Organisasi: ISIS

  • Elon Musk Disorot, Tesla Gagal Capai Target hingga Insiden Cybertruck

    Elon Musk Disorot, Tesla Gagal Capai Target hingga Insiden Cybertruck

    Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk, Tesla, menjadi sorotan dalam sepekan terakhir menyusul insiden meledaknya Cybertruck yang menewaskan 1 orang. 

    Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) menyelidiki ledakan Cybertruck Tesla Inc. di luar hotel Trump Las Vegas pada hari Rabu sebagai potensi aksi teror. 

    AS menduga ada kaitan kejadian tersebut dengan amukan truk di New Orleans yang menewaskan sedikitnya 15 orang.

    Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas mengatakan Cybertruck 2024 berhenti di pintu masuk kaca hotel Trump dan asap kemudian muncul dari kendaraan tersebut sebelum ledakan besar.

    Tujuh orang mengalami luka ringan, dan semuanya dalam kondisi stabil atau telah dipulangkan dari rumah sakit. Pengemudi, yang tewas dalam ledakan tersebut, belum diidentifikasi secara publik. 

    “Kami tahu siapa yang menyewa truk itu, tetapi kami tidak bersedia merilis informasi itu saat ini,” kata Sheriff Clark County Kevin McMahill kepada wartawan dikutip dari Bloomberg,.

    Dalam serangkaian posting di X, CEO Tesla, Elon Musk mengatakan sebuah tim di perusahaan tersebut telah mengonfirmasi ledakan itu disebabkan oleh kembang api yang sangat besar dan/atau bom yang dibawa di Cybertruck sewaan. 

    Baik Cybertruck maupun truk pikap yang digunakan di New Orleans disewa dari Turo, kata Musk, seraya menambahkan bahwa mungkin keduanya saling terkait. 

    Dia tidak memberikan bukti atas klaimnya bahwa insiden tersebut mungkin terkait. Adapun, Turo adalah pasar berbagi mobil yang memungkinkan pemilik menyewakan kendaraannya.

    Insiden Las Vegas terjadi saat FBI dan polisi menyelidiki serangan terhadap kerumunan di New Orleans pada Rabu (1/1/2025) dini hari waktu setempat yang menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 30 orang. 

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Presiden Joe Biden mengatakan pejabat penegak hukum sedang melacak apakah ada kemungkinan hubungan antara kedua insiden tersebut.

    FBI mengatakan pihak berwenang di New Orleans menemukan bendera ISIS dan bahwa para pejabat sedang berupaya menentukan kemungkinan adanya hubungan atau afiliasi tersangka, Shamsud-Din Jabbar, dengan kelompok teroris.

    Alat peledak rakitan juga ditemukan, menurut seorang pejabat penegak hukum yang diberi pengarahan tentang perkembangan tersebut yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. 

    Polisi Las Vegas mengatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda nyata adanya hubungan dengan terorisme internasional, tetapi mereka masih menyelidiki semua kemungkinan. 

    “Kami benar-benar menyelidiki hubungan apa pun dengan apa yang terjadi di New Orleans. Kami belum mengesampingkan apa pun,” kata McMahill.

    Mobil Cybertruck terbakar di depan Hotel TrumpPerbesar

    Dia menambahkan, para penyelidik belum menemukan bukti yang menunjukkan bahaya yang lebih luas. “Tidak ada ancaman lebih lanjut terhadap komunitas kami,” katanya. Pejabat FBI menggambarkan ledakan itu sebagai “insiden yang terisolasi.” 

    Musk mengatakan pembuat kendaraan listrik itu membantu menyelidiki. McMahill mengonfirmasi kerja sama Musk, dengan mengatakan Tesla telah memberikan informasi dari sistemnya, termasuk data kendaraan dan catatan stasiun pengisian daya, untuk membantu penyelidikan.

  • Pelaku Penabrakan di New Orleans Ternyata Mantan Tentara AS, Sempat Ucapkan Janji Setia kepada ISIS – Halaman all

    Pelaku Penabrakan di New Orleans Ternyata Mantan Tentara AS, Sempat Ucapkan Janji Setia kepada ISIS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS), FBI, mengatakan pelaku penabrakan di New Orleans merupakan veteran Angkatan Darat AS.

    Sebelum melakukan penabrakan di kawasan Bourbon Street, pelaku yang bernama Shamsud-Din Jabbar sempat mengunggah lima video di Facebook.

    Dalam unggahannya, Shamsud-Din Jabbar menyatakan dirinya telah berjanji setia kepada ISIS.

    Namun, FBI mengatakan Shamsud-Din Jabbar bertindak sendiri dalam serangan yang menewaskan 14 orang itu.

    Dalam video pertamanya, Jabbar mengatakan ia sebelumnya berencana untuk menyakiti keluarga dan teman-temannya.

    Namun, dirinya khawatir liputan media tidak akan fokus pada “perang antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir”.

    Jabbar juga mengatakan dalam video tersebut, ia telah bergabung dengan ISIS sebelum musim panas lalu dan memberikan surat wasiat terakhirnya.

    “Ini adalah aksi terorisme,” ungkap Wakil Asisten Direktur FBI, Christopher Raia, dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.

    “Itu sudah direncanakan dan merupakan aksi jahat,” ucapnya lagi.

    Saat ini, lanjut Raia, FBI masih menyelidiki “jalur radikalisasi” Jabbar, tetapi bukti yang ditinjau sejauh ini menunjukkan ia jelas terinspirasi oleh ISIS.

    Para legislator di DPR AS diberitahu dalam sebuah pengarahan oleh David Scott, asisten direktur di divisi antiterorisme FBI, Jabbar tidak ada dalam daftar pantauan pemerintah mana pun dan biro tersebut tidak menemukan bukti ia diarahkan oleh individu atau kelompok asing mana pun.

    FBI mengatakan tidak ada kaitan antara serangan di New Orleans dan insiden di Las Vegas pada hari yang sama, ketika sebuah Tesla Cybertruck sewaan yang berisi tabung bensin dan kembang api besar meledak di luar Trump International Hotel di Las Vegas.

    Pengemudi Tesla, seorang prajurit tugas aktif di Angkatan Darat AS, menembak dirinya sendiri hingga tewas beberapa saat sebelum ledakan, kata polisi Las Vegas.

    Dua petugas polisi termasuk di antara mereka yang terluka di New Orleans.

    Kedua polisi tersebut terluka oleh tembakan dari tersangka selama serangan itu, yang terjadi hanya tiga jam setelah Tahun Baru dimulai di French Quarter.

    Setidaknya 14 orang dan tersangka tewas, kata FBI, dan 35 orang terluka.

    Tidak Ada Tersangka Lain

    Pihak berwenang tidak lagi yakin ada tersangka lain yang terlibat dalam serangan truk di Bourbon Street di New Orleans, kata FBI pada hari Kamis.

    Setelah penyidik ​​meninjau semua rekaman pengawasan dengan lebih teliti, tampaknya tersangka sendiri yang meletakkan alat peledak di area tersebut dan kemudian berganti pakaian.

    FBI masih menyelidiki apakah ada individu yang diajak bicara atau dikirimi pesan oleh Jabbar sebelum serangan Rabu dini hari, namun tidak ada seorang pun di sekitar untuk membantunya.

    “Penegak hukum federal dan komunitas intelijen secara aktif sedang menyelidiki setiap kontak asing atau domestik yang terkait dengan serangan itu,” kata Presiden AS, Joe Biden, dikutip dari ABC News.

    Gubernur Louisiana, Jeff Landry pada hari Kamis, membandingkan penyelidikan tersebut dengan teka-teki gambar.

    Lebih dari 400 petunjuk telah diserahkan dan para penyidik ​​tengah memeriksa laptop dan ponsel Jabbar.

    Lebih dari 1.000 petugas penegak hukum telah “memeriksa data yang tak terhitung jumlahnya, video, pengawasan, wawancara, melacak setiap kemungkinan petunjuk,” kata Landry.

    Jabbar berkendara dari Houston ke New Orleans pada Selasa malam dan mengunggah beberapa video daring yang “menyatakan dukungannya terhadap ISIS,” dan menyebutkan ia bergabung dengan ISIS sebelum musim panas ini.

