Organisasi: Hizbullah

  • Kehancuran Gaza Jangan Terulang di Lebanon

    Kehancuran Gaza Jangan Terulang di Lebanon

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel untuk tidak melakukan aksi militer seperti Gaza di Lebanon. AS mewanti-wanti kehancuran seperti di Gaza terulang di Lebanon.

    Dilansir AFP, Kamis (10/10/2024), Hal ini disampaikan AS setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam Lebanon bisa mengalami “kehancuran” yang serupa dengan Gaza.

    Namun, panglima militer Israel Herzi Halevi berjanji untuk terus melanjutkan bombardir intensif Israel terhadap target-target Hizbullah, yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang sejak 23 September, “tanpa memberi mereka waktu istirahat atau pemulihan”.

    Komentar tersebut muncul setelah percakapan via telepon antara Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden, yang pertama dalam tujuh minggu, yang diharapkan akan berfokus pada tanggapan Israel terhadap rentetan rudal minggu lalu oleh Iran.

    Gedung Putih menyatakan selama panggilan telepon tersebut, Biden memberi tahu Netanyahu untuk “meminimalkan bahaya” bagi warga sipil di Lebanon, khususnya di “daerah padat penduduk di Beirut”.

    “Tidak boleh ada aksi militer di Lebanon yang mirip dengan Gaza dan menimbulkan hasil yang mirip dengan Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller kepada wartawan.

    Dalam pidato Netanyahu mengatakan kepada rakyat Lebanon pada hari Selasa: “Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang, yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza.”

    “Bebaskan negara Anda dari Hizbullah sehingga perang ini dapat berakhir,” imbuh Netanyahu.

    Netanyahu mengatakan Lebanon berada di persimpangan jalan. Dia meminta warga Lebanon kembali merebut negaranya dan mengancam Lebanon akan terseret ke dalam perang.

    “Anda berada di persimpangan jalan yang penting … Berdirilah dan rebut kembali negara Anda,” katanya.

    “Jika Anda tidak melakukannya, Hizbullah akan terus mencoba memerangi Israel dari daerah padat penduduk dengan mengorbankan Anda. Mereka tidak peduli jika Lebanon terseret ke dalam perang yang lebih luas,” cetus Netanyahu.

    Sebelumnya, Biden juga telah memperingatkan Israel agar tidak mencoba menyerang program nuklir Iran, yang berisiko menimbulkan pembalasan besar. Biden juga menentang serangan terhadap instalasi minyak negara republik Islam itu, yang akan menyebabkan harga minyak mentah dunia melonjak.

    AS Peringatkan Israel Tak Serang Bandara Beirut

    Amerika Serikat juga telah memperingatkan Israel untuk tidak menyerang Bandara Beirut, Lebanon serta jalan menuju ke sana. Peringatan ini dikeluarkan AS saat Israel melakukan serangan intensif terhadap Hizbullah di pinggiran selatan ibu kota Lebanon itu.

    “Kami pikir sangat penting bahwa tidak hanya bandara yang dibuka, tetapi jalan menuju bandara juga dibuka, sehingga warga negara Amerika yang ingin pergi bisa keluar, tetapi juga warga negara lain,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kepada wartawan seperti dilansir AFP, Selasa (8/10).

    Selama seminggu terakhir, Amerika Serikat telah menyewa penerbangan hampir setiap hari untuk membawa warga negaranya dan keluarga mereka keluar dari negara itu karena konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran meningkat.

    Miller mengatakan sekitar 900 orang telah menggunakan penerbangan sejauh ini. AS juga memesan tiket penerbangan komersial.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/rfs)

  • Tank Israel Tembak Markas Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, 2 Orang Luka

    Tank Israel Tembak Markas Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, 2 Orang Luka

    Jakarta

    Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan tank Israel menembak ke markas besarnya di selatan negara itu. Tembakan tank Israel itu melukai dua anggota pasukan PBB saat pasukan Israel bertempur melawan Hizbullah di perbatasan.

    “Pagi ini, dua penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjatanya ke menara observasi di markas besar UNIFIL di Naqura, langsung mengenainya dan menyebabkan mereka jatuh,” kata pasukan itu, menggunakan akronim untuk militer Israel, dilansir AFP, Kamis (10/10/2024).

    “Cedera mereka untungnya, kali ini tidak serius, tetapi mereka masih dirawat di rumah sakit,” katanya, seraya menambahkan bahwa “markas besar UNIFIL Naqura dan posisi di dekatnya telah berulang kali terkena serangan”.

