Organisasi: Hizbullah

  • Jenazah Pemimpin Hizbullah Dikubur Sementara di Lokasi Rahasia, Kenapa?

    Jenazah Pemimpin Hizbullah Dikubur Sementara di Lokasi Rahasia, Kenapa?

    Beirut

    Jenazah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang tewas digempur Israel, telah dimakamkan untuk sementara di sebuah lokasi yang dirahasiakan. Pemakaman rahasia ini dilakukan karena Israel dikhawatirkan akan menggempur pemakaman besar-besaran.

    Dituturkan seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (4/10/2024), bahwa situasi Lebanon yang masih digempur militer Israel belum memungkinkan digelarnya pemakaman publik.

    “Hassan Nasrallah dimakamkan untuk sementara, hingga keadaannya memungkinkan untuk dilakukannya pemakaman publik,” ucap sumber yang dikutip AFP tersebut, setelah serangan udara Israel menewaskan pemimpin Hizbullah itu pekan lalu.

    Dijelaskan oleh sumber tersebut bahwa pemakaman publik tidak mungkin digelar “karena takut akan ancaman Israel, mereka akan menargetkan para pelayat dan lokasi pemakamannya”.

    Ritual Muslim Syiah mengatur penguburan sementara ketika keadaan menghalangi dilakukannya pemakaman yang layak atau orang yang meninggal tidak bisa dimakamkan di tempat yang mereka inginkan.

    Seorang pejabat Lebanon, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa Hizbullah, melalui para pejabat tinggi Beirut, telah berusaha mendapatkan “jaminan” dari Amerika Serikat (AS), sekutu dekat Israel, agar Tel Aviv tidak menyerang pemakaman publik, namun upaya itu gagal.

    Di tengah intensifnya pengeboman Israel terhadap Hizbullah, serangan besar-besaran terhadap markas kelompok itu yang ada di pinggiran selatan Beirut pada 27 September lalu telah menewaskan Nasrallah bersama dengan seorang jenderal Garda Revolusi Iran.

    Militer Israel mengklaim serangannya pada saat itu menewaskan sekitar 20 anggota Hizbullah. Klaim itu telah dibantah kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Sepekan usai Nasrallah terbunuh, Hizbullah hingga kini belum memiliki penggantinya. Hashem Safieddine, sepupu Nasrallah dan tokoh Hizbullah terkemuka, disebut-sebut sebagai calon pemimpin baru Hizbullah.

    Safieddine dilaporkan menjadi target serangan udara terbaru Israel di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (4/10).

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • AS Tetap Setia Dukung Israel, Apa Alasannya?

    AS Tetap Setia Dukung Israel, Apa Alasannya?

    Jakarta

    Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi dukungan AS untuk Israel pada Rabu (02/10), ketika ia menulis di platform media sosial X, “Saya menegaskan kembali komitmen kuat Amerika Serikat terhadap keamanan Israel” dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin negara-negara G7.

    Dukungan Biden ini muncul pada saat Timur Tengah berada dalam kondisi pergolakan yang dimulai ketika kelompok Islam militan Hamas, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh AS, Inggris, Jerman, Uni Eropa, dan beberapa negara lainnya, menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera hampir 250 orang, sekitar 100 orang sandera masih disekap di Gaza.

    Sebagai pembalasan, Israel lalu melancarkan operasi militer berskala besar di wilayah Palestina yang tujuan utamanya adalah untuk memusnahkan Hamas dan membebaskan para sandera. Sejak awal operasi tersebut, lebih dari 40.000 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, telah terbunuh.

    Pertempuran antara pasukan Israel dan Hizbullah, sekutu Hamas yang berbasis di Lebanon, yang telah menembakkan rudal ke Israel dari seberang perbatasan utara Israel dengan Lebanon, juga meningkat. Pada Senin (30/09), Israel melancarkan serangan darat terhadap Lebanon, setelah membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara akhir pekan lalu.

    Para pejabat AS telah menekankan bahwa mereka ingin menghindari perang skala besar di wilayah tersebut dan mencapai gencatan senjata di Gaza sebagai imbalan atas pembebasan para sandera. Namun pada Selasa (01/10), Iran meluncurkan rentetan rudal ke Israel dan makin meningkatkan eskalasi dalam skala lebih luas.

    Biden-Netanyahu, dinamika hubungan yang kompleks

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menghadapi rangkaian aksi protes di dalam negeri mengenai cara dia menangani perang dengan Hamas. Para pengkritiknya khawatir bahwa tindakan keras Netanyahu justru memperkecil kemungkinan Hamas akan membebaskan para sandera yang tersisa.

