Organisasi: Gaikindo

  • Sinyal Kuat Mobil Listrik Suzuki e-Vitara Meluncur di IIMS 2026

    Sinyal Kuat Mobil Listrik Suzuki e-Vitara Meluncur di IIMS 2026

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) berpeluang besar meluncurkan Suzuki e-Vitara di pameran Indonesia International Motor Show atau IIMS 2026. Kendaraan tersebut akan menjadi mobil listrik pertama mereka di pasar Indonesia.

    Kepastian Suzuki e-Vitara meluncur awal tahun depan disampaikan Donny Ismi selaku Deputy Sales and Marketing Managing Director PT SIS. Sayangnya, dia belum bisa mengungkap detail lain, termasuk perkiraan harga kendaraan.

    “Sebetulnya sudah pernah kami sampaikan saat pertama kali mendisplay e-Vitara bahwa di awal tahun depan kita akan meng-introduce versi BEV-nya,” ujar Donny Ismi saat ditemui di Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025.

    “Jadi akhir tahun ini kita meluncurkan versi minor change-nya, kemudian awal tahun depan kita akan meluncurkan yang full baterai,” tambahnya.

    Suzuki memastikan bakal menjual mobil listrik pertamanya di Indonesia awal tahun depan. Mobil listrik itu adalah Suzuki e Vitara. Sebelum resmi dijual di Indonesia, Suzuki membawa e Vitara ke pameran otomotif Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Rabu (23/7/2025). Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

    Meski tak disebutkan secara tegas, namun mobil listrik tersebut kemungkinan besar, bahkan hampir pasti, meluncur di IIMS 2026. Sebab, pameran tersebut digelar setiap awal tahun.

    “Timing-nya kira-kira di motorshow awal tahun, kita nggak usah sebutin di mana ya, kalian pasti tahu lah,” kata dia.

    Sebagai catatan, Suzuki e-Vitara sebelumnya telah meluncur di pameran Bharat Mobility Global Expo yang digelar di India pada Januari lalu. Kendaraan tersebut mendapat sejumlah penyempurnaan dibandingkan versi konsepnya, terutama di bagian eksterior.

    Suzuki e-Vitara dibekali dua opsi baterai, yakni LFP (Lithium Ferro Phosphate) dalam berkapasitas 49 kWh dan 61 kWh. Sementara jangkauan maksimumnya tembus 500 km. Meski sudah meluncur di India, namun harga resminya belum diumumkan.

    Kendaraan tersebut baru mulai diproduksi di Tanah Bharata pada Agustus lalu. Lantas, ketika masuk ke Indonesia tahun depan, berapa kira-kira harga yang sesuai?

    (sfn/lth)

  • Toyota Ikut Siapkan Avanza Hybrid?

    Toyota Ikut Siapkan Avanza Hybrid?

    Jakarta

    Toyota Astra Motor selaku Agen Pemegang Merek (APM) Toyota di Indonesia telah menjual Veloz Hybrid di Indonesia. Kapan giliran Avanza Hybrid nih?

    Pada pembukaan Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025, Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto memberikan jawabannya.

    Menurut dirinya, semua kendaraan di masa depan akan lebih ramah lingkungan atau lebih menekan emisi gas buang. Artinya tidak menutup kemungkinan Toyota Avanza juga bakal disulap menjadi hybrid, meski dirinya masih malu-malu membocorkan kapan Avanza hybrid akan diperkenalkan.

    “Belum (dalam waktu dekat), tunggu tanggal mainnya,” jawab Nandi saat dipertanyakan kapan Avanza Hybrid diperkenalkan di Indonesia.

    Wah, berarti Toyota ikut mempersiapkan Avanza Hybrid nih? “Pastilah, kita kan tujuannya semuanya (kendaraan Toyota di Indonesia akan ramah lingkungan-Red),” ujar Nandi.

    “Jadi, semua itu artinyasemua orang berperan terhadap karbon netral. Semua orang berperan terhadap penekanan emisi.Nah, caranya bisa berbeda-beda.Ada yang pake baterai, ada yang pake Plug-in hybrid. Bahkan nanti kita biofuel,” ujar Nandi.

