Organisasi: Gaikindo

  • 10 Komoditas Ekspor Indonesia yang Dicari di Dunia

    10 Komoditas Ekspor Indonesia yang Dicari di Dunia

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2024 mencapai angka US$24,41 miliar atau sekitar Rp378,2 triliun. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 10,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

    Berikut adalah 10 komoditas utama ekspor Indonesia yang memiliki permintaan tinggi di pasar global:

    Minyak kelapa sawit merupakan salah satu produk ekspor unggulan Indonesia di sektor non-migas. Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), minyak nabati ini menyumbang sekitar 10,8 persen dari total ekspor non-migas nasional. 

    Pada Juli 2024, ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil) mencapai nilai US$1,39 miliar. Permintaan tinggi terhadap minyak sawit berasal dari berbagai negara yang menggunakannya untuk industri makanan, kosmetik, dan bahan bakar nabati.

    Indonesia juga terkenal sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Data dari BPS menunjukkan bahwa ekspor kopi nasional dari Januari hingga September 2024 mencapai US$1,49 miliar dengan volume sekitar 342,33 ribu ton. 

    Jenis kopi yang paling banyak diekspor adalah robusta. Negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia di antaranya adalah Filipina, Malaysia, dan Amerika Serikat.

    Produk perikanan seperti udang juga termasuk dalam daftar Komoditas Ekspor unggulan Indonesia. Meskipun mengalami tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir, baik dari segi volume maupun nilai, udang tetap memberikan kontribusi besar terhadap perolehan devisa negara.  Dari Januari hingga September 2024, nilai ekspor udang mencapai US$1,19 miliar.

    Indonesia merupakan salah satu produsen karet terbesar di dunia. Berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia menempati peringkat kedua setelah Thailand dalam produksi karet global. 

    Pada tahun 2021, produksi karet Indonesia mencapai 3.121.474 ton. Sementara pada Mei 2024, ekspor karet Indonesia telah menjangkau 25 negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Kanada, dan Polandia.

    5. Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)

    Produk tekstil dan pakaian jadi juga menjadi andalan ekspor Indonesia. Selama periode Januari hingga Oktober 2024, ekspor produk tekstil mencapai US$9,85 miliar dengan total produksi sekitar 1,6 juta ton. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,89 persen.

    Ekspor barang elektronik Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan di tahun 2024, terutama ke pasar Mesir. Contohnya, ekspor lemari pendingin ke Mesir pada periode Januari-Juni 2024 mencapai US$5,45 juta, meningkat hingga 87,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Industri furnitur Indonesia memiliki daya saing tinggi di pasar global karena bahan baku yang berkualitas serta harga yang stabil. Pada periode Januari hingga Juli 2024, ekspor produk mebel menyumbang devisa sebesar US$1,2 miliar. Produk furnitur Indonesia banyak diminati oleh negara-negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Timur Tengah.

    Sebagai salah satu produsen alas kaki terbesar di dunia, Indonesia memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi dalam sektor ini. Untuk pasar Uni Eropa, ekspor alas kaki mencapai US$698,91 juta, sementara untuk Amerika Serikat mencapai US$914,76 juta. 

    Proyeksi pertumbuhan pendapatan tahunan global dari sektor alas kaki diperkirakan mencapai 3,43 persen pada periode 2024-2028. Hal ini menjadi peluang besar bagi produsen Indonesia.

    Kakao dan produk olahannya juga merupakan komoditas ekspor utama Indonesia. Data dari BPS menunjukkan bahwa ekspor kakao dari Januari hingga Oktober 2024 mencapai US$2,01 miliar, meningkat 104,58 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Negara tujuan utama ekspor kakao Indonesia meliputi India, Amerika Serikat, Cina, Malaysia, dan Australia.

    10. Komponen Kendaraan Bermotor

    Industri otomotif Indonesia juga memberikan kontribusi besar dalam sektor ekspor. Indonesia mengekspor berbagai suku cadang dan komponen kendaraan ke negara-negara besar seperti Cina, India, dan Malaysia. 

    Selain komponen kendaraan, Indonesia juga mengekspor kendaraan dalam bentuk utuh. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Indonesia berhasil mengekspor 166.176 unit kendaraan utuh pada tahun 2024.

  • Penuhi TKDN, 2 Varian Toyota Hybrid Bisa Dibanderol Lebih Murah

    Penuhi TKDN, 2 Varian Toyota Hybrid Bisa Dibanderol Lebih Murah

    GELORA.CO -Toyota Indonesia mengumumkan telah memenuhi persyaratan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk dua mobil hybrid mereka, Toyota Kijang Innova Hybrid dan Yaris Cross Hybrid.

