Organisasi: ISIS

  • Siapa Saling Berperang di Suriah?

    Siapa Saling Berperang di Suriah?

    Jakarta

    Sudah empat tahun terakhir perang saudara di Suriah seakan membisu, dengan garis konflik yang tidak lagi bergeser. Satu-satunya ketegangan tercipta di barat laut. Di Aleppo, pasukan pemerintahan diktator Bashar al Assad berusaha menghalau pemberontakan yang merongrong lewat serangan-serangan kecil.

    Namun pada Rabu (27/11) pekan lalu, gerilyawan Hay’at Tahrir al-Sham, HTS, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Aleppo. Hanya butuh waktu dua hari bagi milisi sokongan Turki itu untuk memukul mundur serdadu pemerintah di seluruh penjuru kota dan desa-desa di sekitar.

    Target strategis selanjutnya adalah kota Hama yang berjarak 138 kilometer di selatan Aleppo, dan terletak di jalur utama menuju ibu kota Damaskus.

    “Bala bantuan bersenjata berat dari pemerintahan Assad tiba di Hama pada hari Minggu dan mulai bergerak ke utara, merebut kembali beberapa kota dan desa,” kata analis Nanar Hawach dari International Crisis Group, dalam wawancara dengan DW.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Dia berspekulasi bahwa serangan balasan besar-besaran akan segera terjadi. Menurutnya, fase berikutnya dari “perang saudara Suriah akan dimulai lagi dengan intensitas tinggi dalam beberapa minggu dan bulan ke depan.”

    Siapa yang beroposisi di Suriah?

    HTS, yang bermazhabkan Ahlu Sunnah, saat ini menjadi kekuatan oposisi terbesar di Suriah. Kelompok yang didirikan oleh pembelot ISIS ini ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat pada tahun 2018 dan berbaiat kepada kelompok teror Al-Qaeda.

    Kekuatan oposisi terbesar lain adalah Tentara Nasional Suriah alias SNA yang juga didukung Turki. Belum lama ini, mereka meluncurkan Operasi Fajar Kebebasan di wilayah timur laut yang dikendalikan Pasukan Demokratik Suriah Kurdi, SDF.

    Turki memandang SDF sebagai organisasi teroris, dan telah berulang kali melakukan serangan di wilayah yang mereka kuasai. Ankara juga menguasai beberapa wilayah Suriah di dekat perbatasan dan kemungkinan besar berharap bahwa kemajuan SNA akan memperluas zona penyangga di mana mereka dapat mendeportasi pengungsi Suriah.

    Siapa dukung rejim Assad?

    Di bawah dinasti Assad, Suriah bergabung ke dalam poros Moskow-Teheran yang saling melindungi kepentingan bersama. “Tentu saja kami akan terus mendukung Bashar al-Assad dan menjaga kontak pada tingkat yang tepat untuk menganalisis situasi,” kata juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov.

    Moskow telah mendukung Assad sejak perang saudara pecah pada tahun 2011 dan terlibat secara langsung sejak tahun 2015. Serangan udara Rusia terhadap kantung oposisi di Suriah membuka jalan bagi pasukan pemerintah untuk kembali berjejak di sebagian besar wilayah, kecuali di sepanjang wilayah utara.

    Hubungan baik antara Moskow dan Damaskus sudah terbina sejak era Uni Soviet. Dari sudut pandang Presiden Rusia Vladimir Putin, intervensi militer memperkuat pengaruh strategis di kawasan, dan mempermudah kerja sama dengan Iran, yang kini menjadi sekutu penting Rusia.

    Bagi Iran, rezim Assad adalah sekutu penting dalam apa yang disebut “Poros Perlawanan,” yang juga mencakup Hizbullah di Lebanon. Mirip dengan Kremlin, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dalam percakapan telepon dengan Assad, juga menjanjikan dukungan untuk memadamkan pemberontakan.

    Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di London melaporkan, pada hari Senin (2/12), bahwa sekitar 200 pejuang milisi Syiah dari Irak telah memasuki Suriah dengan truk pickup di bawah komando Iran untuk mendukung serangan balasan tentara di dekat Aleppo.

