Organisasi: Hizbullah

  • Netanyahu Peringatkan Pasukan Pemberontak Suriah Tak Gabung dengan Iran

    Netanyahu Peringatkan Pasukan Pemberontak Suriah Tak Gabung dengan Iran

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan pasukan pemberontak Suriah untuk tidak mengikuti jejak Bashar al-Assad dan membiarkan Iran membangun kembali kekuasaannya di negara tersebut. Netanyahu mewanti-wanti akan melancarkan serangan jika hal itu terjadi.

    “Jika rezim ini mengizinkan Iran untuk membangun kembali kekuasaannya di Suriah, atau mengizinkan transfer senjata Iran atau senjata lainnya ke Hizbullah, atau jika mereka menyerang kami, kami akan membalas dengan kekerasan dan kami akan menuntut harga yang mahal,” kata Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah di X dilansir BBC, Rabu (11/12/2024).

    “Apa yang terjadi pada rezim sebelumnya, akan terjadi juga pada rezim ini,” imbuhnya.

    Untuk diketahui, Iran adalah salah satu sekutu terpenting Bashar al-Assad dan Hizbullah, yang didukung oleh Iran, mengirim ratusan pejuang untuk bergabung dalam perang saudara Suriah dan telah menjadi kunci dalam menguasai wilayah rezim.

    Pernyataan Netanyahu muncul setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa pasukannya beroperasi di luar zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan.

    Mohammed Al Bashir Ditunjuk Jadi Perdana Menteri Sementara Suriah

    Sementara itu, Mohammed Al Bashir ditunjuk menjadi Perdana Menteri (PM) sementara Pemerintah Suriah. Al Bashir menyatakan akan menjabat hingga 1 Maret 2025 untuk memimpin pemerintahan transisi.

    Al Bashir akan memimpin kabinet kecil untuk memastikan layanan publik dapat dilanjutkan. Hal ini, katanya, karena beberapa lembaga pemerintah di Suriah telah meminta pegawai negeri dan petugas kesehatan untuk kembali bertugas.

    Seperti dilansir National, surat kabar yang berbasis di Abu Dhabi, Al Bashir memerintah wilayah barat laut yaitu Provinsi Idlib Suriah sebagai bagian dari Pemerintahan Keselamatan Suriah, yang merupakan kelompok yang terkait dengan Hayat Tahrir-al Shams (HTS).

    Rezim Assad Tumbang

    Rezim Assad tumbang setelah kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menyatakan telah menguasai pusat Damaskus, ibu kota Suriah pada akhir pekan lalu.

    Pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani, dengan penuh kemenangan mengumumkan “penaklukan Damaskus”. Sekarang dia menggunakan nama aslinya, Ahmed al-Sharaa, alih-alih nama samaran sebagai tanda kebangkitannya yang tiba-tiba ke panggung nasional.

    (whn/whn)

  • Netanyahu Peringatkan Pasukan Pemberontak Suriah Tak Gabung dengan Iran

    Netanyahu Ancam Pasukan Pemberontak Suriah Jika Dukung Iran

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan pasukan pemberontak Suriah untuk tidak mengikuti jejak Bashar al-Assad dan membiarkan Iran membangun kembali kekuasaannya di negara tersebut. Netanyahu mewanti-wanti akan melancarkan serangan jika hal itu terjadi.

    “Jika rezim ini mengizinkan Iran untuk membangun kembali kekuasaannya di Suriah, atau mengizinkan transfer senjata Iran atau senjata lainnya ke Hizbullah, atau jika mereka menyerang kami, kami akan membalas dengan kekerasan dan kami akan menuntut harga yang mahal,” kata Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah di X dilansir BBC, Rabu (11/12/2024).

    “Apa yang terjadi pada rezim sebelumnya, akan terjadi juga pada rezim ini,” imbuhnya.

    Untuk diketahui, Iran adalah salah satu sekutu terpenting Bashar al-Assad dan Hizbullah, yang didukung oleh Iran, mengirim ratusan pejuang untuk bergabung dalam perang saudara Suriah dan telah menjadi kunci dalam menguasai wilayah rezim.

    Pernyataan Netanyahu muncul setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa pasukannya beroperasi di luar zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan.

    Mohammed Al Bashir Ditunjuk Jadi Perdana Menteri Sementara Suriah

    Sementara itu, Mohammed Al Bashir ditunjuk menjadi Perdana Menteri (PM) sementara Pemerintah Suriah. Al Bashir menyatakan akan menjabat hingga 1 Maret 2025 untuk memimpin pemerintahan transisi.

    Pengumuman itu disampaikan dalam pidato Al Bashir yang disiarkan televisi setempat. Mohammed Al Bashir merupakan pemimpin pemberontak yang membantu menggulingkan rezim Bashar al-Assad.

    Seperti dilansir National, surat kabar yang berbasis di Abu Dhabi, Al Bashir memerintah wilayah barat laut yaitu Provinsi Idlib Suriah sebagai bagian dari Pemerintahan Keselamatan Suriah, yang merupakan kelompok yang terkait dengan Hayat Tahrir-al Shams (HTS).

    Sebelumnya, utusan khusus PBB untuk Suriah mengatakan penting bagi semua kelompok di Suriah untuk bekerja sama. Namun Geir Pedersen menambahkan: “Secara umum kami telah melihat pernyataan yang meyakinkan dari HTS dan berbagai kelompok bersenjata”. Meskipun demikian, Pedersen melanjutkan dengan mengatakan masih ada beberapa masalah hukum dan ketertiban.