    AS telah menggunakan statusnya sebagai sekutu terbesar Israel untuk mencoba mempengaruhinya agar mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza. Sejauh ini, kebanyakan permintaan AS ditolak Netanyahu. Namun, seperti yang ditegaskan kembali oleh Biden pada Rabu (02/10), dukungan Washington untuk Israel tetap tak tergoyahkan. Tetapi bukan berarti kedua pemimpin negara tersebut selalu akur.

    Komitmen tersebut, kata Panikoff, terlihat ketika AS dengan kekuatan penuh membantu melindungi Israel dari rudal yang ditembakkan oleh Iran pada hari Selasa. Pada saat yang sama, pemerintahan Biden “merasa frustrasi dengan pengambilan keputusan Perdana Menteri Netanyahu,” kata Panikoff, seorang mantan perwira intelijen AS.

    Kepercayaan AS terhadap Netnyahu ‘berkurang secara signifikan’

    Salah satu contoh dari pengambilan keputusan ini adalah pembunuhan pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah oleh Israel. “Tidak ada kepercayaan pribadi yang luar biasa antara Biden dan Netanyahu,” kata William Wechsler, kolega Panikoff di Atlantic Council dan direktur senior Rafik Hariri Center dan Program Timur Tengah di lembaga think tank yang berbasis di Washington tersebut.

    “Satu minggu yang lalu, AS memfokuskan semua upaya mereka untuk menegosiasikan gencatan senjata selama 21 hari di bagian utara” di perbatasan Israel-Lebanon, kata Wechsler. “Mereka melakukan pembicaraan setiap hari dengan pihak Israel mengenai ide ini, namun ketika mereka melakukan pembicaraan ini, pihak Israel merencanakan operasi untuk membunuh Nasrallah. Dan mereka tidak mengatakan kepada pemerintahan Biden bahwa mereka melakukan hal ini. Tingkat kepercayaan yang ada di sana telah berkurang secara signifikan oleh pengalaman baru-baru ini.”

    Keterlibatan AS dalam potensi perang Timur Tengah

    Setelah serangan rudal Iran ke Israel pada Selasa (30/09) Netanyahu mengatakan bahwa “Iran melakukan kesalahan besar malam ini – dan mereka akan membayarnya.”

    Para pengamat khawatir bahwa Israel dapat membalas dengan menembakkan rudal ke target-target di wilayah Iran. Konflik ini dan eskalasi lebih lanjut dalam pertempuran dengan Lebanon dapat berubah menjadi perang berskala besar dengan konsekuensi yang berpotensi menimbulkan bencana bagi wilayah tersebut dan sekitarnya.

    Wechsler mengatakan bahwa perang seperti itu akan melibatkan Hizbullah yang mengirimkan ratusan ribu rudal ke Israel, cukup untuk membuat sistem pertahanan Iron Dome yang terkenal itu kewalahan. Selain itu, lanjutnya, Iran juga akan menembakkan cukup banyak rudal ke Israel, cukup untuk membuat pertahanan udara Amerika Serikat yang ditempatkan di kawasan kewalahan.

    Perang juga bisa berarti “Israel mencoba mendahului kedua serangan ini, mencoba mengambil sejumlah besar senjata dan menempatkan sejumlah besar orang tak berdosa dalam bahaya, yang dengan sengaja disisipkan Hizbullah di antara mereka,” kata Wechsler.

    Jika hal itu terjadi, ada kemungkinan besar Amerika Serikat akan terlibat lebih jauh, tambah Wechsler – karena “banyak orang Amerika yang akan terancam: Warga Amerika yang tinggal di Israel, [pasukan] Amerika di pangkalan-pangkalan kami di seluruh wilayah, mitra-mitra Amerika di bagian lain Teluk.”

    Dukungan AS untuk Israel berpotensi rugikan Harris dalam pemilu?

    Meskipun isu-isu domestik memainkan peran yang lebih besar bagi sebagian besar pemilih, dukungan AS terhadap Israel juga dapat mempengaruhi pemilihan presiden AS yang akan datang. Beberapa orang Amerika merasa bersemangat tentang peran AS dalam konflik Timur Tengah, seperti yang dapat dilihat dengan protes pro-Palestina yang menyebar di kampus-kampus di seluruh AS pada musim semi lalu.

    Dan di Michigan, sebuah negara bagian dengan populasi Arab-Amerika yang signifikan, lebih dari 100.000 anggota Partai Demokrat memilih opsi “tidak berkomitmen” daripada memilih Joe Biden (yang saat itu menjadi kandidat) dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat. Dorongan untuk membuat orang memilih “tidak berkomitmen” datang dari para penentang pemerintahan Biden-Harris yang mendukung perang Israel di Gaza. Pada pemilihan presiden tahun 2020, Biden hanya memenangkan Michigan dengan 154.000 suara.

