Organisasi: Muhammadiyah

  • Bicara Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Ini Gagasan Emil Dardak

    Bicara Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Ini Gagasan Emil Dardak

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Elestianto Dardak, menyebut pentingnya paradigma baru dalam manajemen pembangunan kesejahteraan sosial di Indonesia.

    Emil mengungkapkan bahwa kesejahteraan sosial tidak hanya berkaitan dengan aspek kesehatan dan pendidikan, tetapi juga dengan peningkatan pelayanan ekonomi bagi masyarakat.

    Hal itu diungkapkan emil saat mengisi Kuliah Umum Nasional bertajuk “Paradigma Baru dalam Manajemen Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Indonesia” di Aula Lt.9 GKB IV Universitas Muhammadiyah Malang, secara zoom, Selasa (17/12/2024).

    “Jika kita bicara mengenai kesejahteraan, tentu kita bicara tentang kesehatan, pendidikan, serta pelayanan yang memadai. Namun, yang tidak kalah penting adalah konteks ekonomi masyarakat, di mana ada harapan besar untuk meningkatkan pelayanan kita,” ujar Emil.

    Lebih lanjut, Emil menyampaikan bahwa salah satu solusi utama dalam mengatasi kemiskinan adalah memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti pangan, papan, dan sandang. Menurutnya, pengukuran kemiskinan harus dilihat dari sisi pengeluaran rata-rata keluarga.

    “BPS mengukur berapa pengeluaran rata-rata keluarga, dan itu sebabnya bantuan sosial, salah satunya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut,” katanya.

    Mantan Bupati Trenggalek ini menambahkan bahwa saat ini, garis kemiskinan di Indonesia diukur berdasarkan pengeluaran kurang dari Rp550.000 per bulan per kapita.

    “Jika pengeluaran seseorang kurang dari 550 ribu, artinya dia miskin. Misalnya, jika satu keluarga terdiri dari empat orang, maka pengeluaran keluarga tersebut harus mencapai minimal Rp2,2 juta per bulan agar tidak dianggap miskin,” jelasnya.

    Emil kemudian mengungkapkan bahwa pemerintah Jawa Timur sebelumnya memfokuskan upaya pada pengentasan kemiskinan ekstrem, yang kini menunjukkan hasil positif. “Kemiskinan ekstrem sudah jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kemiskinan nasional, dan itu adalah capaian yang patut kita syukuri,” tambahnya.

    Dalam kesempatan itu, Emil juga menyarankan untuk menerapkan empat paradigma baru dalam pembangunan kesejahteraan sosial, salah satunya adalah pemanfaatan teknologi. Menurutnya, teknologi digital dan big data dapat membantu mengatasi masalah kemiskinan dengan mempercepat distribusi bantuan sosial.

    “Melalui NIK (Nomor Induk Kependudukan), kita dapat mengintegrasikan data di seluruh dinas. Misalnya, jika seseorang gagal panen, data tersebut dapat langsung diterima oleh dinas sosial untuk mempercepat bantuan,” ujarnya.

    Selain itu, Emil juga menyebut pentingnya teknologi dalam sarana dan prasarana, terutama di desa. Teknologi yang efisien seperti pompa hemat listrik dapat meringankan beban masyarakat desa tanpa membebani keuangan mereka.

    “Banyak teknologi yang dapat diterapkan di desa, tanpa membebani masyarakat, dan ini adalah solusi yang dapat memperbaiki kualitas hidup mereka,” tambah Emil.

    Perubahan lanskap ekonomi juga menjadi perhatian Emil. Emil menilai bahwa sejak pandemi COVID-19, banyak perubahan dalam perilaku konsumen, terutama di kalangan generasi Z yang lebih tertarik pada kuliner dan jalan-jalan daripada membeli barang.

    “Jika kita ingin memecahkan masalah ekonomi rakyat, kita harus berani menyampaikan kepada masyarakat bahwa mungkin profesi mereka saat ini sudah sulit berkembang,” tegasnya.

    Terakhir, Emil Dardak mengajak masyarakat untuk membuka peluang ekonomi di desa. Dia mencatat bahwa banyak orang yang kini bekerja serabutan di kota, namun dengan adanya teknologi, lapangan pekerjaan tersebut semakin terbatas.

