Organisasi: Hizbullah

  • Israel Tanam Peledak ke Pager Pesanan Hizbullah Sebelum Tiba di Lebanon

    Israel Tanam Peledak ke Pager Pesanan Hizbullah Sebelum Tiba di Lebanon

    Beirut

    Badan intelijen Israel diduga menanam peledak ke dalam ribuan pager atau penyeranta yang dipesan Hizbullah sebelum pengiriman itu tiba di wilayah Lebanon. Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa pihak ketiga yang menjual perangkat itu merupakan “front intelijen” yang dibentuk Israel untuk tujuan tersebut.

    Laporan media ternama Amerika Serikat (AS), The New York Times (NYT), yang mengutip sumber dari kalangan pejabat AS dan negara lainnya, seperti dilansir AFP, Rabu (18/9/2024), menyebut pager atau penyeranta yang meledak massal di Lebanon itu dipesan dari perusahaan Taiwan bernama Gold Apollo.

    Sejumlah sumber juga mengatakan kepada NYT bahwa pager-pager itu dimodifikasi oleh Israel sebelum tiba di wilayah Lebanon.

    Salah satu sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa “pager-pager yang meledak berkaitan dengan pengiriman 1.000 perangkat yang baru-baru ini diimpor oleh Hizbullah”, yang tampaknya telah “disabotase pada sumbernya”.

    Laporan NYT menyebut ada sekitar 3.000 unit pager dipesan oleh Hizbullah dari Gold Apollo, dengan sebagian besar model AR924.

    “Agar Israel bisa menanam pemicu ledakan ke dalam pager batch terbaru, mereka mungkin memerlukan akses ke rantai pasokan perangkat ini,” ucap analis militer dan keamanan Elijah Magnier, yang berbasis di Brussels, Belgia, saat berbicara kepada AFP.

    “Intelijen Israel telah menyusup ke dalam proses produksi, menambahkan komponen peledak dan mekanisme pemicu jarak jauh ke dalam pager tanpa menimbulkan kecurigaan,” sebutnya.

    Magnier menambahkan bahwa hal tersebut semakin meningkatkan kemungkinan pihak ketiga yang menjual perangkat tersebut adalah “front intelijen” yang dibentuk oleh Israel untuk tujuan khusus tersebut.

    Belum ada komentar langsung dari Israel atas insiden ledakan massal di Lebanon tersebut.

    Secara terpisah, laporan serupa juga disampaikan oleh media Reuters, yang mengutip sejumlah sumber keamanan Lebanon, yang menyebut perangkat yang dipesan Hizbullah itu dimodifikasi oleh dinas mata-mata Israel atau Mossad “pada tingkat produksi” sebelum dibawa ke Lebanon.

    Menurut laporan Reuters, Mossad menanam sejumlah kecil bom — disebut seberat hanya tiga gram — ke dalam 5.000 unit pager yang dipesan Hizbullah dari perusahaan bernama Gold Apollo yang berbasis di Taiwan, beberapa bulan sebelum insiden terjadi di Lebanon pada Selasa (17/9) waktu setempat.

    Menurut para sumber yang dikutip Reuters, ribuan unit pager itu dibawa ke Lebanon pada awal tahun ini, dan selama berbulan-bulan, peledak yang ada di dalamnya “tidak terdeteksi” oleh Hizbullah.

    Gold Apollo Bantah Produksi Pager yang Meledak Massal di Lebanon

    Sejumlah foto pager yang hancur usai meledak di Lebanon itu telah dianalisis oleh Reuters, yang hasilnya menunjukkan format dan stiker di bagian belakang yang konsisten dengan pager buatan Gold Apollo yang berkantor di New Taipei, Taiwan.

    Namun Gold Apollo membantah telah memproduksi pager-pager yang meledak massal di Lebanon. Dijelaskan oleh Gold Apollo, seperti dilansir Reuters dan Sky News, bahwa pager model AR924 diproduksi dan dijual di bawah lisensi di Eropa oleh sebuah perusahaan bernama BAC, dengan menggunakan merek Gold Apollo.

    “Produk itu bukan buatan kami. Hanya saja ada merek kami di dalamnya,” ucap pendiri dan presiden Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, saat berbicara kepada wartawan di kantornya pada Rabu (18/9).

    “Kami hanya memberikan otorisasi merek dagang dan tidak terlibat dalam desain atau pembuatan produk ini,” imbuh pernyataan Gold Apollo.

