Organisasi: Hizbullah

  • 110 Warga Palestina Berhasil Dibebaskan dalam Putaran Ketiga Pertukaran Tahanan – Halaman all

    110 Warga Palestina Berhasil Dibebaskan dalam Putaran Ketiga Pertukaran Tahanan – Halaman all

    110 Warga Palestina Berhasil Dibebaskan dalam Putaran Ketiga Pertukaran Tahanan

    TRIBUNNEWS.COM- Perlawanan Palestina berhasil membebaskan 110 tahanan dari penjara Israel sebagai bagian dari tahap ketiga kesepakatan pertukaran tahanan.

    Perlawanan Palestina berhasil membebaskan 110 tahanan Palestina dari penjara Israel pada hari Kamis sebagai bagian dari tahap ketiga dari tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan. 

    Ribuan warga Palestina berkumpul di Kompleks Rekreasi Ramallah di Tepi Barat yang diduduki untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan, seorang koresponden Al Mayadeen melaporkan.

    Di antara mereka yang dibebaskan terdapat 32 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup, 48 lainnya dengan berbagai hukuman, dan 30 anak di bawah umur. 

    Sebagian tahanan yang dibebaskan kembali ke Tepi Barat dan al-Quds yang diduduki, sementara yang lainnya menuju Gaza.

    Khususnya, di antara mereka yang dibebaskan adalah Zakaria Zubeidi, salah satu tahanan yang membebaskan diri mereka sendiri sebagai bagian dari Operasi Terowongan Kebebasan pada tahun 2021, dan Mohammad Atiya Abu Warda, yang dijatuhi hukuman 48 hukuman seumur hidup dan dianggap sebagai salah satu tahanan paling terkenal yang dibebaskan sejauh ini.

    Saluran 12 Israel melaporkan bahwa tahanan yang dibebaskan juga termasuk Rashid al-Rishq, yang diduga telah merencanakan upaya pembunuhan terhadap Menteri sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir dan operasi lainnya pada tahun 2022, yang membuatnya dijatuhi hukuman 13 tahun penjara.

    Sementara itu, media Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel mencegah beberapa keluarga tahanan yang dibebaskan—yang dideportasi—untuk bepergian untuk bersatu kembali dengan orang yang mereka cintai.

    Perlawanan memaksa ‘Israel’ untuk bertindak

    Dalam sebuah pernyataan, Hamas memuji pembebasan tersebut sebagai momen “kebanggaan dan kehormatan” bagi rakyat Palestina, dan menekankan bahwa perlawanan tersebut “memaksa pendudukan untuk membuka sel-sel penjaranya” berdasarkan ketentuan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.

    “Penerimaan besar-besaran terhadap tawanan kami yang dibebaskan, meskipun Israel berupaya melecehkan mereka dan keluarga mereka, mengirimkan pesan yang jelas: perjuangan para tawanan adalah garis merah, dan penindasan Israel tidak akan menghalangi rakyat kami untuk berperang sampai semua tawanan dibebaskan dan tanah serta tempat-tempat suci kami direbut kembali,” kata Hamas.

    Gerakan ini menegaskan kembali komitmennya untuk menjamin pembebasan semua tahanan, dan bersumpah untuk “menghabiskan semua cara yang mungkin” untuk mencapai tujuan ini, terlepas dari ancaman atau pembalasan Israel. 

    Sebagai bagian dari tahap ketiga kesepakatan pertukaran tawanan, perlawanan Palestina juga menyerahkan tiga tawanan Israel kepada Komite Palang Merah Internasional, selain lima pekerja Thailand. 

    Pejabat Israel menggambarkan penyerahan itu sebagai “kegagalan total” bagi pendudukan Israel, karena gambar-gambar pemindahan itu disiarkan ke seluruh dunia, memperkuat kemampuan perlawanan untuk mendiktekan syarat-syarat dalam pertukaran yang sedang berlangsung.

    ‘Kegagalan total’

    Ben-Gvir mengkritik pemandangan dari Gaza pada hari Kamis, dengan mengatakan, “Gambar-gambar yang datang dari Gaza mengonfirmasi bahwa apa yang terjadi sejauh ini bukanlah kemenangan penuh, melainkan kegagalan total.”

    Ia lebih lanjut menyatakan bahwa “kesepakatan pertukaran tahanan ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan pemerintah Israel telah memilih jalan penyerahan,” mengacu pada konsesi yang dibuat oleh rezim tersebut untuk mengamankan pembebasan tawanan Israel.

    Sementara itu, pemimpin partai Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman, menyatakan bahwa “gambar-gambar dari Gaza membuktikan bahwa kita harus berpisah darinya selamanya.” 

    Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich juga menyatakan kekhawatirannya, dengan mengatakan, “Kami khawatir dengan harga yang harus kami bayar untuk kesepakatan ini, meskipun kami gembira dengan kembalinya para sandera.”

    Pernyataan ini muncul setelah rekaman menunjukkan kerumunan besar berkumpul di Jabalia di Gaza utara dan Khan Younis di selatan, khususnya di dekat rumah pemimpin Hamas Yahya Sinwar, saat tawanan Israel diserahkan.

    Koresponden Al Mayadeen  menyatakan bahwa warga Palestina terlihat melambaikan bendera perlawanan dan membawa gambar Sekretaris Jenderal Hizbullah yang gugur syahid Sayyed Hassan Nasrallah dan pemimpin Ansar Allah Sayyed Abdul-Malik al-Houthi di tengah kerumunan di Khan Younis.

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Peta Konflik Dunia di 2025: AS Awas, Rusia Untung, Perhatian Timur Tengah, Situasi Korea hingga Cina – Halaman all

    Peta Konflik Dunia di 2025: AS Awas, Rusia Untung, Perhatian Timur Tengah, Situasi Korea hingga Cina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dewan Urusan Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah merilis jajak pendapat tahunan para ahli kebijakan luar negeri dengan pertimbangan konflik saat ini atau potensial yang dapat memengaruhi kepentingan Negeri Paman Sam.

    Laporan tersebut dirilis dengan latar belakang perang dan meningkatnya ketegangan di sejumlah kawasan dan saat Presiden AS Donald Trump memaparkan prioritas kebijakan luar negerinya untuk masa jabatan keduanya.

    Newsweek menghubungi Departemen Luar Negeri AS melalui email untuk meminta komentar.

    Laporan tersebut disusun dari informasi yang dikumpulkan pada bulan November dari 15.000 akademisi, pejabat pemerintah, dan pakar kebijakan luar negeri lainnya.

    Hasilnya menunjukkan bahwa tahun 2025 dapat menjadi tahun yang paling berbahaya sejak Dewan Urusan Luar Negeri mulai melakukan Survei Prioritas Pencegahan.

