Organisasi: Hizbullah

  • Komandan Hizbullah Ibrahim Kobeissi Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

    Komandan Hizbullah Ibrahim Kobeissi Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

    Beirut

    Israel kembali melancar serangan ke Beirut selatan, Lebanon. Serangan kali ini menewaskan Ibrahim Kobeissi, yang menurut Israel adalah salah satu komandan utama kelompok Hizbullah.

    “Serangan Israel di pinggiran selatan Beirut menewaskan komandan militer Hizbullah Ibrahim Kobeissi,” kata sumber yang dekat dengan kelompok Hizbullah dilansir AFP, Rabu (25/9/2024).

    Serangan ini merupakan yang kedua terhadap kubu Hizbullah dalam beberapa hari setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran pada Senin lalu di selatan dan timur Lebanon, yang menewaskan lebih dari 550 orang dan meningkatkan ketegangan.

    Israel menyebut Kobeissi adalah komandan jaringan rudal dan roket Hizbullah. Kobeissi, kata militer Israel, memimpin beberapa unit roket, termasuk unit rudal berpemandu presisi. Kobeissi disebut tewas terkena serangan bersama dengan komandan pasukan rudal dan roket Hizbullah lainnya.

    “Kobeissi adalah sumber pengetahuan penting di bidang rudal dan memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin senior militer Hizbullah,” kata militer Israel.

    Kobeissi disebut bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1980-an dan memegang beberapa posisi militer, termasuk komando unit Badr, salah satu dari tiga zona operasi Hizbullah di selatan Lebanon.

    (fas/fas)

  • Ini Wanita Misterius yang Dikaitkan dengan Ledakan Pager Hizbullah

    Ini Wanita Misterius yang Dikaitkan dengan Ledakan Pager Hizbullah

    Jakarta

    BAC Consulting, perusahaan yang berbasis di Hungaria, dituding dimanfaatkan oleh dinas rahasia Israel Mossad, memproduksi pager yang meledak di Lebanon. CEO perusahaan ini adalah Cristiana Barsony-Arcidiacono, wanita berusia 49 tahun keturunan Italia-Hungaria.

    Setelah perusahaannya diketahui mendapat lisensi dari produsen pager Taiwan, Gold Apollo, Barsony mengatakan bahwa dia tidak membuat produk itu. “Saya hanya perantara. Saya pikir Anda salah,” katanya yang dikutip detikINET dari Reuters.

    Pemerintah Hungaria menegaskan pager itu tak diproduksi di negaranya. Namun New York Times menyebut BAC Consulting membuat pager biasa untuk klien umum dan di saat yang sama, juga pager yang ditanam peledak oleh Mossad. Tak menutup kemungkinan produksi dilakukan di luar Hungaria.

    Didirikan tahun 2022, BAC Consulting terdaftar di Budapest. Barsony disebut satu-satunya karyawan. Sejak ledakan pager, dia belum muncul. Tetangga mengatakan mereka tidak melihatnya. Dia tidak menanggapi pesan dan apartemennya di sebuah bangunan tua tapi cukup megah di Budapest, telah ditutup.

    Pemerintah Hungaria lalu mengatakan dinas intelijennya menggelar beberapa wawancara dengan Barsony. New York Times melaporkan BAC Consulting merupakan bagian dari kedok yang dibentuk intelijen Israel. Menurut sumber, Israel memproduksi pager itu, tak sekedar menanamnya dengan bom.

    Teman sekolah Barsony menyebut dia tumbuh di Italia. Awal 2000-an, dia meraih gelar doktor bidang fisika di University College London. Namun, dia tampaknya tak mengejar karier ilmiah. “Sejauh saya tahu, dia tidak pernah melakukan pekerjaan ilmiah lagi,” cetus Akos Torok, salah satu profesornya di UCL.

    Resume yang dia gunakan untuk mendapatkan pekerjaan memuat referensi ke gelar pascasarjana dari London School of Economics dan School of Oriental and African Studies. Dia kemudian bekerja pada proyek LSM di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah.

    Sejauh ini, belum jelas bagaimana keterlibatan Barsony dalam produksi pager yang meledak di Lebanon atau memang dia tidak tahu menahu. Keberadaannya belum diketahui.

