Organisasi: Hizbullah

  • Israel akan Pakai Senjata Mesin, Dikendalikan Jarak Jauh Menargetkan Warga Palestina di Tepi Barat – Halaman all

    Israel akan Pakai Senjata Mesin, Dikendalikan Jarak Jauh Menargetkan Warga Palestina di Tepi Barat – Halaman all

    Israel akan Pakai Senjata Mesin, Dikendalikan Jarak Jauh Menargetkan Warga Palestina di Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM- Tentara Israel sedang bersiap untuk mengerahkan senapan mesin otomatis yang dipantau dari jarak jauh untuk melindungi pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, Radio Tentara Israel melaporkan pada tanggal 15 Desember.

    Menteri Keamanan Nasional Itamar Gen Gvir, bersama dengan pejabat Israel lainnya, telah mempersiapkan pemukim Yahudi untuk perang guna mengusir warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki dan menghilangkan kemungkinan berdirinya negara Palestina.

    Senjata otomatis yang dikembangkan oleh Rafael Combat Systems akan dipasang di menara pengawas di sekitar puluhan permukiman dan di dekat pintu masuknya. Senjata tersebut akan dikendalikan dari jarak jauh dari pusat komando “untuk mencegah serangan bersenjata dan operasi infiltrasi.”

    Sistem yang sama dipasang di perbatasan Gaza pada tahun 2008 dan dioperasikan oleh pengintai di pangkalan-pangkalan. Namun, sistem ini gagal mencegah pejuang dari gerakan Perlawanan Islam, Hamas, mendekati dan menerobos pagar pembatas untuk menyerang permukiman dan pangkalan militer Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.

    Selama Operasi Banjir Al-Aqsa, para pejuang Brigade Qassam dilaporkan menggunakan pesawat tak berawak serang untuk melumpuhkan senjata otomatis selama jam-jam pertama operasi.

    Angkatan Darat pertama-tama akan menyebarkan senjata di lokasi yang dianggapnya ‘berisiko tinggi’, dan memperluas penyebarannya dari waktu ke waktu hingga mencakup lokasi tambahan.

    Menurut laporan, Unit Pengintaian ke-636 Divisi Tepi Barat Angkatan Darat akan mengoperasikan sistem tersebut.

    Tentara dan pemukim Israel telah meningkatkan serangan mereka terhadap warga Palestina di Tepi Barat sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza tahun lalu.

    Tentara dan pemukim Israel telah membunuh 812 warga Palestina dan melukai 6.500 orang di Tepi Barat sejak saat itu.

    Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir telah menyediakan lebih dari 120.000 senjata api kepada pemukim Yahudi di Tepi Barat sejak pecahnya Perang Gaza.

    “Lebih dari 120.000 senjata didistribusikan kepada warga yang memenuhi syarat, sementara puluhan ribu lainnya menerima persetujuan bersyarat,” kata Ben-Gvir, pemimpin Partai Kekuatan Yahudi sayap kanan, di akun X miliknya pada bulan Oktober.

    “Kami bermaksud untuk terus mempersenjatai Israel. Itulah yang telah kami lakukan, dan itulah yang akan terus kami lakukan!”

    Ben Gvir dan sesama politisi dan menteri supremasi Yahudi telah mengumumkan keinginan mereka untuk menggunakan pemukim Yahudi untuk mengusir penduduk asli Palestina dari Tepi Barat yang diduduki dan mencaploknya ke Israel.

    Setelah Donald Trump terpilih menjadi presiden AS pada bulan November, Ben Gvir, yang merupakan penduduk pemukiman Kiryat Arba, menyatakan bahwa “inilah saatnya untuk kedaulatan” atas Tepi Barat.

    Pada tanggal 9 Desember, setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad di Syra, Bezalel Smotrich menyerukan peningkatan pemukiman Yahudi dan penetapan “fakta di lapangan” untuk memastikan negara Palestina tidak akan pernah didirikan.

     

     

    Netanyahu: Israel akan Kuasai dan Selesaikan Dataran Tinggi Golan Suriah

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pada tanggal 15 Desember bahwa pemerintahnya dengan suara bulat menyetujui rencana untuk mendorong pertumbuhan demografi di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki dan pemukiman Katzrin.

    Sejak jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad, Israel telah menduduki wilayah Suriah tambahan dalam upaya untuk menciptakan ‘Israel Raya’

    “Memperkuat Golan berarti memperkuat Negara Israel, dan hal itu sangat penting saat ini. Kami akan terus mempertahankannya, membuatnya berkembang, dan menyelesaikannya,” kata Netanyahu.

    Pemerintah telah menyisihkan lebih dari 40 juta NIS untuk melaksanakan rencana tersebut.

    Tentara Israel menduduki Dataran Tinggi Golan Suriah selama Perang Enam Hari tahun 1967. 

    Israel menolak untuk menarik pasukannya atau mengembalikan wilayah tersebut meskipun penaklukan wilayah tersebut tidak dapat diterima selama perang menurut hukum internasional dan di tengah tuntutan Resolusi Dewan Keamanan PBB 242.

    Tentara Israel telah menduduki wilayah Suriah tambahan sejak militan ekstremis dari Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang dipimpin oleh mantan pemimpin Al-Qaeda Abu Mohammad al-Julani (sekarang Ahmad al-Sharaa), merebut Damaskus minggu lalu dan menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad.

    Koresponden Al Mayadeen melaporkan bahwa pasukan Israel kini berada 15 kilometer dari jalan internasional Beirut-Damaskus setelah memperluas pendudukan mereka di pedesaan Quneitra dan merebut desa baru. 

    Perwira militer Israel telah mengadakan pertemuan dengan para pemimpin lokal dari tujuh desa Suriah di dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki pasukan Israel minggu lalu, Yedioth Ahronoth melaporkan pada tanggal 15 Desember.

    “Para petugas bertemu secara terbuka dengan para tetua desa di rumah mereka untuk meyakinkan mereka bahwa tidak akan ada hal buruk yang menimpa penduduk dan bahwa kehidupan sehari-hari mereka akan terus berjalan tanpa gangguan,” tulis surat kabar Israel tersebut.

    Kapten Omer, seorang komandan kompi dari Brigade Lapis Baja ke-7, bertemu dengan para pemimpin setempat di desa Umm Batnah, yang terletak 12 km jauh di wilayah Suriah,  

    “Saya meminta tetua desa untuk mengumpulkan senjata dari penduduk setelah mereka mengambil senapan dari pos-pos militer Suriah yang terbengkalai,” kata komandan tersebut.

    Militer mengklaim mereka hanya akan tetap berada di wilayah tersebut sampai wilayah tersebut dapat diserahkan kepada “entitas negara yang mapan dan terdefinisi” untuk mencegah “kelompok teroris” merebut kendali, mengacu pada HTS pimpinan Julani, yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra.

    Israel sebelumnya mendukung Front Nusra pimpinan Julani, afiliasi Al-Qaeda di Suriah, dengan senjata, gaji, perawatan medis, dan dukungan udara dari pesawat tempurnya selama perang kelompok sebelumnya melawan pemerintah Suriah dari tahun 2012 hingga 2018.

    Meskipun mendukung Julani di masa lalu, Israel sekarang menggunakan kehadiran kelompoknya sebagai dalih untuk menduduki wilayah Suriah tambahan dan mengebom infrastruktur militer Suriah.

