Organisasi: Hizbullah

  • Timur Tengah Membara, Warga AS Protes Dukungan untuk Israel

    Timur Tengah Membara, Warga AS Protes Dukungan untuk Israel

    Washington DC

    Para demonstran menggelar aksi protes di beberapa kota di wilayah Amerika Serikat (AS) untuk menentang dukungan militer Amerika kepada Israel. Unjuk rasa ini digelar ketika risiko konflik besar-besaran semakin meningkat di Timur Tengah usai Tel Aviv menggempur Lebanon.

    Para aktivis antiperang dalam aksi tersebut bahkan menuntut embargo senjata terhadap Israel, yang merupakan sekutu dekat AS.

    Puluhan demonstran berkumpul di Herald Square di New York City pada Selasa (24/9) malam waktu setempat, dengan membawa spanduk bertuliskan “Jangan ganggu Lebanon sekarang” dan “Tidak ada perang AS-Israel di Lebanon”.

    Unjuk rasa tersebut digelar oleh kelompok koalisi ANSWER, yang merupakan singkatan dari “Act Now to Stop War and End Racism”. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (25/9/2024).

    Dalam aksinya, para demonstran meneriakkan slogan-slogan berbunyi “Jangan ganggu Timur Tengah”, “Bebaskan Palestina”, dan “Biden, Harris, Trump dan Bibi: tidak ada yang diterima di kota kami” — merujuk pada Presiden AS Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, mantan Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Unjuk rasa yang lebih kecil dengan slogan dan spanduk serupa digelar di dekat Gedung Putih di Washington DC pada Selasa (24/9) malam, bahkan saat hujan mengguyur kota tersebut.

    “Serangan Israel di Lebanon dan pengepungan serta genosida yang sedang berlangsung di Gaza dimungkinkan oleh banyaknya bom, rudal dan pesawat tempur yang dipasok oleh pemerintah AS,” sebut kelompok ANSWER dalam sebuah pernyataan.

    Disebutkan juga oleh kelompok ANSWER bahwa unjuk rasa serupa juga digelar di beberapa kota lainnya seperti San Francisco, Seattle, San Antonio dan Phoenix.

    Israel mengatakan tindakannya merupakan aksi membela diri terhadap kelompok-kelompok militan seperti Hamas dan Hizbullah yang dianggap bermusuhan. AS tetap mempertahankan dukungan terhadap Tel Aviv, sekutunya, selama perang berkecamuk meskipun ada kritikan dari dalam negeri dan luar negeri.

    Pada Mei lalu, Biden mengatakan dukungan AS untuk Israel “sangat teguh”, namun dia juga menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. “Apa yang terjadi di Gaza bukanlah genosida. Kami menolaknya,” ucap Biden saat berbicara dalam acara Jewish American Heritage Month di Gedung Putih pada saat itu.

    Unjuk rasa marak di berbagai wilayah AS selama berbulan-bulan saat perang berkecamuk di Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut sedikitnya 41.467 orang tewas. Perang itu memicu kehancuran, menyebabkan krisis kelaparan dan membuat 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi.

    Perang itu dipicu oleh serangan mematikan Hamas terhadap Israel bagian selatan pada Oktober tahun lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv, menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera.

    Pada Senin (23/9) waktu setempat, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap wilayah selatan dan timur Lebanon, yang diklaim menargetkan posisi dan persenjataan Hizbullah.

    Sehari setelahnya, atau pada Selasa (24/9), Tel Aviv mengatakan pasukan militernya melancarkan serangan baru secara “ekstensif”, termasuk serangan di pinggiran selatan Beirut yang dilaporkan berhasil menewaskan komandan pasukan roket Hizbullah.

    Lebih dari 560 orang tewas, termasuk 50 anak-anak dan 94 perempuan, akibat rentetan serangan di negara tersebut sejak awal pekan ini. Sekitar 1.800 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan tersebut.

