Organisasi: Hizbullah

  • Korban Tewas Serangan Israel di Lebanon Capai 1.552 Orang Sejak 23 September

    Korban Tewas Serangan Israel di Lebanon Capai 1.552 Orang Sejak 23 September

    Jakarta

    Pasukan militer Israel terus menggempur wilayah Lebanon. Serangan masif itu mengakibatkan 1.552 orang di Lebanon tewas sejak September 2024.

    Dilansir AFP, Selasa (22/10/2024), serangan terbaru Israel di Lebanon terjadi pada Senin (21/10) malam di dekat rumah sakit daerah Beirut, Lebanon. Serangan itu mengakibatkan 18 orang tewas di lokasi.

    “Kematian terbaru ini menjadikan jumlah keseluruhan korban jiwa di Lebanon sejak 23 September menjadi sedikitnya 1.552 orang,” tulis keterangan AFP bersumber dari data Kementerian Kesehatan Lebanon.

    Kantor Berita Nasional Lebanon atau NAA melaporkan ada empat serangan pasukan Israel terjadi di pinggiran selatan Beirut hari ini. Wilayah itu disinyalir menjadi markas kelompok Hizbullah.

    Palang Merah Lebanon menyebutkan ada tiga paramedis ikut terluka dalam serangan Israel di Nabatiyeh. Para korban diketahui sedang menjalankan misi kemanusiaan dan telah berkoordinasi dengan pasukan penjaga perdamaian PBB.

    “Serangan terhadap Nabatiyeh menciptakan “sabuk api,” dengan sejumlah bangunan tempat tinggal, toko-toko dan kafe musnah dalam waktu kurang dari 30 detik,” kata NNA.

    “Satu jalan tampak seperti medan perang yang menakutkan,” sambung NNA.

    “Korban pada Senin termasuk 18 orang tewas, empat di antaranya anak-anak, dalam serangan Israel di dekat rumah sakit di Beirut selatan,” tuli Kementerin Kesehatan Lebanon.

    “60 orang lainnya terluka dalam serangan di dekat Rumah Sakit Rafic Hariri, fasilitas kesehatan masyarakat terbesar di Lebanon, yang terletak di Jnah beberapa kilometer (beberapa mil) dari pusat kota,” sambung Kementerian Kesehatan.

    Israel diketahui memperluas cakupan serangannya dari Gaza hingga Lebanon sejak akhir September lalu. Israel berdalih serangan mereka di Lebanon menargetkan kelompok Hizbullah.

    (ygs/haf)

  • Hizbullah Klaim Dalangi Serangan Drone di Rumah PM Israel Netanyahu

    Hizbullah Klaim Dalangi Serangan Drone di Rumah PM Israel Netanyahu

    Jakarta

    Rumah pribadi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Kaisarea, Israel, menjadi sasaran serangan drone pada akhir pekan lalu. Kelompok Hizbullah mengklaim sebagai dalang serangan yang menargetkan Netanyahu tersebut.

    “Hizbullah menyatakan tanggung jawab penuh atas operasi Kaisarea yang menargetkan Netanyahu,” kata Juru Bicara Hizbullah Mohammed Afif dilansir AFP, Selasa (22/10/2024).

    Serangan drone di kediaman Netanyahu terjadi pada Sabtu (19/10). Hizbullah baru mengakui menjadi dalang dari serangan tersebut hari ini atau tiga hari setelah serangan terjadi.

    Afif mengatakan sejumlah pejuang Hizbullah juga telah ditawan oleh tentara Israel baru-baru ini. Namun, pihak Hizbullah belum membeberkan jumlah anggotanya yang ini menjadi tawanan Israel.

    “Mengenai masalah tawanan yang saat ini ditahan oleh musuh, saya katakan: Saya tahu bahwa musuh tidak berkomitmen pada etika perang dan konvensi internasional tetapi mereka memikul tanggung jawab untuk menyelamatkan nyawa para tawanan,” kata Afif.

