Organisasi: Hizbullah

  • Profil Joseph Aoun, Jenderal Angkatan Darat yang Jadi Presiden Baru Lebanon – Halaman all

    Profil Joseph Aoun, Jenderal Angkatan Darat yang Jadi Presiden Baru Lebanon – Halaman all

    Profil Joseph Aoun, Jenderal Angkatan Darat yang Jadi Presiden Baru Lebanon

    TRIBUNNEWS.COM – Panglima Angkatan Darat Lebanon, Jenderal Joseph Aoun, terpilih sebagai Presiden Republik Lebanon.

    Terpilihnya Aoun ini mengakhiri masa kekosongan presiden di Lebanon yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun sejak berakhirnya masa jabatan mantan Presiden Michel Aoun.

    Pemilihannya terjadi dalam sidang Parlemen Lebanon hari ini, Kamis (9/1/2025), di tengah ketegangan politik dan krisis berturut-turut yang sedang dialami negara tersebut.

    Terpilihnya Aoun terjadi setelah sesi putaran kedua, karena Dewan gagal memilih Aoun pada sesi pertama.

    Dengan duo kekuatan Syiah, Hizbullah dan Gerakan Amal, menarik dukungan untuk Suleiman Frangieh, Aoun muncul sebagai kandidat pemersatu, yang memperoleh peningkatan persetujuan di antara faksi-faksi oposisi.

    Joseph Aoun akhirnya menerima 99 suara.

    – Siapa Joseph Aoun? –

    Nama Lengkap: Joseph Khalil Aoun

    Tanggal lahir: 10 Januari 1964

    Tempat Lahir: Sin El-Fil di Distrik Matn, Lebanon

    Asal: Berasal dari kota selatan Al-Aaishiyah, Lebanon Selatan

    Panglima Angkatan Darat Lebanon, Jenderal Joseph Aoun yang terpilih menjadi presiden baru Lebanon, Kamis (9/1/2025).

    Pendidikan:

    Gelar Sarjana Ilmu Politik.

    Gelar Sarjana dalam Ilmu Militer.

    Lancar berbahasa Arab, Prancis, dan Inggris.

    Karier militer:

    Bergabung dengan Angkatan Darat Lebanon pada tahun 1983 sebagai sukarelawan.

    Menyelesaikan beberapa kursus pelatihan terkemuka, termasuk:Kursus Perwira (1986)

    Kursus Menyelam (1987)

    Kursus Perwira Militer (1996)

    Kursus Komandan Batalyon (2002)

    Kursus Staf (2012)

    Lokakarya Intelijen dan Kontraterorisme (2013)

    Pelatihan internasional:

    Menyelesaikan dua Kursus Infanteri di AS (1988, 1995)

    Berpartisipasi dalam Program Kontraterorisme Internasional (2008-2009)

    Kursus Penerjun Payung di Suriah (1996)

    Kursus Komandan Batalyon di Suriah (2002-2003)

    Promosi militer:

    Secara bertahap naik pangkat:

    Letnan Dua (1985)

    Letnan Satu (1988)

    Kapten (1993)

    Mayor (1998)

    Letnan Kolonel (2003)

    Kolonel (2007)

    Brigadir Jenderal (2013)

    Dilantik sebagai Panglima TNI pada 8 Maret 2017

    Posisi saat ini:

    Menjabat sebagai komandan ke-14 Angkatan Darat Lebanon sejak 2017, menggantikan Jenderal Jean Kahwaji.

    Penghargaan dan kehormatan:

    Medali Perang (3 kali menerima)

    Medali untuk yang Terluka (penerima 2 kali)

    Medali Persatuan Nasional

    Medali “Fajar Selatan”

    Order of Merit (berbagai tingkatan)

    Ksatria Ordo Nasional Cedar

    Petugas Ordo Nasional Cedar
     
    Aspirasi dan Pandangan Politik:

    Jenderal Joseph Aoun  dipandang sebagai tokoh konsensus untuk jabatan presiden Lebanon, khususnya setelah berakhirnya masa jabatan mantan Presiden Michel Aoun.

    Popularitasnya baik di kalangan militer maupun masyarakat menempatkannya sebagai tokoh kunci selama periode kritis dalam sejarah Lebanon ini.

    Dengan latar belakang militer yang terhormat dan kualitas kepemimpinan yang kuat, ia dipandang sebagai kandidat ideal untuk memimpin negara ini menjadi lebih maju.

  • Iran Mau Pindahkan Ibu Kota dari Teheran ke Makran di Selatan, Persiapan Perang Besar Lawan Israel? – Halaman all

    Iran Mau Pindahkan Ibu Kota dari Teheran ke Makran di Selatan, Persiapan Perang Besar Lawan Israel? – Halaman all

    Iran Mau Pindahkan Ibu Kota dari Teheran ke Makran di Selatan, Persiapan Perang Besar Lawan Israel?

     

    TRIBUNNEWS.COM – Iran dilaporkan tengah mempertimbangkan memindahkan ibu kotanya, Teheran, ke selatan negara tersebut di wilayah Makran dekat Teluk Oman.

    Rencana Iran untuk memindahkan ibu kotanya dari Teheran ke wilayah selatan negara itu, diungkapkan juru bicara pemerintah, Selasa (7/1/2025).

    “Ibu kota baru itu pasti akan berada di selatan, di wilayah Makran, dan saat ini kami sedang mengusahakannya,” kata juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani, dikutip Kamis (9/1/2025).

    Menurut Mohajerani, dua komite telah dibentuk untuk menilai kelayakan pemindahan tersebut.

    Alasan Kepadatan dan Masalah Lingkungan

    Ia menekankan bahwa meskipun pemindahan ibu kota bukanlah masalah yang mendesak, penting bagi para ahli untuk memeriksa masalah tersebut secara menyeluruh, mengingat kepadatan penduduk Teheran yang tinggi dan tantangan lingkungan yang dihadapi kota tersebut.

    Warga Teheran saat ini tengah menghadapi pemadaman listrik dan krisis air.

    Juru bicara pemerintah mencatat bahwa, meskipun pemerintah berupaya mengatasi masalah Teheran, pemerintah juga tengah menjajaki cara untuk memanfaatkan sumber daya di wilayah lain negara tersebut.

    Media Iran melaporkan kalau wacana tentang pemindahan ibu kota telah berlangsung secara berkala sejak Revolusi tahun 1979, tetapi dibatalkan karena kendala ekonomi dan tantangan logistik.

    Isu tersebut muncul kembali selama masa kepresidenan Mahmoud Ahmadinejad, didorong oleh kekhawatiran atas gempa bumi di Teheran.

    Mantan presiden Hassan Rouhani juga mengangkat topik tersebut, dan sekarang sedang dibahas oleh pemerintahan saat ini di bawah Presiden Masoud Pezeshkian.

    Sistem pertahanan udara Iran (Kantor Berita Tasnim)

    Persiapan Perang Besar Lawan Israel?

    Lebih spesifik, Iran dilaporkan saat ini tengah berupaya membangun ibu kota barunya di wilayah Makran, yang terletak di provinsi Sistan dan Baluchestan, di sepanjang pantai selatannya dekat Teluk Oman.

    Para pejabat berpendapat bahwa langkah tersebut memiliki manfaat strategis dan ekonomi, karena wilayah tersebut berpotensi menjadi pusat perdagangan dan maritim, yang meningkatkan kemampuan perdagangan Iran sekaligus mengurangi beban Teheran.

    Desas-desus yang tidak terkonfirmasi, rencana pemindahan ibu kota Iran ini juga terkait konflik besar dengan Israel.

    Teheran, sebagai ibu kota dan simbol negara, rentan terhadap serangan Tel Aviv.

    Pemindahan ibu kota ke Selatan yang lebih jauh dari jangkauan Israel, menjadi alasan strategis-teknis dalam persiapan Iran menghadapi perang besar-besaran.

    Namun, para penentang rencana tersebut khawatir tentang tingginya biaya dan kesulitan logistik yang terkait dengan pemindahan tersebut.

    Mereka memperingatkan bahwa pemindahan tersebut dapat menyebabkan ekonomi Teheran runtuh, dan kerusakannya mungkin memerlukan waktu puluhan tahun untuk diperbaiki.

