Organisasi: Garis

  • Lagi-lagi, 55 Pesawat Tempur China ‘Kepung’ Taiwan!

    Lagi-lagi, 55 Pesawat Tempur China ‘Kepung’ Taiwan!

    Jakarta

    Puluhan pesawat tempur China kembali terdeteksi di sekitar Taiwan dalam satu hari, kata Kementerian Pertahanan Taiwan pada Selasa (19/9), seraya meminta Beijing menghentikan “tindakan provokatifnya”.

    Insiden terbaru ini terjadi sehari setelah China menerbangkan 103 pesawat tempur dalam waktu 24 jam dari Minggu hingga Senin pagi di sekitar Taiwan, yang menurut pihak berwenang di pulau itu merupakan jumlah yang “tertinggi baru-baru ini”.

    Pada hari Selasa, Kementerian Pertahanan Taiwan, dikutip kantor berita AFP, Selasa (19/9/2023), mengatakan bahwa militer China kembali menerbangkan 55 pesawat tempur dan mengirimkan tujuh kapal angkatan laut mengitari pulau itu dari Senin hingga Selasa pagi waktu setempat.

    Disebutkan bahwa sekitar setengah dari 55 pesawat tempur yang terdeteksi, melintasi apa yang disebut garis median Selat Taiwan yang memisahkan pulau itu dari China, dan memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) barat daya dan tenggara.

    Beijing mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri yang akan direbut suatu hari nanti. Beijing telah meningkatkan tekanan diplomatik dan militer terhadap Taipei dalam beberapa tahun terakhir.

    Pada hari Selasa, Kementerian Pertahanan Taiwan menuduh China melakukan “tindakan provokatif” yang mengarah pada “meningkatnya ketegangan dan memburuknya keamanan regional.”

    Sebelumnya pada hari Senin, otoritas Taiwan melaporkan telah mendeteksi total 103 pesawat tempur China yang terbang di sekitar pulau itu.

  • Geger Jasad Alien Dipamerkan di Parlemen Meksiko, Berujung Hujan Kritik

    Geger Jasad Alien Dipamerkan di Parlemen Meksiko, Berujung Hujan Kritik

    Graves yang sebelumnya berpartisipasi dalam rapat dengar pendapat di parlemen AS soal UFO dan UAP pada Juli lalu, mengatakan bahwa penampakan fenomena yang tidak bisa dijelaskan di wilayah udara ‘sangat jarang dilaporkan’.

    Maussan dalam presentasinya di Kongres Meksiko menyebut spesimen itu ditemukan di area dekat Garis Nazca kuno di wilayah Peru dan telah menjalani carbon-dated atau penanggalan karbon oleh Universitas Nasional Otonomi Meksiko (UNAM), dan disimpulkan itu berusia sekitar 1.000 tahun.

    Dia mengklaim spesimen itu tidak berkerabat dengan spesies apa pun di Bumi ini. Namun demikian, diketahui juga bahwa temuan serupa di masa lalu ternyata adalah mumi jasad anak-anak.

    Menteri Peru Bantah Klaim Maussan Soal Jasad Itu Makhluk Bukan Manusia

    Menteri Kebudayaan Peru Leslie Urteaga, dalam tanggapannya, menegaskan tidak ada lembaga ilmiah di negaranya yang mengidentifikasi jasad itu sebagai makhluk bukan mansuia. Urteaga justru mempertanyakan bagaimana spesimen itu bisa meninggalkan Peru dan dipamerkan di Meksiko.

    “Ada laporan kriminal dari Kementerian Kebudayaan terhadap beberapa orang yang memiliki hubungan dengan pria-pria ini,” ucap Urteaga kepada wartawan setempat, merujuk pada Maussan dan rekan-rekannya.

    “Saya akan meminta informasi untuk melihat apa yang terjadi…tentang pemindahan benda-benda pra-Hispanik, karena saya memahami bahwa benda-benda tersebut adalah bagian dari sisa-sisa kerangka pra-Hispanik,” tegasnya.