    Panikoff melihat kemungkinan bahwa cukup banyak pemilih yang beralih ke kandidat pihak ketiga karena dukungan Kamala Harris terhadap Israel sehingga dapat membuat perbedaan di negara-negara bagian tertentu yang memiliki swing state – dan dengan demikian mempengaruhi hasil pemilihan secara keseluruhan.

    “Apakah mungkin para pemilih di Michigan yang sangat marah atas konflik di Gaza… mendukung Jill Stein atau Cornel West sampai pada tingkat yang cukup tinggi sehingga dapat mengubah pemilihan untuk Donald Trump di Michigan? Ya,” kata Panikoff. “Saya pikir ada kemungkinan Anda bisa melihat hasil yang sama di Pennsylvania. Dan jika hal tersebut terjadi di keduanya, maka akan sangat, sangat sulit untuk melihat jalur di mana Wakil Presiden Harris bisa menang.”

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris

    (ita/ita)

  • Konflik Israel-Hizbullah dalam Peta, Melacak Jejak Kekerasan di Lebanon

    Konflik Israel-Hizbullah dalam Peta, Melacak Jejak Kekerasan di Lebanon

    Jakarta

    Israel telah menginvasi Lebanon selatan dengan alasan menargetkan kelompok Hizbullah.

    Operasi darat Israel di Lebanon bermula pada Senin (30/09) malam, beberapa hari setelah serangan udara yang menewaskan pemimpin Hizbullah, kelompok milisi sokongan Iran di Lebanon.

    Hizbullah telah menembakkan ratusan roket ke Israel utara. sementara Lebanon telah menanggung gempuran Israel selama dua pekan,

    Lebih dari 1.000 orang tewas dan hampir satu juta warga meninggalkan rumah mereka, menurut otoritas Lebanon.

    Israel dan Hizbullah memiliki sejarah konflik selama beberapa dekade. Namun, pertempuran lintas batas antara Israel dan Hizbullah di Lebanon selama hampir setahun terakhir dipicu pertikaian di Gaza.

    Kami akan terus memperbarui peta-peta di artikel ini untuk menjelaskan konflik antara Israel dan Hizbullah serta jejak kekerasan di Lebanon imbas dari konflik tersebut.

    Di mana letak Lebanon?

    Lebanon adalah negara kecil dengan populasi sekitar 5,5 juta orang yang berbatasan dengan Suriah di utara dan timur, Israel di selatan, dan Laut Mediterania di barat.

    BBC

    Apa yang terbaru dari konflik Israel dan Hizbullah?

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya tengah melakukan “serangan darat terbatas, terlokalisasi, dan terarah” di Lebanon selatan untuk menghancurkan apa yang mereka klaim sebagai “infrastruktur teroris” milik Hizbullah.

    Pada hari kedua invasi mereka ke Lebanon, Rabu (02/10), pasukan Israel bertemu dengan anggota Hizbullah untuk pertama kalinya, kata Nick Beake dari BBC yang melaporkan di Israel utara.

    IDF menyebut pasukannya telah “melenyapkan teroris dan membongkar infrastruktur teroris melalui amunisi berpemandu dan pertempuran jarak dekat” di beberapa wilayah Lebanon selatan.

    Kemudian, IDF mengumumkan bahwa delapan tentaranya tewas dalam pertempuran. Enam orang dilaporkan disergap oleh anggota Hizbullah dan dua lainnya tewas oleh tembakan mortir.

    ReutersTank-tank Israel berada kawasan Israel utara pekan lalu

    Hizbullah mengatakan para anggotanya telah menembakkan rudal antitank ke arah pasukan komando Israel selama bentrokan di sebuah desa yang terletak di perbatasan.

    Hizbullah juga mengeklaim bahwa pasukan lain menjadi sasaran bahan peledak dan tembakan di pinggiran Kafr Kila, tiga tank Merkava Israel dihancurkan oleh rudal di dekat Maroun al-Ras, dan mengeklaim terjadi bentrokan di Adaisseh dan Yaroun.

    Operasi darat di Lebanon selatan amat berisiko bagi pasukan Israel. Tidak seperti wilayah pesisir Gaza yang datar, Lebanon selatan adalah wilayah perbukitan dan beberapa daerah pegunungan yang membuat tank sulit bergerak dan rentan disergap.

    Hizbullah juga diduga memiliki jaringan terowongan di wilayah tersebut. Kelompok itu telah mempersiapkan diri untuk menghadapi peperangan terbuka dengan Israel sejak perang 34 hari pada 2006.