    Sejumlah kelompok bersenjata Syiah di Irak juga mulai mendesak pemerintah secara terbuka untuk mengirimkan pasukan ke negeri jiran.

    Kenapa sekarang bereskalasi?

    “Serangan HTS yang pro-Turki adalah konsekuensi dari melemahnya fron Iran di Timur Tengah,” kata pakar Timur Tengah dan penasihat PBB Lorenzo Trombetta kepada DW.

    Kekuatan Hizbullah, yang beroperasi dari Lebanon, melemah setelah setahun berperang melawan Israel. Kelompok ini dibiayai, diperlengkapi dan dilatih oleh Iran, sementara Amerika Serikat, Jerman dan negara-negara lain mengklasifikasikannya sebagai kelompok teroris. Baru sepekan silam, Hizbullah menyepakati gencatan senjata dengan Israel.

    Israel juga telah menyerang Iran secara langsung dalam beberapa bulan terakhir dan memperluas serangannya terhadap posisi Iran di Suriah. Jalur pasokan antara Suriah dan Lebanon juga terkena dampaknya.

    Sekutu utama kedua Assad, Rusia, terikat secara militer oleh perang agresi di Ukraina. Di sana, Putin secara besar-besaran mengintensifkan upaya perang – mungkin untuk menciptakan fakta yang menguntungkannya selama pergantian pemerintahan di AS.

    HTS dan SNA kemungkinan akan mencoba hal serupa dalam fase pergolakan di Suriah saat ini. Dari sudut pandang pakar ICG Nanar Hawach, dampak apa yang akan terjadi masih belum pasti – hanya satu hal yang pasti: “Sayangnya, warga sipillah yang menanggung beban paling berat dari bentrokan ini.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    (ita/ita)

  • Balas Serangan Roket, AS Gempur Milisi Pro-Iran di Suriah

    Balas Serangan Roket, AS Gempur Milisi Pro-Iran di Suriah

    Jakarta

    Pasukan Amerika Serikat kembali melancarkan serangan terhadap target-target di Suriah, yang terkait dengan kelompok milisi yang didukung Iran. Militer AS menyatakan serangan ini sebagai respons atas serangan roket terhadap pasukan AS di negara itu.

    Serangan yang dilancarkan pada Selasa (12/11) waktu setempat tersebut menargetkan “fasilitas markas besar logistik dan penyimpanan senjata milik kelompok itu… sebagai respons atas serangan roket terhadap personel AS,” kata Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam sebuah unggahan di media sosial, yang tidak mengidentifikasi nama kelompok milisi tersebut.

    “Tidak ada kerusakan pada fasilitas AS dan tidak ada cedera pada pasukan AS atau mitra selama serangan itu,” kata CENTCOM, dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/11/2024).

    Sehari sebelumnya, pada Senin (11/11) waktu setempat, pasukan AS menggempur sembilan target yang terkait dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran, sebagai respons atas serangan drone dan roket baru-baru ini, kata Pentagon.

    CENTCOM dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (12/11/2024), menyebut bahwa dalam serangan tersebut, pasukan AS menyerang sembilan target terkait kelompok yang beraliansi dengan Iran di dua lokasi berbeda di wilayah Suriah.

    Dijelaskan oleh CENTCOM bahwa serangannya bertujuan untuk melemahkan kemampuan kelompok-kelompok yang didukung Iran dalam merencanakan dan melancarkan serangan di masa mendatang terhadap pasukan AS dan koalisinya, yang berada di Suriah untuk operasi memerangi kelompok Islamic State (ISIS).

    Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau, mengatakan serangan hari Senin tersebut menewaskan empat anggota kelompok yang setia kepada Iran.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Rudal Israel Hantam Damaskus Suriah’:

  • Bombardir AS ke Suriah Pakai Alasan Pasukan Diserang Tak Bisa Ditolerir

    Bombardir AS ke Suriah Pakai Alasan Pasukan Diserang Tak Bisa Ditolerir

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) membombardir wilayah Suriah sebagai balasan atas rentetan serangan terhadap pasukan AS yang ditugaskan di Suriah dalam 24 jam terakhir. AS menyatakan serangan ke pasukan tidak bisa ditolerir.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (12/11/2024), soal serangan itu diungkap Komando Pusat Amerika Serikat (AS) atau Centcom. Centcom mengatakan pasukannya telah melancarkan serangan terhadap target-target terkait Iran di wilayah Suriah untuk merespons rentetan serangan terhadap pasukan AS yang ditugaskan di Suriah dalam 24 jam terakhir.

