Organisasi: Hizbullah

  • AS Desak Israel Cegah Eskalasi Konflik di Lebanon

    AS Desak Israel Cegah Eskalasi Konflik di Lebanon

    Washington DC

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mendesak Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant untuk menghindari eskalasi konflik lebih lanjut di Lebanon, saat serangan lintas perbatasan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah semakin meningkat.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (25/6/2024), desakan itu disampaikan Blinken saat Gallant melakukan kunjungan ke Washington DC pada Senin (24/6) waktu setempat. Pertemuan keduanya membahas berbagai hal, termasuk upaya-upaya mencapai kesepakatan untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.

    Kunjungan Gallant ini bertujuan untuk menegaskan kembali nilai hubungan antara Israel dengan sekutu utamanya AS, setelah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu secara terbuka mengkritik Washington atas apa yang disebutnya sebagai penundaan pengiriman pasokan senjata.

    Dalam pertemuan selama dua jam dengan Gallant, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, Blinken membahas soal diplomasi tidak langsung antara Israel dan Hamas mengenai perjanjian yang “menjamin pembebasan semua sandera dan meringankan penderitaan rakyat Palestina”.

    “(Blinken) Menggarisbawahi pentingnya menghindari eskalasi konflik lebih lanjut dan mencapai resolusi diplomatik yang memungkinkan keluarga Israel dan Lebanon untuk kembali ke rumah-rumah mereka,” kata Miller dalam pernyataannya.

    Ketegangan di perbatasan Israel dan Lebanon semakin meningkat seiring maraknya serangan lintas perbatasan antara militer Tel Aviv dan Hizbullah yang didukung Iran.

    Netanyahu telah mengatakan bahwa pasukan Israel akan mengakhiri perang paling intens di Jalur Gaza dan akan mengerahkan pasukannya ke perbatasan utara yang berbatasan dengan Lebanon, meskipun dia menganggap tindakan itu sebagai langkah defensif.

    Selain bertemu Blinken, Gallant juga bertemu dengan pemimpin badan intelijen pusat AS, CIA, Bill Burns, yang menjadi sosok penting AS dalam negosiasi untuk membebaskan para sandera dari Hamas.

    “Saya ingin menekankan bahwa komitmen utama Israel adalah memulangkan para sandera, tanpa terkecuali, kepada keluarga dan rumah mereka,” tegas Gallant sebelum bertemu Burns.

    “Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memulangkan mereka,” ucapnya.

    Dalam pernyataannya, Gallant juga menegaskan aliansi Israel-AS sangat penting. Penegasan ini menjadi pendekatan berbeda yang diambil Gallant, setelah Netanyahu dalam beberapa hari terakhir membuat kesal pemerintahan Presiden Joe Biden dengan menuduh AS mengurangi pengiriman senjata dan amunisi.

    “Aliansi antara Israel dan Amerika Serikat, yang dipimpin oleh AS selama bertahun-tahun, sangatlah penting,” tegasnya.

    Selain militer Israel sendiri, ujar Gallant, “hubungan kami dengan AS adalah elemen terpenting bagi masa depan kami dari sudut pandang keamanan”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • AS Kecewa Dikritik Netanyahu di Tengah Ketegangan Soal Perang Gaza

    AS Kecewa Dikritik Netanyahu di Tengah Ketegangan Soal Perang Gaza

    Jakarta

    Gedung Putih menyatakan kekecewaan mendalam atas kritik dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terhadap Amerika Serikat. Kritikan itu disampaikan Netanyahu di tengah ketegangan antara kedua sekutu tersebut mengenai perang Israel di Gaza.

    Tanggapan Gedung Putih ini muncul seiring penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken merencanakan pertemuan dengan dua pejabat senior kepercayaan Netanyahu untuk membahas konflik Gaza.

    Sebelumnya, Netanyahu pada hari Selasa lalu mengeluarkan video berbahasa Inggris di mana dia mengatakan Blinken telah meyakinkannya bahwa pemerintahan Biden sedang berupaya untuk mencabut pembatasan pengiriman senjata ke Israel. Blinken kemudian menolak mengonfirmasi hal tersebut.

    Dilansir Al Arabiya dan AFP, Jumat (21/6/2024), dalam percakapan diplomatik yang biasanya bersifat pribadi, Netanyahu juga mengatakan bahwa dia mengatakan kepada Blinken bahwa “tidak dapat dibayangkan” dalam beberapa bulan terakhir Washington menahan senjata dan amunisi untuk Israel.

    Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby menanggapi pernyataan Netanyahu tersebut dalam sebuah pengarahan dengan wartawan. Dia mengatakan bahwa AS secara langsung telah menyatakan ketidaksenangannya kepada Israel atas pernyataan tersebut.