    Gelar Latihan Militer Besar-besaran

    Di tengah kesulitan ekonomi, toh Iran tetap menunjukkan niatnya untuk bersiap menghadapi potensi perang, khususnya terhadap Israel.

    Niat itu ditunjukkan oleh Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran yang memulai program latihan militer berskala luas bekerja sama dengan tentara Iran di provinsi tengah Isfahan pada 7 Januari.

    Latihan ini diklaim bertujuan untuk mensimulasikan pertahanan situs nuklir utama dari ancaman udara, model serangan yang belakangan dipertontokan Israel ke teritorial Iran .

    IRGC mengumumkan bahwa pasukannya melakukan latihan yang meniru pertahanan situs nuklir utama Natanz terhadap ancaman udara.

    Tahap pertama latihan, yang dijuluki Eqtedar 1403, dimulai pada hari Selasa di dekat fasilitas nuklir Natanz. Latihan ini diperintahkan oleh Brigadir Jenderal Qader Rahimzadeh, komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatem al-Anbia Iran.

    Latihan tersebut difokuskan pada simulasi pertahanan situs nuklir dari beberapa “ancaman udara” saat berada dalam “kondisi peperangan elektronik,” menurut kantor berita Iran Press TV.

    Peristiwa ini terjadi setelah beberapa latihan militer lainnya di seluruh negeri. 

    Juru bicara Garda Revolusi Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini mengumumkan pada 6 Januari bahwa sekitar 30 latihan darat, udara, dan laut telah berlangsung di enam provinsi barat dan selatan Iran, seraya menambahkan bahwa latihan ini akan terus berlanjut hingga Maret. Naeini mengatakan latihan tersebut dirancang untuk melawan “ancaman baru.”

    Ancaman baru ini diduga merujuk pada ancaman Israel dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS).

    Pasukan elite militer Iran, Korps Garda Revolusi (IRGC) menembakkan loitering munition di situs-situs sensitif termasuk fasilitas nuklir dalam latihan militer skala besar dengan skenario perang besar-besaran melawan musuh (Israel) (mna/tangkap layar)

    “Jumlah latihan hampir dua kali lipat tahun ini dibandingkan tahun lalu, sebagai respons terhadap lanskap ancaman yang terus berkembang. Latihan-latihan ini secara signifikan lebih luas cakupannya dan lebih canggih, yang menampilkan persenjataan baru dan perluasan partisipasi brigade yang terlibat dalam operasi realistis,” katanya kepada Financial Times (FT) dalam jumpa pers di ibu kota, Teheran. 

    Sebagai bagian dari program nasional ini, latihan militer terbesar akan dilaksanakan di Selat Hormuz, jalur perairan strategis yang dilalui oleh sepertiga pasokan minyak dunia. 

    IRGC mengumumkan pada tanggal 4 Januari bahwa mereka memulai latihan militer berskala besar – dijuluki ‘Nabi Besar 19’ – di provinsi Kermanshah barat, yang melibatkan berbagai unit khusus Iran dan cabang pasukan darat IRGC.

    Latihan tersebut dilakukan setelah muncul laporan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang akan segera lengser baru-baru ini membahas rencana serangan pendahuluan terhadap program nuklir Iran.

    Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan memberi Biden sejumlah opsi untuk menyerang fasilitas nuklir Iran jika Teheran bergerak membangun senjata nuklir sebelum 20 Januari, menurut sumber yang dikutip Axios minggu lalu.

    Laporan tersebut menyebutkan bahwa diskusi tersebut berlangsung sekitar satu bulan lalu.

    “Biden dan tim keamanan nasionalnya membahas berbagai opsi dan skenario selama pertemuan tersebut,” kata sumber tersebut, seraya menambahkan bahwa pertemuan tersebut “tidak didorong oleh informasi intelijen baru atau dimaksudkan untuk berakhir dengan keputusan ya atau tidak dari Biden.”

    Sebaliknya, pertemuan tersebut berfokus pada “perencanaan skenario yang bijaksana” tentang bagaimana Washington harus bereaksi jika Teheran memperkaya uranium hingga kemurnian 90 persen sebelum akhir bulan ini.

    Israel melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap lokasi militer Iran di provinsi Teheran, Khuzestan, dan Ilam pada dini hari tanggal 26 Oktober, menewaskan empat tentara Iran.

    Teheran melaporkan kerusakan terbatas pada beberapa lokasi dan sistem radar, sementara Israel menggambarkan serangan itu sebagai keberhasilan total. 

    Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) pada awal November, serangan Israel mengakibatkan kerusakan parah pada lokasi rudal Iran dan membuat lokasi tersebut “terpapar serangan di masa mendatang.” 

    Tel Aviv menanggapi peluncuran ratusan rudal balistik Teheran ke Israel pada awal Oktober, yang menargetkan beberapa pangkalan militer Israel dan diumumkan sebagai tanggapan atas pembunuhan kepala politbiro Hamas Ismail Haniyeh, sekretaris jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, dan Deputi Operasi IRGC Jenderal Abbas Nilforoushan.

    Iran bersumpah akan melakukan pembalasan yang keras tetapi belum menanggapinya.

    Washington dan Tel Aviv telah memperingatkan Teheran tentang konsekuensi serius jika memutuskan untuk melancarkan serangan balasan – yang diperkirakan akan dilakukan dengan nama Operasi True Promise III. 

     

    (oln/ynet/tc/*)

     

  • Populer Internasional: Nasib Fasilitas Militer Hizbullah – 2 Mayat Ditemukan di Ruang Roda Pesawat – Halaman all

    Populer Internasional: Nasib Fasilitas Militer Hizbullah – 2 Mayat Ditemukan di Ruang Roda Pesawat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Di tengah perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel, sejumlah fasilitas militer milik Hizbullah termasuk terowongan dan senjatanya, terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon.

    Sementara itu, pakar militer menyebut drone milik IDF yang berhasil dikendalikan Hamas, mampu membutakan pasukan Israel.

    Di Florida Amerika Serikat, dua mayat ditemukan di ruang roda pesawat maskapai JetBlue Airlines.

    Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Terowongan, Senjata, dan Fasilitas Militer Hizbullah Terancam Jatuh ke Tangan Tentara Lebanon

    Foto di dalam terowongan yang diklaim oleh Israel sebagai akses bagi unit Radwan Hizbullah di Lebanon selatan. IDF mengunggah sejumlah video dan foto yang memperlihatkan kompleks terowongan bawah tanah, melalui akun juru bicara IDF berbahasa Arab, Avichay Adraee, di media sosial X pada Senin (14/10/2024). (X/@AvichayAdraee)

    Senjata, fasilitas militer, dan terowongan milik Hizbullah terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon.

    Hal itu berkaitan dengan perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

    Utusan Khusus Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, mengatakan tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan.

    “Pengerahan tentara Lebanon ke Lebanon selatan akan dilakukan dan Israel akan mundur ke Garis Biru ketika masa gencatan senjata berakhir tanggal 27 Januari,” kata Hochstein saat rapat di Lebanon, dikutip dari Maariv yang mengutip Al Awsat, pekan ini.

    “Makna perjanjian ini ialah bahwa satu-satunya entitas yang memiliki senjata di Lebanon adalah negara dan akan melarang partai dan milisi di Lebanon memiliki senjata.”

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Pakar Militer: Drone IDF yang Dikendalikan Al-Qassam Membutakan Israel, IDF Gagal di Gaza Utara

    Pakar militer dari Lebanon, Brigadir Jenderal Elias Hanna menjelaskan situasi taktis perkembangan pertempuran yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

    Dilansir Khaberni, Rabu (8/1/2025), Elias Hanna mengatakan kalau drone Quadcopter yang dikendalikan oleh faksi milisi pembebasan Palestina di Jalur Gaza efektif mengurangi kemampuan Israel untuk mengumpulkan informasi.

    Itu artinya, kekuatan faksi perlawanan masih aktif meski Israel telah melakukan agresi dan penghancuran ugal-ugalan selama 15 bulan peperangan.

