Organisasi: Muhammadiyah

  • Pondok Pesantren di Pandeglang Banten Tetapkan Lebaran Pada 1 April 2025, Ini Tanggapan Wakil Bupati – Halaman all

    Pondok Pesantren di Pandeglang Banten Tetapkan Lebaran Pada 1 April 2025, Ini Tanggapan Wakil Bupati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG – Iing Andri Supriadi, Wakil Bupati Pandeglang Provinsi Banten menanggapi Pondok Pesantren Riyadus Sholihin yang menetapkan 1 Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada tanggal Selasa, 1 April 2025. 

    Iing mengatakan perbedaan bukan menjadi persoalan terhadap keyakinan. 

    “Perbedaan bukan persoalan, tinggal dikembalikan dengan keyakinan masing-masing,” katanya dalam pesan singkat, Minggu (30/3/2025).

    Meksipun begitu, Iing berharap pada momentum Hari Raya Idulfitri ini bisa dijadikan saran membangun dan menguatkan tali silaturrahmi.

    “Harapan saya, momentum Hari Raya ini kita jadikan sarana bersilaturahmi dengan keluarga dan semua pihak, sekaligus momen untuk saling memaafkan. Karena kesempurnaan hanya milik Allah,” pungkasnya. 

    Diketahui, pemerintah melalui Kementerian Agama RI telah memutuskan bahwa Lebaran Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin 31 Maret 2025.

    Hal itu sama seperti yang ditetapkan oleh Muhammadiyah.

    Sebelumnya, Pondok Pesantren Riyadus Sholihin di Kampung Pabuaran, Desa Cadasari, Kecamatan Cadasari, Pandeglang, memutuskan Lebaran Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Selasa 1 April 2025.

    Demikian hal itu disampaikan pimpinan Pondok Pesantren Riyadus Sholihin, Muhammad Mahfud. 

    “Kampung Pabuaran cadasari Pandeglang Banten, mengumumkan 1 syawal 1446 Hijriah, jatuh pada hari Selasa 1 April 2025,” ujarnya dalam pesan singkat, Minggu (30/3/2025).

    Muhammad Mahfud mengungkapkan, tolak ukur pihaknya memutuskan Hari Raya Idul Fitri 1446 H, yaitu dengan cara menggunakan metode Rukyatul Hilal. 

    Dikarenakan, tanggal 1 Hijriah tidak lebih dari 24 derajat pada saat melihat hilal dan harus di antara 11 sampai 24.

    “Itu alasan kami memutuskan 1 Syawal 1446 Hijriah,” katanya. 

    “Karena tidak ada satu elat 2 hukum menurut negara, dan tidak ada satu kasus 2 vonis,” ujarnya. 

     

    Penulis: Misbahudin

     

  • Muhammadiyah Siapkan 1.414 Lokasi Salat Idulfitri 1446 H di Yogyakarta

    Muhammadiyah Siapkan 1.414 Lokasi Salat Idulfitri 1446 H di Yogyakarta

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) telah menyiapkan 1.414 lokasi salat Idulfitri yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Yogyakarta. Persiapan tersebut bekerja sama dengan pimpinan daerah Muhammadiyah (PDM), pimpinan cabang Muhammadiyah (PCM), dan pimpinan ranting Muhammadiyah (PRM).

    Hal itu dilakukan setelah PWM DIY menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025, sesuai Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2025.