    “Kita harus menciptakan peluang-peluang ekonomi di desa agar masyarakat tidak lagi tergantung pada pekerjaan serabutan di kota,” tutupnya.[asg/kun]

  • Kemendiktisaintek RI Kunjungi Klaster Padi Organik Bondowoso

    Kemendiktisaintek RI Kunjungi Klaster Padi Organik Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendiktisaintek RI) berkunjung ke Klaster Padi Organik di Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Selasa (17/12/2024).

    Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi ketahanan pangan berbasis pertanian berkelanjutan.

    Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Prof. Fauzan menyatakan, pengembangan padi organik di Bondowoso merupakan langkah nyata yang berpotensi besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

    Penguatan ketahanan pangan berbasis pertanian berkelanjutan di Desa Lombok Kulon itu tak lepas dari pembinaan dan kerjasama petani dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Pemerintah dan Perbankan.

    “Sejak 2013, UMM telah berkomitmen untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, salah satunya dengan pengembangan beras organik di daerah ini,” katanya.

    Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Prof. Dr. Fauzan diwawancarai media di Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Selasa (17/12/2024). (Deni Ahmad Wijaya/BeritaJatim.com)

    Pola pertanian padi organik ini tidak hanya memiliki pasar khusus yang luas, melainkan juga memberi cuan lebih bagi petani. Sebab, tinggi dari sisi produktivitas panen dan besar margin keuntungannya.

    “Produksi padi organik ini bukan hanya meningkatkan kapasitas panen dari 5 ton menjadi lebih dari 8 ton per hektar, tetapi juga menawarkan nilai tambah dari segi kesehatan karena penggunaan bahan organik murni,” tuturnya.

    Menurutnya, hal ini adalah praktik baik yang patut dicontoh. “Sebagai upaya mewujudkan desa mandiri pangan dan energi, sejalan dengan visi pembangunan nasional,” ujar Prof. Fauzan.

    Dalam kesempatan yang sama, Plt. Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek RI, Fauzan Adziman, menekankan pentingnya produktivitas dan ekosistem riset dalam mendukung swasembada pangan, salah satu prioritas utama pemerintahan Prabowo-Gibran.

    “Kami mendengar bahwa produktivitas padi organik di sini meningkat signifikan. Ini menjadi contoh konkret bagaimana riset dan pengembangan dapat meningkatkan perekonomian serta mengendalikan inflasi,” katanya.

    Ke depan, tantangan pelaku usaha pertanian padi organik adalah memperluas skala usahanya.

    “Harus scaling up agar praktik ini bermanfaat di seluruh Indonesia,” jelasnya.

    Ia juga menekankan perlunya kolaborasi multi-pihak, termasuk perguruan tinggi, pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan komunitas masyarakat.

    “Pemerintah melalui APBN akan mendukung pendanaan berbasis masalah dengan fokus utama pada swasembada pangan,” terangnya.

    Kemendiktisaintek RI sendiri sudah membentuk Direktorat Jenderal baru yakni Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi yang akan berkomunikasi langsung dengan masyarakat.

    “Untuk menyediakan teknologi dan informasi terkait pertanian organik,” tuturnya.

    Berdasarkan riwayat, pengembangan padi organik di Desa Lombok Kulon awalnya digagas sebagai solusi atas rendahnya keuntungan padi konvensional akibat tingginya biaya operasional.

    Berkat dukungan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Pemkab Bondowoso dan Bank Indonesia, masyarakat berhasil membangun ekosistem pertanian organik yang lebih menguntungkan dan sehat.

    “Beras organik memiliki keunggulan dari aspek ekonomi dan kesehatan. Jika ditreatment dengan metode organik murni, hasilnya lebih sehat dan bernilai tambah tinggi,” ujarnya.

    Pj Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Guntoro, menyebutkan bahwa luasan total areal padi organik di Lombok Kulon mencapai 105 hektar.

    “Selain itu, terdapat 100 hektar di Desa Sulek, Kecamatan Tlogosari, dan 20 hektar di Desa Gadingsari, Kecamatan Binakal yang sedang dalam tahap konversi ke lahan organik,” sebut Wawan.

    Pemkab Bondowoso mengaku akan sepenuhnya mendukung program ketahanan dan swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah pusat.

