Organisasi: Hizbullah

  • Israel Luncurkan Serangan ke Lebanon, Langgar Gencatan Senjata

    Israel Luncurkan Serangan ke Lebanon, Langgar Gencatan Senjata

    Jakarta

    Israel meluncurkan serangan menargetkan wilayah Baalbek di timur Lebanon. Lebanon menyebut hal itu sebagai pelanggaran gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

    Dilansir AFP, Rabu (25/12/2024), kantor berita nasional pemerintah Lebanon melaporkan serangan di dekat kota Tarya tidak mengakibatkan korban, seraya menyebut serangan itu sebagai ‘pelanggaran pertama perjanjian gencatan senjata’ di wilayah Baalbek.

    Seorang sumber keamanan Lebanon, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan serangan itu menargetkan ‘gudang-gudang yang diyakini milik Hizbullah’.

    Hizbullah selama beberapa dekade menguasai Beirut selatan, dan selatan serta timur negara itu.

    Diketahui, gencatan senjata mulai berlaku pada tanggal 27 November usai lebih dari setahun perang di Gaza. Kemudian kedua belah pihak sejak itu menuduh pihak lain melanggar gencatan senjata.

    Perang dengan Israel membuat Hizbullah sangat melemah tetapi tidak hancur. Sebuah komite yang terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, Lebanon, Israel, dan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa bertugas memantau gencatan senjata dan memastikan pelanggaran diidentifikasi dan ditangani.

    Lebanon telah meminta para pihak, khususnya Amerika Serikat dan Prancis, untuk menekan Israel agar mempercepat penarikan pasukannya dari wilayah selatan negara itu berdasarkan ketentuan kesepakatan.

    Tentara Israel mengatakan pada hari Senin bahwa mereka melanjutkan ‘kegiatan pertahanan’ di wilayah selatan ‘sesuai dengan kesepakatan’.

    Mereka belum mengeluarkan pernyataan tentang serangan yang dilaporkan di Lebanon timur.

    (yld/knv)

  • Militer Israel Akui Strategi Houthi Yaman Sulit Diprediksi: Mereka Bukan Musuh Biasa – Halaman all

    Militer Israel Akui Strategi Houthi Yaman Sulit Diprediksi: Mereka Bukan Musuh Biasa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Sumber militer dan keamanan Israel dalam wawancara bersama Maariv, Senin (23/12/2024), mengungkapkan serangan kelompok Houthi Yaman pada Sabtu (21/12/2024), telah membayangi dan menimbulkan kekhawatiran bagi Tel Aviv.

    Sumber itu mengakui strategi teka-teki Houthi rumit diprediksi, dan mengatakan, “Mereka bukanlah musuh biasa.”

    Di antara berbagai kerumitan dalam menghadapi Houthi dan Angkatan Bersenjata Yaman, kata sumber itu, adalah jarak ribuan kilometer yang memisahkan Israel dan Yaman.

    Terlebih, Angkatan Bersenjata Yaman tersebar di seluruh negeri dan hadir di wilayah-wilayah yang tidak tercantum di peta, dilansir Al Mayadeen.

    Sumber keamanan lainnya mengatakan, kelompok Houthi merupakan tantangan yang belum pernah “dihadapi Israel sebelumnya.”

    “Israel tidak tahu bagaimana cara mengatasinya,” lanjut sumber itu.

    Baru-baru ini, media Israel secara menyeluruh memeriksa kesulitan militer dalam menghadapi Houthi, terutama kemampuan militer Yaman dan kegagalan lembaga keamanan Israel untuk mencegat rudal balistik Houthi.

    Karena itu, Israel memandang sulit untuk mengalahkan Houthi.

    Israel, lapor i24News, merasa perlu bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) untuk melawan kelompok itu.

    Netanyahu Bakal Ambil Tindak Tegas Terhadap Houthi

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pihaknya bakal bertindak tegas terhadap kelompok Yaman, Houthi, yang didukung Iran.

    Ia juga memastikan “balasan Israel” terhadap Houthi, tak akan berbeda kepada kelompok militan lain yang didukung Iran.

    “Sebagaimana kami bertindak dengan kekuatan penuh terhadap poros yang didukung Iran, maka kami akan bertindak serupa terhadap Houthi,” kata Netanyahu dalam pertemuan Kabinet Keamanan di Komando Angkatan Udara utara, Minggu (22/12/2024), dikutip dari Iran International.

    Lebih lanjut, Netanyahu mengungkapkan Israel akan dibantu sekutunya, Amerika Serikat (AS), dalam menghadapi Houthi.

    “Hanya dalam kasus ini, kami tidak bertindak sendiri. Amerika Serikat, serta negara-negara lain, melihat Houthi sebagai ancaman tidak hanya bagi pelayaran internasional, tetapi juga bagi tatanan internasional.”

    “Oleh karena itu, kami akan bertindak dengan kekuatan, tekad, dan kecanggihan,” urai dia.

    Sebagai informasi, AS melancarkan serangan udara terhadap Houthi di Sana’a, Yaman, Sabtu.

    Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Houthi menembakkan rudal yang menghantam wilayah sipil di Israel.

    Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, melancarkan blokade Laut Merah pada November tahun lalu atas perintah Pemimpin Tertinggi Iran, menyusul pecahnya perang Gaza, dalam kesetiaan kepada Hamas.

    Meskipun awalnya mereka bermaksud menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel dalam upaya untuk memaksakan gencatan senjata, serangan tersebut kemudian telah menyebar ke pengiriman komersial global, dengan banyak kapal menjadi sasaran serangan dan puluhan pelaut internasional disandera.

    Rudal Houthi Hantam Kementerian Pertahanan Israel

    Pekan lalu, Houthi mengumumkan telah melancarkan dua rudal hipersonik ke Israel, Rabu (17/12/2024).

    Salah satu rudal menghantam Kementerian Pertahanan Israel di pusat kota.

    Sementara, satu rudal lainnya diluncurkan saat pesawat tempur Israel menyerang Yaman.

    Operasi itu bersamaan dengan serangan udara Israel di Yaman, dilansir Al Mayadeen.

    Pemimpin gerakan Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengungkapkan serangan pihaknya ke Kementerian Israel menyebabkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) “mengalami kebingungan signifikan sebab misi mereka terganggu.”

    Ia menegaskan pihaknya tak akan mundur sedikitpun dari posisi mendukung rakyat Palestina.

    “Kami tidak akan menyimpang dari posisi kami dalam mendukung rakyat Palestina, terlepas dari tantangan atau serangan dari AS, Israel, atau sekutu mereka,” tegasnya.

    Al-Houthi juga menyerukan kepada rakyat Yaman untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa besar-besaran pada Jumat (20/12/2024), untuk mendeklarasikan tantangan mereka terhadap Israel dan menegaskan kembali keteguhan mereka.

    Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Israel juga pernah menjadi sasaran serangan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, pada pertengahan November 2024.