    Beberapa lokasi Salat Idulfitri di Kota Yogyakarta antara lain:
    1. Alun-Alun Kidul
    2. Pelataran Masjid Gede Kauman
    3. Halaman Taman Budaya
    4. Lapangan Minggiran
    5. Halaman Dalem Suryowijayan
    6. Lapangan UNY/Eks SGO
    7. Halaman SMAN 7 Pugeran
    8. Halaman Sewandanan Puro Pakualaman
    9. Kompleks Stadion Mandala Krida
    10. Lapangan ASRI
    11. Lapangan Mancasan
    12. Halaman Masjid Danoedjo As-Sudairi, Jalan Jogonegaran
    13. Halaman Balai RK Sutodirjan
    14. Kompleks Perumahan BTN
    15. Halaman Kantor Kementerian
    16. Halaman STAIMS
    17. Halaman SD Netral C
    18. Jalan Kampung Notoyudan
    19. Lapangan Krupukan RW 03 Jlagram
    20. Lapangan Karang Prenggan Kotagede
    21. Lapangan Tenis Green House
    22. Halaman Masjid Al Irsyad Karanganyar
    23. Halaman Parkir Purawisata
    24. Halaman SDN Pujokusuman
    25.Masjid Al Wihdah Nyutran
    26. Halaman Pendopo Tamansiswa
    27. Masjid Al Ikhlas Mergangsan Lor
    28. Masjid Tamtama Prawirotaman
    29. Halaman SDN Tahunan
    30. Lapangan Tenis Masjid Al Amin Keparakan Kidul

    Selain di Kota Yogyakarta, PWM DIY juga menyiapkan lokasi salat Idulfitri di Sleman dengan 314 lokasi, Kulon Progo 209 lokasi, Bantul 288 lokasi, Gunungkidul 377 lokasi.

    Masyarakat di Yogyakarta diimbau untuk memanfaatkan lokasi-lokasi ini guna menunaikan salat Idulfitri secara berjemaah dengan khusyuk dan tertib.

  • Ketum Muhammadiyah Ingatkan Mudik Lebaran Bukan Ajang Pamer Kesuksesan, Netizen: Kenyataannya Begitu Pak!

    Ketum Muhammadiyah Ingatkan Mudik Lebaran Bukan Ajang Pamer Kesuksesan, Netizen: Kenyataannya Begitu Pak!

    GELORA.CO –  Saat ini sebagian masyarakat tengah melakukan mudik jelang perayaan Idul Fitri. Beberapa dari mereka bahkan sudah sampai ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.

    Dalam hal ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan masyarakat agar tidak menjadikan tradisi mudik sebagai ajang pamer kekayaan atau kesuksesan.

    Ia menekankan bahwa esensi mudik adalah mempererat tali silaturahmi dan menumbuhkan semangat kebersamaan di kampung halaman. Bahkan ia menyatakan bahwa menjadikan mudik sebagai sarana untuk memamerkan kendaraan atau pencapaian di perantauan dapat menghilangkan makna sejati dari Idul Fitri itu sendiri.

    “Menjadi parsial atau bahkan tidak penting kalau mudik menjadi pamer kendaraan, kemudian pamer kesuksesan di rantau,” kata Haedar Nashir,  dikutip VIVA dari unggahan Instagram @mood.jakarta Minggu, 30 Maret 2025.

    Ia menyoroti pentingnya hidup sederhana dan menghindari gaya hidup berlebihan yang dapat memicu kesenjangan sosial serta mendorong perilaku menyimpang di tengah masyarakat. ​

    Menurutnya, makna sejati dari mudik adalah membangun kebersamaan dan memperkuat hubungan antar anggota keluarga serta masyarakat. Jika hanya dijadikan sarana untuk menunjukkan gaya hidup mewah, maka esensi Lebaran akan hilang.

    “Syawalan, Idul Fitri, mudik itu menjadi kekuatan untuk menumbuhkan semangat kebersamaan. Saya yakin penting,” tambahnya.

    Pernyataan Haedar ini memicu beragam respons dari netizen di media sosial. Sebagian pengguna media sosial mengungkapkan bahwa fenomena pamer kekayaan saat mudik memang kerap terjadi di masyarakat.

    Mereka menyoroti realitas di mana beberapa individu memanfaatkan momen mudik untuk menunjukkan kesuksesan mereka di perantauan, yang terkadang dapat menimbulkan rasa iri atau kesenjangan di antara warga kampung halaman.

    “Ya tapi kenyataanya banyak yang begitu pak, mau gimana lagi, Lebaran hilang kalau tidak pegang uang pak,” tulis komentar netizen dalam unggahan tersebut.