    “Saya pikir kami telah menyampaikan dengan jelas kepada rekan-rekan Israel kami melalui berbagai cara, kekecewaan kami yang mendalam terhadap pernyataan yang diungkapkan dalam video itu dan kekhawatiran kami atas keakuratan pernyataan yang dibuat,” kata Kirby.

    “Gagasan bahwa kami berhenti membantu Israel memenuhi kebutuhan pertahanan diri mereka sama sekali tidak akurat,” ujarnya.

    Sementara Blinken mengatakan pengiriman senjata – kecuali senjata yang memiliki bom besar – berjalan seperti biasa mengingat Israel menghadapi ancaman keamanan di luar Gaza, termasuk dari Hizbullah dan Iran. Dia menolak mengomentari percakapan pribadinya dengan Netanyahu selama konferensi pers pada hari Selasa.

    Pemerintah Amerika Serikat pada bulan Mei menghentikan pengiriman bom seberat 2.000 pon dan 500 pon karena kekhawatiran akan dampak bom tersebut di daerah padat penduduk. Namun, Israel masih akan menerima persenjataan AS senilai miliaran dolar.

    Sorotan terhadap perilaku Israel dalam operasi militernya di Gaza telah meningkat seiring jumlah korban tewas warga Palestina akibat perang tersebut telah melonjak hingga di atas 37.000 orang. Demikian menurut para pejabat kesehatan di wilayah yang dikuasai kelompok Hamas itu.

    Sebelumnya pada April lalu, Presiden AS Joe Biden mengingatkan Israel bahwa AS akan berhenti memasok senjata, jika pasukan Israel melakukan invasi besar-besaran ke Rafah, sebuah kota di Gaza selatan yang merupakan tempat perlindungan terakhir bagi banyak orang yang kehilangan tempat tinggal akibat perang.

    Netanyahu mengatakan pada hari Kamis (20/6) waktu setempat, bahwa negaranya membutuhkan amunisi dari Amerika dalam “perang demi eksistensinya.”

    “Saya siap menerima serangan pribadi asalkan Israel menerima amunisi dari AS yang dibutuhkan dalam perang demi eksistensinya,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Memanas! Hizbullah Kembali Tembakkan Puluhan Roket ke Israel

    Memanas! Hizbullah Kembali Tembakkan Puluhan Roket ke Israel

    Beirut

    Kelompok Hizbullah menembakkan rentetan roket ke wilayah Israel bagian utara. Serangan roket itu dimaksudkan untuk membalas serangan mematikan Israel terhadap wilayah Lebanon bagian selatan, yang menewaskan salah satu petempurnya.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (21/6/2024), Hizbullah yang didukung Iran terlibat serangan lintas perbatasan dengan Israel hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah merupakan sekutu Hamas, yang sedang berperang melawan Israel di Jalur Gaza.

    Kelompok Hizbullah, pada Kamis (20/6) waktu setempat, mengklaim pasukannya telah menargetkan barak militer Israel dengan “puluhan roket Katyusha”.

    “Sebagai respons atas pembunuhan yang dilakukan oleh musuh Israel di desa Deif Kifa,” demikian pernyataan Hizbullah.

    Kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan sedikitnya satu orang tewas akibat serangan “drone musuh” yang menghantam sebuah kendaraan di area Deir Kifa, Lebanon bagian selatan.

    Hizbullah, dalam pengumumannya, menyebut bahwa salah satu petempurnya terbunuh. Seorang sumber yang dekat dengan kelompok itu menuturkan kepada AFP bahwa satu petempur Hizbullah itu tewas dalam serangan di Deir Kifa.

    Militer Israel dalam pernyataannya menyebut serangan udara mereka telah “memusnahkan” seorang anggota Hizbullah di area Deif Kifa, Lebanon. Disebutkan Tel Aviv bahwa anggota Hizbullah yang tewas itu “bertanggung jawab dalam merencanakan dan melancarkan serangan teror terhadap Israel, dan memimpin pasukan darat Hizbullah” di area Jouaiyya, Lebanon bagian selatan.

    Serangan roket Hizbullah terhadap Israel itu terjadi di saat kekhawatiran akan terjadinya perang regional semakin meningkat, setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Rabu (19/6) memperingatkan bahwa “tidak ada tempat” di Israel yang akan terhindar jika perang total terjadi dengan kelompoknya.

    Nasrallah juga mengancam Siprus jika negara kepulauan itu membuka bandaranya untuk Israel.

    Sementara itu, militer Israel dalam pernyataan terpisah, menyebut jet-jet tempur mereka menyerang target yang disebut sebagai “peluncur rudal permukaan-ke-udara milik Hizbullah yang menimbulkan ancaman bagi pesawat yang beroperasi di Lebanon”.