    Situasi di Lebanon ini menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya perang regional yang bisa mengacaukan stabilitas Timur Tengah. Para pemimpin berbagai negara anggota PBB menggelar pertemuan pekan ini di AS dengan agenda utama membahas situasi di Timur Tengah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Erdogan Kecam PBB karena Tak Ambil Tindakan Soal Gaza

    Erdogan Kecam PBB karena Tak Ambil Tindakan Soal Gaza

    New York

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena tak mengambil tindakan mengenai Gaza. Erdogan menuduh Israel mengubah wilayah Palestina menjadi “kuburan anak-anak dan perempuan terbesar di dunia”.

    Kecaman itu, seperti dilansir AFP, Rabu (25/9/2024), disampaikan Erdogan saat berpidato di hadapan Majelis Umum PBB yang menggelar pertemuan puncak di New York, Amerika Serikat (AS), pada (24/9) waktu setempat.

    Erdogan dalam pidatonya juga memberikan dukungan untuk Lebanon, yang saat ini sedang digempur secara besar-besaran oleh militer Israel yang mengklaim menargetkan posisi dan persenjataan kelompok Hizbullah.

    Dia mengecam pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang dituduhnya menyeret kawasan Timur Tengah lebih dalam “ke dalam perang”.

    “Tidak hanya anak-anak tetapi juga sistem PBB sedang sekarat di Gaza,” kata Erdogan saat berpidato di hadapan Majelis Umum PBB.

    “Sebenarnya, nilai-nilai yang diklaim Barat untuk dipertahankan kini sedang sekarat … Saya bertanya secara terbuka: Hei organisasi hak asasi manusia, bukankah mereka yang berada di Gaza dan Tepi Barat adalah manusia?” ucapnya.

    Dalam pidatonya, Erdogan juga mengkritik Dewan Keamanan PBB yang disebutnya gagal memerintahkan penghentian pertempuran. Dia berulang kali mengatakan bahwa “dunia lebih besar dari lima” — yang merujuk pada lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto.

    “Dewan Keamanan PBB, tunggu apa lagi untuk mencegah genosida di Gaza dan mengatakan ‘hentikan’ kekejaman ini, kebiadaban ini?” tanya Erdogan.

    Sebagai seorang pengkritik vokal terhadap serangan Israel di Jalur Gaza, Erdogan mendesak komunitas internasional untuk menghentikan “Netanyahu dan jaringan pembunuhannya”. Dia bahkan menyamakan Netanyahu dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

    “Sama seperti Hitler dihentikan oleh aliansi kemanusiaan 70 tahun lalu, Netanyahu dan jaringan pembunuhannya harus dihentikan oleh ‘aliansi kemanusiaan’,” cetusnya.

    Mengenai gelombang serangan terbaru yang dilancarkan Israel terhadap Lebanon, Erdogan mengatakan: “Apa lagi yang Anda tunggu untuk menghentikan jaringan pembantaian yang juga membahayakan nyawa warga negaranya sendiri serta rakyat Palestina dan menyeret seluruh kawasan ke dalam perang demi prospek politiknya?”

    Terakhir, Erdogan menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza, di mana rentetan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 41.467 orang.

    “Gencatan senjata segera dan permanen harus dicapai, pertukaran sandera-tahanan harus dilakukan, dan bantuan kemanusiaan harus dikirimkan ke Haza tanpa hambatan dan tanpa gangguan,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Memanas! Hizbullah Tembakkan Rudal Balistik ke Markas Besar Mossad

    Memanas! Hizbullah Tembakkan Rudal Balistik ke Markas Besar Mossad

    Jakarta

    Kelompok Hizbullah mengatakan bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik yang menargetkan markas besar badan mata-mata Israel, Mossad di dekat Tel Aviv. Hizbullah menyebut serangan baru-baru ini terhadap kelompok yang berbasis di Lebanon tersebut, telah direncanakan di markas Mossad itu.

    Ini adalah pertama kalinya Hizbullah mengklaim serangan rudal balistik sejak dimulainya pertempurannya yang berlangsung hampir setahun dengan Israel. Pertempuran ini dimulai setelah kelompok Hamas melakukan serangan ke Israel pada tanggal 7 Oktober lalu.

    Sebelumnya, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Lebanon setelah sirene berbunyi di Tel Aviv.