    “Potensi padi organik di Bondowoso ini sangat besar dan menjadi salah satu solusi dalam menghadapi tantangan pangan nasional,” tegasnya. (awi/ted)

  • Nusron Ungkap Baru 24 Ribu Ha Tanah Wakaf yang Kantongi Sertifikat

    Nusron Ungkap Baru 24 Ribu Ha Tanah Wakaf yang Kantongi Sertifikat

    Yogyakarta

    Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengatakan sertifikasi untuk tanah wakaf masih minim. Menurut datanya jumlah tanah wakaf yang baru tersertifikasi baru 24 ribu hektare (ha) di seluruh Indonesia.

    Untuk itu, dirinya ingin mendorong sertifikasi untuk tanah wakaf. Tanah wakaf tersebut bisa berupa di atas bangunan masjid, pondok pesantren, hingga makam.

    “Sertifikasi wakaf ini masih minim di Indonesia. Totalnya baru sekitar 250 ribu bidang. Kalau di total-total hektarnya baru sekitar 24 ribu hektar se-Indonesia. Padahal kami melihat potensi masjid, potensi madrasah, pondok pesantren, termasuk makam,” kata dia di Kantor Wilayah BPN DI Yogyakarta, Mergangsan, Yogyakarta, Selasa (17/12/2024).

    Menurut Nursron tanah wakaf harus segera memiliki sertifikat untuk mencegah sengketa atau konflik. Apalagi, tanah wakaf berpotensi memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

    “Contoh, Musala 300 meter dulu nggak dilirik. Begitu ada jalan tol lewat situ, ya kan 300 meter nilainya Rp 5 juta, kali 300 meter Rp 1,5 miliar, langsung keluarganya semerintil, ya kan, gugat, ngalor-ngidul. Nah, ini jangan sampai terjadi, untuk mengantisipasi ke depan,” terangnya.

    Kementerian ATR/BPN akan menggandeng berbagai pihak untuk mendorong sertifikasi tanah wakaf, seperti PP Muhammadiyah, PBNU hingga beberapa pondok pesantren. Nusron juga ingin yayasan keagamaan mendapatkan sertifikat.

    Untuk setahun ke depan, Nusron menargetkan ada pertumbuhan sertifikasi tanah wakaf, mengingat pengajuan sertifikasi ini gratis kepada masyarakat. Dia memerintahkan pegawainya agar tidak mempersulit proses sertifikasi.

    “Kami targetkan pokoknya yang penting tumbuh growth, sebanyak-banyaknya. Karena ini tidak lihat bidangnya, yang penting bisa menyelamatkan aset-aset daripada wakaf tersebut dan juga gratis. Kami minta kepada kantor ATR/BPN untuk lebih proaktif menjembatani tanah-tanah wakaf tersebut. Tidak boleh mempersulit intinya,” tegasnya.

    Untuk sertifikasi tanah wakaf pada yayasan dan badan hukum keagamaan juga akan didorong, namun memiliki syarat tertentu. Nusron menyebut, syaratnya harus mendapat rekomendasi dari Kementerian Agama dan izin Kementerian ATR/BPN.

    “Nah sekarang, yayasan keagamaan asal digunakan untuk sosial, pendidikan, boleh mempunyai hak milik sepanjang mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Agama dan mendapatkan izin dari Kementerian ATR/BPN. Kami akan kasih izin itu sepanjang memang benar untuk kepentingan sosial keagamaan, termasuk pendidikan, karena ini baik adanya,” pungkasnya.

    (ada/fdl)

  • BSI berdayakan warga Desa Semoyo Yogyakarta

    BSI berdayakan warga Desa Semoyo Yogyakarta

    “Khusus untuk Desa Semoyo terdapat 506 jiwa penerima manfaat dengan total penyaluran sebesar Rp3,6 miliar

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengembangkan ekonomi lokal dengan memberdayakan warga Desa Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Direktur Kepatuhan & Sumber Daya Manusia BSI Tribuana Tunggadewi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan pemberdayaan ini merupakan program Desa Bangun Sejahtera Indonesia (Desa BSI) yang berkesinambungan dilakukan perseroan.

    Desa BSI adalah program pemberdayaan sekaligus optimalisasi dana zakat melalui penguatan dan pengembangan sumber daya ekonomi lokal sehingga memberikan manfaat yang berkelanjutan.

