Organisasi: ISIS

  • Ngeri Serangan ISIS di Iran, AS Sempat Ingatkan Soal Ancaman Teroris

    Ngeri Serangan ISIS di Iran, AS Sempat Ingatkan Soal Ancaman Teroris

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) ternyata sempat memberikan peringatan kepada Iran soal “ancaman teroris” di wilayahnya, sebelum serangan bom mematikan di kota Kerman, awal bulan ini, yang diklaim oleh kelompok radikal Islamic State (ISIS).

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (26/1/2024), informasi tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya. Peringatan soal ancaman teror itu tetap diberikan oleh Washington kepada Teheran meskipun hubungan kedua negara tidak akur.

    Dua ledakan mengguncang acara peringatan kematian Jenderal Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds pada Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), yang digelar di kota Kerman, Iran bagian tenggara, pada 3 Januari lalu. Nyaris 100 orang tewas dan lebih dari 200 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Soleimani, yang selama dua dekade memimpin Pasukan Quds — cabang operasi luar negeri IRGC, tewas dalam serangan udara AS di Irak pada Januari 2020.

    “Pemerintah AS mengikuti kebijakan ‘kewajiban untuk memperingatkan’ yang sudah lama diterapkan di seluruh pemerintahan untuk memperingatkan pemerintahan-pemerintahan terhadap potensi ancaman mematikan,” ucap pejabat AS tersebut.

    “Kami memberikan peringatan ini sebagian karena kami tidak ingin melihat nyawa tidak berdosa hilang dalam serangan teror,” imbuhnya.

    Media terkemuka Wall Street Journal menjadi yang pertama melaporkan soal hal ini pada Kamis (25/1) waktu setempat.

    Direktur program Timur Tengah pada lembaga think-tank CSIS di Washington, AS, John Alterman, menyebut peringatan itu mungkin mencerminkan keinginan AS yang lebih luas untuk berdialog dengan Iran, meskipun baru-baru ini terjadi serangan oleh proksi yang didukung Teheran terhadap kepentingan Washington, Israel dan negara-negara Barat lainnya, serta kemajuan program nuklir Iran.

    Alterman menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki keyakinan jika dialog antara Washington dan Teheran bisa menguntungkan kedua negara.

    Namun upaya Biden untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran tahun 2015 lalu — yang ditinggalkan mantan Presiden Donald Trump tahun 2018 — telah gagal. Kendati demikian, Alterman menilai para penasihat Biden masih ingin mencari cara untuk berkomunikasi dengan Teheran.

    “Mereka selalu percaya pada perlunya dialog, dan masalahnya adalah tentang apa dan dengan syarat apa. Ini adalah kesempatan untuk mulai membangun kepercayaan, yang menurut saya, merupakan bagian dari pedoman diplomasi,” sebutnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Bombardir Irak, Targetnya Fasilitas Militan yang Didukung Iran

    AS Bombardir Irak, Targetnya Fasilitas Militan yang Didukung Iran

    Jakarta

    Pasukan Amerika Serikat melancarkan serangan di Irak pada Selasa (23/1) waktu setempat yang menargetkan tiga fasilitas yang digunakan oleh para militan yang didukung Iran. Menurut sumber-sumber Irak, serangan AS itu menyebabkan dua orang tewas.

    Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah pasukan AS di Irak barat menjadi sasaran rudal balistik dan roket, dalam serangan yang menurut Departemen Pertahanan AS atau Pentagon dilakukan oleh para militan yang didukung Iran.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (24/1/2024), menurut sumber-sumber Irak, serangan AS tersebut menargetkan Ketaeb Hizbullah, sebuah faksi militan yang berafiliasi dengan mantan paramiliter Hashed al-Shaabi, di daerah Jurf al-Sakhr di selatan ibu kota Irak, Baghdad, serta di wilayah Al-Qaim di perbatasan dengan Suriah.

    Dua orang tewas dan dua lainnya luka-luka dalam bombardir AS di wilayah al-Qaim, menurut seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri Irak dan mantan anggota Hashed al-Shaabi, yang para petempurnya telah diintegrasikan ke dalam tentara reguler.

    Serangan AS ini terjadi di tengah kondisi regional yang sudah memanas, yang dipicu oleh perang di Gaza antara sekutu Washington, Israel, dan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, yang didukung Iran.

    Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengkonfirmasi “serangan yang diperlukan dan proporsional” di Irak terhadap “tiga fasilitas yang digunakan oleh kelompok milisi Ketaeb Hizbullah yang didukung Iran dan kelompok lain yang berafiliasi dengan Iran di Irak”.

    “Serangan presisi ini merupakan respons langsung terhadap serangkaian serangan yang meningkat terhadap AS dan personel koalisi di Irak dan Suriah oleh para milisi yang disponsori Iran,” kata Austin, merujuk pada koalisi internasional pimpinan AS melawan kelompok ISIS.

    Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan serangan AS itu menargetkan “markas besar, penyimpanan, dan lokasi pelatihan Ketaeb Hizbullah untuk kemampuan roket, rudal, dan serangan satu arah UAV (drone)”.

    Pentagon menyatakan bahwa pasukan AS dan sekutu di Irak dan Suriah telah menjadi sasaran lebih dari 150 serangan sejak pertengahan Oktober tahun 2023 lalu. Serangan-serangan ini diklaim dilakukan oleh “Perlawanan Islam di Irak”, sebuah aliansi militan yang terkait dengan Iran dan menentang dukungan AS untuk Israel dalam konflik Gaza.

    Diklasifikasikan sebagai kelompok “teroris” oleh Washington dan dikenakan sanksi, Ketaeb Hizbullah telah menjadi sasaran gempuran dalam beberapa pekan terakhir. Kelompok ini secara terbuka mendukung Perlawanan Islam di Irak.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Militan yang Didukung Iran Luncurkan Rudal Balistik ke Pangkalan AS di Irak

    Militan yang Didukung Iran Luncurkan Rudal Balistik ke Pangkalan AS di Irak

    Baghdad

    Militan yang didukung Iran meluncurkan rudal balistik ke pangkalan pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak. Serangan itu menyebabkan sejumlah korban luka.

    “Beberapa rudal balistik dan roket diluncurkan oleh militan yang didukung Iran di Irak barat yang menargetkan Pangkalan Udara al-Assad,” kata United States Central Command (CENTCOM) dalam sebuah posting media sosial seperti dilansir AFP, Minggu (21/1/2024).

    Serang itu terjadi pukul 18.30 waktu Baghdad, Sabtu (20/1). Sebagian besar proyektil diklaim berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara pangkalan itu, namun rudal lain lain berdampak pada pangkalan itu.

    “Sejumlah personel AS sedang menjalani evaluasi karena cedera otak traumatis. Setidaknya satu anggota militer Irak terluka,” ujar CENTCOM.

    Sejak pertengahan Oktober, telah terjadi puluhan serangan terhadap pasukan AS dan koalisi di Irak dan Suriah, yang dikerahkan di sana untuk melawan kelompok ISIS. Sebagian besar diklaim oleh ‘Perlawanan Islam di Irak’ yang merupakan aliansi kelompok bersenjata terkait Iran dan menentang dukungan AS untuk Israel dalam konflik Gaza.

    Kelompok tersebut mengatakan mereka telah melakukan serangan terbaru. Penggunaan rudal balistik menandai peningkatan serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah, yang sebelumnya menjadi sasaran serangan roket dan drone berteknologi rendah.

    Serangan pangkalan udara pada hari Sabtu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober. Lima anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran juga tewas dalam serangan pada hari Sabtu di Damaskus, yang menurut Teheran, dilakukan oleh Israel dan mengancam akan melakukan pembalasan.

    Washington, dalam beberapa kesempatan, telah melancarkan serangannya sendiri yang diklaim bertujuan untuk menghambat serangan lebih lanjut atau untuk mencegah serangan yang akan terjadi. Menurut Pentagon, puluhan personel AS terluka ringan dalam serangan sebelumnya sejak akhir Oktober. Ada sekitar 2.500 tentara Amerika di Irak dan sekitar 900 di Suriah.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 10 Fakta Iran dan Pakistan Kini Saling Serang

    10 Fakta Iran dan Pakistan Kini Saling Serang

    Islamabad

    Iran dan Pakistan saling serang. Situasi bilateral dua negara memanas dan menambah ketegangan kawasan. Berikut adalah fakta-faktanya.

    Dihimpun detikcom dari siaran kantor berita internasional hingga Kamis (18/1/2024) pukul 18.00 WIB, berikut adalah 10 fakta Iran vs Pakistan yang kini saling serang:

    1. Iran serang Irak dan Suriah terlebih dahulu

    Setelah Iran mengalami serangan bom pada 3 Januari yang menewaskan 84 orang, Iran bersumpah membalas serangan teroris itu. Belakangan, ada ISIS yang mengklaim mendalangi pemboman di kawasan Kerman tersebut. Peristiwa itu juga menambah panas konflik Timur Tengah yang sudah dikecamuk invasi Israel terhadap Jalur Gaza, Palestina, konflik yang Iran juga turut menyokong kelompok perlawanan bersenjata di Jalur Gaza yakni Hamas dan Hizbullah di Lebanon, dan ada pula Houthi di Yaman.

    Iran kemudian menyerang teritori Irak, yakni di Kurdistan. Iran menyebut sasaran di Kurdistan itu merupakan markas intelijen Israel, musuh mereka. Namun Irak tentu saja tidak terima negaranya diobok-obok negara lain secara semena-mena, apapun dalih Iran.