    Rezim Assad Tumbang

    Rezim Assad tumbang setelah kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menyatakan telah menguasai pusat Damaskus, ibu kota Suriah pada akhir pekan lalu.

    Pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani, dengan penuh kemenangan mengumumkan “penaklukan Damaskus”. Sekarang dia menggunakan nama aslinya, Ahmed al-Sharaa, alih-alih nama samaran sebagai tanda kebangkitannya yang tiba-tiba ke panggung nasional.

    (whn/whn)

  • Korban Tewas di Gaza Akibat Gempuran Serangan Israel Tembus 44.786

    Korban Tewas di Gaza Akibat Gempuran Serangan Israel Tembus 44.786

    Jakarta

    Jumlah korban tewas di Gaza, Palestina, akibat serangan Israel terus bertambah. Terkini, total korban tewas mencapai 44.786 jiwa.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (11/12/2024) Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan setidaknya 44.786 orang tewas selama lebih dari 14 bulan terakhir sejak Israel menyerang Gaza.

    Jumlah tersebut mencakup sedikitnya 28 orang tewas dalam 24 jam terakhir. Sebanyak 106.188 orang terluka di Jalur Gaza sejak perang dimulai ketika militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.

    Netanyahu Bilang Tak Akan Setop Perang Gaza Sekarang

    Sementara itu baru-baru ini, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tidak akan menghentikan perang yang berkecamuk di Jalur Gaza sekarang. Penegasan ini disampaikan setelah upaya terbaru untuk mewujudkan gencatan senjata sedang dilakukan.

    “Jika kita menghentikan perang sekarang, Hamas akan kembali, memulihkan diri, membangun kembali kelompok mereka dan menyerang kita lagi — dan itulah yang tidak inginkan terjadi kembali,” tegas Netanyahu dalam konferensi pers di Yerusalem, seperti dilansir AFP, Selasa (10/12).

    Ditegaskan oleh Netanyahu bahwa dirinya telah menetapkan tujuan “pembinasaan Hamas, pemusnahan kemampuan militer dan administratifnya” untuk mencegah serangan di masa depan. Dia menyebut tujuan tersebut belum tercapai.

    Dengan keberhasilan tersebut, menurut Blinken, sudah waktunya untuk “memulangkan para sandera dan mengakhiri perang dengan pemahaman tentang apa yang akan terjadi selanjutnya”.

    Dalam beberapa hari terakhir, terdapat tanda-tanda bahwa negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera yang gagal selama berbulan-bulan mungkin akan dihidupkan kembali dan mampu mencapai terobosan.

    Seorang sumber yang dekat dengan delegasi Hamas mengatakan pada saat yang sama bahwa Turki serta Mesir dan Qatar telah “melakukan upaya terpuji untuk menghentikan perang” dan putaran perundingan baru akan segera dimulai.

    Netanyahu, pada Minggu (8/12) waktu setempat, bertemu dengan keluarga para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, dan mengatakan bahwa perang melawan Hamas dan Hizbullah akan memfasilitasi negosiasi untuk pembebasan mereka.

    Warga Israel yang berunjuk rasa, termasuk keluarga para sandera, berulang kali menyerukan kesepakatan untuk membebaskan para sandera dan menuduh Netanyahu memperpanjang perang.

    Perang Gaza dipicu oleh serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera.

    (whn/whn)

  • 6 Update Situasi Suriah, Penyebab Keruntuhan Rezim Assad-Nasib Iran

    6 Update Situasi Suriah, Penyebab Keruntuhan Rezim Assad-Nasib Iran

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang sudah berlangsung sejak tahun 2000, berhasil digulingkan dan tumbang. Situasi ini pun mengakhiri Perang Saudara yang berlangsung selama 13 tahun di Negeri Syam tersebut.

    Perang ini berakhir setelah adanya sejumlah pihak yang terlibat untuk menjatuhkan Assad dan kekuasaan Partai Baath yang dinaunginya. Salah satunya adalah pasukan pemberontak Suriah, yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Berikut update terkait situasi di Suriah saat ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Selasa (10/12/2024):

    Alasan Jatuhnya Rezim Assad di Suriah

    Keruntuhan rezim Assad disebut-sebut terjadi akibat perang kelompok Hizbullah dengan Israel. Ini merupakan salah satu efek domino yang terjadi sejak serangan Hamas ke Israel dan sebaliknya pada 7 Oktober 2023 lalu.

    Dilansir The Guardian pada Senin (9/12/2024), Hizbullah, gerakan Syiah Lebanon yang telah lama didukung oleh Iran dalam perjuangan bersama mereka melawan Israel, disebut salah perhitungan dalam membantu Hamas dalam perang di Gaza dengan membuka front di garis biru yang ditetapkan PBB yang memisahkan Lebanon dari tetangga mereka, Israel.

    Setelah hampir setahun serangan lintas batas yang saling berbalas yang menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi dari rumah mereka, Israel meningkatkan kampanyenya pada September. Israel berhasil menghancurkan sebagian besar struktur komando Hizbullah melalui serangan udara, termasuk sekretaris jenderalnya yang telah lama menjabat, Hassan Nasrallah, dan mengusir para pejuang kelompok itu dari zona demarkasi melalui serangan darat.

    Dua bulan kemudian, Teheran memberi tahu Hizbullah, mereka tidak mampu menanggung lebih banyak kerugian. Kelompok itu pun tertatih-tatih ke meja perundingan, menyetujui gencatan senjata dengan persyaratan yang menguntungkan Israel.

    Di sisi lain, kelompok Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memulai serangannya ke kota Aleppo pada hari yang sama ketika Israel dan Hizbullah menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran di Lebanon.