    “Khusus untuk Desa Semoyo terdapat 506 jiwa penerima manfaat dengan total penyaluran sebesar Rp3,6 miliar. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan program pemberdayaan klaster usaha budidaya produk turunan sereh wangi, eduwisata tanaman herbal, serta peternakan,” ujar Dewi.

    Salah satu program pengembangan Desa BSI Semoyo dengan menanam serai wangi serta pohon produktif lainnya yang dapat membawa manfaat bagi peningkatan ekonomi mustahik setempat.

    Masyarakat Desa Semoyo juga memanfaatkan limbah daun serai wangi yang merupakan sisa penyulingan, menjadi kerajinan anyaman atap rumah.

    Dengan demikian, konsep pengolahan pemberdayaan tanaman serai tidak menyisakan sampah yang dapat mencemari lingkungan sekitar.

    Dengan adanya program pemberdayaan Desa BSI, lanjut Dewi, BSI berharap dapat menciptakan manfaat berkelanjutan yang selaras dengan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) sehingga tercipta dampak positif bagi peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan.

    “Diharapkan business model pemberdayaan desa Semoyo dapat diikuti oleh desa-desa lainnya,” tuturnya.

    Selain Desa Semoyo, perseroan telah memberdayakan 20 desa di Tanah Air melalui program Desa BSI. Desa tersebut terbagi dalam berbagai klaster di antaranya pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan dengan total penerima manfaat sebanyak 6.642 jiwa dan total penyaluran dana sebesar Rp86,5 miliar.

    Bersamaan dengan groundbreaking Desa BSI Semoyo, BSI bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Non-Governmental Organization (NGO), serta masyarakat setempat melaksanakan program penanaman pohon.

    Jenis yang ditanam adalah pohon produktif dengan total 10.671 untuk Desa Semoyo dan lainnya. Kegiatan ini ditargetkan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 836 ton Co2e.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Generasi Terkoneksi (GENsi) Maksimalkan Peluang AI di Era Digital

    Generasi Terkoneksi (GENsi) Maksimalkan Peluang AI di Era Digital

    Bisnis.com, SORONG – Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sudah menjadi bagian penting dalam aktivitas keseharian, terutama dalam membuka peluang-peluang baru di era digital.

    Dalam seminar bertajuk “Saatnya GENsi (Generasi Terkoneksi) BERAKSI (Berkarya dengan Bijak dan Berprestasi)” yang diadakan oleh Indosat Ooredoo Hutchison di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Anjas Maradita, kreator konten AI, mengupas tuntas topik menarik seputar kecerdasan buatan (AI).

    Anjas memulai dengan menyampaikan sejumlah manfaat dan konsep dasar AI, yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia sehari-hari, mulai dari fitur-fitur sederhana seperti rekomendasi di aplikasi belanja hingga teknologi kompleks dalam dunia kesehatan dan industri kreatif.

    “AI bisa diutilisasi untuk pekerjaan atau bisnis saat ini. Dengan memanfaatkan bisnis online, misalnya, teman-teman [generasi muda] bahkan tidak perlu memiliki barangnya jika menggunakan AI. Teknologi bisa mengubah hidup menjadi lebih baik dan AI adalah kapitalisasi pasar yang baru,” ungkapnya.

    Anjas menyoroti bagaimana AI bekerja sebagai alat yang mampu menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat, memberikan wawasan yang tidak dapat dilakukan manusia dalam waktu singkat.

    Bagi generasi muda, katanya, AI adalah peluang besar untuk berkembang. Anjas pun memotivasi peserta untuk memanfaatkan tools-tools berbasis AI untuk menciptakan karya yang inovatif.

    Dia memberikan contoh langsung tentang bagaimana AI dapat digunakan dalam menciptakan konten visual, narasi hingga konten suara/musik yang efektif dan inovatif, sekaligus menghemat waktu. Demonstrasi ini disambut antusias oleh peserta yang penasaran dengan potensi AI dalam membantu proses kreatif mereka.

    Dalam era digital, AI telah membawa perubahan signifikan di berbagai sektor, termasuk dunia kreatif. Anjas menjelaskan bahwa AI tidak hanya mampu menghasilkan konten secara cepat melalui tools seperti generator teks, gambar hingga musik, tetapi juga membantu kreator untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas karya mereka.

    Meski demikian, dia mengingatkan bahwa karya orisinal dengan sentuhan manusia tetap menjadi kunci utama dalam membangun koneksi emosional dengan audiens.