    Saat itu, Hizbullah mengatakan drone mereka tepat mengenai sasaran yang dituju.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

  • Hizbullah Umumkan Lokasi Pemakaman Nasrallah: Tewas 27 September, Kenapa Prosesi Baru Sekarang? – Halaman all

    Hizbullah Umumkan Lokasi Pemakaman Nasrallah: Tewas 27 September, Kenapa Prosesi Baru Sekarang? – Halaman all

    Hizbullah Umumkan Lokasi Pemakaman Nasrallah: Tewas 27 September, Kenapa Prosesi Baru Sekarang?
     

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Lebanon, Hizbullah dilaporkan sudah mengumumkan tempat di mana jenazah Hassan Nasrallah, mantan sekretaris jenderal gerakan ini, akan dimakamkan.

    Berdasarkan keputusan pejabat Hizbullah, jenazah Hassan Nasrallah akan dimakamkan di tempat di jalan lama menuju Bandara Internasional Rafic Hariri di Lebanon, menurut narasumber ke surat kabar Al-Sharq al-Awsat, dilansir MNA, Selasa (24/12/2024).

    “Sumber itu juga melaporkan bahwa tempat ini seharusnya diubah menjadi kuil,” tulis MNA.

    Disebutkan, persiapan sedang dilakukan untuk upacara pemakaman bersama untuk Nasrallah dan Hashem Safiuddin, kepala dewan eksekutif Hizbullah.

    Anggota Organisasi Mahasiswa Imamia, sayap mahasiswa Muslim Syiah, ikut serta dalam protes untuk mengutuk pembunuhan Hassan Nasrallah, mendiang pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon, di Karachi pada 29 September 2024. – Ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota Pakistan pada 29 September setelah kelompok Hizbullah yang didukung Iran mengonfirmasi bahwa pemimpin lamanya telah tewas oleh serangan udara Israel di Lebanon. (Photo by Asif HASSAN / AFP) (AFP/ASIF HASSAN)

    Kenapa Prosesi Baru Dilaksanakan 3 Bulan Setelah Kematiannya?

    Seperti diketahui, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan dahsyat di Dahieh, pinggiran selatan Beirut pada 27 September 2024.

    Artinya, ada rentang sekitar 3 bulan bagi Hizbullah untuk mengumumkan prosesi penguburan Nasrallah.

    Kenapa begitu lama?

    Sebuah artikel di lorientlejour, sempat mengulas alasan di balik tertundanya penguburan Hassan Nasrallah.

    Saat dibunuh Israel pada 27 September lalu, kematian Nasrallah baru diumumkan keesokan harinya oleh Hizbullah.

    “Sumber-sumber yang dekat dengan partai tersebut kemudian mengklaim kalau jasadnya, yang masih utuh, saat ditarik keluar dari jurang dalam yang ‘digali’ oleh puluhan bom yang dilemparkan Israel ke “markas besar” gerakan pro-Iran tersebut,” tulis laporan lorientlejour. 

    Sejak saat itu, informasi telah beredar tentang pemakaman Nasrallah, namun baru terjawab setelah pernyataan terbaru Hizbullah tersebut mengenai lokasi pemakaman meski belum juga ditentukan kapan.

    Hassan Nasrallah (via Atlantic Council)

    Alasan Keamanan

    Sebuah laporan dari AFP, mengutip sumber yang dekat dengan partai tersebut, mengindikasikan kalau mediang pemimpin Hizbullah dimakamkan “sementara” di lokasi rahasia.

    Hal itu lantaran Hizbullah khawatir kalau prosesi pemakaman Nasrallah akan menjadi sasaran serangan Israel pada periode itu sebelum gencatan senjata terjadi. 

    “Hassan Nasrallah dimakamkan di lokasi sementara, sambil menunggu keadaan yang memungkinkan pemakaman umum,” kata sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.

    Sumber yang sama menyebutkan bahwa pemakaman umum di pinggiran selatan Beirut tidak mungkin diselenggarakan saat itu “karena ancaman Israel untuk menargetkan peserta pemakaman dan lokasi pemakaman.”

    “Oleh karena itu, kekhawatiran keamananlah yang muncul di sini, tulis ulasan tersebut.

    Menurut seorang pejabat Lebanon yang dikutip AFP dan yang juga meminta identitasnya dirahasiakan, Hizbullah mencoba, melalui para pemimpin Lebanon, untuk memperoleh “jaminan” dari Amerika Serikat untuk menyelenggarakan pemakaman umum bagi Nasrallah. 

    Namun karena serangan Israel yang terus-menerus terhadap Lebanon, Hizbullah tidak dapat memperoleh jaminan tersebut saat itu.

    Sejak dimulainya bentrokan antara Hizbullah dan tentara Israel pada 8 Oktober 2023, partai Syiah tersebut lazimnya menyelenggarakan upacara pemakaman dengan sangat ramai.

    “Hizbullah kadang mengumpulkan ribuan orang, bahkan ketika upacara tersebut diadakan di tempat-tempat yang menjadi sasaran serangan Israel, untuk mengenang para pejuangnya yang terbunuh “dalam perjalanan ke Yerusalem” dan para pemimpinnya yang terbunuh,” tulis laporan L’Orient-Le Jour. 

    Lingkungan sekitar pemakaman terkadang menjadi sasaran serangan Israel dalam beberapa bulan terakhir.

    Merujuk pada situasi gencatan senjata saat ini, sepertinya Hizbullah menilai situasi sudah cukup terkendali bila prosesi penguburan Nasrallah dihadiri oleh ribuan orang karena Israel berada dalam ‘pengawasan’ gencatan senjata. 

    Pemakaman ‘Sementara’ 

    Kebiasaan Islam biasanya mengharuskan jenazah dikuburkan secara cepat.

    “Namun, ritual Muslim, baik Syiah maupun Sunni, memperbolehkan penguburan di lokasi sementara dalam keadaan luar biasa, menurut penjelasan seorang syekh di MTV: “Tidak ada yang salah dengan menunda penguburan orang yang meninggal dan misalnya menempatkannya di dalam peti jenazah untuk sementara,” katanya kepada saluran tersebut seperti dikutip L’Orient-Le Jour. 

    “Itu bisa memakan waktu berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun.”

    Hal ini dikonfirmasi kepada L’Orient-Le Jour oleh Sheikh Mohammad Nokari, seorang hakim di pengadilan Beirut.

    “Kita tidak harus terburu-buru dalam pemakaman. Jika keadaan tidak memungkinkan, bisa ditunda beberapa hari dengan satu syarat: jenazah tidak rusak,” jelasnya.

    “Jadi, jenazahnya bisa dikubur sementara sambil menunggu dipindahkan ke tempat lain. Makam kayu atau logam diperlukan. Ini sudah dilakukan beberapa kali dalam sejarah, seperti di Riad el-Solh,” imbuh Sheikh Nokari, merujuk pada mantan Perdana Menteri Lebanon yang dibunuh pada tahun 1951.

     

    (oln/MNA/LLJ/*)

     

  • Media AS: Israel Krisis Tentara, Bentuk Unit Tempur Pertama Berisi Perempuan Yahudi Ortodoks – Halaman all

    Media AS: Israel Krisis Tentara, Bentuk Unit Tempur Pertama Berisi Perempuan Yahudi Ortodoks – Halaman all

    Media AS: Krisis Tentara, Israel Bentuk Unit Tempur Pertama Perempuan Yahudi Ortodoks
     
    TRIBUNNEWS.COM – Media Amerika Serikat (AS), Bloomberg mengkonfirmasi – dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Jumat (20/12/2024), kalau militer Israel (IDF) membentuk unit tempur pertama yang berisi perempuan dari kalangan zionis religius.

