Organisasi: Hizbullah

  • Presiden Pezeshkian Usai Kirim Rudal ke Israel: Jangan Berkonflik dengan Iran

    Presiden Pezeshkian Usai Kirim Rudal ke Israel: Jangan Berkonflik dengan Iran

    Jakarta

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan serangan rudalnya terhadap Israel adalah untuk membela kepentingan dan warga negara Iran. Dia mengingatkan Israel untuk tidak berkonflik dengan Iran.

    Dilansir dari CNN, Presiden Pezeshkian memperingatkan di X bahwa operasi pada hari Selasa (1/10) itu “hanya sebagian dari kekuatan kami.”

    “Tindakan ini adalah untuk membela kepentingan dan warga negara Iran. Untuk memberitahu (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu bahwa Iran tidak suka berperang, tetapi berdiri teguh melawan ancaman apa pun,” tulisnya.

    “Jangan terlibat konflik dengan Iran.”

    Dalam pesan yang diunggah di X, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan dalam bahasa Ibrani bahwa “pukulan” terhadap Israel akan menjadi “lebih kuat dan lebih menyakitkan.”

    “Dengan pertolongan Tuhan, pukulan dari garis depan pemberontakan akan menjadi lebih kuat dan lebih menyakitkan pada tubuh rezim Zionis yang sudah usang dan membusuk,” katanya.

    Serangan itu terjadi setelah Israel melancarkan operasi darat melintasi perbatasan utaranya ke Lebanon yang menargetkan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.

    (aik/aik)

  • Israel Peringatkan Iran soal Serangan Rudal di Tel Aviv

    Israel Peringatkan Iran soal Serangan Rudal di Tel Aviv

    Tel Aviv

    Israel memperingatkan Iran soal rudal yang dikirim ke langit Tel Aviv. Israel menyebut memiliki rencana untuk membalasnya.

    Dilansir CNN, Rabu (2/10/2024), peringatan tersebut menggemakan pesan dari juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, yang mengatakan dalam pesan yang disiarkan televisi pada hari Selasa bahwa “serangan ini akan memiliki konsekuensi.”

    “Kami memiliki rencana, dan kami akan beroperasi di tempat dan waktu yang kami putuskan,” kata Hagari.

    Serangan rudal yang ditembakkan ke Israel pada Selasa malam menyebabkan warga bergegas untuk berlindung. Militer Israel mengatakan bahwa tidak ada serangan baru yang teridentifikasi dan aman bagi orang-orang untuk meninggalkan tempat perlindungan mereka.

    Sebelumnya, Iran meluncurkan puluhan rudal ke wilayah Tel Aviv, Israel. Iran menargetkan Israel sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah.

    Dilansir CNN, Iran mengatakan pihaknya menargetkan Israel pada hari Selasa sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan lainnya.

    “Sebagai respons atas tewasnya Martir Haniyeh, Seyed Hassan Nasrallah, dan Martir Nilfroshan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan,” kata kantor berita semi-resmi Iran Tasnim yang mengutip Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

    (aik/aik)

  • Alasan Iran Luncurkan Rudal ke Israel: Respons Kematian Pemimpin Hizbullah

    Alasan Iran Luncurkan Rudal ke Israel: Respons Kematian Pemimpin Hizbullah

    Jakarta

    Iran meluncurkan puluhan rudal ke wilayah Tel Aviv, Israel. Iran menargetkan Israel sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah.

    Dilansir CNN, Iran mengatakan pihaknya menargetkan Israel pada hari Selasa sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan lainnya.

    “Sebagai respons atas tewasnya Martir Haniyeh, Seyed Hassan Nasrallah, dan Martir Nilfroshan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan,” kata kantor berita semi-resmi Iran Tasnim yang mengutip Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

    “Jika rezim Zionis bereaksi terhadap operasi Iran, mereka akan menghadapi serangan yang menghancurkan,” kata IRGC juga menurut Tasnim.

    Rudal Meluncur dari Berbagai Wilayah

    Iran meluncurkan serangan rudal dari berbagai lokasi di seluruh negeri, termasuk Tabriz, Kashan, dan pinggiran Teheran, Selasa larut malam waktu setempat.

    Platform media sosial dibanjiri dengan video yang menangkap adegan dramatis tembakan roket yang menerangi cakrawala Iran.

    Sebelumnya pada hari AS telah memperingatkan akan adanya serangan dari Iran terhadap Israel.

