Organisasi: Hizbullah

  • 896 Sipil Tewas Dibom Israel, Ribuan Terluka, Tim Medis Ikut Jadi Target

    896 Sipil Tewas Dibom Israel, Ribuan Terluka, Tim Medis Ikut Jadi Target

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan serangan Israel Penjajah telah menewaskan 896 orang dan melukai 1.984 orang di wilayah itu, sejak Israel memutuskan gencatan senjata dengan Hamas pada 18 Maret 2025.

    Israel telah mengebom Beirut untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata disepakati pada bulan November dengan Hizbullah, sementara dua orang terluka dalam serangan Israel yang terus berlanjut di Lebanon selatan.

    Ribuan warga Palestina menghadapi kelaparan parah dan kekurangan gizi di Gaza karena blokade Israel telah mencegah pasokan kemanusiaan dan makanan memasuki wilayah itu selama lebih dari tiga minggu, Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 50.208 warga Palestina telah dipastikan tewas dan 113.910 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

    Kantor Media Pemerintah Gaza juga memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan warga Palestina yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Tim Medis Ikut Jadi Target Serangan

    Kelompok dokter Cabang Israel dari LSM AS Physicians for Human Rights melaporkan bahwa pasukan militer zionis menargetkan serta menghalangi kerja tim medis di Gaza.

    “Israel bertanggung jawab atas penargetan dan penghalangan tim medis di #Gaza. Ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional. Kami menuntut #pertanggungjawaban dan perlindungan bagi semua tenaga kesehatan.”

    For over a week, contact has been lost with 9 #paramedics from @PRCS, last seen in Tel al-Sultan, Rafah. Besieged and targeted by Israeli forces, they were on duty providing emergency care. Yesterday, one body was recovered.— Physicians for Human Rights Israel (PHRI) (@PHRIsrael) March 28, 2025

    Kelompok itu mengatakan, 14 paramedis dan personel pertahanan sipil hilang setelah menuju ke lingkungan Tal as-Sultan di Rafah di tengah pengepungan Israel.

    “Semua sedang menangani yang terluka saat terakhir mereka terlihat,” kata kelompok dokter di X, dilihat Sabtu, 29 Maret 2025.

    Sejauh ini, hanya satu jenazah petugas pertahanan sipil yang ditemukan. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Beirut Hujan Bom Israel, Tanda-Tanda Israel Segera Lancarkan Serangan Skala Penuh ke Lebanon – Halaman all

    Beirut Hujan Bom Israel, Tanda-Tanda Israel Segera Lancarkan Serangan Skala Penuh ke Lebanon – Halaman all

    Beirut Hujan Bom Israel, Tanda-Tanda Israel Segera Lancarkan Serangan Skala Penuh ke Lebanon
      

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel (IDF) dilaporkan telah melakukan serangan udara di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Jumat (28/3/2025).

    RNTV melaporkan, serangan udara Israel ini merupakan sebuah prosedur standar IDF menjelang potensi serangan skala penuh.

    “Tindakan ini menyusul ancaman baru-baru ini dari pejabat Israel, terutama Menteri Pertahanan Pendudukan Israel. Israel Katz, yang menyatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di Beirut tanpa perdamaian di wilayah Galilea.

    Selain itu, juru bicara tentara Israel, Avichay Adraee sebelumnya telah mendesak penduduk daerah Hadath di Beirut selatan untuk mengungsi dari gedung-gedung di dekat lokasi infrastruktur Hizbullah.

    Dia dan memperingatkan kalau lokasi-lokasi ini dapat segera menjadi sasaran serangan IDF.

    Eskalasi Israel dan Hizbullah Lebanon kembali memanas seiring berlanjutnya perang Gaza ditandai bombardemen dan pengerahan pasukan Israel ke wilayah kantung Palestina tersebut.

    “Serangan udara tersebut menandai peningkatan ketegangan yang signifikan antara Israel dan Lebanon, karena tindakan dan ancaman militer terus meningkat di sepanjang perbatasan,” kata laporan RNTV.

    SERANGAN UDARA – Militer Israel melakukan serangan udara peringatan di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Jumat (28/3/2025). Serangan udara Israel ini merupakan sebuah prosedur standar menjelang potensi serangan skala penuh ke lokasi sasaran.

    Hizbullah Bantah Lakukan Serangan Roket ke Permukiman Israel

    Di sisi lain, gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon membantah bertanggung jawab atas peluncuran roket ke pemukiman Israel di Kiryat Shmona di Palestina utara yang diduduki pada Jumat.

    Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut menjelaskan bahwa “insiden ini adalah bagian dari alasan yang dibuat-buat untuk membenarkan agresi berkelanjutan terhadap Lebanon,”.

    Hizbullah menegaskan komitmennya untuk mempertahankan gencatan senjata.

    Pernyataan Hizbullah ini merupakan jawaban atas klaim militer Israel yang melaporkan peluncuran dua roket dari Lebanon—salah satunya dicegat oleh sistem pertahanan Israel, sementara yang lainnya jatuh di wilayah Lebanon.

    Situasi di Kiryat Shmona di Israel Utara (wilayah Palestina yang diduduki) saat diserang kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah. (khaberni/tangkap layar)

    Tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang dilaporkan, dan belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.

    Sebagai balasannya, Israel melakukan serangan udara terhadap beberapa kota di Lebanon selatan.

    Menteri Pendudukan Israel memperingatkan pemerintah Lebanon, dengan menyatakan, “Tidak akan ada ketenangan di Beirut tanpa ketenangan di Galilea.”

     

    (oln/rntv/*) 

  • Makin Panas! Israel Bombardir Lebanon Usai Diserang Roket

    Makin Panas! Israel Bombardir Lebanon Usai Diserang Roket

    Beirut

    Israel kembali melancarkan serangan udara terhadap wilayah Lebanon bagian selatan pada Jumat (28/3). Gempuran ini dilancarkan setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengancam Beirut atas serangan roket terbaru yang ditembakkan dari wilayah negara tersebut.

    Serangan ini semakin mengguncang gencatan senjata yang sudah rapuh antara Tel Aviv dan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.

    Serangan roket yang melanda Israel, seperti dilansir AFP, Jumat (28/3/2025), menjadi serangan kedua yang diluncurkan dari Lebanon sejak gencatan senjata berlaku pada November tahun lalu, dan kedua kalinya Hizbullah membantah terlibat serangan roket itu.

    “Jika tidak ada ketenangan di Kiryat Shmina dan komunitas Galilea, tidak akan ada ketenangan juga di Beirut,” tegas Katz dalam ancaman terbarunya, merujuk pada kota-kota di Israel yang menjadi target serangan roket dari Lebanon.

    Pernyataan militer Israel menyebut dua “proyektil” ditembakkan dari Lebanon ke Israel, dengan satu proyektil berhasil dicegat dan satu lainnya jatuh di dalam wilayah Lebanon. Pernyataan lanjutan militer Tel Aviv mengumumkan mereka “menyerang target teror Hizbullah di Lebanon bagian selatan”.