    “Pemboman yang terus berlanjut terhadap poros Netzarim menegaskan bahwa perlawanan masih ada.

    Hanna menambahkan – dalam analisis situasi militer di Jalur Gaza – bahwa demonstrasi aksi perlawanan tersebut, yang fotonya dipublikasikan oleh Brigade Al-Qassam pada Selasa, menunjukkan kalau pasukan Israel berupaya mengumpulkan informasi sebelum memasuki rumah.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Mirnograd Dapat Limpahan Pasukan Rusia Dari Kurakhovo, Benteng Terakhir Donetsk Makin Genting

    Situasi di barat daya Donetsk yang menjadi pusat kekuatan wilayah Donbass, Ukraina timur kini semakin genting.

    Militer Rusia melimpahkan pasukannya yang sebelumnya merebut Kota Kurakhovo ke permukiman Mirnograd di distrik Pokrovsky.

    Mirnograd hanya beberapa kilometer sebelah timur Kota Pokrovsk yang selama ini menjadi pusat logistik dan militer Ukraina di wilayah Donetsk.

    Saluran telegram militer Ukraina, Deep State menginformasikan, kota Kurakhovo bisa dibilang sepenuhnya dikuasai oleh Rusia.

    Wilayah pembangkit listrik termal yang menjadi benteng terakhir Ukraina di kota industri tersebut hampir seluruhnya dikuasai pasukan Kremlin.

    Informasi publik Ukraina tersebut mengatakan, sejak 6 Januari 2025 lalu masih ada pergerakan pasukan Ukraina, namun hal ini tidak lagi memengaruhi kendali atas kota.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. 2 Mayat Ditemukan di Ruang Roda Pesawat JetBlue, Diduga Penumpang Gelap

    Kasus penemuan mayat di ruang roda pesawat maskapai JetBlue Airlines kembali terjadi.

    Kali ini, dua mayat ditemukan di ruang roda pendaratan pesawat JetBlue di Bandara Florida, Amerika Serikat. 

    “Mayat-mayat itu ditemukan di area ruang roda di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood,” kata pihak maskapai JetBlue, Senin (6/1/2025), dikutip dari The Associated Press. 

    Kasus serupa terjadi Desember 2024 lalu.

    Mayat-mayat itu ditemukan ketika maskapai JetBlue melakukan inspeksi perawatan rutin pasca-penerbangan.

    Pesawat tersebut tiba di Fort Lauderdale tak lama setelah pukul 11 malam dari Bandara Internasional John F. Kennedy di New York.

    “Saat ini, identitas individu dan informasi seputar bagaimana mereka mengakses pesawat masih dalam penyelidikan,” kata pernyataan JetBlue.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Detail Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas: IDF Alihkan Perang dari Gaza ke Tepi Barat – Halaman all

    Detail Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas: IDF Alihkan Perang dari Gaza ke Tepi Barat – Halaman all

    Detail Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas: IDF Alihkan Perang dari Gaza ke Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Saluran media Israel, Channel 14 mengatakan, kalau pemerintah rezim Israel telah menyiapkan skenario jika kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, tercapai.

    Laporan itu menyebut, skenario yang disiapkan Israel adalah mengalihkan perang dari Gaza ke Tepi Barat sebagai kompensasi dari pembebasan banyak tahanan Palestina yang terjadi sebagai bagian kesepakatan dengan Hamas di Gaza.

    Artinya, jika Israel bersepakat dengan Hamas, Israel akan melepaskan ratusan warga Palestina yang mereka tahan.

    Sebagai gantinya, Israel akan menggencarkan operasi militer di Tepi Barat untuk bisa ‘mengembalikan’ angka tahanan Palestina yang berkurang tersebut. 

    “Kesepakatan dengan Hamas akan mengalihkan keputusan (Israel) untuk berperang dari Gaza ke Tepi Barat. Harga dari pembebasan ratusan tahanan Palestina dapat menyebabkan lebih banyak operasi militer (di Tepi Barat),” kata laporan itu, dilansir Khaberni, Rabu (8/1/2025).

    Seorang warga Israel berjalan di depan foto-foto warga Israel yang ditahan gerakan Hamas di Jalur Gaza dalam serangan banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam.

    Israel Ungkap Rincian Draft Perundingan Pembebasan Tahanan di Gaza

    Adapun Tentara Israel mengungkap dokumen yang menjadi dasar perundingan tidak langsung dengan gerakan Hamas di ibu kota Qatar, Doha, yang fokus pada pembebasan tahanan Israel di Jalur Gaza dan tahanan Palestina.

    Dokumen tersebut diterbitkan pada Selasa malam oleh Perusahaan Penyiaran Israel (KAN), dan mencakup rincian penting tentang ketentuan perjanjian potensial.

    Tujuan Perjanjian:

    Dokumen tersebut menetapkan kalau tujuan utama dari perjanjian tersebut adalah untuk membebaskan semua tahanan Israel, baik warga sipil atau tentara, hidup atau mati, yang pernah ditahan oleh Hamas.

    Sebagai imbalannya, Israel membebaskan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Perjanjian tersebut juga menetapkan pembentukan gencatan senjata permanen yang mengarah pada gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan rehabilitasi menyeluruh di Jalur Gaza.

    Pasukan infanteri Israel menyusuri kontur berbukit di perbatasan Lebanon dalam invasi darat melawan milisi Hizbullah. (tangkap layar Amir Levy/Getty Images)

    Detail Perjanjian:

    – Penarikan pasukan Israel dari Gaza:

    Pasukan Israel akan ditarik dari Jalur Gaza tengah, termasuk wilayah yang terletak di Koridor Netzarim, dengan pembongkaran titik-titik militer Israel yang ada di wilayah tersebut.

    – Masuknya bantuan kemanusiaan:

    Perjanjian tersebut menetapkan bagaimana mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza segera setelah berlakunya perjanjian tersebut.

    Israel akan mulai memfasilitasi masuknya makanan, air, dan peralatan medis ke Gaza melalui penyeberangan Erez.

    – Pembebasan tahanan:

    Pada tahap pertama perjanjian, tahanan Israel yang masih hidup akan dibebaskan, dengan fokus pada perempuan terlebih dahulu.

    Tiga wanita akan dibebaskan pada hari pertama, empat wanita pada hari ketujuh, dan tiga wanita setiap tujuh hari berturut-turut. Tahanan lainnya juga akan dibebaskan secara bertahap.

    – Daftar tahanan:

    Hamas harus menyerahkan daftar tahanan yang akan dibebaskan pada perjanjian tahap pertama pada hari ketujuh.

    Dokumen tersebut merinci bahwa ada permintaan dari Israel untuk membebaskan sejumlah tahanan Palestina di penjara Israel untuk jangka waktu lama.

    Potret kehancuran total di Jalur Gaza akibat agresi militer Israel selama lebih dari setahun sejak 7 Oktober 2023. Israel juga memblokade bantuan kebutuhan dasar warga Palestina yang akan memasuki Gaza. (khaberni/HO)

    – Menyediakan kondisi perdamaian di Gaza:

    Perjanjian tersebut mencakup beberapa fase, termasuk rekonstruksi Gaza, di mana operasi akan dimulai untuk menghilangkan puing-puing, membangun kembali infrastruktur, dan menyediakan tempat berlindung bagi penduduk yang terkena dampak perang akan diperkenalkan untuk membantu melindungi keluarga yang kehilangan rumah mereka.

    Tuntutan tambahan Israel:

    Dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa Israel menuntut pemindahan setidaknya 50 pemimpin senior militer Hamas ke luar negeri atau ke Gaza sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran.

    Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kemampuan Hamas dalam mengancam keamanan Israel di masa depan.

    Perjanjian tahap kedua:

    Fase kedua dari perjanjian tersebut mencakup penghentian permanen operasi militer oleh semua pihak, termasuk penghentian serangan atau aktivitas ofensif apa pun yang dilakukan Hamas atau pihak lain mana pun. Perjanjian tersebut juga menetapkan penerapan “tenang” total di kawasan, yang berarti komitmen setiap orang untuk menghentikan eskalasi militer.

    Posisi pihak yang Berkepentingan:

    Mengenai perundingan yang sedang berlangsung, para pejabat Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan arahannya untuk melanjutkan perundingan.