    “Perlawanan Islam meluncurkan rudal balistik ‘Qader 1’ pada pukul 6:30 pagi (0330 GMT) pada hari Rabu, 25-9-2024, yang menargetkan markas besar Mossad di pinggiran Tel Aviv,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/9/2024).

    “Markas besar ini bertanggung jawab atas pembunuhan para pemimpin dan ledakan pager dan perangkat nirkabel,” tambahnya, mengacu pada serangan minggu lalu yang menewaskan banyak orang di Lebanon termasuk seorang komandan tinggi.

    Dikatakan pula bahwa serangan itu dilakukan untuk mendukung rakyat Gaza dan “membela Lebanon dan rakyatnya”.

    Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam pertempuran lintas batas hampir setiap hari sejak kelompok Hamas melancarkan serangan besar-besaran, yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober.

    Serangan Hamas itu memicu perang di Gaza, yang telah menarik Hizbullah dan kelompok-kelompok lain yang didukung Iran dari seluruh Timur Tengah.

    Fokus kekuatan Israel telah bergeser tajam dari Gaza ke Lebanon dalam beberapa hari terakhir.

    Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan bahwa serangan Israel menewaskan sedikitnya 558 orang pada hari Senin lalu. Ini merupakan hari kekerasan paling mematikan di negara itu sejak perang saudara 1975-1990.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Intelijen AS Ingatkan Trump Soal Ancaman Iran untuk Bunuh Dirinya

    Intelijen AS Ingatkan Trump Soal Ancaman Iran untuk Bunuh Dirinya

    Washington DC

    Intelijen Amerika Serikat (AS) memperingatkan mantan Presiden Donald Trump soal ancaman “nyata dan spesifik” dari Iran untuk membunuh dirinya. Teheran sebelumnya telah membantah tuduhan dari Washington ini.

    Peringatan dari intelijen AS itu, seperti dilansir AFP, Rabu (25/9/2024), diungkapkan oleh tim kampanye pilpres Trump yang kini menjadi capres Partai Republik, yang akan melawan capres Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, dalam pemilu AS yang dijadwalkan pada November mendatang.

    “Presiden Trump telah diberi pengarahan hari ini oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional mengenai ancaman nyata dan spesifik dari Iran untuk membunuhnya dalam upaya untuk mengganggu stabilitas dan menebar kekacauan di Amerika Serikat,” ungkap direktur komunikasi tim kampanye Trump, Steven Cheung, dalam pernyataan pada Selasa (24/9) waktu setempat.

    “Para pejabat intelijen telah mengidentifikasi bahwa serangan yang berkelanjutan dan terkoordinasi ini telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dan aparat penegak hukum di semua lembaga berupaya untuk memastikan Presiden Trump terlindungi dan pemilu bebas dari intervensi,” sebutnya.

    Tim kampanye Trump tidak menguraikan lebih lanjut soal peringatan intelijen itu, yang muncul ketika tekanan internasional semakin meningkat terhadap Iran untuk mengurangi ketegangan yang meninggi di Lebanon, saat militer Israel terus melancarkan pengeboman terhadap target Hizbullah yang didukung Teheran.

    Awal musim panas ini, Iran telah membantah tuduhan bahwa mereka berusaha membunuh Trump, tak lama setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah mantan Presiden AS itu saat dia berkampanye di Pennsylvania. Sedikitnya satu orang tewas, dan Trump sendiri mengalami luka-luka di telinganya.

    Beberapa hari usai percobaan pembunuhan itu, media-media lokal AS melaporkan bahwa otoritas setempat telah menerima informasi intelijen mengenai dugaan rencana Iran membunuh Trump, yang mendorong peningkatan perlindungan terhadapnya.

    Pada saat itu, Teheran membantah tuduhan itu sebagai “tuduhan jahat”.

    “Jika mereka benar-benar ‘membunuh Presiden Trump’, yang selalu menjadi kemungkinan, saya berharap Amerika melenyapkan Iran, menghapusnya dari muka Bumi — Jika hal itu tidak terjadi, para pemimpin Amerika akan dianggap sebagai pengecut yang ‘tidak punya keberanian’!” tulis Trump via media sosial Truth Social pada saat itu.