    (aik/aik)

  • Satelit Rekam Before After Markas Hizbullah Dibom Penghancur Bunker

    Satelit Rekam Before After Markas Hizbullah Dibom Penghancur Bunker

    Jakarta

    Dengan jet tempur F-15i, militer Israel dilaporkan menjatuhkan sekitar 80 bom bunker buster atau penghancur bunker di Beirut, membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Israel dilaporkan memakai bom jenis BLU-109 buatan AS dengan perangkat pemandu JDAM (Joint Direct Attack Munition).

    Jadi, rudal penghancur bunker menerobos ke dalam tanah, tak langsung meledak, dengan baja lebih tebal dari banyak bom lainnya. Sistem sekering tertunda memastikan bom meledak hanya setelah mencapai kedalaman tertentu, memaksimalkan kerusakan pada bunker bawah tanah.

    Dalam foto satelit dari Planet Labs, terlihat foto sebelum dan sesudah serangan bunker buster yang menyasar markas Hizbullah di Dahiyeh, pinggiran kota Beirut. Beberapa gedung apartemen bertingkat, rata dengan tanah akibat serangan tersebut.

    Dikutip detikINET dari Associated Press, lebih dari dua hari setelah serangan, asap masih mengepul dari reruntuhan bangunan yang membara. Orang-orang datang ke lokasi, sebagian memeriksa sisa-sisa rumah mereka, sebagian lagi memberi penghormatan dan berdoa.

    Citra satelit sebelum dan sesudah serangan Israel di Beirut. Foto: Planet Labs

    Beberapa kawah terlihat, yang kemungkinan digunakan oleh tim penyelamat untuk menembus lokasi ledakan, di mana beberapa di antaranya tampaknya sedalam 30 meter.

    Adapun video dan citra yang dianalisis oleh CNN di lokasi, juga menunjukkan kawah besar dan dalam, dikelilingi puing-puing dari bangunan yang hancur. Analisis CNN terhadap video dan citra satelit mengonfirmasi empat gedung apartemen bertingkat hancur dalam serangan itu.

    Israel merilis video yang memperlihatkan sedikitnya 8 jet tempur F-15I menuju Beirut saat serangan, tapi tak mengungkap jenis bomnya. Ahli mengatakan ledakan dan kerusakan sesuai dengan bom penghancur bunker seberat sekitar 900 kg berjenis BLU-109 buatan AS, dibekali perangkat pemandu JDAM (Joint Direct Attack Munition).

    Dua pejabat senior pertahanan Israel mengklaim ke New York Times bahwa 80 bom digunakan dalam serangan terhadap Nasrallah. Pakar ledakan Trevor Ball menilai jumlah itu masuk akal tetapi sulit untuk memastikannya berdasarkan citra kawah yang terlihat.

    “Mungkin ada lebih banyak kawah serupa yang terisi reruntuhan bangunan. Tidak diketahui juga seberapa dalam dan luas fasilitas bawah tanah itu. Itu membuat sangat sulit untuk memperkirakan jumlah amunisi yang digunakan secara akurat,” katanya.

    Bom bunker buster sendiri meledak hanya setelah mencapai target di kedalaman, dapat menembus hingga 30 meter. Usai ledakan, bunker buster menciptakan gelombang kejut yang dapat meruntuhkan seluruh bangunan.

    [Gambas:Youtube]

    (fyk/rns)

  • Israel Bombardir Lebanon, 100 Ribu Orang Mengungsi ke Suriah

    Israel Bombardir Lebanon, 100 Ribu Orang Mengungsi ke Suriah

    Jakarta

    Sekitar 100.000 orang telah mengungsi dari Lebanon ke Suriah karena serangan udara Israel, angka yang telah berlipat ganda dalam dua hari.

    “Jumlah orang yang telah menyeberang ke Suriah dari Lebanon untuk melarikan diri dari serangan udara Israel — warga negara Lebanon dan Suriah — telah mencapai 100.000,” tulis kepala badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNHCR, Filippo Grandi di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Senin (30/9/2024).

    “Arus keluar terus berlanjut,” imbuhnya.

    Ia mengatakan badan pengungsi PBB (UNHCR) “hadir di empat titik penyeberangan, bersama pemerintah setempat dan (Bulan Sabit Merah Suriah) untuk mendukung para pendatang baru tersebut”.