    “Apa yang mereka inginkan adalah menghilangkan kekuatan yang dimiliki penemuan ini, namun hanya dengan kesaksian, dengan pertanyaan dan tanpa satu pun bukti,” sebut Maussan. “Kami telah melakukan investigasi selama bertahun-tahun… mereka ingin datang ke sini untuk menyelidiki hanya dengan bicara,” ucapnya.

    (nvc/imk)

  • BPHN Kemenkumham Raih Penghargaan Internasional OGP Awards 2023

    BPHN Kemenkumham Raih Penghargaan Internasional OGP Awards 2023

    Jakarta (beritajatim.com) – Program “Perluasan Bantuan Hukum bagi Individu dan Kelompok Rentan di Indonesia” yang dijalankan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) baru-baru ini meraih penghargaan prestisius dalam Open Government Partnership (OGP) Awards 2023 pada Rabu (06/09/2023).

    Penghargaan ini menjadi bukti konkret bahwa Indonesia telah berhasil mengungguli 8 program serupa dari negara-negara lain di Asia Pasifik. Hal ini juga menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung transparansi dan keterbukaan pemerintahan yang memberikan perhatian khusus kepada kelompok masyarakat kecil dan rentan.

    Kepala BPHN, Widodo Ekatjahjana, mengungkapkan pentingnya program Bantuan Hukum sebagai wujud komitmen Pemerintah Indonesia melalui BPHN dalam memperluas akses terhadap keadilan, terutama bagi individu dan kelompok rentan di Indonesia. Penghargaan ini diterima dengan bangga dalam acara puncak OGP Summit 2023 yang berlangsung di Tallin, ibu kota Estonia.

    Widodo menjelaskan bahwa Pemerintah melalui BPHN telah mengambil langkah-langkah strategis dalam upayanya untuk memastikan akses keadilan bagi kelompok masyarakat rentan. Lebih dari 619 Pemberi Bantuan Hukum (PBH) telah diverifikasi dan terakreditasi oleh BPHN untuk periode 2022-2024. Selain itu, lebih dari 6.200 advokat dan 5.700 paralegal telah bergabung dalam PBH terakreditasi, membentuk jaringan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

    Sebagai contoh, kasus Tajudin, seorang penjual cobek di Tangerang Selatan, mencerminkan seberapa sulitnya mencari keadilan bagi mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tajudin mengalami penahanan selama 9 bulan tanpa bukti yang cukup. Kasus seperti ini menunjukkan betapa pentingnya program bantuan hukum dari pemerintah dalam memperjuangkan keadilan sosial.

    Selama tahun 2022, program bantuan hukum litigasi telah memberikan bantuan kepada 9.389 orang. Dari jumlah tersebut, 2.737 orang adalah perempuan, 521 orang adalah anak yang mendapatkan bantuan hukum litigasi pidana, dan 10 orang adalah individu dengan disabilitas.

    Widodo menambahkan total anggaran program bantuan hukum yang disiapkan pemerintah pada tahun ini sebesar Rp 56,3 miliar. Diharapkan anggaran ini dapat tersalurkan lebih luas, dan merangkul berbagai individu maupun kelompok rentan yang sering kali kesulitan mendapatkan akses keadilan.

    “Program Perluasan Bantuan Hukum bagi Individu dan Kelompok Rentan di Indonesia juga merupakan salah satu bukti kontribusi Indonesia dalam inisiatif global Open Government Partnership (OGP) yang didirikan pada tahun 2011,” kata Widodo.

    OGP bertujuan mendorong pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan inklusif. Hingga saat ini, telah ada 76 negara yang menjadi anggota OGP, berkolaborasi dalam menciptakan keterbukaan pemerintahan melalui proses “ko-kreasi” dengan masyarakat sipil.

    Pada tahun 2022, Kementerian Hukum dan HAM bersama dengan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keterbukaan Pemerintah di Sektor Akses terhadap Keadilan, yang terdiri dari IJRS, PBHI, Asosiasi LBH APIK Indonesia, dan YLBHI, berkolaborasi dalam melakukan survei kebutuhan hukum bagi kelompok rentan.