    (fyk/fyk)

  • Terungkap Pager Meledak Massal Sempat Diperiksa Hizbullah

    Terungkap Pager Meledak Massal Sempat Diperiksa Hizbullah

    Jakarta

    Rentetan ledakan dari penyerata (pager) menimbulkan jatuhnya korban di Kelompok Hizbullah. Pihak Hizbullah meyakini perangkat komunikasi itu aman karena sempat diperiksa sebelum dibagikan.

    Seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/9/2024), disebutkan kelompok Hizbullah telah memeriksa keamanan terhadap perangkat pager merek Gold Apollo yang meledak massal di Lebanon pada Selasa (17/9). Beberapa pager bahkan baru dibagikan kepada anggota Hizbullah hanya beberapa jam sebelum meledak.

    Dua sumber keamanan yang memahami hal tersebut menyatakan Hizbullah meyakini perangkat komunikasi itu aman sebelum membagikannya kepada para anggotanya di berbagai wilayah Lebanon.

    Salah satu sumber mengatakan bahwa salah satu anggota Hizbullah baru menerima pager pada Senin (16/9) waktu setempat. Sehari kemudian, pager meledak ketika perangkat itu masih berada di dalam kotaknya.

    Sementara, sumber lainnya menyatakan sebuah pager lainnya yang diserahkan kepada seorang anggota senior Hizbullah beberapa hari sebelum insiden, meledak dan melukai seorang bawahannya.

    Rentetan Ledakan Pager dan Walkie-Talkie

    Untuk diketahui, pada Selasa (17/9) waktu setempat, perangkat komunikasi merek Gold Apollo itu meledak secara serentak. Ledakan terjadi di seluruh area yang menjadi markas Hizbullah di pinggiran selatan Beirut dan Lembah Bekaa bagian timur sehingga menimbulkan dugaan serangan ledakan dilakukan secara terkoordinasi.

    Sehari kemudian, pada Rabu (18/9) waktu setempat, ratusan walkie-talkie yang digunakan anggota-anggota Hizbullah juga meledak. Kedua serangan beruntun itu menewaskan total sedikitnya 37 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai nyaris 3.000 orang lainnya.

    Pemerintah Lebanon dan kelompok Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang di balik ledakan massal tersebut. Tel Aviv hingga kini belum memberikan komentar langsung atas insiden di Lebanon tersebut.

    Namun sumber keamanan Barat mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa unit intelijen rahasia militer, Unit 8200, terlibat dalam perencanaan serangan itu.

    Analisis Ledakan Pager dan Walkie-Talkie

    Seorang sumber Lebanon yang memahami komponen perangkat itu menurutkan bahwa baterai walkie-talkie yang digunakan Hizbullah telah dicampur dengan senyawa yang sangat mudah meledak yang disebut PETN.

    Sedangkan bahan peledak seberat tiga gram yang ditanam di dalam pager, menurut laporan Reuters, tidak terdeteksi selama berbulan-bulan oleh Hizbullah.

    Menurut salah satu sumber keamanan itu, sangat sulit untuk mendeteksi bahan peledak “dengan perangkat atau pemindai apa pun”. Sumber itu tidak merinci jenis pemindai apa yang digunakan Hizbullah untuk memeriksa pager-pager yang digunakan anggotanya tersebut.

    Hizbullah menggunakan pager, yang merupakan perangkat komunikasi berteknologi rendah ini, untuk menghindari pelacakan atau penyadapan Israel.

    Hizbullah Rutin Periksa Keamanan Pager

    Kelompok Hizbullah, menurut dua sumber lainnya yang berbicara kepada Reuters, langsung memeriksa pager-pager yang tiba di wilayah Lebanon, mulai tahun 2022, termasuk dengan melakukan perjalanan melalui bandara-bandara untuk memastikan perangkat itu tidak akan mengaktifkan alarm.

    Secara total, Reuters berbicara dengan enam sumber yang mengetahui rincian perangkat komunikasi yang meledak di Lebanon tersebut.

    Menurut para sumber keamanan itu, bukannya karena mencurigai pager-pager tertentu, Hizbullah melakukan pemeriksaan sebagai bagian dari “sweeping” rutin terhadap peralatannya, termasuk perangkat komunikasi, untuk mencari tahu apakah peralatan itu dipasangi peledak atau mekanisme pengintaian atau tidak.

    Ledakan massal, dan pendistribusian perangkat komunikasi itu meskipun telah dilakukan pemeriksaan rutin untuk pelanggaran keamanan, telah merusak reputasi Hizbullah sebagai payung pasukan aliansi “Poros Perlawanan” yang pro-Iran dan anti-Israel di kawasan Timur Tengah.