    Gerakan pemukim Yahudi Israel, yang mendapat dukungan luas dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para menterinya, memandang Suriah selatan, termasuk Damaskus, sebagai bagian dari “Israel Raya”.

    Haaretz menulis bahwa Netanyahu ingin membangun “warisan sebagai pemimpin yang memperluas batas wilayah Israel setelah 50 tahun mundur.”

    “Ada dukungan antusias dari pihak kanan terhadap gagasan bahwa hukuman yang tepat bagi musuh-musuh Israel adalah hilangnya wilayah. Netanyahu memiliki mitra utama dalam diri Donald Trump,” tambah surat kabar itu.

    Menurut Suzanne Maloney, wakil presiden Brookings Institution dan direktur program kebijakan luar negerinya, “Pemerintahan baru pasti akan mengambil pendekatan permisif terhadap ambisi teritorial Israel.”

    “Netanyahu ingin dikenang sebagai orang yang menciptakan Israel Raya, bukan hanya sebagai perencana politik yang dituduh melakukan korupsi yang menelantarkan 100 sandera di Gaza. Itulah sebabnya ia akan mencoba memperkuat kendali Israel di Gaza utara. Itulah sebabnya ia tidak akan terburu-buru menarik diri dari wilayah yang baru diduduki di Golan. Dalam keadaan tertentu, ia bahkan mungkin memperluasnya,” pungkas Haaretz .

     

    Suriah Takkan Terlibat Konflik dengan Israel

    Penguasa baru de-facto Suriah dan pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa pada tanggal 14 Desember membahas untuk pertama kalinya berbagai pelanggaran Israel terhadap wilayah dan kedaulatan Suriah.

    Mantan komandan ISIS dan Al-Qaeda mengatakan kudeta yang didukung Turki dan AS di Suriah adalah ‘kemenangan atas proyek politik Iran yang berbahaya’ di Asia Barat

    “Kami tidak akan terlibat dalam konflik dengan Israel,” kata Sharaa – yang baru-baru ini menghapus nama samaran Abu Mohammad al-Julani – dalam sebuah wawancara di TV Suriah, seraya menunjuk pada “negara Suriah yang melemah.”

    Mantan wakil komandan ISIS dan salah satu pendiri Al-Qaeda di Suriah itu menambahkan bahwa “argumen” Israel untuk menyerang negara itu “tidak ada lagi.” “Hizbullah dan Iran sudah tidak ada lagi,” katanya.

    Namun, Sharaa gagal mengatasi pendudukan Israel atas sebagian besar tanah Suriah di barat daya negara tersebut, yang menurut para pejabat di Tel Aviv akan berlangsung “ sepanjang musim dingin .”

    Sharaa melanjutkan dengan mengklaim bahwa HTS dan sekutunya “tidak memiliki permusuhan dengan masyarakat Iran.” Meskipun demikian, ia menyebut kudeta yang didukung AS dan Turki di Suriah sebagai “kemenangan atas proyek politik Iran yang berbahaya di kawasan tersebut.”

    Ia juga mengatakan pasukannya “bisa saja menyerang pangkalan Rusia di Suriah” tetapi memutuskan untuk “memberi Rusia kesempatan untuk mempertimbangkan kembali hubungan mereka dengan rakyat Suriah.”

    Laporan di media Rusia minggu ini mengatakan bahwa para pejabat di Moskow yakin mereka telah mencapai “kesepakatan informal” dengan cabang Al-Qaeda tersebut untuk mempertahankan dua pangkalan militernya di negara tersebut – pangkalan angkatan laut di Tartous dan Pangkalan Udara Hmeimim di dekat kota pelabuhan Latakia.

    Pada hari Sabtu, Reuters mengutip pernyataan pejabat Suriah yang mengatakan bahwa Kremlin “mengurangi” kehadiran militernya di garis depan di Suriah utara dan dari posisi di Pegunungan Alawite tetapi tetap mempertahankan dua pangkalannya.

    Di bagian lain wawancaranya di televisi, Sharaa mengungkapkan bahwa ia tengah berhubungan dengan kedutaan-kedutaan besar negara-negara barat dan “sedang mengadakan diskusi dengan Inggris untuk mengembalikan perwakilannya di Damaskus.”

    “Kami memiliki rencana sistematis untuk mengatasi penghancuran sistematis yang dilakukan oleh rezim tersebut,” kata Sharaa, seraya menambahkan bahwa “pengalamannya ” memerintah provinsi Idlib dengan dukungan Turki “akan berlanjut di provinsi-provinsi lain di negara ini.”

    Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Gedung Putih berhubungan langsung dengan HTS dan Sharaa, yang kepalanya masih dihargai sebesar $10 juta oleh pemerintah AS.

    “Ya, kami telah melakukan kontak dengan HTS dan pihak-pihak lain,” kata Blinken dalam konferensi pers di Aqaba, Yordania. “Pesan kami kepada rakyat Suriah adalah ini: Kami ingin mereka berhasil, dan kami siap membantu mereka melakukannya,” imbuh Blinken.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Terowongan Senjata Iran di Suriah Jadi Target Israel, Disebut Tampung Sistem Rudal Canggih – Halaman all

    Terowongan Senjata Iran di Suriah Jadi Target Israel, Disebut Tampung Sistem Rudal Canggih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Israel diketahui telah melancarkan serangan bertubi-tubi terhadap Suriah, pasca-runtuhnya rezim Bashar al-Assad beberapa waktu lalu.

    TV Al-Ghad yang bermarkas di Yordania, melaporkan Israel menargetkan sejumlah fasilitas militer penting Suriah pada akhir pekan lalu.

    Jet tempur Israel dikatakan menghantam gudang rudal balistik Scud, peluncur roket, dan bandara militer Nasiriyah di wilayah Qalamoun.

    Selain itu, Israel juga dilaporkan menargetkan terowongan senjata milik Iran di Suriah, yang disebutkan menampung sistem rudal canggih.

    Pejabat Israel sebelumnya diketahui telah menekankan, serangan di Suriah bertujuan untuk mencegah pengiriman senjata ke Hizbullah dan pasukan lain yang didukung Iran.

    Sementara itu, baru-baru ini, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bicara soal Iran.

    Netanyahu mengklaim serangan Israel terhadap Iran dan sekutunya selama beberapa bulan terakhir, telah menghancurkan Poros Perlawanan yang dipimpin Teheran.

    “Setahun yang lalu, saya katakan kita akan mengubah wajah Timur Tengah, dan kita melakukannya.”

    “Suriah (sekarang) bukan Suriah yang sama. Lebanon (saat ini) bukan Lebanon yang sama Gaza (juga) bukan Gaza yang sama.”

    “Dan kepala (pemimpin) Poros (Perlawanan), Iran, bukan lagi Iran yang sama. Mereka merasakan kekuatan kita,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan, Minggu (15/12/2024), dikutip dari Iran International.

    Sejak jatuhnya Assad, Israel telah meningkatkan serangan udara terhadap posisi tentara Suriah dan militan yang didukung Iran di seluruh negara Arab.

    Israel berdalih, serangan itu untuk mencegah pemberontak mengakses aset militer canggih yang mungkin digunakan untuk menyerang mereka.