    Iran juga meneyerang sasaran di Suriah, negara dengan pemerintahan Presiden Bashar Al Assad yang relatif bersahabat dengan Iran. Iran menyebut sasaran di Suriah adalah teroris.

    2. Iran serang Pakistan, 2 anak tewas

    Selasa, 16 Januari kemarin, Iran mulai melancarkan serangan ke wilayah negara tetangganya di sebelah timur, yakni Pakistan. Alasannya sama, memburu teroris. Kelompok yang diburu Iran di Pakistan adalah kelompok ekstremis Sunni bernama Jaish al-Adl (Tentara Keadilan) yang dibentuk sejak 2012, demikian dilansir DW (Deutsche Welle).

    Selasa malam (16/01), kantor Berita Nour Iran memposting di platform X: “Beberapa menit yang lalu, dua markas penting kelompok teroris Jaish-ul-Adl menjadi sasaran di Pakistan”. Kelompok ini mengaku bertanggung jawab atas serangan pada bulan Desember di sebuah kantor polisi di Rask yang menewaskan sedikitnya 11 petugas polisi Iran.

    3. Korban serangan Iran: 2 Anak tewas

    4. Pakistan marah

    Merasa kedaulatannya di langgar sewenang-wenang oleh tetangganya, Pakistan marah. Pakistan sudah sejak dari awal mewanti-wanti bahwa peristiwa serangan ke negaranya bisa menimbulkan akibat serius.

    “Pelanggaran kedaulatan Pakistan ini benar-benar tidak dapat diterima dan dapat menimbulkan konsekuensi serius,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.

    Teheran Iran dan Islamabad Pakistan sering saling tuduh bahwa pihak lain mengizinkan militan beroperasi dari wilayah masing-masing untuk melancarkan serangan. Namun jarang sekali pasukan resmi dari kedua belah pihak terlibat pertempuran. “Yang lebih memprihatinkan lagi adalah tindakan ilegal ini tetap terjadi meskipun ada beberapa saluran komunikasi antara Pakistan dan Iran,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.

    Selanjutnya, perwira Garda Revolusi Iran ditembak mati, Pakistan balas serangan ke Iran:

    5. Perwira Iran ditembak mati

    Seorang perwira Korps Garda Revolusi Iran ditembak mati. Peristiwa ini terjadi di tengah ketegangan Iran-Pakistan. Lokasi peristiwanya juga ada di provinsi yang berbatasan dengan Pakistan, yakni Sistan-Baluchistan di Iran, daerah penganut aliran Sunni di dalam negara mayoritas penganut aliran Syiah.

    Dilansir Al Arabiya, nama perwira itu adalah Kolonel Hossein-Ali Javdanfar. Peristiwa yang disebut Iran sebagai serangan teroris ini terjadi pada Rabu (17/1) waktu setempat.

    6. Pakistan balas serang Iran

    Setelah diserang Iran, Pakistan kemudian membalas serangan ke Iran pada Kamis (18/1) waktu setempat. Serangan Pakistan dilancarkan lewat drone dan rudal. Lokasi serangan masih di perbatasan Iran-Pakistan, yakni di desa Saravan, Provinsi Sistan-Baluchistan.

    “Pakistan menyerang desa perbatasan Iran dengan rudal,” lapor televisi pemerintah Iran, mengutip Alireza Marhamati, wakil gubernur provinsi Sistan-Baluchistan di Iran.

    Setelah Irak dan Suriah, Iran Lancarkan Serangan Udara ke Pakistan Foto: DW (News)

    Selanjutnya, korban

    8. Korban serangan Pakistan: 9 orang tewas

    Serangan ini menimbulkan korban jiwa. Awalnya Iran melaporkan 7 orang tewas, terdiri dari perempuan dan anak-anak. Selanjutnya, korban bertambah menjadi 9 orang tewas.

    “Dua pria juga tewas dalam serangan rudal pagi ini di salah satu desa perbatasan Saravan, sehingga jumlah korban tewas menjadi sembilan orang,” lapor kantor berita resmi Iran, IRNA mengutip Alireza Marhamati, wakil gubernur provinsi Sistan-Baluchistan, Iran, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (18/1/2024).

    9. Iran: Korban orang Pakistan

    Kantor berita Iran, Fars mengatakan bahwa mereka yang tewas “diyakini adalah warga negara Pakistan”.

    Provinsi Sistan-Baluchistan adalah salah satu dari sedikit provinsi yang mayoritas penduduknya Muslim Sunni di Iran yang didominasi Syiah.

    Di wilayah ini terjadi kerusuhan terus-menerus yang melibatkan geng penyelundup narkoba lintas batas dan pemberontak dari etnis minoritas Baluchi serta para ekstremis.

    10. Iran mengutuk serangan Pakistan

    Menurut pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, pemerintah Iran mengutuk serangan tersebut, dan memanggil kuasa usaha Pakistan “untuk memprotes dan meminta penjelasan dari pemerintah Pakistan,” .