    HTS Islamis, bersama dengan payung milisi yang didukung Turki yang dikenal sebagai Tentara Nasional Suriah, merasakan adanya peluang, mempertaruhkan bahwa sekutu Assad telah melemah dan tidak terorganisir.

    Mereka bergerak ke Aleppo, yang kabarnya untuk menghalangi serangan rezim yang direncanakan terhadap benteng mereka di Suriah barat laut, dan mendapati bahwa tentara Damaskus yang korup dan terdemoralisasi tidak siap dan hanya memberikan sedikit perlawanan.

    Nasib Iran Pasca Tumbangnya Rezim Assad

    Kemunduran Assad rupanya memberikan tekanan yang berat bagi Iran, yang merupakan penyokong utamanya.

    Ahli Keamanan di King’s College London (KCL), Andreas Krieg mengatakan, kondisi ini kemudian harus memaksa Iran dan proksinya, yang dikenal sebagai ‘Poros Perlawanan’, untuk berkonsentrasi pada wilayah asal mereka dan bukan terlibat di peperangan di luar negara mereka

    “Dengan demikian, poros itu akan kehilangan cita rasa transnasionalnya dan kedalaman strategis regionalnya,” ujarnya kepada AFP, dikutip Selasa (10/12/2024).

    Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 merupakan awal mula dari pelemahan poros sokongan Iran. Kekuatan militer Hizbullah telah dirusak dan pemimpinnya, Hassan Nasrallah, telah dibunuh oleh Israel. Israel, di sisi lain, telah menyerang jalur pasokan militer dan keuangan Hizbullah dari Iran melalui Suriah.

    Pendukung Iran yang tersisa berada di Yaman dan Irak. Meski sempat berulang kali mengganggu AS dan sekutunya di kawasan itu, namun menjadi pengganggu tampaknya tidak dapat melakukan perubahan besar.

    “Mereka kemungkinan akan kehilangan (pengaruh) itu,” tambah Krieg.

    Ribuan Warga Iran Pulang dari Suriah

    Fatemeh Mohajerani, juru bicara pemerintah Iran, mengatakan 4.000 warga negara Iran telah kembali ke negara itu dari Suriah sejak Assad digulingkan.

    “Mereka berangkat dengan 10 penerbangan yang diselenggarakan oleh maskapai penerbangan Iran Mahan,” kata Mohajerani di Teheran.

    Foto: Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung. (REUTERS/Mohammed Yassin)
    Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung. (REUTERS/Mohammed Yassin)

    PBB Buka Suara Soal Periode Kritis Suriah

    Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, meminta setiap transisi politik di Suriah harus mencakup akuntabilitas di balik kejahatan yang dilakukan di bawah pemerintahannya.

    “Setiap transisi politik harus memastikan akuntabilitas bagi para pelaku pelanggaran serius dan menjamin bahwa mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban,” kata Turk kepada wartawan di Jenewa, seperti dikutip AFP, Senin.

    Ketika ditanya apakah Assad termasuk di antara mereka yang harus dimintai pertanggungjawaban, Turk mengatakan “mantan presiden Suriah dan siapa pun yang berada di posisi kepemimpinan senior, memang ada alasan serius untuk percaya mereka mungkin telah melakukan kejahatan kekejaman”.

    “Sangat penting bahwa semua bukti dikumpulkan dan disimpan dengan cermat untuk digunakan di masa mendatang,” tambahnya.

    Komentarnya muncul setelah Assad melarikan diri dari Suriah ketika pemberontak yang dipimpin Islam menyerbu Damaskus, memicu perayaan di seluruh negeri dan sekitarnya atas berakhirnya pemerintahannya yang menindas.

    Turk menggambarkan “pelanggaran hak asasi manusia yang paling serius… termasuk penyiksaan dan penggunaan senjata kimia”.

    Perubahan mendadak dan dramatis di Suriah membawa “harapan bahwa ini akan menjadi kesempatan bagi negara untuk membangun masa depan yang didasarkan pada hak asasi manusia, kebebasan, dan keadilan”, kata Turk.

    Ia menambahkan, “reformasi aparat keamanan akan menjadi kunci. Transisi ini juga harus memastikan bahwa tragedi orang hilang ditangani.”

    Qatar Kutuk Pendudukan Israel di Suriah

    Dalam konferensi pers, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan tidak dapat diterima bagi Israel untuk mengeksploitasi situasi saat ini di Suriah dan melanggar kedaulatannya.

    Ia menambahkan Qatar telah mengutuk keras serangan Israel di perbatasan dengan Suriah, menekankan: “Ini akan membawa kawasan itu ke dalam lebih banyak masalah.”

    Juru bicara itu juga mengatakan negara Teluk itu “mendesak” meminta masyarakat global untuk bertindak agar hukum internasional dipatuhi.

    “Kami memiliki konvensi internasional, kami memiliki kedaulatan dan persatuan wilayah Suriah,” katanya. “Tidak seorang pun diizinkan, dalam keadaan apa pun, termasuk pendudukan Israel, untuk merebut peluang untuk menduduki … wilayah Suriah.”

    Ia menyimpulkan bahwa ini adalah “pelanggaran yang dilakukan oleh Israel terhadap wilayah Suriah”.