    Hizbullah, dalam pernyataannya, menegaskan “penghormatan pihaknya terhadap perjanjian gencatan senjata dan menyangkal keterlibatan apa pun dalam peluncuran roket hari ini dari Lebanon bagian selatan”.

    Menhan Katz menegaskan “pemerintah Lebanon bertanggung jawab langsung atas setiap serangan ke arah Galilea”.

    Lihat juga Video: Duh! Jet Tempur Israel Serang Lebanon Meski Tengah Gencatan Senjata

    Serangan udara terbaru Israel, menurut laporan kantor berita National News Agency (NNA), menghantam area di sekitar sejumlah desa di bagian selatan Lebanon, termasuk Naqura yang menjadi lokasi markas pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    NNA juga melaporkan gempuran Tel Aviv melanda area Jezzine di sebelah utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer di sebelah utara perbatasan Lebanon-Israel.

    Gencatan senjata yang berlangsung sejak November tahun lalu telah mengakhiri sebagian besar pertempuran antara Israel dan Hizbullah, meskipun Tel Aviv sesekali melancarkan serangan terhadap wilayah Lebanon bagian selatan.

    Serangan roket terhadap wilayah Israel pada Jumat (28/3) terjadi beberapa jam setelah gempuran Tel Aviv lainnya menewaskan sedikitnya enam orang di wilayah selatan Lebanon, dengan Israel mengklaim menargetkan anggota Hizbullah.

    Lihat juga Video: Duh! Jet Tempur Israel Serang Lebanon Meski Tengah Gencatan Senjata

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Memanas! 6 Orang Tewas Digempur Israel di Lebanon

    Memanas! 6 Orang Tewas Digempur Israel di Lebanon

    Beirut

    Serangan udara Israel kembali menghantam wilayah Lebanon bagian selatan, dengan Tel Aviv mengklaim menargetkan anggota-anggota kelompok Hizbullah. Laporan otoritas Beirut menyebut sedikitnya enam orang tewas akibat gempuran Israel tersebut.

    Serangan udara itu, seperti dilansir AFP, Jumat (28/3/2025), merupakan yang terbaru dari rentetan gempuran Israel yang melanda wilayah Lebanon bagian selatan beberapa waktu terakhir, meskipun gencatan senjata antara Tel Aviv dan Hizbullah masih berlaku sejak November tahun lalu.

    “Dua orang tewas dalam serangan musuh di desa Baraashit (distrik Nabatieh),” sebut Kementerian Kesehatan Lebanon dalam pernyataannya, merujuk pada serangan udara Israel.

    Dalam penyataan awal, seperti dikutip kantor berita National News Agency (NNA), Kementerian Kesehatan Lebanon menyebut “serangan musuh Israel terhadap sebuah mobil di area Yohmor al-Shaqeef menyebabkan kematian tiga orang”.

    Laporan NNA menyatakan sebuah drone menargetkan kendaraan di dekat kota tersebut, dalam serangan yang terjadi bersamaan dengan tembakan artileri.

    Militer Israel, dalam pernyataan terpisah, mengklaim serangannya di Lebanon menargetkan “beberapa teroris Hizbullah yang diidentifikasi sedang memindahkan senjata di area Yohmor di Lebanon bagian selatan. Tel Aviv menegaskan militernya “menyerang para teroris tersebut”.

    Dalam laporannya, NNA menyebut “satu orang tewas dan seorang lainnya terluka akibat serangan drone Israel… terhadap sebuah mobil di kota Maaroub”.

    Menurut militer Israel, angkatan udaranya “menyerang dan memusnahkan… seorang komandan batalion” dalam Pasukan Radwan, pasukan elite Hizbullah, di area Derdghaiya, dekat Maaroub.

    Tel Aviv menuduh komandan batalion Hizbullah itu “melancarkan dan mengerahkan sejumlah serangan teror terhadap warga sipil Israel” dan pasukan Israel selama pertempuran berlangsung, serta mengarahkan “serangan teror terhadap Front Dalam Negeri Israel” selama beberapa bulan terakhir.

    Israel terus melancarkan serangan terhadap wilayah Lebanon sejak gencatan senjata berlaku pada 27 November tahun lalu. Tel Aviv menghantam target militer Hizbullah, yang dituduh telah melanggar perjanjian gencatan senjata.

    Akhir pekan lalu, rentetan serangan Israel menewaskan delapan orang di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Serangan terbaru Israel ini disebut sebagai respons terhadap tembakan roket dari Lebanon, yang pertama kali menghantam wilayah Israel sejak gencatan senjata. Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas tembakan roket itu, dengan Hizbullah membantah sebagai dalangnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Cegat 2 Rudal dari Yaman, Houthi Klaim Luncurkan Rudal Hipersonik

    Israel Cegat 2 Rudal dari Yaman, Houthi Klaim Luncurkan Rudal Hipersonik

    Tel Aviv

    Militer Israel kembali mencegat dua rudal yang diluncurkan dari Yaman, yang merupakan markas kelompok Houthi. Serangan rudal dari Yaman itu sempat memicu suara sirene peringatan serangan udara di beberapa area di Israel.

    Houthi, yang didukung Iran, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (28/3/2025), mengklaim telah meluncurkan rudal terhadap target-target di wilayah Israel.

    Kelompok Houthi telah melancarkan rentetan serangan rudal dan drone terhadap Israel, yang diklaim sebagai dukungan untuk petempur Hamas yang berperang melawan militer Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Amerika Serikat (AS), sekutu dekat Israel, menggencarkan serangan udara terhadap posisi-posisi Houthi di Yaman sejak 15 Maret lalu. Presiden Donald Trump juga bersumpah untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas setiap serangan yang dilancarkan Houthi, sekutunya.

    Militer Tel Aviv, dalam pernyataan pada Kamis (27/3) waktu setempat, mengatakan dua rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat sebelum memasuki wilayah Israel. Sirene peringatan udara berbunyi di beberapa area di Israel dan di Yerusalem saat serangan rudal itu terdeteksi.

    “Menyusul sirene yang berbunyi beberapa saat lalu di beberapa wilayah di Israel, dua rudal yang diluncurkan dari Yaman telah dicegat sebelum melintasi wilayah Israel,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Dalam pernyataan terpisah, Houthi mengklaim pasukannya meluncurkan dua rudal, yang salah satunya disebut sebagai rudal hipersonik, ke wilayah Israel pada Kamis (27/3) waktu setempat.

    Lihat juga Video: Houthi Luncurkan Serangan ke Israel, Targetkan Bandara di Tel Aviv

    Disebutkan oleh Houthi bahwa rudal-rudal itu diluncurkan ke arah Bandara Ben Gurion, yang merupakan gerbang udara utama Israel, dan ke target militer yang tidak disebutkan di area Tel Aviv.