    Pakistan menyatakan serangan itu bertujuan menyasar kelompok anti-negaranya. Mereka menghuni kawasan Iran.

    “Saya hanya dapat mengkonfirmasi bahwa kami telah melakukan serangan terhadap kelompok-kelompok militan anti-Pakistan yang ditargetkan di dalam Iran,” kata pejabat intelijen senior Pakistan yang tak ingin disebut namanya, kepada AFP, Kamis (18/1/2024). Dia mengatakan bahwa pernyataan resmi pemerintah akan disampaikan nanti.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger Iran Tembakkan Rudal ke Pakistan, Siapa Target Serangan?

    Geger Iran Tembakkan Rudal ke Pakistan, Siapa Target Serangan?

    Jakarta

    Setelah menyerang Irak dan Suriah, Iran mengakui telah menembakkan rudal dan drone ke wilayah Pakistan bagian barat, Selasa (16/01). Siapa yang menjadi target?

    Para pejabat di Islamabad mengatakan dua anak tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan di Balochistan.

    Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengatakan operasi tersebut menargetkan kelompok militan Jaish al-Adli, yang dia sebut sebagai “kelompok teroris Iran” di Pakistan.

    Akibatnya pemerintah Pakistan menarik duta besarnya untuk Iran dan menghalangi utusan Teheran untuk kembali.

    Serangan Balochistan terjadi setelah Iran menyerang sasaran di Irak dan Suriah awal pekan ini.

    Islamabad mengatakan serangan itu “ilegal” dan memperingatkan adanya “konsekuensi serius”.

    Namun Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, saat berbicara di Davos, menegaskan bahwa tidak ada warga negara Pakistan yang menjadi sasaran, hanya anggota Jaish al-Adl.

    ReutersRudal milik Iran – seperti saat ditembakkan dalam sebuah latihan – telah ditembakkan ke Pakistan, Irak dan Suriah dalam beberapa hari terakhir.

    Dia menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan rekannya dari Pakistan dan “meyakinkan dia bahwa kami menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan dan Irak”.

    Bagaimana kronologi serangan Iran?

    Serangan di Pakistan, pada Selasa (16/01), menghantam Desa Sabz Koh di Provinsi Balochistan, sekitar 45km dari perbatasan Iran dan 90km dari kota terdekat Panjgur.

    BBC

    Para pejabat setempat menggambarkan wilayah tersebut sebagai daerah berpenduduk jarang yang merupakan rumah bagi suku Baloch yang merupakan pemilik ternak, tempat aktivitas penyelundupan barang, obat-obatan, serta senjata.

    “Masyarakat di kedua sisi perbatasan menganggap diri mereka kekurangan kebutuhan dasar, menghadapi diskriminasi dan menuntut bagian yang lebih besar dari sumber daya mereka sendiri,” kata pengamat keamanan, Zaigham Khan kepada BBC.

    Baca juga:

    Sehari sebelumnya, pada Senin (15/01), Iran menembakkan rudal balistik ke Suriah dan Irak utara yang dikuasai Kurdi.

    Iran mengatakan pihaknya menargetkan kelompok ISIS dan agen mata-mata Israel Mossad, yang keduanya dikatakan terlibat dalam pemboman Kerman.

    Serangan di Irak menghantam sebuah bangunan di kota utara Irbil.

    Empat warga sipil tewas dan enam lainnya luka-luka dalam serangan itu, kata pemerintah setempat. AS mengutuk serangan tersebut.

    Iran kemudian menyerang Provinsi Idlib di barat laut Suriah, yang merupakan benteng oposisi terakhir yang tersisa di negara tersebut dan menampung 2,9 juta pengungsi.

    Siapa kelompok Jaish al-Adl?

    Teheran mengatakan menargetkan kelompok Jaish al-Adl, atau “tentara keadilan”.

    Mereka adalah sebuah kelompok Muslim Sunni etnis Baloch yang telah melakukan serangan di Iran dan juga terhadap pasukan pemerintah Pakistan.

    Pada Desember lalu, Jaish al-Adl menyerang kantor polisi di Rask, sebuah kota di dekat perbatasan dengan Pakistan.

    AFPDua personel militer bersenjata Garda Pengawal Revolusi Islam (IRGC) memantau suatu area sambil berjaga di samping sistem rudal anti-pesawat selama parade militer di Teheran, Iran.

    Di Iran, minoritas Muslim Sunni Baloch mengeluhkan diskriminasi di negara mayoritas Muslim Syiah, sementara kelompok separatis Baloch melanjutkan gerakan pemberontakan melawan pemerintah Pakistan.

    Jaish al-Adl adalah kelompok militan Sunni “paling aktif dan berpengaruh” yang beroperasi di Sistan-Baluchestan, menurut National Counterterrorism Center, AS.

    Kelompok ini telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Washington dan Teheran.