    Aksi saling serang antara Hizbullah dan Israel itu, yang pernah berperang tahun 2006 lalu, semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Militer Israel menyatakan pada Selasa (18/6) waktu setempat bahwa “rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan divalidasi”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Wanti-wanti Ngeri Hizbullah Jika Israel Serang Lebanon Jadi Nyata

    Wanti-wanti Ngeri Hizbullah Jika Israel Serang Lebanon Jadi Nyata

    Jakarta

    Israel berencana untuk menyerang Lebanon dan dikhawatirkan konflik Gaza akan meluas. Hizbullah pun mewanti-wanti akan menyerang Israel jika rencana itu terjadi.

    Dilansir AFP, Militer Israel pada hari Selasa (18/6/2024) lalu mengumumkan bahwa “rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan divalidasi”.

    Pada hari Rabu (19/6), Israel mengatakan pesawat-pesawat tempurnya telah menyerang tempat-tempat Hizbullah di Lebanon selatan. Israel juga melaporkan sebuah drone atau pesawat tak berawak telah menyusup di dekat kota perbatasan Metula dan menargetkan pasukan Israel, dalam serangan yang diklaim oleh Hizbullah.

    Atas serangan itu, Hizbullah, sementara itu, mengumumkan kematian empat petempurnya.

    Media resmi Lebanon, National News Agency, melaporkan serangan Israel di beberapa daerah di Lebanon selatan pada Rabu pagi waktu setempat, termasuk di desa perbatasan Khiam, di mana seorang fotografer AFP melihat kepulan asap besar.

    Hizbullah kemudian mengatakan bahwa mereka telah menembakkan “puluhan roket Katyusha dan peluru artileri” ke arah barak di Kiryat Shmona di Israel utara sebagai pembalasan atas serangan tersebut.

    Wanti-wanti Hizbullah

    Dalam pidato yang disiarkan televisi di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel dan Lebanon, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan “tidak ada tempat” di Israel yang “akan terhindar dari serangan roket kami”.

    Nasrallah juga mengancam negara pulau terdekat, Siprus, jika negara itu membuka bandara atau pangkalannya untuk Israel “untuk menargetkan Lebanon”.

    Di Siprus terdapat dua pangkalan militer Inggris termasuk sebuah pangkalan udara, tetapi kedua pangkalan militer tersebut berada di wilayah kedaulatan Inggris dan tidak dikendalikan oleh pemerintah Siprus.

    Presiden Siprus Nikos Christodoulides membantah keterlibatan negaranya dalam perang tersebut. Dia mengatakan bahwa negara tersebut adalah “bagian dari solusi”, seraya menunjuk pada perannya dalam koridor kemanusiaan maritim ke Gaza yang “diakui oleh seluruh komunitas internasional”.

    Kemlu Siapkan Evakuasi WNI

    Eskalasi konflik di Timur Tengah semakin panas setelah Israel menyetujui rencana serangan ke Lebanon. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan tengah mempersiapkan langkah mengevakuasi WNI yang berada di Lebanon.

    “Jadi, terkait dengan perlindungan WNI di luar negeri, khususnya mengantisipasi adanya eskalasi konflik di Timur Tengah, dapat kami sampaikan isu ini terus kita monitor dari dekat. Situasi yang ada di Timur Tengah terus kita monitor. Perwakilan RI yang ada di kawasan juga terus melakukan monitor,” kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha dilansir detikJogja, Kamis (20/6/2024).

    Judha menerangkan Kemlu terus melakukan koordinasi dan telah mengadakan rapat khusus dengan kepala perwakilan dan para duta besar. Judha menyebut saat ini Kemlu terus memantau situasi di Lebanon.

    “Dalam konteks tersebut, dapat kami sampaikan, sejak terjadinya konflik 7 Oktober tahun lalu dan kemudian juga terjadi konflik di Lebanon selatan antara Hizbullah dengan IDF, KBRI di Beirut telah menetapkan wilayah di Lebanon selatan sebagai Siaga 1 dan kemudian wilayah Beirut dan sekitarnya Siaga 2,” ucapnya.

    “Nah, dalam konteks tersebut, dalam kasus sebelumnya kita sudah membantu warga negara kita untuk kita evakuasi terbatas menuju ke Beirut,” imbuhnya.

    Judha menjelaskan, dalam konflik sebelumnya, pemerintah Indonesia telah melakukan evakuasi terbatas menuju Beirut. Langkah serupa juga akan dilakukan jika situasi di Lebanon menjadi Siaga 1 atau telah mengancam jiwa WNI.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/fas)

  • Menlu Israel Ancam Hizbullah Akan Hancur dalam Perang!

    Menlu Israel Ancam Hizbullah Akan Hancur dalam Perang!