    Foto: Serangkaian ledakan keras terdengar di Damaskus, Suriah pada Selasa, (10/12/2024), di tengah laporan bahwa Israel secara sistematis menggempur instalasi militer Suriah setelah penggulingan rezim Bashar al-Assad. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP)
    Serangkaian ledakan keras terdengar di Damaskus, Suriah pada Selasa, (10/12/2024), di tengah laporan bahwa Israel secara sistematis menggempur instalasi militer Suriah setelah penggulingan rezim Bashar al-Assad. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP)

    Israel Lancarkan Ratusan Serangan Udara di Suriah

    Pesawat tempur Israel telah menargetkan pabrik-pabrik di Aleppo milik angkatan udara Suriah, serta gudang senjata dan amunisi di pinggiran Damaskus dan sejumlah tempat lain di seluruh Suriah. Hal ini disampaikan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

    Pemantau perang mengatakan “serangan tersebut mengakibatkan penghentian total pertahanan udara dan melumpuhkan semua posisi yang menjadi target”.

    Daftar lengkap aset militer yang menjadi target di berbagai provinsi, termasuk Deir Az Zor, Hama, Homs. Al-Hasakah, Latakia, Damaskus, Rif Dimashq, Deraa, al-Quneitra, dan Aleppo.

    (dce)

  • Di Persidangan, Benjamin Netanyahu Geram Dituduh Terima Suap Cerutu dan Sampanye – Halaman all

    Di Persidangan, Benjamin Netanyahu Geram Dituduh Terima Suap Cerutu dan Sampanye – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dihadirkan di persidangan pada Selasa (10/12/2024) dalam kasus korupsi.

    Sidang korupsi publik merupakan kesempatan bagi Netanyahu untuk membantah tuduhan korupsi.

    “Saya menunggu selama delapan tahun untuk mengatakan kebenaran yang saya ingat,” katanya.

    Ia menyebut tuduhan itu sebagai “lautan absurditas.”

    Netanyahu mengkritik waktu persidangan saat Israel sedang berperang melawan Hamas dan Hizbullah.

    “Saya perdana menteri dan mengelola negara dan IDF selama perang.”

    Ia  berpikir pengadilan dapat menyeimbangkan waktunya dengan lebih baik daripada [memaksanya] untuk bersaksi tiga kali seminggu di pengadilan”.

    “Saya tidak pernah percaya bahwa menjadi sukarelawan untuk mengabdi pada negara akan berujung pada hal ini,” katanya.

    Ia menegaskan kembali perlunya Israel menjadi kuat secara militer dan ekonomi dan berbicara tentang keinginannya sendiri untuk menahan tekanan global dan domestik.

    Ia menegaskan, kembalinya dirinya ke dunia politik di usianya yang menginjak 50 tahun bukan karena motif penipuan atau mencari keuntungan.

    Melainkan agar lebih banyak membantu negaranya.

    Ia menambahkan, keputusannya tersebut justru menimbulkan penderitaan bagi istrinya.

    Tuduhan Disuap Cerutu dan Sampanye

    Mengacu pada tuduhan penyuapan melalui cerutu dan sampanye, Netanyahu  mengatakan dia tidak pernah bisa secara konsisten menghisap cerutunya.

    “Saya selalu diganggu. Ngomong-ngomong, saya benci sampanye.”

    Dia mengatakan klaim bahwa dirinya menerima hadiah ilegal adalah “kebohongan besar”.

    Netanyahu bahkan mengaku tidak merokok dan tidak makan makanan “super mewah” serta selalu makan di tempat kerja.

    Ia mengatakan bahwa ia bekerja sepanjang waktu, sering kali hingga pukul dua pagi, dan tidak pernah bertemu anak-anaknya, dan menyebutnya sebagai “harga yang mahal untuk dibayar.” 

    Pengacara pembela

    Pengacara pembela Netanyahu, Amit Hadad, mengatakan kepada Pengadilan Distrik Yerusalem bahwa pendekatan polisi terhadap perdana menteri itu mirip dengan diktator Rusia Joseph Stalin.

    Yang menyuruh bawahannya untuk menciptakan kejahatan guna mengadili tokoh-tokoh oposisi jika mereka tidak dapat menemukan kejahatan yang ada.

    Hadad menyampaikan kepada pengadilan bahwa pembelaannya akan dimulai dengan Kasus 4000 (Suap Media Walla-Bezeq), kemudian berlanjut ke Kasus 1000 (Hadiah Ilegal), dan diakhiri dengan Kasus 2000 (Percobaan Suap Media – Yediot Aharonot-Israel Hayom).

    Amit Hadad mengatakan kepada Pengadilan Distrik Yerusalem bahwa kasus ini dimulai lima tahun lalu ketika jaksa penuntut mengatakan ada hubungan antara ketiga kasus tersebut.

    “Hal ini tidak pernah terjadi. Tidak ada yang disebutkan jaksa penuntut dalam pembukaannya yang terbukti. Meskipun sebagian dakwaan telah gagal total,” terutama dengan saksi negara Shlomo Filber.

    Netanyahu adalah perdana menteri pertama yang sedang menjabat yang memberikan kesaksian dalam persidangan korupsi publiknya sendiri dalam sebuah drama yang diperkirakan akan menguasai narasi negara tersebut selama bulan depan atau beberapa bulan ke depan.

    Kasus 1000

    Kasus 1000 adalah tempat semuanya bermula dan di sinilah Netanyahu mungkin paling terancam hukuman, meskipun tuduhannya tidak terlalu sensasional.

    Netanyahu diduga menerima 267.254 NIS ($75.800) dalam bentuk cerutu dan 184.448 NIS ($52.300) dalam bentuk sampanye dari miliarder Milchan antara tahun 2011 dan 2016.

    Dakwaan awal menyatakan bahwa istrinya yakni Sara Netanyahu diduga menerima perhiasan senilai 10.900 NIS ($3.100) darinya dalam periode yang sama, meskipun tuduhan selanjutnya menaikkan jumlah tersebut menjadi lebih dari $45.000. 