    Seperti diketahui, satu unit drone diluncurkan ke kediaman Netanyahu di Kaisarea, Israel, pada hari Sabtu (19/10). Hal ini disampaikan setelah militer melaporkan sebuah drone dari Lebanon telah ‘menghantam sebuah bangunan’ di kota di Israel tengah tersebut.

    “Sebuah UAV (kendaraan udara tak berawak) diluncurkan ke kediaman perdana menteri di Kaisarea. Perdana menteri dan istrinya tidak berada di lokasi, dan tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (19/10).

    (ygs/haf)

  • Serangan Besar-besaran Disiapkan Israel ke Iran

    Serangan Besar-besaran Disiapkan Israel ke Iran

    Jakarta

    Eskalasi perang di timur tengah semakin meningkat. Israel kini tengah menyiapkan serangan balasan besar-besaran terhadap Iran.

    Dilansir Anadolu Agency, Selasa (22/10/2024), Israel tengah mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Iran, sebagai balasan atas serangan rudal pada 1 Oktober lalu. Tel Aviv juga mempersiapkan langkah untuk mengantisipasi serangan balik dari Teheran.

    Persiapan serangan besar-besaran Israel itu diungkap seorang pejabat Israel yang enggan disebut namanya dalam pernyataan yang dirilis televisi lokal Kan pada Minggu (20/10) malam waktu setempat.

    “Israel sedang bersiap untuk melancarkan serangan besar terhadap Iran, dengan persiapan termasuk memperkuat pertahanan untuk mengantisipasi potensi apa pun respons Iran,” sebut pejabat Israel tersebut.

    Kendati demikian, pejabat Israel itu tidak memberikan informasi lebih detail soal daftar target di Iran yang diperkirakan akan dihantam serangan Tel Aviv.

    Iran, pada 1 Oktober lalu, meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke wilayah Israel. Teheran pada saat itu menyebut serangannya sebagai pembalasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah, serta seorang komandan Garda Revolusi Iran.

    Sejak serangan rudal Iran tersebut, Israel melakukan konsultasi secara intensif dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS), untuk menentukan target potensial dan kebutuhan pertahanan dalam menangkal pembalasan lanjutan dari Iran nantinya.

    Baca halaman selanjutnya>>

    Militer Israel, pada Sabtu (19/10) waktu setempat, mengatakan bahwa AS mengerahkan baterai pertahanan udara THAAD, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh, ke wilayahnya sebagai persiapan menghadapi kemungkinan serangan balik dari Iran.

    Sebelum kehadiran THAAD, pertahanan udara Israel mengandalkan tiga sistem, yakni Arrow untuk pencegatan rudal jarak jauh, lalu David’s Sling untuk rudal jarak menengah dan Iron Dome untuk mencegat rudal jarak pendek. Ketiga, sistem itu telah berjuang dalam mencegat banyak rudal Iran.

    Sementara itu, laporan sejumlah media Israel berspekulasi bahwa serangan yang akan terjadi terhadap Iran bisa saja menargetkan fasilitas minyak atau fasilitas nuklir, yang semakin memicu kekhawatiran terjadinya perang regional.

    Teheran telah bersumpah akan merespons setiap serangan Israel ‘secara menyakitkan’.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/ygs)

  • Hizbullah Gempur Markas Intelijen, Tel Aviv Tetapkan Keadaan Darurat

    Hizbullah Gempur Markas Intelijen, Tel Aviv Tetapkan Keadaan Darurat

    Tel Aviv

    Kelompok Hizbullah menggempur sejumlah posisi militer Israel di pinggiran Tel Aviv, termasuk pangkalan intelijen militer Unit 8200. Rentetan serangan Hizbullah ini mendorong penetapan keadaan darurat untuk area Tel Aviv, ibu kota Israel.

    Pangkalan angkatan laut Israel di area Haifa, Israel bagian utara, juga menjadi target serangan roket Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.