    Pemerhati masalah keamanan di Pakistan, Aamir Rana, mengatakan kepada BBC bahwa krisis diplomatik “akan memakan waktu cukup lama untuk mereda, namun hal ini juga merupakan sesuatu yang tidak ingin diperparah oleh Pakistan”.

    Dia mengatakan di masa lalu Pakistan tidak bereaksi terhadap tindakan Iran di sepanjang perbatasan “tetapi sekarang keputusan ada di tangan Iran, apakah Iran ingin melakukan tindakan yang benar”.

    Bagaimana reaksi berbagai negara?

    Serangan Iran terhadap Pakistan yang memiliki senjata nuklir merupakan peningkatan yang dramatis.

    Pakistan menyatakan kemarahannya, dengan mengatakan serangan itu terjadi “meskipun ada beberapa saluran komunikasi” antar negara.

    Pada Rabu (17/01), Islamabad mengatakan pihaknya telah memanggil kembali duta besarnya untuk Iran dan duta besar Iran tidak akan diizinkan kembali ke negara itu untuk sementara waktu.

    Pakistan dan Iran memiliki hubungan yang bersahabat. Serangan ini terjadi pada hari yang sama ketika perdana menteri Pakistan dan menteri luar negeri Iran bertemu di Davos dan ketika angkatan laut Iran dan Pakistan mengadakan latihan militer bersama di Teluk.

    Namun keduanya saling menuduh satu sama lain menyembunyikan kelompok militan yang melakukan serangan terhadap satu sama lain di wilayah perbatasan mereka selama bertahun-tahun.

    Keamanan di kedua sisi perbatasan bersama, yang membentang sekitar 900km , telah menjadi kekhawatiran jangka panjang bagi kedua pemerintah.

    Baca juga:

    China pada hari Rabu mendesak Pakistan dan Iran agar “menahan diri” dan “menghindari tindakan yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan”.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menambahkan bahwa Beijing memandang negara-negara tersebut sebagai “tetangga dekat”.

    Apa yang melatari rangkaian serangan Iran?

    Serangan udara terbaru ini terjadi saat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, akibat perang antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Gaza.

    Teheran menyatakan tidak ingin terlibat dalam konflik yang lebih luas.

    Namun kelompok-kelompok yang disebut “Poros Perlawanan”, yang mencakup militan Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan berbagai kelompok di Suriah dan Irak, telah melakukan serangan terhadap Israel dan sekutunya untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina.

    AS dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap Houthi setelah mereka menyerang kapal-kapal komersial.

    AFPDisaksikan oleh warga Teheran, para pengunjuk rasa dan anggota pasukan paramiliter Iran berbaris di samping rudal balistik Khorramshahr generasi keempat yang ditampilkan selama unjuk rasa anti-Israel sebagai solidaritas terhadap Palestina, di Teheran, 24 November 2023.

    Serangan Iran juga berlangsung dua pekan setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan memberikan “tanggapan keras” terhadap ledakan bom di Kota Kerman, Iran selatan, pada 3 Januari lalu, yang menewaskan 84 orang dan melukai lebih banyak lagi.

    Ribuan massa ketika itu berkumpul di Kota Kerman guna memperingati kematin Jenderal Qasem Soleimani, yang dibunuh di Irak oleh drone Amerika Serikat pada 3 Januari 2020.

    Baca juga:

    Semasa hidupnya, Jenderal Soleimani memimpin pasukan elite Quds yang melakukan operasi rahasia di luar negeri bagi Garda Revolusi dan melapor langsung ke pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

    Sejumlah analis menduga Iran membalas dendam kepada pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab atas ledakan bom pada 3 Januari 2024.

    Pada saat ketegangan regional meningkat, Iran juga dinilai ingin menunjukkan kekuatan dan menunjukkan kepada masyarakatnya bahwa tindakan kekerasan tidak akan dibiarkan begitu saja.

    Lihat Video ‘Garda Revolusi Iran Tembak Wilayah Irak dan Suriah dengan Rudal’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Irak Mendesak Pasukan Militer AS Angkat Kaki dari Negaranya

    Irak Mendesak Pasukan Militer AS Angkat Kaki dari Negaranya

    Baghdad

    Irak memulai proses mengusir pasukan koalisi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Sementara, AS mengaku tak punya rencana menarik pasukan dari Irak.

    Dilansir Reuters, Rabu (10/1/2024), langkah itu diumumkan oleh kantor Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia al-Sudani pada Jumat (5/1) waktu setempat. Pengumuman itu disampaikan sehari setelah militer AS menewaskan seorang pemimpin milisi di Baghdad dalam aksi balasan untuk serangan terhadap personel militernya di Irak.

    Kematian pemimpin milisi Irak itu memicu kemarahan di kalangan kelompok milisi pro-Iran yang menuntut pemerintah Irak mengakhiri kehadiran koalisi militer AS di negara tersebut. Sudani menyebut Irak sedang membahas tanggal dimulai pengusiran terhadap militer AS secara permanen.