    Dua produk tersebut masuk kelompok mobil hybrid yang mendapat insentif dari pemerintah berupa penurunan tarif Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen

    Melalui siaran resminya, Toyota Indonesia menyebut bahwa tarif PPnBM Kijang Innova Zenix Hybrid sebelumnya adalah 7 persen. Dan per Januari 2025 turun menjadi 4 persen. Sedangkan PPnBM Yaris Cross turun dari 6 persen menjadi 3 persen.

    Jika dikonversi ke rupiah, hal itu membuat harga jual mengalami penurunan sekitar Rp10 juta-Rp30 juta. Penurunan ini tentu berdampak positif bagi pelanggan Toyota, dan diharapkan memicu pertumbuhan pasar otomotif nasional, terutama di segmen kendaraan elektrifikasi (eX).

    “Toyota sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah tersebut. Selain memberi dampak positif terhadap daya beli masyarakat, langkah ini diharapkan semakin memperkuat pasar eX di Indonesia dan memberi kontribusi yang signifikan dalam pencapaian target nett zero emission yang dicanangkan pemerintah pada 2060 mendatang,” ujar Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, dikutip Rabu, 29 Januari 2025.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pasar mobil eX di Indonesia terus berkembang. 

    Pada 2021, market share mobil eX terhadap total penjualan mobil nasional baru mencapai 0,36 persen. Namun, hanya dalam tempo satu tahun, naik menjadi 1,97 persen. Dan naik menjadi 7,09 persen pada 2023. Pada 2024, dengan angka penjualan mencapai 103.227 unit, market share mobil eX pun naik menjadi 11,92 persen.

    Sebagian besar penjualan eX pada 2024 berasal dari mobil hybrid (HEV) yaitu mencapai 59.903 unit (58,03 persen), mobil baterai (BEV) sebesar 43.188 unit (41,84 persen) dan mobil plug-in hybrid (PHEV) sebanyak 136 unit (0,135 persen). 

    Angka di atas menyiratkan bahwa minat konsumen terhadap mobil hybrid masih jauh lebih besar dibandingkan mobil baterai dan plug-in hybrid.

    Nah, dari total penjualan eX pada 2024 tersebut, kontribusi terbesar berasal dari penjualan Toyota yang mencapai 35.245 unit atau sekitar 35,3 persen. Bahkan untuk segmen pasar mobil hybrid, Toyota berhasil menguasai pasar sebesar 62,30 persen.

    Kontribusi terbesar terhadap penjualan eX Toyota berasal dari Kijang Innova Zenix Hybrid sebesar 26.470 unit (75,12 persen), dan Yaris Cross Hybrid sebesar 4.144 unit (11,67 persen). Diikuti Alphard Hybrid 3.838 unit (10,89 persen), Vellfire Hybrid 510 unit, Corolla Camry Hybrid 152 unit, Corolla Cross Hybrid 109 unit, dan Corolla Altis Hybrid 41 unit.

  • Sah! 2 Varian Toyota Hybrid Ini Kini Lebih Murah

    Sah! 2 Varian Toyota Hybrid Ini Kini Lebih Murah

    Jakarta

    Bagi detikers yang hendak memilih mobil ramah lingkungan dan efesien, pilihan mobil hybrid bisa menjadi pilihan. Terlebih kini mobil hybrid sudah mendapatkan insentif, artinya sudah semakin murah, ramah lingkungan, dan efisien saat mengkonsumsi bahan bakar.

    Toyota Indonesia pun mengumumkan mampu memenuhi persyaratan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), Toyota Kijang Innova Hybrid dan Yaris Cross Hybrid masuk dalam kelompok mobil hybrid yang mendapat insentif dari pemerintah, berupa penurunan tarif Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung PPnBM Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3%, seperti dalam siaran resmi yang diterima detikOto.

    Dijelaskan, jika sebelumnya tarif PPnBM Kijang Innova Zenix Hybrid sebesar 7%, mulai Januari 2025 ini turun dari 7% menjadi 4%, sedangkan PPnBM Yaris Cross turun dari 6% menjadi 3%.

    Jika dikonversi ke rupiah, terjadi penurunan sekitar Rp 10 juta-Rp 30 juta. Penurunan ini tentu berdampak positif bagi pelanggan Toyota, dan diharapkan memicu pertumbuhan pasar otomotif nasional, terutama di segmen kendaraan elektrifikasi (EV).

    “Toyota sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah tersebut. Selain memberi dampak positif terhadap daya beli masyarakat, langkah ini diharapkan semakin memperkuat pasar EV di Indonesia dan memberi kontribusi yang signifikan dalam pencapaian target nett zero emission yang dicanangkan pemerintah pada 2060 mendatang,” kata Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto.