    Dalam pidatonya pada Kamis (19/9), pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyebut serangan itu menjadi “pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah” kelompoknya.

    Kantor media Hizbullah dan militer Israel belum memberikan komentar atas laporan Reuters ini.

    Gold Apollo yang berbasis di Taiwan menegaskan tidak memproduksi pager yang meledak di Lebanon. Pemerintah Taipei mempertegas bahwa komponen di dalam pager itu tidak dibuat di wilayah Taiwan.

    Gold Apollo menyebut perusahaan Hungaria, BAC, sebagai produsen pager itu. Namun otoritas Budapest menyebut BAC hanyalah perantara perdagangan dan tidak memiliki lokasi produksi atau operasional di Hungaria.

    Total ada 5.000 unit pager yang dikirimkan ke Lebanon pada awal tahun ini. Namun sejauh ini, tidak diketahui secara jelas di mana sebenarnya pager itu diproduksi atau pada tahap apa pager itu disabotase.

    Hizbullah, menurut tiga sumber yang dikutip Reuters, sedang menyelidiki di mana, kapan dan bagaimana perangkat komunikasi itu dicampur bahan peledak.

    Hizbullah Pernah Gagalkan Operasi Intelijen Israel

    Salah satu sumber keamanan yang dikutip Reuters menambahkan bahwa Hizbullah pernah menggagalkan operasi intelijen Israel sebelumnya, yang menargetkan perangkat yang diimpor dari luar negeri oleh kelompok tersebut, mulai dari telepon rumah pribadi hingga unit ventilasi di kantor Hizbullah.

    Itu juga mencakup dugaan pelanggaran keamanan pada tahun lalu. Namun kali ini, Hizbullah tidak menyadari perangkat komunikasi mereka, yang digunakan untuk menghindari pelacakan dan penyadapan Israel, justru menjadi senjata yang mematikan.

    “Ada beberapa masalah elektronik yang bisa kami temukan — tapi bukan pager-nya. Mereka menipu kami, angkat topi untuk musuh,” ucap salah satu sumber yang dikutip Reuters tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (jbr/dhn)

  • Ternyata, Pager yang Meledak Massal Sempat Diperiksa Hizbullah

    Ternyata, Pager yang Meledak Massal Sempat Diperiksa Hizbullah

    Beirut

    Informasi terbaru menyebut kelompok Hizbullah telah melakukan pemeriksaan keamanan terhadap perangkat pager atau penyeranta merek Gold Apollo yang meledak massal di Lebanon pada Selasa (17/9). Beberapa pager bahkan baru dibagikan kepada anggota Hizbullah hanya beberapa jam sebelum meledak.

    Dituturkan dua sumber keamanan yang memahami hal tersebut, seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/9/2024), bahwa Hizbullah meyakini perangkat komunikasi itu aman sebelum membagikannya kepada para anggotanya di berbagai wilayah Lebanon.

    Salah satu sumber mengatakan bahwa salah satu anggota Hizbullah baru menerima pager pada Senin (16/9) waktu setempat, yang kemudian meledak keesokan harinya ketika perangkat itu masih berada di dalam kotaknya.

    Menurut sumber lainnya, sebuah pager lainnya yang diserahkan kepada seorang anggota senior Hizbullah beberapa hari sebelum insiden, meledak dan melukai seorang bawahannya.

    Dalam serangan yang tampaknya terkoordinasi, perangkat komunikasi merek Gold Apollo itu meledak secara serentak pada Selasa (17/9) waktu setempat di seluruh area yang menjadi markas Hizbullah di pinggiran selatan Beirut dan Lembah Bekaa bagian timur.

    Pada Rabu (18/9) waktu setempat, ratusan walkie-talkie yang digunakan anggota-anggota Hizbullah juga meledak. Kedua serangan beruntun itu menewaskan total sedikitnya 37 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai nyaris 3.000 orang lainnya.

    Pemerintah Lebanon dan kelompok Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang di balik ledakan massal tersebut. Tel Aviv hingga kini belum memberikan komentar langsung atas insiden di Lebanon tersebut.

    Namun sumber keamanan Barat mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa unit intelijen rahasia militer, Unit 8200, terlibat dalam perencanaan serangan itu.

    Dituturkan seorang sumber Lebanon yang memahami komponen perangkat itu bahwa baterai walkie-talkie yang digunakan Hizbullah telah dicampur dengan senyawa yang sangat mudah meledak yang disebut PETN.

