Organisasi: Gaikindo

  • Sinyal Program Subsidi Mobil Listrik Lanjut Tahun Depan

    Sinyal Program Subsidi Mobil Listrik Lanjut Tahun Depan

    Jakarta

    Pemerintah memberi sinyal melanjutkan program subsidi mobil listrik pada tahun 2025. Hal itu dikatakan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ketika menghadiri acara first export Chery Indonesia di Cikarang Dry Port, Bekasi (1/11).

    “Semuanya ada kemungkinan untuk memberikan penambahan insentif. Kita juga sudah membahas berkaitan dengan insentif-insentif yang dibutuhkan buat sektor otomotif, karena sektor otomotif sekarang sedang tidak baik-baik saja,” ungkap Agus kepada wartawan.

    “Kita lihat bahwa salesnya sekarang sudah menurun, sehingga Gaikindo sendiri harus merevisi target yang mereka sudah tetapkan sebelumnya. Ini membutuhkan intervensi dari negara, termasuk kemungkinan kita mau menerbitkan beberapa program atau kebijakan insentif dan stimulus,” sambung Agus.

    Saat ditanya seperti apa skema subsidi yang bakal diberikan untuk mobil listrik, Agus mengatakan bahwa hal tersebut sedang dirumuskan. “Intinya, pemerintah mempunyai perhatian terhadap sektor industri otomotif, karena sektor industri otomotif itu mempunyai backward linkage yang besar dan forward linkage yang besar,” kata dia.

    “Sehingga seluruh ekosistem industri sektor otomotif itu merupakan sebuah kesatuan. Kalau penjualan otomotifnya sendiri, produk-produk akhirnya sendiri, dia mengalami kontraksi berbeda dengan berbagai alasan. Sekarang alasan yang utamanya kita lihat adalah perlemahan dari daya beli. Tentu itu akan berpengaruh pada backward linkage yang akan juga menarik ke bawah backward linkage dan juga forward linkage,” bilang Agus.

    Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah memberikan bantuan berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10%. Jadi awalnya pajak PPN yang dibayarkan 11%, menjadi 1%. Aturan itu berlaku pada 2023 dan 2024, dengan syarat mobil listrik harus diproduksi di dalam negeri dengan nilai TKDN minimal 40%.

    (lua/dry)

  • Motor Listrik Alva N3 Meluncur di IMOS 2024, Harga Rp 18 Jutaan!

    Motor Listrik Alva N3 Meluncur di IMOS 2024, Harga Rp 18 Jutaan!

    Jakarta

    PT Electra Distribusi Indonesia (EDI) resmi meluncurkan Alva N3 di pameran Indonesia Motorcycle Show atau IMOS 2024. Motor listrik tersebut bermain di kelas entry level dengan harga yang sangat terjangkau!

    Alva N3 sebenarnya telah melantai di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2024. Namun, ketika itu, produsen hanya mengenalkan ke konsumen tanpa mengumumkan harga dan fitur lengkapnya. Kali ini, semua detailnya diungkap secara publik!

    Skema pembelian Alva N3 sangat unik dan berbeda dibandingkan motor-motor listrik pada umumnya. Sebab, tunggangan tersebut dibanderol Rp 18,5 juta dalam kondisi ‘kosongan’. Sementara baterainya dijual secara terpisah melalui skema kredit. Konsumen tinggal membayar Rp 200 ribuan sebulan selama tiga tahun.

    Ketika lunas, baterai tersebut akan menjadi hak milik konsumen. Namun, jika mau dibeli tunai juga bisa. Harganya Rp 10 juta untuk satu baterai dan Rp 17 juta untuk dua baterai.

    “Jadi, kalau baterainya mau dibeli tunai, tinggal ditotal saja. Misal satu baterai ditambah harga motor jadi Rp 28 jutaan,” ujar Krisna Murti selaku Chief Commercial Officer (CCO) Alva di ICE BSD Tangerang Selatan, Rabu (30/10).