    Kalangan zionis religius yang dimaksud adalah komunitas Yahudi Ortodoks yang tadinya berada dalam pengecualian sistem wajib militer di ketentaraan Israel.

    “Mengingat kekurangan tentara dengan berlanjutnya perang di Jalur Gaza serta meningkatnya jumlah wanita di komunitas Yahudi Ortodoks (Haredim) Israel yang ingin berperang, IDF membentuk unit tempur pertama berisi kaum wanita beragama (Haredim),” tulis laporan Bloomberg yang dikutip Khaberni, Selasa (24/12/2024).

    Media AS itu juga menyatakan kalau unit tempur baru tersebut berisi beberapa lusin wanita tentara, namun dapat diperluas jika terbukti berhasil.

    “Unit tersebut mencakup kepemimpinan yang semuanya perempuan dan seorang penasihat agama, yang merupakan pertama kalinya IDF menciptakan sistem dan peran ini dalam militer,” kata laporan tersebut.

    Laporan menambahkan, beberapa rekrutan perempuan di unit ini akan bertugas sebagai pasukan intelijen tempur.

    Para wanita ini akan menjalani pelatihan yang akan berlangsung selama 8 bulan, setelah itu mereka akan bergabung dengan batalion perempuan.

    Wanita tentara di militer Israel (IDF). Wanita biasanya bertugas di ketentaraan Israel dengan wajib militer. Namun, seiring krisis personel yang mendera, IDF kini membuka rekrutan untuk wanita untuk mengisi tempat di unit tempur, termasuk dari kalangan Yahudi Ortodoks yang tadinya berada dalam status pengecualian militer.

    IDF Krisis Tentara

    Situs berita tersebut, mengutip pernyataan tentara Israel, melaporkan “perekrutan unit keagamaan perempuan bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi perempuan yang tertarik dalam peran tempur,”.

    Sebagai catatan, sebelum Israel melancarkan perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, kaum Yahudi Ortodoks menganggap bahwa perempuan tidak boleh berpartisipasi dalam pertempuran di ketentaraan.

    “Wanita Yahudi Ortodoks bisa saja mendapat pengecualian dari wajib militer bagi perempuan dan laki-laki di tentara Israel, namun berlanjutnya perang di Jalur Gaza selama lebih dari setahun dan perluasan wilayahnya hingga mencakup Lebanon, serta militer. operasi di Suriah, menyebabkan kekurangan yang signifikan dalam jumlah tentara Israel,” menurut apa yang dilaporkan Bloomberg. 

    Bloomberg jua mewawancarai seorang wanita tentara di unit tempur berisi wanita Haredim tersebut.

    Sosok wanita tentara yang direkrut tersebut mengatakan kepada Bloomberg, “Tentara Israel benar-benar membutuhkan lebih banyak pejuang. Kami selalu mendengarnya,”.

    Channel 12 Israel mengatakan pada Kamis kalau IDF menderita kekurangan parah sekitar 7.000 pejuang dan pendukung tempur karena perang yang sedang berlangsung di beberapa sektor.

    Situasi ini membuat IDF kemungkinan akan merekrut ribuan pemuda Haredim (Yahudi ultra-Ortodoks) untuk mengatasi krisis personel militer tersebut.

    “Kementerian Perang Israel sebelumnya telah mengungkapkan rencana baru yang bertujuan merekrut 10.000 tentara untuk mengkompensasi kerugian perang yang dilancarkan Israel di front Gaza dan Lebanon, termasuk merekrut sekitar 6.000 Haredim dalam waktu dua tahun,” kata laporan Khaberni.

    Sistem persenjataan Iran dilaporkan tengah disiapkan untuk membalas serangan Israel yang menewaskan pemimpin polit biro Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Rabu (31/8/2024). (Mehr News Agency)

    Iran Ancaman Terbesar Israel

    Terkait perang multi-front yang dihadapi Israel, Koresponden Urusan Utara dan Militer Maariv Israel, Avi Ashkenazi, menyebut kekuatan militer Iran tetap menjadi yang terbesar dibandingkan dengan Israel.

    Israel disebut-sebut akan kewalahan jika meniatkan diri untuk melawan Iran bila perang pecah.

    Menurut Ashkenazi, Iran memiliki kekuatan besar, dengan ratusan ribu rudal, ekonomi yang lebih besar dari Israel, dan sumber daya yang besar, termasuk mineral, gas alam, dan minyak.

    Dalam pernyataan Ashkenazi, ia mempertanyakan apakah Israel mampu terlibat perang melawan Iran, dan menekankan, masalahnya lebih kompleks.

    Dikutip dari Al Mayadeen, Ashkenazi juga menyebut Lembaga Intelijen Israel, Mossad marah besar setelah adanya kebocoran dari wartawan politik yang mengklaim kepala Mossad merekomendasikan peluncuran kampanye melawan Iran.

    Kepala Mossad, David Barnea pun langsung menyatakan laporan tersebut tidak sepenuhnya akurat.

    “Saya berasumsi Barnea mengacu pada rencana operasional yang dapat merugikan Iran. Saya yakin itulah yang dimaksudnya,” kata Ashkenazi.

    Ashkenazi pun menekankan pentingnya untuk tidak meremehkan Iran, bahkan ketika mereka terluka.

    “Akhirnya, Barnea mengakui bahwa pada akhirnya, Israel akan mundur dari perang dengan Iran,” ucap Ashkenazi.

    AS Khawatir pada Iran

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sangat khawatir dengan Iran yang menurutnya makin melemah.

    Meski semakin melemah, AS khawatir dengan pembangunan senjata nuklir yang dilakukan oleh Iran.

    Iran telah mengalami kemunduran dalam pengaruh regionalnya setelah serangan Israel terhadap sekutunya, Hamas Palestina dan Hizbullah Lebanon, diikuti oleh jatuhnya Presiden Suriah yang bersekutu dengan Iran, Bashar al-Assad.

    Serangan Israel terhadap fasilitas Iran, termasuk pabrik rudal dan pertahanan udara, telah mengurangi kemampuan militer konvensional Teheran.

    “Tidak mengherankan ada suara-suara (di Iran) yang mengatakan, ‘Hei, mungkin kita perlu mengembangkan senjata nuklir sekarang juga. Mungkin kita harus meninjau kembali doktrin nuklir kita’,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan kepada CNN.

    Iran mengatakan program nuklirnya bersifat damai, tetapi telah memperluas pengayaan uranium sejak Trump, dalam masa jabatan presiden 2017-2021, menarik diri dari kesepakatan antara Teheran dan negara-negara besar dunia yang membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

    Sullivan mengatakan ada risiko bahwa Iran mungkin mengabaikan janjinya untuk tidak membangun senjata nuklir.

    “Ini adalah risiko yang sedang kami waspadai sekarang. Ini adalah risiko yang secara pribadi saya sampaikan kepada tim yang akan datang,” ucap Sullivan.