    “Pemerintah sedang menetapkan tanggal dimulainya komite bilateral untuk mengakhiri kehadiran pasukan koalisi internasional di Irak secara permanen,” demikian pernyataan yang dirilis kantor PM Irak.

    Seorang pejabat pemerintahan Baghdad mengatakan komite bilateral itu akan mencakup perwakilan koalisi militer. AS menempatkan 900 tentara di Suriah dan 2.500 tentara di Irak dengan alasan misi memberikan saran dan bantuan kepada pasukan lokal untuk mencegah kebangkitan kelompok Islamic State (ISIS).

    ISIS, pada tahun 2014, menguasai sebagian besar wilayah di Suriah dan Irak sebelum akhirnya dikalahkan beberapa tahun kemudian. Otoritas Baghdad menetapkan kemenangan atas ISIS di wilayahnya pada Desember 2017.

    PM Sudani diketahui memiliki kendali terbatas atas beberapa faksi yang didukung Iran di Irak. Dukungan faksi pro-Iran itu dibutuhkan oleh Sudani untuk memenangkan pemilu setahun lalu dan kini mereka membentuk blok yang kuat dalam koalisi pemerintahannya.

    Seorang penasihat politik Sudani menilai sang PM berada di bawah tekanan besar dari partai-partai Syiah yang dekat dengan Iran. Partai-partai itu berupaya mengakhiri kehadiran AS di wilayah Irak.

    Masih belum jelas apakah pengumuman yang disampaikan PM Sudani itu semata-mata bertujuan untuk kepentingan internal dan politik atau apakah komite yang disebutnya itu benar-benar akan menjalankan proses yang tak terhindarkan untuk mengakhiri kehadiran militer AS di Irak.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Lihat juga Video: Irak Kirimkan 10 Juta Liter Bahan Bakar ke Gaza Lewat Mesir

    AS Tak Punya Rencana Tarik Pasukan dari Irak

    Pemerintah AS menyatakan tidak memiliki rencana untuk menarik pasukan dari Irak. Hal itu disampaikan meskipun pemerintah Irak telah mengumumkan mereka akan memulai proses penarikan pasukan AS setelah militer AS menewaskan seorang komandan milisi Irak yang didukung Iran pekan lalu.

    “Saya tidak mengetahui adanya rencana apa pun [untuk menarik diri dari Irak],” kata Sekretaris Pers Departemen Pertahanan AS atau Pentagon Mayjen Pat Ryder pada hari Senin (8/1) waktu setempat.

    “Kami tetap fokus pada misi mengalahkan ISIS,” tambah Ryder.

    Tekanan agar pasukan AS mundur semakin meningkat setelah kekalahan ISIS diumumkan dalam beberapa tahun terakhir. Seruan semakin meningkat setelah serangan pekan lalu terhadap komandan milisi Irak Mushtaq Jawad Kasim al-Jawari.

    Ryder mengatakan tidak ada pemberitahuan apapun kepada Departemen Pertahanan tentang rencana mengusir pasukan AS dari negara tersebut. Para pejabat militer AS telah memberi Baghdad waktu untuk mengendalikan serangan-serangan milisi yang didukung Iran.

    Pasukan AS di Irak dan Suriah telah menjadi target lebih dari 120 kali serangan sejak Oktober 2023. Serangan terus terjadi setelah serangan Hamas terhadap Israel dan balasan Israel ke Gaza.

    Namun, AS menghindari memberikan serangan balasan di Irak karena sentimen masyarakat Irak yang sudah frustrasi terhadap Washington. Militer AS kemudian hanya menargetkan milisi yang didukung Iran di Irak dan membunuh beberapa petempur dalam lebih dari satu kali serangan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Ngaku Tak Ada Rencana Tarik Pasukan dari Irak

    AS Ngaku Tak Ada Rencana Tarik Pasukan dari Irak

    Jakarta

    Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk menarik pasukannya dari Irak. Hal ini disampaikan meskipun pemerintah Irak telah mengumumkan bahwa mereka akan memulai proses penarikan pasukan AS setelah militer AS menewaskan seorang komandan milisi Irak yang didukung Iran, pekan lalu.

    “Saya tidak mengetahui adanya rencana apa pun [untuk menarik diri dari Irak],” kata Sekretaris Pers Departemen Pertahanan AS atau Pentagon Mayjen Pat Ryder pada hari Senin (8/1) waktu setempat. Berbicara kepada wartawan di Pentagon, Ryder menambahkan: “Kami tetap fokus pada misi mengalahkan ISIS.”

    Dilansir Al Arabiya, Selasa (9/1/2024), saat ini, sebanyak 2.500 tentara Amerika di Irak berada di sana sebagai bagian dari peran pengawasan dan bantuan atas undangan pemerintah Irak.