    Sedangkan bahan peledak seberat tiga gram yang ditanam di dalam pager, menurut laporan Reuters, tidak terdeteksi selama berbulan-bulan oleh Hizbullah.

    Menurut salah satu sumber keamanan itu, sangat sulit untuk mendeteksi bahan peledak “dengan perangkat atau pemindai apa pun”. Sumber itu tidak merinci jenis pemindai apa yang digunakan Hizbullah untuk memeriksa pager-pager yang digunakan anggotanya tersebut.

    Hizbullah menggunakan pager, yang merupakan perangkat komunikasi berteknologi rendah ini, untuk menghindari pelacakan atau penyadapan Israel.

    Hizbullah Rutin Periksa Keamanan Pager yang Tiba di Lebanon

    Kelompok Hizbullah, menurut dua sumber lainnya yang berbicara kepada Reuters, langsung memeriksa pager-pager yang tiba di wilayah Lebanon, mulai tahun 2022, termasuk dengan melakukan perjalanan melalui bandara-bandara untuk memastikan perangkat itu tidak akan mengaktifkan alarm.

    Secara total, Reuters berbicara dengan enam sumber yang mengetahui rincian perangkat komunikasi yang meledak di Lebanon tersebut.

    Menurut para sumber keamanan itu, bukannya karena mencurigai pager-pager tertentu, Hizbullah melakukan pemeriksaan sebagai bagian dari “sweeping” rutin terhadap peralatannya, termasuk perangkat komunikasi, untuk mencari tahu apakah peralatan itu dipasangi peledak atau mekanisme pengintaian atau tidak.

    Ledakan massal, dan pendistribusian perangkat komunikasi itu meskipun telah dilakukan pemeriksaan rutin untuk pelanggaran keamanan, telah merusak reputasi Hizbullah sebagai payung pasukan aliansi “Poros Perlawanan” yang pro-Iran dan anti-Israel di kawasan Timur Tengah.

    Dalam pidatonya pada Kamis (19/9), pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyebut serangan itu menjadi “pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah” kelompoknya.

    Kantor media Hizbullah dan militer Israel belum memberikan komentar atas laporan Reuters ini.

    Gold Apollo yang berbasis di Taiwan menegaskan tidak memproduksi pager yang meledak di Lebanon. Pemerintah Taipei mempertegas bahwa komponen di dalam pager itu tidak dibuat di wilayah Taiwan.

    Gold Apollo menyebut perusahaan Hungaria, BAC, sebagai produsen pager itu. Namun otoritas Budapest menyebut BAC hanyalah perantara perdagangan dan tidak memiliki lokasi produksi atau operasional di Hungaria.

    Total ada 5.000 unit pager yang dikirimkan ke Lebanon pada awal tahun ini. Namun sejauh ini, tidak diketahui secara jelas di mana sebenarnya pager itu diproduksi atau pada tahap apa pager itu disabotase.

    Hizbullah, menurut tiga sumber yang dikutip Reuters, sedang menyelidiki di mana, kapan dan bagaimana perangkat komunikasi itu dicampur bahan peledak.

    Hizbullah Pernah Gagalkan Operasi Intelijen Israel Sebelumnya

    Salah satu sumber keamanan yang dikutip Reuters menambahkan bahwa Hizbullah pernah menggagalkan operasi intelijen Israel sebelumnya, yang menargetkan perangkat yang diimpor dari luar negeri oleh kelompok tersebut, mulai dari telepon rumah pribadi hingga unit ventilasi di kantor Hizbullah.

    Itu juga mencakup dugaan pelanggaran keamanan pada tahun lalu. Namun kali ini, Hizbullah tidak menyadari perangkat komunikasi mereka, yang digunakan untuk menghindari pelacakan dan penyadapan Israel, justru menjadi senjata yang mematikan.

    “Ada beberapa masalah elektronik yang bisa kami temukan — tapi bukan pager-nya. Mereka menipu kami, angkat topi untuk musuh,” ucap salah satu sumber yang dikutip Reuters tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Korban Tewas Gempuran Israel di Beirut Bertambah Jadi 31 Orang

    Korban Tewas Gempuran Israel di Beirut Bertambah Jadi 31 Orang

    Beirut

    Korban tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah bangunan di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, bertambah menjadi sedikitnya 31 orang. Terdapat tiga anak-anak dan tujuh perempuan di antara korban tewas.

    Tambahan jumlah korban tewas itu dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9/2024).