    BBC

    IDF telah memerintahkan evakuasi warga yang tinggal di beberapa desa di Lebanon selatan. IDF mengatakan warga yang hingga kini masih tinggal di rumah mereka untuk “segera menuju ke utara Sungai Awali”yang bermuara sekitar 50 km dari perbatasan dengan Israel.

    Warga sipil Lebanon juga telah diperingatkan oleh IDF untuk tidak menggunakan kendaraan untuk bepergian ke selatan menyeberangi Sungai Litani, yang terletak sekitar 30 km di utara perbatasan.

    Sekitar satu juta orang tinggal di Lebanon selatan sebelum konflik meningkat hampir setahun yang lalu.

    Baca juga:

    Puluhan ribu orang telah melarikan diri ke utara sejak serangan udara Israel meningkat di wilayah tersebut pada akhir September.

    Sistem pertahanan udara Israel juga beraksi lagi pada Rabu (02/10), sehari setelah menangkis sebagian besar dari 180 rudal balistik yang diluncurkan Iran ke Israel sebagai balasan atas serangan yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, serta seorang komandan tinggi Iran.

    Lebih dari 240 roket ditembakkan dari Lebanon selatan ke Israel utara sepanjang hari, menurut IDF.

    BBC

    Apa yang menjadi sasaran Israel?

    Invasi Israel di Lebanon selatan terjadi hampir dua pekan setelah serangan udara yang menyasar basis Hizbullah di negara itu.

    Lebanon selatan menjadi wilayah yang paling terdampak.

    Israel juga menargetkan bagian timur Lembah Bekaa dan wilayah pinggiran Beirut bagian selatan.

    BBC

    Israel mengeklaim telah menghantam lokasi-lokasi Hizbullah, termasuk tempat penyimpanan senjata dan amunisi. Nmun pejabat Lebanon berkata lebih dari 100 perempuan dan anak-anak tewas akibat serangan itu.

    Bagi warga sipil Lebanon yang mencoba melarikan diri dari Lebanon selatan, rute utama ke utara adalah jalan pesisir yang membentang di sepanjang negara itutapi daerah-daerah di sepanjang rute itu menjadi sasaran serangan udara dalam beberapa hari terakhir.

    Baca juga:

    Sebagian besar roket yang baru-baru ini ditembakkan oleh Hizbullah telah menargetkan daerah utara Israel. Tetapi beberapa roket telah mencapai lebih jauh ke selatan dan merusak rumah-rumah di dekat kota pesisir Haifa.

    Serangan Israel di Beirut telah difokuskan pada Dahieh, wilayah pinggiran selatan yang merupakan daerah padat penduduk dan dihuni pendukung Hizbullah.

    BBC

    Apa yang mungkin terjadi nanti?

    Israel kini terlibat dalam permusuhan dengan kelompok bersenjata dan militer beberapa negara di kawasan tersebut, termasuk Iran, Suriah, dan kelompok-kelompok sokongan Iran yang beroperasi di Lebanon, Gaza, Irak, Suriah, dan Yaman.

    Serangan rudal balistik Iran terhadap Israel merupakan eskalasi besar terbaru.

    Belum jelas apa yang akan terjadi selanjutnya, namun Israel berjanji untuk memberikan balasan atas serangan rudal balistik Iran.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan serangan itu sebagai “kesalahan besar” yang “akan dibayar Iran”.

    BBC

    (ita/ita)

  • 3 Tentara Lebanon Tewas Akibat Serangan Udara Israel

    3 Tentara Lebanon Tewas Akibat Serangan Udara Israel

    Beirut

    Sedikitnya tiga tentara Lebanon tewas dalam rentetan serangan udara Israel yang melanda wilayah selatan negara tersebut. Militer Lebanon juga mengumumkan pasukannya untuk pertama kali membalas secara langsung serangan Israel yang menghantam salah satu pos militer mereka.

    Kematian tentara-tentara Lebanon itu terjadi saat kelompok Hizbullah terlibat pertempuran sengit dengan militer Israel dalam beberapa pekan terakhir. Hizbullah dalam pernyataan terbaru mengklaim kelompoknya berhasil memukul mundur pasukan Israel yang berupaya menyusup ke perbatasan Lebanon.

    Diketahui bahwa militer Lebanon, secara historis, tidak pernah terlibat langsung dalam konflik besar antara Hizbullah dan Israel. Sebelum serangan langsung dilancarkan pekan ini, militer Lebanon sudah setahun terakhir tidak pernah melepas tembakan apa pun ke posisi militer Israel.