    Houthi juga mengklaim telah meluncurkan sejumlah rudal dan drone terhadap kapal-kapal perang yang ada di perairan Laut Merah, termasuk kapal induk AS USS Harry S Truman.

    Imbas dari serangan rudal tersebut, maskapai penerbangan Italia, ITA Airways, terpaksa mengalihkan salah satu penerbangan mereka. ITA Airways kemudian mengatakan penerbangan itu telah mendarat dengan selamat di Tel Aviv.

    Houthi merupakan kelompok bersenjata yang menguasai area-area Yaman yang paling padat penduduknya.

    Kelompok itu merupakan bagian dari apa yang disebut oleh Iran sebagai “Poros Perlawanan”, jaringan milisi regional yang anti-Israel dan anti-Barat yang juga mencakup kelompok Hamas dan Hizbullah, yang kemampuannya telah dikurangi secara signifikan oleh Israel dalam operasi udara dan operasi darat tahun lalu.

    Lihat juga Video: Houthi Luncurkan Serangan ke Israel, Targetkan Bandara di Tel Aviv

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Militer Israel Dihantam Krisis, Banyak Tentara Cadangan IDF Tolak Berperang di Gaza, Kecewa Berat – Halaman all

    Militer Israel Dihantam Krisis, Banyak Tentara Cadangan IDF Tolak Berperang di Gaza, Kecewa Berat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel dilaporkan mengalami krisis prajurit karena banyak tentara cadangannya menolak ikut berperang di Jalur Gaza.

    Saat ini Israel bersiap memperluas operasi militernya di Gaza. Ada puluhan ribu tentara yang akan dipanggil dalam waktu dekat.

    Media terkenal Israel bernama Haaretz melaporkan, seorang komandan senior Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menyinggung banyaknya tentara cadangan yang menolak menjalankan kewajiban.

    Alasan utamanya adalah kekecewaan besar atas kebijakan pemerintah dan perasaan bahwa pemerintah belum cukup melakukan banyak hal untuk membebaskan sandera di Gaza.

    Alasan lainnya adalah penolakan tentara atas rancangan undang-undang (RUU) yang akan mengecualikan warga Israel ultra-Ortodoks dari dinas militer dan keinginan pemerintah untuk menguatkan kontrolnya atas pengadilan.

    Beberapa tentara cadangan mengaku para prajurit dan komandan mengalami keletihan yang begitu besar. Mereka kesulitan menjalani dinas.

    “Sudah melewati batas,” kata Alon Gur yang mengundurkan diri dari Angkatan Udara Israel minggu lalu setelah dicopot karena menolak berdinas.

    Gur menuding pemerintah Israel lebih mengutamakan politik ketimbang nyawa manusia.

    TENTARA ISRAEL – Foto ini diambil pada Minggu (9/2/2025) dari publikasi resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 1 Desember 2024, memperlihatkan tentara Israel beroperasi di lokasi yang tidak dipublikasikan di Jalur Gaza. (Instagram @idf)

    Pekan kemarin Haaretz menyebut respons panggilan berdinas berikutnya duperkirakan tidak akan mencapai lebih dari 50 persen. 

    Awal Maret lalu pemerintah Israel menyetujui RUU yang akan memungkinkan IDF memanggil hingga 400.000 tentara cadangan.

    Dua minggu kemudian Israel melanjutkan serangan ke Gaza dan menghalangi pembicaraan tahap kedua gencatan.

    Kekurang tentara

    Beberapa waktu lalu IDF juga sudah memperingatkan Israel kini kekurangan tentara.

    Direktorat Operasi IDF mengatakan kelangkaan tentara ini belum pernah terjadi sejak era pendudukan Israel di Lebanon selatan 1982, kemudian Intifada Kedua tahun 2000-an.

    Menurut IDF, kelangkaan itu disebabkan oleh “ketenangan palsu” selama bertahun-tahun. Lalu, kini IDF berusaha mencegah Hizbullah dan Hamas pulih seperti sedia kala.

    Media Israel Yedioth Ahronoth mengatakan saat ini pengerahan tentara Israel makin sering terjadi, rotasinya lebih lama, dan cuti menjadi lebih sedikit.

    Tentara Israel diperkirakan akan didera beban yang belum pernah terjadi sebelumnya lantaran IDF kesulitan memenuhi permintaan akan keamanan.

    Meski demikian, tentara Israel sudah mulai merasakan beban itu. Kini mereka hanya bisa beristirahat sekali tiap 2,5 pekan. Adapun selama 15 tahun sebelumnya, tentara bisa pulang ke rumah sekali setiap dua pekan.

    “Masyarakat Israel, rekrutmen baru, tentara aktif, dan terutama orang tua mereka harus menyesuaikan ekspektasi merek. Mereka akan jauh lebih jarang melihat anak mereka dalam beberapa tahun mendatang,” kata IDF.

    Menurut IDF, bahkan para tentara tetap akan jarang pulang andaipun perang di Gaza tidak berlanjut dan situasi di Lebanon, Suriah, dan Tepi Barat tetap “tenang” seperti saat ini.

    Para pejabat militer mengaku melakukan segalanya agar bisa mengurangi beban para tentara cadangan yang kelelahan.

    “Tetapi tentara tempur reguler akan menanggung beban itu. Kita perlu ribuan tentara di pos-pos terluar baru di dalam wilayah Lebanon, di Dataran Tinggi Golan, dan di sepanjang zona penyangga Jalur Gaza,” kata pejabat Israel.

    “Yang terpenting, kita harus menggandakan jumlah batalion regional yang ditempatkan di sekitar Gaza dan Galilea dibandingkan dengan masa sebelum perang. Kenyataan baru ini tidak akan berubah dalam beberapa tahun ke depan, bahkan dengan skenario paling optimistis pun.”

    Staf Umum Israel sangat mengkhawatirkan kurangnya tentara Israel. Israel membebastugaskan lebih dari 10.000 tentara sejak perang Gaza meletus.

    Menurut data IDF, sudah ada sekitar 12.000 tentara yang tewas atau terluka sejak perang.

    Di samping itu, meningkatkan kebutuhan untuk pertahanan di perbatasan dan makin banyaknya brigade lapis baja dan zeni membuat Israel kekurangan tentara.

    Guna mengatasi kelangkaan tentara, IDF dilaporkan menghubungi para eks tentara. IDF ingin membentuk brigade cadangan baru berisi orang-orang berusia 40 hingga 60 tahun.

    Meski demikian, brigade itu tetap kekurangan personel dan bergantung para relawan dengan kondisi kesehatan yang beragam.

    “Kami sudah mencapai batas maksimal, dan setiap tentara tempur IDF sudah merasakannya,” ujar pejabat Israel.

    Dia mengatakan para rekrutan baru juga sudah terdampak oleh beban besar. Beberapa peleton sudah harus dikirim ke satuan aktif meski baru menjalani dua bulan pelatihan.