    Ada lebih banyak skenario yang lebih mungkin terjadi dan memiliki dampak potensial yang lebih tinggi terhadap kepentingan Washington daripada sebelumnya dalam 17 tahun jajak pendapat oleh lembaga pemikir yang berkantor pusat di Washington DC.

    Timur Tengah Masih Memanas

    Timur Tengah dianggap sebagai area yang memerlukan perhatian khusus.

    Menurut laporan tersebut, masih menjadi sorotan konflik Israel dan Hamas di Gaza, kemudian bentrokan dengan Hizbullah yang berpusat di Lebanon, dan meningkatnya permusuhan dengan pendukung kedua kelompok paramiliter—Iran.

    Tidak jelas bagaimana gencatan senjata minggu lalu antara Israel dan Hamas dan kembalinya ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi dari Gaza selatan ke utara akan memengaruhi hasil survei.

    Keuntungan Militer Rusia

    Lalu perang Rusia melawan Ukraina juga masuk dalam kategori konflik Tingkat I tertinggi. 

    Kini, perang yang telah memasuki tahun ketiga dinilai memiliki kemungkinan besar untuk terus berlanjut dan berdampak besar pada kepentingan AS.

    Laporan itu memprediksi berbagai  spekulasi yang bisa terjadi.

    “Keuntungan militer besar Rusia di Ukraina, termasuk penghancuran infrastruktur penting secara luas, dan berkurangnya bantuan asing ke Kyiv menyebabkan gencatan senjata yang menguntungkan Moskow.”

    Tekanan Militer Cina ke Taiwan

    Skenario Tingkat 1 yang dianggap cukup mungkin terjadi tetapi dengan dampak potensial yang tinggi adalah “peningkatan tekanan militer dan ekonomi oleh Tiongkok terhadap Taiwan ” yang dapat memicu krisis Selat Taiwan yang dapat menarik AS dan negara lain di kawasan Pasifik.

    Konflik Afghanistan

    Afghanistan masuk dalam kategori risiko rendah Tier II.

    Para ahli merasa penindasan Taliban dan kesulitan ekonomi yang sedang berlangsung di Afghanistan dapat memicu kekerasan sektarian, yang dapat memperburuk krisis kemanusiaannya.

    Skenario ini dianggap memiliki kemungkinan yang tinggi meskipun dampaknya rendah terhadap masalah kebijakan AS saat ini.

    Provokasi Perbatasan Korea

    Sementara itu, “uji coba senjata dan provokasi perbatasan” oleh Korea Utara tidak mungkin mengakibatkan konfrontasi penuh dengan Korea Selatan, menurut para ahli.

    Kontinjensi ini turun ke Tingkat II, turun dari Tingkat 1 tahun lalu, tetapi akan berdampak besar pada kawasan tersebut dan kemungkinan akan melibatkan AS, yang menempatkan sekitar 28.000 tentara di Korea Selatan yang bersekutu.

    Di antara potensi krisis dalam kategori Tingkat III adalah meningkatnya ketidakstabilan politik yang disebabkan oleh meningkatnya terorisme dan melemahnya kewenangan pemerintah di Nigeria timur laut.

    ALUTSISTA KOREA UTARA – Meriam howitzer M1989 Koksan Korea Utara dikabarkan telah dikirim ke Rusia. Uji coba senjata dan provokasi perbatasan” oleh Korea Utara disebut pakar tidak mungkin mengakibatkan konfrontasi penuh dengan Korea Selatan. (NK News)

    Kemungkinan ini dianggap sedang dan berdampak rendah pada kepentingan Washington.

    Direktur Pusat Aksi Pencegahan di Council on Foreign Relations, Paul Stares, memberikan analisis terkait peta konflik dunia di 2025.

    “Tingkat kecemasan yang dirasakan responden survei tentang risiko konflik kekerasan selama 12 bulan mendatang tidak pernah sebesar ini. Dari 30 kemungkinan yang disurvei, 28 dinilai sangat mungkin terjadi dalam 12 bulan mendatang. Delapan belas di antaranya akan berdampak tinggi atau sedang terhadap kepentingan AS.”

    Untuk menghindari berbagai krisis yang terjadi secara bersamaan dengan konsekuensi yang mengerikan bagi Amerika Serikat, Stares menyarankan pemerintahan Trump untuk berpikir jernih dan berupaya mengurangi risiko konflik.

    Indeks Perdamaian Dunia

    Pada Juni 2024 lalu, Indeks Perdamaian Global (GPI) 2024 merilis peta konflik terbanyak sejak Perang Dunia II.

    Terdapat 56 konflik, 92 negara terlibat dalam konflik di luar perbatasan, yang merupakan jumlah terbanyak sejak GPI didirikan.

    Laporan yang dihasilkan oleh lembaga pemikir internasional, Institute for Economics & Peace (IEP), yang mengungkap bahwa dunia berada di persimpangan jalan. Tanpa upaya bersama, ada risiko lonjakan konflik besar, seperti dikutip dari visionofhumanity.org.

    Adapun 97 negara mengalami penurunan tingkat kedamaian, lebih banyak dari tahun mana pun sejak dimulainya Indeks Perdamaian Global pada tahun 2008.

    Konflik di Gaza dan Ukraina merupakan pendorong utama penurunan tingkat kedamaian global, karena kematian akibat pertempuran mencapai 162.000 pada tahun 2023.

    92 negara saat ini terlibat dalam konflik di luar perbatasan mereka, lebih banyak daripada kapan pun sejak dimulainya GPI.

    Sistem penilaian militer pertama dari jenisnya menunjukkan bahwa kemampuan militer AS hingga tiga kali lebih tinggi daripada Tiongkok.

    Dampak ekonomi global dari kekerasan meningkat menjadi $19,1 triliun pada tahun 2023, mewakili 13,5 persen dari PDB global. Paparan terhadap konflik menimbulkan risiko rantai pasokan yang signifikan bagi pemerintah dan bisnis.

    Militerisasi mencatat penurunan tahunan terbesarnya sejak dimulainya GPI, dengan 108 negara menjadi lebih termiliterisasi.

    110 juta orang menjadi pengungsi atau mengungsi di dalam negeri karena konflik kekerasan, dengan 16 negara kini menampung lebih dari setengah juta pengungsi.

    Amerika Utara mengalami kemerosotan regional terbesar, yang disebabkan oleh peningkatan kejahatan kekerasan dan ketakutan akan kekerasan.

    Jumlah negara yang terlibat konflik tertinggi sejak Perang Dunia II

    PEMBEBASAN SANDERA ISRAEL – Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Kamis (30/1/2025), menunjukkan warga Palestina dan anggota Brigade Al-Qassam menyaksikan pertukaran tahanan ketiga di Jalur Gaza pada Kamis (30/1/2025). Hamas menyerahkan 3 sandera Israel dan 5 warga Thailand kepada ICRC sebelum dibawa ke negara masing-masing. (Telegram Brigade Al-Qassam)

    Saat ini terdapat 56 konflik, yang terbanyak sejak Perang Dunia II.