    “Jumlah korban tewas bertambah menjadi 31 orang. Di antara mereka tiga anak-anak dan tujuh perempuan,” tutur Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad, dalam pernyataannya.

    Disebutkan bahwa serangan udara Tel Aviv itu tampaknya menargetkan sebuah gedung yang menjadi tempat pertempuran para komandan pasukan elite Radwan, bagian dari kelompok Hizbullah.

    Sekitar 16 korban tewas di antaranya disebut sebagai anggota Hizbullah, yang mencakup dua komandan senior kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Kelompok Hizbullah telah mengidentifikasi dua komandan seniornya yang tewas sebagai Ibrahim Aqil dan Ahmed Mahmud Wahbi.

    Aqil disebut menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, dan merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan Tel Aviv pada Juli lalu.

    Sedangkan Wahbi, menurut Hizbullah, memimpin operasi militer pasukan elite Radwan dalam mendukung kelompok Hamas antara tanggal 7 Oktober tahun lalu, ketika militan Gaza itu menyerang Israel bagian selatan, hingga awal tahun ini.

    Militer Israel, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, menyebut Aqil telah menjadi kepala operasional Hizbullah sejak tahun 2004, dan menuduhnya sedang merencanakan serangan penyerbuan ke wilayah Israel bagian utara, yang terletak dekat dengan perbatasan Lebanon.

    Rencana serangan itu, menurut militer Israel, serupa dengan serangan yang dilancarkan kelompok Hamas, sekutu Hizbullah, terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    Serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera. Sedangkan rentetan serangan militer Tel Aviv terhadap Jalur Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 41.000 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Satu Lagi Komandan Hizbullah Tewas dalam Gempuran Israel

    Satu Lagi Komandan Hizbullah Tewas dalam Gempuran Israel

    Beirut

    Kelompok Hizbullah mengungkapkan satu lagi nama komandan seniornya yang tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam pinggiran selatan Beirut, Lebanon. Dengan tambahan kematian itu, maka total sedikitnya 15 orang tewas akibat gempuran Tel Aviv, termasuk dua komandan senior Hizbullah.

    Serangan udara Israel itu menghantam bangunan di area Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, yang diketahui menjadi markas kuat Hizbullah. Selain menewaskan belasan orang, gempuran Tel Aviv itu juga melukai 66 orang lainnya.

    Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9/2024), Hizbullah mengidentifikasi komandan kedua yang tewas sebagai Ahmed Mahmud Wahbi.

    Disebutkan oleh Hizbullah, yang didukung Iran, bahwa Wahbi memimpin operasi militer pasukan elite Radwan dalam mendukung kelompok Hamas antara tanggal 7 Oktober tahun lalu, ketika militan Gaza itu menyerang Israel bagian selatan, hingga awal tahun ini.

    Kelompok Hizbullah sebelumnya mengonfirmasi seorang komandan seniornya yang bernama Ibrahim Aqil terbunuh di area Dahiyeh dalam apa yang disebut sebagai “pembunuhan yang berbahaya oleh Israel”.

    Aqil disebut menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, dan merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan Tel Aviv pada Juli lalu.

    Sumber yang dekat dengan Hizbullah menyebut Aqil sedang menghadiri “rapat dengan para komandan” senior Hizbullah ketika dia terbunuh. Hizbullah memujinya sebagai “salah satu pemimpin besar mereka”.

    Sementara militer Israel, dalam pernyataannya, mengatakan pasukannya melancarkan “serangan yang ditargetkan” terhadap Aqil, yang diklaim juga menewaskan 10 komandan senior Radwan lainnya.

    Tel Aviv, seperti dilansir Reuters, menyebut Aqil telah menjadi kepala operasional Hizbullah sejak tahun 2004, dan menuduhnya sedang merencanakan serangan penyerbuan ke wilayah Israel bagian utara, yang terletak dekat dengan perbatasan Lebanon.

    Rencana serangan itu, menurut militer Israel, serupa dengan serangan yang dilancarkan kelompok Hamas, sekutu Hizbullah, terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    “Komandan Hizbullah yang kita singkirkan hari ini telah merencanakan (serangan) ‘7 Oktober’ di perbatasan utara selama bertahun-tahun,” ucap panglima militer Israel, Jenderal Herzi Halevi, dalam pernyataannya.

    “Kita telah menjangkau mereka, dan kita akan menjangkau siapa pun yang mengancam keamanan warga Israel,” tegasnya.

    Serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera. Sedangkan rentetan serangan militer Tel Aviv terhadap Jalur Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 41.000 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • 5 Fakta Militer Israel dan Hizbullah Saling Serang

    5 Fakta Militer Israel dan Hizbullah Saling Serang

    Jakarta

    Perang antara militer Israel dan Hizbullah terus berkecamuk. Puncaknya terjadi imbas insiden ledakan sejumlah walkie-talkie dan pager yang digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon. Hizbullah menyalahkan Israel atas serangan itu.

    Ledakan bom walkie-talkie dan pager sendiri terjadi pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) lalu dan menewaskan puluhan orang dan ribuan orang terluka. Kemudian, militer Israel pun meluncurkan serangan terbaru ke Lebanon pada Jumat (20/9).

    Israel Luncurkan Serangan Udara ke Lebanon

    Dalam perkembangan terakhir, seperti dilansir BBC, Israel meluncurkan serangan udara terbaru di Lebanon bagian selatan, yang videonya beredar di media sosial. Israel mengatakan ini sebagai tanggapan atas aksi Hizbollah selama ‘puluhan tahun’.

    Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk “mendegradasi” “kemampuan dan infrastruktur teroris Hezbollah”. Kendati demikian, Israel tidak memerinci jelas mengenai target serangan kali ini.

    Serangan Balasan Hizbullah ke Militer Israel

    Serangan udara Israel menghantam wilayah pinggiran Beirut, ibu kota Lebanon, pada Jumat (20/9) waktu setempat. Dilansir Al Jazeera, Kantor berita nasional Lebanon NNA mengatakan Hizbullah juga menembakkan sedikitnya 140 roket ke Israel setelah Lebanon selatan menjadi sasaran serangan Israel.

    Seperti dilansir AFP Jumat (20/9), Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menegaskan tekad kelompoknya untuk terus bertempur melawan Israel setelah rentetan ledakan mengguncang Lebanon. Nasrallah menyatakan tekad Hizbullah melanjutkan perjuangan melawan Tel Aviv hingga gencatan senjata terwujud di Jalur Gaza.

    Korban: 5 Anak Tewas dan 59 Orang Terluka

    Serangan pada Jumat (20/9) itu mengakibatkan belasan orang tewas dan puluhan terluka. Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (21/9), sedikitnya 14 orang, termasuk seorang komandan top Hizbullah dan pejabat senior kelompok itu, tewas dalam gempuran di Beirut.

    Diperkirakan oleh otoritas Beirut bahwa jumlah korban tewas masih mungkin bertambah, karena tim penyelamat masih terus menyisir lokasi serangan.

    Komandan Top Hizbullah Tewas dalam Serangan

    Militer Israel dan sumber keamanan Lebanon, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (21/9), mengatakan komandan top Hizbullah bernama Ibrahim Aqil tewas bersama beberapa anggota senior dari unit elite Hizbullah, Radwan, dalam serangan pada Jumat (20/9).

    Disebutkan militer Israel dalam pernyataannya bahwa pasukannya melancarkan “serangan yang ditargetkan” terhadap Aqil, yang diklaimnya juga menewaskan 10 komandan senior Radwan lainnya.

    Dalam pernyataannya, Hizbullah menyebut Aqil terbunuh di area Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, dalam apa yang disebut sebagai “pembunuhan yang berbahaya oleh Israel”.

    Ledakan Sejumlah Walkie-Talkie dan Pager

    Serangan udara Israel ini menjadi pukulan terbaru untuk Hizbullah setelah rentetan ledakan perangkat komunikasi mengguncang Lebanon selama dua hari berturut-turut pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9). Dalam insiden itu, pager atau penyeranta dan walkie-talkie yang digunakan anggota Hizbullah meledak massal.

    Total 37 orang tewas dan nyaris 3.000 orang lainnya mengalami luka-luka. Israel diduga kuat sebagai dalang utama di balik rentetan ledakan perangkat komunikasi tersebut, meskipun negara tersebut belum berkomentar apa pun.

    (wia/jbr)

  • Terungkap Pager Meledak Massal Sempat Diperiksa Hizbullah

    Tanam Bom di Pager-Walkie Talkie Langgar Hukum Internasional

    New York

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam rentetan ledakan pager dan walkie-talkie yang menewaskan 37 orang di Lebanon sebagai kejahatan perang. PBB memperingatkan bahwa menanam peledak di dalam objek sipil, seperti perangkat komunikasi, melanggar hukum kemanusiaan internasional.