    Centcom menyebut bahwa pasukannya menyerang sembilan target terkait kelompok yang beraliansi dengan Iran di dua lokasi berbeda di wilayah Suriah.

    Dijelaskan oleh Centcom bahwa serangannya bertujuan untuk melemahkan kemampuan kelompok-kelompok yang didukung Iran dalam merencanakan dan melancarkan serangan di masa mendatang terhadap pasukan AS dan koalisinya, yang berada di Suriah untuk operasi memerangi kelompok Islamic State (ISIS).

    “Serangan-serangan terhadap AS dan mitra koalisinya di kawasan tidak akan ditolerir,” tegas komandan Centcom, Jenderal Michael Erik Kurilla.

    “Kami akan terus mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk melindungi para personel kami dan mitra koalisi, serta merespons serangan-serangan sembrono,” ucap Kurilla dalam pernyataannya.

    Baca halaman selanjutnya>>

  • Pasukannya Diserang, AS Balas Gempur Suriah

    Pasukannya Diserang, AS Balas Gempur Suriah

    Damaskus

    Komando Pusat Amerika Serikat (AS) atau CENTCOM mengatakan pasukannya telah melancarkan serangan terhadap target-target terkait Iran di wilayah Suriah. Serangan itu dimaksudkan untuk merespons rentetan serangan terhadap pasukan AS yang ditugaskan di Suriah dalam 24 jam terakhir.

    CENTCOM dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (12/11/2024), menyebut bahwa pasukannya menyerang sembilan target terkait kelompok yang beraliansi dengan Iran di dua lokasi berbeda di wilayah Suriah.

    Dijelaskan oleh CENTCOM bahwa serangannya bertujuan untuk melemahkan kemampuan kelompok-kelompok yang didukung Iran dalam merencanakan dan melancarkan serangan di masa mendatang terhadap pasukan AS dan koalisinya, yang berada di Suriah untuk operasi memerangi kelompok Islamic State (ISIS).

    “Serangan-serangan terhadap AS dan mitra koalisinya di kawasan tidak akan ditolerir,” tegas komandan CENTCOM, Jenderal Michael Erik Kurilla.

    “Kami akan terus mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk melindungi para personel kami dan mitra koalisi, serta merespons serangan-serangan sembrono,” ucap Kurilla dalam pernyataannya.

    Sebelumnya, militer AS telah beberapa kali melancarkan serangan terhadap target-target terkait Iran di wilayah Irak dan Suriah.

    Salah satunya pada Februari lalu, ketika pasukan AS melancarkan serangan udara terhadap lebih dari 85 target terkait Garda Revolusi Iran (IRGC) dan milisi-milisi yang didukungnya di wilayah Irak dan Suriah. Serangan ini membalas serangan mematikan terhadap pasukan AS di kawasan tersebut.

    Lihat Video ‘Israel Serang Damaskus Suriah, 2 Orang Tewas’:

  • AS Tewaskan 35 Militan ISIS dalam Serangannya di Suriah

    AS Tewaskan 35 Militan ISIS dalam Serangannya di Suriah

    Damaskus

    Militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap target-target kelompok radikal Islamic State (ISIS) di wilayah Suriah pada awal pekan ini. Dilaporkan oleh Washington bahwa sedikitnya 35 militan ISIS tewas dalam serangannya tersebut.

    “Pasukan Komando Pusat AS melancarkan serangkaian serangan terhadap sejumlah kamp ISIS yang diketahui di Suriah, pada sore hari tanggal 28 Oktober, yang mengakibatkan 35 anggota ISIS terbunuh,” sebut Komando Pusat AS atau CENTCOM dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (31/10/2024).