    Hasil survei tersebut menghasilkan rekomendasi penting, termasuk revisi Undang-Undang Bantuan Hukum, peningkatan anggaran bantuan hukum, dan implementasi standar layanan bantuan hukum yang lebih luas.

    Penghargaan ini bukan hanya sebuah prestasi, tetapi juga menjadi tonggak bersejarah dalam perjuangan untuk mencapai keadilan yang merata bagi seluruh warga negara Indonesia. Melalui program “Perluasan Bantuan Hukum bagi Individu dan Kelompok Rentan di Indonesia,” pemerintah Indonesia tidak hanya meraih penghargaan, tetapi juga memperkuat perannya dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan inklusif. (ted)

  • Bos Tentara Bayaran Tawarkan Bocorkan Posisi Pasukan Rusia ke Ukraina

    Bos Tentara Bayaran Tawarkan Bocorkan Posisi Pasukan Rusia ke Ukraina

    Kiev

    Pemimpin tentara bayaran Rusia ternyata pernah menawarkan untuk membocorkan posisi-posisi pasukan Rusia kepada pemerintah Ukraina. Apakah tawaran itu diterima oleh Ukraina?

    Seperti dilansir Reuters, Senin (15/5/2023), informasi tersebut diungkapkan oleh media terkemuka Amerika Serikat (AS), The Washington Post, dalam laporan terbarunya pada Minggu (14/5) waktu setempat, yang mengutip dokumen intelijen AS yang bocor ke publik.

    Disebutkan The Washington Post dalam laporannya bahwa Yevgeny Prigozhin, yang merupakan pemimpin pasukan paramiliter Wagner Group atau tentara bayaran Rusia, mengajukan tawaran luar biasa itu kepada Ukraina pada akhir Januari lalu, ketika ribuan tentara bayaran Wagner tewas dalam pertempuran sengit di kota Bakhmut.

    Tentara bayaran Wagner diketahui berada di garis depan dalam serangan berdarah yang dilancarkan Rusia untuk merebut kota Bakhmut dari Ukraina. Pertempuran di Bakhmut tercatat sebagai pertempuran paling sengit dan paling lama sejak Rusia menginvasi Ukraina setahun lalu.

    Dalam tawarannya, Prigozhin mengatakan jika komandan militer Ukraina menarik pasukannya dari area sekitar Bakhmut, maka dirinya akan memberikan informasi soal posisi pasukan Rusia kepada Kiev, yang bisa digunakan Ukraina untuk menyerang mereka.

    Menurut dokumen intelijen AS yang dibocorkan ke platform Discord dalam insiden beberapa waktu lalu, Prigozhin menyampaikan tawarannya itu kepada kontaknya di direktorat intelijen militer Ukraina, yang dengannya dia menjalin komunikasi rahasia selama perang berlangsung.

    Dokumen intelijen yang bocor tidak menyebutkan lebih lanjut posisi pasukan Rusia di mana yang ditawarkan akan dibocorkan oleh Prigozhin.

  • 2 Komandan Rusia Tewas dalam Pertempuran di Ukraina

    2 Komandan Rusia Tewas dalam Pertempuran di Ukraina

    Kiev

    Dua komandan senior militer Rusia tewas dalam pertempuran sengit yang berlangsung di wilayah Donetsk, Ukraina bagian timur. Kematian dua perwira tinggi militer itu diungkapkan Moskow dalam pengumuman tergolong langka sejak melancarkan invasi ke Ukraina.

    Seperti dilansir CNN, Senin (15/5/2023), Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan, pada Minggu (14/5) waktu setempat, kematian dua komandan senior yang memimpin pasukan Rusia dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina di wilayah Donetsk. Tidak disebutkan secara spesifik kapan dan di mana keduanya tewas.

    Kedua komandan yang tewas dalam pertempuran itu diidentifikasi sebagai Kolonel Vyacheslav Makarov dan Kolonel Yevgeny Brovko.