    Tel Aviv

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, melontarkan ancaman bahwa kelompok Hizbullah, yang didukung Iran, akan hancur jika terjadi “perang total”. Katz juga memperingatkan bahwa Lebanon, yang menjadi markas Hizbullah, akan turut terkena dampaknya jika perang total terjadi.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (19/6/2024), peringatan dari Katz disampaikan setelah Hizbullah mempublikasikan sebuah video berdurasi lebih dari sembilan menit, yang menunjukkan rekaman dari kamera drone yang diklaim diambil oleh kelompok itu di wilayah Israel bagian utara, termasuk sebagian kota dan pelabuhan Haifa.

    Israel dan Hizbullah terlibat dalam serangan lintas perbatasan yang terjadi hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Kelompok Hizbullah merupakan sekutu Hamas yang sedang berperang melawan Tel Aviv di daerah kantong Palestina tersebut.

    “Kami sangat dekat dengan momen di mana kami akan memutuskan untuk mengubah aturan main terhadap Hizbullah dan Lebanon,” sebut Katz dalam pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Israel pada Selasa (18/6) waktu setempat.

    “Dalam perang total, Hizbullah akan hancur dan Lebanon akan terkena dampak parah,” cetusnya memperingatkan.

    Belum ada respons dari kelompok Hizbullah atas ancaman yang dilontarkan Katz.

    Hizbullah semakin meningkatkan serangan terhadap Israel sejak pekan lalu, setelah serangan udara Tel Aviv menewaskan salah satu komandan senior kelompok itu.

    Video yang dirilis oleh Hizbullah itu, yang tidak bisa segera diverifikasi secara independen oleh AFP, menunjukkan apa yang diklaim sebagai fasilitas militer, pertahanan, dan energi Israel, serta infrastruktur sipil dan militer negara Yahudi tersebut.

    Saksikan juga ‘Hizbullah Luncurkan Rudal ke Israel Setelah Kematian Komandan Senior’:

    Saat ketegangan meningkat, utusan kepresidenan Amerika Serikat (AS) Amos Hochstein melakukan kunjungan ke Lebanon dan menyerukan deeskalasi “mendesak” atas konflik lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah.

    “Konflik antara Israel dan Hizbullah sudah berlangsung cukup lama. Menjadi kepentingan semua orang untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan diplomatis — hal ini bisa dicapai dan hal ini mendesak,” tegasnya.

    Sementara itu, saat utusan AS mengunjungi Beirut, Hizbullah mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap pasukan dan posisi militer Israel sepanjang Selasa (18/6) waktu setempat. Sirene terdengar beberapa kali di berbagai wilayah utara negara tersebut.

    Laporan kantor berita resmi Lebanon, National News Agency (NNA), secara terpisah menyebut serangan Israel menghantam wilayah selatan Lebanon, termasuk menargetkan sebuah mobil dan sebuah sepeda motor.

    Pekan lalu, Hizbullah mengklaim pihaknya telah melancarkan lebih dari 2.100 operasi militer terhadap Israel sejak 8 Oktober tahun lalu, sehari usai serangan Hamas memicu perang di Jalur Gaza. Serangan-serangan itu dimaksudkan untuk mendukung Hamas dan warga Palestina di Jalur Gaza.

    Kelompok ini juga menegaskan bahwa hanya dengan berakhirnya perang di Jalur Gaza, maka serangan lintas perbatasan akan terhenti.

    Menurut penghitungan AFP, sedikitnya 473 orang tewas akibat serangan lintas perbatasan di Lebanon, dengan sebagian besar merupakan petempur Hizbullah dan sekitar 92 orang merupakan warga sipil.

    Otoritas Israel, dalam pernyataan terpisah, menyebut sedikitnya 15 tentara dan 11 warga sipil sipil akibat serangan lintas perbatasan di wilayah utara negara tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tentang Kabinet Perang yang Dibubarkan Netanyahu Usai Ditinggal Tokoh Moderat

    Tentang Kabinet Perang yang Dibubarkan Netanyahu Usai Ditinggal Tokoh Moderat

    Tel Aviv

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membubarkan kabinet perang. Apa sebenarnya kabinet perang tersebut?

    Dilansir Al-Jazeera, Selasa (18/6/2024), pembubaran kabinet perang ini dilakukan menyusul penarikan mundur tokoh oposisi beraliran moderat, Benny Gantz, dari kabinet perang. Kabinet perang yang beranggotakan enam orang sekarang akan digantikan oleh ‘kitchen cabinet’, di mana Netanyahu dapat berkonsultasi untuk mendapatkan nasihat mengenai perang di Gaza.

    Kabinet perang Israel dibentuk pada 11 Oktober 2023 setelah Israel menyatakan perang terhadap Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan itu menewaskan 1.200 orang di Israel.