    “Pada hari Sabtu, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan secara terbuka: ‘Hizbullah telah kehilangan rute pasokan militernya melalui Suriah.’”

    “Ini, tentu saja, merupakan bukti tambahan atas pukulan telak yang telah kami berikan kepada seluruh poros Iran,” tutur Netanyahu.

    Namun, ia memperingatkan serangan udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan terus mencegah Teheran dan proksinya menyerang Israel.

    “Saya dengan tegas menyatakan kepada Hizbullah dan Iran: Untuk mencegah Anda menyerang kami, kami akan terus mengambil tindakan terhadap Anda sebagaimana diperlukan, di setiap arena dan setiap saat,” tegasnya.

    Israel Layangkan Ancaman Terhadap HTS

    Israel diketahui juga melayangkan ancaman terhadap oposisi Suriah, Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS).

    Hal ini disampaikan jurnalis dan analis politik Israel, Barak Ravid, dalam wawancara dengan CNN.

    Ravid mengatakan pesan ancaman itu disampaikan Israel kepada HTS lewat tiga pihak.

    Israel, kata Ravid, memperingatkan HTS untuk tidak mendekati perbatasan.

    “Kami (tentara pendudukan Israel) tak akan tinggal diam jika HTS mendekati perbatasan,” ujar Ravid menirukan pesan itu, Sabtu (14/12/2024).

    Ia menambahkan, Israel memiliki hubungan dekat dengan beberapa kelompok di Suriah, terutama kelompok Kurdi di wilayah utara negara itu.

    Ravid juga menyebut Israel akrab dengan komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan Suriah.

    “Terkait dengan Druze di Suriah, Israel telah memberi tahu Druze di Israel, Mereka (Druze di Israel) akan melakukan intervensi jika komunitas Druze di Suriah terancam,” ungkap Ravid.

    Ravid mencatat, Israel menunjukkan keraguan besar terhadap HTS.

    Keraguan itu jauh lebih besar dibanding yang ditunjukkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, atau negara-negara Eropa terhadap kelompok tersebut.

    Ia menyatakan Israel saat ini berupaya melemahkan kemampuan tentara Suriah yang tersisa.

    Ia juga menekankan, Israel akan terus mengebom fasilitas-fasilitas militer yang tersisa dalam beberapa hari mendatang, yang mencerminkan tujuan rezim Zionis untuk melemahkan tentara Suriah.

    Ravid menyatakan Israel bermaksud memanfaatkan situasi saat ini untuk memastikan pihak manapun yang menguasai Suriah dalam beberapa tahun mendatang, akan membutuhkan waktu lama untuk membangun kembali tentaranya.

    Tumbangnya Rezim al-Assad

    Diketahui, rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad, tumbang setelah puluhan tahun berkuasa, Minggu(7/12/2024), ketika ibu kota Damaskus jatuh ke tangan oposisi.

    Kelompok oposisi bersenjata terlibat dalam perjuangan panjang dalam upaya menjatuhkan rezim al-Assad, dikutip dari Middle East Monitor.

    Setelah bentrokan meningkat pada 27 November 2024, rezim al-Assad kehilangan banyak kendali atas banyak wilayah, mulai Aleppo, Idlib, hingga Hama.

    Akhirnya, saat rakyat turun ke jalanan di Damaskus, pasukan rezim mulai menarik diri dari lembaga-lembaga publik dan jalan-jalan.

    Sementara, kelompok oposisi mempererat cengkeraman mereka di pusat kota.

    Dengan diserahkannya Damaskus ke oposisi, rezim al-Assad selama 61 tahun resmi berakhir.

    Al-Assad bersama keluarganya diketahui melarikan diri dari Suriah, usai oposisi menguasai Damaskus.

    Rezim al-Assad dimulai ketika Partai Baath Sosialis Arab berkuasa di Suriah pada 1963, lewat kudeta.

    Pada 1970, ayah al-Assad, Hafez al-Assad, merebut kekuasaan dalam kudeta internal partai.

    Setahun setelahnya, Hafez al-Assad resmi menjadi Presiden Suriah.

    Ia terus berkuasa hingga kematiannya di tahun 2000, yang kemudian dilanjutkan oleh al-Assad.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

  • Daftar Negara yang Berbatasan Langsung dengan Dataran Tinggi Golan

    Daftar Negara yang Berbatasan Langsung dengan Dataran Tinggi Golan

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dataran Tinggi Golan merupakan salah satu wilayah di Timur Tengah yang rentan terjadi konflik.

    Sebab, ada banyak negara yang ingin menguasai wilayah tersebut.

    Israel baru-baru ini dikabarkan telah merebut sebagian besar wilayah Dataran Tinggi Golan. Tindakan ini dilakukan saat pasukan Suriah meninggalkan daerah tersebut usai rezim Bashar Al Assad digulingkan pada Minggu (8/12) lalu.

    Dataran Tinggi Golan merupakan daerah dataran tinggi gurun yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara.

    Berikut merupakan daftar negara yang berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Golan.

    Israel

    Israel merupakan salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Golan. Negeri Zionis berbatasan langsung dengan daerah tersebut di sebelah timur laut, demikian dikutip BBC.

    Israel sebetulnya sudah merebut separuh Dataran Tinggi Golan dari Suriah sejak 1967. Israel menjadikan wilayah tersebut sebagai buffer zone atau wilayah penyangga yang digunakan oleh militer untuk mengamankan wilayah perbatasan.

    Di Dataran Tinggi Golan, ada sekitar 30 permukiman ilegal yang didirikan oleh Israel. Di sana, para pemukim Israel tinggal bersama 20 ribu warga Suriah yang sebagian besar dari mereka adalah orang Arab Druze

    Arab Druze sendiri merupakan salah satu suku Arab yang sebagian besar populasinya tinggal di Suriah. Saat Israel pertama kali merebut Golan dari Suriah, suku Arab Druze yang tinggal di sana tetap diam dan tidak melarikan diri.

    Suriah

    Suriah juga berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Golan. Negara ini berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Golan di sebelah barat.

    Usai direbut oleh Israel pada 1963, Suriah sebetulnya pernah berupaya untuk merebut kembali Dataran Tinggi Golan pada 1973. Namun, upaya ini gagal karena militer Israel berhasil membendung serangan militer Suriah.

    Setahun kemudian, tepatnya pada 1974, Israel dan Suriah sepakat melakukan gencatan senjata di Dataran Tinggi Golan.

    Namun, konflik di daerah itu kembali meradang pada 1981.Kala itu, Israel kembali merebut Dataran Tinggi Golan. Padahal, mereka sudah sepakat melakukan gencatan senjata di daerah tersebut bersama Suriah.

    Tindakan ini membuat Suriah marah. Hingga saat ini, Suriah selalu bersikeras bahwa mereka tidak akan menyetujui perjanjian damai dengan Israel kecuali Israel menarik diri dari Dataran Tinggi Golan.

    Lebanon

    Lebanon juga berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Golan. Negara Islam Syiah ini berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Golan di sebelah selatan.

    Lebanon mulai intens melakukan serangan ke Dataran Tinggi Golan sejak konflik antara Hizbullah dan Israel memanas pada Juli lalu.

    Dilansir CNN, saat itu, tepatnya pada 9 Juli, Hizbullah melancarkan serangan ke pangkalan militer Israel di Dataran Tinggi Golan hingga menyebabkan dua orang tewas.