    “Bendera ISIS ditemukan di bagian belakang truk,” kata Wakil Asisten Direktur FBI, Christopher Raia.

    French Quarter, dekat Bourbon Street diblokir pada pagi hari dengan kehadiran banyak polisi dan FBI setelah serangan Teroris dini hari di New Orleans, Louisiana, pada 1 Januari 2025. – Sedikitnya 10 orang tewas dan 30 luka-luka pada hari Rabu ketika sebuah kendaraan menabrak kerumunan orang pada malam Tahun Baru di jantung kawasan wisata New Orleans yang berkembang pesat, kata pihak berwenang di kota bagian selatan AS. (Photo by Emily KASK / AFP) (AFP/EMILY KASK)

    Jabbar “bertekad keras” untuk membunuh sebanyak mungkin orang, dengan mengendarai truk pikap ke trotoar di sekitar mobil polisi yang diparkir yang berfungsi sebagai barikade untuk menabrak pejalan kaki, kata para pejabat.

    Tersangka menerjang puluhan orang di jalan raya sepanjang tiga blok itu sambil melepaskan tembakan ke arah kerumunan, kata polisi.

    Jabbar kemudian keluar dari kendaraan yang rusak itu sambil bersenjata senapan serbu dan menembaki petugas polisi. Ia juga bersenjata pistol, kata sumber kepada ABC News.

    Kepala Polisi New Orleans, Anne Kirkpatrick mengatakan penghalang keamanan tidak berfungsi pada saat itu karena sedang dalam proses penggantian untuk Super Bowl bulan depan.

    Rekaman pengawasan menunjukkan Jabbar meletakkan dua alat peledak rakitan di pendingin di area Bourbon Street.

    Ia memiliki detonator jarak jauh di truk untuk meledakkan dua alat itu.

    Raia mendesak siapa pun yang mengenal Jabbar untuk maju.

    “Meskipun kami telah mewawancarai banyak orang yang mengenal Jabbar, kami masih perlu berbicara dengan orang lain,” katanya.

    “Baik Anda mengenal Jabbar secara pribadi, bekerja dengannya, bertugas di militer, atau melihatnya di New Orleans atau Texas, kami perlu berbicara dengan Anda,” ujar Raia.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • FBI Rilis Timeline Pria AS Sewa Truk Pikap hingga Tabrak Kerumunan Warga

    FBI Rilis Timeline Pria AS Sewa Truk Pikap hingga Tabrak Kerumunan Warga

    Jakarta

    Penyelidik FBI mengatakan bahwa mereka telah mempelajari lebih lanjut tentang pergerakan Shamsud-Din Jabbar sebelum menabrakkan truk pikap terhadap kerumunan warga yang merayakan tahun baru di Bourbon Street, New Orleans, Amerika Serikat (AS). FBI menyebut pelaku mulanya menyewa mobil di Houston, negara bagian Texas.

    Dilansir CNN, Jumat (3/1/2025), timeline aktivitas pelaku ini diungkap oleh Wakil Asisten Direktur Divisi Kontraterorisme FBI Christopher Raia. Berikut kronologinya:

    30 Desember

    FBI mengatakan Jabbar mulanya menyewa truk pikap Ford F-150 di Houston, Texas pada 30 Desember. Situs web penyewaan kendaraan pribadi Turo telah mengonfirmasi bahwa layanannya digunakan untuk melakukan penyewaan.

    31 Desember

    Jabbar kemudian mengemudikan truk dari Houston ke New Orleans, negara bagian Louisiana pada malam hari 31 Desember.

    1 Januari 2025

    Raia mengatakan rekaman kamera pengawas dan unggahan media sosial menunjukkan pergerakan Jabbar pada dini hari di tahun baru, saat serangan terjadi.

    Antara pukul 1 dan 2 dini hari waktu setempat:

    Jabbar terlihat dalam rekaman video pengawas menanam alat peledak rakitan (IED) di persimpangan jalan Bourbon dan New Orleans serta lokasi lain yang berjarak dua blok. Bom rakitan itu diletakkan pelaku di dalam kotak pendingin.

    Pukul 01.29 dini hari:

    Jabbar mengunggah video pertama dari lima video ke Facebook. Pelaku menjelaskan rencana serangan yang akan dilakukannya.

    “Jabbar menjelaskan bahwa ia awalnya berencana untuk menyakiti keluarga dan teman-temannya, tetapi khawatir berita utama tidak akan fokus pada ‘perang antara orang beriman dan orang kafir.’ Selain itu, ia menyatakan bahwa ia telah bergabung dengan ISIS sebelum musim panas lalu,” kata Raia.

    Pukul 03.02 dini hari:

    Pukul 03.15 dini hari:

    Jabbar berkendara di sepanjang Canal Street, tiba-tiba berbelok tajam ke kanan ke trotoar di Bourbon Street dan menabrak puluhan pejalan kaki. Sebanyak 15 orang tewas dalam insiden ini, termasuk Jabbar.

    Pelaku Tewas Usai Ditembak

    Kepolisian New Orleans mengatakan pelaku menembaki petugas usai menabrak kerumunan. Jabbar tewas usai terkena tembakan balasan polisi. Sementara dua petugas kepolisian terluka.

    Raia menambahkan bahwa FBI sedang berupaya untuk melengkapi lebih banyak detail tentang pergerakan Jabbar. Sejumlah barang bukti telah diamankan untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.

    “Tiga ponsel yang terkait dengan Jabbar telah ditemukan kembali, dan eksploitasi media digital menjadi prioritas untuk melihat apa yang ada di perangkat tersebut dan menentukan apakah ada petunjuk potensial lainnya,” kata Raia.

    “Selain itu, kami telah menemukan dua laptop dan saat ini sedang mempelajarinya untuk mencari petunjuk potensial,” imbuhnya.

    (lir/lir)

  • FBI Rilis Timeline Pria AS Sewa Truk Pikap hingga Tabrak Kerumunan Warga

    Pemobil Tabrak Kerumunan Pendukung ISIS, Diduga Beraksi Seorang Diri

    New Orleans

    Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat (AS) mengatakan pengemudi truk pikap, Shamsud-Din Jabbar (42), yang menabrak kerumunan pesta tahun baru di New Orleans adalah pendukung kelompok Negara Islam (ISIS). FBI mengungkap bahwa pelaku beraksi seorang diri.

    “(Pelaku) berkendara dari Houston ke New Orleans pada malam tanggal 31 dan ia mengunggah beberapa video ke platform media sosial yang menyatakan dukungannya terhadap ISIS,” kata wakil asisten direktur FBI Christopher Raia dalam konferensi pers, seperti dilansir AFP, Jumat (3/1/2025).

    Raia mengatakan bahwa dalam satu video Jabbar mengaku akan merencanakan penyerangan terhadap keluarga dan teman-temannya. Tapi dia khawatir hal itu tidak menarik perhatian publik.

    “(Dalam video pelaku) menjelaskan bahwa ia awalnya berencana untuk melukai keluarga dan teman-temannya, tetapi khawatir berita utama tidak akan fokus pada ‘perang antara orang beriman dan orang kafir’,” katanya.

    Jabbar merupakan veteran Angkatan Darat AS yang menabrakkan truk sewaannya ke kerumunan orang yang merayakan Tahun Baru di New Orleans yang menewaskan sedikitnya 15 orang. FBI menduga pelaku bertindak sendiri.

    “Saat ini kami tidak menilai ada orang lain yang terlibat dalam serangan ini kecuali Shamsud-Din Jabbar,” kata Raia.

    (lir/lir)

  • Abaikan Ancaman Sanksi AS Soal Pasukan Kurdi, Turki Luncurkan Serangan Artileri ke Suriah – Halaman all

    Abaikan Ancaman Sanksi AS Soal Pasukan Kurdi, Turki Luncurkan Serangan Artileri ke Suriah – Halaman all

    Abaikan Ancaman Sanksi AS, Turki Luncurkan Serangan Artileri ke Suriah

    TRIBUNNEWS.COM – Artileri Turki dilaporkan menembaki daerah ‘Ain Isa’, ‘Tal Tamr’ dan kota ‘Ain al-Arab’ (Kobani) yang terletak di Suriah utara.