    Trump, yang akan mulai menjabat pada 20 Januari, dapat kembali ke kebijakan garis kerasnya terhadap Iran dengan meningkatkan sanksi terhadap industri minyak Iran.

    Sullivan mengatakan Trump akan memiliki kesempatan untuk melakukan diplomasi dengan Teheran, mengingat “negara Iran yang melemah”.

    “Mungkin dia (Trump) bisa datang kali ini, dengan situasi yang dialami Iran, dan benar-benar menyampaikan kesepakatan nuklir yang mengekang ambisi nuklir Iran untuk jangka panjang,” katanya.

    Iran Bersumpah Hancurkan Tentara Bayaran AS

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Khamenei.ir)

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei telah bersumpah akan menghancurkan siapa pun yang bersedia menjadi tentara bayaran Amerika Serikat (AS).

    Pernyataan Ali Khamenei ini muncul setelah Pemimpin Tertinggi itu marah karena Iran selalu disalahkan ketika Timur Tengah memanas.

    Dalam pidatonya, Khamenei menguraikan strategi AS untuk mendominasi negara-negara, yang katanya berputar di sekitar dua skenario.

    Pertama, mendirikan rezim despotik yang sejalan dengan kepentingan mereka.

    Lalu yang kedua adalah mengobarkan kekacauan dan kerusuhan ketika rezim seperti itu tidak dapat didirikan.

    “Di Suriah, mereka menggunakan kerusuhan dan menciptakan kekacauan,” jelas Khamenei, dikutip dari IRNA.

    Dirinya pun mengkritik tindakan AS dan Israel baru-baru ini, yang menyatakan bahwa rasa kemenangan mereka saat ini telah mengarah pada retorika yang gegabah.

    “Sekarang, mereka membayangkan telah meraih kemenangan. Orang Amerika, rezim Zionis, dan kaki tangannya merasa telah berhasil, yang membuat mereka membual.”

    “Inilah sifat orang-orang yang berbuat jahat — ketika mereka yakin telah menang, mereka kehilangan kendali atas lidah mereka dan mengucapkan omong kosong,” ujarnya.

    Ia secara khusus menanggapi komentar terbaru dari seorang pejabat AS, yang dianggap Khamenei sebagai provokasi tak berdasar.

    “Orang-orang ini telah terjerumus ke dalam omong kosong. Seorang pejabat Amerika, dalam pernyataan sombongnya—meskipun dibalut dengan kehalusan, tetapi sepenuhnya jelas—mengatakan, ‘Siapa pun yang memicu kerusuhan di Iran, kami akan mendukung mereka’. Orang-orang bodoh ini mengira mereka telah menemukan emas,” tegas Khamenei.

    “Poin pertama adalah bahwa bangsa Iran akan menghancurkan siapa pun yang bersedia bertindak sebagai tentara bayaran Amerika dalam masalah ini,” pungkas Khamenei.

     

    (oln/khbrn/blmbrg/*)

     

  • Benny Gantz Desak Israel Serang Langsung Iran

    Benny Gantz Desak Israel Serang Langsung Iran

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mantan Menteri Pertahanan Israel sekaligus pemimpin tertinggi IDF, Benny Gantz, mendesak negaranya untuk segera menyerang Iran.

    Menurutnya, tindakan ini diperlukan guna mengakhiri rentetan serangan dan teror yang dilakukan Iran dan sekutu-sekutunya, Houthi Yaman, seperti yang terjadi belakangan ini.

    “Israel harus menargetkan Iran secara langsung,” kata Gantz kepada awak media dalam sidang parlemen Israel pada Senin (23/12) dilansir Times of Israel.

    “Hari ini, kita memiliki kesempatan untuk mengkatalisasi perubahan strategi terhadap Iran dan proksinya. Kita harus memanfaatkan kesempatan itu. [Jika tidak], ini akan menjadi kesalahan strategis yang bersejarah,” lanjutnya.

    Usulan Gantz untuk menyerang Iran ini juga disetujui oleh kepala Mossad, David Barnea. Ia menilai Israel memang harus segera menyerang Iran untuk mengakhiri semua pertikaian yang terjadi dengan para sekutunya.

    “Kita harus menyerang kepala [ular] itu, terhadap Iran. Jika kita hanya menyerang Houthi, belum tentu kita akan berhasil menghentikan mereka,” kata Barnea.

    Rencana penyerangan ini dikabarkan juga telah didengar oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei.

    Dikutip Al Jazeera, Khamenei yakin bahwa Israel bakal segera melakukan serangan terhadap negaranya.

    Bahkan, media lokal Iran, Channel 12, melaporkan Khamenei saat ini tengah berdiskusi dengan para pejabatnya untuk bersiap jika Israel benar-benar menyerang Iran.

    Iran sendiri mulai terlibat konflik dengan Israel sejak 1 Oktober lalu.

    Saat itu, Iran mulai melancarkan serangan ke Israel dengan menggunakan ratusan rudal balistik dan rudal hipersonik. Serangan ini dilakukan dengan dalih membalas serangan Israel ke milisi Hizbullah di Lebanon.

    Menanggapi serangan tersebut, Negeri Zionis tidak tinggal diam. Mereka membalas serangan tersebut dengan menyerang pangkalan militer Iran yang ada di Teheran, Ilam, dan Khuzestan pada 26 Oktober lalu.

    Sejak saat itu, kedua negara saling bersitegang hingga saat ini.

    (gas/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Bak Pahlawan, Netanyahu Umumkan Gencatan Senjata Makin Dekat di Gaza, IDF Dibangga-banggakan – Halaman all

    Bak Pahlawan, Netanyahu Umumkan Gencatan Senjata Makin Dekat di Gaza, IDF Dibangga-banggakan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketika berbicara di depan Parlemen Israel, Knesset, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim gencatan senjata dengan Hamas semakin dekat.

    Bagaikan pahlawan, Netanyahu menyebut gencatan senjata di Gaza akan segera terealisasi berkat kerja keras pemerintahannya.

    Hal itu terlihat ketika ia menyebut Hamas semakin lemah setelah pemimpin mereka, Yahya Sinwar tewas terbunuh beberapa waktu yang lalu.

    Netanyahu pun juga menegaskan bahwa segala tindakan signifikan tengah ia lakukan demi kesepakatan tersebut tercapai.

    “Saya ingin memberi tahu Anda dengan hati-hati,” kata Netanyahu di depan Knesset, dikutip dari Times of Israel.

    “Pertama, (pemimpin Hamas Yahya) Sinwar sudah tidak bersama kita lagi.”

    “Hamas berharap Hizbullah dan Iran akan membantu mereka, tetapi mereka menjilati luka mereka; dan Hamas sendiri juga menerima semakin banyak pukulan.”

    “Jadi ada kemajuan. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan, tetapi kami sedang berusaha,” ungkap Netanyahu.

    Meski mengklaim kesepakatan gencatan senjata makin dekat, namun Netanyahu tak bisa merinci kemajuan seperti apa yang yang tengah berlangsung.