    Hizbullah dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, Selasa (22/10/2024), mengklaim para petempurnya meluncurkan “salvo roket” yang menargetkan “pangkalan unit intelijen militer 8200 di Gilot”.

    Kelompok Hizbullah juga mengklaim telah menembakkan rentetan roket ke posisi militer Israel lainnya di Nirit, yang ada pinggiran Tel Aviv. Laporan Al Jazeera menyebut serangan itu memicu rentetan ledakan besar di area tersebut.

    Dalam klaim terpisah pada hari yang sama, Hizbullah menyebut pasukannya juga membombardir “pangkalan Angkatan Laut Stella Martis di barat laut Haifa” — kota pesisir di Israel bagian utara — dengan “salvo roket”.

    Hizbullah juga mengunggah foto via akun Telegramnya dengan keterangan yang mengklaim serangan rudal di wilayah utara Caesarea, yang merupakan lokasi kediaman Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Namun Hizbullah tidak secara eksplisit mengklaim serangan tersebut.

    Merespons serangan-serangan itu, menurut Al Jazeera yang mengutip laporan media lokal Israel, militer Israel menetapkan situasi darurat di area Tel Aviv.

    Disebutkan bahwa semua lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion telah dihentikan sementara.

    Simak pernyataan militer Israel soal rentetan serangan Hizbullah itu di halaman selanjutnya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut sirene peringatan udara diaktifkan “di area Israel bagian tengah, setelah sekitar lima proyektil teridentifikasi mengudara dari Lebanon”.

    “Sebagian besar (proyektil)… berhasil dicegat,” klaim militer Israel.

    Dilaporkan juga oleh militer Israel bahwa setelah sirene berbunyi “di area Galilea Atas dan Dataran Tinggi Golan bagian utara, sekitar 15 proyektil diidentifikasi mengudara dari Lebanon”. Beberapa proyektil di area ini berhasil dicegat, dan sisanya terjatuh di area terbuka.

    Dalam pernyataannya, militer Israel mengatakan sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat rentetan serangan Hizbullah tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Klaim Hizbullah Simpan Emas-Uang Rp 7,7 T di Bunker RS Beirut

    Israel Klaim Hizbullah Simpan Emas-Uang Rp 7,7 T di Bunker RS Beirut

    Tel Aviv

    Militer Israel mengklaim kelompok Hizbullah menyembunyikan emas dan uang tunai, yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 500 juta atau setara Rp 7,7 triliun, di dalam bunker di bawah sebuah rumah sakit di Beirut, ibu kota Lebanon.

    Informasi itu disampaikan militer Israel saat mengungkapkan informasi intelijen soal sumber keuangan kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Israel memperluas operasi militernya melawan Hizbullah pada Minggu (20/10) malam dengan melancarkan rentetan serangan untuk melemahkan kemampuan pendanaan kelompok tersebut.

    Salah satu yang menjadi target serangan Tel Aviv adalah sebuah bunker bawah tanah, yang disebut oleh militer Israel sebagai tempat Hizbullah menyembunyikan emas dan uang tunai senilai puluhan juta dolar Amerika.

    “Angkatan Udara Israel melancarkan serangkaian serangan tepat sasaran terhadap markas keuangan Hizbullah ini,” sebut juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Selasa (22/10/2024).

    “Salah satu target utama kami tadi malam adalah brankas bawah tanah dengan uang tunai dan emas senilai puluhan juta dolar. Uang tersebut digunakan untuk mendanai serangan-serangan Hizbullah terhadap Israel,” ucapnya.

    Hagari tidak menyebutkan secara spesifik apakah seluruh uang tersebut dimusnahkan dalam serangan udara Israel.

    Dalam pernyataannya, Hagari kemudian menyebut keberadaan bunker lainnya, yang juga diklaim berisi uang tunai dan emas milik Hizbullah. Dia menyebut bunker itu berada di bawah bangunan sebuah rumah sakit di area Beirut.

    Dijelaskan oleh Hagari bahwa bunker kedua itu belum menjadi target serangan militer Israel.