    “Komandan brigade senapan bermotor ke-4, Kolonel Vyacheslav Makarov, yang berada di garis depan, secara pribadi memimpin pertempuran,” sebut Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.

    Sementara Brovko, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, merupakan wakil komandan korps Angkatan Darat untuk urusan militer-politik yang mengarahkan tindakan para personel militer di medan pertempuran, Disebutkan bahwa Brovko tewas saat berada ‘di sektor lainnya untuk mengusir serangan musuh’.

    “Saat pertempuran untuk menghalau salah satu serangan, Kolonel Yevgeny Brovko tewas secara heroik setelah terkena sejumlah luka akibat serpihan peluru,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.

    Wilayah Donetsk diketahui mencakup kota Bakhmut, yang menjadi lokasi pertempuran paling sengit dan terus berkelanjutan antara pasukan Rusia dan Ukraina.

  • Bos Tentara Bayaran Undang Menhan Rusia ke Medan Perang Bakhmut

    Bos Tentara Bayaran Undang Menhan Rusia ke Medan Perang Bakhmut

    Kiev

    Bos tentara bayaran Rusia mengundang Menteri Pertahanan (Menhan) Sergei Shoigu untuk mengunjungi langsung garis depan pertempuran di kota Bakhmut, Ukraina bagian timur, untuk menilai situasi di sana. Bakhmut sekarang menjadi pusat pertempuran sengit antara pasukan Moskow dan Kiev.

    Seperti dilansir CNN, Jumat (12/5/2023), undangan untuk Shoigu itu disampaikan Yevgeny Prigozhin, yang merupakan bos kelompok paramiliter Wagner Group, atau yang biasa disebut sebagai tentara bayaran Rusia, dalam suratnya untuk Menhan Rusia yang dibagikan via media sosial.

    “Saya meminta Anda untuk datang ke wilayah Bakhmut, yang dikendalikan oleh unit-unit paramiliter (Federasi Rusia), dan menilai situasinya sendiri,” tulis Prigozhin dalam suratnya kepada Shoigu.

    Undangan ke medan pertempuran itu menjadi langkah provokatif terbaru dari Prigozhin yang ditujukan untuk jajaran pemimpin militer di Kremlin.

    Beberapa waktu terakhir, Prigozhin meningkatkan keluhan-keluhannya soal kemunduran pasukan tentara bayaran Rusia dalam pertempuran di wilayah Ukraina. Dia menyalahkan Kementerian Pertahanan Rusia atas kurangnya amunisi yang menghambat upaya pasukannya dalam menguasai wilayah Bakhmut.

    Prigozhin bahkan secara terang-terangan mengkritik Shoigu dan Kepala Staf Jenderal Militer Valery Gerasimov dalam pernyataan via video yang diunggah ke media sosial. Momen semacam itu yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap para pejabat tinggi Rusia.

    “Shoigu! Gerasimov! Mana amunisi saya?” tanya Prigozhin yang marah dalam video itu. Dia bahan menggunakan kata-kata umpatan dalam omelannya itu.

    Saksikan juga ‘Saat Trump: Jika Saya Presiden, Perang Ukraina-Rusia Berakhir Dalam 24 Jam!’:

  • Bos Tentara Bayaran Tawarkan Bocorkan Posisi Pasukan Rusia ke Ukraina

    Pasukan Rusia Kabur dari Bakhmut!

    Moskow

    Pemimpin kelompok paramiliter Wagner yang pro-Kremlin, atau biasa disebut tentara bayaran Rusia, menuduh unit pasukan Moskow kabur dari posisinya di dekat Bakhmut, Ukraina bagian timur. Bakhmut diketahui sekarang menjadi pusat pertempuran sengit pasukan Ukraina dan Rusia.

    “Hari ini, salah satu unit Kementerian Pertahanan kabur dari salah satu posisi kami … mengekspos barisan depan,” ujar pemimpin Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Selasa (9/5/2023).

    Prigozhin kemudian mempertanyakan kemampuan Kremlin untuk mempertahankan wilayah Rusia saat Ukraina mempersiapkan serangan balasan untuk merebut wilayah-wilayahnya yang diduduki pasukan Moskow.