    Perbesar

    Di sisi lain, Anjas juga membahas tantangan besar yang dibawa AI, seperti etika dalam penggunaannya. Dia menekankan pentingnya memahami batasan dan tanggung jawab saat menggunakan teknologi ini.

    “AI bukan pengganti kreativitas manusia, melainkan alat untuk memperkuatnya. Kreator tetap harus menjaga integritas karya mereka dengan selalu memadukan sentuhan personal di setiap proses kreatif,” tambahnya.

    Lebih jauh, Anjas mengajak peserta untuk melihat AI sebagai “teman” yang membantu membuka peluang baru, bukan sebagai “lawan” yang akan menggantikan peran manusia. Menurutnya, AI justru dapat menjadi katalis bagi sinergi antara kreativitas manusia dan efisiensi teknologi.

    Selain manfaatnya bagi dunia kreatif, Anjas menyoroti bagaimana AI juga dapat menjadi alat pembelajaran bagi generasi muda. Dengan memanfaatkan teknologi ini, generasi muda dapat lebih cepat mempelajari keterampilan baru, baik di bidang seni, teknologi, maupun ilmu pengetahuan. Namun, ia menegaskan bahwa penggunaannya harus tetap dibarengi dengan pemahaman mendalam tentang etika digital.

    Sebagai penutup, Anjas memberikan pesan kepada generasi muda untuk tidak takut dengan AI, melainkan belajar mengendalikannya. Dia menggarisbawahi bahwa teknologi ini adalah alat yang memiliki potensi besar untuk mengubah hidup, jika digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab. “Generasi muda adalah masa depan teknologi, dan AI adalah bagian dari masa depan itu.”

    Acara ini menjadi bukti nyata bahwa Indosat Ooredoo Hutchison tidak hanya menyediakan akses digital tetapi juga memberdayakan generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Melalui sesi ini, para peserta diajak untuk membuka pikiran mereka terhadap potensi AI sebagai teman yang mendukung perjalanan kreatif mereka di era digital.

    Swandi Tjia, EVP Head of Circle Kalisumapa di Indosat Ooredoo Hutchison menegaskan teknologi dapat digunakan untuk menciptakan nilai sekaligus mendukung tujuan pembangunan jangka panjang.

  • Pemerintah Targetkan Pendapatan Negara 2025 Tembus Rp3 Ribu Triliun, Pengamat Sebut Sebagai Alasan Naiknya PPN

    Pemerintah Targetkan Pendapatan Negara 2025 Tembus Rp3 Ribu Triliun, Pengamat Sebut Sebagai Alasan Naiknya PPN

    FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Pemerintah menargetkan pendapatan negara di tahun 2025 tembus Rp3.005 triliun. Paling besar dari pajak.

    Angka itu naik dari target pendapatan negara tahun 2024 yang hanya ditarget di kisaran Rp2.719,1 – Rp2.865,3 triliun. Pengamat Ekonomi Sutardjo Tui menyebut kebijakan tersebut biang dari naiknya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) jadi 12 persen.

    Apalagi, Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar itu menyebut APBN 2025 dirancang dengan defisit Rp616,2 triliun. Atau 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

    “Rp3 ribu triliun itu kan untuk menutupi defisit APBN. Kapan APBN tidak defisit, pajak mestinya turun,” kata Sutardjo kepada fajar.co.id, Selaa (17/12/2024).

    Kenaikan target pendapatan negara, menurutnya memang wajar jika hanya berkisar 20-15 persen. Kalau memang ditujukan untuk pembangunan.

    Hanya saja, ia menilai masalahnya ada dampaknya ke masyarakat. Jika pajak tinggi, maka yang tersiksa adalah masyarakat.

    “Problemnya adalah, makin tinggi pajak, makin menyiksa masyarakat. Jangan sampai itu dilalkukan untuk menutupi defisit APBN yang disebabkan oleh tidake fisiensinya pemerintah, Misalnya bikin rapat lah, korupsi lah dan semacamnya,” jelasnya.

    “Tapi kalau pajaknyaitu untuk pembangunan, itu sih wajar saja,” tambahnya.

    Menurutnya, ada beberapa pilihan menutupi defisit APBN. Bisa dengan mengajukan pinjaman, menaikkan pajak, atau efisiensi.

