Organisasi: Gaikindo

  • Beda Versi 2 Kementerian soal Insentif buat Otomotif

    Beda Versi 2 Kementerian soal Insentif buat Otomotif

    Jakarta

    Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan tidak ada insentif untuk industri otomotif tahun depan. Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bilang industri otomotif perlu diselamatkan karena kondisinya sedang terpuruk.

    Airlangga menilai, industri otomotif di Indonesia sudah cukup kuat. Apalagi banyak didukung oleh pameran otomotif, baik skala nasional maupun internasional.

    “Karena industrinya sudah cukup kuat. Apalagi udah pameran di sini. Kuat banget,” sambung politisi Partai Golkar tersebut baru-baru ini.

    “Lagi dikaji (rencana pemberian insentif pemberian otomotif). Dikaji, tapi belum (ada keputusan),” sambung Airlangga.

    Dikutip Antara, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, belum ada usulan resmi terkait insentif otomotif untuk tahun 2026. Namun, Kemenko Perekonomian membuka ruang untuk pembahasan jika ada usulan baru.

    “Saat ini kami belum ada pembahasan kembali dan belum menerima usulan insentif dari Kementerian/Lembaga pembina sektor,” kata Haryo.

    Haryo juga menilai, dalam beberapa tahun terakhir, industri otomotif menunjukkan penguatan yang cukup signifikan, khususnya pada segmen kendaraan listrik. Pertumbuhan kendaraan listrik dan realisasi investasi yang signifikan menunjukkan fondasi industri yang semakin kuat.

    “Kami berpendapat bahwa industri otomotif saat ini sudah cukup kuat. Hal ini dibuktikan dengan penjualan kendaraan listrik roda empat meningkat signifikan hingga 18,27 persen dari pangsa pasar tahun 2025 dan investasi untuk KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) sebesar Rp5,66 triliun di tahun 2025,” ujar Haryo.

    Di sisi lain, segmen kendaraan konvensional masih mendominasi pasar sekitar 80,6 persen, sementara pasar roda dua juga terus menunjukkan pertumbuhan baik dari sisi permintaan domestik maupun ekspor.

    “Pertanyaannya, apakah masih diperlukan insentif jika suatu industri sudah cukup kuat? Kami melihat ruang kebijakan yang ada dapat mulai dipertimbangkan untuk memperkuat sektor-sektor prioritas lain yang membutuhkan dukungan lebih besar, sembari tetap menjaga momentum positif industri otomotif,” sebutnya.

    Insentif buat Selamatkan Industri Otomotif

    Di sisi lain, Kementerian Perindustrian menilai industri otomotif saat ini sangat membutuhkan insentif untuk memperkuat ekosistem industrinya dari hulu ke hilir. Insentif tersebut diperlukan untuk mempertahankan utilisasi produksi, melindungi investasi dan pekerja industrinya dari PHK, serta meningkatkan daya saing produk otomotif dalam negeri.

    Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief mengatakan, memang penjualan mobil listrik meningkat signifikan. Namun kenaikan penjualan ini sebagian besar berasal dari mobil listrik impor. Dari total penjualan kendaraan EV tahun 2025 sebesar 69,146 unit, 73 persennya merupakan kendaraan EV impor yang nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja industrinya berada di negara lain. Sementara segmen kendaraan lain yang diproduksi di dalam negeri dan memiliki share terbesar dalam pasar otomotif nasional terus mengalami penurunan penjualan signifikan, bahkan jauh di bawah jumlah produksi tahunan kendaraan pada segmen tersebut.

    “Jadi, keliru jika kita menyatakan industri otomotif sedang dalam kondisi kuat dengan hanya mengandalkan indikator pertumbuhan kendaraan pada segmen tertentu. Penurunan tajam penjualan kendaraan bermotor roda empat jauh di bawah angka produksinya di kala penjualan kendaraan EV impor naik tajam adalah fakta yang tidak bisa dihindari. Dan, harus menjadi indikator pertumbuhan industri otomotif nasional saat ini. Kami memandang bahwa dibutuhkan insentif untuk membalikkan keadaan tersebut,” ujar Febri dikutip dari keterangan tertulisnya.