    Sementara Hamas mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka serius dalam upaya mencapai kesepakatan, sambil menekankan perlunya memastikan “perlindungan rakyat Palestina terhadap Israel, mengingat kondisi yang mereka alami saat ini di Gaza.” 

    Hamas menekankan bahwa perundingan ini bertujuan untuk menghentikan agresi dan mengakhiri pengepungan.

    Harapan untuk menstabilkan gencatan senjata:

    Sejalan dengan perundingan tersebut, ada optimisme di pihak Israel kalau mencapai kesepakatan komprehensif dapat menghasilkan stabilisasi gencatan senjata untuk jangka waktu yang lama.

    Di pihak lain, Palestina berharap bahwa kesepakatan tersebut akan mengarah pada pencabutan pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gaza dan mencapai hasil yang lebih besar berupa stabilitas di kawasan.

    Tahap selanjutnya:

    Ketika negosiasi berlanjut, rincian lebih lanjut mengenai pembebasan tahanan, gencatan senjata, dan rekonstruksi Gaza diharapkan akan disepakati.

    Pada saat yang sama, Israel terus memantau langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai implementasi penuh perjanjian tersebut, dengan terus melakukan koordinasi antara pihak-pihak terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
     

  • Terowongan, Senjata, dan Fasilitas Militer Hizbullah Terancam Jatuh ke Tangan Tentara Lebanon – Halaman all

    Terowongan, Senjata, dan Fasilitas Militer Hizbullah Terancam Jatuh ke Tangan Tentara Lebanon – Halaman all

    TRIBUNENNEWS.COM – Senjata, fasilitas militer, dan terowongan milik Hizbullah terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon.

    Hal itu berkaitan dengan perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

    Utusan Khusus Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, mengatakan tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan.

    “Pengerahan tentara Lebanon ke Lebanon selatan akan dilakukan dan Israel akan mundur ke Garis Biru ketika masa gencatan senjata berakhir tanggal 27 Januari,” kata Hochstein saat rapat di Lebanon, dikutip dari Maariv yang mengutip Al Awsat, pekan ini.

    “Makna perjanjian ini ialah bahwa satu-satunya entitas yang memiliki senjata di Lebanon adalah negara dan akan melarang partai dan milisi di Lebanon memiliki senjata.”

    Hochstein menegaskan perjanjian itu akan berlaku di seluruh wilayah Lebanon tanpa terkecuali.

    Dia menyebut ambiguitas dalam tafsir klausul perjanjian yang hanya terbatas di area selatan Sungai Litani itu tidak cocok dan bertentangan dengan apa yang tertulis dalam perjanjian.

    Lalu, utusan AS itu menjelaskan bahwa senjata, fasilitas militer, dan terowongan Hizbullah harus dimiliki oleh tentara Lebanon. Dia berujar aset-aset itu sebaiknya dihancurkan.

    Pernyataan Hochstein itu muncul setelah Wakil Ketua Dewan Politik Hizbullah Mahmoud Kamati mengancam akan membatalkan gencatan senjata dengan Israel.

    “Kami memberikan kesempatan 60 hari kepada mekanisme baru dan hukum internasional untuk melindungi Lebanon, kami berjanji untuk sabar selama 60 hari, tetapi hari ke-61 akan sepenuhnya berbeda,” kata Kamati.

    Menurut laporan MTV Lebanon, Hochstein diperkirakan akan menyodorkan usulan besar. Usulan itu adalah memperpanjang gencatan senjata dan penarikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yakni selama 60 hari lagi.

    Usulan itu keluar karena tentara Lebanon tidak bisa mengerahkan 10.000 personel ke Litani selatan.

    Sementara itu, Al Joumhuriya melaporkan sudah ada lebih dari pelanggaran oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sejak gencatan senjata diberlakukan sekiar sebulan lalu.

    IDF mulai mundur

    Hochstein mengklaim IDF mulai menarik diri dari Lebanon.

    “Militer Israel mulai mundur dari Naqura dan kembali ke Israel hari ini, selatan Garis Biru,” kata Hochstein dikutip dari The Times of Israel. Garis biru adalah garis demarkasi di perbatasan Israel-Lebanon.

    “Penarikan ini akan terus berlanjut hingga semua pasukan Israel keluar dari Lebanon sepenuhnya, dan tentara Lebanon terus dikerahkan ke selatan dan sepanjang Garis Biru.

    Sementara itu, Hizbullah diharuskan menarik mundur para pejuangnya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 km dari perbatasan. Hizbullah juga diminta membongkar semua infrastruktur militer yang masih tersisa di selatan.

    Qassem: Kesabaran Hizbullah mungkin sudah habis

    Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengancam Israel. Dia menyebut kesabaran Hizbullah mungkin sudah habis sebelum masa gencatan berakhir.

    Kesabaran itu tergerus oleh tindakan Israel yang melanggar perjanjian gencatan senjata.

    Ketika menjawab kritik mengenai bungkamnya Hizbullah meski Israel melanggar perjanjian, Qassem mengatakan pemimpin Hizbullah adalah satu-satunya pihak yang memutuskan kapan melawan, bagaimana cara melawan, dan senjata yang digunakan.

    “Kesabaran kami mungkin habis dan ketika kami memutuskan bertindak, kalian akan segera melihatnya,” ujar Qassem dikutip dari Anadolu Agency.

    “Kami berkata bahwa kami memberikan kesempatan untuk mencegah pelanggaran oleh Israel, menerapkan perjanjian itu, dan bersikap sabar. Ini tidak berarti bahwa kami akan sabar selama 60 hari, tidak juga berarti kami akan sabar selama kurang dari 60 hari atau lebih.”

    (Tribunnews.com/Febri)

  • Bantuan AS Masih Kurang, Israel Produksi Bom Berat Secara Lokal: Elbit Systems Dapat Rp 4,4 Triliun – Halaman all

    Bantuan AS Masih Kurang, Israel Produksi Bom Berat Secara Lokal: Elbit Systems Dapat Rp 4,4 Triliun – Halaman all

    Israel Ogah Minta Tolong Terus ke AS, Elbit Systems Dapat Rp 4,4 T Produksi Bom Berat

    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Israel pada Selasa (7/1/2025) dilaporkan menandatangani dua kesepakatan besar dengan Elbit Systems bernilai ratusan juta dolar AS.

    Sebagai informasi, Elbit Systems adalah perusahaan teknologi militer dan kontraktor pertahanan internasional yang berpusat di Israel.

    Pemerintah Israel, memberi Elbit Systems kontrak kerja untuk memasok militer Israel (IDF) dengan ribuan bom berat dan membangun fasilitas baru untuk memproduksi bahan mentah menjadi persenjataan.

    Kementerian Pertahanan Israel mengatakan kesepakatan tersebut diperkirakan bernilai NIS 1 miliar ($275 juta atau setara Rp 4,4 triliun).

    Kementerian Pertahanan Israel mengatakan perjanjian tersebut “sangat penting untuk meningkatkan ketahanan operasional IDF dan kemampuan membangun kekuatan,”.

    Selain itu, Kementerian Pertahanan Israel juga menyatakan kalau kesepakatan dengan Elbit System merupakan “pelajaran utama yang dipelajari dari perang tersebut.”

    Berdasarkan perjanjian pertama, Elbit akan memasok ribuan amunisi udara berat yang digunakan oleh Angkatan Udara Israel.

    Pemandangan menunjukkan kendaraan udara tak berawak ‘Elbit Hermes 900’ di Pangkalan Angkatan Udara Palmachim Israel, (5 Juli 2023). (JACK GUEZ/AFP) (AFP/JACK GUEZ)

    Kurangi Ketergantungan ke AS

    Hal ini tampaknya akan mengurangi kebutuhan Israel untuk bergantung pada Amerika Serikat, yang pada akhir musim semi menahan pengiriman bom berat.

    Sejak awal perang, IAF telah meluncurkan lebih dari 83.000 amunisi dalam serangan udara, menurut militer.

    Berdasarkan perjanjian kedua, Elbit akan mendirikan “pabrik bahan baku nasional untuk memproduksi bahan baku yang sebagian besar bersumber dari luar negeri sebelum perang.”