    Tidak diketahui secara jelas apakah ancaman yang diungkapkan tim kampanye Trump itu merupakan ancaman baru atau ancaman yang telah dilaporkan sebelumnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Bilang Tak Ingin Lakukan Invasi Darat ke Lebanon

    Israel Bilang Tak Ingin Lakukan Invasi Darat ke Lebanon

    New York

    Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Danny Danon mengatakan negaranya tidak ingin melancarkan invasi darat ke Lebanon. Hal itu disampaikan ketika militer Tel Aviv terus melancarkan serangan udara terhadap wilayah Lebanon, yang diklaim menargetkan persenjataan Hizbullah.

    Rentetan serangan udara yang terus dilancarkan militer Israel sejak Senin (23/9) telah memicu spekulasi soal adanya invasi darat terhadap Lebanon, terutama melawan kelompok Hizbullah yang didukung Iran.

    Amerika Serikat (AS), sekutu terdekat Israel, telah menegaskan penolakan terhadap invasi darat yang mungkin dilancarkan Israel ke Lebanon.

    “Kami memiliki pengalaman di Lebanon di masa lalu. Kami tidak ingin memulai invasi darat di mana pun,” ucap Danon ketika serangan udara Israel terhadap Lebanon semakin intensif yang memicu kekhawatiran akan meluasnya perang di Timur Tengah.

    “Kami tidak ingin mengirimkan prajurit kami untuk berperang di negara asing, namun kami bertekad untuk melindungi warga sipil Israel,” tegas Danon saat berbicara kepada wartawan di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti dilansir AFP, Rabu (25/9/2024).

    “Kami lebih memilih solusi diplomatik. Jika tidak berhasil, kami menggunakan metode-metode lainnya untuk menunjukkan kepada pihak lainnya bahwa kami serius,” cetusnya.

    Pernyataan itu disampaikan Danon saat para pemimpin dunia berkumpul di New York, Amerika Serikat (AS), untuk menghadiri pertemuan puncak Majelis Umum PBB yang digelar pekan ini.

    Pada Senin (23/9) waktu setempat, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap wilayah selatan dan timur Lebanon.

    Sehari setelahnya, atau pada Selasa (24/9), Tel Aviv mengatakan pasukan militernya melancarkan serangan baru secara “ekstensif”, termasuk serangan di pinggiran selatan Beirut yang dilaporkan berhasil menewaskan komandan pasukan roket Hizbullah.

    Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad melaporkan sedikitnya 558 orang tewas, termasuk 50 anak-anak dan 94 perempuan, akibat rentetan serangan di negara tersebut sejak awal pekan ini.

    Prancis, salah satu negara anggota Dewan Keamanan PBB, menyerukan digelarnya pertemuan darurat membahas krisis di Lebanon. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, secara terpisah, memperingatkan bahwa situasi di Lebanon berada di ambang kehancuran.

    “Kita semua harus waspada dengan eskalasi ini. Lebanon berada di tepi jurang,” sebutnya.

    Dia juga memperingatkan “kemungkinan Lebanon berubah menjadi Gaza lainnya”, yang saat ini situasinya, menurut Guterres, bagaikan “mimpi buruk yang tiada henti”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hamas Minta PBB Segera Bertindak untuk Hentikan Perang Gaza

    Hamas Minta PBB Segera Bertindak untuk Hentikan Perang Gaza

    Jakarta

    Kelompok Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (24/9) waktu setempat, bahwa mereka mengharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil “tindakan segera” guna mengakhiri perang di Gaza.

    “Kami menuntut tindakan segera untuk menghentikan agresi Israel dan perang,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/9/2024).

    Namun, kelompok Palestina itu juga mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam perundingan gencatan senjata baru. Mereka mengatakan tidak akan goyah dari posisinya “menolak memasuki perundingan baru yang akan memberi (Israel) perlindungan untuk melanjutkan agresinya.”