    “Buktinya di lapangan kebanyakan begitu pak,” timpal netizen lainnya.

    Imbauan ini menjadi refleksi bagi masyarakat semua untuk kembali pada esensi mudik yang sebenarnya, yaitu mempererat silaturahmi dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan tanpa harus terjebak dalam perilaku konsumtif atau pamer kekayaan.

  • Kenapa Arab Saudi Lebaran 30 Maret, Tapi Indonesia 31 Maret?

    Kenapa Arab Saudi Lebaran 30 Maret, Tapi Indonesia 31 Maret?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Arab Saudi sudah merayakan Hari Raya Idulfitri pada Minggu (30/3/2025). Pengumuman itu disampaikan Royal Court dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh kantor berita resmi Saudi pada Sabtu (29/3/2025). Alasannya karena hilal sudah terlihat.

    “Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa besok, Minggu, 30 Maret 2025, adalah hari pertama Idulfitri,” tulis Royal Court seperti dilansir AFP.

    Sementara, Uni Emirat Arab dan Qatar juga mengumumkan hari pertama Idulfitri pada esok hari. Sedangkan Oman dan Iran menyampaikan hari pertama Idulfitri akan dimulai pada Senin (31/3/2025).

    Artinya, akan serupa dengan Indonesia yang akan merayakan hari pertama Idulfitri pada lusa. Demikian pengumuman hasil sidang isbat yang disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam konferensi pers di Kemenag, Sabtu (29/3/2025).

    Sementara itu sidang Isbat yang digelar di Kementerian Agama (Kemenag) Jakarta, pada pukul 19.00, Sabtu (29/3/2025) memutuskan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Keputusan ini tak jauh berbeda dengan berbagai perkiraan beberapa pihak sebelumnya. Misalnya Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa dari BRIN Thomas Djamaludin, juga memprediksi 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada 31 Maret 2025.

    Thomas menyebut posisi bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk pada waktu maghrib tanggal 29 Maret.

    “Pada saat maghrib 29 Maret posisi bulan di Indonesia di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS yang digunakan pemerintah dan ormas-ormas Islam serta tidak memenuhi kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah,” ujar Thomas, beberapa saat lalu.

    “Keputusannya Idulfitri 1446 H: seragam 31 Maret 2025,” imbuhnya.

    Pertimbangan Menag Tetapkan 31 Maret 2025 Sebagai 1 Syawal 1446 Hijriah

    Lalu apa pertimbangan Menteri Agama menetapkan Hari Raya Lebaran jatuh tepat pada 31 Maret 2025?

    Dalam keterangan di situs resmi Kemenag dijelaskan, sidang isbat menyepakati keputusan tersebut karena dua hal.

    “Pertama, kita telah mendengar paparan Tim Hisab Rukyat Kemenag posisi hilal hari ini di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk dengan ketinggian berkisar minus 3 derajat 15,47 detik sampai minus 1 derajat 4,57 detik. Dengan sudut elongasi berkisar 1 derajat 12,89 detik hingga 1 derajat 36,38 detik,” terangnya.

    Secara hisab, lanjutnya, data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS.

    Dengan posisi demikian, imbuh dia, maka secara astronomis atau hisab, hilal tidak dimungkinkan untuk dilihat. Hal ini selanjutnya terkonfirmasi oleh pernyataan para perukyah yang diturunkan Kemenag.

    “Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal yang bekerja di bawah sumpah, mulai dari Aceh hingga Papua. Di 33 titik tersebut, tidak ada satu pun perukyah dapat melihat hilal,” ujar Menag.

    Dengan 2 pertimbangan itu, lanjut Menag, sidang Isbat menyepakati untuk mengistikmalkan (menyempurnakan) bulan Ramadan menjadi 30 hari sehingga 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025.

    “Jadi, Minggu besok umat Islam di Indonesia masih akan menjalani ibadah puasa Ramadan, selanjutnya malam Senin akan takbiran menyambut Idulfitri,” jelas Menag.