    “Fasilitas baru ini akan dilengkapi dengan lini produksi canggih untuk bahan-bahan berenergi yang digunakan oleh industri pertahanan Israel,” kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa proyek ini diharapkan dapat “memperkuat kemandirian manufaktur dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.”

    Seorang tentara Israel di antara barisan amunisi untuk tank. Dalam perang Gaza, IDF dilaporkan menggunakan amunisi kadaluarsa dari Perang Korea. Penggunaan amunisi tua ini menyebabkan naik tajamnya risiko salah sasaran. (khaberni)

    Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel, Eyal Zamir mengatakan kesepakatan tersebut “meletakkan fondasi bagi perluasan kemandirian manufaktur di dua area penting bagi keberlanjutan operasional IDF: produksi dalam negeri amunisi udara berat dan pembangunan pabrik bahan baku nasional.”

    “Kedua perjanjian ini akan memastikan kemampuan kedaulatan dalam memproduksi bom dan amunisi dari semua jenis,” katanya dalam pernyataan yang diberikan oleh kementerian.

    “Kami memulai langkah bersejarah ini sebelum perang, tetapi mempercepatnya selama perang. Berdasarkan kedua perjanjian tersebut, kemampuan awal akan segera diperluas secara bertahap hingga kita mencapai kemerdekaan penuh di kedua bidang,” kata Zamir.

    “Ini adalah pelajaran utama dari perang yang akan memungkinkan IDF untuk terus beroperasi dengan kuat di semua medan perang,” tambahnya.

    Kementerian Pertahanan Israel mengatakan pada bulan Agustus bahwa AS telah mengirim  lebih dari 50.000 ton persenjataan dan peralatan militer ke Israel sejak perang dimulai.

    Sebuah Tank Merkava Pasukan Israel (IDF) yang hancur di pagar perbatasan Jalur Gaza dalam momen serangan Banjir Al Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023. (sky/AP/tangkaplayar)

    Hadapi Perang Tujuh Front 

    Agresi terhadap Israel di seluruh Timur Tengah, yang digambarkan sebagai perang tujuh front, dimulai dengan serangan oleh gerakan pembebasan Palestina, Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel.

    Akumulasi kegeraman atas aksi penindasan pendudukan Israel di wilayah Palestina membuat ribuan petempur faksi perlawanan Palestina menyerbu Israel dari Jalur Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang.

    Di Gaza, pertempuran sengit di utara terus berlanjut, dengan Hamas masih menunjukkan pihaknya masih mampu menembakkan roket ke Israel setelah hampir 15 bulan perang.

    Di Lebanon, gencatan senjata yang rumit berlaku saat pasukan Israel terus mengungkap infrastruktur Hizbullah di selatan negara itu.

    Sementara itu, selama sebulan terakhir, rudal balistik Houthi dari Yaman telah berulang kali mengirim jutaan warga Israel ke tempat perlindungan bom di tengah malam.

     

    (oln/Toi/*)

  • Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah – Halaman all

    Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah – Halaman all

    Yordania Mengamuk, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, hingga Suriah

     
    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania mengutuk keras apa yang dipublikasikan oleh akun resmi Pemerintah Israel di platform media sosial.

    Publikasi akun Israel itu berupa peta wilayah yang diklaim bersejarah bagi Israel, termasuk bagian dari wilayah pendudukan Palestina, Kerajaan Hashemite Yordania, Lebanon, dan Suriah.

    Peta itu disbeut-sebut sebagai wilayah Israel Raya, wacana dan tujuan yang perlahan namun pasti dilaksanakan Israel lewat berbagai gejolak yang terjadi di kawasan tersebut.

    Rilis peta ini bersamaan dengan pernyataan rasis dari Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich dari kelompok ultranasionalis ekstremis Yahudi yang menyerukan aneksasi Tepi Barat dan pembangunan permukiman di Jalur Gaza.

    Juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania, Duta Besar Dr Sufyan Al-Qudah menyatakan penolakan mutlak pihak Kerajaan Yordania terhadap kebijakan-kebijakan dan pernyataan-pernyataan Israel yang menghasut dan bertujuan untuk menyangkal hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat seperti pada perjanjian tanggal 4 Juni 1967, dengan Yerusalem yang diduduki sebagai ibu kotanya.

    “Dijelaskan, para pejabat Yordania menekankan kalau tuduhan dan ilusi yang diadopsi dan dipromosikan oleh para ekstremis di pemerintahan Israel, yang mendorong berlanjutnya siklus kekerasan dan konflik, merupakan pelanggaran mencolok terhadap norma dan hukum internasional, sehingga memerlukan posisi internasional yang jelas untuk mengutuk dan memperingatkan mereka. dampak buruknya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan,” tulis pernyataan Yordania dilansir Khaberni, Selasa (7/1/2025). 

    Emblem Seragam Tentara IDF

    Kontroversi soal ‘Israel Raya’ bukan kali ini saja menjadi sorotan di media sosial.

    Beberapa waktu lalu, seorang tentara Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dilaporkan difoto mengenakan seragam beremblem di lengan yang menggambarkan peta “Israel Raya” selama operasi militer mereka di Gaza.

    Peta tersebut, yang terlihat jelas di lengan prajurit tersebut, tidak hanya mencakup Israel tetapi juga wilayah yang luas dari negara-negara tetangga, termasuk Yordania, Palestina, Lebanon, sebagian Suriah, Irak, Arab Saudi, dan Mesir.

    Gambar tentara dengan tambalan kontroversial tersebut muncul di media sosial, dan dengan cepat memicu badai reaksi.

    Emblem seragam tentara IDF yang menggambarkan peta Israel Raya yang mencakup teritorial negara tetangga mereka mulai dari Yordania, Arab Saudi, hingga Mesir. (RN)

    Senada Lebensraum Nazi Jerman

    RNTV melaporkan kalau para kritikus berpendapat kalau peta tersebut mencerminkan agenda ekspansionis yang mengingatkan pada ambisi kekaisaran dalam sejarah, sehingga membandingkannya dengan konsep “Lebensraum” atau ruang hidup yang diusung Nazi Jerman.

    Konsep “Israel Raya” berakar pada penafsiran tertentu terhadap ideologi Zionis, yang menyatakan kalau tanah perjanjian terbentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Efrat di Irak.

    Penafsiran ini telah menjadi bahan perdebatan sejak berdirinya Negara Pendudukan Israel.

    Oleh para pendukungnya, konsep ini dipandang sebagai pemenuhan nubuatan agama.

    Sedangkan dan para kritikus dan penentang konsep tersebut mengutuknya sebagai pembenaran untuk perluasan wilayah dengan mengorbankan kedaulatan negara-negara tetangga.

    Penulis Israel, Avi Lipkin memperkirakan kalau perbatasan Israel akan terbentang dari Lebanon hingga Arab Saudi. (tangkap layar twitter)

    Perbatasan Israel Meluas Jadi Sebuah Gurun Besar

    Pada Januari 2024 silam, sebuah klip video yang beredar di media sosial dilaporkan menunjukkan pernyataan penulis Israel, Avi Lipkin yang memperkirakan kalau perbatasan Israel akan terbentang dari Lebanon hingga Arab Saudi.

    Penulis zionis itu menggambarkannya sebagai “Gurun Besar” yang membentang dari Mediterania hingga Efrat.

    Video Klip yang menggambarkan wilayah yang dicita-citakan Zionis bertajuk “Israel Raya” itu telah memicu kemarahan publik secara luas.

    “Dan siapa yang ada di seberang Sungai Eufrat?” tanya Lipkin dalam video tersebut.

    “Kurdi. Dan Kurdi adalah teman. Jadi, kita punya Mediterania di belakang kita dan Kurdi di depan kita… Lebanon, yang benar-benar membutuhkan payung perlindungan Israel, dan kemudian kita akan mengambil alih, saya yakin kita akan mengambil Mekkah, Madinah, dan Gunung Sinai, dan sucikan tempat-tempat itu,” kata Avi Lipkin.

    Video klip itu langsung menjadi perbincangan dan memancing kemarahan publik luas.