    Menurut dia, satu-satunya cara mengatasi hal itu adalah menambah pasukan dalam jumlah yang belum pernah ada sebelumnya.

    Sementara itu, Direktorat Operasi IDF mengatakan salah satu strategi untuk mengatasi beban tentara adalah memberikan cuti selama lima hingga tujuh hari kepada seluruh personel di dalam satuan. Kebijakan ini pernah dilakukan terhadap Batalion Givati dan Nahal setelah dua bulan bertempur di Gaza.

    Meski demikian, tentara hanya bisa mendapatkannya setelah berdinas selama 50 hingga 60 hari tanpa pulang ke rumah.

    Narasumber IDF mengatakan para tentara cadangan akan menjadi kelompok pertama yang mendapat keringanan dalam bentuk apa pun.

    “Kami berusaha memastikan mereka tidak berdinas lebih dari 2,5 bulan pada tahun 2025, tetapi banyak yang masih dipanggil untuk dua pengerahan tambahan dalam satu tahun,” kata dia.

    (*)

  • Drone Israel Hantam Mobil di Lebanon, 1 Orang Tewas

    Drone Israel Hantam Mobil di Lebanon, 1 Orang Tewas

    Jakarta

    Serangan Israel di Lebanon menewaskan satu orang di wilayah selatan negara itu. Serangan pada Rabu (26/3) malam waktu setempat ini terjadi di tengah gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah.

    “Satu orang tewas dan satu lagi terluka dalam serangan drone Israel yang menargetkan sebuah mobil di kota Maaroub,” lapor kantor berita milik pemerintah Lebanon, National News Agency, dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/3/2025).

    Maaroub terletak sekitar 20 kilometer (12 mil) dari perbatasan di distrik Tyre, Lebanon selatan.

    Secara terpisah, kantor berita tersebut melaporkan “artileri musuh” menghantam daerah lain di selatan pada Kamis pagi waktu setempat.

    Gencatan senjata pada 27 November membawa ketenangan relatif, setelah lebih dari setahun permusuhan, termasuk dua bulan perang terbuka antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.

    Israel terus melancarkan serangan di Lebanon meski adanya gencatan senjata, menyerang apa yang disebutnya sebagai target militer Hizbullah.

    Akhir pekan lalu terjadi eskalasi paling intens sejak gencatan senjata, dengan serangan Israel di Lebanon selatan yang menewaskan delapan orang.

    Lihat Video ‘Viral Ratusan Warga Gaza Demo Tuntut ‘Hamas Keluar”:

    Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket, yang menurut sumber militer berasal dari sebelah utara Sungai Litani, antara desa Kfar Tebnit dan Arnoun, dekat zona yang dicakup oleh kesepakatan gencatan senjata.

    Hizbullah membantah terlibat.

    Di bawah gencatan senjata, Hizbullah akan menarik pasukannya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan Israel, dan membongkar infrastruktur militer yang tersisa di selatan.

    Israel akan menarik pasukannya melintasi garis demarkasi PBB, Garis Biru yang dibatasi PBB, perbatasan de facto, tetapi masih memegang lima posisi di Lebanon selatan yang dianggapnya “strategis”.

    Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada hari Rabu: “Kami tidak akan menerima pendudukan (Israel) yang berkelanjutan”.

    “Tidak ada ruang untuk normalisasi atau penyerahan diri di Lebanon,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

    Lihat Video ‘Viral Ratusan Warga Gaza Demo Tuntut ‘Hamas Keluar”:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sekutu AS di Timur Tengah Berlomba Mendapatkan Senjata Pertahanan Laser Baru – Halaman all

    Sekutu AS di Timur Tengah Berlomba Mendapatkan Senjata Pertahanan Laser Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di Timur Tengah, drone atau pesawat nirawak murah serta serangan rudal massal terus menguji sistem pertahanan udara canggih milik negara-negara terkaya di kawasan tersebut.

    Hal ini memicu perlombaan untuk membangun sistem pertahanan udara eksperimental berbasis laser.

    Analis militer berpendapat bahwa sistem pertahanan laser dapat membantu menutupi kekurangan dengan biaya yang jauh lebih murah.

    Mengutip Business Insider, Israel akan menjadi yang pertama di kawasan tersebut yang menggunakan sistem pertahanan udara laser baru.

    Iron Beam, yang bernilai $500 juta, tidak akan menggantikan rudal Iron Dome dan sistem lainnya, tetapi akan melengkapinya dengan menambahkan lapisan perlindungan baru.

    “Sistem laser adalah senjata masa depan yang mampu menetralkan berbagai jenis ancaman,” kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, saat mengunjungi fasilitas Rafael, perusahaan Israel yang mengembangkan senjata laser, bulan ini.

    Hype seputar laser militer sudah ada sejak sebelum film Star Wars dan kini berpusat pada penggunaan senjata ringan ini untuk menghancurkan pesawat nirawak dan rudal, sehingga mengurangi ketergantungan pada rudal berpemandu untuk tugas yang sama.

    Namun, tanpa pertahanan udara laser yang beroperasi, masih belum jelas bagaimana efektivitas senjata ini dalam berbagai kondisi dunia nyata.

    PERTAHANAN UDARA – Gambar Laser Iron Beam buatan Rafael Israel (Rafael Advanced Defense Systems)

    Serangan Drone Murah Mengungkap Kelemahan Pertahanan

    Konflik terkini telah mengubah dinamika peperangan di Timur Tengah.

    Kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran, seperti kelompok Houthi di Yaman, telah mengerahkan pesawat nirawak murah untuk menekan sistem pertahanan udara berbasis rudal milik AS dan Israel.

    Houthi menggunakannya untuk menyerang kapal angkatan laut serta kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah.

    Milisi Hizbullah di Lebanon juga telah menggunakan pesawat nirawak untuk menguji Iron Dome milik Israel, yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik, bukan UAV yang terbang rendah.

    Sementara itu, Iran mencoba membanjiri Iron Dome tahun lalu dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal.

    “Kemudahan memperoleh teknologi pesawat nirawak komersial dan mengadaptasinya untuk keperluan militer memungkinkan aktor negara dan non-negara mengerahkan sistem ofensif dalam jumlah yang semakin banyak,” kata James Black, asisten direktur di RAND Eropa, kepada Business Insider.

    Ia mengatakan bahwa pertahanan laser menawarkan sistem yang lebih murah dan akurat untuk melawan ancaman udara baru.

    Sementara pesawat tanpa awak hanya seharga $2.000, rudal yang digunakan untuk menjatuhkannya bisa menghabiskan biaya sekitar $2 juta.

    “Lapisan pertahanan laser dapat membantu mengurangi biaya dan memberi waktu bagi sistem berbasis rudal untuk mengisi ulang atau menutup celah di mana sistem lain rentan,” kata Sascha Bruchmann, peneliti di Institut Internasional untuk Studi Strategis di Bahrain, kepada Business Insider.