    Selain itu, banyaknya pameran bukan berarti menunjukkan bahwa industri otomotif sedang kuat. Kuat-tidaknya industri otomotif nasional hanya bisa disimpulkan berdasarkan data penjualan dan produksi otomotif.

    “Banyaknya pameran otomotif diberbagai tempat Indonesia juga bukan ukuran industri otomotif sedang kuat. Sebaliknya, banyak pameran otomotif adalah upaya dan perjuangan industri untuk tetap mempertahankan demand di tengah anjlok penjualan domestiknya dan sekaligus melindungi pekerjanya dari PHK. Sekali lagi, kita harus menggunakan data statistik yang ada untuk menggambarkan kondisi obyektif industri otomotif saat ini dan tidak menggunakan jumlah event pameran otomotif,” ujar Febri.

    Kondisi Industri Otomotif

    Saat ini, industri otomotif mengalami penurunan penjualan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit. Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Data yang dihimpun Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) menunjukkan produksi kendaraan juga mengalami penurunan menjadi 957.293 unit dari 996.741 unit pada 2024.

    Penurunan paling dalam terjadi pada segmen kendaraan yang justru menjadi tulang punggung industri otomotif nasional, yaitu segmen entry dengan harga di bawah Rp 200 juta. Segmen itu anjlok hingga 40 persen. Selain itu, segmen low dengan harga Rp 200-400 juta juga merosot 36 persen, serta segmen kendaraan komersial turun 23%. Ketiga segmen tersebut selama ini menyasar konsumen domestik, terutama kelompok masyarakat kelas menengah, serta menjadi basis produksi terbesar di dalam negeri.

    Oleh karena itu, Kemenperin menegaskan bahwa insentif otomotif menjadi instrumen krusial dalam upaya memulihkan pasar kendaraan bermotor sekaligus menjaga keberlangsungan industri otomotif nasional.

    Febri menyatakan, kebijakan insentif tidak hanya penting bagi pelaku industri, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sebagai konsumen. Menurutnya, insentif akan menciptakan ruang bagi penurunan harga kendaraan, memperbaiki sentimen pasar, serta mempertahankan daya beli masyarakat, khususnya kelompok kelas menengah dan pembeli mobil pertama yang sangat sensitif terhadap perubahan harga.

    “Walaupun Kemenperin belum merumuskan jenis, bentuk dan target insentif/stimulus, tapi usulannya akan mengarah ke segmen kelas menengah-bawah dan didasarkan pada nilai TKDN.,” ungkapnya.

    Menurut Febri, pelemahan pasar yang terjadi secara simultan dapat berdampak pada penurunan utilisasi pabrik, penurunan investasi, serta berpotensi mengancam keberlanjutan lapangan kerja di industri otomotif dan sektor komponen. “Tidak adanya intervensi kebijakan akan membuat tekanan ini semakin dalam, dan efeknya dapat memengaruhi struktur industri secara keseluruhan,” katanya.

    (rgr/dry)

  • 3 Mobil Ini Bikin Penasaran, Banyak Dijajal Pengunjung GJAW 2025

    3 Mobil Ini Bikin Penasaran, Banyak Dijajal Pengunjung GJAW 2025

    Jakarta

    Pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025 resmi berakhir, Minggu (31/11). Pada malam penutupan atau celebration night, panitia mengumumkan tiga mobil yang paling sering di-test drive selama eksibisi berlangsung. Apa saja?

    Menariknya, dari banyaknya mobil yang bisa dijajal di area test drive, hanya produk buatan China yang memenangkan penghargaan tersebut. Panitia membaginya dalam tiga kategori berbeda: mobil bensin, listrik dan hybrid.

    Mobil bensin yang paling sering di-test drive di GJAW 2025 adalah Jetour T2. Kendaraan tersebut berstatus sebagai produk anyar yang harganya baru diumumkan beberapa hari lalu. Sementara mobil listrik disabet Jaecoo J5 EV dan mobil hybrid diberikan ke Chery Tiggo 8 CSH.