    Satu tentara Lebanon, menurut militer Beirut dalam pernyataannya seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (4/10/2024), tewas dalam serangan Israel yang menghantam sebuah pos militer mereka di area Bint Jbeil pada Kamis (3/10) waktu setempat.

    Disebutkan juga oleh militer Lebanon bahwa tentaranya telah membalas serangan itu dengan melepas tembakan ke sumber serangan.

    Seorang pejabat militer Lebanon, yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada AFP bahwa itu menjadi respons pertama yang diberikan militer Beirut terhadap serangan Tel Aviv sejak Oktober tahun lalu saat ketegangan di perbatasan meningkat.

    Dijelaskan oleh pejabat militer Lebanon tersebut bahwa serangan balasan dilancarkan terhadap Israel karena pos militer Lebanon “dihantam” serangan secara langsung.

    Satu tentara Lebanon lainnya tewas dalam serangan Israel yang menghantam desa Taybeh pada Kamis (3/10) waktu setempat. Ini berarti, ada dua tentara Lebanon yang terbunuh akibat serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir.

    Diumumkan militer Israel, secara terpisah, bahwa seorang tentaranya “tewas dan seorang lainnya terluka akibat agresi musuh Israel selama operasi evakuasi dan penyelamatan dengan Palang Merah Lebanon di desa Taybeh”.

    Satu lagi tentara Lebanon tewas dalam serangan Israel pada Senin (30/9). Dalam pengumumannya, militer Lebanon menyebut satu tentaranya tewas dalam serangan drone Israel yang menargetkan sepeda motor yang melewati pos pemeriksaan di area Wazzani, Lebanon bagian selatan.

    Dengan demikian, total sudah tiga tentara Lebanon yang tewas akibat serangan udara Israel sejak eskalasi konflik berlangsung dengan Hizbullah pekan lalu.

    Sejauh ini, belum ada tanggapan militer Israel atas laporan kematian tentara-tentara Lebanon ini.

    Lihat video ‘Israel Incar Hashem Safieddine, Calon Pemimpin Hizbullah Selanjutnya’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Akan Balas Dendam, Jenderal Iran Ancam Lakukan Ini!

    Israel Akan Balas Dendam, Jenderal Iran Ancam Lakukan Ini!

    Jakarta

    Kepala staf militer Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri bersumpah akan menyerang infrastruktur di seluruh Israel jika wilayahnya diserang. Peringatan ini disampaikan setelah militer Iran menembakkan sekitar 200 rudal ke musuh bebuyutannya itu, dan Israel menyatakan akan membalas serangan itu.

    Rentetan serangan tersebut “akan diulang dengan intensitas yang lebih besar dan semua infrastruktur rezim akan menjadi sasaran,” kata Bagheri di TV pemerintah Iran, dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (2/10/2024).

    Media Iran menayangkan rekaman dari apa yang mereka katakan sebagai rudal-rudal yang ditembakkan, yang menurut Korps Garda Revolusi Islam menargetkan “tiga pangkalan militer” di sekitar Tel Aviv dan pangkalan lainnya.

    Garda Revolusi Iran mengatakan “90 persen” rudal “mengenai target mereka” pada Selasa (1/10) malam waktu setempat.

    Sementara militer Israel mengatakan Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke wilayahnya, yang sebagian besar berhasil dicegat atau ditembak jatuh.

    Laporan layanan darurat Israel, Magen David Adom, menyebut tidak ada laporan cedera serius akibat serangan rudal Iran tersebut. Namun beberapa warga mengalami luka ringan usai terkena serpihan rudal yang ditembak jatuh.

    Dilaporkan bahwa sedikitnya dua orang di Tel Aviv mengalami luka ringan akibat terkena serpihan rudal yang telah ditembak jatuh. Beberapa korban luka ringan lainnya dilaporkan di berbagai wilayah Israel.

    Lihat Video ‘Saat Iron Dome Israel Tak Kuasa Menahan Rudal Iran’:

    “Saat ini, tidak ada laporan korban luka akibat serangan yang mengarah ke Israel, kecuali dua korban luka ringan akibat serpihan rudal di area Tel Aviv dan beberapa korban luka ringan lainnya secara nasional saat berpindah ke tempat yang aman,” sebut Magen David Adom dalam pernyataannya.

    Selama serangan rudal berlangsung, komando garis depan Israel memberikan pedoman penyelamatan jiwa bagi orang-orang di berbagai wilayah negara tersebut.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Iran telah membuat “kesalahan besar” dengan serangan rudal-rudalnya itu. Serangan rudal ini dilakukan Iran menyusul kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akibat serangan udara Israel pekan lalu.