    Pengungsian massal ke Suriah yang dilanda perang ini, telah dimulai seminggu yang lalu, yakni pada tanggal 23 September, ujar UNHCR kepada AFP.

    Israel telah memperluas serangannya dalam beberapa hari terakhir untuk mencakup Lebanon serta Jalur Gaza, menargetkan sekutu regional Iran, Hizbullah.

    Serangan Israel terhadap target Hizbullah di Lebanon menewaskan pemimpinnya, Hassan Nasrallah, pada hari Jumat lalu.

    Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, dalam seminggu terakhir, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 700 orang di Lebanon, termasuk 14 petugas paramedis selama periode dua hari.

    Sebelumnya pada hari Jumat lalu, sekitar 30.000 orang telah menyeberang ke Suriah, menurut UNHCR.

    Perwakilan UNHCR di Suriah, Gonzalo Vargas Llosa, mengatakan sekitar 80 persen dari mereka adalah warga negara Suriah dan 20 persen warga Lebanon.

    “Sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, meskipun beberapa pria telah menyeberang. Sekitar setengahnya adalah anak-anak dan remaja,” katanya kepada wartawan.

    Ia menekankan bahwa orang-orang yang mengungsi ke Suriah itu “tiba di negara yang telah menderita krisis dan kekerasannya sendiri selama lebih dari 13 tahun, serta keruntuhan ekonomi”.

    “Orang-orang yang melarikan diri dari bombardir itu tiba di Suriah dalam keadaan kelelahan, trauma, dan sangat membutuhkan bantuan,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Timur Tengah Membara, AS Peringatkan Iran dan Proksinya

    Timur Tengah Membara, AS Peringatkan Iran dan Proksinya

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan Iran dan proksi-proksinya untuk tidak mengeksploitasi situasi krisis di Timur Tengah atau memperluas konflik. Washington menegaskan akan bertindak jika Teheran dan proksinya memanfaatkan situasi terkini dengan menyerang personel militer atau kepentingan AS di kawasan.

    Peringatan tersebut, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (30/9/2024), dilontarkan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin yang bertekad mencegah Iran dan proksi-proksinya mengeksploitasi situasi krisis di Timur Tengah, saat Israel menggempur Hamas di Jalur Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.

    Diketahui bahwa Hamas, Hizbullah dan Houthi semuanya didukung oleh Iran.

    “Amerika Serikat bertekad untuk mencegah Iran dan mitra-mitra serta proksi yang didukung Iran mengeksploitasi situasi atau memperluas konflik,” tegas juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, Mayor Jenderal Patrick Ryder, dalam pernyataannya.

    “(Menhan Austin) Telah memperjelas jika Iran, mitra-mitranya, atau proksinya, menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan, maka Amerika Serikat akan mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami,” ucapnya.

    Menhan Austin, menurut Ryder, juga memberikan wewenang kepada militer AS untuk memperkuat kehadiran di kawasan Timur Tengah dengan kemampuan dukungan udara yang bersifat “defensif” dan mengerahkan pasukan lainnya pada status kesiapan yang lebih tinggi.

    Pentagon menambahkan bahwa pasukan AS kini dipersiapkan untuk dikerahkan jika diperlukan.

    “(Menhan Austin) Meningkatkan kesiapan pasukan tambahan AS untuk dikerahkan, meningkatkan kesiapan kami untuk merespons berbagai kemungkinan,” kata Ryder dalam pernyataannya.

    Pada Minggu (29/9), menurut laporan Reuters, militer AS mengumumkan peningkatan kemampuan dukungan udara di kawasan Timur Tengah dan menempatkan tentaranya dalam kesiapan yang lebih tinggi untuk dikerahkan ke kawasan tersebut.

    Pengumuman itu disampaikan dua hari setelah Presiden Joe Biden menginstruksikan Pentagon untuk menyesuaikan postur pasukan AS di Timur Tengah, saat meningkatnya kekhawatiran bahwa serangan Israel yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akan mendorong Iran untuk membalas dendam.

    Namun pernyataan terbaru Pentagon hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai besaran atau cakupan pengerahan udara terbaru itu. Pentagon hanya mengatakan bahwa: “Kami akan lebih memperkuat kemampuan dukungan udara defensif dalam beberapa hari mendatang”.

    Militer Israel menyerang lebih banyak target di wilayah Lebanon pada Minggu (29/9) untuk semakin menekan Hizbullah, setelah menewaskan Nasrallah dalam serangan di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9) waktu setempat.