    Menurut al-Mayadeen, Selasa (2/12/2024) sumber-sumber lokal mengatakan kalau serangan Turki menyasar posisi pasukan Kurdi Suriah yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai Pasukan Demokratik Suriah (SDF), di Ain al-Arab dan Ain Isa.

    Aksi Turki ini mengabaikan ancaman Amerika Serikat (AS) yang menyatakan akan terus mendukung SDF.

    Sejauh ini, tidak ada laporan yang diberikan tentang jumlah korban dan kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh serangan ini.

    Adapun Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengumumkan kalau gencatan senjata antara Turki dan SDF dilakukan di sekitar kota Manbij di Suriah utara.

    Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Turki mengklaim tidak ada pembicaraan tentang perjanjian gencatan senjata antara Ankara dan pasukan Kurdi yang didukung oleh AS.

    AS Ancam Sanksi Turki Kalau Sentuh Kurdi dengan Menginvasi Suriah

    Terkait manuver Turki di Suriah dengan alasan membasmi PKK-YPG, kelompok yang menjadi basis SDF, politisi senior AS sebelumnya sudah menyiratkan kekhawatiran kalau invasi Turki ke wilayah timur laut Suriah sudah dekat.

    Atas hal itu, dia mengindikasikan AS siap menjatuhkan sanksi pada Turki, meski negara itu adalah sekutu NATO Washington.

    Senator Republik John Kennedy memperingatkan kalau ia khawatir Turki akan menginvasi Suriah saat negara itu berupaya membangun kembali setelah pasukan oposisi menyingkirkan rezim Bashar Al Assad setelah 13 tahun perang.

    Kennedy menyampaikan pidato di gedung Senat minggu ini yang menyatakan pesan kepada Ankara: “Biarkan Kurdi sendiri… jangan lakukan itu.”

    Washington telah mempertahankan kehadiran pasukan yang relatif terbatas di Suriah.

    Pada Kamis, lewat pengumuman Pentagon, AS mengungkapkan sendiri peran besar mereka dalam cawe-cawe penggulingan Assad.

    Pentagon menyatakan telah menggandakan kehadiran pasukan mereka dari sekitar 900 menjadi 2.000 tentara, dalam kemitraan dengan Pasukan Demokratik Suriah untuk misi memberantas ISIS.

    Adapun Turki menuduh pasukan SDF yang dipimpin Kurdi sebagai teroris.

    Turki memandang, Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG), yang mendominasi SDF, sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang hukum mereka.

    “Jika Anda menyerang Suriah dan menyentuh sehelai rambut pun di kepala suku Kurdi, saya akan meminta Kongres Amerika Serikat untuk melakukan sesuatu,” lanjut Kennedy.

    “Dan sanksi kami tidak akan membantu perekonomian Turki. Saya tidak ingin melakukan itu.”

    Senator terkemuka dari dua partai di AS – Chris Van Hollen dari Partai Demokrat dan Lindsey Graham dari Partai Republik  – pekan ini mengancam sanksi terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan jika pasukan yang didukung Ankara tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Kurdi di timur laut Suriah.

    Para senator menuduh Turki menolak “untuk memperpanjang gencatan senjata, termasuk tawaran zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan, khususnya kota Kobani”.

    “Meskipun Turki memiliki sejumlah masalah keamanan yang sah yang dapat diatasi, perkembangan ini merusak keamanan regional dan Amerika Serikat tidak dapat tinggal diam,” tulis Van Hollen dan Graham dalam sebuah pernyataan.

    Pihak AS mengklaim, berkepentingan mendukung SDF demi terus memerangi kelompok ISIS yang menjadi musuh Washington.

    “Setelah jatuhnya rezim Assad, pasukan yang didukung Turki telah meningkatkan serangan terhadap mitra Suriah-Kurdi kami, yang sekali lagi mengancam misi penting untuk mencegah kebangkitan ISIS,” tulis pernyataan senator AS tersebut.

    Militer Turki memerangi kelompok Parti Karkerani Kurdistan (PKK) alias Partai Pekerja Kurdistan. (AFP)

    Peluang dan Tantangan Bagi Turki, Damai atau Terus Perangi Kurdi?

    Sanksi AS dapat memiliki implikasi nyata bagi Ankara, kata Yerevan Saeed, direktur Inisiatif Kurdi Global untuk Perdamaian di Universitas Amerika di Washington.

    “Ekonomi Turki tidak berjalan dengan baik. Inflasi sangat, sangat tinggi. Lira terus menurun. Jadi harapan para senator, orang-orang di Washington DC, para pembuat kebijakan, adalah bahwa sanksi ini akan menghalangi Presiden Erdogan untuk menginvasi Rojava ,” katanya kepada The National.

    “Apakah hal itu akan menghentikan Turki atau tidak, masih belum diketahui secara pasti.”

    Saeed mengatakan, “Kurdi sangat, sangat khawatir, tidak hanya dari tingkat kepemimpinan, tetapi juga rakyat dan publik” tentang masuknya Turki ke Suriah.

    Namun, beberapa pihak meragukan apakah aksi militer Turki merupakan ancaman yang akan segera terjadi.

    Mouaz Moustafa, direktur eksekutif Satuan Tugas Darurat Suriah yang berpusat di Washington, baru-baru ini kembali dari Damaskus tempat ia mencari tahanan Amerika Austin Tice.

    “Orang-orang mungkin membesar-besarkan masalah dengan menyerukan sanksi kepada sekutu NATO sementara kita belum melihat adanya operasi militer besar oleh Turki di Suriah timur laut,” katanya.

    Minggu ini, Turki menunjuk kuasa usaha sementara untuk menjalankan kedutaannya di Damaskus , setelah kepala intelijen Ankara Ibrahim Kalin mengunjungi ibu kota Suriah.

    Moustafa mengatakan pertunjukan keterlibatan seperti itu akan sangat penting dalam membangun stabilitas di Suriah, termasuk di timur laut.

    “Saya pikir semuanya kembali kepada pemerintahan baru Damaskus. Apakah mereka akan mampu membuat semacam kesepakatan dengan SDF, YPG [Unit Pertahanan Rakyat Kurdi], elemen PKK [Partai Pekerja Kurdistan], dan memastikan keamanan dan stabilitas Suriah timur laut, bersama dengan seluruh negara dan memastikan tidak ada kejahatan terhadap Kurdi atau bagian lain dari mosaik Suriah,” katanya kepada The National.

    Namun, Saeed mengatakan kalau pasukan Turki tidak berada di perbatasan “untuk berpiknik”.

    Namun, ia juga menekankan: “Turki memiliki peluang yang sangat bersejarah untuk berdamai dengan Kurdi di Suriah, dengan cara yang sama … Presiden Erdogan mampu mengubah kebijakan Turki terhadap Kurdi di Irak. Ini akan menjadi situasi yang saling menguntungkan bagi semua pihak. Akan ada banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan Turki untuk datang dan berinvestasi di Rojava, alih-alih membuat ancaman militer ini, yang akan menimbulkan ketidakstabilan.”

    Faktor Trump

    Pemerintahan baru di Washington dapat semakin memperumit sikap AS terhadap Suriah dan Turki.

    Presiden terpilih Donald Trump , yang akan mulai berkuasa bulan depan dan telah menunjukkan pendekatan yang lebih tidak ikut campur terhadap Suriah, menyebut penggulingan Al Assad sebagai “pengambilalihan kekuasaan secara tidak bersahabat” yang diatur oleh Turki.

    “Saya pikir Turki sangat cerdas… Turki melakukan pengambilalihan yang tidak bersahabat, tanpa banyak nyawa yang hilang. Saya dapat mengatakan bahwa Assad adalah seorang tukang jagal, apa yang dia lakukan terhadap anak-anak,” tambah presiden terpilih  AS dari partai Republik itu.

    Trump mengindikasikan, ragu untuk terus mempertahankan kehadiran kecil pasukan Washington di Suriah, dan mencoba menarik diri sepenuhnya selama masa jabatan presiden pertamanya.

    Saeed mengatakan kalau tindakan seperti itu tidaklah bijaksana.

    “Nilai yang diperoleh AS dan negara-negara Barat sungguh tinggi dan besar, karena pasukan AS ada di sana untuk melakukan intelijen dan juga memberikan dukungan bagi para pejuang Kurdi… Jika AS menarik diri, tentu saja, itu akan membuka jalan bagi ISIS untuk kembali.”