    Gold Apollo mengatakan bahwa BAC merupakan perusahaan Eropa yang berkantor di Budapest, ibu kota Hungaria. Namun informasi lebih detail soal perusahaan BAC itu tidak diberikan oleh Gold Apollo.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Gempar Ledakan Pager Hizbullah, Penerbangan ke Lebanon-Israel Ditunda

    Gempar Ledakan Pager Hizbullah, Penerbangan ke Lebanon-Israel Ditunda

    Beirut

    Maskapai Air France dan Lufthansa menunda penerbangan tujuan Beirut di Lebanon dan Tel Aviv di Israel, saat meningkatnya kekhawatiran keamanan di kawasan Timur Tengah. Penundaan penerbangan diberlakukan setelah ledakan massal melanda ribuan unit pager atau penyeranta di wilayah Lebanon.

    Maskapai Air France, seperti dilansir Reuters dan Gulf News, Rabu (18/9/2024), mengumumkan pihaknya menangguhkan layanan dari Bandara Charles de Gaulle di ibu kota Prancis untuk rute Beirut dan Tel Aviv mulai Selasa (17/9) hingga Kamis (19/9) besok.

    Operasional penerbangan menuju ke dua rute tersebut, menurut maskapai asal Prancis itu, akan kembali dilanjutkan setelah penilaian situasi terkini dilakukan.

    Air France menambahkan bahwa para pelanggan yang terkena dampak penundaan penerbangan itu telah diberitahu dan ditawarkan pengembalian uang atau penerbangan lainnya di tanggal yang berbeda.

    Maskapai Lufthansa yang berasal dari Jerman, secara terpisah, mengumumkan penangguhan penerbangan dari dan ke Tel Aviv dan Teheran di Iran.

    Disebutkan juga oleh Lufthansa Group bahwa layanan penerbangannya untuk sementara akan menghindari wilayah udara Israel dan Iran hingga Kamis (19/9) besok.

    Maskapai-maskapai penerbangan internasional harus menghadapi lanskap geopolitik yang terus berubah di kawasan Timur Tengah, yang membuat operasional penerbangan menjadi lebih rumit, dan sebelumnya memicu penangguhan penerbangan ke sejumlah tujuan dalam waktu singkat.

    Pada Selasa (17/9), kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran mencuat setelah kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon dan didukung Iran, menuduh Israel mendalangi ledakan ribuan unit pager atau penyeranta yang digunakan oleh para petempur Hizbullah dan pihak-pihak lainnya.

    Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas dan nyaris 3.000 orang lainnya, atau tepatnya 2.750 orang, termasuk para petempur Hizbullah dan Duta Besar Iran untuk Lebanon, mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

    Ledakan ribuan unit pager itu terjadi kebanyakan di wilayah Lebanon bagian selatan, pinggiran selatan Berut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa bagian timur — semuanya merupakan markas kelompok Hizbullah.

    Menurut laporan Reuters, ledakan itu melukai banyak petempur Hizbullah di Lebanon, dengan para pria mengalami luka-luka dengan kondisi yang bervariasi di bagian wajah, ada yang kehilangan jari, dan ada yang menderita luka menganga di bagian pinggul yang menjadi tempat pager kemungkinan dipakai.

    Dua sumber keamanan setempat menuturkan kepada Reuters bahwa salah satu petempur Hizbullah yang tewas merupakan anak laki-laki dari salah satu anggota Hizbullah di parlemen Lebanon.

    Pager merupakan alat telekomunikasi yang secara wireless bisa menerima dan menampilkan pesan teks, tetapi tidak bisa melakukan panggilan telepon.

    Para petempur Hizbullah, menurut dua sumber yang memahami operasi kelompok itu seperti dikutip Reuters, telah menggunakan pager atau penyeranta sebagai sarana komunikasi berteknologi rendah dalam upaya menghindari pelacakan lokasi oleh Israel.

    Laporan Reuters juga menyebut Hizbullah mendistribusikan pager atau penyeranta kepada para anggotanya di berbagai cabang dalam kelompok tersebut, mulai dari petempur hingga petugas medis yang bekerja pada layanan bantuan mereka.

    Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengecam ledakan massal yang melanda ribuan unit pager di wilayahnya tersebut sebagai “agresi Israel”. Hizbullah sendiri menegaskan bahwa Israel akan menerima “hukuman yang adil” atas ledakan-ledakan tersebut.