    Alva N3 dibekali sejumlah fitur standard, mulai dari panel instrumen digital, boost charge untuk pengisian daya cepat, Alva Intelligent Charging System (AICS), bagasi dan kompartemen yang lega, port USB A dan C, konektivitas ponsel melalui Alva Apps, ‘tahan banjir’ dan masih banyak lagi.

    Pabrikan membekalinya dengan baterai ganda yang mampu membuat kendaraan menempuh jarak 140 km. Sementara kecepatan maksimumnya 80 km/jam.

    Motor listrik baru itu tersedia dalam tiga pilihan warna, yakni krem, hitam dan putih. Pembelian unit sudah termasuk garansi tiga tahun dan layanan dukungan seperti customer service, roadside assistance serta Zuttoride.

    (sfn/dry)

  • Tambah Lagi Mobil China Rakit Mobil di Indonesia, Ini Modelnya

    Tambah Lagi Mobil China Rakit Mobil di Indonesia, Ini Modelnya

    Jakarta

    Tambah lagi satu merek China yang merakit mobil di Indonesia. Adalah Jetour yang kini merakit mobilnya di pabrik milik PT Handal Indonesia Motor.

    Jetour mengikuti jejak pabrikan China lainnya untuk merakit mobil di dalam negeri. PT Jetour Motor Indonesia baru saja mengumumkan perakitan mobilnya di dalam negeri. Sebagai awalan, ada dua model mobil Jetour yang dirakit di pabrik milik PT Handal Indonesia Motor. Perakitan dalam negeri ini bukti komitmen Jetour untuk menghadirkan kendaraan premium dan inovatif di pasar otomotif Indonesia.

    “Line-off ceremony ini merupakan wujud nyata dari komitmen Jetour untuk berkontribusi dalam perkembangan industri otomotif di Indonesia, dengan menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kami yakin Jetour Dashing dan Jetour X70 Plus dapat diterima oleh masyarakat Indonesia,” ujar Presiden Direktur PT Jetour Motor Indonesia Jacky Yang dalam siaran persnya.

    Sebelum melakukan perakitan, Jetour memang sudah mengenalkan dua produknya itu di Indonesia. Jetour Dashing dan X70 Plus diketahui telah melantai di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024.

    Jetour X70 PLUS dirancang untuk kenyamanan perjalanan keluarga, dilengkapi dengan fitur-fitur unggulan seperti Ultra Wide Panoramic Sunroof. Sementara Jetour Dashing tampil lebih sporty dengan cutting-edge design untuk generasi muda yang bersemangat akan petualangan dan pengalaman baru di setiap perjalanan. Jetour Dashing dibanderol Rp 389,8 juta dan Jetour X70 Plus Rp 414,8 juta. Nominal tersebut berstatus on the road Jakarta dan berlaku untuk periode prebooking Oktober-November 2024.

    Setiap pembelian Jetour Dashing dan X70 Plus, konsumen berhak mendapat garansi mesin hingga 10 tahun atau 1 juta km dan garansi kendaraan umum hingga 6 tahun tanpa batasan jarak.

    Sebagai catatan, Jetour Dashing dan X70 Plus sama-sama menggunakan mesin 1.5 Turbo 6DCT yang mampu menghasilkan tenaga maksimal 156 PS dan torsi puncak 230 Nm. Jetour memulai ekspansi internasional sejak tahun 2019. Saat ini, Jetour telah mengekspor ke lebih dari 50 negara dan wilayah, termasuk Timur Tengah, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Asia-Pasifik yang mencakup kendaraan lengkap, suku cadang, dan juga komponen.

    Pada saat yang sama, Jetour Auto bertujuan untuk mencapai target penjualan tahunan 1 juta unit pada tahun 2030 di 60 pasar di seluruh dunia.