    Sejak saat itu, milisi Hizbullah kerap melakukan serangan rudal ke Dataran Tinggi Golan guna memberangus pasukan Zionis yang bermarkas di sana.

    Yordania

    Yordania merupakan negara terakhir yang berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Golan di sebelah utara.

    Yordania pada Senin (9/12) mengecam penguasaan Israel di Dataran Tinggi Golan usai ditinggal pasukan Suriah. Mereka menganggap tindakan tersebut sebagai tindakan ilegal yang telah mencederai hukum internasional.

    “Kami mengutuk fakta bahwa Israel telah memasuki wilayah Suriah dan menguasai zona penyangga,” kata Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, kepada parlemen dilansir Arab News.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hizbullah Kehilangan Jalur Pasokan Militer pasca Jatuhnya Rezim Assad, Berharap Suriah Jauhi Israel – Halaman all

    Hizbullah Kehilangan Jalur Pasokan Militer pasca Jatuhnya Rezim Assad, Berharap Suriah Jauhi Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan partainya kehilangan jalur pasokan militer setelah jatuhnya kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Sebelumnya dikabarkan, Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mendapat pasokan senjata melalui Suriah, di mana rezim Assad memfasilitasinya sebagai timbal balik atas bantuan Iran untuk melawan oposisi Suriah.

    “Ya, Hizbullah kehilangan rute pasokan militer melalui Suriah pada tahap ini, tetapi kehilangan ini merupakan bagian kecil dari kerja perlawanan,” kata Naim Qassem dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu (14/12/2024), tanpa menyebut nama Assad.

    “Rezim baru bisa datang, dan rute ini bisa kembali normal, dan kita bisa mencari cara lain,” tambahnya.

    Dalam pidato pertamanya sejak jatuhnya rezim Assad, ia menekankan rakyat Suriah mempunyai hak untuk memilih pemerintahan, konstitusi, dan pilihan mereka.

    “Kami berharap akan terjadi koordinasi antara masyarakat Suriah dan Lebanon serta pemerintah kedua negara,” katanya, dikutip dari Al Araby.

    Menurutnya, Hizbullah saat ini belum bisa mengambil posisi dan sikap terhadap oposisi Suriah yang berkuasa setelah menggulingkan rezim Assad.

    “Hizbullah tidak dapat menghakimi kekuatan baru ini sampai mereka stabil dan mengambil posisi yang jelas,” katanya.

    Ia berharap penguasa baru Suriah nantinya tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel.

    Pemimpin Hizbullah itu menegaskan, hubungan Suriah dengan Israel nantinya akan mempengaruhi sikap Hizbullah terhadap Suriah.

    “Kami juga berharap partai penguasa baru ini akan menganggap Israel sebagai musuh dan tidak menormalisasi hubungan dengannya. Ini adalah berita utama yang akan memengaruhi sifat hubungan antara kami dan Suriah,” lanjutnya, seperti diberitakan Aawsat.

    Sebelum jatuhnya rezim Assad, Naim Qassem berpidato tentang dukungan Hizbullah untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    “Agresi terhadap Suriah dipimpin oleh Amerika dan Israel melalui kelompok takfiri sejak 2011,” katanya ketika berpidato pada Kamis (5/12/2024), tiga hari sebelum jatuhnya rezim Assad.

    Hizbullah mulai melakukan intervensi di Suriah pada 2013, untuk membantu rezim Assad melawan pasukan oposisi yang berusaha menggulingkannya saat itu.

    Jatuhnya Rezim Assad

    Rezim Assad dari Partai Ba’ath runtuh pada 8 Desember 2024, setelah oposisi bersenjata mengumumkan keberhasilannya merebut ibu kota Suriah, Damaskus.

    Sebelumnya, aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), meluncurkan serangan pada 27 November 2024 di Idlib, hingga berhasil merebut kota Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus dalam waktu kurang dari dua minggu.

    Pemimpin HTS, Abu Muhammad Al-Julani, mendeklarasikan runtuhnya rezim Assad melalui pidato di Damaskus pada Minggu (8/12/2024).

    Assad dan keluarganya dikabarkan kabur ke luar negeri, namun keberadaannya belum diketahui.

    Runtuhnya rezim Assad adalah buntut dari perang saudara di Suriah yang berlangsung sejak 2011 ketika rakyat Suriah menuntut turunnya Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Iran mulai membantu rezim Assad pada 2011 dan Rusia mulai terlibat pada 2015.

    Pertempuran sempat meredup pada 2020 setelah Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata antara rezim Assad dan oposisi di Idlib, sebelum meletus lagi pada 27 November lalu.

    Bashar al-Assad berkuasa sejak 2000, setelah meneruskan kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad yang berkuasa pada 1971-2000.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Breaking: Israel Bombardir Suriah, Ledakan Besar Terdengar di Damaskus

    Breaking: Israel Bombardir Suriah, Ledakan Besar Terdengar di Damaskus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Damaskus kembali diguncang oleh serangkaian ledakan pada Jumat (13/12/2024) malam waktu setempat, dengan sebuah ledakan besar terdengar dan diikuti beberapa ledakan kecil lainnya.

    Al Jazeera melaporkan bahwa insiden ini mengguncang sebuah hotel yang menjadi tempat menginap para jurnalis di ibu kota Suriah tersebut.

    Resul Serdar, koresponden Al Jazeera yang berada di lokasi, mengatakan bahwa “ledakan keras” tersebut terasa cukup kuat hingga mengguncang hotel tempat ia berada. “Setelah ledakan besar itu, terdengar beberapa ledakan kecil lainnya,” ujar Serdar dalam laporannya.

    Meskipun sumber dan lokasi pasti ledakan belum dapat dikonfirmasi, dugaan awal mengarah pada kemungkinan serangan udara Israel.

    Serdar mencatat bahwa selama beberapa hari terakhir, Israel telah melakukan serangkaian pengeboman udara yang menargetkan “area strategis” di Suriah, terutama di dalam dan sekitar Damaskus.

    Serangan Udara Israel di Suriah

    Israel secara rutin melakukan serangan udara di wilayah Suriah, dengan alasan untuk menargetkan posisi militer Iran dan sekutunya, termasuk kelompok Hizbullah, yang dianggap mengancam keamanan Israel.

    Meskipun Israel jarang mengeklaim tanggung jawab secara langsung atas serangan-serangan ini, pengamat internasional sering mengaitkannya dengan aktivitas militer mereka di wilayah tersebut.

    Serangan udara sebelumnya telah menargetkan lokasi-lokasi strategis, seperti bandara internasional Damaskus, depot senjata, dan fasilitas militer yang diduga terkait dengan pasukan Iran. Namun, dampak serangan terbaru ini, baik dari segi kerusakan maupun korban jiwa, belum dilaporkan secara rinci.

    (luc/luc)

  • Poros Perlawanan Digebuk Israel, Iran: Suriah Bukan Kejutan, Milisi Bakal Ada di Seluruh Kawasan – Halaman all

    Poros Perlawanan Digebuk Israel, Iran: Suriah Bukan Kejutan, Milisi Bakal Ada di Seluruh Kawasan – Halaman all

    Poros Perlawanan Digebuk Israel, Iran: Gejolak Suriah Bukan Kejutan, Milisi Bakal Ada di Seluruh Kawasan

     

    TRIBUNNEWS.COM – Iran rupanya tidak kaget atas gejolak di Suriah yang menumbangkan satu di antara tokoh sekutu utama mereka di kawasan Asia Timur Tengah, rezim Bashar al-Assad.