    “Serangan itu menargetkan beberapa lokasi ISIS di area gurun Suriah, menargetkan beberapa pemimpin senior ISIS,” imbuh pernyataan tersebut.

    CENTCOM menyebut tidak ada laporan korban jiwa dari kalangan sipil di Suriah. “Tidak ada indikasi korban sipil,” ucap CENTCOM dalam pernyataannya.

    Dalam pernyataannya, militer AS menegaskan pihaknya bersama mitra-mitra di kawasan akan terus melemahkan kemampuan operasional ISIS demi memastikan “kekalahan abadi” kelompok radikal tersebut.

    “Serangan udara akan mengganggu kemampuan ISIS untuk merencanakan, mengatur dan melancarkan serangan-serangan terhadap warga sipil serta sekutu-sekutu dan mitra AS di seluruh kawasan dan sekitarnya,” sebut CENTCOM dalam pernyataannya.

  • Israel Lintas Batas Serang Iran Bikin Irak Mencak-mencak

    Israel Lintas Batas Serang Iran Bikin Irak Mencak-mencak

    Baghdad

    Israel menyerang Teheran, Iran, dengan alasan membalas serangan rudal pada awal Oktober lalu. Serangan Israel itu membuat Irak marah karena jet tempur Israel melintasi wilayah udaranya.

    Militer Israel, pada Sabtu (26/10/2024) dini hari, mengerahkan jet-jet tempurnya untuk menyerang apa yang diklaimnya sebagai target-target militer di Iran. Israel menyebut serangannya itu merupakan balasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober lalu, yang disebut Iran sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, serta salah satu komandan Garda Revolusi Iran.

    Militer Iran juga mengonfirmasi Israel telah menyerang target-target militer di sekitar Teheran dan beberapa provinsi lainnya. Militer Iran menyebut beberapa jet tempur Israel telah menembakkan ‘sejumlah kecil rudal jarak jauh dari jarak yang jauh’, yang ada di dalam wilayah udara Irak yang menjadi area patroli militer Amerika Serikat (AS).

    AS diketahui menempatkan pasukan militer di wilayah Irak, yang merupakan bagian dari koalisi antiterorisme internasional untuk melawan kelompok radikal Islamic State (ISIS), yang kini telah diusir keluar dari negara tersebut. Baghdad menjalin hubungan dekat dengan Teheran, namun juga memiliki kemitraan strategis dengan Washington.

    Pemerintah Irak sejauh ini berupaya menghindari keterlibatan dalam konflik regional yang semakin meningkat. Meski demikian, sejumlah faksi pro-Iran di Irak telah melancarkan serangan terhadap pangkalan dan posisi pasukan AS di wilayah tersebut dan mengklaim bertanggung jawab atas pengiriman drone ke wilayah Israel.

    Irak Marah ke Israel

    Otoritas Irak pun melontarkan kecaman terhadap Israel atas penggunaan wilayah udaranya untuk menyerang Iran, negara tetangganya, pada Sabtu (26/10/2024). Baghdad telah melayangkan surat protes kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres atas tindakan Tel Aviv tersebut.

    Juru bicara pemerintah Irak Bassim Alawadi, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (28/10/2024), menyebut surat protes itu mengecam ‘pelanggaran terang-terangan oleh entitas Zionis terhadap wilayah udara dan kedaulatan Irak, dengan menggunakan wilayah udara Irak untuk melancarkan serangan terhadap Republik Islam Iran pada 26 Oktober’.

  • Israel Pakai Wilayahnya Saat Serang Iran, Irak Protes ke PBB

    Israel Pakai Wilayahnya Saat Serang Iran, Irak Protes ke PBB

    Baghdad

    Otoritas Irak melontarkan kecaman terhadap Israel atas penggunaan wilayah udaranya untuk menyerang Iran, negara tetangganya, pada Sabtu (26/10). Baghdad pun telah melayangkan surat protes kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres atas tindakan Tel Aviv tersebut.

    Juru bicara pemerintah Irak Bassim Alawadi, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (28/10/2024), menyebut surat protes itu mengecam “pelanggaran terang-terangan oleh entitas Zionis terhadap wilayah udara dan kedaulatan Irak, dengan menggunakan wilayah udara Irak untuk melancarkan serangan terhadap Republik Islam Iran pada 26 Oktober”.