    “Saya tidak dapat memberi tahu Anda semua hal yang kami lakukan, tetapi kami mengambil tindakan signifikan di semua tingkatan,” ucapnya.

    “Kami akan terus bertindak dengan segala cara, tanpa henti, sampai kami membawa pulang semua orang dari wilayah musuh,” lanjutnya.

    Diperkirakan bahwa 96 dari 251 sandera yang diculik Hamas pada 7 Oktober masih berada di Gaza, termasuk jenazah sedikitnya 34 orang yang dipastikan tewas oleh IDF.

    Hamas membebaskan 105 warga sipil selama gencatan senjata seminggu pada akhir November 2024, dan empat sandera dibebaskan sebelum itu.

    Delapan sandera telah diselamatkan oleh pasukan dalam keadaan hidup, dan jenazah 38 sandera juga telah ditemukan, termasuk tiga orang yang terbunuh oleh militer Israel saat mereka mencoba melarikan diri dari Hamas.

    Mengalihkan pidatonya ke wilayah yang lebih luas, Netanyahu mengatakan bahwa prestasi militer Israel “mengubah wajah Timur Tengah”.

    “Rangkaian keberhasilan dan kemenangan kita menginspirasi apresiasi yang sangat besar di kawasan kita dan di seluruh dunia,” katanya.

    “Mereka melihat kehancuran besar yang Hamas dan Hizbullah telah ciptakan sendiri.”

    “Mereka sedang menyaksikan pemusnahan para pemimpin mereka di eselon pertama, kedua, dan ketiga. Di eselon keempat. Tidak ada eselon yang tersisa,” ujar Netanyahu lagi.

    Netanyahu juga mengecam oposisi karena mengejek desakannya atas kemenangan total.

    “Realitas lebih kuat daripada penghinaan dan ejekan Anda,” ujar Netanyahu.

    Jika Israel menghentikan perang sebelum memasuki Rafah di Gaza dan mengambil alih kendali koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, dan sebelum menghadapi Hizbullah, seperti yang didesak banyak pihak di pihak oposisi, kata Netanyahu, itu akan menandai kemenangan bagi Iran dan poros kejahatannya, dan itu “tidak akan membebaskan siapa pun”.

    “Berkali-kali terbukti siapa yang benar dan siapa yang salah,” tegasnya.

    Ada Celah yang Menyempit

    Seorang pria menangis sambil memegang jenazah seorang anak berusia dua tahun yang tewas akibat pecahan peluru setelah serangan Israel di Kota Gaza, di rumah sakit Al-Ahli Arab, juga dikenal sebagai rumah sakit Baptis pada tanggal 5 Desember 2024, saat perang antara Israel dan militan Hamas terus berlanjut. (Photo by Omar AL-QATTAA / AFP) (AFP/OMAR AL-QATTAA)

    Kesenjangan antara Israel dan Hamas mengenai kemungkinan gencatan senjata Gaza telah menyempit, menurut pernyataan pejabat Israel dan Palestina pada Senin (23/12/2024).

    Upaya baru oleh mediator Mesir, Qatar dan Amerika Serikat untuk mengakhiri pertempuran dan membebaskan sandera Israel dan asing telah mendapatkan momentum bulan ini, meskipun belum ada terobosan yang dilaporkan.

    Seorang pejabat Palestina yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan meskipun beberapa poin yang kontroversial telah diselesaikan, identitas sejumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan oleh Israel sebagai imbalan atas sandera masih belum disepakati, bersamaan dengan pengerahan pasukan Israel secara pasti di Gaza.

    Pernyataannya sesuai dengan komentar menteri diaspora Israel, Amichai Chikli, yang mengatakan kedua isu tersebut masih dinegosiasikan.

    Meskipun demikian, katanya, kedua belah pihak sudah jauh lebih dekat untuk mencapai kesepakatan daripada yang telah mereka capai selama berbulan-bulan.

    “Gencatan senjata ini dapat berlangsung selama enam bulan atau 10 tahun, tergantung pada dinamika yang terbentuk di lapangan,” kata Chikli, dikutip dari Reuters.

    “Banyak hal bergantung pada kekuatan apa yang akan menjalankan dan merehabilitasi Gaza setelah pertempuran berhenti,” katanya.

    Durasi gencatan senjata telah menjadi titik kritis utama dalam beberapa putaran negosiasi yang gagal.

    Hamas menginginkan perang berakhir, sementara Israel menginginkan diakhirinya kekuasaan Hamas di Gaza terlebih dahulu.

    “Masalah mengakhiri perang sepenuhnya belum terselesaikan,” kata pejabat Palestina.

    Chikli mengatakan tahap pertama adalah fase kemanusiaan yang akan berlangsung selama 42 hari dan termasuk pembebasan sandera.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Khamenei Bantah Kendalikan Proksi: Iran Tak Butuh Perwakilan di Kawasan – Halaman all

    Khamenei Bantah Kendalikan Proksi: Iran Tak Butuh Perwakilan di Kawasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa negaranya tidak membutuhkan kelompok proksi untuk bertindak militer di kawasan Timur Tengah.

    Dikutip dari The Times of Israel dan Iran International, dalam pidatonya di Teheran pada Minggu (22/12/2024), Khamenei membantah klaim bahwa Iran memerintahkan kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, atau Houthi di Yaman.

    “Mereka (kelompok tersebut) berperang berdasarkan keyakinan mereka, bukan atas perintah kami,” tegas Khamenei.

    “Jika kami memutuskan untuk bertindak, kami tidak membutuhkan proksi,” ujar Khamenei saat berbicara kepada sekelompok audiens di Hussainiya Imam Khomeini.

    Ia juga menolak narasi bahwa Iran kehilangan pengaruhnya di kawasan dan kehilangan kendali atas kelompok-kelompok yang didukungnya di kawasan.

    Pernyataan Khamenei datang di tengah situasi yang semakin menekan Iran baik secara internal maupun eksternal.

    Melalui pidatonya, Khamenei berusaha membangun narasi bahwa Iran tetap kuat dan tidak bergantung pada proksi untuk melindungi kepentingannya.

    Namun, kondisi di lapangan menunjukkan tantangan besar bagi Iran dalam mempertahankan pengaruhnya di Timur Tengah.

    Di dalam negeri, pemerintah menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan tudingan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang memicu kerusuhan untuk melemahkan stabilitas politik.

    Khamenei menegaskan bahwa rakyat Iran tidak akan tunduk pada “tentara bayaran Amerika” dan akan mempertahankan kedaulatan mereka.

    Kehilangan sekutu strategis, kerugian besar di kalangan kelompok proksi, dan tekanan dari Israel serta negara-negara Barat juga semakin memperumit upaya Iran untuk menjaga stabilitas dan kekuatannya di kawasan.

    Pernyataan Khamenei ini tidak hanya mencerminkan sikap defensif Iran, tetapi juga mengindikasikan bahwa negara tersebut mungkin menghadapi strategi baru untuk menyesuaikan diri dengan realitas geopolitik yang terus berubah.

    Kerugian di Kalangan Proksi Iran

    Di sisi lain, serangan udara Israel yang dilancarkan pada Oktober 2023 menghancurkan pertahanan udara Iran dan beberapa instalasi militernya.