    Perlombaan Senjata Laser

    Bulan lalu, Defense News melaporkan bahwa Rafael, perusahaan pertahanan Israel, telah memamerkan teknologi pertahanan udara lasernya di pameran senjata di Abu Dhabi.

    Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mungkin siap menjual teknologi ini ke negara-negara lain di kawasan tersebut.

    Arab Saudi juga tengah mengembangkan kapasitas pertahanan udara lasernya sendiri dengan menggunakan sistem China, sementara Uni Emirat Arab berupaya mengembangkan sistem lasernya sendiri.

    Laser dirancang untuk mengarahkan seberkas cahaya intens yang menggunakan panas untuk menembus target.

    “Laser dapat menyerang beberapa target dengan biaya rendah per tembakan,” kata Black.

    Ia menambahkan bahwa laser dapat melakukan tugasnya tanpa risiko kehabisan rudal atau amunisi seperti pada sistem pertahanan udara tradisional.

    Kementerian Pertahanan Inggris pernah mengatakan bahwa biaya tembakan laser bisa serendah puluhan dolar saja.

    Namun, laser harus memiliki akurasi yang luar biasa agar dapat mempertahankan fokusnya pada satu titik cukup lama untuk menembus target.

    Hal ini bukan tugas yang mudah, mengingat rudal balistik dapat melaju lebih dari lima kali kecepatan suara.

    Atau, laser harus memiliki daya yang cukup besar untuk menghancurkan target dengan cepat.

    Tantangan lainnya adalah rudal dapat dimodifikasi dengan bahan plastik dan logam yang lebih tahan terhadap serangan laser.

    Bukan Solusi Instan

    Laser mungkin terbukti lebih efektif dalam menghancurkan pesawat nirawak dibandingkan pencegat rudal.

    Namun, senjata laser belum digunakan dalam skala besar dan masih dalam tahap pengujian.

    Faktor cuaca buruk atau asap dapat mengganggu kekuatan dan akurasi sinarnya, sementara penyediaan daya yang cukup di wilayah garis depan yang terpencil masih menjadi tantangan.

    Black mengatakan bahwa pengembangan sistem persenjataan ini membutuhkan waktu dan investasi besar, dengan sistem pertahanan udara laser Rafael yang telah dikembangkan selama beberapa dekade.

    “Banyak terobosan diperlukan dalam proses ini,” ujarnya.

    Yuval Steinitz, ketua Rafael, mengatakan dalam konferensi pers bulan Desember bahwa salah satu tantangan utama adalah kepadatan udara di atmosfer yang dapat menyebarkan kekuatan sinar laser.

    “Kami harus menemukan cara untuk melewati atmosfer dan menjaga kekuatan laser tetap optimal saat ditembakkan,” katanya.

    Ia menjelaskan bahwa mereka menyelesaikan masalah ini dengan menembakkan beberapa sinar yang lebih kecil yang kemudian bertemu pada titik-titik rentan di target untuk menonaktifkannya.

    Dalam konflik antara Israel dan Iran, serta dalam upaya melindungi infrastruktur minyak dan gas di tempat-tempat seperti Arab Saudi, senjata laser mungkin bukan solusi instan, tetapi semakin mendekati kenyataan.

    “Ini adalah serangkaian teknologi yang semakin kecil, ringan, presisi, dan cukup tangguh untuk aplikasi militer,” kata Bruchmann.

    “Ini bukan lagi teknologi eksperimental yang tampak selalu di ambang menjadi senjata yang berfungsi penuh.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • 9 Update Perang Arab, Korban Tewas Makin Bertambah

    9 Update Perang Arab, Korban Tewas Makin Bertambah

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel terus membombardir Gaza selama delapan hari berturut-turut. Sedikitnya 23 orang, termasuk tujuh anak-anak, tewas dalam serangan sebelum fajar.

    Seorang pejabat PBB mengatakan serangan Israel yang tak terbendung terhadap Gaza saat ini adalah “noda berdarah pada kesadaran kolektif kita”. Ia mencatat “seruan kita agar kegilaan ini dihentikan tidak dihiraukan” oleh dunia.

    Berikut update terkait situasi di wilayah tersebut saat ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Selasa (25/3/2025).

    Lebih dari 50.000 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel

    Lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak perang Israel dengan Hamas dimulai. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 792 orang tewas dan 1.663 orang terluka dalam seminggu sejak Israel melanjutkan perangnya di Jalur Gaza.

    Foto: Seorang pria Palestina melihat lokasi di mana serangan Israel menewaskan pemimpin politik Hamas Salah al-Bardaweel dan istrinya di tenda perlindungan mereka, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 23 Maret 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

    Jumlah korban tewas total sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 50.144, sementara 113.704 orang terluka.

    Pihak berwenang di Gaza tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang Hamas saat melaporkan angka korban, tetapi kementerian kesehatan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan mayoritas kematian adalah wanita dan anak-anak.

    Menurut mereka, jumlah korban sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, dengan ribuan orang diyakini masih berada di bawah reruntuhan.

    Pada Senin, kementerian menerbitkan daftar nama 15.613 anak di bawah usia 18 tahun yang dikatakan telah tewas dalam operasi militer Israel di Gaza. Di antara mereka, 890 anak berusia di bawah 1 tahun, dan 274 lahir dan meninggal selama perang. Hampir seperempatnya, 26%, berusia di bawah 5 tahun.

    270 Anak di Gaza Tewas dalam Seminggu Serangan Israel di Gaza

    Foto: Para pelayat berkumpul di dekat jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, di sebuah rumah sakit di Kota Gaza, 18 Maret 2025. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

    Save the Children mengatakan lebih dari 270 anak telah tewas dalam seminggu sejak Israel melanjutkan perangnya di Gaza, menandai beberapa “hari paling mematikan bagi anak-anak sejak perang dimulai”.

    “Bom berjatuhan, rumah sakit hancur, anak-anak tewas [dan] dunia terdiam,” kata Rachael Cummings, direktur kemanusiaan Save the Children di Gaza. “Tidak ada bantuan, tidak ada keamanan, tidak ada masa depan.”

    Organisasi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dimulainya kembali perang adalah “hukuman mati bagi anak-anak Gaza”. Lebih dari 17.900 anak telah tewas sejak perang dimulai pada Oktober 2023, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza.

    “Anak-anak dibunuh saat tidur di tenda-tenda, mereka dibiarkan kelaparan dan diserang. Satu-satunya cara untuk memastikan anak-anak dan keluarga terlindungi adalah melalui gencatan senjata yang definitif,” kata Save the Children.

    Tentara Israel Mengungsikan Puluhan Ribu Orang di Gaza Utara

    Militer Israel kini telah memperluas perintah evakuasi kepada puluhan ribu penduduk di seluruh wilayah kantong yang dilanda perang itu.