    Lihat Video ‘Saat Iron Dome Israel Tak Kuasa Menahan Rudal Iran’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Ternyata, Pasukan Israel Sudah Berbulan-bulan Beroperasi di Lebanon

    Ternyata, Pasukan Israel Sudah Berbulan-bulan Beroperasi di Lebanon

    Tel Aviv

    Pasukan khusus Israel ternyata sudah berbulan-bulan melancarkan operasi militer di dalam wilayah Lebanon bagian selatan. Dalam operasinya, pasukan khusus Israel telah menemukan dan menghancurkan terowongan bawah tanah, serta menghancurkan gudang senjata milik kelompok Hizbullah.

    Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara militer Israel Daniel Hagari dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (2/10/2024). Dia mengatakan bahwa rincian soal operasi tersebut sedang dideklasifikasi, beberapa jam setelah Tel Aviv mengumumkan operasi darat menargetkan Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Lusinan operasi semacam itu, menurut Hagari, juga berhasil mengungkap rencana detail Hizbullah untuk menginvasi atau memasuki wilayah Israel dan melancarkan serangan yang mirip dengan serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    “Pasukan kami telah memasuki infrastruktur bawah tanah Hizbullah; menemukan gudang senjata tersembunyi milik Hizbullah dan menyita serta menghancurkan senjata-senjata tersebut, termasuk senjata canggih buatan Iran,” ujar Hagari dalam pernyataannya.

    Hagari menyatakan bahwa temuan dan bukti yang didapat dalam operasi di desa-desa yang ada di wilayah Lebanon bagian selatan itu akan disampaikan kepada komunitas internasional.

    Dia juga menunjukkan beberapa video yang direkam dengan body-camera, atau kamera yang menempel pada tubuh tentara Israel, yang disebutnya menunjukkan terowongan Hizbullah di bawah tiga desa di Lebanon bagian selatan, yang berseberangan dengan tiga kota di perbatasan Israel.

    Disebutkan oleh Hagari bahwa pasukan Israel dalam operasinya juga menemukan peta-peta yang menandai komunitas dan pos militer Israel.

    “Operasi-operasi yang kami deklasifikasi malam ini hanyalah sebagian kecil dari puluhan operasi yang akan kami ungkap ke depan, termasuk penghancuran aset dan kemampuan strategis Hizbullah,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Hagari menegaskan bahwa operasi darat Israel akan terus berlanjut hingga puluhan ribu warganya yang tinggal di dekat perbatasan Lebanon bisa kembali dengan selamat dan aman ke rumah-rumah mereka usai mengungsi beberapa bulan terakhir akibat serangan Hizbullah.

    Namun, imbuh Hagari, tujuan militer Israel adalah mencapai target tersebut secepat mungkin.

    “Kami tidak akan mendatangi Beirut. Kami tidak akan mendatangi kota-kota di Lebanon bagian selatan. Kami fokus pada wilayah desa-desa di sekitar perbatasan kami,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Iran Ancam Serangan Dahsyat Jika Israel Balas Serangan Rudalnya

    Iran Ancam Serangan Dahsyat Jika Israel Balas Serangan Rudalnya

    Teheran

    Garda Revolusi Iran (IRGC) mengancam akan melancarkan serangan lebih dahsyat jika Israel membalas serangan rudal yang diluncurkan pada Selasa (1/10) malam. Teheran menegaskan serangannya itu mengenai sebagian besar target militer dan keamanan penting di jantung wilayah Israel.

    “Jika rezim Zionis bereaksi secara militer terhadap operasi ini, yang sesuai dengan hak legal negara ini dan hukum internasional, mereka akan menghadapi serangan yang dahsyat dan menghancurkan,” cetus IRGC dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan kantor berita ISNA, Rabu (2/10/2024).

    Diklaim oleh Iran bahwa serangan rudalnya itu “sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa”, terutama soal hak untuk mempertahankan diri.

    IRGC dalam pernyataannya menjelaskan bahwa rentetan serangan rudal itu merupakan pembalasan atas pembunuhan tiga tokoh penting oleh Israel dan atas rentetan kejahatan Tel Aviv di wilayah Palestina dan Lebanon.

    Ketiga tokoh yang dimaksud adalah pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan senior IRGC Abbas Nilforoushan. Haniyeh tewas dalam serangan di Teheran pada akhir Juli, sedangkan Nasrallah dan Nilforoushan tewas dalam serangan di Lebanon pekan lalu.

    “Sebagai respons atas kematian syahid Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah dan komandan IRGC Abbas Nilforoushan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan,” sebut IRGC dalam pernyataannya.

    Dalam pernyataannya, IRGC juga memperingatkan negara-negara lainnya untuk tidak melakukan intervensi militer langsung untuk mendukung Israel. Diperingatkan Teheran bahwa “kepentingan mereka di kawasan juga akan menghadapi serangan yang kuat” jika ada intervensi militer.