    Kabinet tersebut dibentuk sebagai badan yang lebih kecil dalam kabinet keamanan, yang merupakan bagian dari kabinet koalisi yang lebih luas. Kabinet perang itu terdiri dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, saingan utamanya, mantan jenderal Benny Gantz, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan tiga pengamat: menteri Pemerintah Aryeh Deri dan Gadi Eisenkot, dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

    Kabinet perang itu ditujukan untuk membuat keputusan cepat tentang jalannya perang, yang kemudian akan dikirim untuk disetujui oleh kabinet yang lebih luas. Meski demikian, kabinet perang ini sering kali tidak mencapai kesepakatan dan perselisihan terus merajalela di dalam tubuh yang lebih kecil.

    Pada bulan Januari 2024, surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa pemimpin oposisi Yair Lapid menyatakan Gallant dan Netanyahu ‘tidak lagi berbicara satu sama lain’ dan pertemuan kabinet perang telah menjadi ‘arena memalukan untuk menyelesaikan masalah, pertempuran dan diskusi yang tidak menghasilkan apa-apa’.

    Terbaru, Gantz dan pengamat Eisenkot yang berasal dari Partai Persatuan Nasional keluar dari kabinet perang pada 9 Juni 2024. Mereka pergi karena merasa kurangnya rencana untuk Gaza setelah serangan terjadi dan menewaskan lebih dari 37.000 orang Palestina.

    “Itu adalah bagian dari perjanjian koalisi dengan Gantz, atas permintaannya. Saat Gantz pergi, tidak ada forum seperti itu lagi,” ujar Netanyahu seperti disampaikan salah satu pejabat.

    Kepergian Gantz meningkatkan tekanan dari Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang sedang melobi untuk bergabung dengan kabinet perang internal. Dalam suratnya kepada Netanyahu tertanggal Kamis, Ben-Gvir menulis bahwa perang Israel telah ‘dilakukan secara rahasia’, selama delapan bulan terakhir, melalui ‘forum terbatas yang mengubah nama dan definisinya secara berulang-ulang, semua untuk tujuan semata-mata kendali atas keputusan dan menghindari diskusi tentang posisi lain yang akan menantang konsepsi lama’.

    Pembubaran kabinet perang ini diprediksi akan membuat perundingan gencatan senjata di Gaza menjadi tidak jelas. Israel sendiri sedang menghadapi serangan dari Hizbullah di Lebanon yang terletak di sisi utara negaranya.

    (haf/imk)

  • Ketakutan Meningkat di Lebanon Atas Potensi Perang dengan Israel

    Ketakutan Meningkat di Lebanon Atas Potensi Perang dengan Israel

    Jakarta

    Ketika pertempuran terbaru antara Israel dan Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, dimulai, seorang perempuan Lebanon bernama Malak Daher berharap pertempuran itu hanya akan berlangsung beberapa hari saja.

    “Sangat sulit untuk berada jauh dari kehidupan Anda,” ujar perempuan berusia 30 tahun itu. Ia sebelumnya telah mengungsi dari kota selatan Mais al-Jabal. Kota ini terletak hampir tepat di perbatasan Lebanon-Israel, lokasi pertempuran berpusat.

    “Kamu merasa hidupmu terhenti. Seperti, hidup sedang berjalan di tempat lain, tapi waktumu sendiri telah berhenti,” tambahnya.

    Tapi harapan Daher tak bersambut. Pertempuran antara Hizbullah dan militer Israel belum berakhir. Faktanya, dalam beberapa minggu terakhir, hal tersebut tampaknya telah meningkat.

    Daher selamat dari perang tahun 2006 di Lebanon selatan antara Israel dan Hizbullah, namun mengatakan hal itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perang yang terjadi saat ini.

    Pada awal Juni, kelompok hak asasi manusia melaporkan bahwa Israel menembakkan amunisi fosfor putih ke kota-kota di Lebanon, yang melanggar hukum kemanusiaan internasional. Sementara pekan ini, Hizbullah telah menembakkan lebih dari 160 roket ke Israel, sebagai balasan atas pembunuhan dua komandan mereka oleh Israel.

    Sejak serangan pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan oleh kelompok militan Hamas yang berbasis di Gaza, yang menyebabkan kematian sekitar 1.200 orang, situasi di perbatasan Israel-Lebanon menjadi tegang.

    Setelah dua perang yang tidak membuahkan hasil pada 1996 dan 2006, pasukan Israel dan Hizbullah lebih memilih melakukan serangan balasan dari wilayah masing-masing, tanpa menimbulkan korban jiwa yang besar.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran

    Namun, sejak tanggal 7 Oktober, serangan-serangan semacam ini telah meluas dari kedua belah pihak, baik dalam ukuran maupun jangkauannya.

    Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kerusuhan di perbatasan akan berubah menjadi perang skala penuh. Beberapa politisi ekstremis Israel mengatakan bahwa Israel harus menyerang Hizbullah sekarang. Sebuah survei bulan ini juga menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel berpendapat, memulai perang dengan Hizbullah adalah ide yang bagus.