    Namun, tekanan semakin meningkat agar pasukan AS mundur setelah kekalahan ISIS diumumkan dalam beberapa tahun terakhir. Kemudian setelah serangan pekan lalu terhadap komandan milisi Irak Mushtaq Jawad Kasim al-Jawari, seruan tersebut semakin meningkat dari dalam Irak.

    Namun, Ryder mengatakan bahwa Pentagon tidak mengetahui adanya pemberitahuan apa pun kepada Departemen Pertahanan tentang rencana mengusir pasukan AS dari negara tersebut.

    Al-Jawari, pejabat milisi Irak, diyakini memainkan peran penting dalam serangan terhadap pasukan Amerika di Irak selama beberapa bulan terakhir.

    Para pejabat militer AS telah memberi Baghdad waktu untuk mengendalikan serangan-serangan milisi yang didukung Iran. Beberapa hari sebelum Natal, jenderal militer AS untuk Timur Tengah mengadakan pembicaraan dengan Ketua Kepala Staf Gabungan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin untuk membahas kemungkinan tanggapan, demikian dilaporkan Al Arabiya.

    Setelah beberapa minggu melakukan serangan, Presiden AS Joe Biden hanya memerintahkan serangan balasan di Suriah, yang digambarkan oleh para analis dan mantan pejabat sebagai serangan simbolis meskipun beberapa serangan terhadap pasukan AS dilakukan di Irak.

    Pasukan AS di Irak dan Suriah telah menjadi target lebih dari 120 kali serangan sejak Oktober 2023 lalu, setelah serangan Hamas terhadap Israel.

    Namun, AS menghindari memberikan serangan balasan di Irak karena sentimen masyarakat Irak yang sudah frustrasi terhadap Washington. Militer AS kemudian hanya menargetkan milisi yang didukung Iran di Irak dan membunuh beberapa petempur dalam lebih dari satu kali serangan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ngeri Serangan ISIS di Iran, AS Sempat Ingatkan Soal Ancaman Teroris

    Jenderal Iran Bersumpah Balas Kematian 84 Korban Ledakan ISIS

    Teheran

    Panglima Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, bersumpah untuk membalas kematian 84 korban tewas dalam ledakan bom yang diklaim oleh kelompok radikal Islamic State (ISIS).

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (5/1/2024), puluhan orang tewas akibat dua ledakan bom yang terjadi saat peringatan meninggalnya Qassem Soleimani, jenderal top Iran yang tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Irak tahun 2020 lalu.

    Ledakan bom itu mengguncang dalam peringatan yang digelar di makam Soleimani di kota Kerman pada Rabu (3/1) waktu setempat.

    Salami, saat menghadiri pemakaman para korban ledakan bom, menegaskan bahwa kematian mereka akan dibalas.

    “Kami akan menemukan Anda di mana pun Anda berada,” tegas Salami dalam pernyataannya, merujuk pada ISIS yang menjadi dalang ledakan bom itu.

    ISIS dalam klaimnya yang disampaikan via Telegram, mengklaim dua anggotanya meledakkan sabuk peledak di tengah kerumunan orang yang berkumpul di area pemakaman di kota Kerman.

    “Kelompok jihadis Islamic State mengklaim bertanggung jawab atas dua pengeboman di Iran,” demikian klaim ISIS.

    Sosok Soleimani yang pernah memimpin unit elite Pasukan Quds, sayap bersenjata Garda Revolusi Iran di luar negeri, juga diketahui menjadi musuh dari kelompok ISIS.

    Selain menewaskan 84 orang, menurut otoritas Iran, ledakan bom itu juga melukai sekitar 284 orang lainnya.

    Sekitar 195 korban luka di antaranya dilaporkan masih dirawat di rumah sakit setempat.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ribuan Warga Menghadiri Pemakaman Wakil Pemimpin Hamas

    Ribuan Warga Menghadiri Pemakaman Wakil Pemimpin Hamas

    Anda kembali membaca laporan Dunia Hari Ini, edisi Jumat 5 Januari 2024.

    Berita-berita utama selama 24 jam terakhir sudah kami rangkum dan kita awali dari Lebanon.

    Pemakaman wakil pemimpin Hamas

    Ribuan orang menghadiri pemakaman wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri di Beirut yang tewas dalam serangan Israel di Lebanon.

    Mereka berkumpul di sebuah masjid untuk membacakan doa sebelum berbaris ke kamp pengungsi Shatila, tempat tiga korban tewas dimakamkan.

    Tiga peti, yakni jenazah Saleh, jenazah Azzam al-Aqraa dari sayap militer Hamas Ezzedine al-Qassam, dan Mohammad al-Rais, dibungkus dengan bendera Palestina dan Hamas.

    Sebuah senapan mesin diletakkan di atas setiap peti mati dan tembakan keras terdengar saat prosesi pemakaman berjalan menuju pemakaman.