    (dce)

  • Kompak, Presiden Prabowo, SBY, dan Jokowi akan Salat di Masjid Istiqlal

    Kompak, Presiden Prabowo, SBY, dan Jokowi akan Salat di Masjid Istiqlal

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo akan melaksanakan salat Id di Masjid Istiqlal bersama dengan mantan Presiden SBY dan Jokowi.

    Prabowo akan salat di Masjid Istiqlal pada Senin, 31 Maret 2025. Informasi yang diperoleh Bisnis.com yakni Prabowo akan mantan Presiden SBY dan Jokowi akan melaksanakan salat Id bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Sebelumnya, pemerintah menetapkan bahwa 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025. Menurut Menag, umat Islam di Indonesia patut bersyukur karena dapat merayakan Ramadan dan Syawal berbarengan dengan Muhammadiyah.

    Sidang Isbat 1 Syawal 1446 H ini digelar secara luring dan dihadiri perwakilan ormas Islam, perwakilan Duta Besar negara sahabat, Tim Hisab Rukyat Kemenag, serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama.

    Adapun diketahui, Muhammadiyah sudah lebih dulu menetapkan 1 Syawal 1446 H pada 31 Maret 2025. Hal ini sesuai Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah. Maklumat ini dibacakan Sekretaris PP Muhammadiyah M Sayuti dalam konferensi pers pada Rabu (12/2/2025).

    Berdasarkan hasil hisab dalam maklumat tersebut, ijtimak jelang Syawal 1446 H terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 17:59:51 WIB. Pada hari yang sama, posisi bulan saat Matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia masih berada di bawah ufuk.

  • Mudik Lebaran 2025, Stasiun Bekasi Catat Rekor Penumpang KA Jarak Jauh Tertinggi – Page 3

    Mudik Lebaran 2025, Stasiun Bekasi Catat Rekor Penumpang KA Jarak Jauh Tertinggi – Page 3

    Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan Hari Raya Idul Fitri 2025 atau 1 Syawal 1446 Hijriah di Indonesia jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Sidang isbat penentuan awal Syawal 1446 Hijriah yang dipimpin langsung Menteri Agama Nasaruddin Umar pada Sabtu, 29 Maret 2025.

    “Disepakati bahwa 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada hari Senin, tanggal 31 Maret 2025,” kata Nasaruddin usai sidang isbat, Sabtu 29 Maret 2025.

    Sebelumnya, penetapan Idul Fitri 2025 atau 1 Syawal 1446 H diperkirakan akan seragam jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025.

    Muhammadiyah telah menetapkan tanggal tersebut lebih awal dengan menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, sementara NU dan pemerintah masih menunggu hasil pemantauan hilal yang akan diumumkan dalam sidang isbat.

    Keseragaman penetapan ini menjadi perhatian karena selama beberapa tahun terakhir, sering terjadi perbedaan dalam penetapan di kalangan masyarakat.

    Menurut Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad, sidang isbat akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Maret 2025, dan akan dipimpin langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. Sidang tersebut dijadwalkan dimulai pada sore hari, tepatnya pukul 16.30 WIB, yang diawali dengan seminar mengenai posisi hilal, kemudian dilanjutkan dengan sidang isbat.

    Sidang isbat penentuan 1 Syawal 1446 Hijriah akan dilaksanakan pada Sabtu, 29 Maret 2025, bertempat di Auditorium HM. Rasjidi, Kantor Pusat Kemenag, Jakarta Pusat. Proses sidang dimulai sejak sore hari dengan beberapa tahapan yang telah disusun Kementerian Agama agar pelaksanaannya berjalan sistematis dan terkoordinasi dengan baik.

    Rangkaian acara diawali pukul 16.30 WIB dengan seminar posisi hilal. Seminar ini merupakan diskusi teknis dengan para pakar astronomi dan ahli hisab yang memaparkan posisi hilal berdasarkan data hisab astronomi. Setelah itu, menjelang Magrib, peserta sidang melakukan buka puasa bersama dan shalat berjamaah.