    Alawadi juga mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Irak akan membahas “pelanggaran ini” dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS), sekutu dekat dan pemasok senjata utama Israel.

    Militer Israel, pada Sabtu (26/10) dini hari, mengerahkan jet-jet tempurnya untuk menyerang apa yang diklaim oleh Tel Aviv sebagai target-target militer di Iran.

    Israel menyebut serangannya itu merupakan balasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober lalu, yang disebut Iran sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, serta salah satu komandan Garda Revolusi Iran.

    Militer Iran mengonfirmasi Israel menyerang target-target militer di sekitar Teheran dan beberapa provinsi lainnya. Disebutkan oleh militer Iran bahwa beberapa jet tempur Israel telah menembakkan “sejumlah kecil rudal jarak jauh… dari jarak yang jauh”, yang ada di dalam wilayah udara Irak yang menjadi area patroli militer AS.

    AS diketahui menempatkan pasukan militer di wilayah Irak, yang merupakan bagian dari koalisi antiterorisme internasional untuk melawan kelompok radikal Islamic State (ISIS), yang kini telah diusir keluar dari negara tersebut.

  • Irak Bunuh 9 Komandan Senior ISIS dalam Operasi di Pegunungan Hamrin

    Irak Bunuh 9 Komandan Senior ISIS dalam Operasi di Pegunungan Hamrin

    Jakarta

    Pemerintah Irak mengumumkan pasukannya telah membunuh sembilan komandan senior kelompok ISIS. Para petinggi ISIS itu tewas dalam operasi militer yang terjadi di Pegunungan Hamrin, Irak utara.

    Dilansir AFP, Selasa (22/10/2024), Komando Operasi Gabungan Irak dalam sebuah keterangan menyampaikan tim operasi gabungan membunuh sembilan teroris ISIS. Salah satu yang berhasil dibunuh ialah ‘Gubernur Irak’ yang mewakili ISIS bernama Jassim al-Mazrouei Abu Adel Qader.

    Analisi keamanan Irak, Fadel Abu Raghif, menyebut Mazrouei merupakan salah satu tokoh penting ISIS di Irak. Mazrouei disebut telah menjadi pemimpin ISIS di Irak dalam setahun terakhir.

    Kantor Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, juga telah mengumumkan ‘pembunuhan Gubernur Irak dan delapan pemimpin senior organisasi teroris Daesh’. Daesh diketahui merupakan akronim bahasa Arab untuk ISIS.

    Pemerintah Irak belum menjelaskan waktu operasi yang menewaskan sembilan komandan ISIS itu digelar. Pihak Irak hanya menyebut operasi militer itu menargetkan tempat persembunyian ISIS di Pegunungan Hamrin.

    Pasukan keamanan Irak, yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat, telah melakukan sejumlah penggerebekan terhadap tempat-tempat yang diduga sebagai tempat persembunyian ISIS.

    Militer Amerika mengumumkan pada hari Jumat (18/10) bahwa serangan udara yang dilakukan oleh pasukan Irak awal bulan ini telah menewaskan seorang pemimpin senior ISIS dan tiga militan lainnya.

    Sebuah laporan oleh para ahli PBB yang diterbitkan pada bulan Juli memperkirakan ada sekitar 1.500 hingga 3.000 jihadis yang tersisa di Irak dan Suriah.

    (ygs/haf)

  • AS Gempur Suriah Usai Pangkalan Militernya Diserang 2 Roket

    AS Gempur Suriah Usai Pangkalan Militernya Diserang 2 Roket

    Damaskus

    Militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap wilayah Suriah, setelah dua serangan roket menargetkan sebuah pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika dan koalisinya di negara tersebut.

    Seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (18/9/2024), mengatakan bahwa serangan dua roket menargetkan Zona Pendaratan Rumalyn di wilayah Suriah, yang menampung pasukan AS dan koalisi internasional.

    Serangan roket itu tidak mengenai secara langsung pangkalan militer tersebut. Tidak ada laporan korban luka pada personel militer atau kerusakan peralatan di pangkalan itu.