    Netanyahu dan keluarganya juga diduga menerima 229.174 NIS ($65.000) dalam bentuk sampanye dan cerutu dari rekan Milchan, miliarder Australia Packer, antara tahun 2014 dan 2016.

    Klein telah menjadi saksi kunci yang menghubungkan titik-titik antara mantan sekutu taipan Netanyahu dan dugaan pemberian hadiah ilegal dalam Kasus 1000.

    Kasus 4000

    Kasus 4000 awalnya merupakan kasus yang paling mengancam dengan tuduhan paling serius – penyuapan – tetapi kasus ini menghadapi banyak masalah.

    Dalam Kasus 4000, Hefetz membantu jaksa penuntut dan tetap lebih solid dari yang diharapkan dalam pemeriksaan silang.

    Sementara Filber sangat mengecewakan jaksa penuntut sehingga mereka menyatakannya sebagai saksi yang bermusuhan, mengakhiri kesepakatan kekebalannya, dan kemungkinan berencana untuk menuntutnya di masa mendatang.

    Hefetz menyampaikan narasi penuntutan mengenai tuduhan terhadap Netanyahu di pihak Walla dalam kasus tersebut: bahwa perdana menteri menggunakan Elovitch dan Yeshua untuk memanipulasi liputan tentang dirinya dan pesaing politiknya dalam sekitar 300 kejadian.

    Kasus 2000

    Kasus 2000 merupakan kasus terlemah dan diperkirakan hanya memakan waktu lebih sedikit daripada kesaksian perdana menteri di pengadilan.

    Kasus pembelaan mungkin tidak akan ditutup sebelum akhir tahun 2025 atau bahkan akhir tahun 2026, dan argumen penutup serta banding yang diharapkan akan membuat kisah ini semakin panjang.

     

  • Pusat Penelitian Kemhan Suriah Hancur Gegara Bombardir Israel

    Pusat Penelitian Kemhan Suriah Hancur Gegara Bombardir Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Israel menyerang Damaskus dan disebut menghancurkan pusat penelitian Kementerian Pertahanan (Kemhan) Suriah pada Senin (9/12).

    Kelompok pemantau hak asasi manusia, Syrian Observatory for Human Rights membeberkan serangan tersebut.

    “Pesawat tempur Israel meluncurkan lebih dari 100 serangan termasuk di pusat penelitian sains Barzeh,” demikian menurut kelompok itu, dikutip Times of Israel.

    Serangan ke pusat penelitian tersebut bukan kali pertama. Pada 2018, negara Barat termasuk Amerika Serikat juga menggempur fasilitas itu.

    Mereka menduga situs tersebut terkait “infrastruktur senjata Kimia.”

    Serangan Israel ke Suriah terjadi usai milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) berhasil menggulingkan pemerintahan Bashar Al Assad pada akhir pekan lalu.

    Israel memuji insiden tersebut. Banyak pihak menilai momen ini menguntungkan pemerintahan Benjamin Netanyahu.

    Suriah sebetulnya sudah lama menjadi target Israel. Selama ini, pasukan Zionis menargetkan pengiriman senjata dan instalasi militer di negara tersebut yang kemungkinan akan dikirim ke Hizbullah.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pasca Assad Lengser dari Jabatan, Menlu AS Peringati ISIS Bisa Berkuasa di Suriah

    Pasca Assad Lengser dari Jabatan, Menlu AS Peringati ISIS Bisa Berkuasa di Suriah

    ERA.id – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memperingati bahwa ISIS berpotensi untuk menduduki Suriah pasca lengsernya Presiden Bashar al-Assad. Blinken menekankan warga Suriah harus memilih masa depan mereka sendiri tanpa campur tangan ISIS.

    Blinken mengatakan bahwa rakyat Suriah harus memilih masa depan mereka sendiri selepas lengsernya Assad dalam pemerintahan. Keruntuhan rezim Assad disebut Blinken sebagai momen bersejarah namun juga penuh dengan risiko.

    “Akhir dari rezim ini adalah kekalahan bagi semua orang yang membiarkan kebiadaban dan korupsinya, tidak lain adalah Iran, Hizbullah, dan Rusia. Jadi, momen ini menghadirkan peluang bersejarah, tetapi juga membawa risiko yang cukup besar,” kata Blinken, dikutip Reuters, Selasa (10/12/2024).

    Salah satu risiko nyata yang bisa muncul di wilayah Suriah adalah kehadiran ISIS yang akan membangun kembali kekuatannya. Namun Blinken menekankan Amerika Serikat tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

    “ISIS akan mencoba menggunakan periode ini untuk membangun kembali kemampuannya, untuk menciptakan tempat yang aman. Seperti yang ditunjukkan oleh serangan presisi kami pada akhir pekan, kami bertekad untuk tidak membiarkan hal itu terjadi,” tegasnya.

    Pemberontak Suriah merebut ibu kota Damaskus tanpa perlawanan pada hari Minggu (8/12) setelah kemajuan pesat yang membuat Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia. Lengsernya Assad dari pemerintahan ini terjadi setelah perang saudara selama 13 tahun dan lebih dari lima dekade pemerintahan otokratis keluarganya.

    Lengsernya Assad dari Suriah juga menghancurkan jaringan pengaruh Iran di Timur Tengah. Namun Israel, Amerika Serikat dan negara-negara Arab harus menghadapi risiko ketidakstabilan pasca Assad lengser.