    “Menurut perkiraan yang kami miliki, setidaknya ada setengah miliar dolar dalam bentuk uang dolar dan emas disimpan di dalam bunker ini. Uang ini dapat dan masih bisa digunakan untuk membangun kembali negara Lebanon,” ujarnya.

    Hagari menunjukkan sebuah peta yang menunjukkan lokasi bunker yang dimaksud, yakni di bawah Rumah Sakit Al-Sahel yang terletak di pinggiran selatan Beirut yang juga dikenal sebagai Dahiyeh, tempat sebagian besar basis kelompok Hizbullah.

    Dalam penjelasannya, Hagari mengklaim informasi-informasi soal bunker Hizbullah itu dikumpulkan oleh intelijen Israel selama bertahun-tahun. Dia bahkan menyebut mantan pemimpin Hizbullah, mendiang Hassan Nasrallah, yang membangun bunker tersebut, yang dirancang untuk tempat tinggal jangka panjang.

    Nasrallah tewas dalam serangan udara Tel Aviv di pinggiran selatan Beirut bulan lalu.

    Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen klaim yang disampaikan oleh Hagari tersebut. Kelompok Hizbullah belum memberikan komentar langsung atas klaim tersebut.

    Direktur Rumah Sakit di Beirut Bantah Klaim Israel

    Bantahan terhadap klaim Israel itu disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit Al-Sahel dan anggota parlemen Lebanon yang bernama Fadi Alameh, dari Partai Gerakan Amal.

    Ditegaskan Alameh kepada Reuters bahwa Israel membuat klaim palsu dan menyampaikan fitnah. Dia meminta militer Lebanon untuk mengunjungi rumah sakit yang dimaksud dan membuktikan bahwa hanya ada ruang operasi, pasien dan kamar mayat di rumah sakit tersebut.

    Alameh menambahkan bahwa rumah sakit itu sedang dievakuasi usai Israel melontarkan klaimnya.

    Namun Hagari, dalam pernyataannya, menegaskan militer Tel Aviv tidak akan menyerang rumah sakit tersebut. Ditegaskan juga oleh Hagari bahwa Israel sedang berperang melawan Hizbullah, bukan rakyat Lebanon.

    Dia kemudian meminta otoritas Lebanon dan organisasi internasional untuk mencegah Hizbullah menggunakan “uang tersebut untuk teror dan menyerang Israel”. Dia menambahkan bahwa Angkatan Udara Israel terus memantau kompleks rumah sakit tersebut.

    “Angkatan Udara Israel memantau kompleks tersebut, seperti yang Anda lihat. Namun kami tidak akan menyerang rumah sakit tersebut,” ucap Hagari.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Siapkan Serangan Besar-besaran ke Iran

    Israel Siapkan Serangan Besar-besaran ke Iran

    Tel Aviv

    Israel sedang mempersiapkan “serangan besar-besaran” terhadap Iran, sebagai balasan atas serangan rudal pada 1 Oktober lalu. Tel Aviv juga mempersiapkan langkah untuk mengantisipasi serangan balik dari Teheran.

    Persiapan serangan besar-besaran Israel itu, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (22/10/2024), diungkapkan oleh seorang pejabat Israel yang enggan disebut namanya dalam pernyataan yang dirilis televisi lokal Kan pada Minggu (20/10) malam waktu setempat.

    “Israel sedang bersiap untuk melancarkan serangan besar terhadap Iran, dengan persiapan termasuk memperkuat pertahanan untuk mengantisipasi potensi apa pun respons Iran,” sebut pejabat Israel tersebut.

    Namun pejabat Israel itu tidak memberikan informasi lebih detail soal daftar target di Iran yang diperkirakan akan dihantam serangan Tel Aviv.

    Iran, pada 1 Oktober lalu, meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke wilayah Israel. Teheran pada saat itu menyebut serangannya sebagai pembalasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah, serta seorang komandan Garda Revolusi Iran.