    Toyota Veloz Hybrid Q TSS Modellista Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Sebagai catatan tambahan, Toyota Veloz Hybrid resmi meluncur di arena Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Menariknya, PT Toyota-Astra Motor (TAM) menawarkan Veloz Hybrid dengan harga pre book yang sangat kompetitif selama di GJAW 2025, yakni mulai Rp 299 jutaan.

    Di atas kertas, Toyota Veloz Hybrid tipe V menggunakan mesin 2NR-VX yang punya output tenaga dan torsi dari mesin sebesar 91 PS dan 121 Nm. Sementara dari motor listriknya, tenaga yang dihasilkan 80 PS dan torsinya 141 Nm.

    Dari sisi fitur, Veloz Hybrid termurah juga telah mendapatkan lampu utama LED dan lampu kabut halogen. Sementara bannya pakai profil 205/50 dengan ring ukuran 17 inch.

    Nah yang membedakan Veloz tipe V ini dengan tipe lainnya adalah layar headunit-nya yang lebih kecil, berukuran 9 inch. Bandingkan dengan tipe Q, Q Modellista, dan tipe Q Modellista TSS yang sudah dibekali headunit lebih besar, yakni 10 inci.

    Selain itu, tipe terendah Veloz Hybrid juga hanya dibekali kamera mundur. Bandingkan dengan tipe-tipe teratasnya yang sudah dilengkapi kamera 360. Tak hanya itu, tipe V juga belum dilengkapi teknologi telematika T-Intouch dan rear seat entertainment.

    Untuk banderolnya, Veloz Hybrid V HEV ini ditawarkan dengan harga pre book sebesar Rp 299 juta. Menurut keterangan salah satu sales di booth Toyota, konsumen bisa membayar tanda jadi sebesar Rp 5 juta, di mana pengirimannya akan dilakukan sekitar bulan Februari 2026.

    Sementara untuk varian tengahnya, yakni tipe Q HEV, harga pre book-nya di kisaran Rp 335 juta, dan harga varian paling tinggi, Q HEV Modellista TSS menembus angka Rp 390 juta.

    (lth/din)

  • Ada Model Terbaru, Bagaimana Nasib Suzuki Grand Vitara Lama?

    Ada Model Terbaru, Bagaimana Nasib Suzuki Grand Vitara Lama?

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) telah meluncurkan Suzuki Grand Vitara terbaru di pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025. Lantas, bagaimana nasib model lama? Masihkah dijual atau sudah dihentikan sepenuhnya?

    Donny Ismi selaku Deputy Sales and Marketing Managing Director PT SIS menegaskan, Suzuki Grand Vitara lama masih dijual di sejumlah dealer. Namun, menurut prediksinya, akhir bulan ini unitnya sudah benar-benar habis.

    “Masih ada beberapa di dealer ya. Tapi mungkin sudah tidak merata. Mungkin akhir bulan November ini sudah habis, akan dilanjutkan sama model terbaru,” ujar Donny Ismi saat dikonfirmasi di ICE BSD, Tangerang.

    Suzuki Grand Vitara terbaru. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Donny menegaskan, unit Grand Vitara terbaru sudah ready di dealer-dealer resmi pabrikan. Sehingga, konsumen tak harus datang ke GJW 2025 untuk melihat langsung kendaraan tersebut.

    “Jadi harapannya tidak hanya di GJAW 2025, tapi kalau konsumen datang ke dealer-dealer setempat sudah bisa melihat unitnya,” kata dia.

    Sebagai catatan, Suzuki Grand Vitara terbaru tersedia dalam dua varian berbeda, yakni single tone seharga Rp 416 jutaan dan dual tone yang dibanderol Rp 419 jutaan. Keduanya berstatus on the road Jakarta.

    Yang Beda dari Suzuki Grand Vitara Terbaru

    Pabrikan memberikan pembaruan di sejumlah bagian, terutama di area eksterior kendaraan. Mobil itu kini hadir dengan opsi warna pearl cave black yang premium dan pelek baru yang lebih sporty.

    Selain itu, pembaruan lainnya terdapat di bagian interior dengan penambahan 7 inch digital TFT MID, kursi dengan ventilasi yang bisa diatur, electronic parking brake dan lampu LED di bagian dalam.