    Militer Israel sejauh ini belum memberikan komentar resmi atas insiden ledakan massal di Lebanon tersebut.

    Namun laporan Reuters, yang mengutip sejumlah sumber keamanan Lebanon, menyebut badan intelijen Israel, Mossad, menanam sejumlah kecil bom — disebut seberat hanya tiga gram — ke dalam 5.000 unit pager yang dipesan Hizbullah dari perusahaan bernama Gold Apollo yang berbasis di Taiwan.

    Menurut para sumber, ribuan pager itu dibawa ke Lebanon pada awal tahun ini, dan selama berbulan-bulan, peledak yang ada di dalamnya “tidak terdeteksi” oleh Hizbullah. Sumber keamanan senior Lebanon menyebut perangkat yang dipesan Hizbullah itu dimodifikasi oleh Mossad “pada tingkat produksi” sebelum dibawa ke Lebanon.

    Disebutkan juga oleh sumber tersebut bahwa sebanyak 3.000 pager di Lebanon meledak pada Selasa (17/9) ketika pesan berkode dikirimkan kepada mereka, yang sekaligus mengaktifkan peledak yang ada di dalamnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Apa Itu Pager, Perangkat Andalan Hizbullah yang Diledakkan Israel

    Apa Itu Pager, Perangkat Andalan Hizbullah yang Diledakkan Israel

    Jakarta

    Hizbullah banyak mengandalkan pager sebagai perangkat telekomunikasi karena teknologinya yang sederhana dan tak mudah disadap atau disusupi virus. Namun pager itu mendadak meledak, diduga karena aksi Israel. Jadi, apa itu pager?

    Pager adalah perangkat telekomunikasi yang marak digunakan sebelum kedatangan ponsel. Di tahun 1990-an, banyak yang memakai perangkat ini, termasuk di Indonesia, sampai-sampai ada lagunya.

    Pager, yang juga dikenal sebagai beeper atau penyeranta dalam Bahasa Indonesia, merupakan perangkat elektronik kecil dan portabel yang dirancang untuk menerima dan dalam beberapa kasus, mengirim pesan singkat atau peringatan. Ya, ada versi pager yang juga bisa mengirim pesan, tak sekadar menerima.

    Sebagian besar pager menerima pesan melalui frekuensi radio dari stasiun pangkalan atau pusat pengiriman. Pesan-pesan ini dapat berupa angka (misalnya, nomor telepon) atau alfanumerik (teks). Perangkat kemudian menampilkan pesan untuk memberi tahu pengguna.

    Untuk mengirim pesan, pager versi dua arah digunakan. Dikutip detikINET dari Times of India, pengguna dapat membalas pesan atau mengirim komunikasi teks singkat kembali ke pengirim. Tetapi, perangkat dua arah ini dulu kurang umum, lebih banyak yang memakai pager satu arah yang lebih sederhana.

    Pager mengeluarkan nada, bunyi bip, atau getaran untuk memberi tahu pengguna tentang pesan masuk. Fitur ini sangat berguna di lingkungan yang bising atau situasi di mana keheningan lebih disukai, seperti di rumah sakit.

    Kapan pager populer?

    Perangkat ini mulai dikembangkan tahun 1950-an dan 1960-an. Kemudian, pager banyak digunakan di era pra-ponsel pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, mencapai puncak ketenarannya. Pager juga sangat populer dalam profesi yang membutuhkan komunikasi cepat dan andal.

    Perangkat ini umumnya digunakan oleh dokter, perawat, dan petugas layanan darurat karena keandalannya dan fakta bahwa mereka tidak bergantung pada jaringan seluler, yang mungkin tidak dapat diandalkan atau tidak tersedia dalam situasi tertentu.

    Akan tetapi di akhir abad ke-21, popularitas ponsel menggusur pager. Meskipun demikian, pager masih digunakan oleh beberapa layanan darurat dan personel keselamatan.

    Hizbullah sendiri telah lama mengabaikan perangkat berteknologi tinggi untuk menghindari infiltrasi dari spyware Israel dan AS sehingga memilih pager. “Hizbullah kembali ke perangkat ini karena berpikir pager akan lebih aman digunakan para pejuangnya daripada telepon yang dapat menjadi target GPS,” kata Avi Melamed, mantan pejabat intelijen Israel dan analis Timur Tengah.