    Salah satu komentar di X (dulu twitter), menyebut kalau ‘Israel Raya’ memang telah menjadi tujuan politik Zionisme sejak awal.

    “Setelah Gaza dan Hizbullah, tidak akan sulit bagi Israel. Arab Saudi, Mesir, Suriah, Lebanon, dan Yordania tidak akan menimbulkan kesulitan karena Israel dapat dengan mudah menggulingkan rezim di negara-negara tersebut, dan menguasai tanah mereka akan mudah setelah menyebarkan budaya normalisasi dan penerimaan terhadap Israel. Tidak ada yang akan melawan Israel seperti Gaza dan Hizbullah yang menolaknya,” tulis komentar lain di X seperti dilansir Memo dikutip Kamis (11/1/2024).

    Istilah “Israel Raya” mengacu pada perluasan wilayah dan kedaulatan Israel untuk mencakup apa yang oleh banyak orang Israel digambarkan sebagai tanah bersejarah mereka dalam kitab suci mereka.

    Bagi mereka, ini termasuk wilayah Palestina yang diduduki dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki, serta wilayah yang digambarkan oleh Lipkin.

    Rencana Zionis untuk Timur Tengah, kata jurnalis Israel Oded Yinon, didasarkan pada visi pendiri Zionisme yang atheis, Theodor Herzl, yaitu Israel akan mencaplok sebagian besar wilayah Lebanon, Suriah, Yordania, Irak, Mesir, dan Arab Saudi.

    “Israel akan membentuk sejumlah negara proksi untuk memastikan dominasinya di kawasan,” tulis ulasan tersebut.

    (oln/khbrn/rntv/memo/*)

     

  • Serang Lebih Dulu Kapal Induk AS, Houthi Mengaku Sukses Gagalkan Serangan Besar ke Yaman – Halaman all

    Serang Lebih Dulu Kapal Induk AS, Houthi Mengaku Sukses Gagalkan Serangan Besar ke Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi di Yaman mengaku menyerang kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Harry S. Truman.

    Juru bicara Houthi, Brigjen Yahya Saree, dalam pernyataannya pada hari Senin, (6/1/2025), menyebut serangan itu dilakukan dengan dua rudal penjelajah dan empat pesawat nirawak atau drone.

    Menurut Saree, serangan itu dilakukan di Laut Merah utara ketika militer AS sedang bersiap melancarkan serangan ke Yaman.

    Di samping itu, dia mengatakan pihaknya juga menjalankan tiga operasi militer pada hari yang sama. Targetnya adalah area di sekitar Tel Aviv dan Ashkelon. Dia mengklaim semua serangan itu sukses.

    Saree berujar operasi militer terhadap kapal AS itu berhasil mencegah serangan udara besar-besaran AS ke Yaman.

    “Kami akan melanjutkan operasi kami demi mendukung perjuangan Palestina, dan operasi ini tidak akan berhenti hingga agresi di Gaza berhenti dan pengepungan dihentikan,” ujar Saree dikutip dari News CN.

    Militer AS maupun Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum buka suara mengenai serangan Houthi.

    Adapun pernyataan Houthi itu keluar bersamaan dengan datangnya Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, di Ibu Kota Sanaa yang dikontrol Houthi.

    Kedatangan Grundberg itu adalah yang pertama kalinya sejak lebih dari 1,5 tahun lalu. Dia berusaha mendorong proses perdamaian yang mandek.

    Maritime Executive melaporkan serangan Houthi beberapa minggu belakangan diarahkan ke Israel. Sehubungan dengan ini, Israel telah memperingatkan bahwa serangannya ke Yaman akan ditingkatkan.

    Houthi pada akhir tahun kemarin juga mengklaim telah menyerang USS Truman. Di samping itu, Houthi mengaku kembali menjatuhkan dua drone MQ-Reaper milik AS.

    Truman sudah berada di kawasan Laut Merah selama lebih dari tiga minggu. Satuan tempur itu diberangkatkan tanggal 23 September 2024 dari Pangkalan Angkatan Laut Norfolk.

    Komando Pusat AS (CENTCOM) menyebut Truman tiba kawasan itu tanggal 14 Desember. AS turut membawa dua kapal penjelajah kelas Arleigh, yakni USS Stout dan USS Jason Dunham.

    CENTCOM memilih tidak mengomentari serangan Houthi. Komando itu hanya berujar bahwa pasukan AS memfokuskan ISIS di Irak dan Suriah.

    Menurut laporan CENTCOM, AS dan pasukan koalisi melancarkan beberapa serangan terhadap ISIS antara tanggal 30 Desember hingga 6 Januari 2025.

    Kapal AS disebut terpaksa mundur

    Dalam serangan tanggal akhir tahun lalu, Houthi mengklaim berhasil membuat Truman di Laut Merah mundur ke arah utara, menuju ke Terusan Suez di Mesir.

    Menurut media Yaman yang terafilisasi dengan Houthi menyebut citra satelit menunjukkan kapal itu menjauhi perairan Yaman.

    Houthi juga mengaku berhasil mencegah serangan AS-Inggris ke Yaman. Menurut Houthi, pejuangnya sukses menembak jatuh jet tempur F-18 setelah menyerang Truman.

    Di sisi lain, CENTCOM menyebut jet itu memang jatuh di Laut Merah, tetapi bukan karena serangan Houthi, melainkan “tembakan kawan sendiri”.

    Houthi ‘The Last Man Standing’

    Seth J. Frantzman, seorang analis di Jerusalem Post, menyebut Houthi sebagai the last man standing atau pihak terakhir yang masih bertahan dalam kelompok Poros Perlawanan yang dipimpin Iran.

    Berbeda dengan Houthi, Hizbullah sebagai salah satu anggota poros itu sudah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel.

    “Houthi yang didukung Iran tampaknya sendirian dalam upaya menyerang Israel karena Iran dan kelompok proksi Iran lainnya telah melemah,” kata Frantzman pertengahan bulan ini.

    “Mereka belum mengalami kemunduran besar sejak memulai serangan mereka terhadap Israel dan kapal-kapal setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober.”

    Dia mengklaim Houthi bisa melancarkan serangan jauhnya kemudian bersembunyi di gunung-gunung sekitar Sanaa, Yaman.

    Serangan Houthi itu sampai membuat sekutu dekat Israel, AS, harus campur tangan.

    AS menjalankan Operasi Penjaga Kemakmuran pada bulan Desember 2023 guna melawan serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Operasi AS itu tidak membuahkan kesuksesan besar.

    Kawah besar tercipta di Israel setelah rudal yang ditembakkan Houthi menghantam Tel Aviv, Sabtu dini hari, 21 Desember 2024. (Jack GUEZ / AFP)

    Adapun Israel menyebut serangan Houthi sebagai salah satu front dalam perang perang tujuh front.

    Serangan rudal dan drone Houthi terus berlanjut, bahkan ketika Hamas dilaporkan didera kemunduran di Gaza dan Hizbullah sepakat untuk mengadakan gencatan senjata dengan Israel.

    “Rezim mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah tumbang. Milisi di Irak yang didukung Iran juga saat ini tampaknya telah berhenti menyerang Israel,” kata Frantzman.

    (Tribunnews/Febri)

  • Desakan Sekjen WHO ke Israel: Diminta Bebaskan Direktur RS Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara – Halaman all

    Desakan Sekjen WHO ke Israel: Diminta Bebaskan Direktur RS Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak Israel untuk membebaskan direktur rumah sakit utama di Gaza utara, Dr Hussam Abu Safia.

    Rumah Sakit Kamal Adwan menjadi rumah sakit terakhir yang beroperasi di bagian paling utara Gaza.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, Dr Hussam Abu Safiya ditangkap pada Jumat (27/12/2024) bersama puluhan staf lainnya dan dibawa ke pusat interogasi.

    Mengenai penangkapan itu, Sekjen WHO lantas memberi desakan kepada Israel untuk membebaskan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan.

    “Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara tetap tidak beroperasi dan kami belum menerima kabar terbaru tentang keselamatan dan kesejahteraan direkturnya, Dr Hussam Abu Safia, sejak penahanannya pada 27 Desember,” ungkapnya, Senin (6/1/2025), dikutip dari Al Jazeera.