    Pada Selasa, tentara Israel memberi tahu penduduk di semua kota perbatasan utara untuk mengungsi, dengan mengatakan roket Palestina ditembakkan ke Israel dari daerah itu. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi secara paksa beberapa kali selama hampir 18 bulan perang.

    Militer Israel melanjutkan kampanyenya melawan Hamas di Gaza seminggu yang lalu, yang menghancurkan gencatan senjata selama dua bulan. Sejak itu, lebih dari 730 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas.

    Warga Palestina menghadapi kekurangan makanan, air minum, dan obat-obatan yang semakin parah setelah Israel memblokir pengiriman bantuan pada tanggal 2 Maret.

    AS Serang Yaman

    Foto: REUTERS/Khaled Abdullah
    People look at the site of a U.S. strike in Sanaa, Yemen March 24, 2025. REUTERS/Khaled Abdullah

    Situasi Arab makin genting. Kekerasan terus terjadi di wilayah itu. Terbaru, The Guardian melaporkan bagaimana Komando Pusat Amerika Serikat (Centcom) tampaknya telah mengonfirmasi serangan baru di Yaman.

    Sebuah video yang diunggah ke X memperlihatkan bagaimana jet tempur lepas landas disertai dengan keterangan “Beri Mereka Neraka, Harry!!!” merujuk kapal induk AS, USS Harry S Truman yang kini berada di Laut Arab.

    Unggahan ini muncul setelah laporan serangan baru AS di provinsi utara Saada. Hal itu melukai sedikitnya dua orang dan menghancurkan sebuah rumah sakit kanker.

    Serangan AS ke Yaman dilakukan untuk menggempur Houthi, sebuah gerakan bersenjata yang telah menguasai sebagian besar Yaman selama dekade terakhir. Houthi sendiri telah mengatakan bahwa mereka menargetkan pelayaran internasional sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina atas serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza.

    AS Tak Sengaja Bocorkan Rencana Menyerang Houthi

    Sebuah kesalahan besar dalam komunikasi internal pemerintahan Trump telah mengungkap rencana serangan militer Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman.

    Rencana tersebut secara tidak sengaja dibagikan dalam sebuah grup pesan yang ternyata juga diikuti oleh seorang jurnalis. Kesalahan ini pertama kali dilaporkan oleh The Atlantic dan langsung memicu kritik tajam dari para anggota parlemen Demokrat.

    Kesalahan fatal ini dinilai sebagai pelanggaran serius terhadap keamanan nasional AS dan kemungkinan juga terhadap hukum federal yang mengatur pengelolaan informasi rahasia. Para anggota Kongres dari Partai Demokrat dengan cepat menyerukan investigasi mendalam untuk mengetahui sejauh mana kebocoran informasi ini terjadi dan siapa saja yang bertanggung jawab.

    Ketika ditanya oleh wartawan mengenai kebocoran tersebut, Presiden Donald Trump mengklaim tidak mengetahui insiden itu.

    “Saya tidak tahu apa-apa tentang ini. Saya bukan penggemar The Atlantic,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (25/3/2025).

    Namun, seorang pejabat Gedung Putih kemudian mengonfirmasi bahwa penyelidikan telah dilakukan dan Trump telah diberi penjelasan mengenai kejadian tersebut.

    Dalam pernyataan resminya, Dewan Keamanan Nasional AS (NSC) yang diwakili oleh seorang pejabat bernama Hughes mengatakan informasi yang bocor tersebut kemungkinan besar memang asli.

    “Saat ini, rantai pesan yang dilaporkan tampaknya autentik, dan kami sedang meninjau bagaimana nomor yang tidak seharusnya bisa masuk ke dalam percakapan tersebut.”

    Militer Israel Sebut Komandan Hizbullah Tewas di Lebanon

    Foto: Sebuah tank milik militer israel bermanuver di Jalur Gaza, Rabu (19/3/2025). (REUTERS/Amir Cohen)

    Militer Israel mengatakan telah menewaskan seorang komandan unit antitank Hizbullah dalam serangan hari Senin di wilayah Nabatieh, Lebanon selatan.

    Hassan Kamal Halawi “bertanggung jawab atas sejumlah serangan teror terhadap negara Israel”, katanya dalam sebuah pernyataan.

    “Ia memfasilitasi pergerakan para operator dan pasokan senjata ke Lebanon selatan. Dalam beberapa bulan terakhir, Halawi terus terlibat dalam aktivitas teroris terhadap warga sipil Israel.”

    Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan publik. Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan pada Senin malam bahwa satu orang tewas akibat serangan pesawat nirawak Israel terhadap sebuah kendaraan di wilayah Qaqaiyat al-Jisr.

    Demonstran Blokir Pintu Masuk Knesset

    Di Israel, demonstran dilaporkan telah memblokir pintu masuk Knesset Israel dalam upaya untuk menggagalkan pemungutan suara anggaran negara sebelum polisi membubarkan massa secara paksa.

    Ratusan demonstran berpartisipasi dalam unjuk rasa di Yerusalem Barat untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai “anggaran penjarahan”, media Israel melaporkan.

    Pemimpin oposisi Benny Gantz mengatakan anggaran 2025 adalah “simbol pemutusan hubungan dan ketidakberdayaan” pemerintahan Netanyahu karena mengekspresikan “prioritas yang korup dan sektoral”.

    Netanyahu membutuhkan dukungan dari Menteri Keamanan Nasional Israel sayap kanan Itamar Ben-Gvir – yang mengundurkan diri pada Januari, marah atas gencatan senjata Gaza – untuk memastikan pengesahan anggaran. Jika anggaran tidak disahkan pada tanggal 31 Maret, pemilihan umum dadakan akan diadakan.

    Shin Bet Yakin akan Pembentukan Negara Palestina

    Menteri warisan Israel mengatakan Ronen Bar, kepala badan intelijen yang dipecat oleh Netanyahu, “percaya pada konsep yang menyimpang tentang pembentukan negara Palestina dan membahayakan Israel”.

    Dalam komentarnya kepada surat kabar Israel Maariv, Amichai Eliyahu mengatakan Bar akan dituntut “jika ditemukan bahwa ia memang berkonspirasi melawan Netanyahu dan kepemimpinan terpilih”.

    Menteri tersebut meminta penyelidikan untuk memastikan apakah Bar “merusak demokrasi” dan apakah ia “tahu bahwa sesuatu akan terjadi pada 7 Oktober dan tidak memberi tahu Netanyahu”.