    Serangan itu tidak hanya merusak fasilitas strategis tetapi juga menunjukkan kelemahan sistem pertahanan Iran, yang tidak mampu memberikan respons yang signifikan terhadap serangan tersebut.

    Kerugian besar juga dialami oleh kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran.

    Di Lebanon, Hizbullah kehilangan sekitar 3.000-4.000 anggotanya sejak konflik dengan Israel dimulai pada Oktober 2023.

    Serangan Israel di Beirut bahkan menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan sejumlah komandan senior lainnya.

    Di Gaza, Hamas menghadapi tantangan besar setelah lebih dari setahun pemboman Israel.

    Dilaporkan bahwa 17.000 anggota Hamas telah tewas sejak konflik dimulai, dan infrastruktur kelompok itu mengalami kerusakan parah.

    Sementara itu, Houthi di Yaman juga menjadi sasaran serangan Amerika Serikat dan Inggris atas aktivitas mereka di Laut Merah.

    Houthi secara terbuka menyatakan dukungan kepada Hamas sebagai solidaritas terhadap Gaza.

    Situasi di Suriah: Jatuhnya Bashar al-Assad

    Kondisi di Suriah menambah beban bagi Iran.

    lihat foto
    Bashar al-Assad

    Jatuhnya Presiden Bashar al-Assad, sekutu strategis Iran di kawasan, menjadi pukulan telak bagi poros perlawanan anti-Israel yang dipimpin Teheran.

    Assad selama ini berperan sebagai penghubung utama untuk menyuplai senjata ke Hizbullah di Lebanon.

    Khamenei menyebut situasi ini sebagai “kemunculan kekuatan baru” di Suriah dan mendorong pemuda negara itu untuk melawan ketidakamanan yang dirancang oleh musuh-musuh mereka.

    Namun, kehilangan sekutu seperti Assad membuat Iran semakin terisolasi dalam mempertahankan pengaruhnya di kawasan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Media Israel: Tentara Bergelimpangan Kena Jebakan di Jabalia, IDF Pakai Metode Baru Operasi Militer – Halaman all

    Media Israel: Tentara Bergelimpangan Kena Jebakan di Jabalia, IDF Pakai Metode Baru Operasi Militer – Halaman all

     Media Israel: IDF Ubah Jabalia dari Kota Paling Ramai di Dunia Jadi Kota Hantu

    TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Israel, Haaretz menerbitkan laporan panjang dari kamp pengungsi Jabalia, di utara Jalur Gaza.

    Dalam laporannya, media tersebut mengonfirmasi kalau kamp tersebut telah berubah menjadi kota hantu, setelah sebelumnya menjadi salah satu tempat paling ramai di dunia sebelum perang.

    Analis urusan militer surat kabar tersebut, Amos Harel, mengatakan bahwa tentara Israel (IDF) menghancurkan sekitar 70 persen bangunan di kamp Jabalia, selama operasi militer yang dimulai di sana pada tanggal 5 Oktober 2024.

    Momen itu merupakan ketiga kalinya tentara Israel menyerbu kamp Jabalia, yang pertama pada Desember 2023, dan yang kedua pada Mei lalu, menurut Harel.

    Selama kunjungan singkat ke kamp tersebut, Harel menambahkan, “Dapat dilihat bahwa beberapa bangunan yang tersisa pun mengalami kerusakan yang nyata.

    Analis tersebut menyatakan, sulit untuk membandingkan situs dan bangunan besar Hizbullah yang diledakkan oleh tentara Israel di desa-desa di Lebanon selatan, dan perluasan poros Philadelphia di Rafah (Gaza selatan), dengan apa yang terjadi selama dua setengah bulan terakhir di kamp Jabalia, dalam hal tingkat keparahan dan cakupan kehancuran.

    Harel menyamakan Jabalia dengan kota hantu, dengan mengatakan: “Di luar Anda dapat melihat sekelompok anjing berkeliaran mencari sisa makanan.”

    Pasukan infanteri Tentara Israel (IDF) saat melaksanakan operasi militer di Jabalia, Gaza Utara. Penyergapan demi penyergapan menyebabkan kerugian besar di kalangan IDF. (rntv/tangkap layar)

    IDF Bergelimpangan Kena Jebakan

    Divisi Lapis Baja ke-162 IDF dilaporkan mengoperasikan 4 brigade tempur di Jabalia dan di kota-kota tetangga Beit Hanoun dan Beit Lahia (utara), menurut Haaretz.

    Harel menyebut, Izz al-Din Haddad, komandan sayap militer Hamas di Jalur Gaza utara, sedang mengoordinasikan upaya untuk menghadapi pasukan Israel di kamp tersebut.

    Dia mengatakan kalau Hamas melancarkan pertempurannya di sana melalui kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang yang dipersenjatai dengan senjata ringan, rudal RPG, bahan peledak, dan alat peledak lainnya.

    Sejak dimulainya invasi terakhir pada Oktober lalu, 35 tentara Israel telah tewas dalam pertempuran di dalam dan sekitar kamp dan ratusan dari mereka terluka, menurut Harel.

    Kamp Jabalia di Gaza Utara, sebelum dan sesudah perang.

    Metode Baru Operasi IDF Sangat Menghancurkan 

    Menurut analis Haaretz, setelah pasukan Israel menderita sejumlah besar kematian dan cedera, terutama ketika pasukan IDF memasuki rumah-rumah jebakan, metode operasi yang berbeda diadopsi.

    Dia menjelaskan bahwa tentara Israel telah mulai mengambil gerakan yang lebih lambat dan hati-hati.

    Metode ini akan meninggalkan kehancuran besar-besaran, namun mengurangi jumlah kematian di antara pasukannya.

    Metode ini dilakukan dengan membombardir secara beruntun sebuah titik sampai kemudian pasukan darat IDF bergerak ke titik selanjutnya.

    Begitu seterusnya.

    Dia mengatakan bahwa dalam dua minggu pertama operasi, warga ragu-ragu untuk meninggalkan kamp Jabalia, namun tentara Israel meningkatkan tekanan, termasuk penembakan besar-besaran di dekat warga sipil untuk memaksa mereka segera pergi.

    Gambar satelit Jabalia pada Desember 2023 (Maxar)

    Perwujudan General’s Plans

    Harel menunjukkan bahwa apa yang terjadi di kamp Jabalia, berlangsung di tengah niat Israel mewujudkan General’s Plan (rencana para jenderal).

    Dalam skenario ini, Israel bermaksud untuk memindahkan seluruh penduduk sipil Palestina dari utara dan selatan Jalur Gaza hingga Koridor Netzarim di Kota Gaza.

    Rencana para jenderal adalah rencana yang diusulkan – pada awal September lalu – oleh mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Mayor Jenderal Giora Eiland, dan didukung oleh puluhan perwira senior dan mantan perwira militer.

    Dengan begitu, Israel mendapatkan kendali Israel atas distribusi bantuan kemanusiaan dengan melakukan pengepungan di Jalur Gaza utara dan menggusur penduduknya, menurut surat kabar Yedioth Ahronoth.