    “Mengapa pemerintah tidak mampu mempertahankan negaranya?” tanya Prigozhin dalam video berisi sindiran pedas, sembari menyebut pasukan Ukraina ‘berhasil’ menyerang wilayah perbatasan Rusia.

    Dia menyebut pasukan Rusia ‘melarikan diri’ karena Kementerian Pertahanan ‘alih-alih bertempur, malah membuat rencana sepanjang waktu’.

    Dalam pernyataan terbaru, Prigozhin juga menegaskan kembali ancamannya menarik mundur pasukan tentara bayaran Wagner dari Bakhmut, jika militer Rusia tidak mengirimkan lebih banyak pasokan amunisi yang mulai menipis.

    Sebelumnya, Progizhin memarahi para jenderal militer Rusia dan mengancam akan menarik pasukannya dari garis depan pertempuran di Ukraina karena kekurangan amunisi.

  • Raja Charles Sapa Warga di Luar Istana Jelang Penobatan

    Raja Charles Sapa Warga di Luar Istana Jelang Penobatan

    Jakarta

    Raja Charles III menyapa warga di luar Istana Buckingham sehari jelang penobatannya sebagai Raja Inggris. Charles menyapa warga bersama keluarga kerajaan.

    Dilansir AFP, Jumat (5/5/2023), Charles menyapa warga pada Jumat malam waktu setempat. Ratusan tenda telah dipasang di sepanjang The Mall, jalan dengan deretan pepohonan menuju istana.

    Para pendukung garis keras kerajaan berkemah untuk mengamankan tempat menonton prosesi penobatan Charles dari Westminster Abbey London pada hari Sabtu. Warga terlihat seperti sedang berpesta kostum, dengan banyak orang yang berdandan mewah dengan segala macam kostum lengkap dengan mahkota tiup di kepala mereka.

    Keriuhan semakin meningkat ketika Charles, Pangeran William dan istri William, Kate, keluar untuk berjabat tangan dan mengobrol dengan warga di belakang barikade. Mereka bersorak, berswafoto di samping para bangsawan dan beberapa di antaranya menyanyikan “God Save the King”.

    “Love you, Charlie!”, kata seorang wanita. Sementara yang lain menyampaikan selamat.

    Kate (41) mengatakan bahwa penobatan adalah “momen yang luar biasa untuk perayaan”.

    Seorang pria, mengenakan mahkota emas dan bendera merah, putih, dan biru di bahunya, berdiri di samping poster seukuran aslinya. Lima wanita dari English Midlands, semuanya berusia enam puluhan dan mengenakan setelan Union Jack, bersiap untuk malam ketiga dan terakhir dengan tidur di tenda.

    (dek/haf)

  • Rusia Gagalkan Serangan 2 Drone yang Ditujukan ke Rumah Putin

    Rusia Gagalkan Serangan 2 Drone yang Ditujukan ke Rumah Putin

    Jakarta

    Rusia mengatakan bahwa pihaknya telah menembak jatuh dua drone yang ditujukan ke kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin. Rusia menyebut serangan drone tersebut sebagai upaya pembunuhan terhadap Putin.

    “Dua kendaraan tak berawak diarahkan ke Kremlin…peralatannya tidak berfungsi,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa ini terjadi pada malam hari dilansir AFP, Kamis (4/5/2023).

    Sisa-sisa drone jatuh di dalam Kremlin, tetapi tidak melukai siapa pun, tambah pernyataan itu. Operasi drone disebut sebagai tindakan teroris yang direncanakan dan upaya pembunuhan Putin.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin sedang bekerja di kediamannya dekat Moskow dan masih akan mengambil bagian dalam parade Hari Kemenangan Perang Dunia II yang dijadwalkan di Red Square minggu depan seperti yang direncanakan.

    Wali Kota Moskow mengumumkan larangan penerbangan drone tanpa izin di atas ibu kota Rusia. Dalam sebuah pernyataan, Wali Kota Sergei Sobyanin mengatakan penerbangan drone akan dilarang kecuali izin khusus diperoleh dari otoritas pemerintah.