    Hal itu diungkapkan Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf yang mengatakan gerakan perlawanan justru akan meluas dan mencakup seluruh Timur Tengah.

    Dia menambahkan, Iran akan terus mendukung perlawanan sebagai strategi terpentingnya dalam menghadapi musuh utama mereka, Israel.

    Bagher Ghalibaf merujuk pada pernyataan Pemimpin Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei kemarin, yang menyatakan kekuatan Iran tidak berkurang meski Assad tumbang di Suriah.

    Soal jatuhnya pemerintahan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Ghalibaf mengakui kalau itu akan sedikit mengganggung rantai gerakan perlawanan.

    Namun, mencontohkan Hizbullah, Ghalibaf mengatakan kalau gerakan Perlawanan akan menyesuaikan strategi dan langkah taktis mereka dengan kondisi di lapangan.

    “Tentu saja, jelas bahwa jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad akan mengganggu aktivitas gerakan perlawanan, tetapi kelompok-kelompok perlawanan, khususnya Gerakan Perlawanan Hizbullah di Lebanon, telah menunjukkan bahwa mereka tidak hanya akan beradaptasi dengan kondisi baru, tetapi juga akan bertindak lebih bersemangat dan lebih kuat dari sebelumnya,” kata dia dilansir MNA, Jumat (13/12/2024).

    Suar yang dinyalakan tentara Israel jaruh di area Har Dov di Gunung Hermon, 13 November 2023. (Jalaa MAREY / AFP)

    Tak Kaget Gejolak di Suriah

    Terkait perkembangan terkini di Suriah yang kini berganti rezim dan kekuasaan, Ghalibaf menegaskan kalau perkembangan tersebut tidak dapat dielakkan dan bukan sesuatu yang mengejutkan.

    Iran, kata dia, telah memperingatkan pemerintah Suriah di bawah rezim Assad.

    Iran juga telah menilai rencana intervensionis yang disusun terhadap negara Arab tersebut, kata Ghalibaf.

    “Jika peringatan ini ditanggapi dengan serius pada waktu yang tepat dan jalur dialog dengan rakyat serta pencapaian persatuan nasional telah ditempuh, saat ini bangsa Suriah tidak akan berada di ambang kekacauan internal, konflik sektarian dan kerusakan aset nasional, dan akibatnya, (Suriah) tidak akan menyaksikan agresi berulang-ulang dari rezim Zionis (Israel) dan penghancuran infrastrukturnya,” tambah juru bicara parlemen tersebut.

    Ghalibaf menekankan, Iran akan terus mendukung gerakan-gerakan perlawanan yang tersebar di kawasan dalam aksi melawan Israel.

    “Kami dengan tegas menyatakan bahwa dengan keyakinan yang lebih besar, kami akan terus mendukung perlawanan sebagai strategi yang paling penting dan utama untuk menjamin keamanan negara,” kata Ghalibaf.

    Dia kemudian menekankan seruan dari Khamenei kalau “Gerakan perlawanan akan meluas dan meliputi seluruh kawasan dan (ada di) semua pemerintah yang bersekutu dengan rezim Zionis (Israel).”

    Serangan skala besar Israel ke wilayah Suriah di masa transisi kekuasaan pasca-tergulingnya Rezim Bashar al-Assad. (MNA/screenshot)

    Netanyahu Klaim Israel Gebuk Poros Perlawanan yag Dipimpin Iran

    Dalam konteks pergolakan di Suriah, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim serangan Israel terhadap militan sekutu Iran telah memicu reaksi berantai yang akan mengubah wajah di kawasan Timur Tengah.

    Ia menyebut gerakan Hamas di Jalur Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan sejumlah militan di Suriah dan Irak adalah kelompok perlawanan yang didukung oleh Iran.

    Menurutnya, kekacauan di Timur Tengah saat ini adalah reaksi berantai dari serangan Israel terhadap mereka.

    “Peristiwa bersejarah yang kita saksikan hari ini adalah reaksi berantai,” kata Netanyahu dalam pidatonya yang ditujukan kepada rakyat Iran, Kamis (12/12/2024).

    Perdana Menteri Israel mengatakan ini semua diawali ketika Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, yang disusul dengan serangan dari Hizbullah Lebanon, dan sekutu militannya yang berada di Suriah hingga Irak terhadap Israel.

    Netanyahu sesumbar bahwa reaksi Israel dengan menyerang mereka telah memicu reaksi berantai di Timur Tengah.

    “Reaksi berurutan terhadap pemboman Hamas, penghapusan Hizbullah, dan penargetan (mantan Sekretaris Jenderal Hassan) Nasrallah, terhadap serangan yang kami kirimkan ke poros teror yang didirikan oleh rezim Iran,” katanya.

    Ia juga menyoroti runtuhnya kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang berhasil digulingkan oleh aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), pada 8 Desember 2024.

    Netanyahu menuduh Iran menghabiskan puluhan miliar dolar untuk mendukung Bashar al-Assad dan untuk mendukung Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

    Menurutnya, rezim Bashar al-Assad selama ini menyediakan jalur aman bagi Iran untuk memasok senjata ke Hizbullah di Lebanon, sebagai imbalan atas dukungan Iran untuk melawan oposisi Suriah.

    “Yang dilakukan Israel hanyalah mempertahankan negaranya, namun melalui hal tersebut kita membela peradaban dalam menghadapi kebrutalan,” lanjutnya.

    Netanyahu mencoba meyakinkan rakyat Iran bahwa mereka berada di bawah kekuasaan rezim Ali Khamenei yang mengancam kedamaian di kawasan itu.

    “Anda menderita di bawah kekuasaan rezim yang mengejek Anda dan mengancam kami. Akan tiba saatnya hal ini berubah. Akan datang suatu hari ketika Iran akan bebas,” kata Netanyahu.

    “Saya yakin kita akan mencapai masa depan ini bersama-sama lebih cepat dari yang diperkirakan sebagian orang. Saya tahu dan percaya bahwa kita akan mengubah Timur Tengah menjadi mercusuar kemakmuran, kemajuan dan perdamaian,” lanjutnya.

    Dengan jatuhnya rezim Bashar al-Assad, Iran kehilangan mata rantai utama dalam “poros perlawanan” yang dipimpinnya untuk melawan Israel.

     

    (oln/mna/*)

  • Foto Satelit Ungkap ‘Kapal Induk’ Iran Pengangkut Drone, UAV Teheran Terbang di New Jersey AS? – Halaman all

    Foto Satelit Ungkap ‘Kapal Induk’ Iran Pengangkut Drone, UAV Teheran Terbang di New Jersey AS? – Halaman all

    Foto Satelit Ungkap ‘Kapal Induk’ Iran Pengangkut Drone, UAV Teheran Terbang di New Jersey AS?

    TRIBUNNEWS.COM – Kapal baru pengangkut drone Iran, Shahid Bagheri, baru-baru ini terlihat di lepas pantai pelabuhan angkatan laut Iran Bandar Abbas di Teluk Persia, sejumlah media internasional melaporkan, Jumat (13/12/2024). 