    Menurut UNIFIL, militer Israel juga menyerang posisi lain di Ras Naqura. Pasukan penjaga perdamaian mengatakan mereka menyerang “pintu masuk bunker tempat para penjaga perdamaian berlindung, dan merusak kendaraan dan sistem komunikasi”.

    “Sebuah pesawat nirawak IDF terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker,” katanya.

    UNIFIL, yang memiliki sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan, telah menyerukan gencatan senjata sejak eskalasi antara Israel dan Hizbullah pada 23 September lalu.

    Pada Rabu (9/10), “tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter posisi tersebut,” tambahnya.

    “Kami mengingatkan IDF dan semua aktor tentang kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB dan untuk menghormati keutuhan tempat PBB setiap saat,” katanya.

    Lihat juga Video ‘Israel Pamer Rekaman Serangan Gudang Senjata Milik Hizbullah’:

    (rfs/fas)

  • Heboh Peta Timur Tengah Baru yang Diusulkan Israel, Seperti Apa?

    Heboh Peta Timur Tengah Baru yang Diusulkan Israel, Seperti Apa?

    Jakarta

    Istilah Timur Tengah baru telah digunakan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini.

    Dalam forum internasional, Netanyahu menunjukkan dua buah peta Israel dan kawasan sekitarnya. Dalam peta itu, tidak ada sama sekali nama maupun wilayah Palestina.

    Upaya Israel untuk mengubah tatanan kekuasaan regional dan merestrukturisasi peta politik bukanlah hal baru.

    Namun, dinamika kawasan yang semakin kompleks dan eskalasi konflik pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan direspons dengan serangan Israel ke Gaza selama 12 bulan terakhir telah meyakinkan banyak pihak di Israel bahwa tujuan tersebut kini lebih realistis untuk dicapai.

    Peta Israel yang kontroversial

    Dalam pidatonya baru-baru ini di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Netanyahu menampilkan peta pertama, yang mencakup wilayah berwarna hijau untuk negara-negara yang memiliki perjanjian damai dengan Israel atau sedang dalam negosiasi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

    Peta yang dinamai “karunia” itu memuat negara-negara mencakup Mesir, Sudan, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Bahrain, dan Yordania.

    Sedangkan peta kedua menunjukkan wilayah yang diwarnai hitam. Netanyahu menyebutnya sebagai wilayah “kutukan”.

    EPAPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan peta wilayah “kutukan” ketika berbicara di Sidang Umum PBB di New York, pada 27 September 2024.

    Dalam pidatonya baru-baru ini, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memperingatkan tentang apa yang disebutnya sebagai “ambisi penuh kebencian Israel.”

    Erdogan mengatakan, “Mereka [Israel] akan menginginkan tanah air kita di antara Tigris dan Efrat. Dan secara terbuka menyatakan melalui peta yang mereka tunjukkan bahwa mereka tidak akan puas dengan Gaza.”

    Yezid Sayigh, peneliti senior dari Carnegie Middle East Center, ragu bahwa ambisi pemerintahan Netanyahu itu merupakan indikasi dari agenda langsung atau tujuan sebenarnya.

    Sayigh memprediksi bahwa “Timur Tengah baru yang Netanyahu upayakan saat ini adalah tentang memungkinkan Israel menjajah sisa wilayah Palestina.”

    Baca juga:

    Hal itu terlihat dari upaya Israel yang ‘tidak malu’ dalam memperluas proyek permukimannya, terutama di Tepi Barat.

    Ditambah lagi, Israel juga telah secara terbuka mengumumkan niatnya untuk meningkatkan jumlah permukiman, meskipun ada kritik dari Arab dan dunia internasional.

    “Ada sejumlah menteri dalam pemerintahan sayap kanan Israel yang tidak percaya pada solusi dua negara, dan sekarang kita tampaknya semakin jauh dari solusi negara Palestina sejak Perjanjian Oslo pada 1993.”

    EPAPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan dua peta wilayah Timur Tengah yang dia namai “berkah” dan “kutukan” ketika berbicara di Sidang Umum PBB New York, pada 27 September 2024.

    “Tetapi saya tidak berpikir Amerika Serikat akan menyetujui peta Israel iniyang tidak mencakup wilayah Palestina,” kata David Schenker, peneliti senior di Washington Institute for Near East Policy.

    Sebelumnya, Schenker menjabat sebagai asisten menteri luar negeri untuk urusan wilayah timur dekat.

    “Pandangan Israel terhadap Timur Tengah baru adalah wilayah yang bebas dari ancaman Iran,” kata Schenker.