    Jetour T2 Foto: Ridwan Arifin

    Sayangnya, panitia tak mengumumkan berapa jumlah pengunjung pameran yang menjajal kendaraan-kendaraan tersebut. Namun, intinya, di area test drive, ada panitia yang memang mencatat proses registrasi.

    “GJAW 2025 kembali menunjukkan betapa kuatnya minat masyarakat terhadap perkembangan industri otomotif nasional. Selama pameran, para peserta berhasil menghadirkan inovasi dan pengalaman yang membuat pameran ini semakin meriah,” ujar Ketua penyelenggara pameran, Anton Kumonty melalui rilis resmi, dikutip Senin (1/12).

    “Celebration Night menjadi bentuk apresiasi kami kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dan berkontribusi. Kami berharap pencapaian yang diraih tahun ini dapat terus mendorong pertumbuhan positif industri otomotif Indonesia,” kata dia menambahkan.

    Selain kendaraan yang paling sering di-test drive, panitia juga mengumumkan mobil dan motor terfavorit sepanjang pameran. Berikut kami rangkum pemenangnya!

    Mobil dan Motor Terfavorit di GJAW 2025

    Mobil

    Favourite Passenger Car SUV: Mazda CX – 60 SportFavourite Passenger Car MPV: Hyundai Stargazer CartenzFavourite Passenger Car Crossover: Mini JCW CountrymanFavourite Passenger Car Sedan: Ford MustangFavourite Passenger Car BEV SUV: Mercedes-Benz EQE 350 SUVFavourite Passenger Car BEV MPV: Wuling Darion EVFavourite Passenger Car BEV Crossover: Geely EX2Favourite Passenger Car Hybrid SUV: Hyunday All New Palisade HybridFavourite Passenger Car Hybrid MPV: Lexus LM 350 HNew Car Launches: Toyota New Veloz Hybrid EV

    Motor

    Favourite Motorcycle Big Bike: Royal Enfield Classic 650Favourite Motorcycle Daily Bike: Piaggio Indonesia Vespa LX 150Favourite Electric Motorcycle: Polytron FOX 350.

    (sfn/dry)

  • Industri Otomotif Berdarah-darah, Dampaknya Ngeri kalau Tak Diselamatkan

    Industri Otomotif Berdarah-darah, Dampaknya Ngeri kalau Tak Diselamatkan

    Jakarta

    Industri otomotif sedang tidak baik-baik saja. Diharapkan pemerintah dapat membantu keberlangsungan industri yang jadi penyumbang perekonomian negara ini.

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai industri otomotif saat ini sangat membutuhkan insentif guna memperkuat ekosistem industrinya dari hulu sampai hilir. Insentif tersebut diperlukan untuk mempertahankan utilisasi produksi, melindungi investasi dan pekerja industrinya dari PHK, serta meningkatkan daya saing produk otomotif dalam negeri.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit. Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Data yang dihimpun Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) juga menunjukkan produksi kendaraan mengalami penurunan menjadi 957.293 unit dari 996.741 unit pada 2024.

    Penurunan paling dalam terjadi pada segmen kendaraan yang justru menjadi tulang punggung industri otomotif nasional, yaitu segmen entry dengan harga di bawah Rp 200 juta. Segmen itu anjlok hingga 40 persen. Selain itu, segmen low dengan harga Rp 200-400 juta juga merosot 36 persen, serta segmen kendaraan komersial turun 23 persen. Ketiga segmen tersebut selama ini menyasar konsumen domestik, terutama kelompok masyarakat kelas menengah, serta menjadi basis produksi terbesar di dalam negeri.

    Kemenperin menegaskan, insentif otomotif menjadi instrumen krusial dalam upaya memulihkan pasar kendaraan bermotor sekaligus menjaga keberlangsungan industri otomotif nasional.

    “Kami memandang bahwa dibutuhkan insentif untuk membalikkan keadaan tersebut,” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (1/12/2025).