    Iran Klaim 90 Persen Rudal Hantam Target di Israel

    IRGC dalam pernyataannya menyebut rentetan serangan rudal Iran ditargetkan terhadap “tiga pangkalan militer” di sekitar Tel Aviv, juga terhadap pangkalan udara dan pangkalan radar Israel. Pusat konspirasi dan perencanaan pembunuhan terhadap para pemimpin Poros Perlawanan dan komandan IRGC juga disebut menjadi target serangan.

    Diklaim oleh IRGC, seperti dilansir Press TV, bahwa ketiga pangkalan militer Israel itu dihantam serangan rudal Iran.

    Menurut IRGC dalam pernyataannya, meskipun area-area tertentu dilindungi oleh sistem pertahanan udara yang canggih, sebanyak “90 persen” dari rudal-rudal yang diluncurkan itu berhasil “mengenai target-targetnya” di Israel.

    “Rezim Zionis sangat ketakutan dengan intelijen dan dominasi operasional Republik Islam (Iran),” sebut IRGC.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi, dalam pernyataan terpisah mengatakan serangan Teheran “akan selesai kecuali rezim Israel memutuskan untuk melakukan pembalasan lebih lanjut”.

    Sementara Presiden Masoud Pezeshkian memuji serangan itu sebagai “respons tegas” negaranya terhadap apa yang disebutnya sebagai “agresi” Israel.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, sebelumnya menegaskan akan membuat Iran membayar atas rentetan serangan rudalnya. Netanyahu menyebut serangan rudal besar-besaran Teheran itu sebagai kesalahan besar.

    “Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya,” kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan rudal terjadi pada Selasa (1/10) malam.

    “Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Luncurkan 5 Serangan ke Beirut Selatan Lebanon

    Israel Luncurkan 5 Serangan ke Beirut Selatan Lebanon

    Jakarta

    Israel kembali meluncurkan serangannya menghantam pinggiran selatan Beirut, Lebanon. Ada lima serangan Israel pada Rabu pagi.

    “Setidaknya lima serangan Israel menargetkan pinggiran kota selatan Beirut,” kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya dilansir AFP, Rabu (2/10/2024).

    Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan lokasi Hizbullah dan mengeluarkan beberapa perintah evakuasi.

    Koresponden AFP mendengar beberapa ledakan dan melihat asap mengepul di satu area. Api juga terlihat berkobar.

    Militer Israel mengatakan pada Rabu pagi mereka “saat ini menyerang sasaran teror Hizbullah di Beirut”.

    Diketahui, Israel telah berulang kali membombardir pinggiran selatan Beirut sejak pekan lalu, yang merupakan benteng Hizbullah yang berpenduduk padat di mana Israel mengatakan pihaknya menargetkan situs-situs milik kelompok tersebut.

    Sebuah serangan besar-besaran di daerah itu pada hari Jumat menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

    “Anda berlokasi di dekat fasilitas Hizbullah yang berbahaya, di mana IDF (militer Israel) akan menindak dengan kekerasan dalam waktu dekat,” bunyi salah satu peringatan, yang menyebutkan kawasan Haret Hreik.

    (zap/yld)

  • Diserang Iran, Israel Tegaskan Bakal Serang Terus Timur Tengah

    Diserang Iran, Israel Tegaskan Bakal Serang Terus Timur Tengah

    Jakarta

    Iran melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel. Namun, Israel memastikan tidak ada pangkalan angkatan udara miliknya yang rusak atau terkena rudal.

    Dilansir CNN, Rabu (2/10/2024), menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Angkatan Udara Israel akan melakukan lebih banyak serangan di Timur Tengah, dan kemampuan operasionalnya tidak terpengaruh oleh serangan rudal Iran. Israel menegaskan bakal terus menyerang Timur Tengah dengan kuat.

    “Angkatan Udara terus beroperasi sepenuhnya, dan malam ini akan terus menyerang Timur Tengah dengan kuat, seperti yang telah terjadi sepanjang tahun lalu,” kata juru bicara IDF Daniel Hagari pada Selasa malam waktu setempat.

    Pernyataan itu muncul setelah rekaman video baru muncul yang menunjukkan rudal Iran menyerang pangkalan udara Nevatim di Israel selatan.

    Hagari menambahkan bahwa Israel akan terus mengejar komandan Hizbullah dan siapa pun yang mengancam warga Israel.