    Berita Kremlin datang saat Ukraina bersiap untuk serangan baru terhadap pasukan Rusia yang telah direncanakan berbulan-bulan.

    Dalam tanda-tanda yang memungkinkan, bahwa persiapan sedang ditingkatkan, kota garis depan Kherson di Ukraina selatan mengumumkan jam malam yang panjang bagi penduduk dan tindakan sabotase di belakang garis Rusia diintensifkan.

    Pejabat daerah mengatakan ini adalah untuk petugas penegak hukum melakukan pekerjaan mereka, tetapi jam malam panjang serupa juga telah digunakan di masa lalu untuk pergerakan pasukan dan senjata.

    “Selama 58 jam ini, dilarang bergerak di jalan-jalan kota. Kota juga akan ditutup untuk masuk dan keluar,” kata kepala administrasi militer daerah Kherson, Oleksandr Prokudin.

    (rfs/rfs)

  • Aksi Main Cambuk Taliban Giring Pecandu Narkoba ke Rehabilitasi

    Aksi Main Cambuk Taliban Giring Pecandu Narkoba ke Rehabilitasi

    Jakarta

    Mohammed Omar mengingat betul masa-masa ketika tentara Taliban tiba-tiba muncul di jembatan Pul-e-Sukhta di Kabul bagian barat. Kelompok Taliban yang kini memerintah Afghanistan menjalankan kampanye agresif demi menyingkirkan pengguna narkoba dari jalanan.

    “Saya sedang mencoba membeli beberapa obat di kolong jembatan ketika saya ditarik dari belakang. Orang itu adalah anggota Taliban. Mereka datang untuk membawa kami,” kata Omar dilansir BBC Indonesia, Sabtu (8/4/2023).

    Jauh sebelum kelompok Islam garis keras itu kembali berkuasa di Afghanistan pada Agustus 2021, kawasan tersebut dikenal sebagai tempat para pecandu narkoba berkumpul.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Taliban telah mengumpulkan ratusan orang dari seluruh kota, mulai dari jembatan, taman, hingga puncak bukit.

    Sebagian besar dari mereka dibawa ke bekas pangkalan militer AS, yang telah diubah menjadi pusat rehabilitasi darurat.

    Angka Kecanduan Narkoba di Afghanistan Capai 3,5 Juta Orang

    Angka kecanduan narkoba di Afghanistan tergolong sebagai salah satu yang tertinggi di dunia. Diperkirakan sebanyak 3,5 juta orang – dari total 40 juta populasinya – kecanduan, menurut Biro Narkotika Internasional dan Penegakan Hukum.

    Di bawah jembatan Pul-e-Sukhta, ratusan laki-laki kerap terlihat berjongkok di antara tumpukan sampah, jarum suntik, kotoran, dan terkadang mayat orang yang meninggal akibat overdosis.

    Bau busuk di kolong jembatan ini sangat menyengat. Kawanan anjing tampak mengaduk-aduk tumpukan sampah, mencari sisa-sisa makanan.

    Di atas jembatan, lalu lintas hilir-mudik, pedagang kaki lima menjajakan dagangannya, dan para komuter bergegas mengejar bus di depo lokal.

    “Saya pergi ke sana untuk bertemu teman-teman saya dan mengonsumsi obat. Saya tidak takut mati. Ajal ada di tangan Tuhan,” kata Omar.

    Mayoritas orang-orang yang menganggap tempat ini sebagai rumah telah terlupakan, terlepas dari kebijakan pemerintah sebelumnya untuk mengumpulkan para pecandu dan menempatkan mereka di pusat rehabilitasi.

    Para Pecandu Dicambuk hingga Dipukuli

    Begitu Taliban berkuasa, kampanye antinarkoba di Afghanistan lebih agresif. Para pecandu di pinggir jalan dicambuk dan dipukuli.

    “Mereka menggunakan pipa untuk mencambuk dan memukuli kami,” kata Omar.