    (fyk/fyk)

  • Israel Disebut Dalang Ledakan Pager Hizbullah, Ini Caranya

    Israel Disebut Dalang Ledakan Pager Hizbullah, Ini Caranya

    Jakarta

    Ledakan perangkat pager yang digunakan kelompok Hizbullah di Lebanon sejauh ini menewaskan 9 orang dan melukai ribuan lainnya. Israel diduga sebagai dalang insiden ini. Bagaimana cara mereka meledakkan pager secara serentak?

    Hizbullah telah lama mengabaikan perangkat berteknologi tinggi untuk menghindari infiltrasi dari spyware Israel dan AS. Hizbullah pun memilh perangkat teknologi rendah seperti pager, yang populer di tahun 1990-an.

    “Hizbullah kembali ke perangkat ini karena berpikir pager akan lebih aman digunakan para pejuangnya daripada telepon yang dapat menjadi target GPS,” kata Avi Melamed, mantan pejabat intelijen Israel dan analis Timur Tengah.

    Namun kini, pager yang diandalkan itu meledak dan menimbulkan korban jiwa dengan Israel diduga kuat sebagai pekakunya. New York Times melaporkan Israel menyembunyikan bahan peledak di sejumlah pager yang dipesan dari produsen asal Taiwan, Gold Apollo, dan ditujukan untuk Hizbullah. Sebuah sakelar ditanamkan untuk meledakkannya dari jarak jauh.

    Beberapa foto dari Lebanon di media sosial tampak memperlihatkan pager Gold Apollo yang rusak. Dikutip detikINET dari CNN, setidaknya satu pager yang ditunjukkan dalam gambar adalah model Gold Apollo AR924.

    Pendiri Gold Apollo Hsu Ching-kuang menjelaskan perusahaannya menandatangani kontrak dengan distributor Eropa yang tak disebut namanya untuk menggunakan merek Gold Apollo. Hsu mengatakan distributor tersebut menjalin hubungan dengan Gold Apollo sekitar tiga tahun lalu.

    Awalnya, perusahaan Eropa itu hanya mengimpor pager dan produk komunikasi Gold Apollo lainnya. Kemudian, mereka memberi tahu Gold Apollo ingin membuat pager sendiri dan minta hak menggunakan merek perusahaan Taiwan tersebut. Ini memperkuat spekulasi bahwa pager yang dikirim ke Hizbullah sudah diutak atik terlebih dahulu dan dimasukkan bahan peledak.

    David Kennedy, mantan analis intelijen Badan Keamanan Nasional AS, mengatakan ledakan yang terlihat dalam video tampaknya terlalu besar jika penyebabnya hanya serangan hacker.

    Dia menambahkan bahwa operasi di dalam Hezbollah menjadi kunci operasi tersebut. “Ini adalah salah satu serangan berskala paling luas dan terkoordinasi yang pernah saya lihat secara pribadi. Kompleksitas yang dibutuhkan untuk melakukan ini luar biasa,” katanya.

    “Itu akan membutuhkan banyak komponen intelijen dan eksekusi yang berbeda. Intelijen manusia akan menjadi metode utama yang digunakan untuk melakukan ini, bersama dengan mencegat rantai pasokan untuk melakukan modifikasi pada pager,” tambahnya.

    (fyk/fyk)

  • Misteri Pager Hizbullah Meledak Serentak, Ini Dugaan Pakar

    Misteri Pager Hizbullah Meledak Serentak, Ini Dugaan Pakar

    Jakarta

    Ribuan orang terluka di Lebanon, setelah perangkat pager yang digunakan kelompok Hizbullah untuk berkomunikasi meledak hampir bersamaan di seluruh negeri pada hari Selasa waktu setempat. Setidaknya sembilan orang tewas dan sekitar 2.800 orang terluka, banyak di antaranya luka serius.

    Tidak jelas bagaimana serangan yang tampaknya sangat canggih itu terjadi, di mana Hizbullah telah menyalahkan musuhnya, Israel sebagai dalangnya. Pejabat Israel sejauh ini masih menolak berkomentar.

    Rangkaian ledakan pager dimulai sekitar pukul 16.45 WIB dan berlangsung sekitar satu jam. Jumlah korban masih dikonfirmasi. Seorang gadis usia delapan tahun dipastikan tewas. Mohammad Mahdi Ammar, putra anggota parlemen Hizbullah Ali Ammar, juga dilaporkan meninggal dunia. Hizbullah mengonfirmasi dua pejuangnya tewas.