    Konflik-konflik tersebut telah menjadi lebih internasional dengan 92 negara terlibat dalam konflik di luar perbatasan mereka, yang terbanyak sejak dimulainya GPI.

    Meningkatnya jumlah konflik kecil meningkatkan kemungkinan terjadinya lebih banyak konflik besar di masa mendatang.

    Misalnya, pada tahun 2019, Ethiopia, Ukraina, dan Gaza semuanya diidentifikasi sebagai konflik kecil.

    Tahun lalu tercatat 162.000 kematian terkait konflik. Ini adalah jumlah korban tertinggi kedua dalam 30 tahun terakhir, dengan konflik di Ukraina dan Gaza yang menyumbang hampir tiga perempat kematian.

    Ukraina mewakili lebih dari separuhnya, mencatat 83.000 kematian akibat konflik, dengan perkiraan sedikitnya 33.000 untuk Palestina hingga April 2024.

    Dalam empat bulan pertama tahun 2024, kematian terkait konflik secara global berjumlah 47.000.

    Jika angka yang sama berlanjut hingga akhir tahun ini, ini akan menjadi jumlah kematian konflik tertinggi sejak genosida Rwanda pada tahun 1994.

    Dampak ekonomi global akibat kekerasan pada tahun 2023 adalah $19,1 triliun atau $2.380 per orang.

    Ini merupakan peningkatan sebesar $158 miliar, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan kerugian PDB akibat konflik sebesar 20 persen.

    Pengeluaran untuk pembangunan perdamaian dan pemeliharaan perdamaian berjumlah total $49,6 miliar, yang mewakili kurang dari 0,6?ri total pengeluaran militer.

    Islandia tetap menjadi negara paling damai, posisi yang telah dipegangnya sejak 2008, diikuti oleh Irlandia, Austria, Selandia Baru, dan Singapura – pendatang baru di lima besar.

    Yaman telah menggantikan Afghanistan sebagai negara paling tidak damai di dunia. Diikuti oleh Sudan, Sudan Selatan, Afghanistan, dan Ukraina.

    Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) tetap menjadi kawasan yang paling tidak damai.

    Kawasan ini merupakan rumah bagi empat dari sepuluh negara yang paling tidak damai di dunia dan dua negara yang paling tidak damai, Sudan dan Yaman.

    Meskipun demikian, UEA mencatat peningkatan kedamaian terbesar di kawasan ini – naik 31 peringkat ke peringkat 53 pada tahun 2024.

    Meskipun sebagian besar indikator kedamaian memburuk selama 18 tahun terakhir, ada peningkatan dalam angka pembunuhan yang turun di 112 negara, sementara persepsi kriminalitas membaik di 96 negara.

    Perubahan sifat konflik

    Seiring meluasnya konflik dan semakin mendunianya konflik, meningkatnya kompleksitas mengurangi kemungkinan tercapainya solusi yang langgeng. Ukraina dan Gaza adalah contoh dari keluhan historis yang terus berlanjut atau “perang abadi” tanpa resolusi yang jelas.

    Jumlah konflik yang menghasilkan kemenangan yang menentukan bagi kedua belah pihak telah turun dari 49 persen pada tahun 1970-an, menjadi kurang dari 9 persen pada tahun 2010-an.

    Selama periode yang sama, jumlah konflik yang berakhir melalui perjanjian damai turun dari 23 persen menjadi lebih dari 4%.

    Faktor kunci lain yang membentuk kembali konflik adalah dampak teknologi peperangan asimetris, yang memudahkan kelompok non-negara, serta negara yang lebih kecil atau kurang kuat, untuk bersaing dalam konflik dengan negara atau pemerintah yang lebih besar.

    Jumlah negara yang menggunakan pesawat nirawak meningkat dari 16 menjadi 40, peningkatan 150% antara tahun 2018 dan 2023.

    Selama periode yang sama, jumlah kelompok non-negara yang melakukan setidaknya satu serangan pesawat nirawak meningkat dari 6 menjadi 91, peningkatan lebih dari 1.400%.

    Kemampuan militer global

    Sejak dimulainya perang Ukraina, militerisasi telah meningkat di 91 negara, membalikkan tren 15 tahun sebelumnya.

    Mengingat komitmen ke depan banyak negara terhadap pengeluaran militer, hal itu tidak mungkin membaik dalam beberapa tahun mendatang.

    Perubahan dalam dinamika peperangan telah menyebabkan jumlah pasukan berkurang sementara kecanggihan teknologi meningkat.

    Selama dekade terakhir, 100 negara mengurangi personel angkatan bersenjata mereka, sementara kemampuan militer global meningkat lebih dari 10%.

    Penelitian pertama yang dilakukan oleh IEP menghitung kemampuan militer suatu negara dengan menggabungkan kecanggihan militer, teknologi, dan kesiapan tempur.

    Penelitian ini mengungkap bahwa AS memiliki kemampuan militer yang jauh lebih tinggi daripada China, yang diikuti oleh Rusia.

    Pendekatan tradisional untuk mengukur kemampuan militer umumnya hanya menghitung jumlah aset militer.

    Sorotan regional

    Eropa tetap menjadi kawasan paling damai, namun, kawasan ini mencatat peningkatan pengeluaran militer tahunan terbesar sejak dimulainya GPI.

    Amerika Utara mencatat penurunan perdamaian regional terbesar dengan penurunan hanya di bawah 5%.

    Baik AS maupun Kanada mengalami penurunan yang signifikan, terutama didorong oleh peningkatan kejahatan kekerasan dan ketakutan akan kekerasan.

    Afrika Sub-Sahara sekarang menjadi kawasan paling tidak damai kedua setelah MENA karena menghadapi beberapa krisis keamanan – terutama meningkatnya kerusuhan politik dan terorisme di Sahel Tengah.

    Asia-Pasifik tetap menjadi kawasan paling damai kedua dengan sedikit penurunan perdamaian.

    Papua Nugini mencatat penurunan terburuk di kawasan tersebut, yang disebabkan oleh meningkatnya kekerasan suku akibat perselisihan atas wilayah dan kepemilikan tanah.

    Amerika Tengah dan Karibia mengalami sedikit penurunan perdamaian, karena negara-negara seperti Haiti memerangi kejahatan terorganisasi tingkat tinggi dan kerusuhan sipil.

    Meskipun demikian, El Salvador mencatat peningkatan perdamaian paling signifikan di dunia.

    Amerika Selatan mengalami penurunan perdamaian terbesar kedua dengan penurunan sebesar 3,6%.