    Dijelaskan kembali menurut data Gaikindo, pasar mobil elektrifikasi di Indonesia terus berkembang. Pada 2021, market share mobil elektrifikasi terhadap total penjualan mobil nasional baru mencapai 0,36%, naik menjadi 1,97% pada tahun 2022 dan naik lagi menjadi 7,09% pada 2023. Untuk tahun 2024, dengan angka penjualan mencapai sebesar 103.227 unit, market share mobil EV kini sudah naik menjadi 11,92%.

    Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid Q Modelista Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Data Gaikindo juga menyebutkan, sebagian besar penjualan elektrifikasi pada 2024 berasal dari mobil hybrid (HEV) yaitu mencapai 59.903 unit (58,03%), mobil baterai (BEV) sebesar 43.188 unit (41,84%) dan mobil plug-in hybrid (PHEV) sebanyak 136 unit (0,135). Angka ini sekaligus menyiratkan bahwa daya tarik atau minat konsumen terhadap mobil hybrid masih jauh lebih besar dibandingkan mobil baterai dan plug-in hybrid.

    Dari total penjualan elektrifikasi (EV) pada 2024 tersebut, kontribusi terbesar berasal dari penjualan Toyota yang mencapai 35.245 unit atau sekitar 35,3%. Sementara itu untuk segmen pasar mobil hybrid, Toyota berhasil menguasai pangsa pasar sebesar 62,30%.

    Kontribusi terbesar terhadap penjualan EV Toyota berasal dari Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid sebesar 26.470 unit (75,12%), dan Yaris Cross Hybrid sebesar 4.144 unit (11,67%). Lainnya berasal dari penjualan Toyota Alphard Hybrid 3.838 (10,89%), Toyota Vellfire Hybrid 510 unit, Corolla Camry Hybrid 152 unit, Toyota Corolla Cross Hybrid 109 unit, Toyota Corolla Altis Hybrid 41 unit.

    Sejak 1997 Kepedulian Toyota Terhadap Lingkungan Lahirkan Teknologi Hybrid

    Kinerja penjualan di pasar kendaraan elektrifikasi (EV), terutama di pasar mobil hybrid tidak terlepas dari perjalanan panjang Toyota mengembangkan kendaraan ramah lingkungan.

    Sejak 1997, Toyota dikenal sebagai pionir kendaraan ramah lingkungan dengan meluncurkan Toyota Pirus yang menyandang teknologi Toyota Hybrid Sytem (THS). Performa teknologi ini sudah teruji dan sampai saat ini pengembangan THS sudah mencapai generasi ke-5.

    Power train hybrid generasi ke 5 memiliki motor listrik yang lebih ringan, lebih ringkas, dan bertenaga lebih tinggi, yang meningkatkan rasio penggerak listrik dalam sistem hibrida.

    Konsumsi bahan bakar Yaris Cross Hybrid Jakarta-surabaya melalui jalur pantura terbaik tembus 31,2 km/liter. Foto: dok.detikOto/detik.com

    Sebagai hasil dari kalibrasi mesin yang lebih baik, kendaraan ini memiliki lebih banyak tenaga, kinerja keseluruhan yang lebih baik, dan kemampuan berkendara yang menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah untuk versi 1,8 liter. Total daya sistem penggerak hibrida dengan mesin 1,8 liter adalah 140 hp, mengurangi waktu akselerasi 0-100 km/jam sebesar 1,7 detik, menjadi 9,2 detik.

    Inisiatif mengembangkan kendaraan ramah lingkungan merupakan bagian komitmen Toyota berkontribusi dalam rangka menghadapi berbagai problem lingkungan hidup seperti tren pemanasan global, perubahan iklim dan kebutuhan pembangunan yang berkelanjutan. Melalui insitiatif global pada 2015 Toyota telah meluncurkan Toyota Enveronmental Challenge 2050 dengan target mencapai nett zero emission pada tahun 2050.

    (lth/rgr)

  • Prediksi 2025 Makin Berat dan Andalkan Cara Ini

    Prediksi 2025 Makin Berat dan Andalkan Cara Ini

    Jakarta

    Tahun 2025 dinilai akan lebih menantang bagi industri otomotif Indonesia. Hal ini juga diamini oleh salah satu platform digital Seva, untuk itu semua strategi wajib diterapkan, termasuk dalam melakukan pengembangan fitur digital untuk memudahkan masyarakat untuk memiliki kendaraan.

    Dalam siaran pers yang diterima detikOto, David Thamrin, Product Division Head SEVA, memaparkan bahwa 2024 menjadi tahun yang penuh dengan tantangan besar bagi industri otomotif.