    Apa itu pager?

    Pager adalah perangkat komunikasi kecil yang dulu tahun 1990-an umum digunakan sebelum ponsel tersebar luas. Perangkat ini dapat menampilkan pesan teks singkat untuk pengguna, yang dikirimkan dari telepon melalui operator pusat.

    Tak seperti HP, pager bekerja pada gelombang radio. Operator mengirimkan pesan melalui frekuensi radio, bukan internet, untuk perangkat penerima. Teknologi jadul pager membuatnya lebih sulit dipantau, sehingga populer di kalangan kelompok seperti Hizbullah yang mengutamakan mobilitas dan keamanan.

    Iklan pageer. Foto: DAVID VAN DER VEEN / AFP

    Bagaimana pager bisa meledak serentak?

    Penyebab pager bisa meledak serentak dan membunuh banyak orang ini masih diselidiki dan jelas mengagetkan. Dikutip detikINET dari BBC, para analis terkejut atas skala serangan itu, padahal Hizbullah cukup ketat dalam langkah-langkah keamanannya.

    Beberapa orang menduga peretasan mungkin menyebabkan baterai pager terlalu panas, menyebabkan perangkat tersebut meledak. Metode seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, banyak ahli mengatakan bukan itu yang terjadi karena video ledakan tak sesuai dengan kondisi baterai terlalu panas.

    Beberapa analis mengatakan jenis serangan ke rantai pasokan, yang melibatkan pager yang dirusak selama pembuatan atau pengiriman, lebih mungkin terjadi. Jadi hacker mendapatkan akses ke produk saat produk tersebut sedang dalam pengembangan.

    Namun, serangan ini biasanya terbatas pada software atau perangkat lunak. Serangan rantai pasokan perangkat keras jauh lebih jarang terjadi karena harus melibatkan akses langsung ke perangkat.

    Jika memang ini adalah serangan rantai pasokan, maka tentu melibatkan operasi besar untuk diam-diam merusak pager dengan cara tertentu. Seorang mantan pakar amunisi Angkatan Darat Inggris, yang meminta tak disebut namanya, mengatakan perangkat tersebut mungkin berisi 10 hingga 20 gram bahan peledak berkekuatan tinggi kelas militer, disembunyikan dalam komponen elektronik palsu dan diaktifkan oleh sinyal.

    (fyk/afr)

  • Israel Gempur Lebanon Selatan, Tewaskan 1 Wanita-Lukai 5 Orang Lainnya

    Israel Gempur Lebanon Selatan, Tewaskan 1 Wanita-Lukai 5 Orang Lainnya

    Beirut

    Serangan artileri Israel menghantam wilayah Lebanon bagian selatan hingga menewaskan seorang wanita. Sekitar lima orang lainnya, termasuk salah satunya anak-anak, mengalami luka-luka akibat serangan yang terjadi pada Rabu (4/9) waktu setempat.

    Serangan artileri ini menjadi yang terbaru sejak serangan lintas perbatasan marak antara militer Tel Avi dan kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon bagian selatan, sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza selama 11 bulan terakhir.

    “Tembakan artileri musuh Israel yang menargetkan wilayah Qabrikha, telah menewaskan seorang wanita dan melukai dua orang lainnya, termasuk seorang anak berusia 12 tahun,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Lebanon, seperti dilansir AFP, Kamis (5/9/2024).

    Tiga orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, mengalami luka-luka akibat serangan Israel lainnya yang menargetkan wilayah perbatasan Hula.

    Militer Israel, dalam pernyataannya pada Rabu (4/9) waktu setempat, menyebut Angkatan Udaranya telah menyerang wilayah Qabrikha yang diyakini digunakan oleh Hizbullah untuk menembakkan roket ke arah Israel dalam beberapa hari terakhir.

    Disebutkan juga oleh militer Tel Aviv bahwa serangan itu dilancarkan setelah pasukannya berhasil mencegat beberapa proyektil, dari total 65 proyektil yang terdeteksi ditembakkan dari wilayah Lebanon.

    Beberapa proyektil yang tidak ditembak jatuh, terjatuh di area lapangan terbuka dan memicu kebakaran.