    “Serangan 7 Oktober secara dramatis meningkatkan ketidakamanan Israel,” demikian penjelasan yang disampaikan oleh lembaga think tank yang berbasis di Washington, Pusat Studi Strategis dan Internasional, pada Maret. “Jika Hamas, yang persenjataan dan pelatihannya kurang memadai dibandingkan Hizbullah, dapat membunuh lebih dari 1.100 warga Israel secara brutal, apa yang mungkin dilakukan oleh Hizbullah yang lebih tangguh?”

    Tidak jelas apakah perang yang lebih luas akan terjadi. Upaya diplomasi internasional saat ini didedikasikan untuk mencegah hal ini, dan sebagian besar ahli berpendapat bahwa tidak bijaksana jika Israel membuka front lain ketika mereka terus melanjutkan operasi militernya di Gaza. Ahli juga menggarisbawahi bahwa Hizbullah adalah musuh yang persenjataannya lebih bagus dan lebih kuat dibandingkan Hamas, musuh Israel di Gaza.

    Adapun Lebanon telah terperosok dalam krisis ekonomi dan politik selama bertahun-tahun. Sekalipun penduduknya bersimpati dengan warga Palestina, penduduk lokal Lebanon, yang berjuang melawan inflasi, pengangguran, dan ketidakpastian politik, kemungkinan besar tidak akan mendukung Hizbullah yang akan menyeret mereka ke arah perang.

    Otoritas Lebanon mengatakan ada lebih dari 375 korban jiwa di Lebanon sejak Oktober 2023, termasuk 88 warga sipil, akibat serangan Israel. Militer Israel menghitung 18 tentara dan 10 warga sipil tewas akibat tembakan Hizbullah.

    Puluhan ribu orang terpaksa pengungsi

    Puluhan ribu warga sipil, sekitar 100.000 warga Lebanon dan lebih dari 60.000 warga Israel, yang tinggal di kedua sisi perbatasan juga terpaksa mengungsi akibat pertempuran.

    Penduduk setempat mengatakan kepada DW bahwa mereka yang meninggalkan Lebanon selatan enggan untuk kembali kecuali mereka benar-benar terpaksa. Beberapa orang kembali lagi untuk memeriksa properti ketika keadaan tampak lebih tenang, atau untuk menghadiri pemakaman, misalnya. Namun sebagian besar toko dan supermarket di wilayah tersebut tutup, dan sulit mendapatkan persediaan, kata mereka.

    Ketika Daher pertama kali melarikan diri ke Beirut setelah pertempuran di perbatasan dimulai pada akhir 2023, perawat terlatih tersebut menganggur. Jadi, dia memutuskan untuk kembali bekerja di sebuah rumah sakit di tenggara Bint Jbeil, juga dekat perbatasan Lebanon dengan Israel. Kini, dia tinggal di sana selama tiga hari, bekerja secara shift, lalu kembali ke Beirut, tempat dia dan ibunya tinggal bersama kerabatnya.

    Suatu ketika, Daher sangat ingin kembali ke Mais al-Jabal sehingga dia dan ibunya yang berusia 60 tahun, yang dulunya bekerja dengan menanam zaitun dan tembakau di desa perbatasan, melakukan perjalanan pulang. Tapi itu adalah mimpi buruk, kata Daher kepada DW. Mereka tidak bisa tidur karena rudal dan roket datang sepanjang malam, sehingga mereka harus bersembunyi di koridor.

    “Saya pikir kami akan mati bersama,” kenang Daher, yang suaminya bekerja di Kuwait. Begitu matahari terbit, pasangan itu kembali ke Beirut. Kini Daher baru kembali bekerja, padahal dia sadar betul betapa berbahayanya pekerjaan itu. Pada akhir Mei, serangan Israel hampir menghantam rumah sakit tempatnya bekerja.

    “Mereka tidak hanya mengambil waktu saya,” kata Daher tentang militer Israel. “Mereka telah mencuri ambisi dan kedamaian saya. Saya telah menjadi perempuan pemarah dan cemas yang menunggu bantuan. Sebelumnya, saya adalah perempuan mandiri.”

    Beberapa orang di Lebanon menolak meninggalkan rumah

    Segelintir orang di Lebanon selatan menolak untuk pergi, meskipun pertempuran sedang berlangsung dan ancaman perang semakin meningkat. Salah satunya adalah Issam Alawieh, 44 tahun dan ayah tujuh anak. Dia tinggal di rumahnya di desa perbatasan Maroun el-Ras bersama istri dan dua putranya. Keluarga tersebut telah selamat dari tiga serangan udara Israel sejauh ini.

    “Anda hanya mendengar suara benturan. Ini seperti gunung berapi yang muncul dari bawah Anda,” kata Alawieh, yang kehilangan pendengarannya selama seminggu setelah satu serangan.

    Alawieh terus bekerja di toko roti di dekat Bint Jbeil.