    ISIS pada tahun 2014 menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak dan mendirikan kekhalifahan Islam sebelum digulingkan oleh koalisi pimpinan AS pada tahun 2019.

    Blinken menekankan AS akan terus melindungi personelnya dari ancaman apa pun.

    Komando Pusat AS mengatakan pasukannya melakukan puluhan serangan udara terhadap sasaran ISIS di Suriah tengah pada hari Minggu (8/12). Dalam sebuah pernyataan, CENTCOM mengatakan serangannya bertujuan untuk memastikan ISIS tidak mengambil keuntungan dari situasi saat ini di Suriah.

  • Komandan Garda Revolusi: Iran Tak Melemah Meski Rezim Assad Tumbang di Suriah, Israel Tetap Target – Halaman all

    Komandan Garda Revolusi: Iran Tak Melemah Meski Rezim Assad Tumbang di Suriah, Israel Tetap Target – Halaman all

    Komandan Garda Revolusi: Kekuatan Iran Tak Melemah Meski Rezim Assad Tumbang di Suriah

    TRIBUNNEWS.COM – Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan pada Selasa (10/12/2024) kalau kekuatan negaranya tidak melemah setelah tergulingnya kekuasaan sekutunya, Bashar al-Assad di Suriah, media Iran melaporkan.

    “Kami belum melemah dan kekuatan Iran tidak berkurang,” kata Hossein Salami kepada anggota parlemen dalam sesi tertutup, dilansir Anews, Selasa.

    Iran dan Rusia telah menopang pemerintahan Assad sejak perang saudara Suriah meletus pada 2011 dengan dukungan militer, personel, dan kekuatan udara.

    Teheran mengerahkan Garda Revolusi ke Suriah untuk menjaga sekutunya tetap berkuasa untuk mempertahankan “Axis of Resistance” -Poros Perlawanan- Teheran ke Israel dan pengaruh Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.

    Hossein Salami (tehrantimes.com)

    Serangan ke Israel Tetap Agenda Utama Iran

    Jatuhnya Assad telah mengikis kemampuan Teheran untuk memproyeksikan kekuatan dan mempertahankan jaringan kelompok milisinya di seluruh wilayah, terutama untuk sekutunya Hizbullah di Lebanon, yang menyetujui gencatan senjata dengan Israel bulan lalu.

    Namun Salami menepis anggapan ini, bahkan menyatakan kalau pembalasan Israel masih jadi agenda utama Irab. 

    “Penggulingan rezim Zionis (Israel) tidak keluar dari agenda,” kata Salami dalam sesi yang bertemu untuk membahas perkembangan terbaru di Suriah.

    Salami mengatakan tidak ada pasukan Iran yang tersisa di Suriah.

    Menyusul kejatuhan Assad dari kekuasaan, kementerian luar negeri Iran menyerukan dialog nasional untuk membentuk pemerintahan inklusif yang mewakili semua segmen masyarakat Suriah.

    Juru bicara pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani pada hari Selasa menyerukan “penghormatan terhadap integritas teritorial Suriah”, mengatakan rakyat Suriah harus memutuskan nasib mereka sendiri.

    Pasukan IDF Israel terlihat memasuki Suriah, dalam foto selebaran yang dikeluarkan oleh militer pada 9 Desember 2024. (IDF/Timesof Israel)

    Kutuk Agresi Israel ke Suriah

    Pelanggaran Israel, termasuk pendudukan zona penyangga di Golan, telah memicu kecaman dari beberapa negara dan pihak.

    Arab Saudi dan Iran merilis pernyataan terpisah yang mengutuk agresi Israel yang sedang berlangsung di Suriah pada hari Senin. 

    Sementara itu, faksi perlawanan, termasuk Hizbullah dan Hamas, mengutuk serangan yang menargetkan negara dan rakyatnya.

    Kementerian Luar Negeri Saudi mengecam serangan Israel, termasuk perebutan zona penyangga di Golan yang diduduki dan serangan yang sedang berlangsung terhadap wilayah Suriah. 

    “Kedua perkembangan ini mengonfirmasi pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap hukum internasional dan tekadnya untuk menyabotase peluang Suriah dalam mendapatkan kembali keamanan, stabilitas, dan integritas teritorialnya,” tegas Riyadh. 

     

     

     

     

    Arab Saudi mendesak masyarakat internasional untuk mengecam pelanggaran tersebut dan menegaskan kembali rasa hormatnya terhadap kedaulatan Suriah dan persatuan wilayahnya, seraya menambahkan bahwa Golan adalah “tanah Arab Suriah yang diduduki.”

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaee, mengatakan bahwa Teheran mengecam agresi Israel dan perluasan pendudukannya di Golan. 

    Ia menggarisbawahi bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. 

    Juru bicara tersebut juga mengkritik “diamnya negara-negara Barat dan pendukung entitas Zionis terkait serangan ini.”

    Teheran juga meminta masyarakat internasional untuk mengambil “tindakan tegas dan segera untuk menghentikan serangan Israel terhadap Suriah dan meminta pertanggungjawaban Israel atas pelanggaran hukum internasional.”

    Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam – Hamas mengecam agresi yang terus berlanjut, dan menegaskan bahwa pihaknya menolak sepenuhnya setiap rencana untuk menargetkan Suriah, wilayahnya, dan rakyatnya. 

    Perlawanan Islam di Lebanon – Hizbullah juga mengecam pelanggaran tersebut, dan mengatakan bahwa itu adalah agresi terang-terangan terhadap negara tersebut dan pelanggaran tumpul terhadap kedaulatan dan rakyat Suriah. 