    Analisis lain menyerukan pemikiran ulang mengenai misi anti-ISIS Washington setelah jatuhnya rezim Assad, termasuk mantan duta besar AS untuk Damaskus, Robert Ford.

    “Pasukan yang dipimpin YPG telah gagal mengalahkan kekuatan ISIS yang bertahan lama. Setelah enam tahun, saatnya bagi Amerika untuk memikirkan kembali strateginya,” tulis Ford dalam sebuah posting di X sebagai tanggapan atas ancaman sanksi para senator.

    Reuters mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler yang mengatakan bahwa “dalam periode baru, organisasi teroris PKK/YPG di Suriah cepat atau lambat akan dilenyapkan”.

    Pasukan ISIS berpawai di Raqqa, Suriah. (AFP)

    Turki Tak Lihat Tanda Kebangkitan ISIS

    Bertentangan dengan penilaian Washington, Guler mengatakan Turki tidak melihat tanda-tanda kebangkitan ISIS di Suriah.

    Bagi Moustafa, keterlibatan internasional dengan pemerintahan baru pada akhirnya akan menjadi penting bagi Suriah dan bagi kepentingan regional AS di sana.

    “Suriah tidak akan menjadi negara demokrasi dalam waktu semalam. Namun, Suriah sekarang adalah negara Arab yang paling dekat dengan demokrasi dibandingkan negara Arab lainnya. Itu fakta, dan janji-janji pemerintah serta tindakan mereka sungguh meyakinkan,” katanya.

    “Pemerintahan baru di Damaskus layak mendapatkan dukungan masyarakat internasional untuk membantu mereka dalam perjalanan menuju republik yang demokratis, bukan hanya terus mendengar kekhawatiran dan menyebut semua warga Suriah sebagai teroris padahal mereka sendiri telah membebaskan negara mereka dari para teroris.”

    Pada hari Kamis, para petinggi Demokrat di komite urusan luar negeri Senat dan DPR memperkenalkan sebuah resolusi yang “menekankan pentingnya melindungi kelompok minoritas agama dan etnis, termasuk Kurdi Suriah, Yazidi, dan Chaldea” di Suriah, dan meminta Departemen Luar Negeri AS untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.

    Resolusi tersebut mencatat kalau “pasukan oposisi Suriah telah berulang kali mengisyaratkan niat mereka untuk menghormati hak dan martabat kaum minoritas agama dan etnis di Suriah, tetapi ada beberapa insiden di mana anggota kaum minoritas tersebut melarikan diri dari rumah mereka, sementara ada kekerasan dan pengusiran yang terdokumentasikan terhadap komunitas Kurdi oleh unsur-unsur Tentara Nasional Suriah”.

     

    (oln/thentnl/*)

  • Pelaku Tabrak Massa New Orleans AS Sempat Mau Bunuh Keluarga Sendiri

    Pelaku Tabrak Massa New Orleans AS Sempat Mau Bunuh Keluarga Sendiri

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pelaku yang menabrakkan truk ke kerumunan warga di New Orleans, Amerika Serikat, saat Tahun Baru, Rabu (1/1), Shamsud Din Jabbar, disebut ingin membunuh keluarga dan tertarik bergabung kelompok teror ISIS.

    Beberapa sumber yang mengetahui insiden tersebut mengatakan Jabbar menyampaikan keinginan itu dalam video yang direkam saat berkendara di Texas ke Louisiana.

    Dalam video itu, menurut para pejabat, Jabbar mulanya berencana mengumpulkan keluarga untuk sebuah “perayaan” dan membunuhnya.

    Namun, dia mengubah rencana dan berniat gabung ISIS sesuai mimpinya, demikian dikutip CNN.

    Jabbar menjadi sorotan usai menabrakkan truk ke kerumunan pada Rabu (1/1). Imbas kejadian ini, 15 orang meninggal.

    Usai melancarkan aksinya, dia sempat baku tembak dengan polisi. Petugas kemudian menembaknya hingga tewas.

    Jabbar sempat bertugas di Angkatan Darat AS selama lebih dari satu dekade. Dia juga pernah ditugaskan ke Afghanistan dari Februari 2009 hingga Januari 2010.

    Dia meninggalkan tugas aktif tentara pada Januari 2015. Setelah itu, Jabbar menjadi tantara cadangan di Angkatan Darat hingga Juli 2020.

    Setelah tak lagi di dunia militer, Jabbar memperkenal diri sebagai agen real estate profesional yang berbasis di Houston.

    Dalam beberapa tahun terakhir, pria berusia 42 tahun itu tampaknya bermasalah dengan keuangan pribadinya.

    Dalam email Januari 2022, dia menulis dirinya tidak mampu membayar cicilan rumahnya yang telah jatuh tempo sebesar US$27 ribu, dan ‘terancam disita’ jika penyelesaian perceraiannya ditunda.

    Jabbar juga menyatakan dalam email tersebut bahwa bisnis yang dia dirikan, Blue Meadow Properties, telah merugi sekitar US$28 ribu.

    (isa/asa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Teror Penabrakan di New Orleans, Polisi Temukan Bendera ISIS di Mobil Tersangka – Halaman all

    Teror Penabrakan di New Orleans, Polisi Temukan Bendera ISIS di Mobil Tersangka – Halaman all

    Rabu (1/1), pihak berwenang New Orleans mengumumkan, sedikitnya 15 korban tewas dan puluhan orang luka-luka setelah sebuah truk pick-up sengaja menabrak kerumunan orang di Bourbon Street.

    Warga diimbau menjauhi lokasi kejadian. Menurut pernyataan FBI, tersangka diidentifikasi sebagai seorang veteran tentara AS berusia 42 tahun, dan sebuah bendera kelompok teroris “Islamic State” (ISIS) ditemukan di mobilnya.

    Tersangka juga membawa alat peledak improvisasi (IED). FBI sedang menyelidiki insiden tersebut sebagai tindakan terorisme. Tersangka tewas dalam baku tembak dengan polisi.

    FBI mengataka, mereka tidak yakin pelaku penyerangan New Orleans “sepenuhnya bertanggung jawab” atas serangan tersebut, dan mengindikasikan bahwa kaki tangannya mungkin masih buron. FBI meminta bantuan publik untuk melacak tersangka lainnya.

    Biden mengatakan bahwa AS ‘tidak akan mentolerir’ serangan

    Pada konferensi pers di Camp David, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka.

    “Kepada semua keluarga korban yang terbunuh, semua yang terluka, dan semua orang di New Orleans yang sedang berduka, saya ingin Anda tahu bahwa saya turut berduka bersama Anda,” kata Biden.

    Menurut Biden, sebelum serangan terjadi, tersangka telah memposting video di media sosial yang menunjukkan bahwa dia telah terinspirasi oleh organisasi ekstremis ISIS dan menyatakan “keinginan untuk membunuh.”

    Biden mengatakan bahwa para pejabat sedang menyelidiki apakah ledakan Tesla Cybertruck di Las Vegas pada Rabu (1/1) malam juga terkait.

    Tersangka menembaki polisi ketika mencoba melarikan diri

    Kepala Polisi New Orleans Anne Kirkpatrick mengatakan bahwa tersangka menembak petugas polisi dengan senjata api dari kendaraannya.

    “Dua petugas kami tertembak. Kondisi mereka stabil, dan kami akan memberikan kabar terbaru,” katanya.

    Kirkpatrick juga mengatakan bahwa FBI mengambil alih penyelidikan “karena sifat dan indeks yang kami miliki di tempat kejadian.”

    “Alat peledak improvisasi” juga ditemukan di tempat kejadian. FBI masih menyelidiki apakah alat tersebut “layak digunakan”.

    Sementara itu, Presiden AS terpilih Donald Trump mengaitkan serangan di New Orleans dengan imigrasi ilegal.

    “Ketika saya mengatakan bahwa penjahat yang masuk jauh lebih buruk daripada penjahat yang kita miliki di dalam negeri… ternyata benar,” Trump memposting di media sosial, dan menambahkan bahwa kejahatan di AS ”berada pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

    Data FBI menunjukkan bahwa kejahatan dengan kekerasan sebenarnya menurun tajam di seluruh AS.