    “Kami terus mendesak Israel untuk membebaskannya. Kami ulangi: serangan terhadap rumah sakit dan tenaga kesehatan harus dihentikan.”

    “Warga di Gaza membutuhkan akses ke perawatan kesehatan,” tegas Tedros, mengulangi seruannya untuk gencatan senjata.

    Penangkapan Direktur RS Kamal Adwan

    Tentara Israel menahan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safiya.

    Militer Israel menuduh militan Hamas menggunakan fasilitas itu dan mengatakan lebih dari 240 orang ditahan.

    Pasukan Israel menyerbu rumah sakit dan memaksa banyak staf dan pasien keluar serta menyuruh mereka menanggalkan pakaian di cuaca musim dingin.

    Militer Israel juga telah mengonfirmasi bahwa mereka menahan direktur rumah sakit untuk diinterogasi dan menyebutnya sebagai tersangka anggota Hamas tanpa memberikan bukti apa pun.

    Diberitakan AP News, militer Israel mengatakan bahwa mereka mengepung rumah sakit tersebut dan pasukan khusus masuk serta menemukan senjata di area tersebut.

    Militer Israel mengatakan bahwa militan menembaki pasukannya dan mereka “dilenyapkan.”

    Seorang juru bicara militer Israel, Letkol. Nadav Shoshani, kemudian menegaskan kepada wartawan bahwa sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah anggota Hamas.

    Sementara itu, militer Israel membantah telah memasuki atau membakar kompleks rumah sakit, tetapi mengakui telah memerintahkan orang-orang keluar.

    Militer mengulangi klaim bahwa militan Hamas beroperasi di dalam Kamal Adwan, yang dibantah oleh pejabat rumah sakit.

    Sebelumnya, rumah sakit tersebut telah diserang beberapa kali selama tiga bulan terakhir oleh pasukan Israel yang melancarkan serangan di wilayah Gaza utara, yang sebagian besar terisolasi terhadap pejuang Hamas yang katanya telah berkumpul kembali.

    Sebanyak 350 pasien beserta tenaga medis telah dievakuasi dari Kamal Adwan dalam beberapa minggu terakhir.

    Kemudian, sebanyak 95 pasien, perawat, dan tenaga medis lainnya dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia selama operasi tersebut.

    Para korban dirawat di dalam rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, setelah serangan Israel di sekitar kompleks medis tersebut pada tanggal 6 Desember 2024, saat perang antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina berlanjut. (AFP)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Pasukan Israel terus menggempur Gaza, menewaskan sebanyak enam warga Palestina dalam dua serangan terpisah di Kota Gaza utara.

    Sementara itu, bayi Palestina kedelapan meninggal karena hipotermia di Jalur Gaza, tempat keluarga-keluarga menghadapi musim dingin yang keras karena Israel terus membatasi masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk selimut dan tenda.

    Pengeboman Israel yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza terus berlanjut, dengan sedikitnya enam orang tewas di Kota Gaza utara, menurut media Palestina.

    Para korban termasuk wanita dan anak-anak.

    Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Hamas telah memberikan daftar 34 tawanan yang disetujui untuk dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata potensial setelah kantor Netanyahu menolak menerima persetujuan tersebut.

    Sementara itu, kantor berita AFP melaporkan seorang pejabat Hamas mengatakan daftar tersebut mencakup wanita, anak-anak, orang tua, dan tawanan sakit yang masih ditahan di Gaza.

    Namun, ia mengatakan kelompok itu butuh waktu seminggu untuk berkomunikasi dengan para penculik dan mengidentifikasi mereka yang masih hidup dan yang sudah meninggal.

    Relief International, sebuah kelompok kemanusiaan, mengecam serangan berkelanjutan Israel terhadap Rumah Sakit al-Awda di Jabalia, dan mengatakan staf di sana yang ketakutan menunggu izin untuk mengevakuasi pasien dengan aman ke Kota Gaza.

    Media Lebanon melaporkan bahwa pasukan Israel mengebom kota Taybeh di distrik Marjayoun, yang melanggar gencatan senjata yang disepakati dengan Hizbullah pada bulan November.

    Perang Israel  di Gaza  telah menewaskan sebanyak 45.805 warga Palestina dan melukai 109.064 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • PNGO Tekankan Bahaya Serius Israel Serang Lembaga Kemanusiaan, 111 Jurnalis Palestina Tewas – Halaman all

    PNGO Tekankan Bahaya Serius Israel Serang Lembaga Kemanusiaan, 111 Jurnalis Palestina Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jaringan Non-Pemerintah Palestina (PNGO) menekankan bahaya serius dari penargetan sistematis pasukan pendudukan Israel terhadap organisasi kemanusiaan dan pekerja bantuan saat mereka melakukan upaya kemanusiaan di Jalur Gaza.

    Dalam sebuah pernyataan pers, jaringan tersebut mengatakan bahwa pendudukan sengaja menargetkan pekerja bantuan untuk mengintensifkan strategi kelaparannya.

    Yakni yang merupakan bagian integral dari kampanye genosida yang telah dilancarkannya terhadap rakyat Palestina di Gaza selama hampir 15 bulan, diberitakan Gulf Times.

    PNGO menyerukan kepada semua badan internasional untuk memberikan tekanan serius pada otoritas Israel agar menghentikan agresi mereka terhadap warga Palestina dan lembaga kemanusiaan.

    Ia juga mendesak perlindungan organisasi kemanusiaan dan pekerja bantuan dan memastikan pengiriman bantuan tanpa batas ke Jalur Gaza.

    Jaringan tersebut juga mengatakan bahwa pasukan pendudukan melakukan kejahatan dengan menargetkan titik distribusi bantuan kemanusiaan milik Pusat Pengembangan MA’AN di Gaza tengah, yang mengakibatkan cedera serius pada tiga anggota staf.

    Asosiasi Jurnalis dan Reporter Palestina dalam sebuah laporan menunjuk pada penargetan insan media pada tahun 2024 yang menjadi martir oleh pasukan rezim pasukan Israel.

    Mereka menyatakan bahwa 111 jurnalis pria dan wanita Palestina menjadi martir oleh rezim pendudukan Israel pada tahun ini, situs web Shahab News melaporkan.

    Dengan gugurnya 111 jurnalis Palestina, jumlah total jurnalis yang gugur di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 202.

    Sejak dimulainya perang Gaza, telah tercatat 145 penangkapan dan penahanan jurnalis dan reporter, sekitar 60 dari jurnalis ini masih ditahan, tambah laporan itu.

    IDF Bisa Terjebak Selamanya

    Seorang jurnalis senior Israel bernama Alon Ben-David mengklaim pasukan Israel telah “terjebak” di Gaza.

    Awalnya Ben-David menyebut perang yang dikobarkan Israel di Jalur Gaza, Lebanon, dan Suriah mirip dengan “jebakan” saat Israel menginvasi Lebanon tahun 1982.

    Invasi itu memicu perang mahal dan pendudukan selama 18 tahun yang tidak bisa dilanjutkan.

    “Israel memasuki tahun 2025 sebagai negara yang tetap terluka, dengan beberapa lukanya yang masih terbuka dan berdarah,” kata Ben-David yang menjadi koresponden senior bidang pertahanan di kolom Maariv, dikutip dari Sputnik.

    “Negara ini mengakhiri tahun 2024 dengan pencapaian militer besar, tetapi pencapaian itu tidak bisa diterjemahkan sebagai penciptaan realitas yang lebih baik dan mengubah Israel menjadi negara yang lebih baik untuk ditinggali.”

    “Sebaliknya, tiap hari situasi makin buruk karena kita terbenam dan menggali di Gaza, Lebanon, dan Suriah,” kata dia yang pernah menjadi jurnalis Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat invasi Israel ke Lebanon tahun 1982.

    Pasukan Israel (IDF) melakukan evakuasi terhadap rekan tentara mereka yang terluka dan tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza menggunakan helikopter. (Khaberni)

    Dia mengatakan, di tengah berlanjutnya konflik, nasib warga Israel di utara dan selatan tetap tidak menentu. Tidak diketahui apakah mereka akan bisa kembali pulang ke rumah masing-masing.