    Timur Tengah tanpa ‘ancaman Iran’

    Berbicara kepada BBC, Miri Eisen, pakar keamanan dan pensiunan perwira intelijen Israel, mengatakan: “Israel tidak ingin memaksakan Timur Tengah yang baru, tetapi untuk memastikan rezim mullah di Iran tidak mendefinisikan tatanan regional.”

    “Kata-kata Netanyahu ditujukan untuk mengakhiri program nuklir Iran dan memulihkan posisi historisnya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menyebabkannya [Netanyahu] malu secara global,” kata Sayigh.

    Pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallahsetelah serangan besar-besaran Israel yang menargetkan jantung pinggiran selatan Beirutdipandang sebagai titik balik ketegangan geopolitik dalam perang tersebut.

    Getty ImagesWarga Iran membakar bendera Israel dalam perayaan setelah serangan rudal terhadap Israel, 1 Oktober.

    Iran menembakkan rangkaian rudal balistik ke Israel. Negara itu menggunakan berbagai senjata yang telah lama membuat khawatir Barat, sebagai respons atas pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh di wilayahnya.

    Di sisi lain, Israel berjanji untuk menanggapi serangan Iran pada waktu yang dipilihnya sendiri.

    Solusi militer tidaklah cukup

    Amerika Serikat (AS) memberikan dukungan signifikan kepada Israel untuk memastikan keunggulan strategisnya. AS juga telah mengintensifkan kehadiran militernya di kawasan tersebut, mengingat meningkatnya ketegangan belakangan.

    Namun, dukungan ini menyaratkan Israel agar tidak melewati batas merah yang diulang-ulang Washington dalam pidato resminya, yaitu menargetkan proyek nuklir Iran dan solusi dua negara.

    Eisen berkata: “Tindakan militer Israel dilakukan untuk melawan ekspor senjata dan ideologi Iran ke proksi-proksinya di kawasan yang mengancam Israel dan negara-negara lain, dan bertujuan untuk melemahkan kemampuan militernya.”

    David Schenker, peneliti senior di Washington Institute memandang bahwa Israel mungkin telah membuat kemajuan dalam melumpuhkan proksi Iran di kawasan tersebut. Tetapi, dia ragu bahwa Israel dapat menciptakan tatanan baru tanpa dukungan negara-negara Arab.

    EPAKendaraan militer Israel berkumpul di dekat perbatasan dengan Lebanon, 3 Oktober

    “Hamas dapat bangkit kembali tanpa otoritas Palestina, upaya Arab dan diplomasi internasional, serta begitu pula Hizbullah tanpa upaya masyarakat Lebanon.”

    Eisen menganalisis bahwa Israel berupaya memperkuat kemitraan keamanan, ekonomi, dan bahkan teknologi dengan para sekutu yang memiliki persepsi sama tentang “ancaman Iran”.

    Selama beberapa tahun terakhir, Washington telah memimpin proyek normalisasi di kawasan tersebut, dengan menawarkan bantuan ekonomi hingga militer.

    AS mempromosikan gagasan bahwa Israel bukanlah ancaman regional bagi negara-negara Arab, tetapi sebaliknya, mitra strategis dalam menghadapi Iran.

    Laju normalisasi hubungan negara-negara di kawasan dengan Israel telah meningkat selama empat tahun terakhir.

    Baca juga:

    Maroko, UEA, dan Bahrain telah menandatangani ‘Perjanjian Abraham’ dengan Israel, tetapi tersendat sejak serangan 7 Oktober 2023 dan serangan Israel di Gaza berikutnya.

    Israel telah berupaya menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi yang menentang meningkatnya keterlibatan dan pengaruh Iran yang mayoritas Syiah di kawasan tersebut. Arab Saudi juga takut akan hegemoni Iran di Timur Tengah.

    Namun, Arab Saudi telah secara resmi menyatakan dalam sebuah artikel di Financial Times bahwa negara itu tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai negara Palestina didirikan.

    Sebelum 7 Oktober 2023, pergeseran geopolitik dan ekonomi telah memainkan peran besar dalam mengubah sikap sejumlah negara Arab seperti Mesir, Suriah, Lebanon, dan Yordania.

    ReutersPengeboran gas alam lepas pantai Tamar dekat pantai Ashkalon

    Negara-negara itu sebelumnya menolak mengakui Israelsebagai protes atas pemisahan Palestinausai negara itu dideklarasikan pada tahun 1948.

    “Tidak diragukan lagi bahwa negara-negara ini bersimpati ke Palestina, tapi mereka menemukan Israel bukanlah satu-satunya masalah. Ada juga para pembuat keputusan di Palestina.”

    “Akhirnya negara-negara ini memutuskan untuk mengutamakan kepentingan mereka sendiri daripada menghubungkan normalisasi dengan konflik Palestina dan Israel,” kata Schenker.