    Industri otomotif yang kondisinya sedang berdarah-darah perlu diselamatkan. Jika tidak, pelemahan pasar otomotif ini dampaknya tidak main-main. Menurut Febri, pelemahan pasar yang terjadi secara simultan dapat berdampak pada penurunan utilisasi pabrik, penurunan investasi, serta berpotensi mengancam keberlanjutan lapangan kerja di industri otomotif dan sektor komponen.

    “Tidak adanya intervensi kebijakan akan membuat tekanan ini semakin dalam, dan efeknya dapat memengaruhi struktur industri secara keseluruhan,” katanya.

    Febri mengatakan, kebijakan insentif tidak hanya penting bagi pelaku industri, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sebagai konsumen. Menurutnya, insentif akan menciptakan ruang bagi penurunan harga kendaraan, memperbaiki sentimen pasar, serta mempertahankan daya beli masyarakat, khususnya kelompok kelas menengah dan pembeli mobil pertama yang sangat sensitif terhadap perubahan harga.

    “Walaupun Kemenperin belum merumuskan jenis, bentuk dan target insentif/stimulus, tapi usulannya akan mengarah ke segmen kelas menengah-bawah dan didasarkan pada nilai TKDN,” ungkapnya.

    Sementara itu, banyaknya pameran bukan berarti menunjukkan bahwa industri otomotif sedang kuat. Kuat atau tidaknya industri otomotif nasional hanya bisa disimpulkan berdasarkan data penjualan dan produksi otomotif.

    “Sebaliknya, banyak pameran otomotif adalah upaya dan perjuangan industri untuk tetap mempertahankan demand di tengah anjlok penjualan domestiknya dan sekaligus melindungi pekerjanya dari PHK. Sekali lagi, kita harus menggunakan data statistik yang ada untuk menggambarkan kondisi obyektif industri otomotif saat ini dan tidak menggunakan jumlah event pameran otomotif,” ujar Febri.

    (rgr/dry)

  • Daftar Pemenang Mobil dan Motor Terfavorit di GJAW 2025

    Daftar Pemenang Mobil dan Motor Terfavorit di GJAW 2025

    Jakarta

    Setelah berlangsung selama 10 hari, Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025 resmi berakhir. Pada seremoni penutupan, panitia mengumumkan daftar mobil dan motor terfavorit selama pameran berlangsung. Siapa saja pemenangnya?

    Seremoni penutupan dengan tajuk Gaikindo Celebration Night itu diadakan untuk memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para peserta pameran yang telah berpartisipasi pada GJAW 2025. Ketua penyelenggara pameran, Anton Kumonty, menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya terhadap antusiasme seluruh pihak.

    “GJAW 2025 kembali menunjukkan betapa kuatnya minat masyarakat terhadap perkembangan industri otomotif nasional. Selama sembilan hari penyelenggaraan, para peserta berhasil menghadirkan inovasi dan pengalaman yang membuat pameran ini semakin meriah,” ujar Anton melalui rilis resmi, dikutip Senin (1/12).

    “Celebration Night menjadi bentuk apresiasi kami kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dan berkontribusi. Kami berharap pencapaian yang diraih tahun ini dapat terus mendorong pertumbuhan positif industri otomotif Indonesia,” kata dia menambahkan.

    Toyota Veloz Hybrid meluncur di GJAW 2025 dengan harga mulai Rp 299 juta Foto: Rangga Rahadiansyah/detikoto

    Pada malam penghargaan, ada sejumlah kategori diumumkan, mulai dari kendaraan terfavorit, hingga kendaraan yang paling banyak di-test drive selama pameran. Biar tak penasaran, berikut kami rangkum daftar pemenangnya!