    Perubahan terbesar terjadi pada indikator Tingkat Pembunuhan, Skala Teror Politik, dan Intensitas Konflik Internal.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Ilmuwan Sebut 3 Negara Penyebab ‘Kiamat’: AS, Rusia, dan China

    Ilmuwan Sebut 3 Negara Penyebab ‘Kiamat’: AS, Rusia, dan China

    Jakarta

    Doomsday Clock atau Jam Kiamat 2025 telah diumumkan 89 detik menuju waktu tengah malam. Ilmuwan menyebut Amerika Serikat, Rusia, dan China bertanggung jawab mengembalikan Bumi ke jalur yang benar.

    Jam Kiamat adalah jam simbolis yang menggambarkan kemungkinan risiko bencana global buatan manusia. Simbol ini dikelola sejak 1947 oleh para ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists (BAS). Semakin dekat jarum jam menuju waktu tengah malam, menandakan umat manusia semakin dekat dengan ‘kiamat’ atau bencana global.

    “Para pemimpin negara dan masyarakat mereka telah gagal melakukan apa yang diperlukan untuk mengubah arah. Akibatnya, kita sekarang mengubah Jam Kiamat dari 90 detik (Jam Kiamat 2023 dan 2024) menjadi 89 detik mendekati tengah malam. Ini adalah waktu terdekat dengan bencana sepanjang sejarah Jam Kiamat sejak diumumkan,” demikian pernyataan para ilmuwan yang dikutip dari situs resmi BAS.

    Berbagai ancaman global menjadi pertimbangan para ilmuwan mengatur waktu Jam Kiamat 2025, termasuk proliferasi senjata nuklir, teknologi disruptif seperti kecerdasan buatan, perang Rusia-Ukraina, perang Israel-Hamas, konflik Israel-Hizbullah, ancaman biologis, dan krisis iklim yang berkelanjutan.

    Terkait nuklir, ilmuwan menyoroti Rusia yang menangguhkan kepatuhan terhadap perjanjian New START dan menarik ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif. China, dengan cepat meningkatkan persenjataan nuklirnya. Lalu AS telah mengabaikan perannya yang seharusnya memberikan peringatan.

    Alih-alih, ketiga negara tersebut cenderung memperluas persenjataan nuklirnya dan mengadopsi sikap yang memperkuat keyakinan bahwa penggunaan senjata nuklir ‘terbatas’ dapat dikelola.

    Demikian juga dengan sikap para kepala negara terkait dengan perubahan iklim dan pemanasan global. “Ada hambatan kebijakan yang sangat besar secara global: khususnya yang mengkhawatirkan, kampanye pemilihan umum di berbagai negara menunjukkan perubahan iklim menjadi prioritas rendah di AS dan banyak negara lain,” kata ilmuwan.

    Dalam pernyataan tersebut, ilmuwan terang-terangan menyebut AS, Rusia, dan China sebagai ‘biang kerok’ terjadinya bencana global dan meminta agar ketiganya berbuat hal yang benar.

    “Terus menerus mengikuti jalan yang ada saat ini secara membabi buta adalah sebuah kegilaan. AS, Rusia, dan China memiliki kekuatan kolektif untuk menghancurkan peradaban,” kata ilmuwan.

    “Ketiga negara ini memiliki tanggung jawab utama untuk menyelamatkan dunia dari jurang kehancuran, dan mereka dapat melakukannya jika para pemimpin mereka secara serius memulai diskusi dengan itikad baik tentang ancaman global yang diuraikan di sini. Meskipun mereka memiliki perbedaan pendapat yang mendalam, mereka harus mengambil langkah pertama itu tanpa menunda. Dunia bergantung pada tindakan segera,” tegas mereka.

    (rns/rns)

  • Presiden Palestina Puji Mesir yang Tolak Rencana Trump untuk Pindahkan Warga Gaza: Sangat Menghargai – Halaman all

    Presiden Palestina Puji Mesir yang Tolak Rencana Trump untuk Pindahkan Warga Gaza: Sangat Menghargai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi.

    Mahmoud Abbas memberi pujian karena Mesir menolak rencana pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza – seperti yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Mahmoud Abbas memuji pemimpin Mesir tersebut dalam sebuah surat menyusul komentar yang disampaikan oleh el-Sisi dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (29/1/2025).

    Ketika itu, el-Sisi mengatakan bahwa Mesir tidak akan mengambil bagian dalam pengusiran warga Palestina dari Gaza, yang menurutnya akan menjadi sebuah “ketidakadilan”.

    Atas sikap Mesir tersebut, Mahmoud Abbas mengatakan pihaknya sangat menghargai.

    “Kami sangat menghargai sikap tegas Mesir yang menolak pemindahan warga kami dari Gaza,” kata Abbas dalam surat tersebut, Kamis (30/1/2025), dilansir Al Jazeera.

    Abbas juga berterima kasih kepada el-Sisi karena “menentang ketidakadilan terhadap rakyat Palestina, dan menjunjung tinggi dukungan Mesir yang bersejarah dan tak tergoyahkan terhadap perjuangan Palestina”.

    Pada Minggu (26/1/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan dia ingin Mesir dan Yordania menerima warga Palestina dari Gaza.

    Trump mengatakan dia telah mengajukan permintaan tersebut kepada Raja Yordania Abdullah dan juga berencana menanyakannya kepada Presiden Mesir.

    Trump menggambarkan Gaza sebagai “lokasi pembongkaran”.

    “Anda berbicara tentang sekitar satu setengah juta orang, dan kami hanya membersihkan seluruh tempat itu,” katanya, dikutip dari BBC.

    Trump menambahkan bahwa pemindahan itu “bisa bersifat sementara” atau “bisa bersifat jangka panjang”.

    Namun, baik Hamas maupun Otoritas Palestina mengecam usulan tersebut.

    Yordania dan Mesir juga menolak gagasan tersebut.

    Diketahui, Trump menyampaikan komentarnya tersebut saat berbicara kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One.

    “Hampir semuanya hancur dan orang-orang sekarat di sana.”

    “Jadi saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi berbeda, di mana mungkin mereka bisa hidup dengan damai untuk perubahan,” katanya.

    Trump tidak memberikan perincian lebih jauh mengenai usulan tersebut, dan subjek tersebut tidak dirujuk dalam pernyataan resmi Gedung Putih.

    Saat ini, gencatan senjata sedang dipatuhi di Gaza setelah kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan perang yang dimulai ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.

    Sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang dibawa ke Gaza sebagai sandera.

    Sebagian besar dari dua juta penduduk Gaza telah mengungsi dalam 15 bulan terakhir akibat perang, yang telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur Gaza.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya memperkirakan bahwa 60 persen bangunan di seluruh Gaza telah rusak atau hancur, dan perlu waktu puluhan tahun untuk membangunnya kembali.