    (dry/din)

  • Ioniq 6 Kalah Laku dari BYD Seal, Hyundai Bilang Begini

    Ioniq 6 Kalah Laku dari BYD Seal, Hyundai Bilang Begini

    Jakarta

    PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) buka suara soal penjualan Hyundai Ioniq 6 yang kalah jauh dibandingkan BYD Seal. Menurut mereka, meski sama-sama sedan listrik, namun keduanya main di pasar yang berbeda.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), BYD Seal menempati urutan empat dalam daftar mobil listrik terlaris selama September 2024. Kendaraan berstatus impor utuh dari China itu terjual 491 unit secara wholesales.

    Di kesempatan yang sama, Hyundai Ioniq 6 hanya laku 8 unit. Lantas, apa kata Hyundai soal catatan timpang tersebut?

    Frans Soerjopranoto selaku Chief Operating Officer (COO) HMID mengatakan, meski sama-sama sedan listrik, namun harga keduanya sangat berbeda. Jika BYD Seal hanya Rp 600-700 jutaan, maka Hyundai Ioniq 6 tembus Rp 1,2 miliar.

    “Kalau kita lihat struktur pasar, struktur market sendiri, pasti yang besar yang di bawah. Jadi kalau membandingkan antara Ioniq 6 yang ada di atas dengan mobil listrik lain yang ada di bawahnya, rasanya kurang pas,” ujar Frans saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat.

    “Makanya Gaikindo selalu membedakan segmen. Ioniq 6 tak masuk ke segmen itu,” tambahnya.

    Hyundai Ioniq 6 Foto: Ridwan Arifin/detikcom

    Frans menjelaskan, menjual mobil listrik di atas Rp 1 miliar punya pendekatan berbeda dibandingkan mobil listrik ‘murah’. Sebab, target market-nya sangat terbatas dan hanya menyentuh kalangan tertentu saja.

    “Ada beberapa golongan yang kita sebut innovator. Dia mengapresiasi produk-produk inovasi yang ada dan ingin menjadi the 1st mover sehingga berani bayar mahal,” tuturnya.

    “Jadi saat kita melakukan study, siapa sih yang membeli Ioniq 6? Jawabannya adalah orang-orang yang pindah dari premium car seperti BMW dan Mercedes-Benz,” kata dia menambahkan.

    Berikut Daftar Mobil Listrik Terlaris September 2024

    1. BYD M6: 836 unit

    2. BYD Atto 3: 602 unit

    3. Wuling Cloud EV: 506 unit

    4. BYD Seal: 491 unit

    5. Wuling Air ev: 490 unit

    6. Chery Omoda E5: 206 unit

    7. Wuling BinguoEV: 178 unit

    8. Hyundai Kona Electric: 174 unit

    9. MG ZS EV: 165 unit

    10. MG 4 EV: 156 unit

    11. BYD Dolphin: 146 unit

    12. Hyundai Ioniq 5: 102 unit

    13. Neta V-II: 92 unit

    14. Citroen EC3: 33 unit

    15. Neta X: 31 unit

    16. MINI Cooper SE: 24 unit

    17. Toyota bZ4x: 23 unit

    18. BMW iX1: 19 unit

    19. BMW iX: 17 unit

    20. MINI Countryman SE: 10 unit

    21. Hyundai Ioniq 6: 8 unit

    22. DFSK Gelora: E 7 unit

    23. BMW i5: 4 unit

    24. Volvo EX30: 2 unit

    25. Mercedes-Benz E350: 1 unit

    26. Mitsubishi L100 EV: 1 unit

    27. Mercedes-Benz EQE 350: 1 unit

    28. Volvo XC40: 1 unit.

    (sfn/sfn)

  • Industri Otomotif Eropa Guncang, Apa Dampaknya Buat Indonesia?

    Industri Otomotif Eropa Guncang, Apa Dampaknya Buat Indonesia?

    Jakarta

    Di tengah sulitnya industri otomotif Eropa, khususnya di Jerman, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengundang perwakilan dari industri otomotif Jerman ke “konferensi tingkat tinggi otomotif” virtual pada hari Senin (23/09).

    Habeck ingin mencari cara membantu produsen mobil yang tengah berjuang untuk bertahan hidup ini. Konferensi tingkat tinggi tersebut diadakan di tengah seruan untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan permintaan mobil listrik.