    Pada Senin (30/9), Israel untuk pertama kalinya menyerang jantung kota Beirut dalam serangan drone terbarunya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Terus Gempur Lebanon, Arab Saudi Ingatkan Hal Ini!

    Israel Terus Gempur Lebanon, Arab Saudi Ingatkan Hal Ini!

    Riyadh

    Pemerintah Arab Saudi menekankan perlunya menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon saat serangan udara Israel terus menghantam negara tersebut. Riyadh memperingatkan pentingnya melindungi dan menghindarkan rakyat sipil dari bahaya perang.

    “Kerajaan Arab Saudi dengan sangat prihatin memantau perkembangan yang terjadi di Republik Lebanon,” sebut Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (30/9/2024).

    “Kerajaan menekankan perlunya menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon, dan menegaskan solidaritasnya dengan rakyat Lebanon terhadap dampak peristiwa ini dan perlunya membatasi konsekuensi kemanusiaannya,” cetus Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (30/9).

    Riyadh kemudian meminta komunitas internasional untuk turut menjaga keamanan regional dan melindungi rakyat sipil dari bahaya perang.

    “Kerajaan Arab Saudi menyerukan kepada komunitas internasional untuk memikul tanggung jawab dalam melindungi perdamaian dan keamanan regional, agar kawasan ini dan rakyatnya terhindar dari bahaya dan tragedi perang,” tegas Kementerian Luar Negeri Saudi.

    Dalam pernyataannya, Saudi juga mengeluarkan arahan untuk penyaluran bantuan medis dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Lebanon.

    “Berdasarkan posisi Kerajaan yang mendukung saudara-saudara kita di Lebanon, kepemimpinan Kerajaan telah merilis arahan untuk memberikan bantuan medis dan bantuan lainnya kepada masyarakat Lebanon untuk mendukung mereka selama keadaan kritis ini,” sebut Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya.

    Israel mengalihkan fokusnya dari Jalur Gaza ke Lebanon dalam beberapa hari terakhir, dengan menyerang posisi Hizbullah — sekutu regional Iran di negara tersebut. Salah satu serangan Tel Aviv telah menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9) lalu.

    Rentetan serangan terus dilancarkan Israel untuk menekan Hizbullah usai kematian Nasrallah. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 105 orang tewas dan 359 orang lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel di Lebanon sepanjang Minggu (29/9) waktu setempat.

    Secara total, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel yang berlangsung selama dua pekan terakhir di wilayahnya. Tidak disebut lebih spesifik soal berapa banyak warga sipil yang tewas.

    Pemerintah Beirut juga menyebut sekitar satu juta orang — atau seperlima dari total populasi Lebanon — telah mengungsi dari rumah-rumah mereka. Perdana Menteri (PM) Lebanon, Najib Mikati, menyebutnya sebagai “gerakan pengungsian terbesar” dalam sejarah negaranya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Terus Serang Pusat Kota Beirut, Ratusan Orang Tewas

    Israel Terus Serang Pusat Kota Beirut, Ratusan Orang Tewas

    Jakarta

    Sejumlah kantor berita mengutip beberapa saksi mata yang mengatakan bahwa serangan udara Israel menghantam sebuah gedung apartemen di pusat Kota Beirut.

    Jika terkonfirmasi, insiden ini akan menjadi serangan pertama Israel di pusat kota Beirut dalam hampir satu tahun pertempuran antara Israel dan Hizbullah. Serangan ini terjadi di tengah gempuran yang terus berlanjut di seluruh Lebanon.

    Kantor berita Reuters melaporkan bahwa lantai atas sebuah gedung apartemen di distrik Kola, Beirut, terkena serangan, mengutip saksi mata yang mendengar suara ledakan dan melihat asap mengepul dari lantai atas gedung tersebut.

    Kantor berita AFP mengutip sumber keamanan yang mengatakan bahwa sebuah pesawat tak berawak Israel menghantam sebuah apartemen milik kelompok Jamaa Islamiya, yang menyebabkan empat orang tewas. Namun, kejadian ini tidak dapat diverifikasi secara independen.

    Ada beberapa serangan lain di Beirut, termasuk yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada hari Jumat (27/09).

    Lebanon: Lebih dari 100 orang tewas dalam 24 jam terakhir

    Pada hari Minggu (29/09), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon mengatakan bahwa 105 orang telah terbunuh dalam serangan Israel dalam kurun waktu 24 jam.