    PENGUNGSI PALESTINA – Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Selasa (28/1/2025) menunjukkan puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi kembali ke Gaza utara, setelah 15 bulan perang Israel pada Senin (27/1/2025). (Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Serangan udara Israel menewaskan sebanyak 10 warga Palestina di kota Tammun, Tepi Barat yang diduduki, saat militer Israel mengintensifkan operasi di wilayah yang diduduki.

    Lebih dari 500.000 warga Palestina telah kembali ke Gaza utara di mana mereka menunggu Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan memasuki wilayah kantong itu.

    Larangan Israel terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Yerusalem Timur yang diduduki, Gaza dan Tepi Barat yang diduduki akan dimulai hari ini.

    Pertukaran tawanan ketiga dengan tahanan Palestina akan dilakukan hari ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Delapan tawanan yang ditahan di Gaza – tiga warga Israel dan lima warga Thailand – akan dibebaskan oleh Hamas, sementara 110 tahanan Palestina – 30 di antaranya berusia di bawah 18 tahun – akan dibebaskan oleh Israel.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan tentara Israel akan tetap berada di kamp pengungsi Jenin, yang telah menjadi sasaran operasi militer selama berminggu-minggu oleh pasukan keamanan Israel dan Otoritas Palestina, dan berjanji “tidak akan kembali seperti semula”.

    Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan delapan orang terluka dalam serangan Israel pada hari Rabu, meskipun ada perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

    Serangan udara Israel telah menewaskan tiga warga negara Turki yang berusaha menyeberang secara ilegal dari Lebanon ke Israel, kata Kementerian Luar Negeri Turki.

    Perang Israel di Gaza telah menewaskan sebanyak 47.417 warga Palestina dan melukai 111.571 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Kemampuan Netanyahu Diragukan, Peneliti Senior Sebut Tak Ada Kemenangan Total dalam Perang Gaza – Halaman all

    Kemampuan Netanyahu Diragukan, Peneliti Senior Sebut Tak Ada Kemenangan Total dalam Perang Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sempat berjanji Israel akan meraih “kemenangan total” dalam perang di Gaza.

    Benjamin Netanyahu pun mengklaim akan membasmi Hamas dan membebaskan semua sandera.

    Namun, setelah gencatan senjata dengan kelompok militan itu, banyak warga Israel yang ragu.

    Peneliti senior di Institute for National Security Studies, lembaga pemikir di Tel Aviv, Ofer Shelah, menegaskan Hamas tidak hanya masih utuh, tetapi juga tidak ada jaminan semua sandera akan dibebaskan.

    Namun, kata Ofer Shelah, yang benar-benar menimbulkan keraguan tentang kemampuan Netanyahu untuk memenuhi janjinya adalah pemulangan ratusan ribu warga Palestina minggu ini ke rumah mereka di Gaza utara.

    Menurutnya, hal itu membuat Israel sulit untuk melancarkan kembali perangnya melawan Hamas jika kedua belah pihak gagal memperpanjang gencatan senjata melampaui fase awal enam minggu.

    “Tidak akan ada perang lagi,” kata Ofer Shelah, Kamis (30/1/2025), dikutip dari AP News.

    “Apa yang akan kita lakukan sekarang? Memindahkan penduduk ke selatan lagi?”

    “Tidak ada kemenangan total dalam perang ini,” tegasnya.

    Israel Akan Bebaskan 110 Tahanan Palestina

    Sementara itu, sebuah kelompok advokasi tahanan Palestina mengatakan otoritas Israel akan membebaskan 110 tahanan, termasuk 30 anak di bawah umur, pada hari Kamis.

    Pembebasan ini sebagai bagian dari pertukaran di bawah kesepakatan gencatan senjata Gaza yang disepakati dengan Hamas.

    “Besok (hari ini), 110 tahanan Palestina akan dibebaskan,” kata Klub Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan, mengacu pada pertukaran sandera dan tahanan ketiga di bawah gencatan senjata, yang dimulai pada 19 Januari, dilansir Arab News.

    Kelompok itu mengatakan, para tahanan diharapkan tiba di “daerah Radana Ramallah sekitar tengah hari.”

    Kelompok tersebut juga mengatakan, 30 tahanan berusia di bawah 18 tahun, 32 orang telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan 48 lainnya menjalani hukuman penjara dengan durasi yang bervariasi.

    Mereka menambahkan, 20 tahanan yang akan dibebaskan akan dikirim ke pengasingan.

    Dalam dua pertukaran sebelumnya, tujuh sandera Israel dibebaskan oleh militan dengan imbalan 290 tahanan — hampir semuanya warga Palestina, kecuali satu warga Yordania.

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Diberitakan Al Jazeera, serangan udara Israel menewaskan sebanyak 10 warga Palestina di kota Tammun, Tepi Barat yang diduduki, saat militer Israel mengintensifkan operasi di wilayah yang diduduki.

    Lebih dari 500.000 warga Palestina telah kembali ke Gaza utara di mana mereka menunggu Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan memasuki wilayah kantong itu.

    Larangan Israel terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Yerusalem Timur yang diduduki, Gaza dan Tepi Barat yang diduduki akan dimulai hari ini.

    Pertukaran tawanan ketiga dengan tahanan Palestina akan dilakukan hari ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    SAPA PENDUDUK GAZA – Personel Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, menyapa penduduk Gaza yang kembali ke rumah mereka di Gaza Utara per Minggu (26/1/2025). Otoritas Israel akan membebaskan 110 tahanan, termasuk 30 anak di bawah umur. (khaberni/tangkap layar)

    Delapan tawanan yang ditahan di Gaza – tiga warga Israel dan lima warga Thailand – akan dibebaskan oleh Hamas, sementara 110 tahanan Palestina – 30 di antaranya berusia di bawah 18 tahun – akan dibebaskan oleh Israel.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan tentara Israel akan tetap berada di kamp pengungsi Jenin, yang telah menjadi sasaran operasi militer selama berminggu-minggu oleh pasukan keamanan Israel dan Otoritas Palestina, dan berjanji “tidak akan kembali seperti semula”.

    Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan delapan orang terluka dalam serangan Israel pada hari Rabu, meskipun ada perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

    Serangan udara Israel telah menewaskan tiga warga negara Turki yang berusaha menyeberang secara ilegal dari Lebanon ke Israel, kata Kementerian Luar Negeri Turki.

    Perang Israel di Gaza telah menewaskan sebanyak 47.417 warga Palestina dan melukai 111.571 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Pilih Abaikan Fakta, Trump Minta AS Buat ‘Iron Dome’ yang Bisa Jatuhkan Hampir Semua Rudal – Halaman all

    Pilih Abaikan Fakta, Trump Minta AS Buat ‘Iron Dome’ yang Bisa Jatuhkan Hampir Semua Rudal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta negaranya membuat sistem pertahanan “Iron Dome”.

    Trump pada hari Senin, (27/1/2025), dilaporkan sudah menandatangani perintah eksekutif untuk pembuatan sistem pertahanan itu.