    Selain eksterior dan fitur, tak ada yang baru dari Suzuki Grand Vitara terbaru. Kendaraan tersebut masih menggunakan mesin K15C bersilinder empat dengan kapasitas 1.462cc dan teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki atau SHVS. Pembekalan tersebut membuat mobil mampu menyemburkan tenaga 103 dk dan torsi 136,8 Nm.

    Kemudian fitur lainnya dipertahankan, seperti panaromic sunroof, lampu LED, cruise control, HUD dan masih banyak lagi.

    (sfn/lth)

  • 4 Mobil Hybrid di Bawah Rp 300 Juta, Pilih Mana Nih?

    4 Mobil Hybrid di Bawah Rp 300 Juta, Pilih Mana Nih?

    Jakarta

    Ada empat model mobil hybrid yang bisa dimiliki dengan harga di bawah Rp 300 juta. Berikut ini pilihannya.

    Pilihan mobil hybrid dengan harga terjangkau di Indonesia kian banyak. Buat kamu yang lagi cari-cari mobil hybrid tapi budgetnya mentok di Rp 300 juta pun bukan masalah. Soalnya, ada lima model mobil hybrid dengan banderol di bawah Rp 300 juta.

    Suzuki misalnya punya dua model mobil hybrid yakni Ertiga dan XL7. Daihatsu pun tak mau ketinggalan dengan Rocky. Terbaru ada Toyota yang meluncurkan mobil hybrid ramah kantong di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Lebih lengkapnya bisa dilihat berikut ini.

    4 Mobil Hybrid di Bawah Rp 300 Juta

    1. Suzuki XL7 Hybrid

    Suzuki XL7 Hybrid Foto: Muhammad Hafizh Gemilang/detikcom

    Suzuki XL7 Hybrid punya empat varian yang ditawarkan dengan banderol di bawah Rp 300 juta. Keempat varian yang dimaksud adalah Beta M/T, Beta A/T, Alpha M/T, dan Alpha M/T Two Tone. Suzuki XL7 Hybrid Beta M/T merupakan varian termurah. Banderolnya Rp 286 juta. Sementara yang termahal dari Alpha M/T Wwo Tone dengan banderol Rp 299,2 juta. Tiga dari empat varian itu bertransmisi manual, hanya Beta A/T yang mengusung transmisi otomatis. Soal spesifikasi, XL7 hybrid ini dibekali mesin K15B berkapasitas 1.462 cc. Mesinnya dipadukan dengan baterai 10 Ah 12 V. Versi M/T mengusung transmisi manual lima percepatan. Sedangkan versi matic, mesinnya dipadukan dengan transmisi otomatis 4 percepatan. Suzuki menyematkan sejumlah fitur pada XL7 hybrid di antaranya, isofix, sistem pengereman ABS dan EBD, childproof door lock, dual SRS airbag, electronic stability programme, hill hold control, kamera belakang, hingga immobilizer.

    2. Suzuki Ertiga Hybrid

    Ertiga Hybrid Foto: Pradita Utama

    Suzuki Ertiga hybrid punya varian lebih banyak yang ditawarkan dengan harga di bawah Rp 300 juta. Dari enam varian Ertiga hybrid yang dijual, lima di antaranya dibanderol di bawah Rp 300 juta. Termurah adalah Ertiga Hybrid GX M/T yang punya banderol Rp 274,9 juta. Kemudian varian tertinggi di bawah Rp 300 juta ada Ertiga Hybrid Cruise A/T seharga Rp 298,8 juta.

    Ertiga Hybrid menggendong mesin yang sama dengan XL7 Hybrid yakni K15B. Berbekal mesin itu, mobil bisa menyemburkan tenaga 104,7 PS pada 6.000 rpm dan torsi maksimal 138 Nm pada 4.400 rpm. Fitur-fiturnya juga tak jauh berbeda. Ertiga hybrid juga dilengkapi dengan dua airbag, sistem pengereman ABS, ESP, hingga hill hold control.

    3. Daihatsu Rocky Hybrid

    Rocky Hybrid Foto: Grandyos Zafna/detikcom

    Kalau maunya SUV, maka opsinya bisa Daihatsu Rocky Hybrid. Rocky Hybrid ini ditawarkan dengan harga Rp 299,85 juta. Rocky e-Smart Hybrid mengusung sistem series hybrid, di mana mobil sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik. Mesin bensin 1.2L WA-VEX hanya berfungsi sebagai generator pengisi baterai. Dengan fokus ini, efisiensi termal mesin mencapai 40%, salah satu yang tertinggi di kelasnya. Energi disimpan di baterai lithium-ion 177,6 volt yang ditempatkan di bawah jok belakang. Baterai ini mendapat garansi 8 tahun atau 160.000 km.