    “Iran melakukan tindakan serius malam ini, mendorong Timur Tengah menuju eskalasi. Kami akan bertindak pada waktu dan tempat yang kami putuskan,” kata Hagari.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan rudal besar-besaran Iran merupakan kesalahan besar. Netanyahu berjanji akan membuat Teheran membayarnya.

    “Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya,” kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan itu, dan memperingatkan: “Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka.”

    Dalam pernyataan terpisah, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang berada di pusat komando dan kendali yang memantau intersepsi rudal Iran, juga berjanji akan menghukum Iran atas serangan itu.

    “Iran belum belajar dari pelajaran sederhana — mereka yang menyerang negara Israel, akan membayar harga yang mahal,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

    (aik/yld)

  • Giliran Hizbullah Menyerang Israel di Perbatasan

    Giliran Hizbullah Menyerang Israel di Perbatasan

    Jakarta

    Kelompok Hizbullah di Lebanon membalas serangan Israel. Hizbullah melancarkan serangan artileri terhadap pasukan Israel di seberang perbatasan, tepatnya di Metula yang ada di wilayah Israel bagian utara.

    Dilansir Al Arabiya dan AFP, Selasa (1/10/2024), Serangan ini dilancarkan saat militer Tel Aviv terus menggempur Lebanon via udara dan melancarkan serangan darat secara terbatas. Tidak diketahui secara jelas apakah serangan Hizbullah itu memicu kerusakan atau korban jiwa di Israel.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut sejumlah proyektil ditembakkan setelah suara sirene meraung di area Metula dan Avivim pada Selasa (1/10) waktu setempat. Tel Aviv mengklaim bahwa beberapa proyektil itu berhasil dicegat di udara, sedangkan yang lainnya terjatuh di area-area terbuka.

    Gempur Pangkalan Intelijen Israel

    Hizbullah juga mengumumkan pasukannya melancarkan serangan roket terhadap pangkalan intelijen militer Israel di dekat Tel Aviv pada Selasa (1/10). Otoritas Israel melaporkan salah satu proyektil dari Lebanon menghantam jalanan dan memicu korban luka.

    Dalam pernyataannya, Hizbullah menyebut serangannya menargetkan pangkalan Glilot yang menjadi markas unit intelijen militer Israel, Unit 8200, dan menargetkan markas besar badan intelijen Mossad.

    “Meluncurkan salvo roket Fadi 4 terhadap Unit 8200 di pangkalan intelijen militer Glilot dan markas besar Mossad yang terletak di pinggiran Tel Aviv,” klaim Hizbullah dalam pernyataannya.

    Sirene peringatan serangan udara terdengar di Israel bagian tengah pada Selasa (1/10) waktu setempat, dengan jurnalis AFP yang ada di lapangan melaporkan suara rentetan ledakan di kota Tel Aviv.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut sejumlah proyektil telah ditembakkan dari wilayah Lebanon.

    “Sirene berbunyi di Israel bagian tengah setelah peluncuran proyektil yang mengudara dari Lebanon,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Kepolisian Israel melaporkan salah satu proyektil itu menghantam ruas jalanan di dekat pusat kota Kfar Kassen, hingga melukai seorang pria yang terkena serpihan logam dari proyektil tersebut. Satu korban luka itu telah mendapatkan perawatan medis darurat.

    IDF Lakukan Operasi Darat Terbatan ke Lebanon

    Angkatan Bersenjata Israel (IDF) sebelumnya mengatakan pasukannya mulai melakukan operasi darat secara terbatas terhadap Hizbullah di wilayah Lebanon. Serangan darat itu dilancarkan sekitar dua pekan setelah Israel menggempur Lebanon, dengan dalih menargetkan struktur komando dan persenjataan Hizbullah.

    Disebutkan militer Israel bahwa operasi darat di Lebanon dimulai pada Senin (30/9) malam, dengan melibatkan pasukan terjun payung dan komando dari divisi elite ke-98, yang dikerahkan ke dekat perbatasan utara dari Jalur Gaza sejak dua pekan lalu.

    Tel Aviv menyebut Angkatan Udara dan artileri dikerahkan untuk mendukung pasukan darat Israel yang terlibat dalam “serangan darat terbatas, terlokalisasi dan terarah” terhadap Hizbullah di desa-desa di Lebanon bagian selatan, yang dianggap menjadi “ancaman langsung bagi komunitas Israel di Israel bagian utara”.

    Seorang sumber keamanan Lebanon menuturkan kepada Reuters bahwa unit-unit militer Israel telah menyeberangi perbatasan dan masuk ke wilayah Lebanon semalam, untuk operasi pengintaian dan penyelidikan.

    Pasukan militer Lebanon, menurut sumber yang sama, telah ditarik mundur dari posisi-posisi mereka di sepanjang perbatasan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)