    Pilihan ketiga tersebut, menurutnya sangat memungkinkan dilakukan. Misalnya mengurangi perjalanan dinas.

    “Perjalanan ke luar negeri, pertemuan, seminar dan seterusnya. Atau unfraastruktur yang kurang mendesak, sehingga efisiensi. Itu defisit kalau banyak pengeluaran,” pungkasnya.
    (Arya/Fajar)

  • Grab-GOTO Terlibat Program Makan Bergizi, Pengamat Desak Transparansi

    Grab-GOTO Terlibat Program Makan Bergizi, Pengamat Desak Transparansi

    Bisnis.com, JAKARTA – Keterlibatan Grab Indonesia dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dalam uji coba program makan bergizi gratis (MGB) dinilai harus disertai dengan tingkat transparansi yang tinggi. Khawatir keduanya justru mencari keuntungan, alih-laih untuk sosial. 

    Pengamat Kebijakan Publik UPNVJ, Achmad Nur Hidayat mengatakan keterlibatan Grab dan GOTO dalam MBG tidak dapat dilepaskan dari realitas bahwa perusahaan tersebut bagian dari ekosistem bisnis besar yang berorientasi pada keuntungan.

    Maka dari itu, untuk melepaskan anggapan tersebut dibutuhkan transparansi yang tinggi. Sebab, tanpa adanya transparansi berisiko muncul konflik kepentingan. Pemerintah harus memastikan bahwa tujuan utama keterlibatan Grab bukan untuk cari untung. 

    “Contohnya, jika Grab dan Ovo menggunakan program ini untuk memperluas pangsa pasar mereka, seperti meningkatkan adopsi layanan pembayaran digital Ovo di kalangan masyarakat yang lebih luas, maka program MBG bisa kehilangan esensi sosialnya,” kata Achmad kepada Bisnis, Senin (16/12/2024).

    Tidak hanya itu, Achmad melihat dengan adanya pemangkasan anggaran dari Rp15.000 menjadi Rp10.000 per porsi akan menjadi tantangan bagi Grab nantinya.

    Sebab, adanya pemangkasan ini dapat menguji kemampuan Grab dan Ovo untuk memastikan keberlanjutan program makan bergizi gratis kedepannya.

    “Dalam konteks ini, peran mereka tidak boleh hanya bersifat insidental atau sekadar langkah promosi.  Sebaliknya, Grab dan Ovo perlu menunjukkan bagaimana mereka dapat menciptakan model yang berkelanjutan, terutama dalam kondisi anggaran terbatas,” ucapnya.

    Lebih lanjut, dengan adanya program MGB yang dilakukan oleh Grab, Achmad menyebutkan program ini harus melibatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal sebagai penyedia makanan bergizi. 

    Sebab, jika Grab dan Ovo hanya memanfaatkan mitra merchant yang sudah ada tanpa memberdayakan UMKM baru atau komunitas lokal, tentu tidak ada nilai yang mencolok dari program ini.

    “Jika Grab dan Ovo tidak memberdayakan UMKM lokal, maka manfaat ekonomi dari program ini akan terbatas dan tidak berkontribusi pada pembangunan ekonomi jangka panjang,” ucap Achmad.

    Adapun, Grab Indonesia dan Ovo melakukan peninjauan uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (16/12/2024).

    Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengatakan bahwa uji coba program MBG ini merupakan langkah dari Grab dalam mendukung program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Neneng menuturkan uji coba program MBG yang dilakukan oleh Grab dan Ovo di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Kulon Progo sudah terlaksana sejak bulan September 2024.

    “Dan kami Grab dan Ovo memastikan bahwa kami berkomitmen untuk membantu pemerintah mensukseskan program makan bergizi gratis ini,” kata Neneng.

    Sementara itu, Chief of Public Policy and Government Relation GoTo Group Ade Mulya mengatakan program MBG CSR GOTO diinisiasi oleh Grup GoTo sebagai bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan sekaligus untuk mendukung implementasi Program Makan Bergizi Gratis pemerintah. 

    Adapun proses pemesanan dimulai dengan perwakilan sekolah melakukan konfirmasi jadwal pembelajaran sekolah melalui layanan digital fitur Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) di aplikasi Gojek. Selanjutnya, layanan digital fitur GOTA secara otomatis memesan makan bergizi gratis dari UMKM unggulan di sekitar sekolah. 