    Kelompok Hizbullah mengatakan pihaknya melancarkan beberapa serangan terhadap Israel pada Rabu (4/9) waktu setempat, termasuk serangan roket Katyusha ke barak militer dan posisi artileri di dua wilayah terpisah di bagian utara Israel.

    Serangan lintas perbatasan yang meningkat sejak Oktober tahun lalu, menurut penghitungan AFP, telah menewaskan sedikitnya 610 orang di wilayah Lebanon. Sebagian besar korban tewas merupakan para petempur Hizbullah, dengan sekitar 135 korban tewas lainnya merupakan warga sipil.

    Di kubu Israel, otoritas setempat melaporkan sedikitnya 24 tentara dan 26 warga sipil tewas akibat rentetan serangan lintas perbatasan dari Lebanon.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Iran Tegaskan Serangan Balasan ke Israel Tak Akan Bisa Diprediksi

    Iran Tegaskan Serangan Balasan ke Israel Tak Akan Bisa Diprediksi

    Teheran

    Pemerintah Iran menegaskan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh akan “tidak bisa diprediksi”. Teheran menyebut Tel Aviv harus tetap berada dalam “kecemasan dan kepanikan” saat menantikan pembalasan dari pihaknya.

    Penegasan dari Iran itu, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (28/8/2024), disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Hojatollah Ghoreishi dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Tasnim.

    “Untuk sementara waktu, (Israel) harus tetap berada dalam kecemasan dan kepanikan saat menunggu pembalasan dendam dari kami, namun yang sudah pasti adalah responsnya tidak akan bisa diprediksi,” tegas Ghoreishi.

    Haniyeh tewas di Teheran pada 31 Juli lalu setelah serangan menghantam wisma tamu yang menjadi tempatnya menginap, sehari setelah menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.

    Israel tidak mengonfirmasi juga tidak menyangkal keterlibatan mereka. Negara itu bahkan belum berkomentar apa pun soal kematian Haniyeh.

    Namun Teheran dan sekutunya, terutama Hamas, menyalahkan Tel Aviv atas kematian Haniyeh dan bersumpah akan melakukan pembalasan.

    Sementara para pejabat Amerika Serikat (AS), yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa militer Israel ada di balik pembunuhan Haniyeh di Teheran.

    Pekan lalu, juru bicara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan bahwa janji pembalasan oleh Teheran terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh mungkin memerlukan “waktu yang lama” untuk bisa dilaksanakan.

    Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, yang merupakan sekutu dekat Israel, mengatakan pada Senin (26/8) bahwa Washington masih menilai ada ancaman serangan baru terhadap Israel oleh Iran atau proksi-proksinya.

    Hal itu disampaikan Pentagon setelah kelompok Hizbullah, yang didukung Iran, melancarkan rentetan serangan roket dan drone terhadap Israel pada akhir pekan untuk merespons pembunuhan komandan seniornya Fuad Shukr. Tel Aviv telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Shukr di pinggiran Beirut pada 30 Juli lalu, atau sehari sebelum Haniyeh terbunuh di Teheran.

    Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, mengatakan kepada media lokal Israel Channel 12 bahwa sulit untuk memprediksi kapan serangan Iran mungkin terjadi. Namun dia menegaskan Gedung Putih menganggap serius retorika yang dilontarkan Teheran.

    “Kami meyakini bahwa mereka (Iran-red) masih dalam posisi telah mengambil sikap dan siap untuk melancarkan serangan jika mereka ingin melakukan hal tersebut, itulah sebabnya kami meningkatkan postur kekuatan di wilayah tersebut,” ucap Kirby dalam pernyataannya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Serangan Israel Tewaskan 8 Orang di Lebanon, Termasuk 1 Anak

    Serangan Israel Tewaskan 8 Orang di Lebanon, Termasuk 1 Anak

    Jakarta

    Otoritas Lebanon mengatakan serangan Israel menewaskan delapan orang, termasuk seorang anak, di distrik-distrik Lebanon selatan. Hizbullah mengatakan bahwa tujuh orang lainnya yang tewas adalah para petempur kelompok perlawanan di Lebanon tersebut.