    Serangan di pusat keramaian French Quarter

    Insiden terjadi di Bourbon Street sekitar pukul 3:15 pagi waktu setempat, di mana lokasi itu merupakan pusat turis dan sosial yang populer di French Quarter, sebuah kota berpenduduk sekitar 360.000 orang di negara bagian Louisiana, Amerika Serikat bagian selatan.

    Gubernur Louisiana, Jeff Landry, mengecam “tindakan kekerasan yang mengerikan” dan mengajak warga untuk mendoakan para korban dan mereka yang terdampak.

    Rangkaian serangan kendaraan mematikan di seluruh dunia

    Penabrakan truk di New Orleans hanyalah insiden terbaru dalam daftar panjang kasus kendaraan yang digunakan sebagai senjata mematikan. Jerman dan Cina juga pernah mengalami serangan serupa dalam beberapa bulan terakhir.

    Magdeburg, Jerman, 20 Desember 2024

    Sedikitnya lima orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka ketika seorang pria menabrakkan mobil SUV BMW sewaan ke sebuah pasar Natal di Magdeburg, Jerman bagian timur. Tersangka yang ditangkap di tempat kejadian adalah seorang dokter berusia 50 tahun asal Arab Saudi yang telah menyatakan pandangan anti-Muslim dan dukungannya terhadap partai sayap kanan AfD.

    Zhuhai, Cina, 11 November 2024

    Seorang pengemudi berusia 62 tahun menabrakkan sebuah SUV kecil ke orang-orang yang sedang berolahraga di sebuah kompleks olahraga di Cina selatan, dan menewaskan sedikitnya 35 orang. Insiden ini jadi aksi pembunuhan massal paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Pihak berwenang mengatakan bahwa pelaku kesal dengan perceraiannya, namun hanya memberikan sedikit rincian tentang motifnya. Sebanyak 43 orang lainnya mengalami luka-luka. Pria itu ditahan dan pada bulan Desember dijatuhi hukuman mati.

    London, Kanada, 6 Juni 2021

    Empat anggota keluarga Muslim yang sedang berjalan-jalan terbunuh ketika seorang penyerang menabrak mereka dengan truk pikap dalam peristiwa yang disebut Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sebagai “serangan teroris yang dimotivasi oleh kebencian.” Pelaku yang merupakan seorang nasionalis kulit putih berusia 23 tahun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

    Toronto, Kanada, 23 April 2018

    Seorang pria Kanada berusia 25 tahun mengemudikan mobil van sewaan ke arah para pejalan kaki yang sebagian besar adalah perempuan di jalan raya utama di Toronto, menewaskan 10 orang, dan melukai 16 lainnya. Kepada polisi, ia mengaku sebagai anggota komunitas online “incel” yang beranggotakan para pria yang mengalami frustrasi seksual. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat selama 25 tahun.

    New York, Amerika Serikat, 31 Oktober 2017

    Seorang warga negara Uzbekistan menewaskan delapan orang dan melukai 12 orang lainnya saat ia membelokkan sebuah truk pikap sewaan di jalur sepeda di New York City. Didorong oleh ajakan untuk bertindak oleh “ISIS”, ia dijatuhi hukuman delapan kali hukuman seumur hidup berturut-turut ditambah 260 tahun penjara.

    Barcelona, Spanyol, 17 Agustus 2017

    Seorang pria yang mengendarai mobil van menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang di jalan raya Las Ramblas yang ramai di Barcelona, Spanyol, menewaskan 14 orang, dan melukai banyak lainnya.

    Milisi “Negara Islam” mengaku bertanggung jawab, dan dengan anggota sel yang sama melakukan serangan kendaraan serupa di kota resor terdekat Cambrils sebelum ditembak mati oleh polisi.

    Pelaku serangan di Ramblas dibunuh oleh polisi pada tanggal 21 Agustus setelah kabur selama beberapa hari.

    London, Inggris, Maret hingga Juni, 2017

    Tahun 2017 diwarnai dengan serentetan serangan kendaraan di ibu kota Inggris yang dimulai pada 22 Maret, ketika seorang pria berusia 52 tahun kelahiran Inggris menabrakkan sebuah SUV ke orang-orang di Jembatan Westminster, menewaskan empat orang sebelum menikam seorang polisi hingga tewas. Pelaku – yang merupakan seorang mualaf – mengaku melakukan jihad untuk membalas dendam atas aksi militer Barat di negara-negara Muslim. Dia ditembak mati.

    Pada tanggal 3 Juni, tiga penyerang Islamis mengendarai mobil van ke arah para pejalan kaki di London Bridge sebelum menikam orang-orang di Borough Market. Delapan orang tewas dan polisi membunuh para penyerang.

    Di bulan yang sama, pada tanggal 19 Juni, seorang pria berusia 47 tahun yang teradikalisasi oleh ide-ide ekstrem kanan mengendarai sebuah mobil van ke arah para jamaah di luar sebuah masjid di daerah Finsbury Park, London, menewaskan satu orang, dan melukai 15 orang lainnya.

    Catatan editor: DW mengikuti kode etik pers Jerman, yang menekankan pentingnya melindungi privasi tersangka pelaku kejahatan atau korban dan mewajibkan kami untuk tidak menyebutkan nama lengkap dalam kasus-kasus semacam itu.

    mel/rs (AFP, AP, dpa, Reuters)

  • Penculikan dan Pembunuhan di Luar Hukum Meningkat di Suriah di Bawah Kekuasaan HTS – Halaman all

    Penculikan dan Pembunuhan di Luar Hukum Meningkat di Suriah di Bawah Kekuasaan HTS – Halaman all

    Penculikan dan Pembunuhan di Luar Hukum Meningkat di Suriah di Bawah Kekuasaan HTS

    TRIBUNNEWS.COM- Sembilan warga sipil diculik dan dieksekusi oleh orang-orang bersenjata tak dikenal di kota Homs dan Jableh di Suriah, saat pembunuhan balas dendam terus berlanjut setelah Presiden Bashar al-Assad digulingkan awal bulan ini, Sputnik News melaporkan pada tanggal 31 Desember.

    Sekitar 400 penculikan dan pembunuhan telah dilaporkan sejak pemerintahan Bashar al-Assad digulingkan pada awal Desember.

    Sumber-sumber lokal yang berbicara dengan Sputnik menyatakan bahwa “enam warga sipil diculik di lingkungan Abbasiya di kota Homs pada tanggal 29 Desember oleh orang-orang bersenjata tak dikenal. 

    Mayat mereka ditemukan setelah dieksekusi oleh regu tembak di pinggiran kota Homs. Lima dari mereka berasal dari keluarga yang sama.”

    Sumber tersebut melaporkan lebih lanjut bahwa jasad tiga orang yang dieksekusi oleh regu tembak ditemukan di kota pesisir Jableh. 

    Korban termasuk seorang pria berusia tujuh puluhan dan putranya berusia tiga puluhan. 

    Sebuah kelompok bersenjata menculik mereka dan membawa mereka ke lokasi yang tidak diketahui dua minggu lalu.

    Sumber tersebut menambahkan bahwa empat pemuda di kota Homs diculik oleh orang-orang bersenjata bertopeng yang mengendarai dua kendaraan roda empat pada hari Senin. Nasib mereka tidak diketahui.

    Di pedesaan Latakia, pedesaan barat Hama, dan Aleppo, 15 orang lainnya telah diculik dalam 48 jam terakhir, Sputnik menambahkan.

    Kekerasan juga dilaporkan di pedesaan Damaskus.

    Pasukan keamanan pemerintahan baru Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melakukan serangan di sebuah kota di pedesaan Damaskus, membunuh walikotanya, dan menangkap 30 orang, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan pada hari Selasa.

    “Kemarin, kota Ras al-Ma’arra di wilayah Qalamoun barat di pedesaan Damaskus menyaksikan serangan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Keamanan Umum di Departemen Operasi Militer di tengah baku tembak hebat,” kata SOHR.

    Sumber medis yang berbicara dengan Sputnik mengatakan bahwa sekitar 400 penculikan dan pembunuhan telah dilaporkan di seluruh Suriah sejak militan dari HTS menggulingkan pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Bashar al-Assad pada 8 Desember.