    Kemenkes menyebut 359 orang juga terluka ketika Israel menyerang beberapa bagian Lebanon selatan, termasuk pinggiran Kota Beirut.

    IDF mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan serangan di Lebanon dengan tujuan “merusak dan menurunkan kemampuan militer dan infrastruktur Hizbullah.”

    Sayap kiri Palestina: Tiga anggota tewas dalam serangan di Beirut

    Kelompok militan Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (Popular Front for the Liberation of Palestine/PLFP) mengatakan bahwa tiga anggotanya tewas dalam serangan Israel di distrik Kola, Beirut, Senin (30/09).

    Serangan yang belum dikonfirmasi oleh Israel ini merupakan gempuran pertama di dalam wilayah Kota Beirut sejak tanggal 7 Oktober 2023.

    Dalam sebuah pernyataan, PLFP mengatakan bahwa Kepala Keamanan Militer, Mohammad Abdel-Aal, Komandan Militer Imad Odeh, dan anggota ketiga, Abdelrahman Abdel-Aal tewas dalam serangan itu.

    PFLP adalah kelompok sayap kiri sekuler, yang bersekutu dengan Hizbullah dalam mendukung kelompok Palestina Hamas melawan Israel. Hizbullah dan Hamas dinyatakan sebagai kelompok teror oleh AS, Inggris, Jerman, Uni Eropa dan beberapa negara lain.

    Pakar Timur Tengah: Israel sadar Hizbullah “lebih tidak efisien”

    Kepada DW, seorang penulis dan peneliti senior dari Program Politik Arab di Washington Institute, Hanin Ghaddar, mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi keputusan Israel untuk meningkatkan konflik di Lebanon.

    “Pertama, tentara Israel tidak lagi dibutuhkan dalam jumlah besar di Gaza. Operasi militer di Gaza sudah hampir berakhir dan sisanya yang dibutuhkan tidak memerlukan banyak tentara Israel,” ucap Ghaddar.

    Kedua, Ghaddar mengatakan bahwa Israel menyadari bahwa “sangat mudah untuk menyusup ke Hizbullah dengan intelijen mereka, kemudian Hizbullah jauh lebih terdampak daripada yang mereka kira dan jauh lebih tidak efisien.”

    Ghaddar mengatakan bahwa kurangnya efisiensi berarti Iran juga tidak ingin Hizbullah merespons.

    Mengenai pertanyaan tentang seberapa parah Hizbullah terkena dampak dari serangan terhadap kepemimpinannya, Ghaddar mengatakan, apa yang terjadi pada dasarnya adalah “pembunuhan terhadap Hizbullah.”

    “Apa yang kita lihat bukan hanya pembunuhan terhadap pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, ini adalah pembunuhan terhadap Hizbullah itu sendiri dengan melenyapkan para pendirinya,” kata Ghaddar.

    mh/ha/hp (Reuters, AFRP, AP, dpa)

    (ita/ita)

  • Serang Jantung Kota Beirut, Israel Targetkan Militan Palestina

    Serang Jantung Kota Beirut, Israel Targetkan Militan Palestina

    Beirut

    Serangan udara Israel untuk pertama kalinya menghantam jantung kota Beirut, ibu kota Lebanon, pada Senin (30/9) waktu setempat. Dalam serangan ini, Tel Aviv menargetkan kelompok militan bersenjata Palestina yang ada di Beirut.

    Sumber keamanan Lebanon, seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, Senin (30/9/2024), menyebut serangan drone Israel menargetkan sebuah “apartemen milik Jamaa Islamiya” — sebuah kelompok Islamis di Lebanon. Serangan itu disebut berlangsung sejak Minggu (29/9) dini hari hingga Senin (30/9) pagi waktu setempat.

    Sejumlah saksi mata Reuters menuturkan bahwa serangan drone itu menghantam lantai atas sebuah gedung apartemen di distrik Kola, Beirut.

    Tayangan televisi lokal Lebanon menunjukkan sebagian lantai bangunan yang menjadi target serangan itu rata dengan tanah. Distrik Kola yang menjadi lokasi serangan itu merupakan area mayoritas warga Sunni, yang terletak di dekat ruas jalanan yang menghubungkan ibu kota dengan bandara Beirut.