    “Meski pendapatannya kurang bagus dan penjualannya turun 95%, saya harus tetap menyediakan makanan untuk anak-anak saya,” katanya kepada DW.

    Hidup dalam kondisi berbahaya seperti itu lebih baik daripada menjadi pengungsi dan terpaksa menerima bantuan di tempat lain, kata Alawieh. Tetangga yang meninggalkan kota menyebutnya gila, katanya, tapi dia yakin keluarganya telah beradaptasi. Anak-anak mulai terbiasa dengan suara bom.

    “Jika saya pergi dan meninggalkan semuanya di sini, saya akan dipermalukan, dan saya tidak menginginkan hal itu,” jelasnya. Tapi ada yang lebih dari itu, tambahnya: Ini adalah rumahnya.

    “Saya tidak bisa tinggal jauh dari Lebanon selatan. Tanah ini seperti ibu saya,” ujarnya. “Saya tidak bisa bertahan hidup tanpa dia, dan kami akan menang selama kami teguh di tanah kami.” (rs/gtp/hp)

    (ita/ita)

  • Digempur Roket-Drone Hizbullah, Israel Ancam Pembalasan!

    Digempur Roket-Drone Hizbullah, Israel Ancam Pembalasan!

    Tel Aviv

    Militer Israel mengancam akan memberikan respons yang kuat dan tegas terhadap semua serangan yang dilancarkan kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon dalam beberapa hari terakhir.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (14/6/2024), militer Israel dalam pernyataan terbaru menyebut sirene peringatan serangan udara terdengar di kota-kota yang ada di wilayah utara negara tersebut pada Kamis (13/6) sore waktu setempat, saat sekitar 40 roket terdeteksi ditembakkan dari wilayah Lebanon.

    Sehari sebelumnya, atau sepanjang Rabu (12/6), rentetan serangan Hizbullah juga menghujani wilayah Israel. Dilaporkan bahwa sedikitnya 250 roket ditembakkan oleh Hizbullah terhadap target-target di Israel sebagai pembalasan atas kematian komandan seniornya dalam serangan udara Tel Aviv.

    Pemerintah Israel, dalam pernyataan pada Kamis (13/6) waktu setempat, berjanji akan merespons dengan tegas semua serangan Hizbullah tersebut.

    “Israel akan merespons dengan kekerasan terhadap semua agresi Hizbullah,” tegas juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, dalam konferensi pers.

    “Baik melalui upaya diplomatik atau lainnya, Israel akan memulihkan keamanan di perbatasan utara kami,” ucapnya.

    Militer Israel menyebut roket-roket dari Lebanon itu berhasil dicegat di udara. “Banyak peluncuran berhasil dicegat,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Televisi pemerintah Israel, Kan, menayangkan rekaman yang menunjukkan roket-roket ditembak jatuh di udara di atas kota-kota Israel, termasuk di Safed, yang berjarak sekitar 12 kilometer dari perbatasan Lebanon.

    Laporan layanan ambulans nasional Israel menyebut dua orang mengalami luka-luka akibat terkena serpihan roket yang ditembak jatuh. Sejumlah kebakaran hutan dilaporkan terjadi akibat roket-roket yang jatuh di area terbuka di wilayah Israel.

    Ditambahkan oleh militer Israel bahwa sedikitnya lima “target udara yang mencurigakan”, yang tampaknya merujuk pada drone, juga teridentifikasi di wilayah udaranya. Taga target udara di antaranya, menurut militer Israel, berhasil dicegat.

    Hizbullah yang didukung Iran membuka front kedua melawan Israel tak lama setelah serangan Hamas, sekutunya, pada 7 Oktober tahun lalu yang memicu perang berkelanjutan di Jalur Gaza. Sejak saat itu, perbatasan Israel-Lebanon marak dilanda serangan lintas perbatasan yang terjadi hampir setiap hari.

    Kekerasan semakin meningkat pekan ini ketika Hizbullah menembakkan ratusan roket untuk membalas serangan udara Israel yang menewaskan salah satu komandan lapangan senior mereka.

    Komandan senior Hizbullah bernama Taleb Sami Abdullah, atau Taleb Abdallah, alias Abu Taleb itu tewas bersama tiga petempur lainnya dalam serangan udara Israel pada Selasa (11/6) tengah malam yang menghantam desa Jouaiyya, Lebanon bagian selatan.

    Salah satu sumber menyebut Abu Taleb sebagai komandan paling senior Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel.

    Pada Kamis (13/6) waktu setempat, Hizbullah mengatakan pasukannya telah meluncurkan roket-roket dan drone bersenjata ke setidaknya sembilan target militer Israel, termasuk markas komando, markas intelijen dan barak militer, dalam serangan terkoordinasi. Serangan ini masih bagian dari pembalasan kematian Abu Taleb.