    Tidak diketahui juga secara jelas siapa atau kelompok mana yang mendalangi serangan roket tersebut.

    Namun menyusul serangan roket itu, menurut pejabat pertahanan AS itu, Komando Pusat AS (CENTCOM) berhasil mengidentifikasi sumber serangan atau lokasi peluncuran serangan dengan menggunakan aset Uncrewed Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (ISR).

    Militer AS, sebut pejabat pertahanan tersebut, melancarkan respons terhadap lokasi itu pada Minggu (15/9) malam.

    “Menetralisir persenjataan yang tidak meledak, yang merupakan ancaman bagi warga sipil dan pasukan kami,” ucap pejabat pertahanan AS itu.

    “Kami mempunyai hak untuk membela diri dan tidak akan ragu dalam melindungi para anggota militer kami pada waktu yang kami pilih,” tegasnya.

    Pasukan AS telah menjadi target ratusan serangan di wilayah Suriah dan Irak sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hampir semua serangan yang menargetkan pasukan AS dikaitkan dengan milisi yang didukung Iran di wilayah Suriah dan Irak.

    AS diketahui memiliki sekitar 2.500 tentara di wilayah Irak dan 900 tentara lainnya di wilayah Suriah, yang semuanya merupakan bagian dari koalisi internasional melawan kelompok radikal Islamic State (ISIS).

    Pada Januari lalu, sebuah serangan drone menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan orang lainnya. AS membalasnya dengan melancarkan puluhan serangan terhadap berbagai lokasi di Irak dan Suriah yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) atau milisi yang didukungnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Jerman dan Eropa Kembali Jadi Target Serangan Teror ISIS

    Jerman dan Eropa Kembali Jadi Target Serangan Teror ISIS

    Jakarta

    Milisi teroris Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan pisau di Solingen. Menurut Amak, corong ISIS, serangan tersebut dilakukan sebagai “balas dendam untuk umat Islam di Palestina dan di tempat lain” dan menargetkan “sekelompok umat Kristiani.”

    “Ekstremis menggunakan konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah sebagai cara untuk mendapatkan momentum,” kata Thomas Mücke kepada DW. Dia bekerja untuk Violence Prevention Network (VPN), sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mencegah ekstremisme dan melakukan deradikalisasi terhadap pelaku kekerasan.

    Sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas membunuh banyak warga sipil Israel, dan Israel merespons dengan serangan balasan di Jalur Gaza, Mücke telah melihat “peningkatan empat kali lipat” dalam jumlah serangan dan percobaan serangan di Eropa Barat dibanding tahun 2022.

    Serangan di Solingen, Jerman, menjadi salah satu serangan terbaru dari serangkaian serangan dan percobaan serangan ISIS yang terjadi di seluruh Eropa dalam beberapa minggu terakhir, meskipun tidak selalu jelas apakah kelompok radikal itu yang menjadi dalang di baliknya.

    Pada hari yang sama dengan serangan di Solingen, dua mobil meledak di luar sebuah sinagoga di La Grande-Motte, Prancis selatan.

    Di Austria, rangkaian konser penyanyi AS Taylor Swift yang awalnya dijadwalkan berlangsung di Wina pada awal Agustus akhirnya dibatalkan, menyusul penangkapan dua tersangka simpatisan ISIS. Menurut otoritas keamanan Austria, tersangka utama yang merupakan seorang warga Austria berusia 19 tahun dengan latar belakang Makedonia Utara itu, mengaku pada saat penangkapannya bahwa ia ingin “membunuh dirinya sendiri dan sekelompok besar orang.”

    Pada akhir Mei, seorang warga Afganistan yang tinggal di Jerman secara fatal melukai seorang petugas polisi dan melukai lima orang lainnya di Mannheim. Serangan itu ditujukan kepada ketua Pax Europa, sebuah gerakan yang kritis terhadap Islam. Meskipun tidak ditemukan hubungan langsung dengan ISIS dalam kasus ini, penyidik mengklasifikasikan serangan tersebut “bermotif agama.”