    NDTV melansir, gambar satelit menunjukkan kapal, yang awalnya merupakan kapal kontainer dan dimodifikasi, terlihat mirip dengan kapal induk tetapi dimaksudkan untuk membawa dan meluncurkan drone.

    “Citra satelit resolusi tinggi yang dikumpulkan oleh Maxar menunjukkan kapal di lepas pelabuhan Bandar Abbas. Shahid Bagheri memiliki landasan yang mirip dengan kapal induk STOBAR, tetapi landasan pacu pendek menunjukkan itu dimaksudkan hanya untuk drone dan dapat digunakan untuk operasiona helikopter,” kata laporan itu, dikutip Jumat.

    Sebagai informasi, Maxar Technologies adalah sebuah perusahaan teknologi antariksa yang bermarkas besar di Westminster, Colorado, Amerika Serikat (AS), yang mengkhususkan diri dalam penyediaan komunikasi, pengamatan Bumi, radar, dan pengorbitan satelit, produk satelit, dan jasa lainnya.

    Dalam konteks keamanan AS, Maxar merupakan adalah perusahaan rekanan pemerintah AS untuk menyediakan citra satelit dan intelijen. 

    Kapal induk drone militer itu diyakini melakukan uji coba laut pertamanya sejak meninggalkan galangan kapal Iran dan Offshore Industries (ISOICO) di dekatnya pada akhir November.

    Sebagai informasi, Iran diketahui secara luas tidak memiliki kapal induk dan telah mengoperasikan jet tempur dan helikopter sejak tahun 1970-an dan 80-an.

    Pengangkut drone akan memungkinkan angkatan laut Iran untuk membawa kendaraan udara tak berawak lebih dekat ke medan perang.

    ‘Shahid Bagheri’, ‘Shahid Roudaki’ dan ‘Shahid Mahdavi’ adalah tiga kapal pengangkut pesawat nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV) yang dikembangkan Iran.

    “Gambar yang diambil kemarin oleh satelit menunjukkan ketiga kapal tersebut berada di Teluk Persia,” kata laporan itu.

    Kapal-kapal Iran, Shahid Bagheri (kiri), Shahid Roudaki (atas) dan Shahid Mahdavi (kanan) di lepas pelabuhan Bandar Abbas. (ndtv/maxar)

    Dijelaskan, Kapal induk drone akan memungkinkan angkatan laut Iran untuk membawa kendaraan udara tak berawak lebih dekat ke medan perang.

    Meskipun menghadapi sanksi bertahun-tahun dari Barat, Iran telah berhasil memproduksi armada drone bersenjatanya yang telah berkembang secara berlipat ke medan perang yang berbeda di wilayah tersebut dan bahkan ke Eropa di mana Rusia dilaporkan menggunakan drone Shahed Iran terhadap Ukraina.

    Drone Shahed 129, yang diresmikan pada tahun 2012, diproduksi secara massal dan didasarkan pada drone Israel. Mohajer 6 dikatakan telah dikirim ke Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) sejak 2018.

    Drone telah digunakan oleh kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah, Houthi dan Hamas melawan Israel, saingan berat Iran di Timur Tengah.

    Citra satelit juga menangkap dua kapal angkatan laut Iran tambahan yang juga dimodifikasi dari sebelumnya adalah kapal komersial, ‘Shahid Mahdavi’ dan ‘Shahid Roudaki’, yang berlabuh di dekatnya.

    Dua kapal lainnya tidak memiliki jalan landasan, menunjukkan bahwa itu dapat digunakan untuk drone dengan kemampuan untuk lepas landas dan mendarat vertikal, tidak seperti drone Shahed dan Mohajer yang memerlukan landasan pacu untuk lepas landas.

    Shahid Roudaki adalah kapal perang yang mampu membawa pesawat nirawak, helikopter, dan peluncur rudal.

    Kapal ini merupakan kapal dagang yang dialihfungsikan untuk keperluan militer, dan merupakan kapal ketiga yang dimodifikasi untuk keperluan tersebut setelah Bagheri dan Mahdavi.

    Tanda ‘X’ di dek kapal merupakan landasan pendaratan helikopter dan kapal ini dapat membawa pesawat serang cepat.

    Kapal Iran, Shahid Roudaki terlihat di lepas pelabuhan Bandar Abbas pada 12 Desember 2024. (ndtv/maxar)

    Sementara itu, media Iran melaporkan bahwa Shahid Mahdavi, yang ditugaskan di Angkatan Laut IRGC pada Maret 2023, “dirancang untuk operasi jarak jauh dan dilengkapi dengan rudal, sistem pertahanan udara, dan teknologi radar canggih.”

    Kapal ini dapat membawa berbagai jenis helikopter serang, pesawat nirawak tempur, dan pesawat serang cepat.

    Gambar satelit Maxar, diambil dalam periode waktu.

    “Gambar-gambar berkala itu menunjukkan jejak sejarah konstruksi dan modifikasi pada Shahid Bagheri di galangan kapal Iran Shipbuilding & Offshore Industries Complex (ISOIC),” kata laporan tersebut.

    Gambar yang diambil oleh Maxar menunjukkan bahwa pembangunan dan modifikasi Shahid Bagheri dimulai pada awal tahun 2023. Gambar pertama yang diambil pada tanggal 26 Februari 2023, menunjukkan dek kapal sedang dibongkar dan ditaruh di dok kering di galangan kapal ISOICO di Iran di pelabuhan Bandar Abbad dekat Teluk Persia.

    Gambar pertama yang menunjukkan kapal Iran tengah dimodifikasi di dok kering di galangan kapal ISOICO pada 26 Februari 2023. (ndtv/maxar)

    Gambar kedua, tertanggal 14 November 2023, menunjukkan dek penerbangan bersudut dan jalur landasan yang sedang dikerjakan di dok kering.

    Dek penerbangan bersudut dan jalur landasan sedang dimodifikasi pada tanggal 14 November 2023. (ndtv/maxar)

    Gambar ketiga, diambil dua minggu kemudian pada tanggal 30 November 2023, memperlihatkan Kapal Shahid Bagheri di dermaga galangan kapal.

    Dalam waktu 16 hari, kapal dipindahkan dari dok kering dan berlabuh di luar pelabuhan. Kapal ini masih dalam tahap awal pembangunan.

    Dalam 16 hari, Kapal Shahid Bagheri yang Iran bangun dipindahkan dari dock kering ke dermaga. (ndtv/maxar)

     

    “Gambar-gambar itu menunjukkan bagaimana bagian landasan pacu di atas kapal-kapal itu tergores, tampaknya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tempur Iran, yang berkonflik langsung dengan Israel dan sedang menjalani perang dingin dengan Arab Saudi dalam lingkup regional.

    Gambar-gambar Maxar ini muncul pada saat seorang anggota parlemen AS mengklaim kalau Iran kemungkinan meluncurkan drone di atas New Jersey dari “mothership” di lepas pantai Timur. 

    Pentagon telah membantah klaim yang mengatakan “Tidak ada kebenaran untuk itu.”

    “Tidak ada kapal Iran di lepas pantai Amerika Serikat dan tidak ada yang disebut ‘mothership’ yang meluncurkan drone ke Amerika Serikat,” lapor Reuters mengutip juru bicara Pentagon, Sabrina Singh.