    Salah satu yang menjadi sorotan Ben-David adalah wilayah Israel utara yang terdampak oleh pertempuran Israel-Hizbullah. Warga Israel di sana terpaksa mengungsi.

    Dia menyebut baru ada sedikit warga Israel yang kembali sejak gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah diumumkan.

    “Hanya ada puluhan warga yang sudah kembali, kebanyakan adalah lansia,” kata dia mengenang kunjungan di Kota Metula, Israel utara.

    Mengenai operasi militer Israel di Gaza, Ben-David menyebut ada keraguan yang muncul.

    “Keraguan juga terdengar dalam suara para komandan IDF ketika mereka menjelaskan pentingnya misi ini,” ucapnya.

    Kata dia, IDF menghujankan bom-bom kuat, mengerahkan tank, dan merampas area demi area di Gaza.

    Namun, suara-suara mesin perang Israel dan pembunuhan terhadap para pejuang Hamas tidak membuat Israel lebih dekat dengan kemenangan.

    “Hampir seluruh area di Jalur Gaza utara sudah dibersihkan dari warga sipil dan Hamas. Menara-menara di kawasan Beit Lahiya yang menjadi tempat para staf dan dokter telah diratakan. Tak tersisa satu pun rumah yang menghadap halaman Netiv HaAsara atau jalur kereta api menuju Sderot,” kata dia.

    Dua serdadu Israel (IDF) tampak membetulkan rantai tank tempur yang bermasalah. Perang banyak front yang berlarut secara nyata menguras ekonomi Israel sebagai dampak dari beban perang. (Khaberni)

    Menurut dia, IDF menghabiskan tiap hari di Gaza untuk menguras darahnya sendiri. Bahkan, IDF kini bersiap mengerahkan divisi keempatnya untuk beraksi di Gaza.

    “Perlu diulangi: Kita tidak akan bisa membunuh setiap orang yang diidentifikasi sebagai Hamas. Jumlah mereka di Gaza tak terbatas. Kita juga tidak akan pernah bisa menghancurkan roket atau RPG terakhir.”

    “Jika kita tidak bisa mengambil apa yang sudah kita capai saat ini, kita akan mendapati diri kita berkubang dan berdarah di Gaza selama bertahun-tahun tanpa harapan dan tanpa sandera, yang beberapa di antaranya masih hidup.”

    Ben-David memperingatkan bahwa tanpa pemikiran strategis dan sistematis dari para pemimpin politik Israel, IDF bisa terjebak selamanya dalam perang di Gaza, Lebanon, dan Suriah.

    “Seperti pada tahun 1982 ketika kita mengusir warga Palestina dari Lebanon dan terseret ke dalam perang berdarah selama 18 tahun di sana, hal yang sama terjadi saat ini: IDF sedang mencari penjelasan untuk membenarkan keberadaannya [di Gaza] dan pendarahan itu.”

    Dia menyebut sejarah telah membuktikan bahwa upaya menaklukkan wilayah asing harus dibayar dengan harga mahal.

    “Biasanya penakluk yang masuk [wilayah asing] dengan gembar-gembor akan pulang dengan kekalahan dan rasa malu.”

    Menurutnya, Israel tidak memerlukan wilayah lebih banyak. Israel perlu memulihkan diri, salah satu syaratnya adalah memulangkan para sandera.

    Dia mengimbau perang untuk dikurangi untuk mencegah pertumbahan darah yang tidak diperlukan.

    Hamas bangkit

    Sementara itu, target utama Israel di Gaza, yakni Hamas, dilaporkan bangkit lagi. The Jerusalem Post dan Channel 12 menyampaikan Hamas telah merekrut personel baru.

    Channel 12 menyebut Hamas dan kelompok Jihad Islam disebut memiliki 20.000 hingga 23.000 pejuang, sedangkat The Jerusalem Post mengklaim jumlah pejuang Hamas mencapai sekitar 12.000 orang.

    Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pada awal perang jumlah pejuang Hamas mencapai 25.000 personel. IDF mengatakan ada 14.000 hingga 16.000 pejuang Hamas yang terluka.

    Adapun The Jerusalem Post berujar ada lebih dari 6.000 warga Gaza yang ditahan Israel saat perang.

    “Hamas sukses membuat comeback besar dengan merekrut pasukan baru,” kata The Jerusalem Post hari Kamis pekan lalu.

    IDF punya masalah besar

    Sementara itu, pakar militer Israel bernama Avi Askhenazi mengatakan IDF di Jalur Gaza punya masalah besar yang bisa memicu bencana bagi Israel.

    Askhenazi  dengan tegas mengatakan masalah itu ialah burnout atau kelelahan fisik dan mental.

    Askhenazi yang menjadi kontributor media Israel Maariv menyebut burnout merupakan perkara besar, tetapi tidak terperikan.

    Menurutnya, perang di Gaza yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun membuat para tentara Israel merasa tidak nyaman dan memunculkan kesalahan di medan tempur.

    Awalnya Askhenazi menyinggung tewasnya seorang kapten Israel di Gaza yang bernama Amit Levi.

    Kematian Levi masih misterius. Belum diketahui dengan pasti apakah dia tewas ditembak oleh rekan sendiri ataukah diserang pejuang Hamas.

    Pada saat kejadian, pasukan Levi sedang bergerak di atas sebuah kendaraan. Kendaraan itu melaju tanpa penerangan.

    Diyakini ada ada pasukan lain yang beroperasi di area itu dan melepaskan tembakan setelah melihat gerakan misterius.

    “Tampaknya pasukan Levi didentifikasi sebagai pasukan musuh [oleh pasukan Israel lainnya] dan tidak ada koordinasi di antara dua pasukan itu,” kata Askhenazi dalam kolom di Maariv hari Kamis, (26/12/2024).

    Namun, hingga kini belum ada konfirmasi dari IDF mengenai penyebab pasti kematian misterius Levy.

    Lalu, Askhenazi mengatakan Divisi 99 dan 162 IDF sudah beroperasi di Gaza selama berbulan-bulan. Tingkat keletihan kedua divisi itu sangat tinggi.

    Dia mengatakan tentara Israel yang beroperasi di tempat yang sama memunculkan burnout.

    “Tentara mulai membuat kesalahan, fokus dalam misi mulai berkurang, ketegangan operasional berkurang, risiko kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa meningkat,” kata seorang narasumber militer yang dikutip oleh Askhenazi.

    Askhenazi mengatakan tentara Israel dikerahkan terlalu lama di medan tempur akan merasa lebih aman dan kurang terancam. Hal itu membuat banyak musuh bisa mendekat tanpa diketahui.

    “Ada kekacauan di dalam batalion. Para tentara dan komandan sudah letih. Ada masalah dengan para penjaga, ada masalah dengan keputusan komandan kompi yang merencanakan keluarnya kita dari posisi bertahan dengan cara yang berbahaya,” kata salah satu tentara Israel yang terluka karena kecelakaan.

    Askhenazi menyebut IDF telah mengakui bahwa keletihan tentara akibat operasi militer memang tinggi, terutama di Divisi 162 dan 99 yang hanya beroperasi di Gaza.

    Sementara itu, satuan dan divisi lain beroperasi di zona tempur berbeda, misalnya di Israel, Lebanon, dan Suriah.

    Banyak tentara Israel alami trauma

    Awal tahun ini media-media Israel menyebutkan bahwa ada banyak tentara Israel yang mengalami trauma dan stres setelah dibebastugaskan dari operasi di Gaza.

    Salah satu dari mereka bahkan dilaporkan menembak kawan sendiri di Tel Aviv.

    “Seorang tentara Israel yang baru-baru saja kembali dari pertempuran di Jalur Gaza membunuh kawannya di dalam apartemen,” demikian laporan Channel 12.

    Sementara itu, Haaretz pada bulan Desember 2023 menyebut sebanyak 18 persen dari tentara Israel yang ikut dalam serangan di Gaza mengalami masalah kesehatan mental.

    Salah seorang dari mereka ada yang tiba-tiba bangun dari mimpi buruk lalu menembakkan senjata.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha, Febri)