    Menurut rencana, seluruh wilayah utara Koridor Netzarim (yang didirikan oleh tentara Israel di tengah Jalur Gaza untuk memisahkan utara dari selatan), yaitu Kota Gaza dan seluruh lingkungannya, akan menjadi wilayah berstatus daerah militer tertutup.

    Dengan kata lain, seluruh penduduk di wilayah tersebut, yang diperkirakan oleh tentara Israel berjumlah sekitar 300.000 orang, akan terpaksa segera meninggalkan wilayah tersebut melalui koridor yang diklaim aman oleh tentara Israel, menurut sumber yang sama.

    Omong Kosong Israel Soal Safe Zone

    Namun, orang-orang Palestina tidak mempercayai apa yang Israel anggap sebagai jalur atau wilayah aman (safe zone), karena mereka sebelumnya terpaksa mengungsi ke wilayah yang dianggap aman, dan kemudian berulang kali terkena pemboman Israel, yang mengakibatkan korban jiwa, luka-luka, dan kehancuran besar-besaran.

    Pada tanggal 5 Oktober, tentara Israel kembali menginvasi Jalur Gaza utara, dengan dalih mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuasaannya di wilayah tersebut, sementara Palestina mengatakan bahwa Tel Aviv ingin menduduki wilayah tersebut dan mengubahnya menjadi zona penyangga setelah menggusur mereka. 

    Dengan dukungan Amerika, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan hampir 153.000 warga Palestina menjadi martir dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak-anak dan anak-anak. tua.

    Israel terus melakukan pembantaian, mengabaikan dua surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada 21 November, terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Galant, karena melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap warga Palestina di Gaza.

     

    (oln/khbrn/*)
     

  • Dinas Keamanan Israel: Iran Merekrut Mata-mata, Warga Negara Kami Siap Berkhianat demi Uang – Halaman all

    Dinas Keamanan Israel: Iran Merekrut Mata-mata, Warga Negara Kami Siap Berkhianat demi Uang – Halaman all

    Dinas Keamanan Israel: Iran Merekrut Mata-mata, Warga Negara Kami Siap Berkhianat demi Uang

    TRIBUNNEWS.COM – Situs web Walla Israel, mengutip perkiraan keamanan Israel, mengatakan bahwa sejak awal perang di Jalur Gaza, Dinas Keamanan Dalam Negeri (Shin Bet) telah menggagalkan 11 upaya spionase dan pembunuhan yang mereka sebut direncanakan oleh Iran.

    Situs web tersebut menambahkan – dengan mengutip sumber perkiraan yang sama – bahwa Iran sedang merekrut mata-mata di Israel.

    Hal yang mengkhawatirkan bagi Shin Bet adalah bahwa warga negara Israel siap mengkhianati negara mereka demi uang.

    Laporan itu menunjukkan – menurut sumber yang sama – kalau Iran adalah musuh yang canggih dan tidak akan menyerah dengan cepat dan akan mencari saluran baru.

    Dia menekankan bahwa Iran berupaya memperkuat apa yang dia gambarkan sebagai terorisme di Tepi Barat, Gaza, Yaman, Irak dan Yordania.

    Ia menyatakan, karena situasi tersebut, sistem keamanan telah meningkatkan tingkat kewaspadaan dan kewaspadaan untuk mengantisipasi setiap serangan yang mungkin menyasar tokoh senior dan orang-orang yang memiliki posisi sensitif.

    Kepala Shin Bet Israel, Ronen Bar (paling kanan) saat menggelar pertemuan lapangan dengan sejumlah petinggi militer Israel (IDF) terkait situasi perang di Jalur Gaza. (khaberni)

    12 Operasi Spionase

    Beberapa hari yang lalu, Shin Bet mengungkapkan kalau mereka berhasil mengungkap 12 kasus spionase warga Israel di dalam wilayah Israel atas nama Iran selama beberapa bulan terakhir.

    Shin Bet mencatat kalau kasus tersebut tidak hanya mencakup operasi transfer informasi, tetapi juga upaya untuk melakukan operasi sabotase. terhadap instalasi Israel.

    Dalam laporan yang diterbitkan oleh surat kabar Israel berbahasa Inggris Jerusalem Post, koresponden militer Avi Ashkenazi menyatakan bahwa beberapa sel mata-mata yang ditemukan oleh Shin Bet dalam beberapa bulan terakhir telah menyebabkan kerusakan pada keamanan Israel.

    Ashkenazi (yang juga bekerja sebagai koresponden dan analis militer untuk surat kabar Maariv) mengutip sumber-sumber militer yang mengatakan, “Ini adalah angka yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Israel, dan bahkan selama era Uni Soviet, badan intelijen Soviet tidak mengelola jumlah sebanyak itu. mata-mata di Israel, dan tidak ada warga negara Israel yang memilih mengkhianati negaranya dan memata-matai musuh,” klaimnya.

    Surat kabar tersebut mengutip seorang pejabat keamanan yang mengatakan, “Iran melakukan operasi infiltrasi melalui jaringan media sosial dan merekrut menggunakan metode phishing.”

    Dia menambahkan, “Sayangnya, kami telah menemukan warga negara yang mengetahui kalau mereka bertindak atas nama Iran, dan dalam penyelidikan, mereka bahkan mengaku mendengar tentang warga negara lain yang diketahui bekerja sama dengan Iran untuk melemahkan Negara Israel. ini, mereka sepakat untuk memata-matai dan bertindak.”

    Seorang pria berjalan di depan poster rudal yang ditembakkan dengan latar bendera Iran, di ibu kota Teheran. (khaberni/HO)

    Puluhan Yahudi Membelot

    Baru-baru ini, lingkaran keamanan Israel mengalami kekhawatiran yang besar setelah “penangkapan sekitar 30 warga negara, kebanyakan dari mereka adalah orang Yahudi,” karena dicurigai melakukan mata-mata untuk Iran di 9 sel rahasia.

    Menurut empat sumber keamanan yang berbicara kepada Reuters, sel-sel ini menimbulkan “kekhawatiran di dalam negeri” dan menunjukkan upaya terbesar yang dilakukan Teheran dalam beberapa dekade untuk menyusup ke musuh bebuyutannya.

    Keempat sumber tersebut – termasuk pejabat militer dan keamanan saat ini dan mantan – mengatakan bahwa penangkapan tersebut terjadi setelah upaya berulang kali yang dilakukan agen intelijen Iran selama dua tahun untuk merekrut warga biasa Israel guna mengumpulkan informasi intelijen dan melakukan serangan dengan imbalan uang.

    “Ada fenomena besar di sini,” kata Shalom Ben Hanan, mantan pejabat senior Shin Bet, merujuk pada apa yang disebutnya sebagai jumlah mengejutkan warga Yahudi yang secara sadar setuju untuk bekerja untuk Iran melawan negara dengan mengumpulkan informasi intelijen atau merencanakan sabotase dan serangan.

    Polisi dan Shin Bet mengatakan setidaknya dua tersangka berasal dari komunitas Yahudi ultra-Ortodoks Israel.