    Dalam beberapa hari terakhir, ada lebih sedikit serangan di Gaza karena Israel meningkatkan serangan di Lebanon, yang menurut mereka ditujukan kepada kelompok Hizbullah.

    Namun, Israel melancarkan serangan mematikan pada hari Selasa di Gaza, menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai 40 orang lainnya, menurut para pejabat kesehatan Palestina. Salah satu serangan, di kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan enam warga Palestina, tiga di antaranya adalah wanita.

    Tank-tank Israel juga bertempur melawan para petempur Hamas dan Jihad Islam di Rafah utara dan barat.

    Perang Israel-Hamas di Gaza terjadi menyusul serangan mengejutkan Hamas pada Oktober 2023 di Israel selatan.

    “Kita semua harus waspada dengan eskalasi ini. Lebanon sudah di ambang kehancuran. Rakyat Lebanon, rakyat Israel, dan rakyat dunia tidak mampu membiarkan Lebanon menjadi seperti Gaza,” imbuh pemimpin badan dunia itu.

    (ita/ita)

  • Inggris Serukan Warganya Tinggalkan Lebanon: Pergi Sekarang!

    Inggris Serukan Warganya Tinggalkan Lebanon: Pergi Sekarang!

    Beirut

    Pemerintah Inggris menyerukan semua warganya yang ada di wilayah Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut, ketika pertempuran sengit terus berlangsung antara Israel dan kelompok Hizbullah. London mengerahkan ratusan tentaranya ke Siprus untuk membantu pengungsian warganya tersebut.

    Kantor Urusan Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan (FCDO) mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (25/9/2024), bahwa sekitar 700 tentara Inggris, yang didukung oleh pasukan perbatasan, akan dipindahkan ke Siprus dalam beberapa jam mendatang.

    Langkah itu merupakan bagian dari rencana darurat yang diluncurkan London untuk mendukung warga negara Inggris di Lebanon dan kawasan tersebut.

    Angkatan Udara Inggris, sebut FCDO, juga menyiagakan pesawat terbang dan helikopter pengangkut untuk memberikan dukungan jika diperlukan.

    “Peristiwa-peristiwa dalam beberapa jam dan beberapa hari terakhir telah menunjukkan betapa tidak menentunya situasi ini, itulah sebabnya pesan kami jelas, warga negara Inggris harus pergi sekarang,” tegas Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris John Healey dalam pernyataannya.

    Pertempuran sengit yang berlangsung pekan ini antara militer Israel dan kelompok Hizbullah, yang didukung Iran, semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang sudah berlangsung selama hampir satu tahun di Jalur Gaza akan meledak dan mengacaukan stabilitas Timur Tengah.

    Israel mengatakan pihaknya mengalihkan fokus dari Jalur Gaza ke perbatasan utara wilayahnya, yang menjadi lokasi Hizbullah menembakkan roket ke wilayah Israel untuk mendukung Hamas, sekutunya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut pasukannya menyerang puluhan target Hizbullah semalaman, atau sehari setelah melancarkan rentetan serangan udara terhadap kelompok tersebut.

    Disebutkan juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan via media sosial X bahwa “pesawat-pesawat tempur mengebom target-target Hizbullah di Lebanon bagian selatan, termasuk peluncur rudal, gedung-gedung militer, dan bangunan-bangunan tempat penyimpanan senjata”.

    Ribuan orang terpaksa mengungsi dari area-area yang terdampak serangan Israel di Lebanon bagian selatan, dengan kebanyakan berlindung di sekolah-sekolah dan bangunan-bangunan lainnya.

    Hizbullah, sebagai pembalasan, melancarkan serangan terhadap sejumlah target militer Israel, termasuk pabrik peledak yang berlokasi 60 kilometer dari perbatasan. Diklaim oleh Hizbullah bahwa pasukannya juga menyerang lapangan terbang Megiddo di dekat kota Afula, Israel bagian utara, sebanyak tiga kali.

    Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad melaporkan sedikitnya 558 orang tewas, termasuk 50 anak-anak dan 94 perempuan, akibat rentetan serangan di wilayahnya.