    Kemitraan ekonomi

    Kesepakatan dan perjanjian Israel dengan negara-negara Timur Tengah ini diumumkan sebelum 7 Oktober 2023, mencakup investasi dalam pertahanan, keamanan siber, teknologi finansial, dan energi.

    Namun, perang sejak 7 Oktober 2023 mungkin telah memperlambat volume kerja sama perdagangan antara Israel dan mitra barunya dari negara-negara Arab.

    Walau demikian, data resmi Israel mengungkapkan bahwa perdagangan antara Israel dan lima negara Arab meningkat selama paruh pertama tahun fiskal ini, dipimpin oleh UEA, Mesir, Bahrain, dan Maroko.

    Surat kabar Israel Maariv mengungkapkan sebuah perjanjian telah ditandatangani antara UEA dan Israel untuk membungun rute perdagangan antara kedua negara, yang melewati Arab Saudi dan Yordania, dan juga meluas ke Mesir.

    Gas Israel juga merupakan sumber pasokan utama untuk beberapa jaringan listrik Mesir.

    “Israel harus menggabungkan diplomasi, kemitraan ekonomi, dan tindakan pertahanan dan militer yang kuat untuk membentuk tatanan regional baru,” kata Schenker.

    “Perubahan di Timur Tengah tidak dapat dilihat secara terpisah dari situasi internasional, yaitu konflik internasional lainnya antara AS, Rusia, dan China, serta perubahan politik dalam negeri di Eropa,” kata Sayigh.

    Peneliti dari Carnegie itu khawatir dengan percepatan perubahan regional dan globa, yang semuanya berkontribusi pada percepatan tren global menuju konflik.

    Lihat Video ‘Peringatan Israel untuk Iran: Lihat Gaza dan Beirut!’:

    (ita/ita)

  • Timur Tengah Memanas, Putra Mahkota Saudi Bertemu Menlu Iran

    Timur Tengah Memanas, Putra Mahkota Saudi Bertemu Menlu Iran

    Jakarta

    Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan menteri luar negeri (menlu) Iran di Riyadh, Saudi saat kawasan itu bersiap menghadapi kemungkinan serangan Israel terhadap Iran.

    Menlu Iran, Abbas Araghchi, sebelumnya telah bertemu dengan menlu Saudi Pangeran Faisal bin Farhan untuk membahas “hubungan bilateral dan cara-cara untuk meningkatkannya di berbagai bidang dan perkembangan regional, lapor kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA) dilansir Al Arabiya dan AFP, Kamis (10/10/2024).

    Sebelumnya, juru bicara kementerian luar negeri Iran Esmail Baghaei menuliskan di media sosial X, bahwa kunjungan Araghchi akan difokuskan pada penghentian “genosida & agresi rezim Israel” dan bertujuan untuk “meringankan rasa sakit dan penderitaan saudara-saudari kita di Gaza dan Lebanon.”

    Israel telah melancarkan perang selama setahun melawan Hamas di Gaza, yang dipicu oleh serangan besar-besaran kelompok militan Palestina tersebut terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, mulai menggempur Israel utara setelah serangan itu, dan sejak bulan lalu Israel telah secara signifikan meningkatkan serangannya yang menargetkan para pemimpin dan infrastruktur Hizbullah.

    Hamas dan Hizbullah merupakan bagian dari apa yang disebut “Poros Perlawanan” Iran, yang terdiri dari kelompok-kelompok militan di wilayah tersebut.

    Kunjungan Araghchi ke Arab Saudi dilakukan saat wilayah tersebut menunggu respons Israel atas serangan rudal Iran di wilayahnya minggu lalu.

    Baghei mengatakan pertemuan di Riyadh itu “untuk melanjutkan upaya diplomatik kami, dalam koordinasi dengan negara-negara di kawasan.”

    Pemerintah Iran menyebut serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel sebagai “titik balik dalam sejarah perjuangan sah rakyat Palestina melawan Israel.”

    Iran dan Arab Saudi menjalin kembali hubungan diplomatik pada Maret 2023 berdasarkan kesepakatan mengejutkan yang dimediasi China, setelah putus hubungan selama tujuh tahun.

    Bulan lalu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman secara tegas menyatakan bahwa Kerajaan tersebut tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa adanya “negara Palestina yang merdeka.”

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Israel Tewaskan Tokoh Hizbullah dalam Serangan di Suriah

    Israel Tewaskan Tokoh Hizbullah dalam Serangan di Suriah

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan bahwa pasukannya telah menewaskan seorang tokoh Hizbullah dalam serangannya di dalam wilayah Suriah pada Rabu (9/10) waktu setempat. Ini terjadi seiring militer Israel terus menargetkan posisi dan petempur kelompok tersebut dengan serangan udara yang terus-menerus.