    Hal ini ditunjukkan oleh data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), hingga akhir tahun 2024 penjualan mobil secara wholesales menurun 13,9% secara Year-on-Year (yoy) menjadi 865 ribu unit. Meski demikian, David masih bersyukur penjualan kendaraan melalui Seva masih mengalami peningkatan.

    “Penjualan wholesales roda empat berdasarkan data GAIKINDO menurun di tahun 2024. Namun, kami bersyukur pada 2024 lalu, SEVA masih mencatatkan pertumbuhan positif,” kata David.

    Berdasarkan data Berita Serah Terima Kendaraan (BSTK), SEVA berhasil meningkatkan total penjualan sebesar 18% yoy dibanding 2023 menjadi lebih dari 17.500 unit pada tahun 2024, dengan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) mencapai Rp8,2 triliun atau naik 9% dibandingkan 2023.

    David optimis menghadapi tantangan 2025, dengan fokus pada peluang dan inovasi untuk mendorong pertumbuhan. “Tahun 2025 akan penuh tantangan, tetapi selalu ada peluang yang bisa dioptimalkan. SEVA akan terus memberikan layanan terbaik dengan solusi inovatif,” ujarnya.

    Ilustrasi SEVA hadir dengan kampanye #AdaSEVAdiGIIAS untuk edukasi konsumen GIIAS 2023 tentang produk dan layanan SEVA. Foto: Dok. SEVAKemudahan Beli Mobil dengan Berbagai Fitur

    Untuk menjawab kebutuhan masyarakat khususnya pelanggan dan first car buyer di Indonesia dalam mewujudkan impian memiliki mobil baru, SEVA menghadirkan berbagai inovasi, seperti fitur Loan Calculator dan Car Discovery.

    “Loan Calculator memungkinkan calon pelanggan menghitung kemampuan finansial mereka secara akurat, sehingga mereka dapat mengetahui mobil mana yang sesuai dengan kapasitas keuangan mereka,” jelas David.

    Fitur ini juga terintegrasi dengan Car Discovery, yang membantu pelanggan memilih mobil sesuai kebutuhan dan anggaran serta beragam pilihan brand melalui SEVA. Beberapa model mobil yang menjadi favorit pelanggan SEVA pada 2024 adalah Daihatsu Sigra, Toyota Avanza, Toyota Rush, Daihatsu New Ayla, dan Toyota Calya.

    “Mobil-mobil tersebut populer karena harganya terjangkau dan nilai jual kembali yang baik, sesuai karakteristik kebutuhan masyarakat kita,” tambah David.

    Bagi pelanggan yang membeli mobil secara kredit, SEVA menawarkan fitur Instant Approval.

    “Dengan Instant Approval, pelanggan bisa mendapatkan persetujuan pengajuan kredit kurang dari 30 menit. Kecepatan ini sangat cocok bagi pelanggan first car buyer yang ingin segera memiliki mobil terlebih dengan dukungan fitur Loan Calcultator dan Car Discovery di tengah kenaikan PPN dan opsen pajak,” kata David.

    (lth/rgr)

  • Gong Xi Fa Cai! Kiprah Mobil China di Indonesia Semakin Menyala

    Gong Xi Fa Cai! Kiprah Mobil China di Indonesia Semakin Menyala

    Jakarta

    Merek mobil China terus berdatangan ke Indonesia. Kini, mobil China tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Bahkan, mobil China kerap masuk ke daftar mobil terlaris di Indonesia.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke dealar) mobil secara nasional tembus 865.723 unit tahun lalu. Dari 800 ribuan unit mobil yang terjual tahun lalu, sekitar 6,2 persen di antaranya adalah mobil China.

    Khusus merek China, ada 12 merek yang berusaha mendapatkan hati masyarakat Indonesia, antara lain Wuling, BYD, Chery, Morris Garage, DFSK, Seres, Neta, Tank, Baic, Haval, Ora, dan Aion.

    Wuling yang masuk dari tahun 2017 masih memimpin penjualan merek China di Indonesia. Secara wholesales, Wuling sudah mengirimkan 21.923 unit pada 2024. Hasil tersebut bikin Wuling masuk daftar 10 mobil terlaris di Indonesia. Sedangkan retail sales (distribusi dealer ke konsumen) jumlahnya mencapai 25.067 unit, membuatnya berada di peringkat delapan.

    Di bawah Wuling BYD menjadi merek mobil China terlaris kedua di Indonesia. BYD yang menjadi pendatang baru langsung memikat masyarakat Indonesia. Bahkan, BYD sanggup bersaing dengan merek dari negara lain. BYD secara wholesales mendistribusikan 15.429 unit, sementara yang dikirim ke garasi konsumen mencapai 13.946 unit. Dari data Gaikindo, BYD baru tujuh bulan berjualan di Indonesia.