    Tahap inti sidang isbat dimulai pada pukul 18.30 WIB secara tertutup, dan akan ditutup dengan konferensi pers sekitar pukul 19.00 WIB oleh Menteri Agama. Pengumuman tersebut merupakan keputusan resmi pemerintah yang menjadi acuan umat Islam di Indonesia dalam menetapkan tanggal Idul Fitri tahun ini.

     

  • Ini Jadwal Kunjungan Rutan KPK Saat Hari Raya Lebaran – Page 3

    Ini Jadwal Kunjungan Rutan KPK Saat Hari Raya Lebaran – Page 3

    Sebelumnya, Lebaran 2025 diperkirakan jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025. Baik Muhammadiyah maupun pemerintah memprediksi tanggal yang sama untuk Idul Fitri 1446 H. Sidang Isbat akan menentukan keputusan resmi, dijadwalkan pada 29 atau 30 Ramadan untuk memastikan penetapan 1 Syawal 1446 H.

    Hal ini memberikan kepastian bagi masyarakat untuk merencanakan mudik dan aktivitas lainnya selama periode libur panjang. Keputusan Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1446 H pada 31 Maret 2025 berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal.

    Metode ini menunjukkan ijtimak jelang Syawal terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 17:59:51 WIB, dengan hilal yang belum terlihat. Oleh karena itu, Ramadan disempurnakan menjadi 30 hari. Keputusan ini tertuang dalam Maklumat Nomor 1/MLWI.OFF12025 yang diumumkan pada 12 Februari 2025. Pemerintah, melalui sidang isbat, akan mempertimbangkan hasil rukyatul hilal dan hisab untuk penetapan resmi.

    Libur Lebaran 2025 diperkirakan berlangsung cukup panjang. Selain tanggal 31 Maret dan 1 April sebagai hari libur nasional, cuti bersama akan berlangsung hingga 7 April 2025. Ditambah dengan akhir pekan pada 5 dan 6 April, masyarakat berpotensi menikmati libur panjang hingga 8 hari.

     

     

     

    Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

  • 164.298 Personel Amankan Malam Takbiran dan Idulfitri 2025

    164.298 Personel Amankan Malam Takbiran dan Idulfitri 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Polri telah menyiapkan 164.298 personel gabungan untuk mengamankan malam takbiran dan perayaan Hari Raya Idulfitri 2025. Langkah ini dilakukan guna memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat selama momen sakral tersebut.

    Juru Bicara Satgas Humas Ops Ketupat, Kombes Alfian Nurnas mengatakan bahwa pengamanan juga diterapkan di 38.394 titik lokasi salat Ied, termasuk di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

    “Pengamanan ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah guna menciptakan situasi yang kondusif,” ujar Alfian Nurnas dalam keterangannya, Minggu (30/3/2025).

    Selain itu, sebanyak 126.736 objek pengamanan di seluruh Indonesia telah diamankan agar masyarakat dapat merayakan Idulfitri 2025 dengan aman dan nyaman.

    Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Penetapan ini didasarkan pada hasil sidang isbat yang digelar di kantor pusat Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Sabtu (29/3/2025).

    “1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Jadi, malam ini masih tetap melakukan tarawih,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam konferensi pers.

    Dengan penetapan ini, dipastikan bahwa perayaan Hari Raya Idulfitri 2025 atau 1 Syawal 1446 Hijriah kali ini bersamaan dengan Muhammadiyah, yang sebelumnya juga telah menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

  • Sebagian Warga Solo dan Jember Sholat Idul Fitri Hari Ini 30 Maret 2025, Ungkap Alasan Lebaran Lebih Awal

    Sebagian Warga Solo dan Jember Sholat Idul Fitri Hari Ini 30 Maret 2025, Ungkap Alasan Lebaran Lebih Awal

    PIKIRAN RAKYAT – Sejumlah masjid di Kota Solo, Jawa Tengah, dan di perbatasan Jember-Bondowoso, Jawa Timur, telah melaksanakan Shalat Idul Fitri pada Minggu, 30 Maret 2025, meskipun pemerintah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Perbedaan ini terjadi karena metode penetapan 1 Syawal yang mereka gunakan berbeda dari pemerintah.