    Produsen mobil Eropa hanya bisa menjual lebih sedikit produknya dari target semula. Model kendaraan listrik (EV) baru juga masih berjuang menarik minat konsumen. Penurunan penjualan bukan hanya dihadapi produsen mobil terbesar Eropa yakni Volkswagen dari Jerman, produsen mobil Prancis, Renault, dan Stellantis (grup mobil Italia yang punya 14 merek), juga mengalami kelesuan pasar serupa.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Situasi sangat buruk khususnya dihadapi di pabrik Stellantis di Mirafiori, Italia, tempat produksi mobil listrik Fiat 500e. Produksi di sana turun lebih dari 60% pada paruh pertama tahun 2024. Sementara itu, pabrik mobil premium Audi di Belgia, yang memproduksi model mewah Q8 e-tron, berisiko ditutup.

    Masalah penjualan juga menghantui pabrik Renault di Douai, Prancis utara, dan di VW di Dresden, Jerman. Mobil listrik yang mereka produksi kesulitan menemukan pembeli.

    Tekanan terhadap produsen mobil Eropa semakin meningkat, khususnya dari Cina. Sejumlah produsen mobil Listrik dari Cina sebelumnya diberitakan juga ingin membuka pabrik di Eropa. Ini menambah saingan bagi industri Eropa.

    Diversifikasi pasar olahan nikel Indonesia terancam

    Dikutip dari Kompas pada akhir 2023, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa VW berencana membangun industri baterai kendaraan listrik secara terpadu di Indonesia. Hal ini rencananya akan direalisasikan lewat anak Perusahaan VW yakni PowerCo.

    Kepada DW Indonesia, Direktur Center of Economic and Law Studies, CELIOS, Bhima Yudhistira, mengatakan rencana ini berisiko gagal karena perubahan kondisi keuangan di perusahaan induknya. Ia mengatakan, apabila pabrik VW di Jerman tutup, Indonesia berisiko makin bergantung kepada Cina untuk menjual nikel olahan sebagai bahan baku baterai.

    “Pemerintah kan ingin agar ada diversifikasi pasar olahan nikel, tidak hanya dominan ke China namun bisa masuk ke negara lain termasuk ke rantai pasok industri otomotif di Eropa,” kata Bhima kepada DW Indonesia.

    Selain untuk memperbaiki harga, diversifikasi ke pasar Eropa juga penting supaya nikel Indonesia punya standarisasi lingkungan dan perlindungan pekerja yang lebih baik.

    Begitu mendengar kabar VW berisiko tutup pabrik, Bhima khawatir perusahaan smelter nikel di Indonesia kurang tertarik meningkatkan standarisasi pengelolaan nikelnya.

    Otomotif Indonesia punya peluang

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, di tengah lemahnya ekonomi global, industri otomotif di Indonesia juga cenderung menurun.

    Pada tahun ini, penjualan mobil di Indonesia mencapai sekitar 484,000 unit, atau turun 17,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, menurut Gaikindo. Penyebabnya adalah daya beli Masyarakat yang tertekan inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.

    Namun menariknya, penjualan whole sales mobil listrik justru melonjak pesat. Pada periode Januari-Agustus, penjualan mobil listrik dari pabrikan ke dealer di Indonesia mencapai lebih dari 23 ribu unit. Ini berarti ada kenaikan sebesar 177,32% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Demikian tulis Gaikindo dalam laman web mereka.

    Sejumlah produsen bahkan mengutarakan rencana untuk berinvestasi di Indonesia, Citron misalnya. Brand otomotif asal Prancis, pada Juli 2024 justru malah mengumumkan akan membangun pabrik di Purwakarta, Jawa Barat.

    “Peresmian produksi dalam negeri ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk memproduksi model Citron -C3 All Electric secara lokal yang akan dimulai pada bulan Agustus 2024,” tulis Citron Indonesia dalam laman web mereka. Total investasinya mencapai Rp381 milliar.

    Sebagian diadaptasi dari artikel DW Jerman

    (ita/ita)