    Israel diduga kuat mendalangi ledakan massal yang melanda perangkat komunikasi yang digunakan oleh anggota Hizbullah, kelompok yang bermarkas di Lebanon dan didukung Iran, pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) waktu setempat.

    Pager atau penyeranta dan walkie-talkie meledak ketika para penggunanya sedang berbelanja di supermarket, sedang berjalan di jalanan, dan sedang menghadiri pemakaman. Insiden ini memicu kepanikan dan membuat warga Lebanon dihantui ketakutan.

    Tel Aviv sejauh ini belum berkomentar langsung soal insiden ledakan massal di Lebanon itu.

    “Hukum kemanusiaan internasional melarang penggunaan perangkat jebakan dalam bentuk benda portabel yang tampaknya tidak berbahaya,” tegas Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Volker Turk, saat berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9/2025).

    Dewan Keamanan PBB menggelar sesi darurat pada Jumat (20/9), yang diajukan oleh Aljazair, untuk membahas situasi terkini di Lebanon.

    “Melakukan kekerasan yang dimaksudkan untuk menyebarkan teror di kalangan warga sipil merupakan kejahatan perang,” ucap Turk memperingatkan.

    Dia mengulangi kembali seruannya untuk dilakukannya penyelidikan yang “independen, ketat dan transparan”.

    Otoritas Lebanon menyalahkan Israel atas rentetan ledakan massal di wilayahnya itu, dan menyebut perangkat komunikasi itu dipasangi peledak sebelum memasuki negaranya. Hizbullah telah bersumpah akan membalas Israel, dan telah meluncurkan penyelidikan internal terhadap insiden tersebut.

    “Saya terkejut dengan luasnya dan dampak dari serangan tersebut,” ujar Turk dalam pernyataannya.

    “Serangan-serangan ini mewakili perkembangan terbaru dalam peperangan, di mana alat komunikasi menjadi senjata. Ini tidak boleh menjadi new normal,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Komandan Hizbullah yang Tewas Dituduh Rencanakan Serangan ke Israel

    Komandan Hizbullah yang Tewas Dituduh Rencanakan Serangan ke Israel

    Beirut

    Israel menegaskan tidak bermaksud memicu eskalasi konflik di kawasan setelah melancarkan serangan udara mematikan terhadap wilayah pinggiran Beirut di Lebanon, yang menewaskan 14 orang, termasuk seorang komandan top Hizbullah.

    Tel Aviv menuduh komandan top Hizbullah yang tewas dalam serangannya itu sedang merencanakan serangan ke wilayahnya, yang mirip dengan serangan mematikan Hamas pada Oktober tahun lalu.

    Kelompok Hizbullah telah mengonfirmasi salah satu komandan seniornya yang bernama Ibrahim Aqil terbunuh di area Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, dalam apa yang disebut sebagai “pembunuhan yang berbahaya oleh Israel”.

    Selain Aqil, beberapa komandan senior Hizbullah lainnya tewas dalam serangan pada Jumat (20/9) waktu setempat itu. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan udara itu melukai 66 orang lainnya, dengan sembilan korban luka di antaranya dalam kondisi kritis.

    Militer Israel, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9/2024), menegaskan pihaknya “tidak bertujuan” untuk semakin meningkatkan ketegangan di kawasan setelah melancarkan serangan udara yang menewaskan komandan penting Hizbullah di pinggiran Beirut.

    “Kami tidak bertujuan untuk memicu eskalasi secara luas di kawasan ini. Kami beroperasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (dalam perang) dan akan terus melakukannya,” tegas juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam konferensi pers.

    Aqil yang tewas di tangan Israel itu disebut menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, dan merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan Tel Aviv pada Juli lalu.

    Sumber yang dekat dengan Hizbullah menyebut Aqil sedang menghadiri “rapat dengan para komandan” senior Hizbullah ketika dia terbunuh. Hizbullah memujinya sebagai “salah satu pemimpin besar mereka”.

    Militer Israel, seperti dilansir Reuters, menyebut Aqil telah menjadi kepala operasional Hizbullah sejak tahun 2004, dan menuduhnya sedang merencanakan serangan penyerbuan ke wilayah Israel bagian utara, yang terletak dekat dengan perbatasan Lebanon.