    “Sebagian besar, jika tidak semuanya, korban tewas dalam serangan kemarin merupakan orang-orang tidak bersenjata yang berada di rumah-rumah mereka,” sebutnya.

    Lihat Video ‘2 Hari Lebanon Dibombardir Israel, Korban Tewas Capai 558 Orang’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Biden Desak Pemimpin Dunia Cegah Perang Besar-besaran di Lebanon

    Biden Desak Pemimpin Dunia Cegah Perang Besar-besaran di Lebanon

    New York

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak para pemimpin dunia untuk mencegah “perang skala penuh” di Lebanon. Seruan ini disampaikan saat pertempuran sengit berlangsung antara Israel dan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.

    Biden, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (25/9/2024), menyampaikan seruan itu saat berpidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sedang menggelar pertemuan puncak pada Selasa (24/9) waktu setempat di New York, AS.

    Pertemuan Majelis Umum PBB ini digelar saat eskalasi konflik berlangsung antara Israel dan Hizbullah di Lebanon, yang menurut otoritas Beirut, telah menewaskan sedikitnya 558 orang, termasuk 50 anak-anak.

    “Perang skala penuh tidak menjadi kepentingan siapa pun. Meskipun situasinya meningkat, solusi diplomatik masih mungkin dilakukan,” ucap Biden dalam pidato yang menjadi pidato perpisahan kepada Majelis Umum PBB sebelum dia mengakhiri masa jabatan sebagai Presiden AS.

    “Faktanya (itu) tetap menjadi satu-satunya jalan menuju keamanan abadi yang memungkinkan penduduk dari kedua negara kembali ke rumah-rumah mereka di perbatasan dengan aman,” cetusnya.

    Biden juga kembali mendorong gencatan senjata yang sulit dicapai antara Israel dan Hamas, dan mengatakan kepada badan global tersebut bahwa sudah waktunya untuk “mengakhiri perang ini”.

    Prancis, salah satu negara anggota Dewan Keamanan PBB, menyerukan digelarnya pertemuan darurat membahas krisis di Lebanon.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, secara terpisah, memperingatkan bahwa situasi di Lebanon berada di ambang kehancuran. “Kita semua harus waspada dengan eskalasi ini. Lebanon berada di tepi jurang,” sebutnya.

    Dia juga memperingatkan “kemungkinan Lebanon berubah menjadi Gaza lainnya”, yang saat ini situasinya, menurut Guterres, bagaikan “mimpi buruk yang tiada henti”.

    Diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, juga memperingatkan bahwa “kita hampir berada dalam perang besar-besaran”.

    Sementara Presiden Iran Masoud Pezeshkian, yang mendukung Hizbullah, mengutuk kelambanan PBB terhadap Israel yang “tidak masuk akal dan tidak bisa dipahami”.

    AS sebagai sekutu terdekat Israel telah menegaskan penolakan terhadap invasi darat yang mungkin dilancarkan Israel ke Lebanon. Seorang pejabat senior Washington, yang enggan disebut namanya, menuturkan bahwa AS akan menawarkan ide-ide “konkret” untuk meredakan krisis di Lebanon kepada PBB.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tuduhan Iran ke Israel Seret Timur Tengah ke Perang Besar-besaran

    Tuduhan Iran ke Israel Seret Timur Tengah ke Perang Besar-besaran

    Tehran

    Konflik antara Israel dan Hizbullah terus memanas. Presiden Iran Masoud Pezeshkian terang-terangan menuduh Israel menyeret kawasan Timur Tengah ke dalam perang besar-besaran.

    Peringatan itu disampaikan Pezeshkian berbicara kepada sekelompok wartawan setibanya dia di New York, Amerika Serikat (AS), untuk menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti dilansir Reuters, Selasa (24/9/2024).

    “Kami tidak ingin menjadi penyebab ketidakstabilan di Timur Tengah karena konsekuensinya tidak akan bisa diubah,” ucap Pezeshkian dalam pernyataannya.

    “Kami ingin hidup damai, kami tidak ingin perang. Israel-lah yang berupaya menciptakan konflik habis-habisan ini,” tegasnya.