    Otoritas di Eropa telah mendokumentasikan tujuh serangan dan 21 percobaan atau rencana serangan di Eropa Barat sejak 7 Oktober 2023. Mücke menganggap peningkatan ini tidak mengejutkan: “ISIS mengidentifikasi Eropa Barat sebagai target serangan, jelas dengan niat untuk menyebarkan kengerian dan ketakutan serta memecah belah masyarakat sehingga mereka dapat merekrut lebih banyak orang untuk tujuan mereka.”

    Meski begitu, serangan paling serius yang diklaim oleh ISIS baru-baru ini terjadi bukan di Eropa Barat, melainkan di Moskow pada Maret 2024, ketika lebih dari 140 orang tewas dalam serangan teroris di sebuah gedung konser. “Tentara Negara Islam menyerang pertemuan besar umat Kristiani, menewaskan dan melukai ratusan orang,” lapor Amak.

    Radikalisasi melalui internet

    Organisasi teroris ISIS dikenal secara global sekitar 10 tahun silam ketika pemimpinnya saat itu, Abu Bakr al-Baghdadi, mengumumkan pendirian “kekhalifahan” di Timur Dekat dan Timur Tengah. ISIS kemudian mencapai puncak kekuasaannya pada tahun berikutnya, karena berhasil menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak. Video pembunuhan brutal dan pemenggalan kepala khususnya, diunggah secara online.

    “ISIS terus menyerukan serangan semacam itu dengan propaganda internetnya,” kata Mücke, “dan ada juga instruksi rinci tentang cara melakukan serangan, seperti menggunakan mobil untuk membunuh orang kafir di mana-mana.”

    Dalam satu kasus yang sangat mengerikan, seorang simpatisan ISIS mengendarai sebuah truk ke pasar Natal Berlin pada tahun 2016, yang kemudian menewaskan dua belas orang.

    Pada 2019, banyak yang percaya ISIS telah dikalahkan secara militer di Timur Tengah. Serangan ISIS di Eropa juga menurun untuk sementara waktu. Namun, dengan gelombang serangan baru ini, jihadisme tampaknya telah kembali.

    Mücke mengatakan bahwa para pelaku kini semakin muda, dengan dua pertiga dari mereka yang ditangkap di Eropa Barat adalah remaja. Dan metode yang digunakan untuk menarik mereka juga disesuaikan dengan usia mereka. “Internet memainkan peran besar dalam radikalisasi dan mobilisasi, serta dalam perekrutan.”

    Secercah harapan: deteksi dini radikalisasi

    Para ahli pesimis tentang prospek perbaikan dalam waktu dekat. Eskalasi konflik di Timur Tengah sejak 7 Oktober 2023 “akan terus mempengaruhi dinamika terorisme selama bertahun-tahun yang akan datang.”

    Di mata banyak ahli, menciptakan zona bebas pisau, seperti yang direncanakan oleh Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser, tidak banyak berguna. Menurut mereka, seseorang yang berniat membunuh orang dengan pisau tidak mungkin terhalang oleh larangan semacam itu.

    Namun, Thomas Mücke dari Violence Prevention Network memiliki secercah harapan untuk dibagikan. “Sejak 7 Oktober, jumlah panggilan ke hotline konseling telah meningkat berkali-kali lipat. Dan itu memberi kami informasi yang kami butuhkan untuk mencoba mencegah radikalisasi pada tahap yang relatif awal.”

    Fakta bahwa para pelaku sekarang semakin muda juga merupakan kesempatan, katanya. “Pertama-tama, saya mengandalkan fakta bahwa orang yang menjadi radikal akan mengalami perubahan signifikan dalam karakter mereka dan ini akan diperhatikan oleh orang-orang di sekitar mereka,” katanya.

    “Dan penting bahwa perubahan ini dilaporkan secepat mungkin, bahwa bantuan dan dukungan perlu dicari, karena setiap kelompok ekstremis mencoba untuk menarik dan merekrut generasi muda khususnya; mereka adalah generasi berikutnya. Dan di sinilah kita masih memiliki kesempatan terbaik untuk membendung ekstremisme dan terorisme.” (rs/gtp/hp)

    (ita/ita)