    Militer Israel dalam sebuah pernyataan dilansir Al Arabiya dan AFP, Kamis (10/10/2024), mengatakan bahwa Angkatan udara Israel menyerang dan melenyapkan Adham Jahout, seorang teroris dalam ‘Jaringan Teroris Golan’ milik Hizbullah, sel teror Hizbullah di Suriah.”

    Militer Israel menyebut Jahout sebagai perantara yang “menyampaikan informasi dari sumber-sumber rezim Suriah kepada Hizbullah”.

    Militer Israel mengatakan serangan udara tersebut terjadi di wilayah Quneitra di Suriah barat daya, dekat Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.

    Otoritas Israel jarang mengomentari serangan-serangannya di Suriah, tetapi telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutan Iran memperluas kehadirannya.

    Pengumuman serangan udara itu muncul beberapa jam setelah panglima militer Israel Herzi Halevi bersumpah untuk terus menggempur Hizbullah. Dia mengatakan bahwa serangan akan terus berlanjut “tanpa henti” untuk mencegah kelompok itu bangkit kembali.

    Namun, sekutu utama Israel, Amerika Serikat, telah mengingatkan negeri Yahudi itu untuk tidak melakukan aksi militer seperti Gaza di Lebanon. Hal ini disampaikan setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam Lebanon bisa mengalami “kehancuran” yang serupa dengan Gaza.

    Gedung Putih menyatakan, selama panggilan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan Netanyahu pada Rabu (9/10) waktu setempat, Biden meminta Israel untuk “meminimalkan bahaya” bagi warga sipil di Lebanon, khususnya di “daerah padat penduduk di Beirut”.

    “Tidak boleh ada aksi militer di Lebanon yang mirip dengan Gaza dan menimbulkan hasil yang mirip dengan Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller kepada wartawan.

    Diketahui bahwa Hizbullah secara historis mengandalkan Suriah, yang menjadi sekutunya, untuk mengangkut senjata dan peralatan lain dari pendukung utamanya, Iran.

    Iran dan kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon itu, juga merupakan sekutu terpenting pemerintah Suriah dalam perang saudara, yang telah berlangsung lebih dari satu dekade di negara itu.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • AS Ingatkan Israel Jangan Ulangi Kehancuran Gaza di Lebanon!

    AS Ingatkan Israel Jangan Ulangi Kehancuran Gaza di Lebanon!

    Jakarta

    Sekutu utama Israel, Amerika Serikat, mengingatkan negeri Yahudi itu untuk tidak melakukan aksi militer seperti Gaza di Lebanon. Hal ini disampaikan setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam Lebanon bisa mengalami “kehancuran” yang serupa dengan Gaza.

    Namun, panglima militer Israel Herzi Halevi berjanji untuk terus melanjutkan bombardir intensif Israel terhadap target-target Hizbullah, yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang sejak 23 September, “tanpa memberi mereka waktu istirahat atau pemulihan”.

    Komentar tersebut muncul setelah percakapan via telepon antara Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden, yang pertama dalam tujuh minggu, yang diharapkan akan berfokus pada tanggapan Israel terhadap rentetan rudal minggu lalu oleh Iran.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (10/10/2024), Gedung Putih menyatakan, selama panggilan telepon tersebut, Biden memberi tahu Netanyahu untuk “meminimalkan bahaya” bagi warga sipil di Lebanon, khususnya di “daerah padat penduduk di Beirut”.

    “Tidak boleh ada aksi militer di Lebanon yang mirip dengan Gaza dan menimbulkan hasil yang mirip dengan Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller kepada wartawan.

    Sebelumnya, Netanyahu mengatakan dalam pidato video kepada rakyat Lebanon pada hari Selasa: “Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang, yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza.”

    “Bebaskan negara Anda dari Hizbullah sehingga perang ini dapat berakhir,” imbuh Netanyahu.

    “Anda berada di persimpangan jalan yang penting … Berdirilah dan rebut kembali negara Anda,” katanya.

    “Jika Anda tidak melakukannya, Hizbullah akan terus mencoba memerangi Israel dari daerah padat penduduk dengan mengorbankan Anda. Mereka tidak peduli jika Lebanon terseret ke dalam perang yang lebih luas,” cetus Netanyahu.