    Rocky Hybrid juga dibekali fitur keselamatan lengkap, mulai 6 SRS Airbag, ABS, EBD, VSC, HSA, Blind Spot Mirror, hingga ISOFIX. Ada pula 8 fungsi dalam Advanced Safety Assist (ASA), termasuk Collision Warning & Avoidance Assist Brake, Lane Departure Warning, Pedal Misoperation Control, hingga Auto High Beam dan sensor 6 titik untuk memudahkan parkir.

    4. Toyota Veloz Hybrid

    Veloz Hybrid Foto: Andhika Prasetia

    Paling anyar adalah Toyota Veloz Hybrid. Mobil yang menjalani debut globalnya di Gaikindo Jakarta Auto Week ini ditawarkan dengan harga pre-book Rp 299 juta. Veloz Hybrid termurah ini di atas kertas menggunakan mesin 2NR-VX yang punya output tenaga dan torsi dari mesin sebesar 91 PS dan 121 Nm. Sementara dari motor listriknya, tenaga yang dihasilkan 80 PS dan torsinya 141 Nm. Dari sisi fitur, Veloz Hybrid termurah juga telah mendapatkan lampu utama LED dan lampu kabut halogen.

    Veloz tipe termurah mengusung layar hiburan berukuran 9 inch. Sementara varian di atasnya yakni Q, Q Modellista, dan Q Modellista TSS yang sudah dibekali headunit lebih besar, yakni 10 inci.

    Selain itu, tipe terendah Veloz Hybrid juga hanya dibekali kamera mundur. Bandingkan dengan tipe-tipe teratasnya yang sudah dilengkapi kamera 360. Tak hanya itu, tipe V juga belum dilengkapi teknologi telematika T-Intouch dan rear seat entertainment.

    (dry/lth)

  • Beli Mobil MG di GJAW 2025, Bisa ‘Untung’ Rp 100 Juta!

    Beli Mobil MG di GJAW 2025, Bisa ‘Untung’ Rp 100 Juta!

    Jakarta

    Morris Garage (MG) Motors turut meramaikan pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025. Bukan hanya memajang produk-produk andalan, mereka menawarkan promo dengan benefit tembus Rp 100 juta!

    Jason Huang selaku Chief Executive Officer MG Motor Indonesia mengatakan, akhir tahun identik dengan liburan dan rencana baru. Biasanya, di waktu-waktu tersebut, konsumen mulai mempertimbangkan membeli kendaraan terbaru untuk tahun depan.

    “Di GJAW 2025, kami ingin memberikan nilai lebih bagi masyarakat yang sedang mempertimbangkan pembelian kendaraan baru. Lini kendaraan MG di segmen ICE, HEV, dan BEV bisa dimiliki oleh konsumen dengan berbagai keuntungan dan kemudahan melalui program spesial di ajang tahun ini,” ujar Jason Huang melalui rilis resmi, dikutip Jumat (28/11).

    Booth MG Motors di GJAW 2025. Foto: Doc. MG Motors

    Bagi mereka yang mempertimbangkan kendaraan listrik, MG menawarkan paket menarik melalui MG ZS EV dengan benefit hingga Rp 70 juta, serta uang muka ringan mulai Rp 15 juta untuk pembelian MG4 EV.

    Spesial untuk lini kendaraan listrik MG, konsumen bisa menikmati berbagai keuntungan tambahan, mulai dari gratis asuransi 1 tahun, cicilan tanpa bunga hingga 2 tahun, voucher listrik gratis selama 3 tahun, hingga instalasi home wall charger tanpa biaya.