    Di urutan ketiga ada Chery. Secara total penjualan 2024, Chery sudah mendistribusikan 9.191 unit atau mengambil 1,1 persen pangsa pasar. Sementara itu, mobil yang dikirimkan ke garasi konsumen mencatatkan angka 8.626 unit.

    Morris Garage (MG) brand asal Inggris yang sudah di bawah payung produsen asal China, Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC) Motor, menempati peringkat keempat penjualan mobil China di Tanah Air. Penjualan wholesales-nya mencapai 3.974 unit, sedangkan retail sales mencatatkan 4.123 unit.

    Berikut penjualan mobil China di Indonesia tahun 2024.

    Wholesales

    1. Wuling: 21.923 unit
    2. BYD: 15.429 unit
    3. Chery: 9.191 unit
    4. Morris Garage: 3.974 unit
    5. AION: 1.240 unit
    6. DFSK: 828 unit
    7. Tank: 692 unit
    8. Neta: 607 unit
    9. Baic: 296 unit
    10. Haval: 104 unit
    11. Seres: 89 unit
    12. Ora: –

    Retail Sales

    1. Wuling: 25.067 unit
    2. BYD: 13.964 unit
    3. Chery: 8.626 unit
    4. Morris Garage: 4.123 unit
    5. DFSK: 1.097 unit
    6. AION: 960 unit
    7. Tank: 600 unit
    8. Neta: 570 unit
    9. Baic: 198 unit
    10. Seres: 98 unit
    11. Haval: 75 unit
    12. Ora: –

    (rgr/lth)

  • Mulai 2025, Seven akan Lebih Ekspansif Garap Bisnis B2B – Halaman all

    Mulai 2025, Seven akan Lebih Ekspansif Garap Bisnis B2B – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seven Event akan menyelenggarakan 10 pameran business to consumer (B2C) dan business to business (B2B) di 2025 yang akan mencakup pameran otomotif GIIAS series, kedirgantaraan, solusi tanggap darurat, serta industri makanan di beberapa kota besar di Indonesia.

    CEO Seven Event Andy Wismarsyah di acara bincang dengan media di kawasan BSD Tangerang baru-baru ini menjelaskan, tahun 2025 ini pihaknya akan banyak berekspansi ke pameran B2B setelah selama beberapa tahun ini berhasil menyelenggarakan pameran otomotif Jakarta Auto Week dan GIIAS Series bekerja sama dengan Gaikindo di beberapa kota Tanah Air, pameran sepeda motor bekerja sama dengan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

    “Tahun 2025 akan menjadi tantangan bagi kami untuk terus berkembang dengan penyelenggaraan pameran dari berbagai sektor industri baru,” kata Andi Wismansyah, dikutip Senin (27/1/2025).

    Sebenarnya, ekspansi ke penyelenggaraan pameran B2B sudah dimulai sejak 2024 lalu ketika pihaknya menggelar pameran industri pangan SIAL Interfood di JIExpo, serta penyelenggaraan pameran kedirgantaraan di Bandara Ngurah Rai yang diklaim sebagai pameran aviasi terbesar di Asia.

    Tahun ini pameran B2B yang menjadi rangkaian pameran global Comexposium dan akan digelar adalah Emergency Disaster Reduction & Rescue (EDRR) Expo 2025, pameran tentang tanggap bencana pada 13-15 Agustus 2025 di JIExpo, Jakarta, kemudian disusul penyelenggaraan SIAL Interfood 2025 bersama Krista Media pada 12-15 November 2025 di JIExpo, Jakarta, dan menjadi pameran internasional industri makanan dan minuman.

    Kemudian di September digelar Bali International Airshow pada 10-13 September 2025 di I Gusti Ngurah Rai International Airport.

    Meski terus berekspansi, Andi mengatakan pihaknya tetap akan mengembangkan dan mempertahankan kualitas penyelenggaraan pameran-pameran existing agar dapat memberikan dampak positif yang signifikan.

    Dia mencontohkan, penyelenggaraan pameran GIIAS 2025 yang akan berlangsung mulai akhir Juli 2025 akan menambah lagi luas area pamer melalui pendirian tenda ekstra di sisi selatan gedung ICE BSD. Ini mengingatkan akan ada tambahan beberapa.brand kendaraan roda empat pendatang baru sebagai partisipan.