    “Kita harus segera membuat sistem pertahanan Iron Dome yang sangat canggih dan mampu melindungi warga Amerika,” kata Trump di Miami, dikutip dari The Times of Israel.

    Menurut Trump, Iron Dome itu akan dibuat di dalam negeri. Iron Dome dikenal luas sebagai sistem pertahanan udara milik Israel.

    Saat kampanye Pilpres AS 2024, Trump memang berulang kali berjanji untuk membuat Iron Dome versi AS.

    Akan tetapi, dia mengabaikan fakta bahwa Iron Dome dibuat untuk menangkis rudal jarak pendek sehingga sistem itu tak cocok untuk mencegat rudal balistik antarbenua yang menjadi ancaman utama AS.

    Sementara itu, selain mengandalkan Iron Dome, Israel juga memiliki sejumlah sistem pertahanan lain. Sistem itu untuk menangkis rudal jarak menengah dan jauh.

    Lewat perintah eksekutifnya, Trump meminta Kementerian Pertahanan AS membuat sistem pertahanan untuk melawan “rudal balistik, rudal hipersonik, rudal penjelajah canggih, dan serangan udara generasi selanjutnya dari musuh yang setara, hampir setara, dan musuh yang jahat”.

    “Dalam 60 hari sejak perintah dikeluarkan, Menteri Pertahanan harus: (a) menyerahkan referensi arsitektur, persyaratan berdasarkan kemampuan, dan rencana penerapan sistem pertahanan rudal generasi terbaru kepada Presiden,” demikian perintah Trump.

    Di samping itu, Trump meminta adanya peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral dalam pengembangan dan pengoperasian sistem pertahanan rudal.

    “Demi meningkatkan dan mempercepat penyediaan sistem pertahanan rudal AS untuk sekutu dan rekan,” kata Trump.

    Politikus Partai Republik itu juga kembali memuji Iron Dome yang digunakan Israel untuk menembak jatuh roket-roket Hamas dan Hizbullah.

    “Mereka (Israel) menembak jatuh hampir setiap rudal. Jadi, saya pikir AS berhak atas sistem itu,” ujar Trump.

    Iron Dome Selayang Pandang

    Iron Dome adalah sistem pertahanan udara jarak dekat yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industry.

    Sistem  ini pertama kali dikerahkan pada tahun 2011. Iron Dome menjadi lapisan pertahanan terdalam di langit Israel.

    Iron Dome memiliki tiga tugas. Pertama, mendeteksi ancaman dari udara; kedua, memprediksi titik hantamannya; ketiga, menangkisnya.

    Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, radar Iron Dome mendeteksi target dalam jangkauan 4 hingga 70 km.

    Jika suatu target, misalnya rudal, tidak mengancam nyawa warga dan infrastruktur, target itu dibiarkan.

    Iron Dome memiliki peluncur rudal yang berisi hingga 20 rudal Tamir.

    Sistem ini mudah dipindahkan karena peluncur roket tidak memerlukan alat transportasi khusus.

    Iron Dome memiliki catatan yang baik karena berhasil menangkis sekitar 90 persen rudal selama 12 tahun terakhir.

    Namun, sistem ini kewalahan ketika menghadapi banyak rudal yang ditembakkan dalam waktu berdekatan.

    Diwartakan oleh Samaa TV, beberapa rudal Hamas juga masih bisa menembus sistem pertahanan itu.

    Pakar keamanan bernama John Erath menyebut Iron Dome juga memiliki kekurangan, salah satunya ialah biaya operasional yang sangat mahal. Setiap rudal penangkis berharga puluhan ribu dolar.

    Kemudian, sistem itu hanya bisa membawa rudal penangkis dalam jumlah terbatas dalam satu waktu.

    (Tribunnews)

  • Israel Tiba-Tiba Batalkan Kunjungan Menteri ke Brussels karena ‘Terancam’, Ada Apa?

    Israel Tiba-Tiba Batalkan Kunjungan Menteri ke Brussels karena ‘Terancam’, Ada Apa?

    PIKIRAN RAKYAT – Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu telah menginstruksikan menteri urusan diaspora Amichai Chikli untuk membatalkan kunjungan yang direncanakan ke Parlemen Eropa di Brussels pekan ini. Alasannya, masalah keamanan.

    “Keputusan itu dibuat sehubungan dengan peringatan konkret, dan sesuai dengan panduan pejabat keamanan,” ucap pernyataan yang dirilis oleh kantor perdana menteri, Senin 27 Januari 2025.

    Sumber-sumber Israel penjajah mengatakan bahwa peringatan itu datang dari dinas keamanan negaranya, dan bukan dari otoritas Belgia. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diungkapkan tentang sifat ancaman tersebut.

    Sementara itu, Amichai Chikli mengatakan bahwa dia menyesal menerima instruksi dari pejabat keamanan untuk membatalkan partisipasinya dalam acara peringatan holocaust.

    “Sayangnya, ibu kota Eropa telah menjadi tempat yang tidak aman bagi orang Yahudi dan Israel,” katanya.

    Amichai Chikli dijadwalkan untuk berbicara di acara peringatan holocaust di Parlemen Eropa pada Selasa 28 Januari 2025, yang diselenggarakan oleh dua anggota parlemen dari Partai Rakyat Eropa (EPP) kanan-tengah, Lukas Mandl dan Andrey Kovatchev.

    Ancaman dari Rakyat Sendiri?

    Akan tetapi, dalam sebuah surat kepada kedua anggota parlemen Eropa, lebih dari 40 kerabat sandera Israel penjajah yang ditawan oleh Hamas pada Oktober 2023 telah menyerukan agar undangan menteri Amichai Chikli dibatalkan. Sebab, penentangannya terhadap kesepakatan gencatan senjata sandera dan komentar publiknya yang menyerukan pengusiran orang-orang dari Gaza dan Lebanon selatan, serta dukungannya untuk politisi sayap kanan Eropa.

    Amichai Chikli, yang berasal dari partai Likud perdana menteri Benjamin Netanyahu, termasuk di antara hanya dua anggota kabinet Likud yang memilih menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pengembalian bertahap sandera Israel penjajah.

    “Posisi ekstremis dan memecah belah Menteri Chikli tidak mencerminkan nilai-nilai atau suara publik Israel yang lebih luas atau komunitas Yahudi global,” ujar surat yang juga ditandatangani oleh 32 pemimpin komunitas Yahudi.

    Dan Sobovitz, yang mengoordinasikan surat itu, mengatakan bahwa dia menyesali acara tentang topik penting seperti itu harus dibatalkan. Namun, dia menekankan kepuasan para penandatangan bahwa itu tidak dibayangi oleh kehadiran tokoh yang sangat kontroversial.