    Untuk konsumen yang memilih model ICE/HEV seperti MG ZS, MG5 GT, dan MG VS HEV, MG juga menyediakan penawaran yang kompetitif. Setiap pembelian disertai benefit hingga ratusan juta, gratis asuransi 1 tahun, perawatan berkala dan suku cadang gratis 4 tahun, serta garansi 5 tahun dengan jarak tempuh tanpa batas, memberikan rasa tenang dan nilai tambah bagi pemilik

    MG4 EV Foto: Septian Farhan Nurhuda / detik.com

    MG juga memberikan benefit lebih dari Rp 100 juta untuk model MG ZS, memberikan opsi yang lebih terjangkau bagi konsumen yang menginginkan SUV kompak dengan fitur lengkap. Seluruh program mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku.

    Di GJAW 2025, MG menghadirkan seluruh lini produk andalannya di Indonesia. Bukan hanya dilihat-lihat dan dibeli, kendaraan mereka juga bisa dijajal langsung di area test drive pameran.

    “Melalui rangkaian model yang kami tampilkan dan program penawaran akhir tahun yang kami siapkan, MG ingin memberikan pengalaman yang lengkap bagi para pengunjung GJAW 2025,” kata dia.

    (sfn/dry)

  • Honda Bicara Peluang Bikin Mobil Hybrid Murah Buat Lawan Veloz Hybrid

    Honda Bicara Peluang Bikin Mobil Hybrid Murah Buat Lawan Veloz Hybrid

    Jakarta

    PT Honda Prospect Motor (HPM) bicara peluang membuat mobil hibrida murah untuk menantang Toyota Veloz Hybrid yang telah meluncur di Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025. Mereka mengaku saat ini masih mempelajari bagaimana pasarnya.

    Yusak Billy selaku Sales & Marketing Director PT HPM mengatakan, kendaraan yang dijual di Indonesia harus sesuai dengan minat konsumen setempat. Jika permintaan mobil hybrid murah memang tinggi di dalam negeri, Honda kemungkinan besar akan turut menjualnya.

    “Kami terus pertimbangkan itu ya, ke depannya bagaimana pasarnya. Jadi model apa atau segmen apa yang paling cocok untuk hybrid ke depannya,” ujar Billy saat dikonfirmasi di ICE BSD, Tangerang.

    “Kita selalu melihat kebutuhannya apa sih. Keinginannya konsumen sebenarnya apa sih?” tambahnya.

    Toyota Veloz Hybrid tipe V Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Soal Veloz Hybrid, Billy tak mau banyak komentar. Dia juga belum bisa memastikan, apakah kelak Honda BR-V akan di-hybrid-kan untuk menantang mobil baru jagoan Toyota tersebut.

    “Kita selalu pelajari ya, pasarnya bagaimana. Segmen apa yang cocok. Saya belum bisa ngomong nantinya produk apa ya. Itu juga belum bisa bicara sekarang, soal BR-V jadi hybrid saya belum bisa ngomong,” kata dia.

    Sebagai catatan, Toyota Veloz Hybrid dijual dengan harga promosi Rp 299 juta untuk varian termurah V. Banderol tersebut cukup mengejutkan, sebab nominalnya tak berbeda jauh dengan versi konvensional. Harga termurah Veloz bensin Rp 297 juta, sedangkan yang termahal Rp 346 juta.

    Honda selama ini dikenal sebagai produsen yang bermain di segmen menengah ke atas untuk kendaraan elektrifikasi. Model termurah Honda pada segmen hybrid adalah HR-V yang dijual mulai Rp 449 juta.

    (sfn/dry)

  • Industri Otomotif Indonesia Berdarah-darah, Butuh ‘Vitamin’ Ini

    Industri Otomotif Indonesia Berdarah-darah, Butuh ‘Vitamin’ Ini

    Jakarta

    Penjualan mobil tahun ini berdarah-darah. Padahal, industri otomotif memiliki peran penting terhadap perekonomian negara.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit. Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Dengan penurunan penjualan itu, Indonesia hampir disalip Malaysia dalam perebutan gelar raja otomotif ASEAN. Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) melaporkan, Total Industry Volume (TIV) atau registrasi mobil baru sepanjang Januari sampai Oktober 2025 tercatat sebanyak 655.328 unit. Penjualan mobil di Malaysia tersebut turun 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Pengamat otomotif yang juga akademisi ITB Yannes Pasaribu mengatakan ada beberapa alasan mengapa merek baru yang berdatangan itu tidak mampu mendongkrak penjualan mobil di Indonesia. Alasan utamanya adalah karena daya beli masyarakat yang melemah.