    Rencana serangan itu, menurut militer Tel Aviv, serupa dengan serangan yang dilancarkan kelompok Hamas, sekutu Hizbullah, terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    “Komandan Hizbullah yang kita singkirkan hari ini telah merencanakan (serangan) ‘7 Oktober’ di perbatasan utara selama bertahun-tahun,” ucap panglima militer Israel, Jenderal Herzi Halevi, dalam pernyataannya.

    “Kita telah menjangkau mereka, dan kita akan menjangkau siapa pun yang mengancam keamanan warga Israel,” tegasnya.

    Serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera. Sedangkan rentetan serangan militer Tel Aviv terhadap Jalur Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 41.000 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Tewas Digempur Israel, Komandan Hizbullah Ibrahim Aqil Diburu AS Sejak Lama

    Tewas Digempur Israel, Komandan Hizbullah Ibrahim Aqil Diburu AS Sejak Lama

    Beirut

    Ibrahim Aqil, komandan top Hizbullah yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut, Lebanon, sudah sejak lama diburu oleh Amerika Serikat (AS) terkait dua serangan bom di Kedutaan Besar AS dan barak Marinir AS tiga dekade lalu. Kepala Aqil bahkan dihargai US$ 7 juta (Rp 106 miliar) oleh Washington.

    Lebih dari 300 orang tewas dalam dua serangan bom truk di Beirut tahun 1983 silam. Demikian seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/9/2024).

    Militer Israel mengklaim Aqil tewas dalam serangannya, bersama 10 komandan senior Hizbullah lainnya. Sumber yang dekat dengan Hizbullah menyebut Aqil sedang menghadiri “rapat dengan para komandan” senior Hizbullah ketika dia terbunuh.

    Hizbullah mengonfirmasi pada Jumat (20/9) tengah malam bahwa Aqil tewas dalam serangan Israel, dan memujinya sebagai “salah satu pemimpin besar mereka”.

    Aqil menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, dan merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan Tel Aviv pada Juli lalu.

    Selama ini, Aqil kerap menggunakan nama samaran Tahsin dan Abdelqader. Sama seperti Shukr, Aqil juga merupakan anggota veteran Hizbullah, yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada awal tahun 1980-an untuk melawan pasukan Israel yang saat itu menginvasi dan menduduki Lebanon.

    Lahir di sebuah desa di area Lembah Bekaa sekitar tahun 1960, menurut sumber keamanan setempat, Aqil bergabung dengan gerakan politik besar Syiah Lebanon lainnya, Amal, sebelum beralih ke Hizbullah sebagai anggota pendiri kelompok tersebut.

    AS menuduh Aqil berperan dalam serangan bom truk di Kedutaan Amerika di Beirut pada April 1983 silam, yang menewaskan sedikitnya 63 orang, dan pengeboman di sebuah barak Marinir AS enam bulan kemudian yang menewaskan 241 orang, yang semuanya tentara AS.

    Lihat Video: Israel-Lebanon Saling Serang, Ada Korban Tewas!

    Washington kemudian menuduh Aqil mengarahkan penculikan sandera warga AS dan Jerman di Lebanon pada akhir tahun 1980-an dan terlibat dalam pengeboman di Paris tahun 1986 silam.

    AS memasukkan nama Aqil ke dalam daftar Teroris Global yang Ditetapkan Secara Khusus (Specially Designated Global Terrorist) tahun 2019 lalu, dan menetapkan imbalan US$ 7 juta untuk penangkapannya.

    Mengacu pada pengeboman barak Marinir AS dan serangan lainnya terhadap kepentingan Barat di Lebanon tahun 1980-an, pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah pernah mengatakan dalam wawancara tahun 2022 bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok kecil yang tidak terkait dengan Hizbullah.

    Namun diketahui bahwa kelompok Aqil turut membantu dalam mengubah Hizbullah dari milisi bayangan menjadi organisasi militer dan politik paling berpengaruh di Lebanon, yang mendorong Israel keluar dari pendudukannya atas wilayah selatan Lebanon tahun 2000 dan berperang melawannya tahun 2006.

    Ketika Shukr tewas pada Juli lalu, hal itu dipandang sebagai pukulan terberat terhadap struktur komando Hizbullah sejak pembunuhan Imam Mughniyeh, yang dikenang oleh Hizbullah sebagai komandan legendaris, tahun 2008 lalu.

    Kematian Aqil yang harga buronannya ditetapkan lebih tinggi oleh AS dibanding Shukr, kemungkinan akan memberikan pukulan serupa kepada Hizbullah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)