    “GIIAS selalu menjadi platform utama bagi para merek otomotif ternama dunia dalam memperkenalkan kendaraan terbaru mereka, dan bocorannya tahun ini akan banyak merek-merek baru yang akan tampil untuk pertama kalinya di GIIAS,” kata Andi Wismansyah.

    Dia menambahkan, tahun ini penyelenggaraan GIIAS juga akan kembali menyapa warga Kota Makassar dengan menempati gedung eksibisi yang baru.

    GIIAS 2025 di Tangerang akan digelar pada 23 Juli – 3 Agustus 2025 di ICE, BSD Tangerang, dan akan diikuti 40an merek kendaraan roda empat, disusul GIIAS Surabaya pada 27-31 Agustus 2025 di Grand City Convex, Surabaya.

    Pameran ini berlanjut ke GIIAS Semarang pada 24-28 September 2025 di Muladi Dome, Semarang, dan GIIAS Bandung pada 1-5 Oktober 2025 di Sudirman Grand Ballroom, Bandung, serta GIIAS Makassar pada 5-9 November 2025 di Sumarecon Mutiara Makassar.

    Pameran industri sepeda motor bekerja sama dengan AISI, Indonesia Motorcycle Show (IMOS+) akan berlangsung pada 24-28 September 2025 di ICE BSD City. 

    Agus Riyadi COO Seven Event menegaskan persiapan seluruh pameran terus berlangsung dengan  kekuatan penuh. 

    “Dari sisi persiapan seluruh pameran berjalan dengan menyeluruh, sebagai penyelenggara, kami terus mengedepankan inovasi dan peningkatan kualitas dalam setiap pameran dengan tantangannya masing-masing,” ungkap Agus Riyadi, COO Seven Event.

  • Toyota Lewat, di Malaysia Merek Mobil Lokal Malah Lebih Laris!

    Toyota Lewat, di Malaysia Merek Mobil Lokal Malah Lebih Laris!

    Jakarta

    Toyota langganan menjadi merek mobil terlaris di Indonesia. Namun, di negara tetangga, Malaysia, Perodua-lah yang secara konsisten menduduki posisi merek mobil terlaris.

    Dilansir dari Paultan, Perodua berhasil mencatatkan penjualan lebih dari 358 ribu unit kendaraan sepanjang 2024, menjadikannya merek mobil terlaris di Malaysia untuk tahun tersebut.

    Perlu diketahui, sebagai perusahaan otomotif lokal Malaysia, Perodua memproduksi dan mendistribusikan kendaraan berbasis teknologi Daihatsu. Tak heran, model-model Perodua sering kali merupakan kembaran dari mobil-mobil Daihatsu yang dipasarkan di Indonesia.

    Di posisi kedua, Proton mencatat penjualan lebih dari 147 ribu unit kendaraan, sementara Toyota di Malaysia harus puas berada di posisi ketiga dengan penjualan lebih dari 127 ribu unit.

    Honda berada di urutan keempat dengan penjualan 85.273 unit kendaraan. Yang menarik, di posisi kelima ada Chery, merek mobil asal China yang berhasil menjual lebih dari 19 ribu unit kendaraan di Malaysia sepanjang 2024.

    Sementara itu, di urutan keenam ada Mitsubishi yang menjual 16.188 unit sepanjang tahun lalu. Di urutan ketujuh ada Mazda yang menjual lebih dari 14 ribu unit kendaraan dan di urutan kedelapan ada Mercedes-Benz dengan total penjualan 11.876 unit kendaraan.

    Di urutan kesembilan ada merek mobil premium asal Jerman, BMW, dengan raihan 10.259 unit kendaraan terjual. Sementara di nomor 10, ada BYD dengan total 8.570 unit kendaraan terjual sepanjang periode Januari-Desember 2024.

    Daftar 10 merek mobil terlaris di Malaysia sepanjang 2024 cukup berbeda dengan di Indonesia. Mengacu pada data penjualan ritel yang dirilis oleh Gaikindo, Toyota menjadi merek terlaris di Indonesia pada tahun lalu, disusul oleh Daihatsu, Honda, Mitsubishi, dan Suzuki.

    Isuzu berada di urutan keenam, sementara Mitsubishi Fuso, Wuling, Hino, dan Hyundai melengkapi daftar 10 besar merek mobil terlaris di Indonesia pada 2024.