    “Daya beli middle class dan middle-low melemah sejak beberapa tahun terakhir. Akibatnya, banyak kelas menengah yang dulu relatif nyaman sekarang masuk status rentan: cicilan rumah, pendidikan anak, kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari menggerus ruang untuk cicilan mobil baru. Jadi, meskipun pilihan model makin banyak, jumlah orang yang benar-benar siap mencicil justru menyempit,” kata Yannes kepada detikOto.

    Melansir laman resmi Kemenperin, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan dengan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Investasi di sektor ini diperkirakan telah mencapai sekitar Rp 174 triliun dengan penyerapan hampir 100 ribu tenaga kerja langsung di industri kendaraan roda empat, roda dua, dan roda tiga.

    Selain itu, jutaan pekerja lainnya terlibat di sepanjang rantai nilai otomotif, mulai dari pemasok komponen, logistik, hingga jaringan penjualan dan bengkel resmi maupun tidak resmi.

    Untuk menyelamatkan industri otomotif yang punya dampak besar itu, dibutuhkan peran pemerintah. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut tahun depan tidak ada insentif buat industri otomotif.

    “Kalau pemerintah belum bisa kasih insentif, kuncinya ada di memperkuat dompet masyarakat dan cara bayar, dan di sini kita semua sangat bergantung pada keberhasilan upaya pak Purbaya (Menteri Keuangan) dalam memperbaiki ekonomi makro kita dan menumbuhkan kepercayaan serta harapan masyarakat dan dunia usaha terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan Negara jelas harus mendorong lapangan kerja yang lebih stabil, upah riil yang naik, dan biaya hidup pokok yang terkendali supaya ruang cicilan mobil di anggaran keluarga kembali terbuka,” beber Yannes.

    Di saat yang sama, lanjut Yannes, lembaga pembiayaan juga perlu bikin skema kredit yang lebih fleksibel dan inklusif untuk pembeli pertama dan pelaku UMKM. Selain itu, pemerintah daerah sebaiknya menahan kenaikan pajak daerah.

    “Sebaiknya pemerintah daerah menahan dulu kenaikan PKB, BBNKB2 dan opsen pada angka yang masuk akal, lalu industri sebaiknya mengembangkan berbagai desain mobil yang jauh lebih terjangkau untuk harga Rp 100-250 jutaan yang masih tersisa dananya di masyarakat,” sarannya.

    (rgr/dry)

  • Baru 5 Hari Meluncur, Motor Listrik Harga Rp 25 Jutaan Ini Dipesan Hampir 500 Unit

    Baru 5 Hari Meluncur, Motor Listrik Harga Rp 25 Jutaan Ini Dipesan Hampir 500 Unit

    Jakarta

    Motor listrik Sprinto besutan PT Indomobil Emotor Internasional (IEI) baru saja meluncur di ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Meski baru diperkenalkan, motor ini sukses menyita atensi pengunjung pameran, bahkan jumlah pesanannya diklaim nyaris menyentuh angka 500 unit.

    “Kami sangat bersyukur melihat respons yang begitu baik dari para pengunjung GJAW 2025. Sprinto kami rancang sebagai solusi mobilitas listrik yang terjangkau, praktis dan tetap bertenaga. Capaian menuju 500 SPK dalam lima hari pertama menjadi motivasi bagi kami untuk terus menghadirkan inovasi yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia,” ujar Pius Wirawan, CEO PT Indomobil Emotor Internasional, dalam keterangan resminya.

    Pencapaian tingginya SPK Sprinto tidak hanya berasal dari pelanggan retail, tetapi juga dari minat besar sektor bisnis. Menurut Pius, antusiasme luar biasa juga didukung oleh permintaan dari pelanggan B2B (business to business).

    Booth motor listrik Sprinto di GJAW 2025 Foto: Dok. PT Indomobil Emotor Internasional (IEI)

    “Beberapa perusahaan melihat nilai efisiensi operasional yang sangat signifikan. Sprinto bisa memberikan penghematan hingga sekitar Rp 7 juta per tahun buat setiap unitnya. Efisiensi inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa banyak perusahaan mulai beralih ke kendaraan listrik kami,” lanjut Pius.