    “Semua proses ini terintegrasi dengan dompet digital. Jumlah porsi makanan bergizi gratis disesuaikan dengan jumlah siswa yang menjadi penerima manfaat.” kata Ade kepada Bisnis, Senin (25/11/2024). 

    Ade menambahkan setelah dipesan, makanan akan diantar oleh mitra pengemudi ke masing-masing sekolah dengan standar kualitas makanan yang terjaga. 

    Lebih lanjut, demi menjamin kualitas makanan dan penyajiannya, GOTO sudah menyiapkan SOP yang rigid untuk memastikan makanan yang dikonsumsi memenuhi standar gizi yang baik dan juga aman untuk dikonsumsi oleh para siswa penerima.  

    “Program MBG CSR GoTo di setiap sekolah telah mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan setempat untuk memastikan setiap porsi makanan yang diberikan ke siswa memenuhi gizi,” kata Ade. 

  • Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta, Menko Zulhas Beri Masukan

    Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta, Menko Zulhas Beri Masukan

    Bisnis.com, YOGYAKARTA – Grab Indonesia dan Ovo melakukan peninjauan uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (16/12/2024).

    Dalam kesempatan ini, tampak hadir Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan untuk meninjau program yang dilakukan oleh Grab Indonesia.

    Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan bahwa dirinya senang Grab Indonesia dan Ovo memilih SD Muhammadiyah 1 Wonopeti sebagai tempat uji coba program makan bergizi gratis (MBG).

    Sebab, Zulhas menilai sekolah yang dikelola oleh Muhammadiyah ada di berbagai pelosok negeri dan Muhammadiyah dapat mengatur setiap program dengan baik.

    “Saya senang sekali karena Grab merangkul dan mengajak Muhammadiyah, itu nomor satu. Karena sekolah Muhammadiyah itu ada di mana-mana. Karena kalau melibatkan Muhammadiyah mudah-mudahan separuh pekerjaan selesai,” kata Zulhas, Senin (16/12/2024).

    Tidak hanya itu, Zulhas juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Grab Indonesia yang mau membantu dan berkontribusi lebih banyak dalam program MBG ini.

    Apalagi, Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini menyebut kontribusi dari berbagai pihak untuk memberikan makan bergizi sangat penting. Diharapkan akan membuat anak-anak di Indonesia menjadi hebat, kuat, pintar, dan sehat, serta menjadikan Indonesia menjadi negara maju.

    “Mudah-mudahan kerja sama ini dapat respons yang baik dari Badan Gizi Nasional, sehingga Grab bisa memberikan kontribusi terhadap makanan bergizi ini dan lebih luas lagi di seluruh Indonesia,” ujar Zulhas.

    Di sisi lain, Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengatakan bahwa uji coba program MBG ini merupakan upaya perusahaan dalam mendukung program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Neneng menuturkan uji coba program MBG tersebut sudah terlaksana sejak September 2024.

    “Kami Grab dan Ovo memastikan bahwa kami berkomitmen untuk membantu pemerintah mensukseskan program makan bergizi gratis ini,” kata Neneng.

    Adapun, terdapat beberapa lauk dan susu yang disediakan, antara lain nasi, ayam kecap, dan tumis buncis wortel. Selain itu para murid juga mendapatkan satu buah pisang dan susu sebagai penyempurna gizi.