    Anggota Kongres dari Partai Republik Jeff Van Drew mengatakan dia telah menemukan apa yang tampaknya merupakan objek milik Iran.

    “Apa yang kami temukan mengkhawatirkan – drone terbang dari arah laut, mungkin terkait dengan induk Iran yang hilang,” katanya pada platform media sosial X.

    Pentagon mengatakan, “Penilaian awal telah menunjukkan drone bukan dari negara lain dan bahwa militer AS tidak menembak jatuh karena mereka tidak menimbulkan ancaman terhadap instalasi militer.”

    “Kami tidak memiliki bukti bahwa kegiatan ini berasal dari entitas asing atau pekerjaan musuh,” kata Singh.

     

    (oln/ndtv/rtrs/*)

  • Israel Siapkan Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran, IAEA Meradang: Dilarang Hukum Internasional – Halaman all

    Israel Siapkan Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran, IAEA Meradang: Dilarang Hukum Internasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Udara Israel sedang menyiapkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Informasi ini dibocorkan pejabat militer kepada Times of Israel.

    Negara Yahudi tersebut percaya bahwa pengambilalihan Suriah secara tiba-tiba oleh pemberontak jihadis telah melemahkan posisi Teheran di wilayah tersebut, yang dapat mendorong Iran untuk mempercepat program atomnya, kata outlet tersebut.

    Sementara itu, serangan udara Israel telah menghancurkan sebagian besar pertahanan udara Suriah, sehingga membuka jalan bagi operasi melawan Iran.

    Teheran telah lama bersikeras bahwa program nuklirnya bersifat damai dan bersifat sipil, bertolak belakang dengan tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Iran sedang mencari bom atom.

    DI 2015, lima negara kekuatan nuklir terbesar di dunia membuat perjanjian dengan Iran untuk memantau aktivitas nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.

    Namun AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018.

    Israel dilaporkan mempertimbangkan serangan terhadap situs nuklir Iran setelah serangan rudal Teheran pada tanggal 1 Oktober, namun tidak menindaklanjuti rencana tersebut.

    Pemerintahan Netanyahu telah memanfaatkan penggulingan pemerintahan di Suriah untuk menghancurkan kemampuan militer negara tetangganya dengan meluncurkan “salah satu operasi serangan terbesar dalam sejarah” angkatan udaranya. 

    Awal pekan ini, jet Israel menyerang lebih dari 250 sasaran di seluruh Suriah, termasuk bandara dan pelabuhan, lokasi pertahanan udara dan rudal, fasilitas industri militer, dan gudang.

    Pasukan Israel juga bergerak melampaui zona penyangga di Dataran Tinggi Golan, dan mengklaim Gunung Hermon.

    Pemerintahan Bashar Assad di Suriah digulingkan oleh militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pekan lalu. Kelompok HTS sejauh ini belum mengkonsolidasikan kekuatan.

    Israel Yakin Iran Kini Terisolir

    Israel yakin, kini Iran “terisolasi” setelah Assad digulingkan dan sekutu utamanya lainnya di wilayah tersebut, Hizbullah yang berbasis di Lebanon, telah dilemahkan secara signifikan oleh serangan IDF baru-baru ini di sana.

    Hal ini dapat mendorong Iran untuk mempercepat program nuklirnya dan menciptakan peluang bagi serangan pendahuluan Israel, menurut Times of Israel.

    IAEA Larang Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran

    Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, telah memperingatkan kepada Israel agar tidak menyerang instalasi nuklir Iran.

    Dia beralasan, hal ini dilarang oleh hukum internasional dan dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan bagi seluruh kawasan.

    Grossi menyampaikan pernyataan tersebut pada konferensi pers di Teheran, di mana dia melakukan kunjungan dua hari untuk membicarakan program nuklir Iran.

    Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi di konferensi pers di Teheran, Iran, 14 November 2024.

    “Serangan seperti itu dapat menimbulkan konsekuensi radiologis yang sangat serius. IAEA dan negara-negara anggotanya sebelumnya telah menyatakan penolakan keras terhadap tindakan tersebut,” kata Grossi menanggapi pertanyaan tentang ancaman serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Ketegangan antara Teheran dan Yerusalem Barat telah meningkat sejak pecahnya perang terbaru Israel-Hamas di Gaza tahun lalu dan serangan Israel ke Lebanon yang menargetkan Hizbullah.

     

    Iran mengecam Israel atas kedua konflik tersebut, dan kedua negara telah saling melancarkan serangan rudal beberapa kali tahun ini.

    Para pejabat Israel sebelumnya menyebut situs-situs nuklir Iran sebagai target serangan potensial, namun sejauh ini dilaporkan telah ditekan oleh AS untuk tidak menindaklanjuti ancaman tersebut.

    Namun awal pekan ini, menteri pertahanan Israel yang baru diangkat, Israel Katz, mengatakan, Iran “lebih rentan terhadap serangan terhadap fasilitas nuklirnya.” 

    Dia mengatakan, Israel sekarang memiliki peluang “untuk mencapai tujuan terpenting kami – untuk menggagalkan dan menghilangkan ancaman nyata terhadap Negara Israel.”

    Pernyataanya ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Yerusalem Barat akan segera menyerang situs tersebut.

    Selama konferensi pers, Grossi mencatat bahwa ketegangan regional saat ini “menunjukkan bahwa ruang untuk negosiasi dan diplomasi” mengenai program nuklir Iran “semakin kecil.”

    Upaya Iran dalam pengayaan uranium telah lama dipandang oleh Barat sebagai upaya terselubung untuk mengembangkan senjata nuklir.

    Meskipun perjanjian nuklir tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar membatasi program tersebut dengan imbalan keringanan sanksi yang signifikan bagi Teheran, perjanjian tersebut gagal setelah Amerika menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018.

    Hal ini menyebabkan Iran meningkatkan kemampuan pengayaannya, yang menurut Grossi, kini mendekati ambang batas yang diperlukan untuk persenjataan.

    IAEA telah mendorong lebih banyak pemantauan dan kerja sama di situs nuklir Iran. Grossi mengatakan dia bertekad menjadikan kunjungannya “sukses” dalam hal ini mengingat “keadaan serius di wilayah tersebut.”

    Iran telah lama membantah mempunyai ambisi untuk membuat senjata nuklir, dan berulang kali menekankan bahwa program pengayaannya selalu bersifat damai dan hanya ditujukan untuk penggunaan sipil.

    Setelah pertemuan dengan Grossi pada Kamis malam, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan negaranya bersedia bekerja sama dan bernegosiasi dengan IAEA mengenai program nuklirnya, namun tidak akan melakukannya “di bawah tekanan dan intimidasi.”

  • Timteng Lebih Pelik dari Rusia-Ukraina, Tapi Mudah Disetop

    Timteng Lebih Pelik dari Rusia-Ukraina, Tapi Mudah Disetop

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menyebut konflik di Timur Tengah lebih rumit dari perang Rusia vs Ukraina, namun juga lebih mudah diselesaikan.

    Dalam wawancara dengan majalah TIME, Trump mengatakan masalah Timur Tengah begitu kompleks karena terus terjadi letusan konflik di berbagai wilayah.