    Shalat Idul Fitri di Solo

    Sejumlah warga sudah menjalankan Shalat Idul Fitri di Solo, Jawa Tengah, Minggu 30 Maret 2025.

    Di Kota Solo, salah satu masjid yang telah menggelar Shalat Id adalah Masjid Al-Bakrie, Mojosongo, Jebres. Ratusan jamaah, baik pria maupun wanita, turut serta dalam pelaksanaan ibadah tersebut.

    Takmir Masjid Al-Bakrie, Sulaiman, menjelaskan bahwa pelaksanaan Shalat Id dilakukan karena mengikuti rukyat global. Menurutnya, hilal telah terlihat di Arab Saudi, sehingga 1 Syawal ditetapkan lebih awal.

    “Kami mengambil rukyat global dalam melihat hilal, sehingga kami mengikuti penetapan 1 Syawal hari ini,” ucapnya.

    Sulaiman juga mengungkapkan bahwa penetapan ini baru diketahui pada Sabtu malam, sehingga pemberitahuan kepada jamaah dilakukan secara mendadak. Namun, pihak takmir telah melakukan persiapan sebelumnya untuk kemungkinan pelaksanaan Shalat Id pada hari Minggu.

    Selain Masjid Al-Bakrie, Masjid Al-Hidayah Sriwedari juga menggelar Shalat Id pada hari yang sama. Khatib masjid tersebut, Taufan Wahyu, menegaskan bahwa mereka berpedoman pada rukyat global dalam menetapkan 1 Syawal.

    “Kami ingin mencontoh Nabi yang memulai puasa dan berbuka dengan hilal. Sedangkan di Saudi sudah terlihat hilal,” ujarnya.

    Lebaran Lebih Awal di Jember-Bondowoso

    Di perbatasan Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso, ratusan warga sekitar Pondok Pesantren Mahfilud Dluror dan Ponpes Salafiyah Syafi’iyah di Desa Suger Kidul juga merayakan Idul Fitri pada Minggu, 30 Maret 2025.

    Pelaksanaan Shalat Id di pondok pesantren tersebut mendapat pengamanan dari aparat Polsek Jelbuk, mengingat lokasi masjid berada di perbatasan dengan lalu lintas yang cukup padat.

    Pengurus Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, Irwanto, menjelaskan bahwa jamaah di ponpes ini telah berpuasa lebih awal, yaitu sejak 28 Februari 2025, berdasarkan kitab salaf Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais yang telah diterapkan sejak tahun 1826.

    Metode yang mereka gunakan disebut sistem khumasi, yang memastikan mereka telah berpuasa selama 30 hari.

    “Kami memang puasa lebih awal yakni pada 28 Februari 2025 berdasarkan kitab salaf yang diterapkan sejak tahun 1826 dengan sistem khumasi, sehingga genap kami berpuasa 30 hari,” katanya.

    Irwanto menambahkan bahwa penetapan 1 Syawal di ponpes mereka dilakukan melalui metode hisab dan rukyat, tetapi berbeda dari metode yang digunakan oleh pemerintah dan Muhammadiyah. Keputusan ini telah dilakukan secara turun-temurun selama ratusan tahun.

    “Hampir setiap tahun memang penetapan awal puasa dan 1 Syawal berbeda dengan pemerintah atau lebih awal, namun kami tetap menghormati warga yang masih menjalankan puasa hari ini, sehingga merayakan Lebaran secara sederhana,” tuturnya.