    Otoritas Lebanon belum melaporkan jumlah korban tewas secara resmi akibat serangan tersebut. Namun laporan AFP sebelumnya menyebut sedikitnya empat orang tewas.

    Yang jelas, serangan udara Israel itu menjadi yang pertama dilancarkan Israel terhadap jantung kota Beirut sejak negara itu melancarkan operasi pengeboman di Lebanon dua pekan lalu dan sejak konflik dengan Hizbullah meningkat pada akhir tahun lalu. Selama ini, Tel Aviv banyak menyerang target Hizbullah di pinggiran selatan Beirut dan Lebanon bagian selatan.

    Kelompok militan Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), dalam pernyataan terpisah mengakui tiga pemimpinnya tewas dalam serangan Israel yang menghantam distrik Kola di Beirut.

    Ketiga pemimpin PFLP yang tewas itu diidentifikasi sebagai Mohammad Abdel-Aal selaku anggota biro politik PFLP dan kepala keamanan militer kelompok tersebut, kemudian Imad Odeh dan Abdelrahman Abdel-Aal yang merupakan komandan militer PFLP di Lebanon.

    PFLP yang beraliran sayap kiri sekuler ini merupakan kelompok militan Palestina yang juga terlibat dalam perang melawan Israel. Namun PFLP tidak terlibat langsung dalam pertempuran lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel yang meningkat beberapa bulan tersebut.

    Militer Israel sejauh ini belum memberikan pernyataan resmi atas serangan di jantung kota Beirut tersebut.

    Serangan terhadap jantung kota Beirut itu dilancarkan Israel setelah menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan pada Jumat (27/9). Tel Aviv mengalihkan fokusnya dari Jalur Gaza ke Lebanon dalam beberapa hari terakhir, dengan menyerang posisi sekutu regional Iran di negara tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pemimpin Hamas di Lebanon Tewas dalam Serangan Israel

    Pemimpin Hamas di Lebanon Tewas dalam Serangan Israel

    Jakarta

    Kelompok milisi Palestina, Hamas mengatakan bahwa pemimpinnya di Lebanon tewas pada hari Senin (30/9) dalam sebuah serangan Israel di selatan negara itu.

    “Fatah Sharif Abu al-Amine, pemimpin Hamas di Lebanon dan anggota kepemimpinan gerakan di luar negeri tewas dalam serangan udara di rumahnya di kamp Al-Bass di Lebanon selatan”, kata pernyataan Hamas, dilansir kantor berita AFP, Senin (30/9/2024).

    Hamas menyebut bahwa ia tewas bersama istri, putra, dan putrinya dalam “pembunuhan teroris dan kriminal”.

    Media resmi Lebanon, National News Agency melaporkan terjadinya serangan udara di kamp pengungsi Palestina, Al-Bass dekat kota Tyre tersebut. Disebutkan bahwa itu adalah “pertama kalinya” kamp pengungsi tersebut menjadi sasaran.

    Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), sebuah kelompok sayap kiri sekuler, mengatakan tiga anggotanya tewas dalam serangan di distrik Kola, Beirut, Senin dini hari waktu setempat.

    Israel telah berulang kali menargetkan para pejabat Hamas di Lebanon sejak perang Gaza meletus hampir setahun yang lalu.

    Sebelumnya, serangan pada bulan Januari lalu, yang menurut seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat dilakukan oleh Israel, menewaskan wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Aruri dan enam militan lainnya di benteng Hizbulah di Beirut selatan.

    Lihat Video ‘Detik-Detik Israel Serang Gudang Senjata Hizbullah’:

    Pada bulan Agustus lalu, serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di kota Sidon, Lebanon selatan, menewaskan komandan Hamas, Samer al-Hajj.

    Kamp-kamp pengungsi Palestina resmi di Lebanon dibuat untuk warga Palestina yang terusir atau melarikan diri selama perang 1948 pada saat Israel didirikan.

    Berdasarkan konvensi yang telah lama berlaku, tentara Lebanon tidak memasuki kamp-kamp tersebut dan membiarkan faksi-faksi Palestina menangani keamanan di sana.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Israel mengalihkan fokusnya dari Jalur Gaza ke Lebanon, dengan melancarkan rentetan serangan terhadap target-target sekutu regional Iran tersebut. Salah satu serangan Israel telah menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9) malam waktu setempat.

    Saksikan juga Blak-blakan: Danny Pomanto, Dedikasi ‘Anak Lorong’ Untuk Kota Makassar

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)