    Banyak korban merupakan anggota sekte Alawi Bashar al-Assad.

    Pemimpin HTS, Ahmed al-Sharaa, menjadi pemimpin de facto Suriah dan telah membentuk pemerintahan sementara. 

    Sharaa sebelumnya adalah wakil pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi di Irak. Ia pergi ke Suriah pada tahun 2011 atas perintah Baghdadi untuk mendirikan Front Nusra, yang kemudian menjadi HTS.

    Pemerintah Suriah yang dipimpin HTS telah mengharuskan semua anggota tentara dan pasukan keamanan pemerintah sebelumnya untuk menyerahkan senjata mereka dan menjalani proses rekonsiliasi untuk memastikan mereka tidak melakukan tindakan apa pun yang dianggap HTS sebagai kejahatan.

    SUMBER: THE CRADLE

  • Respons Elon Musk soal Tragedi Cybertruck, Sebut Penjahat Salah Pilih Kendaraan

    Respons Elon Musk soal Tragedi Cybertruck, Sebut Penjahat Salah Pilih Kendaraan

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO Tesla Elon Musk mengatakan bahwa sebuah tim di perusahaan tersebut telah mengonfirmasi ledakan itu disebabkan oleh kembang api yang sangat besar dan/atau bom yang dibawa di Cybertruck sewaan. 

    Dia juga menyebut bahwa para teroris memilih kendaraan yang salah jika menggunakan Cybertruck untuk aksi teror. 

    “Para penjahat itu memilih kendaraan yang salah untuk melakukan serangan teroris. Cybertruck sebenarnya menahan ledakan dan mengarahkannya ke atas,” kata Elon Musk di X.com, Kamis (2/1/2025). 

    The evil knuckleheads picked the wrong vehicle for a terrorist attack. Cybertruck actually contained the explosion and directed the blast upwards.

    Not even the glass doors of the lobby were broken. https://t.co/9vj1JdcRZV

    — Elon Musk (@elonmusk) January 2, 2025

    Dia menambahkan baik Cybertruck maupun truk pikap yang digunakan di New Orleans disewa dari Turo, kata Musk, seraya menambahkan bahwa mungkin keduanya saling terkait. 

    Dia tidak memberikan bukti atas klaimnya bahwa insiden tersebut mungkin terkait. Adapun, Turo adalah pasar berbagi mobil yang memungkinkan pemilik menyewakan kendaraannya.

    Insiden Las Vegas terjadi saat FBI dan polisi menyelidiki serangan terhadap kerumunan di New Orleans pada Rabu (1/1/2025) dini hari waktu setempat yang menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 30 orang. 

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Presiden Joe Biden mengatakan pejabat penegak hukum sedang melacak apakah ada kemungkinan hubungan antara kedua insiden tersebut.

    FBI mengatakan pihak berwenang di New Orleans menemukan bendera ISIS dan bahwa para pejabat sedang berupaya menentukan kemungkinan adanya hubungan atau afiliasi tersangka, Shamsud-Din Jabbar, dengan kelompok teroris. Alat peledak rakitan juga ditemukan, menurut seorang pejabat penegak hukum yang diberi pengarahan tentang perkembangan tersebut yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. 

    Polisi Las Vegas mengatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda nyata adanya hubungan dengan terorisme internasional, tetapi mereka masih menyelidiki semua kemungkinan. 

    “Kami benar-benar menyelidiki hubungan apa pun dengan apa yang terjadi di New Orleans. Kami belum mengesampingkan apa pun,” kata McMahill.

    Dia menambahkan, para penyelidik belum menemukan bukti yang menunjukkan bahaya yang lebih luas. “Tidak ada ancaman lebih lanjut terhadap komunitas kami,” katanya. Pejabat FBI menggambarkan ledakan itu sebagai “insiden yang terisolasi.” 

    Musk mengatakan pembuat kendaraan listrik itu membantu menyelidiki. McMahill mengonfirmasi kerja sama Musk, dengan mengatakan Tesla telah memberikan informasi dari sistemnya, termasuk data kendaraan dan catatan stasiun pengisian daya, untuk membantu penyelidikan.

  • Teror Malam Tahun Baru di AS, Dua Serangan Gunakan Truk di New Orleans Amerika Serikat di Awal 2025 – Halaman all

    Teror Malam Tahun Baru di AS, Dua Serangan Gunakan Truk di New Orleans Amerika Serikat di Awal 2025 – Halaman all

    Teror Tahun Baru 2025, Dua Serangan Truk di New Orleans Amerika Serikat di Awal 2025

    TRIBUNNEWS.COM- Pada tanggal 1 Januari 2025, sekitar pukul 3:15 pagi waktu New Orleans, seorang pria, yang diidentifikasi oleh Biro Investigasi Federal sebagai Shamsud-Din Jabbar, menabrakkan truk pikap Ford ke kerumunan besar di Bourbon Street dan Canal Street di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat. 

    Setelah menabrak, pengemudi keluar dari truk dengan membawa dua senjata api dan mulai menembaki polisi. 

    Petugas polisi menembaknya hingga tewas. Enam belas orang tewas, termasuk tersangka, dan sedikitnya tiga puluh lima lainnya terluka, termasuk dua petugas polisi, yang tertembak. 

    Serangan itu terjadi selama perayaan Tahun Baru di kota itu, yang dijadwalkan menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola perguruan tinggi Sugar Bowl pada hari itu. 

    Bendera Negara Islam (ISIS) ditemukan di truk itu. FBI sedang menyelidiki serangan itu sebagai tindakan terorisme. 

    Latar belakang

    Badan penegak hukum dan intelijen federal telah memperingatkan badan kepolisian setempat tentang potensi serangan tabrak kendaraan sebelum liburan, dan pada tahun-tahun sebelumnya, serangan seperti itu lebih sering digunakan karena ISIS mempromosikan taktik tersebut. 

    Dalam memo tahun 2017, pemerintah kota juga mencatat risiko insiden korban massal, termasuk dari serangan kendaraan, di French Quarter , lingkungan tempat serangan itu terjadi, dan mereka berencana untuk membangun program keamanan lebih lanjut di area tersebut. 

    Para pejabat AS khawatir akan potensi serangan teror tunggal dan upaya cabang Khorasan ISIS untuk merekrut anggota baru dengan menyebarkan propaganda daring dan meradikalkan populasi rentan. 

    Perayaan Tahun Baru di kota tersebut meliputi pesta-pesta LGBTQ di Bourbon Street dan parade untuk Sugar Bowl 2025—salah satu acara olahraga utama di New Orleans—yang dijadwalkan berlangsung pada malam tanggal 1 Januari di Caesars Superdome antara Georgia Bulldogs dan Notre Dame Fighting Irish. 

    Penegak hukum telah meningkatkan keamanan sebagai persiapan untuk acara-acara ini, termasuk menggunakan pesawat tanpa awak di French Quarter. 

     

    Rekaman CCTV truk saat penyerangan

    Jabbar, tersangka pengemudi, mengemudikan truk di sekitar SUV polisi dan barikade yang ditempatkan untuk melindungi Bourbon Street, menabrak orang-orang di sepanjang bentangan tiga blok antara jalan Canal dan Conti. 

    Awalnya, barikade khusus yang menghentikan mobil dipasang di jalan, tetapi diambil untuk diperbaiki sebagai persiapan untuk Super Bowl mendatang. 

    Kepala polisi Anne Kirkpatrick menyatakan tersangka “berusaha menabrak orang sebanyak mungkin”. 

    Setelah menabrak derek, dia keluar dari truk dan mulai menembakkan senjata. Petugas Departemen Kepolisian New Orleans (NOPD) membalas tembakan dengan dua petugas terluka dalam baku tembak. 

    Saksi dan petugas penegak hukum mengatakan pengemudi menembak dengan senapan serbu; dia juga membawa pistol. 

    Para saksi juga mengatakan bahwa dia mengenakan perlengkapan militer lengkap. 

    Petugas membunuh tersangka dalam baku tembak tersebut.

    Truk tugas ringan Ford F-150 Lightning putih yang digunakan dalam serangan itu disewa melalui aplikasi berbagi mobil Turo, dan telah terlihat di Humble, Texas , pada pagi hari sebelum serangan. 