    Sebelumnya, Biden juga telah memperingatkan Israel agar tidak mencoba menyerang program nuklir Iran, yang berisiko menimbulkan pembalasan besar. Biden juga menentang serangan terhadap instalasi minyak negara republik Islam itu, yang akan menyebabkan harga minyak mentah dunia melonjak.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Lebanon Membara, Turki Kirim Kapal untuk Evakuasi Ribuan Warganya

    Lebanon Membara, Turki Kirim Kapal untuk Evakuasi Ribuan Warganya

    Ankara

    Pemerintah Turki mengirimkan kapal untuk mengevakuasi sekitar 2.000 warganya dari Lebanon. Evakuasi lewat jalur laut ini dilakukan Ankara saat wilayah Lebanon terus digempur militer Israel yang berkonflik dengan kelompok Hizbullah.

    Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Selasa (8/10/2024), mengumumkan bahwa dua kapal Angkatan Laut akan berangkat dari pelabuhan di Provinsi Mersin menuju ke Beirut pada Selasa (8/10) waktu setempat.

    Diperkirakan ada sekitar 14.000 warga negara Turki yang tinggal dan terdaftar di konsulat negara itu di Lebanon.

    Para pejabat Ankara mengatakan pihaknya telah menyusun rencana darurat untuk mengevakuasi warganya dari Lebanon, karena situasi keamanan yang memburuk di lapangan.

    Sekitar 2.000 warga Turki yang akan dievakuasi dari jalur laut itu merupakan orang-orang yang telah mengajukan permohonan untuk meninggalkan Lebanon.

    Sumber Kementerian Luar Negeri Turki secara detail mengatakan bahwa sekitar 2.500 warga Turki sebenarnya mengajukan permohonan untuk dievakuasi dari Lebanon, namun setelah pemeriksaan lanjutan ditentukan kapasitas kapal hanya memenuhi sebanyak 2.000 orang.

    Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa kapal-kapal yang mengevakuasi warga Turki itu diperkirakan akan meninggalkan Lebanon pada Rabu (9/10) besok waktu setempat.

    Disebutkan juga bahwa proses evakuasi akan dilanjutkan pada hari-hari berikutnya jika diperlukan. Selain menjemput warga Turki, kapal evakuasi itu juga akan mengangkut bantuan kemanusiaan ke Lebanon.

    Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Turki mengumumkan bahwa pedoman untuk evakuasi warga negara ketiga via Turki juga telah ditentukan, dan bahwa persiapan yang diperlukan sedang dilakukan melalui kerja sama dengan hampir 20 negara yang telah meminta dukungan.

    Simak: Video: Detik-detik Ledakan di Lebanon Imbas Serangan Israel

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Akan Serang Hizbullah dari Laut, Warga Lebanon Diminta Jauhi Pantai

    Israel Akan Serang Hizbullah dari Laut, Warga Lebanon Diminta Jauhi Pantai

    Tel Aviv

    Militer Israel merilis perintah evakuasi terbaru untuk warga sipil Lebanon yang diminta tidak memasuki laut atau berada di area pantai di wilayah selatan negara tersebut. Perintah evakuasi itu mengindikasikan militer Tel Aviv akan memulai operasi melawan kelompok Hizbullah dari area maritim.

    Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) khusus bahasa Arab, Kolonel Avichay Adraee, seperti dilansir The Times of Israel dan The National, Selasa (8/10/2024), mengumumkan perintah evakuasi terbaru itu pada Senin (7/10) malam waktu setempat.

    Perintah evakuasi itu meminta warga sipil Lebanon untuk menjauhi tepi pantai dan laut yang membentang sepanjang 60 kilometer di sepanjang Laut Mediterania.

    Dalam pengumumannya, Adraee menyebut “peringatan mendesak” itu berlaku untuk orang-orang yang sedang berlibur, para pengunjung pantai, dan siapa pun yang menggunakan kapal untuk memancing atau penggunaan lainnya dari Sungai Awali — yang terletak di utara Sidon — ke arah selatan Lebanon.

    Dia mengatakan bahwa Angkatan Laut Israel akan segera memulai operasi melawan Hizbullah di area tersebut.

    “(Militer Israel) Akan segera beroperasi di wilayah maritim (melawan Hizbullah),” sebut Adraee dalam pengumumannya via media sosial X.

    “Demi keselamatan Anda, jangan berada di laut atau area pantai mulai sekarang hingga pemberitahuan lebih lanjut. Berada di tepi pantai, dan pergerakan perahu di area jalur Sungai Awali ke arah selatan, menjadi ancaman bagi kehidupan Anda,” imbaunya dalam pesan untuk warga sipil Lebanon.

    Perintah evakuasi itu, menurut The National, secara efektif memisahkan sepertiga wilayah selatan negara itu dari seluruh wilayah Lebanon.