    Sejak serangan rudal Iran tersebut, Israel melakukan konsultasi secara intensif dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS), untuk menentukan target potensial dan kebutuhan pertahanan dalam menangkal pembalasan lanjutan dari Iran nantinya.

    Militer Israel, pada Sabtu (19/10) waktu setempat, mengatakan bahwa AS mengerahkan baterai pertahanan udara THAAD, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh, ke wilayahnya sebagai persiapan menghadapi kemungkinan serangan balik dari Iran.

    Sebelum kehadiran THAAD, pertahanan udara Israel mengandalkan tiga sistem, yakni Arrow untuk pencegatan rudal jarak jauh, lalu David’s Sling untuk rudal jarak menengah dan Iron Dome untuk mencegat rudal jarak pendek. Ketiga sistem itu telah berjuang dalam mencegat banyak rudal Iran.

    Sementara itu, laporan sejumlah media Israel berspekulasi bahwa serangan yang akan terjadi terhadap Iran bisa saja menargetkan fasilitas minyak atau fasilitas nuklir, yang semakin memicu kekhawatiran terjadinya perang regional.

    Teheran telah bersumpah akan merespons setiap serangan Israel “secara menyakitkan”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Jama’ah Muslimin ajak masyarakat muslim tolak minuman beralkohol

    Jama’ah Muslimin ajak masyarakat muslim tolak minuman beralkohol

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Majelis Ukhuwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Sakuri mengajak masyarakat Muslim untuk menjauhi minuman beralkohol dan menolak beredar-nya minuman beralkohol di tengah masyarakat.

    “Mengajak kepada seluruh elemen bangsa, masyarakat, ormas Islam, tokoh agama, dan pemuda untuk bersatu memerangi miras yang berdampak merusak moralitas individu, bangsa, dan mengancam kesatuan NKRI dan umat manusia pada umumnya,” kata Sakuri dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Pernyataan sikat tersebut disampaikan Sakuri menyikapi meningkatnya peredaran minuman beralkohol di sejumlah kota di Indonesia.

    Dia mengatakan Islam dengan tegas mengharamkan minuman beralkohol sebagaimana dinyatakan Al Quran Surat Al-Ma’idah ayat 90, yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.”

    Menurutnya melegalkan minuman beralkohol adalah bentuk pengkhianatan terhadap konstitusi NKRI yang mengamanatkan untuk menjaga segenap tumpah darah, yang Berketuhanan Yang Maha Esa dan merupakan pelecehan terhadap lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, yang dalam liriknya memerintahkan “Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya!”.

    Baca juga: Jenis-Jenis minuman keras dan pengawasannya di Indonesia

    Baca juga: Bea Cukai Amankan Minuman Beralkohol dan Ribuan Batang Rokok Ilegal di Wilayah Tulungagung

    Lebih lanjut dia mengatakan dalam asas hukum positif dikenal istilah “Lex superior derogate legi inferiori” yang artinya peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. Oleh karena itu maka peraturan perundang-undangan yang melegalkan minuman keras seharusnya batal demi hukum.

    Dia juga mendesak kepada para kepala daerah dari mulai tingkat kabupaten, kota dan provinsi untuk segera mencabut izin usaha gerai minuman beralkohol.

    Sakuri juga mendesak agar para pemilik gerai minuman beralkohol untuk segera menutup dan menghentikan aktivitas perdagangan minuman keras.

    Tidak hanya itu, Sakuri juga meminta aparat penegak hukum untuk melindungi masyarakat dari bahaya minuman beralkohol yang berpotensi memicu tindakan kriminal dan melakukan penindakan secara tegas kepada semua oknum yang terlibat dalam peredaran minuman beralkohol.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2024

  • Iran Salahkan AS Jika Israel Lancarkan Serangan Balasan

    Iran Salahkan AS Jika Israel Lancarkan Serangan Balasan

    Jakarta

    Pemerintah Iran mengingatkan bahwa Amerika Serikat akan memikul “tanggung jawab penuh” jika terjadi serangan balasan oleh Israel terhadap negara Republik Islam tersebut. Hal ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengindikasikan bahwa ia mengetahui rencana Israel untuk melakukan serangan balasan tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (22/10/2024), Amir Saeid Iravani, Duta Besar (Dubes) Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebut pernyataan Biden tersebut “sangat mengkhawatirkan dan provokatif”. Hal ini disampaikan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres.