    Mahkamah Agung telah menangguhkan keputusan pemerintah untuk memecat kepala Shin Bet. Pemecatan Bar telah memicu protes antipemerintah massal dengan banyak kritikus Netanyahu yang menyatakan pemecatan Bar dimotivasi oleh keinginan untuk menghentikan penyelidikan atas peristiwa yang mengarah pada serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

    Sutradara Palestina Hamdan Ballal Ditangkap Israel

    Foto: Jordan Strauss/Invision/AP/Jordan Strauss
    Basel Adra, from left, Rachel Szor, Hamdan Ballal, and Yuval Abraham, winners of the award for best documentary feature film for “No Other Land,” pose in the press room at the Oscars on Sunday, March 2, 2025, at the Dolby Theatre in Los Angeles. (Photo by Jordan Strauss/Invision/AP)

    Sutradara asal Palestina Hamdan Ballal yang menggarap film dokumenter pemenang Oscar, No Other Land, ditangkap oleh tentara Israel setelah rumahnya diserang oleh pria bertopeng.

    Ballal ditangkap oleh pasukan Israel di Tepi Barat. Menurut rekan sutradaranya Yuval Abraham di akun media sosial X, Balla juga dipukuli.

    “Sekelompok orang baru saja menyerang Hamdan Ballal, salah satu sutradara film kami No Other Land. Mereka memukuli Ballal dan ia mengalami luka di kepala dan perutnya,” kata Abraham dalam postingan tersebut.

    “Tentara menyerbu ambulans yang sedang membawanya. Tidak ada tanda-tanda keberadaannya sejak itu,” tambahnya.

    Insiden itu terjadi di Desa Susya, Tepi Barat selatan, menurut LSM anti-pendudukan Center for Jewish Nonviolence. Anggota LSM tersebut mengatakan bahwa dia merekam peristiwa itu secara langsung.

    No Other Land, sebuah kolaborasi antara pembuat film Israel dan Palestina, mengikuti kisah aktivis Basel Adra saat dia menghadapi risiko penangkapan dan kekerasan untuk mendokumentasikan kampung halamannya yang dihancurkan oleh militer Israel.

    Film ini berhasil memenangkan sejumlah penghargaan internasional, dimulai dari Festival Film Internasional Berlin pada 2024.

    Kendati demikian, film ini juga menuai kemarahan di Israel dan luar negeri. Termasuk saat Miami Beach mengusulkan untuk mengakhiri sewa gedung bioskop yang menayangkan film dokumenter tersebut.

     

    (hsy/hsy)

  • 9 Update Gaza, Serangan Israel Makin Ganas-Resmikan Pemukiman Yahudi

    9 Update Gaza, Serangan Israel Makin Ganas-Resmikan Pemukiman Yahudi

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengeboman Israel terhadap Gaza terus berlanjut dan kian ganas. Sedikitnya 61 warga Palestina tewas dalam serangan di seluruh Jalur Gaza selama 24 jam terakhir.

    Serangan baru itu terjadi beberapa jam setelah pasukan Israel mengebom Rumah Sakit Nasser di Gaza, menewaskan sedikitnya dua orang, termasuk pemimpin Hamas Ismail Barhoum.

    Berikut update terkait situasi di wilayah tersebut saat ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Senin (24/3/2025).

    730 Warga Palestina Tewas Sejak Israel Kembali Serang Gaza

    Sedikitnya 730 orang tewas dan 1.367 lainnya luka-luka sejak Israel melanggar gencatan senjata Gaza dan memulai kembali perang Selasa lalu, kata Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip Al Jazeera.

    Tentara Israel melancarkan kampanye udara mendadak di Jalur Gaza pada 18 Maret dengan ratusan serangan. Sekarang mereka mengerahkan pasukan darat ke bagian utara dan selatan daerah kantong Palestina yang dilanda perang itu.

    Ribuan Warga Sipil Terjebak di Rafah

    Ribuan warga Palestina terkepung di Rafah, kota paling selatan di Gaza, setelah pasukan Israel mengepung sebuah distrik pada hari Minggu.

    Israel memerintahkan evakuasi lingkungan Tel as-Sultan, memberi tahu orang-orang untuk pergi dengan berjalan kaki melalui satu rute ke al-Muwasi, sekelompok kamp tenda yang luas di sepanjang pantai.

    Ribuan orang melarikan diri tetapi penduduk mengatakan banyak yang terjebak oleh tentara Israel. Pemerintah kota Rafah mengatakan ribuan warga sipil Palestina masih terputus.

    Israel Targetkan Rumah Sakit Nasser

    Kementerian Kesehatan di Gaza mengutuk pengeboman Israel terhadap Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, yang menewaskan dua orang dan menghancurkan bangsal bedah pria.

    Ismail Barhoum, anggota biro politik Hamas, tewas saat menjalani perawatan, bersama seorang anak laki-laki berusia 16 tahun di rumah sakit tersebut.

    “Serangan ini merupakan kejahatan perang baru yang menambah catatan pelanggaran berulang Israel terhadap warga sipil dan fasilitas medis, yang secara mencolok melanggar aturan hukum humaniter internasional,” kata Munir al-Bursh, direktur jenderal kementerian, dalam sebuah pernyataan.

    Hal ini “tidak hanya menunjukkan pengabaian yang terang-terangan terhadap kehidupan orang-orang yang tidak bersalah tetapi juga menghambat penyediaan layanan medis yang menyelamatkan nyawa, pada saat pasien dan yang terluka membutuhkan perawatan terbaik,” tambahnya.

    Al-Bursh meminta masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan untuk mengambil tindakan segera dan agar penyelidikan internasional yang independen diluncurkan.

    Israel Resmikan 13 Permukiman Yahudi di Tepi Barat

    Kabinet Keamanan Israel menyetujui keputusan menjadikan 13 lingkungan permukiman yang ada di wilayah Tepi Barat Palestina sebagai wilayah ‘independen’. Hal ini dilakukan saat ke-13 daerah itu menjadi pos terdepan permukiman ilegal Yahudi di wilayah milik Palestina itu.

    Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich menggambarkan langkah itu sebagai langkah penting menuju kedaulatan de facto Israel atas Tepi Barat. Permukiman tersebut adalah Alon, Haresha, Kerem Reim, Neriya, Migron, Shvut Rachel, Ovnat, Brosh Habika, Leshem, Nofei Nehemia, Tal Menashe, Ibei Hanahal, dan Gvaot.

    Keputusan untuk memisahkan secara resmi lingkungan-lingkungan tersebut sebagai permukiman baru memungkinkan pemerintah Israel untuk menyediakan anggaran bagi masing-masing permukiman secara individual. Mereka juga akan mendapatkan dewan kotamadya mereka sendiri.

    “Kami terus memimpin revolusi dalam normalisasi dan formalisasi permukiman,” tulis Smotrich di X, Minggu (23/3/2025).

    “Alih-alih bersembunyi dan meminta maaf, kami mengibarkan bendera, membangun, dan bermukim. Ini adalah langkah penting lainnya dalam perjalanan menuju kedaulatan de facto (Israel) di Yudea dan Samaria (Tepi Barat).”

    Smotrich sendiri merupakan tokoh yang memiliki keinginan untuk secara permanen menghalangi pembentukan negara Palestina. Ia juga ingin agar Israel mencaplok sebagian besar wilayah Tepi Barat dan Gaza.