    Kemudian pada hari itu, truk itu terlihat di Baytown, Texas , menuju ke timur di Interstate 10 menuju New Orleans. 

    Truk itu dimiliki oleh seorang pria Houston . Ada bendera Negara Islam (ISIS) di kait gandengan trailer. 

    Setidaknya 16 orang, termasuk tersangka, tewas menurut pemeriksa mayat New Orleans Dwight McKenna. 

    Setidaknya 35 orang lainnya terluka, beberapa kritis. 

    Segera setelah serangan itu, petugas darurat membawa 30 orang yang terluka ke lima rumah sakit daerah, sementara yang terluka lainnya mencari perawatan di rumah sakit sendiri.

    Inspektur Kirkpatrick mengatakan sebagian besar korban adalah penduduk setempat.

    Tersangka

    FBI mengidentifikasi tersangka sebagai Shamsud-Din Bahar Jabbar (26 Oktober 1982 – 1 Januari 2025), seorang warga negara Amerika berusia 42 tahun yang lahir dan dibesarkan di Texas yang tinggal di lingkungan Houston di Harris County utara pada saat serangan itu terjadi, dan merupakan mantan penduduk Beaumont. 

    Dia bertugas di Angkatan Darat AS selama sepuluh tahun sebagai spesialis sumber daya manusia dan spesialis teknologi informasi dan dikerahkan ke Afghanistan pada tahun 2009, naik ke pangkat sersan staf .

    Dia diberhentikan dengan hormat. Riwayat kriminal masa lalunya termasuk penangkapan tahun 2002 karena pencurian ringan dan penangkapan tahun 2005 karena mengemudi dengan SIM yang tidak sah. 

    Jabbar pernah dua kali bercerai, yang mengakibatkan masalah keuangan. Ia memiliki dua orang putri, yang berusia 20 dan 15 tahun saat serangan itu terjadi. 

    Seorang saudara laki-laki Jabbar mengatakan bahwa ia masuk Islam di usia muda. Seorang temannya mengatakan bahwa ia menyadari bahwa Jabbar telah “menjadi sangat bersemangat” tentang agamanya ketika mereka bertemu kembali di Facebook sekitar tahun 2017. 

    Suami dari salah satu mantan istrinya mengatakan bahwa Jabbar telah bertindak tidak menentu selama beberapa bulan sebelum serangan itu.

    Althea Duncan, asisten agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor lapangan FBI di New Orleans, mengatakan para penyelidik tidak yakin Jabbar bertindak sendirian. 
    Kepolisian New Orleans telah meninjau rekaman video pengawasan yang memperlihatkan beberapa orang menanam alat peledak potensial sebelum serangan kendaraan, yang membuat mereka yakin bahwa Jabbar tidak sepenuhnya bertanggung jawab, kata sumber kepada ABC News. 

    26 Orang Terluka

    Pusat reunifikasi didirikan di University Medical Center New Orleans , di mana polisi melaporkan 26 orang yang terluka berada.

    Serangan itu berdampak pada industri pariwisata kota, yang belum pulih sepenuhnya dari pandemi COVID-19 . 

    Banyak hotel di daerah itu dievakuasi, dan pekerja perhotelan dan layanan yang melaporkan untuk bekerja pada pagi itu ditolak dari daerah itu. 

    Itu juga berdampak pada acara olahraga terkenal: Sugar Bowl 2025 , yang merupakan bagian dari College Football Playoff , akan dimainkan di Caesars Superdome antara Notre Dame Fighting Irish dan Georgia Bulldogs pada pukul 7:45 malam CST pada tanggal 1 Januari tetapi ditunda hingga pukul 3 sore CST hari berikutnya karena penyisiran keamanan yang sedang berlangsung. 

    Sementara itu, penyelenggara lokal mengatakan mereka akan meninjau prosedur keamanan untuk Super Bowl LIX yang akan diadakan di New Orleans bulan berikutnya, tetapi prioritasnya adalah pada tanggapan langsung terhadap serangan itu.

    Gedung Balai Kota New Orleans akan ditutup untuk umum pada tanggal 2 Januari untuk mengurangi lalu lintas.

    Penyelidikan

    Biro Investigasi Federal memimpin investigasi atas serangan itu dan telah membuka saluran informasi. 

    Penyidik ​​menemukan dua bom pipa di dalam pendingin di Bourbon Street beberapa blok dari lokasi serangan. Alat-alat itu dipasang untuk diledakkan, dan dihubungkan ke remote nirkabel yang ditemukan di truk. 

    Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak , Departemen Keamanan Dalam Negeri , dan jaksa untuk Divisi Keamanan Nasional dan kantor kejaksaan federal setempat membantu dalam investigasi ini.

    FBI telah menanyakan apakah tersangka terhubung dengan atau terinspirasi oleh organisasi teroris asing;  tersangka membahas ISIS dan keinginan untuk membunuh dalam video yang dibuat saat mengemudi ke New Orleans. 

    FBI mengatakan bahwa alat peledak yang tampak ditemukan di tempat lain di French Quarter; pihak berwenang yakin ini mungkin telah ditempatkan oleh orang lain selain pengemudi.

    Kebakaran terjadi pada hari yang sama dengan serangan di sebuah Airbnb di lingkungan St. Roch , yang menurut para penyelidik disewa oleh tersangka. 

    Seorang pria dari rumah Jabbar di Houston Utara menyerah setelah aparat penegak hukum memasuki rumah tersebut. 

     

    Ledakan Besar

    Pihak berwenang meyakini kembang api, tangki bensin, dan bahan bakar perkemahan terhubung ke sistem peledakan yang dikendalikan oleh pengemudi di Tesla Cybertruck yang meledak di luar Trump Hotel di Las Vegas, Rabu pagi, menurut seorang pejabat penegak hukum yang diberi penjelasan tentang penyelidikan tersebut.

    FBI tengah berupaya menentukan apakah insiden itu merupakan aksi teroris, kata Jeremy Schwartz, penjabat agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor FBI di Las Vegas, Rabu. Schwartz mencatat, agensi tersebut meyakini bahwa insiden itu merupakan insiden yang terisolasi dan tidak ada lagi bahaya bagi masyarakat.

    Kebakaran kendaraan dilaporkan di hotel tersebut tepat setelah pukul 8:40 pagi, dan petugas tiba di lokasi dan mendapati Cybertruck 2024 dilalap api, kata Sheriff Las Vegas Kevin McMahill dalam konferensi pers.

    Ada satu orang tewas di dalam Cybertruck, sedangkan jasadnya masih ditinggal sementara pihak berwenang melanjutkan penyelidikan, kata McMahill Rabu malam.

    Tujuh korban terluka akibat ledakan itu, semuanya dalam kondisi stabil, kata Wakil Kepala Pemadam Kebakaran Billy Samuels.

    Kendaraan itu disewa di Colorado dan tiba di Las Vegas pukul 7.30 Rabu pagi, kata McMahill.

    Sekitar satu jam kemudian, setelah melaju naik turun Las Vegas Boulevard, truk itu berhenti di Trump Hotel dan meledak, kata pihak berwenang Rabu malam.

    Rekaman video pengawasan menunjukkan seorang pengemudi melewati Trump Hotel di Vegas sekitar satu jam sebelum mobil meledak, lalu berputar kembali menjelang akhir jam dan berhenti di depan hotel, tempat mobil meledak beberapa detik kemudian, menurut pejabat penegak hukum yang diberi pengarahan tentang penyelidikan tersebut.

    Video yang dibagikan di media sosial memperlihatkan mobil diselimuti asap saat disemprot air.

    Video yang dibagikan oleh polisi selama konferensi pers menunjukkan tabung bensin hangus dan mortir kembang api di bak truk yang terbakar parah.

    Polisi mengatakan mereka tahu siapa yang menyewa truk itu, tetapi pihak berwenang belum bersedia merilis nama karena mereka masih berupaya mengidentifikasi orang di dalam kendaraan itu secara pasti.

    “Fakta bahwa ini adalah Cybertruck benar-benar membatasi kerusakan yang terjadi di dalam valet, karena sebagian besar ledakan menembus truk dan keluar,” kata McMahill. Ia mencatat bahwa pintu kaca depan hotel tidak pecah selama ledakan.