    “Jari saya patah karena saya tidak ingin meninggalkan jembatan dan saya melawan. Mereka tetap memaksa kami keluar.”

    Omar kemudian didorong ke dalam bus bersama puluhan orang lainnya.

    Rekaman dari kejadian itu kemudian dirilis oleh pemerintahan Taliban. Tayangan video menunjukkan bagaimana tentara Taliban membersihkan kawasan pecandu yang meninggal karena overdosis. Jenazah mereka dibawa dengan syal abu-abu gelap. Yang masih hidup, digotong menggunakan tandu karena tidak sadarkan diri.

    Rumah sakit rehabilitasi tempat Omar dirawat memiliki 1.000 tempat tidur, namun kini menampung hingga 3.000 pasien.

    Kondisinya kumuh. Orang-orang itu ditahan di pusat rehabilitasi tersebut selama sekitar 45 hari, di mana mereka menjalani program intensif sebelum dibebaskan.

    Tidak ada jaminan bahwa pasien ini tidak akan kambuh.

    Sementara mereka yang disingkirkan dari jalanan sebagian besar adalah laki-laki. Beberapa perempuan dan anak-anak juga dibawa ke pusat rehabilitasi khusus.

    Omar, seperti pecandu lainnya, sangat kurus. Pakaian cokelatnya yang diberikan oleh pihak berwenang, tampak longgar. Wajahnya juga tirus.

    Sambil duduk di tepi tempat tidurnya, dia menggambarkan kehidupan yang pernah dia jalani.

    “Suatu hari saya berada di Dubai, besoknya di Turki dan terkadang Iran. Saya berkeliling dunia sebagai pramugara dengan Kam Air. Kami sering kedatangan tamu VIP seperti mantan presiden di pesawat.”

    Dia kehilangan pekerjaannya ketika Kabul jatuh ke tangan Taliban. Menghadapi kesulitan ekonomi dan masa depan yang tidak pasti, dia terjerumus menggunakan narkoba.

    Ketika Taliban berkuasa pada 1990-an, mereka membasmi budidaya opium. Padahal perdagangan narkoba menjadi sumber pendapatan utama bagi mereka selama 20 tahun pemberontakan.

    Sekarang Taliban mengatakan bahwa mereka telah memerintahkan agar perdagangan opium diakhiri dan berupaya menegakkan kebijakan ini. Namun menurut PBB, budidaya opium justru meningkat 32% pada 2022 dibandingkan 2021.

    Sementara itu, ekonomi Afghanistan berada di ambang kehancuran. Mereka kehilangan dukungan internasional, menghadapi tantangan keamanan, masalah iklim, dan inflasi pangan global.

    Sejak datang ke pusat rehabilitasi, Omar bertekad untuk sembuh.

    “Saya ingin menikah, berkeluarga dan hidup normal,” kata dia.

    “Dokter-dokter ini sangat baik. Mereka mencoba yang terbaik untuk membantu kami.”

    Bagi para dokter di pusat rehabilitasi, ini adalah operasi yang sangat terbatas. Taliban terus mengirimkan lebih banyak orang untuk direhabilitasi, sementara para staf kesulitan menemukan ruang untuk mereka.

    “Kami butuh bantuan. Komunitas internasional telah pergi dan menghentikan bantuan mereka. Tapi masalah kami belum selesai,” kata seorang dokter kepada saya.

    “Ada banyak profesional di antara para pecandu ini. Orang-orang pintar dan terpelajar yang pernah memiliki kehidupan yang baik. Tetapi karena kesulitan yang dihadapi masyarakat kami, kemiskinan dan kurangnya pekerjaan membuat mereka mencari pelarian.”

    Meskipun penuh sesak dan kekurangan sumber daya, para dokter tetap berkomitmen untuk melakukan segala yang mereka bisa demi membantu para pecandu ini.

    “Tidak ada jaminan bahwa pasien ini tidak akan kambuh begitu mereka pergi. Tapi kami harus terus berusaha dan yang terpenting, kami perlu memberi mereka harapan untuk masa depan. Saat ini, harapan itu tidak ada.”

    (taa/taa)