    Hizbullah menegaskan bahwa agresi di Suriah sejalan dengan pelanggaran kedaulatan Lebanon dan serangan terhadap Jalur Gaza. 

    Dikatakan, hal ini merupakan bukti yang mendukung persatuan yang tak terelakkan dari jalan rakyat di wilayah ini dan perlunya menghadapi agresi Israel. 

    Lebih jauh lagi, Perlawanan Islam memperingatkan terhadap kelanjutan agresi dan mengajak masyarakat internasional, khususnya negara-negara Arab dan Islam, untuk mengambil sikap tegas terhadap kejahatan Israel. 

    Hizbullah menekankan perlunya menjaga persatuan Suriah, wilayahnya, dan rakyatnya sambil menegaskan kembali dukungannya terhadap Suriah dan rakyatnya di akhir pernyataannya.

    Bersamaan dengan pendudukannya atas Gunung Hermon dan kelanjutan penyelesaian kendali atas zona penyangga di Suriah dan titik-titik terdekat lainnya, pesawat tempur Israel terus melancarkan serangan terhadap Suriah. 

    Media Israel melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel menyerang lebih dari 150 target militer di Suriah, sebagai bagian dari upaya untuk menghancurkan kemampuan militer Suriah. 

    Serangan hari Senin menandai serangan paling brutal di Suriah sejak perang Oktober 1973, menurut media Israel.

     

    (oln/mba/anews/almydn/*)

     

  • Assad Tumbang, Hamas Ucapkan Selamat ke Rakyat Suriah

    Assad Tumbang, Hamas Ucapkan Selamat ke Rakyat Suriah

    Jakarta

    Kelompok Hamas mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah atas penggulingan Presiden Bashar al-Assad. Hamas pun menyerukan persatuan di negara itu.

    “Hamas mengucapkan selamat kepada saudara-saudara rakyat Suriah atas keberhasilan mereka dalam mencapai aspirasi mereka untuk kebebasan dan keadilan, dan kami menyerukan kepada semua komponen rakyat Suriah untuk menyatukan barisan mereka,” kata kelompok milisi Palestina itu dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (10/12/2024).

    Sebelumnya, Suriah di bawah al-Assad merupakan komponen utama dari “poros perlawanan” Iran, aliansi kekuatan yang bersatu dalam perlawanan mereka terhadap Israel, yang meliputi Hizbullah di Lebanon serta Hamas.

    Sejak perangnya dengan Hamas di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023, Israel meningkatkan serangan udaranya terhadap target-target yang terkait dengan Iran di Suriah.

    Sebelumnya pada hari Senin, kelompok militan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengatakan peristiwa yang sedang berlangsung di Suriah adalah “urusan Suriah” dan berharap Suriah akan tetap mendukung rakyat Palestina.

    “Apa yang terjadi di Suriah adalah urusan Suriah,” kata Sekretaris Jenderal PIJ Jihad al-Nakhalah dalam sebuah pernyataan.

    Ia menambahkan bahwa gerakannya berharap “Suriah akan tetap menjadi pendukung sejati rakyat Palestina dan tujuan mulia mereka, sebagaimana yang selalu terjadi.”

    Lihat Video ‘Momen Tahanan Kabur dari Penjara Seusai Runtuhnya Rezim Assad’:

  • Mungkinkah Israel Dalangi Konflik Suriah Jatuhkan Presiden Pro-Rusia?

    Mungkinkah Israel Dalangi Konflik Suriah Jatuhkan Presiden Pro-Rusia?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al Assad resmi berakhir usai pasukan milisi merebut ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12) hingga membuat Al Assad melarikan diri ke Rusia.

    Penggulingan Al Assad ini dipimpin oleh Hayat Tahrir Al Sham (HTS), kelompok milisi terkuat di Suriah yang telah menentang rezim Al Assad terutama sejak perang sipil berkecamuk di Suriah pada 2011.

    Kelompok ini menjadi sumbu utama dalam kebangkitan faksi-faksi di Suriah hingga berhasil menggulingkan Presiden Al Assad yang telah memimpin negara itu sejak tahun 2000.

    Menurut sejumlah pihak, aksi HTS menggulingkan Al Assad memiliki kaitan dengan Israel. Pasalnya, tak lama setelah Al Assad digulingkan, pasukan Israel melancarkan operasi ke wilayah perbatasan Suriah untuk merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan.

    Zona penyangga Dataran Tinggi Golan didirikan berdasarkan perjanjian gencatan senjata tahun 1974 antara Israel dan Suriah.

    Israel merebut sebagian wilayah Dataran Tinggi Golan dalam Perang Enam Hari pada 1967 silam. Suriah berusaha merebut kembali pada 1973 namun gagal.

    Oleh sebab itu, zona penyangga dibuat untuk memisahkan wilayah yang dikuasai Israel dan wilayah yang masih dikuasai Suriah.

    “Saya memerintahkan [militer Israel] kemarin untuk merebut zona penyangga dan posisi komando di dekatnya. Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh apa pun membangun diri di perbatasan kami,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu.

    Seiring dengan ini, apakah mungkin Israel mendalangi konflik di Suriah yang menggulingkan Presiden Al Assad?

    Punya dampak besar di Timur Tengah

    Guru Besar Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Yon Machmudi, mengatakan serangan intensif Israel terhadap pos-pos milisi di Suriah yang berafiliasi dengan Iran memiliki dampak signifikan pada kejatuhan rezim Al Assad.

    Yon berujar serangan Israel tersebut telah menguntungkan kelompok perlawanan Hayat Tahrir Al Sham (HTS) yang sejak awal memang berniat menggulingkan Al Assad.