  • Wakil Kepala BPH: Jangan Main-Main dengan Pengelolaan Haji

    Wakil Kepala BPH: Jangan Main-Main dengan Pengelolaan Haji

    Wakil Kepala BPH: Jangan Main-Main dengan Pengelolaan Haji
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Kepala
    Badan Penyelenggara Haji
    (BPH)
    Dahnil Anzar Simanjuntak
    menegaskan pesan Presiden Prabowo agar pengelolaan penyelenggaraan ibadah haji tidak dianggap sepele.
    Pernyataan ini disampaikan Dahnil saat bersilaturahmi dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) serta Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) se-Pulau Lombok di Mataram, pada Senin (16/12/2023).
    “Jangan main-main dengan
    pengelolaan haji
    yang itu terkait dengan cita-cita besar umat Islam. Jangan main-main. Langkah awalnya adalah transparansi, akuntabilitas itu harus menjadi watak penting perhajian Indonesia,” ujar Dahnil dalam keterangan pers.
    Dahnil, yang merupakan mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, menjelaskan mengenai pembentukan Badan Penyelenggara Haji sebagai salah satu bentuk perhatian pemerintah dalam memfasilitasi pengelolaan perhajian di Indonesia.
    Saat ini, proses penyelenggaraan haji masih ditangani oleh Kementerian Agama RI.
    Namun, mulai 2026, pengelolaan haji akan sepenuhnya dialihkan kepada Badan Penyelenggara Haji.
    “Haji 2026 itu sepenuhnya sudah menjadi otoritas dan diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Haji,” ungkapnya.
    Dahnil juga menjelaskan bahwa saat ini BPH baru terdiri dari empat eselon I dan tiga Deputi setingkat eselon I, yaitu Deputi Haji Dalam Negeri, Deputi Perhajian Luar Negeri, dan Deputi Pengawasan Monitoring, Evaluasi Haji.
    Untuk struktur internal BPH, terdapat 12 eselon II, lebih dari 20 eselon III, dan lebih dari 10 eselon IV, serta sejumlah pegawai fungsional sebagai struktur organisasi sementara di masa transisi.
    “Di masa transisi ini, tentu kami membutuhkan banyak masukan dan saran dari para stakeholder perhajian, termasuk dalam proses revisi UU yang sedang dan akan berlangsung terkait bentuk kelembagaan pengelolaan haji di masa yang akan datang,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Grab Libatkan 1.673 Siswa dalam Uji Coba MBG di Yogyakarta

    Grab Libatkan 1.673 Siswa dalam Uji Coba MBG di Yogyakarta

    Bisnis.com, JAKARTA – Grab Indonesia dan Ovo menggelar uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Kulon Progo, Yogyakarta. Program ini menyasar 1.673 siswa dengan hampir 50% dari siswa penerima manfaat pelajar kurang mampu. 

    Program MBG di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Kulon Progo sudah terlaksana sejak bulan September 2024.

    Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan bahwa uji coba program MBG ini merupakan langkah dari Grab dalam mendukung program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    “Dan kami Grab dan Ovo memastikan bahwa kami berkomitmen untuk membantu pemerintah mensukseskan program makan bergizi gratis ini,” kata Neneng di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (16/12/2024).

    Dalam program MBG yang dilakukan Grab dan Ovo, Neneng memastikan bahwa pihaknya berfokus terhadap tiga aspek utama untuk mensukseskan program ini. 

    Pertama, pihaknya menggunakan teknologi dari hulu ke hilir untuk memastikan transparansi yang terjadi selama program makan bergizi gratis.

    Fokus kedua, pihaknya memastikan bahwa bahan bahan dan takaran gizi yang terkandung pada program ini mengikuti standar keamanan, kesehatan, kebersihan, dan gizi yang sudah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional.

    “Yang ketiga, yang kami lakukan juga adalah mengukur kadar gizi para siswa sebelum dimulainya makan bergizi gratis, dan juga sesudah,” ujarnya.

    Neneng menuturkan, pengukuran kadar gizi kepada siswa SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Kulon Progo sudah pihaknya lakukan pada hari Jumat pekan lalu.

    Nantinya, hasil dari pengukuran kadar gizi yang dilakukan oleh Grab dan Ovo akan dikirimkan langsung ke Presiden Prabowo Subianto.

    “Untuk akhirnya kami akan membuat report yang akan kami sampaikan kepada Bapak Presiden mengenai uji coba makan bergisi gratis ini,” ucap Neneng.

    Adanya uji coba program MBG ini juga disambut baik oleh Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Wonopeti Alip Mulyono. 

    Dirinya mengatakan program yang dilakukan oleh pihak Grab ini sangat membantu peningkatan gizi bagi 1673 siswa yang berada di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti.

    Alip pun mengharapkan, hasil dari uji coba program MBG ini dapat meningkatkan gizi anak murid yang berada di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti. 

    Apalagi, Alip menyampaikan hampir 50% siswa yang bersekolah di SD ini berasal dari kalangan menengah ke bawah.

    “Dengan adanya MBG ini, kita punya harapan peningkatan gizi itu lebih.Sehingga menopang untuk kecerdasan anak di bidang akademik, non-akademik maupun di bidang karakter,” ucap Alip.