    Sebelumnya, Biden menjawab “ya dan ya” ketika ditanya oleh seorang wartawan pada hari Jumat lalu, apakah dia memiliki “pemahaman yang baik saat ini” tentang bagaimana dan kapan Israel akan merespons serangan rudal Iran pada tanggal 1 Oktober.

    Saat itu, Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah yang didukung Teheran, dan seorang jenderal Garda Revolusi Iran.

    Sekutu AS, Israel, yang berperang dengan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, bersumpah untuk membalas dendam terhadap Iran atas serangan rudal tersebut.

    “Pernyataan yang menghasut ini (dari Biden) sangat memprihatinkan, karena menunjukkan persetujuan diam-diam Amerika Serikat dan dukungan eksplisit terhadap agresi militer Israel yang melanggar hukum terhadap Iran,” tulis Iravani dalam surat kepada Guterres tersebut.

    “Oleh karena itu, Amerika Serikat akan memikul tanggung jawab penuh atas perannya dalam menghasut, dan memungkinkan tindakan agresi oleh Israel terhadap Republik Islam Iran, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan Piagam PBB,” katanya.

    Menurut laporan media Washington Post, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberi tahu Biden bahwa ia bermaksud menyerang lokasi militer Iran, dan bukan menargetkan infrastruktur nuklir atau minyak.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Serangan Israel Tewaskan 3 Tentara Lebanon, Menhan AS Ingatkan Ini!

    Serangan Israel Tewaskan 3 Tentara Lebanon, Menhan AS Ingatkan Ini!

    Washington DC

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin menyatakan keprihatinannya setelah serangan militer Israel menewaskan tiga tentara Lebanon dan lebih banyak serangan mengenai pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Austin mengingatkan Israel, sekutu dekat AS, untuk menjamin keselamatan dan keamanan tentara Lebanon juga pasukan penjaga perdamaian PBB. Demikian seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (22/10/2024).

    Serangan militer Israel, pada Senin (21/10), dilaporkan menewaskan tiga tentara Angkatan Bersenjata Lebanon di bagian selatan negara tersebut, yang menjadi salah satu lokasi pertempuran antara pasukan Tel Aviv dan kelompok Hizbullah.

    Militer Israel menyampaikan permintaan maaf atas serangan mematikan itu, dan mengklaim pasukannya mengira mereka menargetkan kendaraan milik Hizbullah di Lebanon. Serangan mematikan itu terjadi setelah serangan serupa pada 11 Oktober lalu yang menewaskan dua tentara Lebanon dan melukai tiga tentara lainnya.

    Juga terjadi pada Senin (21/10), Pasukan Interim PBB di Lebanon atau UNIFIL menuduh militer Israel “dengan senjata menghancurkan menara observasi dan pagar pembatas posisi PBB” di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Departemen Pertahanan AS, atau Pentagon, kemudian menyampaikan pernyataan soal respons Menhan Austin atas kematian tentara Lebanon akibat serangan Israel, sekutu dekatnya, juga pesan khusus Washington untuk Tel Aviv.

    “Menhan Austin sangat prihatin dengan laporan serangan-serangan terhadap Angkatan Bersenjata Lebanon, dan dia terus menekankan pentingnya mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan Angkatan Bersenjata Lebanon dan pasukan UNIFIL,” ucap Sekretaris Pers Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder dalam pernyataan kepada Al Arabiya.

    Militer Israel sebelumnya menyatakan pasukannya sedang memburu infrastruktur dan depot senjata Hizbullah di seluruh wilayah Lebanon.