    Militer Israel terus menggempur Lebanon dari udara dan melancarkan operasi darat di wilayah selatan negara itu, yang diklaim fokus melawan Hizbullah. Pada Senin (7/10), Tel Aviv mengumumkan pasukannya telah melancarkan 120 serangan “dalam satu jam” terhadap posisi-posisi Hizbullah di Lebanon bagian selatan.

    Militer Israel juga mengumumkan penambahan pasukan dalam operasi darat di dalam wilayah Lebanon, dekat perbatasan. Diklaim oleh Tel Aviv bahwa operasi darat mereka di Lebanon dilakukan secara “terlokalisasi, terbatas dan tepat sasaran”, namun skalanya terus meningkat sejak pekan lalu.

    Terkait operasi darat itu, militer Israel mengakui dua tentaranya tewas dalam pertempuran melawan Hizbullah di Lebanon. Dengan demikian, jumlah korban tewas militer Israel di wilayah Lebanon sejauh ini bertambah menjadi 11 orang.

    Secara terpisah, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan puluhan kematian baru, termasuk 10 petugas pemadam kebakaran yang tewas akibat serangan udara yang menghantam sebuah gedung di area perbatasan.

    Total sekitar 2.000 orang tewas di Lebanon sejak kelompok Hizbullah dan militer Israel terlibat serangan lintas perbatasan hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza setahun lalu. Hizbullah menyebut rentetan serangannya terhadap Israel sebagai solidaritas untuk Palestina dan Hamas.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Iran-Israel Memanas, Negara-negara Arab Pilih Sikap Netral

    Iran-Israel Memanas, Negara-negara Arab Pilih Sikap Netral

    Doha

    Negara-negara Teluk Arab berusaha meyakinkan Iran akan netralitas mereka dalam konflik antara Teheran dan Israel. Sikap ini diberikan negara-negara Teluk Arab ketika kekhawatiran memuncak bahwa eskalasi konflik yang lebih luas dapat mengancam fasilitas minyak mereka.

    Para menteri dari negara-negara Teluk Arab dan Iran, menurut dua sumber yang dikutip Reuters, Selasa (8/10/2024), menghadiri pertemuan negara-negara Asia yang digelar oleh Qatar, pekan lalu, dengan pembahasan berpusat pada deeskalasi atau meredakan ketegangan.

    Teheran melancarkan serangan rudal besar-besaran terhadap Tel Aviv pada 1 Oktober lalu, dalam apa yang disebut sebagai pembalasan atas pembunuhan para pemimpin senior Hamas dan Hizbullah oleh Israel serta kejahatan Tel Aviv di Jalur Gaza dan Lebanon.

    Otoritas Iran menegaskan serangannya, yang melibatkan ratusan rudal itu, telah berakhir kecuali ada provokasi lebih lanjut. Israel sendiri bersumpah akan membalas dengan keras serangan Iran tersebut.

    Para pejabat Tel Aviv, yang dikutip media Axios, mengatakan Israel bisa menargetkan fasilitas produksi minyak di dalam wilayah Iran dalam pembalasannya.

    Menurut salah satu sumber yang dikutip Reuters, deeskalasi yang mendesak telah menjadi agenda utama dalam semua diskusi yang berlangsung saat ini.

    Kementerian Luar Negeri Qatar, Kementerian Luar Negeri Iran, Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab, Kementerian Luar Negeri Kuwait dan kantor komunikasi pemerintah Arab Saudi belum memberikan komentar resmi atas laporan tersebut.

    Iran sejauh ini tidak mengancam akan menyerang fasilitas minyak di kawasan Teluk Arab. Namun Teheran telah memperingatkan jika “para pendukung Israel” melakukan intervensi langsung, maka kepentingan mereka di kawasan akan menjadi sasaran.

    “Negara-negara Teluk berpendapat kecil kemungkinannya bahwa Iran akan menyerang fasilitas minyak mereka, namun Iran memberikan petunjuk bahwa mereka akan melakukan serangan semacam itu dari sumber-sumber tidak resmi. Ini adalah alat yang dimiliki Iran untuk melawan AS dan perekonomian global,” sebut komentator Saudi, Ali Shihabi, yang dekat dengan otoritas Kerajaan Riyadh.

    Saudi sebagai pengekspor minyak terbesar telah memulihkan hubungan politik dengan Iran dalam beberapa tahun terakhir, yang telah membantu dalam meredakan ketegangan regional. Namun demikian, hubungan kedua negara masih sulit hingga kini.

    Riyadh selama ini mewaspadai serangan Teheran terhadap fasilitas minyak mereka, terutama sejak serangan terhadap kilang minyak utama mereka di Abqaiq tahun 2019 lalu memicu penutupan singkat terhadap lebih dari 5 persen pasokan minyak global. Iran telah membantah terlibat dalam serangan itu.