    Daftar Merek Mobil Terlaris di Malaysia 2024

    Perodua: 358.100 unitProton: 147.587 unitToyota: 127.202 unitHonda: 85.273 unitChery: 19.687 unitMitsubishi: 16.188 unitMazda: 14.790 unitMercedes-Benz: 11.876 unitBMW: 10.259 unitBYD: 8.570 unitNissan: 7.316 unitIsuzu: 6.847 unitLexus: 6.431 unitFord: 6.202 unitTesla: 5.137 unitPorsche: 2.704 unitMINI: 2.272 unitGreat Wall Motor: 2.128 unitVolvo: 1.964 unitVolkswagen: 1.822 unit

    (mhg/dry)

  • Mobil China Ini Incar Pasar MPV Premium RI, Ini Raja Terlaris 2024

    Mobil China Ini Incar Pasar MPV Premium RI, Ini Raja Terlaris 2024

    Jakarta, CNBC Indonesia – BYD Motor Indonesia resmi merilis mobil di segmen premium Denza D9. Mobil ini adalah kendaraan listrik multiguna yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan pribadi.

    “Sebagai bagian dari komitmen kami – untuk menawarkan berbagai macam EV, termasuk untuk segmen premium, kami dengan bangga memperkenalkan DENZA sebagai merek sub-premium BYD,” ungkap Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhou dalam peluncuran Denza D9 di Ritz Carlton, Jakarta, dikutip Sabtu (25/1/2025).

    Sebagai komitmen untuk melayani pelanggan, Denza akan menyediakan showroom DENZA baru di Kelapa Gading, BSD, Pluit, dan semakin banyak lagi showroom di berbagai daerah.

    “Ini hanyalah awal dari perjalanan kami di Indonesia. Ke depannya, kami tetap berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan pasar Indonesia dan mempercepat ekosistem EV yang lebih tangguh dan berkelanjutan, memastikan dampak yang berkelanjutan pada pertumbuhan industri otomotif Indonesia,” kata Eagle.

    Adapun harga mobil ini dijual dengan harga tidak sampai Rp 1 miliar, atau hanya Rp 950 miliar dengan garansi 6 tahun atau 150.000 Km, free periodical maintenance 6 tahun, Drive motor/engine di 8 tahun serta high voltage Battery di 8 tahun atau 160.000 km. Sebagai perbandingan, lawannya yakni Toyota Alphard dijual Rp 1,4 miliar.

    “Ini adalah mobil MPV premium dengan harga paling kompetitif,” kata Operational Director BYD Indonesia Nathan Sun.

    Alphard Juara Bertahan MPV Premium Terlaris

    Foto: New Alphard (Toyota)
    New Alphard (Toyota)

    Di segmen MPV premium, Toyota Alphard masih terlalu digdaya di pasar mobil RI segmen MPV premium. Sepanjang tahun 2024, mobil ini menjadi yang terlaris meninggalkan para pesaingnya seperti Toyota Vellfire, Kia Carnival hingga Hyundai Staria.

    Penjualan Alphard pada tahun lalu tercatat sebanyak 5.518 unit dan masuk ke dalam 30 besar mobil terlaris di RI tahun lalu. Mobil ini terdiri dari dua jenis, yakni bensin serta hybrid. Banderolnya dimulai dari Rp 1,407 Milyar untuk varian dasar 2.5L X CVT dan naik hingga Rp 1,711 Milyar untuk varian tertinggi di hybrid.

    PT Toyota-Astra Motor (TAM) memperkenalkan Alphard hybrid pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023. Nyatanya jenis ini menyumbang 60% atau sebanyak 3.485 unit.

    Berikut penjualan MPV Premium di Indonesia sepanjang 2024:

    1. Toyota Alphard: 5.518 unit

    2. Toyota Vellfire: 510 unit

    3. Kia Carnival: 183 unit

    4. Hyundai Staria: 105 unit.

    Sebagai informasi, Gaikndo mencatat total penjualan mobil sepanjang tahun 2024 jauh dari target awal. Sepanjang 2024, penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) hanya 865.723 unit, jauh lebih kecil dibanding 2023 yang tembus 1.005.802 unit. Artinya ada penurunan sebesar 140.079 unit atau 13,9%. Sedangkan penjualan dari diler ke konsumen (retail sales) juga anjlok dua digit yakni 10,9% atau 108.379 unit dari 998.059 unit di 2023 menjadi 889.680 unit.

    (dce)

  • Kata Geely Soal Merek Mobil Listrik Aletra di Indonesia

    Kata Geely Soal Merek Mobil Listrik Aletra di Indonesia

    Jakarta

    Geely resmi mengumumkan kehadirannya di Indonesia. Dalam kesempatan kedua ini, Geely memiliki keseriusan dan komitmen untuk berbisnis di Tanah Air. Di samping itu, produsen asal China itu juga mengomentari merek mobil listrik Aletra yang dimiliki orang Indonesia.