    Kehadiran Sprinto juga menambah daya tarik booth IEI yang berlokasi di Hall 8, Booth C1a, ICE-BSD City di mana para pengunjung dapat melihat langsung desain sporty, fitur lengkap, hingga teknologi digital yang menjadi keunggulan produk ini.

    Indomobil eMotor Sprinto hadir dengan pendekatan desain sporty yang dipadukan sentuhan futuristik. Bagian depan tampil tegas dan modern, diperkuat oleh VoltAura Emblem, AeroBlade Panel, serta VoltArmor Panel yang menambah karakter agresif. Di bagian belakang, Arc Tail Light dengan pencahayaan cerah meningkatkan visibilitas di malam hari, sementara Geoforce Ready Panel menegaskan integrasi desain dengan fitur digital yang diusung Sprinto.

    Secara dimensi, Sprinto dirancang ideal untuk kebutuhan mobilitas perkotaan dengan panjang 1.980 mm, lebar 745 mm, tinggi 1.115 mm, dan juga ground clearance 150 mm. Ukuran ini memastikan kenyamanan saat bermanuver di kepadatan kota hingga menghadapi kondisi jalan yang beragam.

    Sprinto juga dibekali tenaga agresif. Motor listrik 3,5 kW dengan torsi instan 195 Nm memberikan akselerasi cepat untuk kebutuhan stop-and-go di area urban. Hasil pengujian internal menunjukkan Sprinto mampu melesat dari 0-50 km/jam dalam 6,4 detik dan kecepatan puncak mencapai 90 km/jam.

    Sprinto juga menawarkan 3-Speed Feature dan Boost Mode untuk dorongan tenaga ekstra. Sementara itu, baterai Lithium 2,45 kWh memberikan jarak tempuh hingga 110 km (dengan kondisi tertentu), cukup untuk mobilitas harian tanpa sering mengisi daya.

    Fitur modern di mobil ini meliputi Traction Control System (TCS), Combi Brake Assist, Hill Start Assist, Regenerative Braking, Anti-Theft Alarm, juga standar perlindungan IP67 yang bisa melindungi dari air dan debu.

    Dari aspek kenyamanan, Sprinto menghadirkan fitur seperti Keyless Start, Push Assist Mode, Reverse Mode, Emergency Mode, Wide Storage, hingga Active Bluetooth Speaker yang terhubung dengan sistem hiburan.

    Suspensi Telescopic Fork di bagian depan dan Hydraulic Coil Spring di belakang menjaga stabilitas selama perjalanan. Dengan tinggi jok 770 mm, Sprinto disebut nyaman buat pengendara dengan berbagai postur tubuh.

    Keunggulan lain yang membedakan Sprinto adalah integrasinya dengan aplikasi Indonesia eMotor. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat memantau kondisi motor secara real-time, mulai dari status baterai hingga lokasi kendaraan. Selain itu, fitur Service & Assistance memudahkan pengguna mendapatkan bantuan dan layanan purnajual.

    Indomobil eMotor Sprinto resmi dipasarkan dengan harga Rp 25.500.000 (OTR Jakarta). Unit sudah tersedia di Hall 8, Booth C1a, dan konsumen dapat langsung melakukan pemesanan selama periode GJAW 2025.

    (lua/dry)

  • Merek China Ada Banyak, tapi Belum Bisa Dongkrak Penjualan Mobil di Indonesia

    Merek China Ada Banyak, tapi Belum Bisa Dongkrak Penjualan Mobil di Indonesia

    Jakarta

    Industri otomotif Indonesia kedatangan banyak pemain baru. Merek asal China hingga Vietnam kini mulai meramaikan industri otomotif Tanah Air. Namun, di tengah banyaknya pemain baru itu, penjualan mobil bukannya bertambah, justru malah turun.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit. Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Dengan penurunan penjualan itu, Indonesia hampir disalip Malaysia dalam perebutan gelar raja otomotif ASEAN. Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) melaporkan, Total Industry Volume (TIV) atau registrasi mobil baru sepanjang Januari sampai Oktober 2025 tercatat sebanyak 655.328 unit. Penjualan mobil di Malaysia tersebut turun 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Pengamat otomotif yang juga akademisi ITB Yannes Pasaribu mengatakan ada beberapa alasan mengapa merek baru yang berdatangan itu tidak mampu mendongkrak penjualan mobil di Indonesia. Alasan utamanya adalah karena daya beli masyarakat yang melemah.