    Penembakan di sekolah Amerika Serikat

    Polisi melaporkan seorang siswa dan lima lainnya terluka akibat penembakan di sebuah sekolah di Perry, Iowa, Amerika Serikat.

    Penembakan terjadi kemarin, saat para siswa bersiap memulai pelajaran.

    Tersangka yang berumur 17 tahun ditemukan tewas karena menembak dirinya sendiri.

    Tiga korban dibawa ke rumah sakit terdekat, sementara korban lainnya diangkut ke rumah sakit yang berbeda.

    ISIS mengklaim penyerangan di Iran

    Lewat media sosial, ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua serangan bom bunuh diri di sebuah acara peringatan wafatnya Jenderal Iran Qassem Soleimani.

    Kejadian ini menewaskan sedikitnya 84 orang dan 284 lainnya luka parah.

    Kelompok ISIS mengklaim nama kedua penyerang tersebut adalah Omar al-Mowahed dan Seif-Allah al-Mujahed.

    Namun, cabang kelompok ISIS mana yang melakukan serangan ini belum teridentifikasi.

    Belasan ribu tahanan Myanmar diampuni

    Untuk memperingati 76 tahun kemerdekaan Myanmar, pemerintah militer Myanmar memberikan pengampunan terhadap hampir 10.000 tahanan.

    Namun jumlah tersebut tampaknya hanya mencakup sebagian kecil dari ribuan tahanan politik yang dipenjara karena menentang pemerintahan militer.

    Dalam laporan televisi yang dikelola oleh pemerintah, ketua dewan militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, memberikan pengampunan kepada 9.652 tahanan.

    Pembebasan tahanan dimulai pada hari Kamis dan diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari.

    Awan panas Gunung Merapi

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan keberadaan awan panas yang tersembur sejauh 1.800 meter di Gunung Merapi yang mengarah ke barat daya Kali Bebeng.

    Menurut kepala PVMBG Hendra Gunawan, awan panas tersebut terjadi pada18.18 WIB dengan amplitudo maksimum 19 milimeter dan berdurasi 155,56 detik.

    “Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan,” bunyi pernyataan Hendra.

    Sejak 2020, Gunung Merapi menempati status kebencanaan level III atau siaga karena aktivitas vulkanik masih cukup tinggi berupa erupsi efusif.

  • Turki Tangkap 56 Tersangka Interpol yang Diburu 18 Negara

    Turki Tangkap 56 Tersangka Interpol yang Diburu 18 Negara

    Ankara

    Otoritas Turki mengumumkan penangkapan 56 tersangka prioritas tinggi yang masuk daftar pencarian Interpol. Puluhan tersangka itu tengah diburu oleh 18 negara terkait berbagai tindak kejahatan, mulai dari pengedaran narkoba dan pencucian uang hingga pembunuhan, pemalsuan dan penyerangan.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (3/1/2024), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Turki Ali Yerlikaya menyebut para tersangka yang ditangkap itu masuk dalam daftar “red notice” Interpol dalam sistem “diffusion message”, yang menandai tersangka yang ingin ditangkap dan diekstradisi oleh masing-masing negara.

    Para tersangka yang ditangkap oleh Turki itu tengah diburu oleh belasan negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Jerman, India, dan beberapa negara bekas Uni Soviet, serta negara-negara lainnya di kawasan Asia dan Timur Tengah.

    Kantor Yerlikaya tidak mengungkapkan nama-nama tersangka Interpol yang ditangkap oleh Turki. Hanya disebutkan bahwa para tersangka itu ditangkap dalam operasi keamanan terkoordinasi di sebanyak 11 provinsi, termasuk Istanbul.

    Kementerian Dalam Negeri Turki dan dinas intelijen MIT mengumumkan serangkaian operasi besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir.

    Mereka mengumumkan penahanan lebih dari 200 orang yang diduga terkait dengan kelompok radikal Islamic State (ISIS) dalam dua rangkaian operasi terpisah menjelang perayaan Tahun Baru.

    Diumumkan juga penahanan 34 orang yang dituduh menjadi mata-mata Israel pada Selasa (2/1) waktu setempat.

    Saksikan juga ‘Polisi Turkiye Sulap Mobil Mewah Sitaan jadi Kendaraan Patroli’:

    Sosok Yerlikaya dipandang sebagai sekutu politik dekat dan ambisius dari Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dia mengumumkan rentetan penangkapan besar-besaran sejak menjabat Mendagri Turki tahun lalu.

    Dia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri sebagai Wali Kota Istanbul dalam pemilu berisiko tinggi yang dijadwalkan 31 Maret mendatang, dan lebih memilih untuk mempertahankan jabatannya sebagai Mendagri.

    Partai konservatif Islam yang dipimpin Erdogan berharap memenangkan kembali kendali atas tiga kota utama di Turki, yakni Istanbul, Ankara dan Izmir, dari oposisi sekuler dalam pemilu Maret mendatang.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini