil fi’li (pengamatan langsung hilal). Jika hilal tidak terlihat, NU juga mengikuti ketentuan istikmal.

    1 Ramadhan 2025 Versi Muhammadiyah

    Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan ini tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0/E/2025.

    Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal (perhitungan astronomis). Muhammadiyah dalam perhitungan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) menetapkan Ramadhan tahun ini berlangsung selama 29 hari atau hingga 29 Maret 2025.

    Potensi Perbedaan dan Sikap Toleransi

    Perbedaan metode hisab dan rukyat dapat menyebabkan perbedaan penetapan awal Ramadhan. Perbedaan ini adalah hal yang wajar dan sering terjadi di Indonesia.

    Sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan sangat penting untuk menjaga ukhuwah Islamiyah. Tahun lalu pun, awal puasa Ramadhan di Indonesia juga berbeda satu hari.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 3 Link Live Streaming Sidang Isbat untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan 2025

    3 Link Live Streaming Sidang Isbat untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang Ramadan atau Ramadhan 2025, Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal puasa. Sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1446 Hijriah dijadwalkan berlangsung pada hari ini.

    Sidang isbat merupakan forum musyawarah yang melibatkan para ulama, ahli ilmu falak, organisasi masyarakat (ormas) Islam, pakar astronomi, serta instansi terkait.

    Tujuan dari sidang ini adalah untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah berdasarkan metode rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi). Keputusan ini penting bagi umat Islam di Indonesia agar memiliki pedoman yang sama dalam menjalankan ibadah puasa.

    Perkiraan Hilal dan Jadwal Sidang Isbat 2025

    Berdasarkan data hisab awal Ramadhan 1446 H, ijtimak akan terjadi pada Jumat (28/2/2025), pukul 07.44 WIB. Berdasarkan perhitungan astronomi, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia pada hari tersebut diperkirakan sudah berada di atas ufuk, dengan rentang antara 3 derajat 5,91’ hingga 4 derajat 40,96’. Sementara itu, sudut elongasi hilal diperkirakan berada di kisaran 4 derajat 47,03’ hingga 6 derajat 24,14’.

    Rangkaian Agenda Sidang Isbat

    Narasumber:

    Cecep Nurwendaya (Tim Hisab Rukyat Kemenag).Abdurrahman Dahlan (MUI).Ahmad Izzuddin (Pengurus Besar NU).Sriyatin Shodiq (Muhammadiyah).Hasan Natsir (PP Persis).

    Lokasi: Auditorium Haji Mohammad Rasjidi Kantor Kemenag, Thamrin, Jakarta Pusat.

    Sidang isbat akan dilaksanakan dalam tiga tahap utama, seperti berikut ini.

    – Seminar posisi hilal (pukul 16.30 WIB)

    Pada sesi ini, para ahli astronomi akan memaparkan data mengenai posisi hilal di berbagai wilayah Indonesia sebagai bahan pertimbangan dalam sidang.

    – Sidang isbat tertutup (pukul 18.30 WIB)

    Pada tahap ini, Kementerian Agama bersama para ulama, ahli falak, dan pihak terkait akan melakukan musyawarah untuk menentukan awal Ramadhan.

    – Konferensi pers penetapan 1 Ramadhan 1446 H (pukul 19.05 WIB)

    Menteri Agama Nasaruddin Umar akan mengumumkan hasil sidang isbat kepada masyarakat melalui siaran langsung di berbagai media. Masyarakat diimbau untuk menyaksikan pengumuman resmi dari pemerintah agar mendapatkan informasi yang valid mengenai awal Ramadhan 2025.

    Link Live Streaming Sidang Isbat

    Untuk melihat secara langsung sidang isbat dapat dilakukan melalui live streaming pada link berikut ini.

  • Kapan Awal 1 Ramadhan 1446 H? Ini Ketentuan Hilal Muhammadiyah dan NU

    Kapan Awal 1 Ramadhan 1446 H? Ini Ketentuan Hilal Muhammadiyah dan NU

    JABAR EKSPRES –Menjelang Ramadhan 1446 H, umat Islam di Indonesia tengah menantikan kepastian mengenai kapan awal 1 Ramadhan dimulai.

    Perbedaan metode dalam menentukan awal bulan Hijriah antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi topik yang menarik untuk dibahas.

    Artikel ini akan membahas informasi terkini mengenai penetapan awal Ramadhan 1446 H, baik berdasarkan kriteria hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah maupun NU, serta penentuan awal puasa yang berpotensi berbeda, sebagaimana mengutip dari NU Online.

    Menjelang Ramadhan 1446 H, hasil pengamatan hilal menunjukkan ketinggian yang bervariasi di berbagai wilayah Indonesia.

    Sebagian besar wilayah Indonesia berada di bawah kriteria imkanur rukyah, yaitu kriteria yang digunakan oleh NU dalam menetapkan awal bulan Hijriah.

    Namun, ada satu wilayah yang memenuhi kriteria tersebut, yaitu Aceh, di mana ketinggian hilal sudah melebihi 3 derajat dengan elongasi lebih dari 6,4 derajat.

    BACA JUGA: Link Tukar Uang Baru di Kas Keliling BI, Lengkap dengan Jadwal dan Cara Daftarnya

    BACA JUGA: iPhone 16 Resmi Bakal Rilis di Indonesia, Segini Harga di Tanah Air!

    Oleh karena itu, NU akan memusatkan perhatian pada rukyatul hilal yang dilakukan di wilayah Aceh, karena hanya di daerah inilah hilal dapat dilihat dan diterima berdasarkan kesaksian.

    “Hanya di Aceh yang memenuhi kriteria imkanur rukyah. Wilayah lainnya masih belum mencapai ketinggian hilal yang memadai,” jelas Prof KH Ahmad Izzuddin, Guru Besar Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang, sebagaimana mengutip dari NU Online.

    Proses Penentuan Awal Ramadhan 1446 H

    Pemerintah dan NU akan menunggu hasil rukyatul hilal yang akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Februari 2025, sebagai dasar untuk menetapkan awal Ramadhan 1446 H.

    Hasil pengamatan hilal ini akan diumumkan pada sekitar pukul 19.00 WIB dan dapat diumumkan lebih lanjut setelah sidang isbat yang melibatkan berbagai pihak.

    Jika hilal berhasil terlihat di wilayah Aceh, maka awal Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

    Namun, jika hilal tidak dapat teramati di Aceh, maka NU akan menggunakan metode istikmal, yaitu menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi 30 hari, yang berarti awal Ramadhan akan dimundurkan satu hari, yakni pada Ahad, 2 Maret 2025.

  • Apa Itu Sidang Isbat yang Digelar Hari Ini oleh Kemenag?

    Apa Itu Sidang Isbat yang Digelar Hari Ini oleh Kemenag?

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat hari ini. Sidang tersebut diselenggarakan untuk menentukan awal Ramadan atau Ramadhan 1446 Hijriah.

    Keputusan yang diambil dalam sidang isbat memiliki peran krusial, karena menjadi pedoman dalam menentukan waktu mulai berpuasa serta pelaksanaan ibadah lainnya selama bulan suci.

    Sidang isbat juga menjadi salah satu momen utama dalam kalender keagamaan nasional, mengingat hasilnya akan menjadi rujukan bagi umat Islam di seluruh negeri.

    Sejarah Dimulainya Sidang Isbat

    Kata “isbat” berasal dari bahasa Arab yang berarti menetapkan atau mengukuhkan. Di Indonesia, sidang isbat telah diselenggarakan sejak 1950-an sebagai langkah pemerintah dalam menentukan awal bulan-bulan penting dalam kalender Hijriah, seperti Ramadhan, Syawal (Idulfitri), dan Zulhijjah (Iduladha).

    Penetapan ini melibatkan para ulama, ahli astronomi, serta pakar ilmu falak yang bersama-sama menentukan awal bulan berdasarkan metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan hilal).  

    Dalam sidang tersebut, data mengenai posisi hilal yang diperoleh dari berbagai titik pemantauan di seluruh Indonesia dianalisis secara mendetail. Proses ini mencakup pemaparan hasil perhitungan astronomi, verifikasi dari pengamatan langsung, serta diskusi untuk mencapai kesepakatan bersama. Keputusan akhir yang diambil dalam sidang ini kemudian diumumkan oleh menteri agama dan menjadi pedoman resmi bagi masyarakat luas.

    Penentuan Sidang Isbat

    Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) di Ditjen Bimas Islam Kemenag Arsad Hidayat menjelaskan, berdasarkan penghitungan astronomi, ijtimak awal Ramadhan 1446 H terjadi pada Jumat (28/2/2025), sekitar pukul 07.44 WIB.

    Pada hari tersebut, posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 3 derajat 5,91’ hingga 4 derajat 40,96’, serta sudut elongasi berkisar antara 4 derajat 47,03’ hingga 6 derajat 24,14’.  

    Menurut Arsad, secara astronomi, ada kemungkinan besar hilal dapat terlihat, tetapi keputusan resmi tetap menunggu hasil Sidang Isbat yang akan diumumkan oleh menteri agama. Untuk memastikan keakuratan perhitungan ini, Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah guna melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal di sejumlah titik di seluruh Indonesia. Hasil dari metode hisab dan rukyat tersebut nantinya akan dibahas dan diputuskan dalam Sidang Isbat yang dipimpin oleh menteri agama.

    Perdebatan Sidang Isbat

    Meskipun sidang isbat menjadi mekanisme resmi dalam penetapan awal Ramadhan, terkadang masih terdapat perbedaan pandangan di antara organisasi keagamaan. Misalnya, Muhammadiyah menggunakan metode Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), yang dapat menghasilkan tanggal awal Ramadhan berbeda dari keputusan pemerintah. Sementara itu, Kemenag dan sebagian besar organisasi lain, seperti Nahdlatul Ulama (NU), tetap berpegang pada hasil Sidang Isbat sebagai pedoman resmi yang ditetapkan negara.  

    Para ahli menilai perbedaan ini tidak mengganggu pelaksanaan ibadah, karena setiap kelompok memiliki dasar dan metode perhitungan masing-masing. Meski demikian, sidang isbat tetap memainkan peran penting dalam menyatukan pandangan serta memberikan kepastian bagi mayoritas umat Islam di Indonesia.

    Keutamaan Sidang Isbat

    Hasil sidang isbat diharapkan memberikan kepastian bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah Ramadhan, termasuk perencanaan kegiatan keagamaan, jadwal imsakiyah, dan perayaan lebaran. Dengan melibatkan berbagai pihak, sidang ini juga memperkuat persaudaraan, toleransi, dan kepercayaan terhadap proses penetapan yang transparan.  

    Selain menetapkan awal Ramadhan, sidang isbat menjadi simbol sinergi antara negara, ulama, dan masyarakat dalam menjalankan nilai-nilai keislaman. Keputusan yang diambil melalui musyawarah diharapkan membawa keberkahan serta menyatukan umat Islam dalam semangat kebersamaan.