    Laut Merah Membara, 75% Kapal AS Putar Arah ke Afrika

    Serangan yang dilakukan oleh pemberontak Houthi di Yaman telah memaksa tiga perempat kapal berbendera Amerika Serikat untuk menghindari Laut Merah dan memilih rute yang lebih panjang dan mahal melalui ujung selatan Afrika.

    Melewati ujung selatan Afrika dapat menggandakan waktu perjalanan kapal antara Eropa dan Asia serta menambah biaya hampir US$1 juta, menurut LSEG Shipping Research.

    “Sebanyak 75% dari kapal berbendera AS kini harus melewati pantai selatan Afrika daripada melalui Terusan Suez,” ujar Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz dalam program “Face the Nation” di CBS, Minggu (23/3/2025).

    “Terakhir kali salah satu kapal perusak kami melewati selat itu, kapal tersebut diserang sebanyak 23 kali,” imbuhnya.

    Serangan udara terbaru Amerika Serikat terhadap kelompok pemberontak yang didukung Iran ini merupakan yang pertama sejak Presiden Donald Trump mulai menjabat kembali pada Januari. Waltz menyebut bahwa serangan tersebut telah “menghabisi pemimpin utama Houthi,” termasuk kepala program rudal mereka.

    Israel Bunuh Pemimpin Senior Hamas Saat Salat

    Serangan udara Israel di Jalur Gaza semakin intens setelah kesepakatan gencatan senjata yang telah berjalan sejak Januari 2024 tiba-tiba dihentikan pada Selasa lalu. Setidaknya 634 warga Palestina dilaporkan tewas dalam eskalasi terbaru ini, termasuk Salah al-Bardawil, salah satu anggota senior Biro Politik Hamas.

    Al-Bardawil tewas bersama istrinya saat tengah melaksanakan salat di tenda pengungsian mereka di Khan Younis pada Minggu (23/3/2025). Hamas menuduh Israel melakukan pembunuhan yang disengaja terhadap pemimpin mereka.

    “Darahnya, darah istrinya, dan para syuhada lainnya akan terus menjadi bahan bakar dalam pertempuran kami untuk kebebasan dan kemerdekaan. Musuh kriminal ini tidak akan mampu menghancurkan tekad dan perjuangan kami,” bunyi pernyataan resmi Hamas, dilansir Al Jazeera.

    Israel sendiri belum memberikan komentar mengenai kematian Al-Bardawil, tetapi beberapa pemimpin senior Hamas lainnya juga telah tewas dalam serangan yang terjadi sejak Israel kembali melancarkan operasi militernya pekan lalu.

    Dalam serangan udara terbaru pada Minggu, sedikitnya 23 orang tewas. Militer Israel juga mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga di Tal as-Sultan, Rafah.

    Israel Blokade Bantuan Kemanusiaan

    Sebelum melanjutkan serangan besar-besaran pekan lalu, Israel telah memberlakukan blokade penuh terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza serta memutus pasokan listrik sejak 1 Maret.

    Pada Rabu, Israel kembali melancarkan serangan darat, mengirim pasukan ke daerah-daerah yang sebelumnya mereka tinggalkan selama hampir dua bulan masa gencatan senjata. Pasukan Israel juga disebut-sebut telah melanggar gencatan senjata beberapa kali sejak kesepakatan tersebut mulai berlaku pada 19 Januari lalu.

    Sejak perang Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, pasukan Israel telah membunuh hampir 50.000 orang Palestina. Serangan ini terjadi sebagai respons terhadap serangan Hamas di Israel Selatan yang menewaskan 1.139 orang serta menculik sekitar 250 warga Israel, sebagian besar di antaranya telah dibebaskan melalui negosiasi.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeklaim bahwa serangan militer yang diperbarui ini bertujuan untuk memaksa Hamas menyerahkan sisa sandera yang mereka tahan.

    Namun, Hamas menuduh Israel mengorbankan para sandera dengan terus melanjutkan serangan militer. Hamas juga menyalahkan Netanyahu karena dianggap mengingkari perjanjian gencatan senjata dan menolak negosiasi untuk mengakhiri perang serta menarik pasukannya dari Gaza.

    Pada Jumat, Hamas menyatakan bahwa mereka tengah mempertimbangkan proposal mediasi dari Amerika Serikat untuk memulihkan gencatan senjata hingga April setelah Ramadan dan perayaan Paskah Yahudi, sebagai bagian dari upaya negosiasi penghentian perang.

    Israel Serang Lebanon

    Sementara itu, Israel juga kembali melancarkan serangan ke wilayah Lebanon setelah sebelumnya mengklaim adanya serangan roket dari perbatasan pada Sabtu. Serangan ini berpotensi mengancam perjanjian gencatan senjata dengan kelompok Hizbullah yang telah berlaku sejak November 2023.

    Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah menyerang wilayah Tyre dan Touline, dengan target yang mereka sebut sebagai “posisi Hizbullah.” Israel menyebut bahwa enam roket telah ditembakkan dari Lebanon ke wilayah utara Israel, tiga di antaranya berhasil dicegat.

    Namun, Hizbullah membantah keterlibatan mereka dalam serangan tersebut dan menuduh Israel mencari alasan untuk terus melakukan agresi terhadap Lebanon.

    “Ini hanyalah dalih bagi Israel untuk terus menyerang Lebanon. Kami berdiri bersama negara Lebanon dalam menghadapi eskalasi Zionis yang berbahaya ini,” kata Hizbullah dalam pernyataannya.

    Sejak serangan Israel terhadap Lebanon dimulai pada Sabtu, sedikitnya tujuh orang tewas dan 40 lainnya mengalami luka-luka.

    Ben-Gvir Sebut Bos Shin Bet sebagai ‘Penjahat’

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menuduh kepala Shin Bet Ronen Bar sebagai pembohong, penjahat, dan penjahat beberapa hari setelah Mahkamah Agung mengeluarkan perintah untuk membekukan sementara pemecatannya.

    “Dia seharusnya dipenjara,” kata Ben-Gvir kepada surat kabar Maariv.

    Dia mengklaim kepala badan intelijen dalam negeri memata-matai dia dan menteri lainnya. “Menerbitkan instruksi oleh kepala Shin Bet untuk memata-matai saya dan mencari bukti terhadap saya adalah kudeta,” tambah Ben-Gvir.

    Perdana Menteri Netanyahu mengumumkan minggu lalu bahwa dia kehilangan kepercayaan pada Bar dan bermaksud untuk memecatnya. Demonstrasi telah diadakan terhadap pemecatan tersebut minggu ini, dengan para kritikus melihatnya sebagai upaya untuk melemahkan lembaga negara.

    Bar yang sedang menyelidiki dugaan korupsi dalam pemerintahan Netanyahu, menuduh perdana menteri tersebut dengan sengaja menyabotase kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    (fab/fab)