    “Saya harus berterima kasih secara khusus kepada Elon Musk,” imbuhnya, seraya mencatat bahwa Musk memberi pihak berwenang “sedikit informasi tambahan,” termasuk mengirimkan langsung video dari stasiun pengisian daya Tesla untuk membantu upaya mereka melacak pengemudi.

    Kendaraan itu disewa melalui perusahaan penyewaan mobil Turo, menurut seorang pejabat penegak hukum yang diberi pengarahan tentang penyelidikan tersebut. McMahill mengatakan bahwa merupakan “kebetulan” bahwa truk yang digunakan untuk menabrak kerumunan di New Orleans juga disewa melalui Turo, dan bahwa pihak berwenang sedang menyelidikinya. CNN telah menghubungi perusahaan tersebut.

    “Kami sangat sedih dengan kekerasan yang terjadi di New Orleans dan Las Vegas, dan doa kami menyertai para korban dan keluarga,” kata juru bicara Turo yang menambahkan bahwa perusahaan tersebut “secara aktif bermitra” dengan penegak hukum.

    “Kami tidak yakin bahwa kedua penyewa yang terlibat dalam serangan Las Vegas dan New Orleans memiliki latar belakang kriminal yang dapat mengidentifikasi mereka sebagai ancaman keamanan,” kata juru bicara tersebut. “Kami tetap berkomitmen untuk mempertahankan standar tertinggi dalam manajemen risiko, berkat teknologi dan tim kepercayaan dan keselamatan kelas dunia kami yang mencakup mantan profesional penegak hukum yang berpengalaman.”

    Pihak berwenang belum memastikan adanya hubungan apa pun antara kedua insiden itu saat ini.

    Gubernur Nevada Joe Lombardo menulis di X bahwa kantornya berkoordinasi dengan pihak berwenang dan akan memastikan mereka memiliki sumber daya yang diperlukan.

    Dalam sebuah posting di X, Elon Musk menulis Tesla sedang menyelidiki masalah tersebut.

    “Kami kini telah mengonfirmasi bahwa ledakan itu disebabkan oleh kembang api yang sangat besar dan/atau bom yang dibawa di bak Cybertruck sewaan dan tidak terkait dengan kendaraan itu sendiri,” tulis Musk.

    “Orang-orang tolol itu memilih kendaraan yang salah,” imbuh Musk, seraya mencatat bahwa Cybertruck mengarahkan ledakan ke atas dan membantu menahan ledakan. “Bahkan pintu kaca lobi tidak pecah.”

    Eric Trump, wakil presiden eksekutif organisasi Trump, juga memposting di X bahwa “keselamatan dan kesejahteraan tamu dan staf kami tetap menjadi prioritas utama kami.”

    “Kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Departemen Pemadam Kebakaran Las Vegas dan penegak hukum setempat atas respons cepat dan profesionalisme mereka,” tulis Trump.

    Galit Ventura Rozen, yang menjadi tamu di lantai 62 Resorts World Las Vegas di dekatnya pada saat ledakan terjadi, mengatakan dia melihat ke luar jendela dan melihat awan asap mengepul dari area dekat hotel Trump dan segera mulai merekam.

    “Kami melihat kepulan asap yang sangat besar… kami tidak tahu apa yang sedang terjadi,” katanya. “Lalu saya melihat barisan yang terdiri dari mungkin sedikitnya tiga ambulans dan sekelompok mobil polisi.”

    Rozen mengatakan dia kemudian memfilmkan kerumunan yang tampak seperti tamu hotel Trump yang berdiri di tempat parkir terdekat.

    McMahill mengatakan kepada wartawan bahwa penyelidikan atas insiden tersebut masih berlangsung dan timnya juga “sangat mengetahui” serangan di New Orleans yang menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai puluhan lainnya.

    Oleh karena itu, kata sheriff, mereka sedang memeriksa “perangkat sekunder” untuk memastikan keselamatan masyarakat.

    “Tidak tampak ada ancaman lebih lanjut terhadap komunitas kami di sini sekarang,” kata McMahill.

    “Namun yang jelas, Cybertruck, hotel Trump – ada banyak pertanyaan yang harus kami jawab seiring berjalannya waktu.”

     

    15 Orang Tewas Ditabrak Truk

    Setidaknya 15 orang tewas di New Orleans setelah seorang pengemudi sengaja menabrak kerumunan di Bourbon Street

    Setidaknya 15 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika seorang pengemudi menabrakkan truk pikap ke kerumunan saat perayaan Tahun Baru di Bourbon Street di New Orleans pada Rabu pagi. FBI sedang menyelidikinya sebagai “aksi terorisme.”

    FBI telah mengidentifikasi tersangka sebagai seorang pria Texas berusia 42 tahun dan veteran Angkatan Darat . FBI mengatakan tersangka, yang tewas dalam baku tembak dengan petugas, membawa bendera ISIS di dalam kendaraannya saat melakukan penyerangan. FBI juga mengatakan sedang menyelidiki kemungkinan adanya hubungan dengan organisasi teroris.

    Beberapa pejabat mengatakan tersangka membuat serangkaian rekaman video sebelum serangan hari Rabu di mana ia mengaku bergabung dengan ISIS.

    Serangan di French Quarter yang populer itu terjadi kurang dari satu mil dari tempat The Sugar Bowl akan diselenggarakan pada hari Rabu. Pertandingan sepak bola tahunan perguruan tinggi itu ditunda selama 24 jam karena alasan keselamatan publik, kata CEO acara tersebut.

    Penegak hukum akan memasuki rumah yang mereka yakini terhubung dengan tersangka, kata FBI

    Penegak hukum sedang menunggu otorisasi federal untuk menggeledah sebuah rumah di Houston yang mereka yakini terkait dengan tersangka penyerang New Orleans, kata juru bicara FBI Houston kepada wartawan.

    Pihak berwenang membutuhkan waktu “berjam-jam” lagi untuk bisa memasuki rumah tersebut, kata juru bicara tersebut, seraya menambahkan bahwa mereka telah membersihkan lingkungan tersebut dan mengawal orang-orang untuk meninggalkan area tersebut.

    Pejabat itu mengatakan, tidak ada seorang pun di daerah itu yang ditangkap terkait penyelidikan yang sedang berlangsung.

    2 mahasiswa termasuk di antara mereka yang terluka dalam serangan mematikan di New Orleans, kata sekolah Florida

    Dua wanita berusia 19 tahun termasuk di antara mereka yang terluka dalam serangan mematikan di New Orleans hari Rabu, menurut Sekolah Canterbury di Fort Myers, Florida, tempat kedua wanita itu lulus.

    Elle Eisele dan Steele Idelson lulus dari Sekolah Canterbury pada tahun 2023 dan masing-masing kuliah di Universitas Georgia dan Universitas Negeri San Diego, menurut sekolah tersebut.

    “Keluarga Eisele dan Idelson sangat berterima kasih atas curahan pikiran, doa, dan tawaran dukungan bagi putri kami setelah serangan tragis di New Orleans. Kami terutama berterima kasih atas perawatan dan belas kasih luar biasa yang mereka terima di University Medical Center. Kami juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para penanggap pertama, yang tindakan cepatnya mungkin telah menyelamatkan nyawa putri kami. Kepada semua orang yang telah mengulurkan tangan dengan cinta dan dukungan, kami mengucapkan terima kasih dari lubuk hati kami,” kata Canterbury dalam sebuah pernyataan atas nama keluarga Eisele dan Idelson kepada CNN.

    Presiden Universitas Georgia Jere W. Morehead memposting di X sebelumnya bahwa seorang mahasiswa UGA terluka kritis dalam serangan itu dan sedang menerima perawatan medis.

    “Saya telah berbicara dengan keluarga mahasiswa tersebut dan menyampaikan keprihatinan, dukungan, dan harapan baik saya atas nama seluruh komunitas UGA,” tulis Morehead.

    Universitas Georgia dan Universitas Notre Dame dijadwalkan bermain di Sugar Bowl di New Orleans pada Rabu malam, meskipun pertandingan tersebut ditunda hingga Kamis pukul 4 sore ET setelah serangan mematikan yang terjadi sebelumnya pada hari itu.

     

     

     

    SUMBER: Wikipedia, CNN