    Kelompok Hizbullah, dalam pernyataannya, menyatakan para petempurnya menembakkan rentetan roket Katyusha dan Falaq ke arah enam lokasi militer Israel. Laporan televisi Al-Manar yang dikelola Hizbullah menyebut lebih dari 100 roket ditembakkan sekaligus.

    Sumber keamanan setempat secara terpisah menuturkan kepada Reuters bahwa sedikitnya 30 drone tempur diluncurkan sekaligus oleh Hizbullah ke arah Israel, yang menjadikannya sebagai serangan drone terbesar oleh kelompok tersebut sejauh ini.

    Lihat juga Video ‘Hizbullah Luncurkan Rudal ke Israel Setelah Kematian Komandan Senior’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Serangan Israel Hantam Gedung di Lebanon, 1 Orang Tewas-Puluhan Luka

    Serangan Israel Hantam Gedung di Lebanon, 1 Orang Tewas-Puluhan Luka

    Beirut

    Serangan udara Israel menghantam sebuah gedung di area kota pelabuhan Tirus di Lebanon pada Jumat (14/6) dini hari waktu setempat. Sedikitnya satu warga sipil tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (14/6/2024), dua sumber keamanan Lebanon menuturkan bahwa satu korban tewas berjenis kelamin perempuan. Sedangkan kebanyakan korban luka merupakan anak-anak.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan yang menyebut perempuan dan anak-anak menjadi korban serangannya.

    Serangan Tel Aviv itu dilancarkan tak lama setelah kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon mengumumkan pasukannya melancarkan rentetan serangan roket dan drone bersenjata ke sedikitnya sembilan lokasi militer Israel, dalam serangan terkoordinasi, pada Kamis (13/6) waktu setempat.

    Serangan itu semakin meningkatkan permusuhan di perbatasan selatan Lebanon selama dua hari berturut-turut, tepatnya setelah Hizbullah menembakkan ratusan roket ke target-target di wilayah Israel untuk membalas kematian seorang komandan seniornya.

    Sumber keamanan menyebut serangan itu merupakan yang terbesar yang pernah dilancarkan Hizbullah terhadap Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober lalu.

    Hizbullah dan militer Israel terlibat serangan lintas perbatasan hampir setiap hari sejak perang meletus di daerah kantong Palestina tersebut.

    Rentetan serangan Israel, menurut data Reuters, telah menewaskan lebih dari 300 petempur Hizbullah di Lebanon — lebih banyak dari korban tewas dalam pertempuran besar kedua pihak tahun 2006 lalu. Jumlah korban sipil akibat serangan Tel Aviv di wilayah Lebanon disebut mencapai sekitar 80 orang.

    Sementara serangan dari Lebanon, menurut data otoritas Tel Aviv, menewaskan sedikitnya 18 tentara dan 10 warga sipil Israel.

    Serangan lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel juga menyebabkan puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan terpaksa mengungsi ke tempa aman.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hizbullah Kembali Tembakkan Roket dan Drone Peledak ke Israel

    Hizbullah Kembali Tembakkan Roket dan Drone Peledak ke Israel

    Jakarta

    Kelompok militan Hizbullah mengatakan telah menembakkan gelombang roket dan drone ke tentara Israel kemarin. Serangan ini sebagai balasan setelah salah satu komandan senior Hizbullah tewas akibat serangan Israel.

    “Serangan dengan roket dan drone, menargetkan enam barak dan lokasi militer, sekaligus menerbangkan skuadron drone bermuatan bahan peledak di tiga pangkalan Israel lainnya,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Jumat (14/6/2024).

    Salah satu sasarannya adalah pangkalan Israel yang menurut para militan merupakan markas intelijen yang “bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut”. Hizbullah mengatakan serangan itu adalah bagian dari respons terhadap pembunuhan komandannya Taleb Abdallah pada Selasa (11/6).

    Tentara Israel mengatakan pada sore hari bahwa sekitar 40 proyektil diluncurkan ke arah daerah Galilea dan Dataran Tinggi Golan, dan menambahkan bahwa sebagian besar proyektil berhasil dicegat, sementara beberapa lainnya memicu kebakaran.

    Dalam satu serangan di dekat desa perbatasan Manara, “Satu tentara IDF (tentara) terluka sedang dan seorang tentara lainnya terluka ringan”, kata militer.

    Pemerintah Israel mengatakan akan merespons dengan tegas semua serangan Hizbullah. Israel mengatakan akan membalas serangan itu.

    “Israel akan membalas dengan kekuatan terhadap semua agresi Hizbullah,” kata juru bicara pemerintah David Mencer dalam konferensi pers, dan berjanji untuk “memulihkan keamanan di perbatasan utara kami”.

    Lihat Video ‘Hizbullah Luncurkan Rudal ke Israel Setelah Kematian Komandan Senior’:

    (zap/idn)