    Operasi spionase Iran pada dekade-dekade sebelumnya dilakukan dengan merekrut seorang pengusaha terkemuka dan mantan menteri pemerintah, Gonen Segev, sementara dalam operasi baru tersebut, sebagian besar tersangka mata-mata baru adalah orang-orang yang terpinggirkan dalam masyarakat Israel.

    Mereka termasuk imigran yang baru tiba, seorang desersi tentara, dan seorang terpidana pelaku kejahatan seksual, menurut sumber, catatan peradilan, dan pernyataan resmi.

    Shin Bet mengatakan, sebagian besar aktivitas para tersangka ini terbatas pada penyemprotan slogan-slogan anti-Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atau anti-pemerintah di dinding dan merusak mobil.

    Namun, besarnya penangkapan dan keterlibatan sejumlah warga Yahudi Israel selain warga Arab telah menimbulkan kegelisahan di Israel, di tengah berlanjutnya perang dengan Hamas di Jalur Gaza dan rapuhnya perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon.

     

    (oln/khbrn/*)
     

  • Israel Disebut Bakal Takut Lihat Kekuatan Iran, Mundur Perlahan untuk Hindari Konflik – Halaman all

    Israel Disebut Bakal Takut Lihat Kekuatan Iran, Mundur Perlahan untuk Hindari Konflik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Koresponden Urusan Utara dan Militer Maariv Israel, Avi Ashkenazi, menyebut kekuatan militer Iran tetap menjadi yang terbesar dibandingkan dengan Israel.

    Israel disebut-sebut akan kewalahan jika meniatkan diri untuk melawan Iran bila perang pecah.

    Menurut Ashkenazi, Iran memiliki kekuatan besar, dengan ratusan ribu rudal, ekonomi yang lebih besar dari Israel, dan sumber daya yang besar, termasuk mineral, gas alam, dan minyak.

    Dalam pernyataan Ashkenazi, ia mempertanyakan apakah Israel mampu terlibat perang melawan Iran, dan menekankan, masalahnya lebih kompleks.

    Dikutip dari Al Mayadeen, Ashkenazi juga menyebut Lembaga Intelijen Israel, Mossad marah besar setelah adanya kebocoran dari wartawan politik yang mengklaim kepala Mossad merekomendasikan peluncuran kampanye melawan Iran.

    Kepala Mossad, David Barnea pun langsung menyatakan laporan tersebut tidak sepenuhnya akurat.

    “Saya berasumsi Barnea mengacu pada rencana operasional yang dapat merugikan Iran. Saya yakin itulah yang dimaksudnya,” kata Ashkenazi.

    Ashkenazi pun menekankan pentingnya untuk tidak meremehkan Iran, bahkan ketika mereka terluka.

    “Akhirnya, Barnea mengakui bahwa pada akhirnya, Israel akan mundur dari perang dengan Iran,” ucap Ashkenazi.

    AS Khawatir dengan Iran

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sangat khawatir dengan Iran yang menurutnya makin melemah.

    Meski semakin melemah, AS khawatir dengan pembangunan senjata nuklir yang dilakukan oleh Iran.

    Iran telah mengalami kemunduran dalam pengaruh regionalnya setelah serangan Israel terhadap sekutunya, Hamas Palestina dan Hizbullah Lebanon, diikuti oleh jatuhnya Presiden Suriah yang bersekutu dengan Iran, Bashar al-Assad.

    Serangan Israel terhadap fasilitas Iran, termasuk pabrik rudal dan pertahanan udara, telah mengurangi kemampuan militer konvensional Teheran.

    “Tidak mengherankan ada suara-suara (di Iran) yang mengatakan, ‘Hei, mungkin kita perlu mengembangkan senjata nuklir sekarang juga. Mungkin kita harus meninjau kembali doktrin nuklir kita’,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan kepada CNN.

    Iran mengatakan program nuklirnya bersifat damai, tetapi telah memperluas pengayaan uranium sejak Trump, dalam masa jabatan presiden 2017-2021, menarik diri dari kesepakatan antara Teheran dan negara-negara besar dunia yang membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

    Sullivan mengatakan ada risiko bahwa Iran mungkin mengabaikan janjinya untuk tidak membangun senjata nuklir.

    “Ini adalah risiko yang sedang kami waspadai sekarang. Ini adalah risiko yang secara pribadi saya sampaikan kepada tim yang akan datang,” ucap Sullivan.

    Trump, yang akan mulai menjabat pada 20 Januari, dapat kembali ke kebijakan garis kerasnya terhadap Iran dengan meningkatkan sanksi terhadap industri minyak Iran.

    Sullivan mengatakan Trump akan memiliki kesempatan untuk melakukan diplomasi dengan Teheran, mengingat “negara Iran yang melemah”.

    “Mungkin dia (Trump) bisa datang kali ini, dengan situasi yang dialami Iran, dan benar-benar menyampaikan kesepakatan nuklir yang mengekang ambisi nuklir Iran untuk jangka panjang,” katanya.

    Iran Bersumpah Hancurkan Tentara Bayaran AS

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Khamenei.ir)

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei telah bersumpah akan menghancurkan siapa pun yang bersedia menjadi tentara bayaran Amerika Serikat (AS).

    Pernyataan Ali Khamenei ini muncul setelah Pemimpin Tertinggi itu marah karena Iran selalu disalahkan ketika Timur Tengah memanas.

    Dalam pidatonya, Khamenei menguraikan strategi AS untuk mendominasi negara-negara, yang katanya berputar di sekitar dua skenario.

    Pertama, mendirikan rezim despotik yang sejalan dengan kepentingan mereka.

    Lalu yang kedua adalah mengobarkan kekacauan dan kerusuhan ketika rezim seperti itu tidak dapat didirikan.

    “Di Suriah, mereka menggunakan kerusuhan dan menciptakan kekacauan,” jelas Khamenei, dikutip dari IRNA.

    Dirinya pun mengkritik tindakan AS dan Israel baru-baru ini, yang menyatakan bahwa rasa kemenangan mereka saat ini telah mengarah pada retorika yang gegabah.

    “Sekarang, mereka membayangkan telah meraih kemenangan. Orang Amerika, rezim Zionis, dan kaki tangannya merasa telah berhasil, yang membuat mereka membual.”

    “Inilah sifat orang-orang yang berbuat jahat — ketika mereka yakin telah menang, mereka kehilangan kendali atas lidah mereka dan mengucapkan omong kosong,” ujarnya.

    Ia secara khusus menanggapi komentar terbaru dari seorang pejabat AS, yang dianggap Khamenei sebagai provokasi tak berdasar.

    “Orang-orang ini telah terjerumus ke dalam omong kosong. Seorang pejabat Amerika, dalam pernyataan sombongnya—meskipun dibalut dengan kehalusan, tetapi sepenuhnya jelas—mengatakan, ‘Siapa pun yang memicu kerusuhan di Iran, kami akan mendukung mereka’. Orang-orang bodoh ini mengira mereka telah menemukan emas,” tegas Khamenei.

    “Poin pertama adalah bahwa bangsa Iran akan menghancurkan siapa pun yang bersedia bertindak sebagai tentara bayaran Amerika dalam masalah ini,” pungkas Khamenei.

    (Tribunnews.com/Whiesa)