    Mobil dan Motor Terfavorit di GJAW 2025

    Mobil

    Favourite Passenger Car SUV: Mazda CX – 60 SportFavourite Passenger Car MPV: Hyundai Stargazer CartenzFavourite Passenger Car Crossover: Mini JCW CountrymanFavourite Passenger Car Sedan: Ford MustangFavourite Passenger Car BEV SUV: Mercedes-Benz EQE 350 SUVFavourite Passenger Car BEV MPV: Wuling Darion EVFavourite Passenger Car BEV Crossover: Geely EX2Favourite Passenger Car Hybrid SUV: Hyunday All New Palisade HybridFavourite Passenger Car Hybrid MPV: Lexus LM 350 HNew Car Launches: Toyota New Veloz Hybrid EVMost Driven Car: Jetour T2Most Driven Electric Car: Jaecoo J5 EVMost Driven Hybrid Car: Chery Tiggo 8 CSHBrand With the Most Test Drive Unit: Jaecoo

    Motor

    Favourite Motorcycle Big Bike: Royal Enfield Classic 650Favourite Motorcycle Daily Bike: Piaggio Indonesia Vespa LX 150Favourite Electric Motorcycle: Polytron FOX 350Most Ridden Motorcycle: Polytron FOX 350.

    (sfn/rgr)

  • RI Kebanjiran Mobil Listrik Impor saat Industri Otomotif Berdarah-darah

    RI Kebanjiran Mobil Listrik Impor saat Industri Otomotif Berdarah-darah

    Jakarta

    Industri otomotif Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Penjualan mobil turun, di sisi lain mobil listrik impor dari luar negeri justru membanjiri pasar otomotif Tanah Air.

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui keterangan tertulisnya menyampaikan, penjualan mobil listrik di Indonesia saat ini meningkat signifikan saat total pasar otomotif turun. Namun, kenaikan penjualan ini sebagian besar berasal dari mobil listrik yang diimpor utuh atau CBU dari negara lain.

    Dari total penjualan mobil listrik tahun 2025 sebesar 69,146 unit, 73 persennya merupakan mobil listrik impor. Kemnperin menegaskan, produksi dan nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja industri mobil listrik impor itu berada di negara lain, bukan di Indonesia.

    Di sisi lain, segmen kendaraan lain yang diproduksi di dalam negeri dan memiliki share terbesar dalam pasar otomotif nasional terus mengalami penurunan penjualan signifikan, bahkan jauh di bawah jumlah produksi tahunan kendaraan pada segmen tersebut.

    “Jadi, keliru jika kita menyatakan industri otomotif sedang dalam kondisi kuat dengan hanya mengandalkan indikator pertumbuhan kendaraan pada segmen tertentu. Penurunan tajam penjualan kendaraan bermotor roda empat jauh di bawah angka produksinya di kala penjualan kendaraan EV impor naik tajam adalah fakta yang tidak bisa dihindari. Dan, harus menjadi indikator pertumbuhan industri otomotif nasional saat ini. Kami memandang bahwa dibutuhkan insentif untuk membalikkan keadaan tersebut,” ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (1/12/2025).

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit. Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Data yang dihimpun Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) menunjukkan produksi kendaraan juga mengalami penurunan menjadi 957.293 unit. Padahal tahun lalu produksi kendaraan mencapai 996.741 unit.

    Menurut Febri, pelemahan pasar yang terjadi secara simultan dapat berdampak pada penurunan utilisasi pabrik, penurunan investasi, serta berpotensi mengancam keberlanjutan lapangan kerja di industri otomotif dan sektor komponen.

    “Tidak adanya intervensi kebijakan akan membuat tekanan ini semakin dalam, dan efeknya dapat memengaruhi struktur industri secara keseluruhan,” katanya.

    (rgr/dry)

  • Bos VinFast Indonesia Beberkan Upaya Dukung Indonesia Emas di GJAW 2025

    Bos VinFast Indonesia Beberkan Upaya Dukung Indonesia Emas di GJAW 2025

    Tangerang

    Chief Executive Officer (CEO) VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto (Kerry) menegaskan pihaknya berupaya untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Dalam gelaran GAIKINDO Jakarta Auto Week 2025 (GJAW) yang digelar di Indonesia Convention Exhibiton (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Kerry mengatakan VinFast membawa semangat untuk ‘memajukan rakyat, memajukan bangsa’.