    Itu adalah salah satu jumlah korban tertinggi dalam satu hari bagi kelompok yang didukung Iran itu sejak mulai saling melancarkan serangan lintas perbatasan dengan Israel. Serangan-serangan itu dilakukan untuk mendukung sekutunya, Hamas setelah serangan kelompok militan Palestina pada 7 Oktober terhadap Israel memicu perang Gaza.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/8/2024), Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan “serangan drone musuh Israel” menewaskan dua orang termasuk seorang “anak berusia tujuh tahun” di Aita al-Jabal, dan serangan “Israel” lainnya menewaskan enam orang di empat tempat lain di Lebanon selatan.

    Kantor berita pemerintah Lebanon, National News Agency mengatakan sebuah “drone” menargetkan sebuah rumah di Aita al-Jabal dengan “dua rudal berpemandu”.

    Hizbullah mengatakan tujuh petempurnya tewas akibat serangan Israel tersebut.

    Kelompok itu mengklaim telah melakukan 13 serangan terhadap posisi-posisi Israel sepanjang hari, termasuk beberapa “serangan roket”.

    Militer Israel mengatakan antara 90 dan 100 proyektil diidentifikasi melintas dari Lebanon ke Israel utara, beberapa di antaranya berhasil dicegat.

    Disebutkan bahwa pesawatnya “melenyapkan anggota-anggota sel teroris yang berencana untuk menembakkan proyektil dari daerah Tayr Harfa”.

    Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah, mengatakan kepada AFP bahwa tiga petempur kelompok itu tewas dalam serangan itu.

    Militer Israel mengatakan pesawatnya juga “menyerang dan melenyapkan seorang teroris penting di unit roket dan rudal Hizbullah di Lebanon selatan” di Aita al-Jabal, yang mengidentifikasinya sebagai Mohammad Mahmoud Najem.

    Kemudian pada hari Jumat, kelompok itu berduka atas kematian Najem sebagai seorang petempur.

    Sebelumnya, pembunuhan seorang komandan tinggi Hizbullah dalam serangan udara Israel di ibu kota Lebanon, Beirut akhir bulan lalu memicu janji pembalasan oleh Hizbullah, dan menimbulkan kekhawatiran akan perang besar-besaran.

    Kekerasan lintas batas sejak perang Gaza dimulai telah menewaskan 601 orang di Lebanon, sebagian besar petempur Hizbullah, tetapi juga termasuk sedikitnya 131 warga sipil, menurut penghitungan AFP.

    Sementara otoritas Israel telah mengumumkan kematian sedikitnya 23 tentara dan 26 warga sipil sejak eskalasi dimulai, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Panas! 1 Tentara Israel-2 Petempur Hizbullah Tewas dalam Pertempuran

    Panas! 1 Tentara Israel-2 Petempur Hizbullah Tewas dalam Pertempuran

    Beirut

    Seorang tentara Israel dan dua petempur Hizbullah tewas dalam pertempuran lintas perbatasan yang terjadi pada Senin (19/8) waktu setempat. Tentara Israel itu tewas dalam pertempuran di dekat perbatasan, sedangkan petempur Hizbullah kehilangan nyawa akibat gempuran Tel Aviv di perbatasan Lebanon.

    Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (20/8/2024), melaporkan seorang tentaranya yang merupakan anggota Unit Pelacak Bedouin tewas setelah “terjatuh dalam pertempuran di wilayah Israel bagian utara”.

    Hizbullah, dalam pernyataan terpisah, mengakui dua petempurnya “martir”, setelah Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan udara Israel menewaskan dua orang di desa perbatasan Hula.

    Militer Israel mengatakan Angkatan Udaranya menyerang “para teroris Hizbullah” di wilayah Hula dan menargetkan “struktur militer Hizbullah” di wilayah lainnya di Lebanon bagian selatan.

    Sedangkan Hizbullah mengklaim pasukannnya melancarkan “serangan udara secara serentak” dengan “drone-drone bermuatan peledak” terhadap dua posisi militer Israel, yakni sebuah barak di dekat perbatasan utara Israel dan sebuah pangkalan di dekat kota pesisir Acre yang berjarak 15 kilometer dari perbatasan.

    Disebutkan oleh militer Israel, dalam pernyataannya, bahwa “sejumlah target udara mencurigakan teridentifikasi melintas (perbatasan) dari Lebanon”.

    Sistem pertahanan udara, menurut militer Tel Aviv, telah “mencegat beberapa target (di udara), dan lainnya terjatuh” di area Yaara.

    Kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon bagian selatan terlibat serangan lintas perbatasan hampir setiap hari setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah yang didukung Iran menyebut serangannya sebagai dukungan untuk sekutunya Hamas yang berperang melawan Tel Aviv.

    Lihat juga Video: Terekam CCTV! Detik-detik Bom Bunuh Diri Meledak di Israel

    Situasi semakin tegang setelah pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut pada 30 Juli dan pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu. Israel mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Shukr, tapi tidak berkomentar apa pun atas kematian Haniyeh.

    Hizbullah, Hamas dan Iran bersumpah untuk melancarkan pembalasan terhadap Israel atas kematian Shukr dan Haniyeh. Hal tersebut semakin menambah kekhawatiran akan terjadinya perang yang meluas di kawasan Timur Tengah, setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza selama lebih dari 10 bulan terakhir.

    Sementara itu, menurut penghitungan AFP, serangan lintas perbatasan telah menewaskan sedikitnya 584 orang di Lebanon, dengan sebagian besar merupakan para petempur Hizbullah. Sekitar 128 korban tewas lainnya merupakan warga sipil di Lebanon.

    Di kubu Israel, termasuk area Dataran Tinggi Golan — wilayah Suriah yang dikuasai Tel Aviv, menurut data militer, sedikitnya 23 tentara dan 26 warga sipil tewas.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Serangan Israel Tewaskan 8 Orang di Lebanon, Termasuk 1 Anak

    Memanas! Israel Gempur Depot Senjata Hizbullah di Lebanon

    Beirut

    Militer Israel kembali melancarkan serangan udara terhadap target kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon. Gempuran terbaru Tel Aviv itu dilaporkan menargetkan sejumlah depot senjata milik Hizbullah yang ada di wilayah timur negara tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (20/8/2024), dua sumber keamanan Lebanon melaporkan rentetan serangan udara Israel menargetkan depot senjata Hizbullah di wilayah Lembah Bekaa, Lebanon bagian timur, pada Senin (19/8) malam waktu setempat.

    Dituturkan salah satu sumber keamanan kepada Al Arabiya bahwa beberapa depot senjata yang diduga milik Hizbullah diserang, dan rentetan serangan udara lainnya menargetkan empat desa berbeda di wilayah Lebanon.

    Menurut sumber tersebut, belum ada laporan soal korban jiwa sejauh ini.

    Militer Israel sudah beberapa kali menargetkan depot senjata milik Hizbullah dalam serangan lintas perbatasan terhadap wilayah Lebanon.

    Pada Sabtu (17/8) waktu setempat, militer Israel mengklaim pasukannya menargetkan depot senjata yang digunakan oleh militan Hizbullah dalam serangan udara. Disebutkan oleh Tel Aviv bahwa serangannya itu menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk dua anak-anak.

    Pada Juli lalu, serangan Israel lainnya juga menargetkan depot lainnya yang digunakan untuk menyimpan amunisi milik Hizbullah, yang didukung Iran, di kota Adloun, Lebanon bagian selatan.

    Hizbullah terlibat serangan lintas perbatasan yang terjadi hampir setiap hari dengan militer Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Serangan-serangan itu diklaim oleh Hizbullah sebagai bentuk dukungan untuk Hamas yang berperang melawan Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Pada Senin (19/8) waktu setempat, Hizbullah mengatakan pasukannya melancarkan “serangan udara secara serentak” dengan “drone-drone bermuatan peledak” terhadap dua posisi Israel — sebuah barak di dekat perbatasan utara Israel dan sebuah pangkalan di dekat kota pesisir Acre yang berjarak 15 kilometer dari perbatasan.

    Diklaim oleh Hizbullah bahwa serangan-serangan itu merupakan “respons” atas “serangan dan pembunuhan” yang dilakukan oleh militer Israel di wilayah Tyre, Lebanon bagian selatan. Seorang petempur Hizbullah dilaporkan tewas dalam serangan Israel yang menghantam area Tyre pada Sabtu (17/8) waktu setempat.

    Tidak hanya melancarkan serangan drone, kelompok Hizbullah juga mengklaim bahwa para petempurnya menargetkan sekelompok tentara Israel yang “menyusup” di dekat perbatasan dan mengkonfrontasi mereka “dengan senjata roket dan artileri, sehingga memaksa mereka untuk kembali”.

    Lihat juga Video ‘Blinken: Israel Terima Proposal Penghubung AS Terkait Gencatan Senjata Gaza’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)