    AS, sebagai sekutu dekat, menyuarakan dukungan penuh untuk operasi militer Israel menargetkan Hizbullah. Namun selama hampir 12 bulan terakhir, Washington juga secara terbuka menyatakan sikapnya yang menentang operasi darat atau invasi Tel Aviv ke wilayah Lebanon.

    Saat serangan Israel menewaskan dua tentara Lebanon pada 11 Oktober lalu, seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, juga menyampaikan penekanan serupa untuk Tel Aviv.

    Pejabat pertahanan AS itu mengatakan kepada Al Arabiya bahwa Washington mendukung operasi militer Israel yang menargetkan infrastruktur Hizbullah, yang bisa digunakan untuk mengancam warga Israel. Namun sekutunya itu juga harus memperhatikan keselamatan warga sipil, tentara Lebanon dan pasukan PBB.

    “Penting agar operasi ini dilakukan dalam cara yang tidak mengancam nyawa warga sipil, pasukan penjaga perdamaian PBB, atau personel Angkatan Bersenjata Lebanon,” tegasnya pada saat itu.

    Israel dan Hizbullah terlibat serangan lintas perbatasan, yang terjadi hampir setiap hari, sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah menyebut rentetan serangannya sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina dan Hamas yang berperang melawan Israel.

    Militer Tel Aviv semakin meningkatkan serangan terhadap Hizbullah sejak akhir September lalu, dan melancarkan operasi darat di dalam wilayah Lebanon bagian selatan, yang diklaim fokus menargetkan Hizbullah.

    AS mengirimkan utusan khususnya, Amos Hochstein, ke Beirut pekan ini sebagai bagian dari upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menari solusi diplomatik bagi perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza dan Lebanon.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Netanyahu Buka Suara Usai Kediamannya di Israel Dikepung Drone Hizbullah

    Netanyahu Buka Suara Usai Kediamannya di Israel Dikepung Drone Hizbullah

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu buka suara usai kediamannya di Kaisarea, Israel tengah, diserang drone. Netanyahu mengatakan kelompok-kelompok yang didukung Iran yang mencoba membunuhnya dan istrinya akan membayar ‘harga yang mahal’.

    “Para perwakilan Iran yang mencoba membunuh saya dan istri saya hari ini telah melakukan kesalahan besar,” kata Netanyahu yang, menurut kantornya, tidak berada di rumah pada saat insiden itu terjadi, dilansir AFP, Minggu (20/10/2024).

    Seperti diketahui, Kantor Netanyahu mengatakan bahwa sebuah drone diluncurkan ke kediaman pemimpin negeri Yahudi itu di Kaisarea, Israel tengah pada hari Sabtu (19/10). Hal ini disampaikan setelah militer melaporkan sebuah drone dari Lebanon telah “menghantam sebuah bangunan” di kota di Israel tengah tersebut.

    “Sebuah UAV (kendaraan udara tak berawak) diluncurkan ke kediaman perdana menteri di Kaisarea. Perdana menteri dan istrinya tidak berada di lokasi, dan tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor beritaAFP, Sabtu (19/10).

    Tidak segera jelas apakah bangunan yang dilaporkan dihantam oleh militer sebelumnya adalah kediaman pribadi Netanyahu.

    Militer Israel mengatakan tiga drone telah ditembakkan dari Lebanon pada hari Sabtu dan telah mencegat dua drone.

    Serangkaian proyektil ditembakkan dari Lebanon ke Israel utara pada hari Sabtu, dengan sirene meraung-raung di Israel utara secara berkala.

    Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan “serangan musuh Israel” mengenai sebuah mobil di Jounieh. Media pemerintah Lebanon mengatakan serangan itu terjadi di jalan raya utama yang menghubungkan ibu kota dengan wilayah utara negara itu.

    Israel saat ini sedang berperang melawan sekutu Hamas, Hizbullah, di Lebanon, dengan Israel mengirim pasukan darat melintasi perbatasan Lebanon bulan lalu.

    (whn/whn)