    Dijelaskan Vice President of Geely Auto International Corporation, Evin Ye, Geely dan Aletra merupakan dua entitas yang beda. Memang Aletra menjalin kerja sama dengan anak perusahaan Geely Group, Livan Auto. Namun secara operasional di Indonesia, baik Geely maupun Aletra tidak ada hubungannya.

    “Aletra ini memiliki kemitraan dengan Livan Auto yang juga merupakan bagian dari Geely Holding Group. Tapi perbedaannya adalah, Aletra ini beroperasi secara independen dan terpisah dari Geely Auto tanpa adanya tumpang tindih operasional secara langsung,” tegas Evin di sela-sela peluncuran Geely Auto Indonesia di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta Barat.

    Sebelumnya PT Aletra Mobil Nusantara juga sudah menegaskan bahwa mereka memang tidak ada kaitannya dengan Geely yang beroperasi di Indonesia. Aletra bekerja sama hanya dengan Livan Auto.

    “Positioning Aletra dengan Geely, kami memang identitas yang terpisah. Artinya Livan Auto bagian dari Geely auto group, kami Aletra berpartner dengan Livan Auto,” ungkap Technical Director Aletra, Joko Purwanto, ditemui di ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024, November, lalu.

    Di Indonesia, Aletra sudah memboyong dan meniagakan model Aletra L8 EV dalam 2 varian baterai: varian untuk jarak tempuh pendek (Short Range) di 415 km dan varian untuk jarak tempuh panjang (Long Range) di 540 km.

    Sementara itu Geely Auto Indonesia akan memasarkan model SUV listrik kompak, EX5. Mobil ini rencananya akan mulai dirakit di PT Handal Indonesia Motor pada kuartal II 2025. Saat ini Geely Indonesia sudah membuka pesanan mobil listrik kembaran Proton eMAS 7 tersebut.

    Geely EX5 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    (lua/lth)

  • Apa Kabar Pabrik Ford di Indonesia?

    Apa Kabar Pabrik Ford di Indonesia?

    Jakarta

    Mobil-mobil Ford yang dijual di Indonesia saat ini masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU) dari Thailand. Kapan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut mulai membangun pabrik di Tanah Air?

    RMA Indonesia selaku agen pemegang merek (APM) Ford di Tanah Air mengatakan, membangun pabrik harus mempertimbangkan banyak faktor. Kini, mereka masih mempelajari berbagai kemungkinan.

    “RMA Indonesia dan Ford berkomitmen untuk terus bertumbuh sesuai dengan perkembangan industri otomotif dan kami akan selalu mencari solusi terhadap apapun yang menjadi opportunity kami di Indonesia,” ujar Country Manager RMA Indonesia, Toto Suharto di Cilandak, Jakarta Selatan.

    Ford Ranger XL. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Sayangnya, saat ditanya kapan tahun pastinya, Toto belum mau bicara. Dia masih menutup seluruh informasinya rapat-rapat.

    “Untuk saat ini, (rencana pembangunan pabrik Ford di Indonesia) belum bisa disampaikan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah meminta Ford membangun pabrik perakitan di Tanah Air. Bahkan, permintaan itu sudah disampaikan ketika pabrikan tersebut baru mengumumkan comeback dua-tiga tahun lalu.

    “Mereka datang lagi ke sini, kami tanya, rencananya bagaimana? Mau bikin pabrik atau enggak? Kalau enggak bikin pabrik, ya percuma, nanti kalau volume (permintaan)-nya naik yang kelabakan mereka,” kata Sekretariat Umum Gaikindo, Kukuh Kumara pada November 2024, dikutip dari laman resmi Gaikindo.

    Kukuh menegaskan, pemerintah akan membatasi kuota impor setiap merek mobil, termasuk Ford. Sebab, saat ini Indonesia sudah swasembada otomotif.

    “Itu nanti (impornya) kan terbatas, kuotanya bisa dibatasi oleh pemerintah. Karena kan kita swasembada, apa spesifiknya harus mendatangkan dari luar?” ungkapnya.

    Ford Ranger XL. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Kemungkinan Ford berinvestasi di Indonesia sebenarnya sudah digaungkan sejak Juli 2024. Ketika itu, Menteri BUMN, Erick Thohir bicara mengenai Indonesia sebagai pemain nikel terbesar di dunia dan terdepan dalam investasi baterai kendaraan listrik.

    “Kita patut berbangga bagaimana Indonesia menjadi salah satu pemain nikel terbesar di dunia. Kita berbangga sekarang investasi untuk ekosistem EV battery kita saya rasa salah satu terdepan. Di sini ada investasi dari China, dari Korea, ada juga nantinya dari Volkswagen dan Ford Motor Company. Artinya kita luar biasa,” kata Erick.

    (sfn/din)