    Irwanto juga menegaskan bahwa tidak ada paksaan bagi warga sekitar pondok pesantren untuk mengikuti keputusan ini. Masyarakat bebas memilih kapan mereka ingin merayakan Idul Fitri. Meskipun begitu, banyak jamaah yang datang dari Kabupaten Jember dan Bondowoso untuk mengikuti Shalat Id di pesantren tersebut.

    Pengamanan dari Pihak Kepolisian

    Kapolsek Jelbuk, AKP Brisan Imanulla, menyatakan bahwa pihaknya bersama aparat tiga pilar melakukan pengamanan agar ibadah berjalan dengan lancar. Selain menjaga ketertiban, mereka juga mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi masjid, mengingat letaknya berada di perbatasan dua kabupaten yang cukup ramai kendaraan.

    “Alhamdulillah pelaksanaan shalat Id berjalan lancar dan kami juga dibantu oleh petugas keamanan ponpes, sehingga situasi berjalan kondusif dan kami juga mengatur arus lalu lintas karena lokasi pesantren berada di perbatasan dua kabupaten yang cukup padat kendaraan melintas,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Sebagian Warga di Jember-Bondowoso Rayakan Lebaran Hari Ini

    Sebagian Warga di Jember-Bondowoso Rayakan Lebaran Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian masyarakat yang berada di sekitar Pondok Pesantren Mahfilud Dluror dan Ponpes Salafiyah Syafi’iyah di Desa Suger Kidul, Kabupaten Jember, Jawa Timur merayakan Lebaran lebih awal dari penetapan pemerintah yakni pada hari ini, Minggu (30/3/2025).

    Ratusan orang dari jamaah dua pondok pesantren itu terlihat memadati masjid yang berada di dalam pesantren untuk melaksanakan salat Id dengan mendapatkan pengamanan dari aparat Kepolisian sektor (Polsek) Jelbuk karena lokasinya berada di perbatasan dengan lalu lintas yang cukup padat.

    “Kami memang puasa lebih awal yakni pada 28 Februari 2025 berdasarkan kitab salaf Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais yang diterapkan sejak tahun 1826 dengan sistem khumasi, sehingga genap kami berpuasa 30 hari,” kata Pengurus Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, Irwanto di Desa Suger Kidul.

    Dia mengatakan pihaknya melakukan penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah dengan metode hisab dan rukyat. Namun, metodenya berbeda dengan cara yang dilakukan pemerintah dan Muhammadiyah karena hal tersebut sudah dilakukan turun temurun ratusan tahun lalu.

    “Hampir setiap tahun memang penetapan awal puasa dan 1 Syawal berbeda dengan pemerintah atau lebih awal, namun kami tetap menghormati warga yang masih menjalankan puasa hari ini, sehingga merayakan Lebaran secara sederhana,” tuturnya.

    Selama ini tidak ada paksaan kepada warga sekitar pondok pesantren untuk mengikuti hasil ijtihad di ponpes tersebut karena masyarakat bebas memilih dalam merayakan Lebaran 2025. Namun, sebagian jamaah yang mengikuti salat id tersebut berasal dari Kabupaten Jember dan Bondowoso.

    Sementara Kapolsek Jelbuk AKP Brisan Imanulla mengatakan pihaknya bersama tiga pilar melakukan pengamanan di sekitar lokasi masjid yang digunakan shalat Id agar ibadah yang dilakukan ratusan warga berjalan dengan khusyuk. 

    “Alhamdulillah pelaksanaan shalat Id berjalan lancar dan kami juga dibantu oleh petugas keamanan ponpes, sehingga situasi berjalan kondusif dan kami juga mengatur arus lalu lintas karena lokasi pesantren berada di perbatasan dua kabupaten yang cukup padat kendaraan melintas,” katanya. 

    Masyarakat di Desa Suger Kidul tersebut sudah terbiasa dengan perbedaan dalam mengawali puasa Ramadhan dan penetapan Hari Raya Idul Fitri yang dianggap sebagai anugerah dan tidak menjadi penghalang untuk mewujudkan kerukunan bersama.