    “Hari Peringatan Holocaust dan perjuangan melawan antisemitisme terlalu penting untuk disalahgunakan oleh mereka yang menabur kebencian dan ketakutan dalam masyarakat kita yang semakin terpolarisasi,” tuturnya.

    “Penting juga bagi para menteri Israel untuk memahami bahwa dengan memberikan suara menentang kesepakatan gencatan senjata sandera, mereka menentang tidak hanya sebagian besar publik Israel tetapi juga dunia Yahudi pada umumnya, yang sangat mendukung perjanjian penyelamatan jiwa ini,” ujar Dan Sobovitz menambahkan.

    Dia juga berterima kasih kepada parlemen dan anggota parlemen Swedia Evin Incir karena mempelopori upaya untuk memastikan bahwa acara khidmat ini tetap bermartabat dan menyatukan.

    Evin Incir dipahami telah menggalang dukungan atas seruan kerabat sandera agar undangan Amichai Chikli ditarik.

    “Sebagai anggota parlemen, adalah tanggung jawab kita untuk menegakkan hukum internasional, hak asasi manusia, dan mempromosikan perdamaian. Menjaga undangan ke Chikli akan bertentangan dengan nilai-nilai inti Uni Eropa,” ucapnya.

    “Antisemitisme adalah keprihatinan yang mendesak dan berkembang yang memerlukan tindakan kolektif dan solidaritas kita. Selain itu, kami memiliki tanggung jawab untuk mengambil bagian tanggung jawab kami dalam mempertahankan perjanjian penyelamatan jiwa yang memberikan harapan bagi jutaan orang di Israel, Palestina, dan di seluruh dunia,” kata Evin Incir menambahkan.

    Sementara itu, Tal Rabina selaku direktur strategis Asosiasi Yahudi Eropa, yang mendukung penyelenggaraan acara tersebut, telah menyatakan penyesalan bahwa menteri terpaksa membatalkan penampilannya.

    “Fakta bahwa pada tahun 2025, seorang menteri Israel terpaksa membatalkan kunjungannya ke negara Eropa Barat karena alasan keamanan adalah lebih banyak bukti daripada apa pun bahwa semua deklarasi ‘tidak pernah lagi’ para pemimpin itu kosong,” tuturnya.

    Amichai Chikli juga dijadwalkan untuk campur tangan dalam sebuah acara berjudul “Membela Nilai-Nilai Barat di Parlemen Eropa” yang diselenggarakan oleh kelompok sayap kanan Konservatif dan Reformis Eropa (ECR) pada Selasa 28 Januari 2025 pagi.

    Amichai Chikli “Menghindari Keadilan”

    Yayasan Hind Rajab, yang sering mengajukan pengaduan hukum terhadap tentara Israel penjajah berdasarkan dugaan pelanggaran hak asasi manusia, mengatakan bahwa pihaknya yakin keputusan untuk membatalkan kunjungan itu lebih berkaitan dengan menghindari keadilan dan tindakan hukum.

    Pendiri yayasan itu adalah Dyab Abou Jahjah, seorang aktivis politik dari Lebanon selatan. Dia mengumumkan bahwa dirinya akan mengajukan keluhan hukum kepada jaksa penuntut umum Belgia setelah menteri Amichai Chikli berbicara kepadanya dalam pesan ancaman di platform media sosial X.

    “Halo aktivis hak asasi manusia kami. Hati-hati dengan pager Anda,” ucapnya merujuk pada serangan September 2024 yang dilakukan oleh Israel penjajah yang menargetkan ratusan pager yang dimaksudkan untuk digunakan oleh militan Syiah Lebanon Hizbullah, yang diyakini juga telah membunuh warga sipil, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Euronews.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Batas Waktu Penarikan Israel dari Lebanon Selatan Diperpanjang Beberapa Minggu – Halaman all

    Batas Waktu Penarikan Israel dari Lebanon Selatan Diperpanjang Beberapa Minggu – Halaman all

    Batas Waktu Penarikan Israel dari Lebanon Selatan Diperpanjang Beberapa Minggu

    TRIBUNNEWS.COM- Gedung Putih mengumumkan pada akhir 26 Januari bahwa periode penerapan gencatan senjata 60 hari di Lebanon selatan, yang berakhir pada akhir pekan, telah diperpanjang hingga bulan depan. 

    Pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 24 warga Lebanon ketika mereka kembali ke kota dan desa mereka di Lebanon selatan.

    “Pengaturan antara Lebanon dan Israel, yang dipantau oleh AS, akan terus berlaku hingga 18 Februari 2025,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu. 

    “Pemerintah Lebanon, Pemerintah Israel, dan Pemerintah AS juga akan memulai negosiasi untuk memulangkan tahanan Lebanon yang ditangkap [oleh Israel] setelah 7 Oktober 2023,” tambah pernyataan Gedung Putih. 

    Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengatakan bahwa Beirut telah menerima perpanjangan tersebut. 

    Setelah meninjau laporan komite pelaksana gencatan senjata yang dipimpin AS, Mikati menyatakan, “pemerintah Lebanon menegaskan pelestarian kedaulatan dan keamanan Lebanon dan kelanjutan pekerjaan berdasarkan kesepahaman gencatan senjata hingga 18 Februari.”

    “Atas permintaan pemerintah Lebanon, Amerika Serikat akan memulai negosiasi untuk memulangkan tahanan Lebanon di penjara Israel yang ditangkap oleh Israel setelah 7 Oktober,” tambahnya. 

    Penduduk desa perbatasan Lebanon selatan yang mengungsi selama perang kembali ke kota mereka pada tanggal 26 Januari setelah berakhirnya masa pelaksanaan gencatan senjata selama 60 hari.

    Warga di selatan menyerbu kota-kota mereka bersama tentara Lebanon, dan mereka berhadapan dengan pasukan Israel – merekam diri mereka sendiri berdiri di depan tank dan tentara serta meneriakkan slogan-slogan kepada pasukan Israel. 

    Mereka juga mengabaikan peringatan tentara Lebanon agar tidak memasuki wilayah tertentu yang masih diduduki oleh pasukan Israel.

    Di kota Aita al-Shaab – salah satu kota perbatasan yang dibombardir secara besar-besaran selama perang – penduduk desa maju mendahului tentara Lebanon dan membuka jalan bagi para prajuritnya untuk lewat. 

    Pasukan Israel menembaki warga sipil dan tentara Lebanon saat mereka berjalan menuju kota dan desa mereka. 

    Setidaknya 24 orang tewas, lebih dari 83 orang terluka, dan setidaknya satu orang diculik oleh pasukan Israel. 

    Israel mengklaim penduduk desa tersebut adalah “perusuh” yang terkait dengan Hizbullah.

    Hizbullah belum mengomentari perpanjangan periode 60 hari hingga bulan depan. Dalam beberapa minggu terakhir, anggota parlemennya telah memperingatkan bahwa pasukan Israel akan dikonfrontasi jika mereka tetap berada di selatan setelah periode penerapan. 