    Pezeshkian juga menuduh komunitas internasional bungkam dalam menghadapi apa yang disebutnya sebagai “genosida Israel” di Jalur Gaza.

    REUTERS/Ronen Zvulun Foto: REUTERS/Ronen Zvulun

    Lihat Video ‘Ledakan Tambang Batu Bara di Iran, Puluhan Orang Tewas’:

    Selesaikan Konflik Lewat Dialog

    Dia mencetuskan penyelesaian konflik Timur Tengah melalui dialog setelah Israel melancarkan gelombang serangan udara yang intens terhadap target-target Hizbullah di Lebanon sejak Senin (23/9) waktu setempat.

    Kementerian Kesehatan Lebanon sejauh ini melaporkan sedikitnya 492 orang tewas, termasuk 35 anak-anak dan 58 perempuan. Disebutkan juga bahwa sekitar 1.645 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan tersebut.

    “Kami akan membela kelompok mana pun yang membela hak-hak dan diri mereka sendiri,” cetus Pezeshkian ketika ditanya apakah Iran akan ikut serta dalam konflik antara Israel dan Hizbullah. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut maksud pernyataannya itu.

    Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi dari kota dan desa di kedua sisi perbatasan, baik Lebanon maupun Israel, saat aksi saling serang semakin meningkat beberapa waktu terakhir.

    Foto: REUTERS/Aziz Taher

    Tel Aviv sebelumnya mengatakan lebih memilih solusi diplomatik yang akan membuat Hizbullah menjauhi perbatasan utara Israel.

    Sementara Hizbullah yang juga menyatakan ingin menghindari konflik besar-besaran, menegaskan hanya berakhirnya perang di Jalur Gaza yang akan menghentikan pertempuran melawan Israel.

    Upaya mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza menemui jalan buntu setelah berbulan-bulan perundingan yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS, berujung kegagalan.

    Lihat Video ‘Ledakan Tambang Batu Bara di Iran, Puluhan Orang Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (isa/fas)

  • Netanyahu Bersumpah Akan Lanjutkan Serangan Israel ke Hizbullah

    Netanyahu Bersumpah Akan Lanjutkan Serangan Israel ke Hizbullah

    Jerusalem

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa militer Israel akan melanjutkan kampanye pengeboman terhadap Hizbullah, ketika jet Israel menggempur kelompok yang didukung Iran di Lebanon.

    “Kami akan terus menyerang Hizbullah… siapa pun yang memiliki rudal di ruang tamunya dan roket di rumahnya tidak akan memiliki rumah,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan setelah mengunjungi pangkalan intelijen Israel, dilansir AFP, Rabu (25/9/2024).

    Pernyataan Netanyahu ini dipertegas oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant saat pidato di hadapan pasukan militer Israel.

    “Kita harus melanjutkannya sampai kita mencapai tujuan kita — untuk memastikan kembalinya penduduk Israel di utara dengan selamat ke rumah mereka,” ucapnya.

    Gallant membandingkan pertarungan melawan Hizbullah dengan pertarungan melawan Hamas di Gaza, Palestina.

    “Hizbullah bukan Hamas, ada persamaan tapi ada perbedaannya. Medannya terlihat berbeda, musuhnya terlihat berbeda, ancaman dan tantangannya berbeda,” ujarnya.

    Dia menambahkan, Hizbullah telah mengalami pukulan hebat selama seminggu terakhir.

    Namun dia mengatakan bahwa Israel telah menyiapkan lebih banyak serangan, setelah pihak berwenang Lebanon melaporkan sedikitnya 558 orang tewas dalam serangan Israel pada hari Senin, dan ribuan orang mengungsi.

    Musuh lama Hizbullah dan Israel hampir setiap hari terlibat baku tembak lintas perbatasan sejak militan Palestina Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober, yang memicu perang di Gaza.

    Hizbullah mengklaim 18 serangan terhadap Israel pada hari Selasa, sementara militer Israel mengatakan kelompok itu menembakkan sekitar 300 roket melintasi perbatasan.

    (fas/fas)