    “HTS diuntungkan oleh serangan-serangan intensif Israel terhadap pos-pos milisi yang berafiliasi dengan Iran termasuk juga beberapa Garda Iran, Al Quds, yang berada di Suriah, itu kan banyak mendapat serangan dan menjadi target pembunuhan yang dilakukan oleh Israel sehingga melemahkan posisi dukungan Iran terhadap Bashar Al Assad,” kata Yon kepada CNNIndonesia.com, Senin (9/12).

    “Nah ini yang menjadikan serangan dari HTS bisa berdampak sangat besar terhadap jatuhnya Bashar Al Assad,” lanjutnya.

    Belum ada bukti kuat

    Kendati begitu, meski ada pengaruh dari Israel atas penggulingan Al Assad oleh HTS, hingga kini belum ada bukti khusus bahwa Israel secara sengaja mendalangi situasi ini.

    Yon menyatakan HTS tak punya hubungan dengan Israel karena belum ada bukti keduanya berkomunikasi terkait penggulingan sang Presiden.

    Situasi yang terjadi di Suriah, menurutnya, hanyalah efek domino dari perang yang sedang berkecamuk belakangan, seperti perang Rusia vs Ukraina serta Israel vs Palestina.

    Selain Iran, Rusia adalah salah satu negara pendukung utama rezim Al Assad. Namun, perang panas Rusia dan Ukraina belakangan telah membuat dukungan Kremlin terhadap Al Assad tak lagi optimal.

    Serangan-serangan Israel terhadap Iran dan sekutunya, termasuk Hizbullah Lebanon, juga telah mengakibatkan Al Assad kehilangan penopang.

    Oleh karenanya, situasi ini menjadi sangat menguntungkan baik bagi HTS maupun Israel sendiri.

    “Aksi Israel saya kira menguntungkan pihak oposisi bersenjata dalam hal ini HTS. Sementara juga jatuhnya Bashar Al Assad memang menjadi peluang bagi Israel sendiri yang dengan jatuhnya rezim maka Israel mengeklaim bahwa perjanjian-perjanjian yang selama ini dilakukan antara Suriah dengan Israel pada masa Bashar Al Assad dianggap tidak berlaku lagi, terutama berkaitan dengan batas wilayah sehingga Israel mulai melakukan invasi ke wilayah Suriah di perbatasan,” kata Yon.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Pengamat studi Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Sya’roni Rofii, juga menilai bahwa kejatuhan pemerintahan Al Assad memiliki kaitan tak langsung dengan aksi Israel di Timur Tengah.

    Ia berujar serangan Israel terhadap Iran dan Hizbullah telah menggoyahkan kekuatan Al Assad karena keduanya merupakan basis utama pendukung sang Presiden di Timur Tengah.

    “Sebelum ada peristiwa serangan Israel, konsentrasi kekuatan Iran dan Hizbullah mem-backup pertahanan Suriah dari ancaman oposisi,” ujar Sya’roni kepada CNNIndonesia.com.

    Meski begitu, menurut peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional Tel Aviv, Danny Citrinowicz, Israel tak pernah menyangka bahwa aksi mereka di Timur Tengah akan menjatuhkan rezim Al Assad yang telah berkuasa 24 tahun.

    “Jelas bahwa apa yang dilakukan Israel pasti mengarah pada itu, tapi saya ragu bahwa mereka memiliki strategi untuk melakukannya,” kata Citrinowicz kepada AFP.

    Citrinowicz mengatakan Israel tak pernah memperkirakan sebelumnya bahwa kekuatan oposisi dan milisi Suriah akan memanfaatkan kekacauan di Timur Tengah untuk menggulingkan Al Assad.

    “Dia [PM Israel Benjamin Netanyahu] tidak pernah tahu bahwa Jolani bermaksud untuk memulai serangan. Dan, tentu saja, tidak ada yang memperkirakan bagaimana fakta bahwa Iran dan Hizbullah begitu lemah akan merusak kemampuan Assad untuk melindungi dirinya sendiri dan rezimnya,” ujarnya.

    Citrinowicz juga menekankan bahwa situasi perang Rusia vs Ukraina, yang mengakibatkan Rusia tak bisa lagi memasok Al Assad seperti sedia kala, merupakan sesuatu yang berada di luar kendali Netanyahu.

    “Ini seperti efek domino. Anda menggulingkan yang pertama dan kemudian yang kedua tumbang dan seterusnya,” kata Aviv Oreg, analis di Meir Amit Center dan mantan perwira intelijen militer.

    Ubah arah politik Suriah

    Kejatuhan rezim Al Assad disebut-sebut akan mengubah arah politik Suriah di masa depan.

    Sya’roni menilai jatuhnya Al Assad tentu akan berdampak pada lingkungan sekitarnya, termasuk mengenai masa depan hubungan Suriah dengan Iran dan Rusia.

    Ia meyakini bahwa bantul politik dan kebijakan luar negeri Suriah akan berbeda. Kendati begitu, saat ditanya mengenai prospek Suriah menjalin hubungan dengan Israel, Sya’roni menilai hal itu tergantung sikap penopang kekuatan eksternal.

    “Ada Turki dan Qatar yang menjadi referensi HTS dalam politik luar negeri ke depan,” ucap Sya’roni.

    Yon Machmudi, di lain pihak, juga belum bisa memastikan ke mana arah kebijakan luar negeri Suriah di bawah pemerintahan baru. Sebab, saat ini, faksi-faksi oposisi Al Assad tersebut baru berfokus untuk menumbangkan sang presiden.