    Jurnalis Lebanon Ghassan Saoud mengatakan kepada Al Mayadeen pada hari Minggu bahwa pasukan Israel mundur dari semua desa Lebanon kecuali Al-Bustan, Marwahin, dan perbukitan Labouneh. 

    Tentara Israel dilaporkan telah mulai dikerahkan kembali ke selatan sejak saat itu. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Trump Bakal Bangun Sistem Pertahanan Udara Iron Dome di AS

    Trump Bakal Bangun Sistem Pertahanan Udara Iron Dome di AS

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump akan menandatangani perintah eksekutif untuk mulai membangun sistem pertahanan udara “Iron Dome” bagi Amerika Serikat. Sistem pertahanan udara (perisai rudal) tersebut seperti yang digunakan Israel untuk mencegat ribuan roket.

    “Kita perlu segera memulai pembangunan perisai pertahanan rudal Iron Dome yang canggih, yang akan mampu melindungi warga Amerika,” kata Trump dalam retret kongres Partai Republik di Miami, dilansir AFP, Selasa (28/1/2025).

    “Sistem itu akan dibuat di sini, di AS,” imbuh Trump.

    Hal itu disampaikan Trump pada upacara penyambutan Menteri Pertahanan baru Pete Hegseth. Trump mengatakan kebijakan tersebut adalah satu dari empat perintah yang akan ditandatanganinya, bersama dengan satu perintah yang akan “menyingkirkan ideologi transgender dari militer kita.”

    Selama kampanye pemilihan 2024, Trump berulang kali berjanji untuk membangun versi sistem Iron Dome Israel untuk Amerika Serikat. Namun, ia mengabaikan fakta bahwa sistem tersebut dirancang untuk ancaman jarak pendek, sehingga tidak cocok untuk bertahan melawan rudal antarbenua yang merupakan bahaya utama bagi Amerika Serikat.

    Namun, Trump kembali memuji sistem Israel, yang telah digunakan Israel untuk menembak jatuh roket yang ditembakkan oleh musuh regionalnya, Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, selama perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel.

    “Jadi, menurut saya, Amerika Serikat berhak atas itu,” sambungnya.

    (yld/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Radja Nainggolan ditangkap polisi Belgia terkait kasus penyelundupan kokain – Bagaimana kronologinya?

    Radja Nainggolan ditangkap polisi Belgia terkait kasus penyelundupan kokain – Bagaimana kronologinya?

    GELORA.CO – Pesepakbola keturunan Indonesia, Radja Nainggolan, ditangkap kepolisian Belgia pada Senin (27/01) terkait kasus dugaan penyelundupan kokain dari Amerika Selatan ke Eropa melalui Pelabuhan Antwerp.

    Dalam keterangan kepada media, kantor Kejaksaan Brussels menyatakan penangkapan Radja merupakan bagian dari penyelidikan detasemen khusus kepolisian yang berfokus menangani kejahatan terorganisir.

    Berikut kronologi penangkapan Radja dan hal-hal yang sejauh ini diketahui.

    Kronologi penangkapan Radja Nainggolan

    Kepolisian Belgia menangkap Radja Nainggolan pada Senin (27/01). Tidak dijelaskan di mana polisi menangkapnya, namun aparat datang merazia apartemennya di Kota Antwerp dan menderek salah satu mobilnya. Mobil itu adalah Smart Brabus, jenis city car yang tergolong mewah.

    Pada saat bersamaan, kepolisian merazia 30 rumah di Antwerp dan Brussels.

    Dari rangkaian penggerebekan itu, aparat menyita uang tunai senilai €370.430 (Rp6,3 miliar), sejumlah arloji mewah termasuk dua arloji bernilai masing-masing €360.000 (Rp6,1 miliar), 100 koin emas bernilai €116,522 (Rp1,9 miliar), dua rompi antipeluru, berbagai senjata termasuk tiga senjata api, 2,7 kilogram kokain, dan 14 kendaraan.

    Radja merupakan satu di antara 16 orang yang ditangkap.

    “Penyelidikan ini terkait dengan dugaan impor kokain dari Amerika Selatan ke Eropa melalui pelabuhan Antwerp, serta pendistribusiannya di Belgia,” kata juru bicara kantor Kejaksaan Brussels, Marin François sebagaimana dikutip media Belgia, Het Nieuwsblad.

    Omar Souidi, pengacara Radja Nainggolan, enggan mengungkap rincian kasus itu termasuk tuduhan terhadap kliennya.

    “Radja Nainggolan sudah menjawab semua pertanyaan dan bersikap kooperatif dengan penyelidikan kepolisian. Dia membantah keterlibatan apapun dalam kasus ini. Dia adalah pesepakbola, bukan pelaku tindak kriminal,” kata Souidi seusai menghadiri interogasi terhadap Radja, sebagaimana dikutip media Belgia, De Standaard.

    Nama Radja Nainggolan sebelumnya sempat ikut terseret dalam kasus penyelundupan kokain setelah terungkap bahwa salah satu mitra bisnisnya di bidang penyewaan pesawat jet pribadi divonis bersalah menyelundupkan narkoba untuk kelompok Hizbullah menggunakan pesawat jet.

    Sejauh ini tidak ada indikasi bahwa perusahaan penyewaan pesawat jet pribadi itu terkait dalam kasus yang menimpa Radja Nainggolan saat ini.

    Absen lagi dari dunia sepak bola

    Radja Nainggolan sempat absen dari dunia sepak bola setelah memperkuat klub Indonesia di Liga 1, Bhayangkara FC, pada musim 2023/2024 lalu.

    Mantan pemain timnas Belgia itu tampil sebanyak 10 pertandingan untuk klub tersebut. Dia lantas meninggalkan Bhayangkara FC pada pertengahan 2024 lalu.

    Radja kemudian hijrah ke Belgia untuk membela klub kasta kedua Liga Belgia, Lokeren-Temse.

    Pada Jumat (24/01), Radja Nainggolan tampil sebagai pemain pengganti saat menghadapi Lierse.

    Masuk lapangan pada menit ke-64 dengan kondisi ketinggalan 0-1, Radja mencetak gol pada menit ke-70 dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

    Menanggapi penangkapan Radja enam hari setelah bergabung, pihak klub Lokeren-Temse merilis pernyataan: “Kami menghormati praduga tidak bersalah dan karena itu tidak bisa berkomentar lebih lanjut. Kami hanya bisa mengonfirmasi pemain yang bersangkutan absen dari latihan pagi ini.”

    Gelandang kelahiran Antwerp, 4 Mei 1988, itu lama berkiprah di Italia dengan memperkuat Piacenza, Cagliari, AS Roma, Inter Milan, dan SPAL