    “Daya beli middle class dan middle-low melemah sejak beberapa tahun terakhir. Akibatnya, banyak kelas menengah yang dulu relatif nyaman sekarang masuk status rentan: cicilan rumah, pendidikan anak, kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari menggerus ruang untuk cicilan mobil baru. Jadi, meskipun pilihan model makin banyak, jumlah orang yang benar-benar siap mencicil justru menyempit,” kata Yannes kepada detikOto, Kamis (27/11/2025).

    Menurut Yannes, pendatang baru dari China menawarkan mobil dengan harga yang sangat kompetitif. Bahkan mereka mengisi segmen harga mobil Rp 150-250 jutaan.

    “Merek China yang terkenal dengan production cost-nya yang sangat kompetitif bermain agresif. Mereka masuk lewat MPV kecil, kendaraan niaga ringan, sampai city EV yang harganya sudah beririsan dengan LCGC Jepang. Secara teori, ini mestinya bisa mendongkrak volume karena value for money mereka kuat, sehingga banyak menggeser pangsa dari pemain lama dan dari pasar mobil bekas, bukan menambah kue total secara signifikan ya. Tetapi, secara umum, analisis saya menunjukkan bahwa kehadiran brand-brand China ini terbukti menjadi bantalan di pasar yang lagi lemas daya belinya, dan mampu membuat penurunan sales sedikit tertahan,” sebut Yannes.

    (rgr/dry)

  • Mobil PHEV Melejit di RI Gara-gara Merek China, BYD Kok Nggak Ikutan?

    Mobil PHEV Melejit di RI Gara-gara Merek China, BYD Kok Nggak Ikutan?

    Jakarta

    Penjualan mobil plug in hybrid electric vehicles (PHEV) mulai tembus ribuan unit. Mayoritas yang bikin melejit penjualan mobil PHEV adalah merek asal China, Chery. Raksasa mobil asal Tiongkok, BYD diketahui belum masuk ke segmen PHEV. Apa alasannya?

    Perlu diketahui, data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil elektrifikasi dari hybrid, battery electric vehicles (BEV), dan PHEV sepanjang Januari-Oktober 2025 tembus 124.510 unit.

    Khusus segmen mobil PHEV juga perlahan tumbuh. Total sepanjang tahun ini tembus 3.798 unit. Chery mendominasi pasar dengan capaian 2.929 unit. Model terlarisnya Tiggo 8 CSH dengan angka 2.710 unit.

    Selanjutnya masih dari Chery Group, yakni Jaecoo yang mengisi urutan kedua. Jaecoo mencatat penjualan sebanyak 704 unit.

    Urutan ketiga mobil PHEV terlaris ditempati oleh Mazda. Brand asal Jepang itu ditopang oleh Mazda CX-80 dengan capaian 59 unit.

    Tampak jelas bahwa merek asal Tiongkok, Chery Group, menjadi pemain utama yang mendongkrak segmen ini, dengan andalan mereka Chery Tiggo 8 CSH yang menjadi model terlaris.

    BYD tidak menutup rapat peluang untuk menghadirkan PHEV di masa depan. Mereka menyatakan akan mencari waktu yang tepat dan peluang yang ada untuk memperkenalkan teknologi elektrifikasi lain, termasuk PHEV.

    “Secara plug-in PHEV memang kita akui kita adalah salah satu pemain besar di PHEV. Dan sangat mungkin sekali untuk kita bawa ke Indonesia,” ujar Head of PR & Government BYD Indonesia Luther Panjaitan di ICE BSD City, Tangerang.

    “Apalagi line-up line-up PHEV kita dan EV kita itu paling complete saat ini di setiap segmen.”

    “Dan memang kita saat ini menunggu regulasi yang lebih firm terhadap PHEV. Karena ini harus lebih terlihat berbeda antara plug-in hybrid dengan hybrid biasa. Sangat mungkin kita bawa di tahun depan untuk melengkapi line-up line-up. Menjadi solusi juga terhadap area-area tertentu yang mungkin masih mengalami masalah di sisi infrastruktur,” ujar Luther.

    (riar/rgr)