    “Berbagai hal terjadi dengan sangat produktif di Timur Tengah. Saya pikir masalah Timur Tengah akan terselesaikan. Masalah ini lebih rumit daripada Rusia-Ukraina tetapi saya pikir ini lebih mudah diatasi,” kata Trump kepada majalah TIME yang diterbitkan Kamis (12/12).

    Trump berujar konflik Timur Tengah, meski begitu pelik, dapat segera diselesaikan di masa pemerintahannya.

    Saat ditanya mengenai apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberinya jaminan bahwa dia akan mengakhiri perangnya melawan Gaza, Trump menepis. Ia enggan membahas itu, namun dirinya percaya Netanyahu tahu apa yang ia inginkan.

    “Saya pikir dia tahu saya ingin peperangan ini berakhir. Saya ingin semuanya berakhir,” kata Trump, seperti dikutip Anadolu Agency.

    Konflik antara Israel dan Palestina belakangan meluas hingga ke Lebanon dan Suriah. Agresi Israel telah melebar ke Lebanon sejak beberapa bulan belakangan dan saat ini mulai merembet ke Suriah.

    Pada Minggu (8/12), rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad tumbang usai pasukan milisi merebut ibu kota Damaskus. Para pakar mengatakan runtuhnya pemerintahan Al Assad berkaitan dengan lemahnya dukungan yang ia terima dari Iran, milisi Hizbullah Lebanon, dan Rusia.

    Iran dan Hizbullah sedang melemah usai digempur Israel. Rusia juga sedang tak berdaya karena serangan-serangan Ukraina yang kini mulai aktif menggunakan senjata canggih Barat.

    Di tengah kondisi rentan Suriah, Israel menyerbu masuk ke perbatasan. Pasukan militer kini merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang sudah ditetapkan batas-batasnya untuk Suriah dan Israel.

    Mengenai situasi kompleks ini, Trump enggan menguraikan lebih lanjut perkembangan yang terjadi di Timur Tengah.

    Ia hanya menegaskan mendukung solusi apa pun yang bisa diambil.

    “Saya mendukung solusi apa pun yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan perdamaian. Ada gagasan lain selain solusi dua negara, tapi saya mendukung apa pun itu, apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan bukan hanya perdamaian, tapi perdamaian yang abadi,” ucapnya.

    Ketika ditanya apakah ia mempercayai Netanyahu, Trump menampik. Ia menegaskan dirinya “tak mempercayai siapa pun.”

    Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan 44.835 warga Palestina. Mayoritas korban perempuan dan anak-anak.

    Warga Palestina saat ini dilanda bencana kemanusiaan parah karena tak mendapat bantuan makanan, air bersih, hingga akses kesehatan buntut blokade Israel.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Berawal dari Menyerang Suriah, Kini Israel Bersiap Targetkan Situs Nuklir Iran – Halaman all

    Berawal dari Menyerang Suriah, Kini Israel Bersiap Targetkan Situs Nuklir Iran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel kini tengah mempersiapkan serangan terhadap fasilitas nuklir di Iran.

    Persiapan serangan situs nuklir Iran ini bermula dari pelumpuhan Angkatan Udara Suriah yang dilakukan Israel beberapa hari terakhir.

    Israel meyakini dengan lumpuhnya angkatan bersenjata Suriah dapat melemahkan posisi Iran di kawasan tersebut.

    Iran telah lama menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.

    Pernyataan Iran ini bertentangan dengan tuduhan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang menyebut Teheran berupaya untuk membuat bom atom.

    Dikutip dari Russia Today, Israel dilaporkan mempertimbangkan serangan terhadap situs nuklir Iran setelah serangan rudal Teheran pada 1 Oktober 2024 lalu.

    Namun, rencana Israel untuk menyerang situs nuklir Iran pada saat itu tidak terealisasi.

    Pemerintah Netanyahu telah memanfaatkan kejadian terkini di Suriah untuk menghancurkan kemampuan militer negara tetangganya.

    Awal minggu ini, jet tempur Israel menyerang lebih dari 250 target di seluruh Suriah, termasuk bandara dan pelabuhan laut, situs pertahanan udara dan rudal, fasilitas dan gudang industri militer.

    Pasukan Israel juga bergerak melampaui zona penyangga di Dataran Tinggi Golan, dengan mengklaim Gunung Hermon.

    Pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah digulingkan oleh militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) minggu lalu. Kelompok jihadis itu belum mengonsolidasikan kekuasaannya.

    Israel dilaporkan yakin bahwa Iran “terisolasi” setelah Assad digulingkan dan sekutu utamanya yang lain di kawasan itu, Hizbullah yang berbasis di Lebanon, telah dilemahkan secara signifikan oleh serangan IDF baru-baru ini di sana.

    Hal ini dapat mendorong Iran untuk mempercepat program nuklirnya dan menciptakan peluang bagi serangan pendahuluan Israel.

    Trump Juga Pertimbangkan Hentikan Iran Bangun Senjata Nuklir

    Presiden Terpilih AS, Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk mencegah Iran membangun senjata nuklir.

    Kabar tersebut muncul saat Israel dilaporkan tengah menyusun untuk melakukan serangan terhadap situs nuklir Iran.

    Donald Trump sempat mengatakan kepada Netanyahu dalam panggilan telepon bahwa ia ingin menghindari serangan Iran selama masa jabatannya.

    Namun, ia tetap mencari cara untuk menghentikan Republik Islam itu dari mengembangkan senjata nuklir.

    Dikutip dari Times of Israel, Trump saat ini tengah menggarap rencana “tekanan maksimum 2.0” yang menciptakan kembali kebijakan sanksi agresif terhadap Iran.

    Salah seorang sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan, ada beberapa cara berbeda yang dapat digunakan untuk menekan militer guna menghalangi Iran.

    Pertama, Washington dapat mengirim lebih banyak pasukan, kapal, dan pesawat tempur ke wilayah tersebut sekaligus memperkuat kemampuan ofensif Israel melalui penjualan bom penghancur bunker.

    Namun, jika itu gagal, AS dapat mengambil sikap yang lebih agresif dan mengancam akan menggunakan kekuatan militer langsung, kata sumber tersebut.

    Dalam wawancara dengan Majalah Time yang diterbitkan Kamis, Trump mengatakan tentang potensi perang dengan Iran, “Apa pun bisa terjadi. Situasinya sangat tidak menentu”.

    Trump mempertimbangkan serangan pencegahan terhadap fasilitas nuklir Iran pada akhir masa jabatan pertamanya, tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya.

    Kali ini, menurut laporan WSJ, pemerintahannya mungkin terbuka untuk mendukung serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Republik Islam tersebut.

    Di antara alasan Trump mungkin lebih terbuka terhadap tindakan militer kali ini yang disebutkan dalam laporan adalah dugaan upaya Iran untuk membunuh presiden terpilih.

    Pejabat militer Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka yakin sekarang ada kesempatan untuk menyerang situs nuklir Iran, dan terus melakukan persiapan untuk serangan potensial, menyusul runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah akhir pekan lalu.

    Pasukan Pertahanan Israel yakin bahwa Iran — yang terisolasi setelah jatuhnya rezim Assad dan melemahnya kelompok proksi utamanya, Hizbullah, di Lebanon — mungkin akan terus melanjutkan program nuklirnya  dan mengembangkan bom sambil berupaya mengganti sistem pencegahannya.

    (Tribunnews.com/Whiesa)