    “Pesan GCC kepada Iran adalah ‘tolong deeskalasi’,” ungkap Shihabi dalam pernyataannya, merujuk pada Dewan Kerja Sama Teluk yang terdiri atas Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, Qatar dan Kuwait.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian, saat menghadiri pertemuan di Doha pekan lalu, menegaskan bahwa negaranya akan siap untuk merespons, dan memperingatkan agar negara-negara Arab tidak “diam” dalam menghadapi “penghasutan perang” oleh Israel.

    “Segala jenis serangan militer, aksi teroris, atau pelanggaran garis merah kami akan ditanggapi dengan tegas oleh Angkatan Bersenjata kami,” tegasnya.

    Simak: Video Iran: Israel Mengira Dapat Rebut Gaza, Tapi Setahun Berlalu dan Mereka Gagal

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Sebut Belum Saatnya Menghentikan Perang

    Israel Sebut Belum Saatnya Menghentikan Perang

    Anda sedang membaca rangkuman sejumlah berita utama dari mancanegara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.Dunia Hari Ini, edisi Selasa, 8 Oktober 2024, kita awali dari perang di Timur Tengah.

    Perang Timur Tengah berlanjut

    Militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi baru bagi penduduk di sejumlah gedung di selatan Beirut, diikuti dengan lebih banyak serangan di ibu kota Lebanon tersebut.

    Dua kelompok yang dianggap militar, Hamas dan Hizbullah, juga menembakkan rentetan roket ke Israel untuk menandai setahun serangan Hamas pada 7 Oktober, yang disebutkan sebagai serangan teror.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia “tidak akan menghentikan perang sebelum waktunya” dalam pesan yang direkam selama upacara peringatan 7 Oktober.

    “Dalam setiap pertemuan saya dan istri dengan para pejuang, dengan yang terluka, dengan keluarga yang ditinggalkan, kami mendengar pesan yang sama berulang kali: kita tidak boleh menghentikan perang sebelum waktunya,” katanya.

    Amerika Serikat sudah memperingatkan Israel untuk tidak menyerang bandara Beirut atau jalanan menuju bandara, agar warga Amerika Serikat dan warga negara lainnya bisa keluar dari Lebanon.

    Pemerkosa dan pembunuh dokter di India didakwa

    Polisi India mendakwa seorang pria dengan tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter perempuan, yang kasusnya juga memicu protes besar-besaran.

    Tersangka bernama Sanjoy Roy ditangkap sehari setelah penemuan jasad dokter berusia 31 tahun di sebuah rumah sakit pemerintah di kota Kolkata.

    “Sanjoy Roy telah didakwa atas pemerkosaan dan pembunuhan dokter pascasarjana magang yang sedang bertugas di dalam rumah sakit,” kata seorang pejabat Biro Investigasi Pusat (CBI) kepada AFP.

    Roy, pria 33 tahun yang banyak diberitakan oleh media India, bekerja sebagai relawan di rumah sakit dan kini menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah.

    Peraih Nobel bidang Kedokteran

    Majelis Nobel mengatakan dalam sebuah pernyataan jika Victor Ambros dan Gary Ruvkun berhasil melakukan penemuan molekul RNA kecil, yang memainkan peran penting dalam regulasi gen.

    “Penemuan inovatif mereka mengungkapkan prinsip regulasi gen yang sama sekali baru yang ternyata penting bagi organisme multiseluler, termasuk manusia,” ujar lembaga Nobel.

    Para pemenang untuk bidang kedokteran dipilih dari universitas kedokteran Institut Karolinska Swedia dan menerima hadiah sejumlah 11 juta kroner Swedia.

    Pemenang Nobel di bidang kedokteran sebelumnya sudah banyak memberikan terobosan, seperti Ivan Pavlov yang dikenal karena eksperimennya tentang perilaku menggunakan anjing, dan Alexander Fleming, yang berjasa dalam penemuan penisilin.

    Siapa pemenang Fat Bear Week 2024?

    Ini adalah perayaan tahunan beruang cokelat di Taman Nasional Katmai untuk kemampuan mereka menambah berat badan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup selama hibernasi musim dingin.

    Selama musim panas, beruang-beruang ini melahap salmon agar bisa memiliki cadangan lemak penting sebelum menghadapi musim dingin di Alaska.

    Pemenang akan ditentukan lewat pemungutan suara, yang sudah dilakukan sejak awal Oktober lalu dan akan ditutup pada 8 Oktober mendatang.