    “Seperti yang Anda ketahui, VinFast lahir dari VinGroup, perusahaan swasta terbesar di Vietnam, dan salah satu korporasi paling visioner di kawasan. Berpegang pada filosofi menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, VinGroup telah membangun ekosistem dinamis yang mencakup enam pilar utama, yaitu industri dan teknologi, real estate dan layanan infrastruktur, energi hijau, budaya, serta usaha sosial,” kata Kerry, di acara GJAW, Jumat (21/11/2025).

    Foto: Andhika Prasetia/detikcom

    Semuanya disatukan oleh satu tujuan, yaitu meningkatkan kualitas hidup dan menginspirasi kemajuan. Di dalam ekosistem kuat tersebut, VinFast hadir sebagai simbol transformasi, perwujudan revolusi hijau, dan semangat kebangkitan Asia Tenggara.

    “VinFast merepresentasikan aspirasi kita bersama untuk menembus batas, menguasai teknologi global dengan kecerdasan, ketangguhan, dan tekad tak tergoyahkan dari masyarakat kita,” ujar Kerry.

    Dalam kesempatan itu, Kerry menyebut Indonesia bukan sekadar target pasar, tetapi rumah kedua bagi VinFast. Hal itulah yang membuat VinFast Indonesia berupaya untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.

    “Di sini kami melihat sebuah visi nasional yang besar dan menginspirasi, Indonesia Emas 2045. Sebuah visi tentang kekuatan, kemakmuran, dan pembangunan berkelanjutan,” kata Kerry.

    Oleh karena itu, VinFast Indonesia berkomitmen membangun ekosistem mobilitas ramah lingkungan dan menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat RI. Kerry mengatakan dalam waktu kurang dari dua tahun, VinFast Indonesia telah menghadirkan beragam lini kendaraan listrik seperti VF 3 (mini-SUV), VF 5 (A-SUV), VF 6 (B-SUV), VF e34, hingga VF 7 (C-SUV), yang menyasar berbagai kebutuhan mobilitas, dari penggunaan pribadi hingga keluarga, dari perkotaan hingga pedesaan.

    “Dan ini tentu saja baru memulai. Dalam waktu dekat, kami akan memperkenalkan sepeda motor listrik, serta lebih banyak kendaraan ramah lingkungan lainnya,” kata Kerry.

    Kerry menegaskan kontribusi VinFast Indonesia dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045 tidak hanya hadir melalui produk kendaraan listrik. Lebih dari itu, komitmen tersebut diwujudkan melalui pembangunan ekosistem lengkap dari hulu ke hilir.

    Salah satunya yaitu pabrik VinFast Indonesia yang tengah dibangun di Subang, Jawa Barat. Adapun pabrik tersebut ditargetkan beroperasi pada Maret 2026.

    Kapasitas pabrik VinFast Indonesia mencapai 50 ribu unit per tahun dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang. Fasilitas pabrik VinFast Indonesia di Subang ini akan mencakup beberapa area produksi utama, seperti Body Shop, General Assembly Shop, Paint Shop, area pengujian, dan masih banyak lainnya.

    “Upaya kita mendukung Indonesia Emas tentu melalui mobilitas hijau itu sendiri, dari sisi produk dan juga ekosistem lengkap yang kita bangun, mulai dari pabrik, charging, BSM, hingga taksi listrik,” jelasnya.

    Ia menambahkan bahwa keberadaan pabrik VinFast Indonesia di Subang akan membawa dampak berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional. Tak sekadar memenuhi target penjualan, melalui pembangunan pabrik, VinFast Indonesia juga mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge), mentransfer teknologi (transfer of technology), dan menyerap tenaga kerja.

    “Dampak ekonomi yang tercipta akan mendukung pencapaian Indonesia Emas. Jadi kontribusinya hadir dari hulu ke hilir,” tutur Kerry.

    Debut Model Baru: Limo Green-VF Wild Jadi Sorotan

    Foto: Andhika Prasetia/detikcom

    Pada GJAW 2025, VinFast Indonesia memberikan ‘Exclusive First Look’ dua model baru, salah satunya Limo Green, yang menjadi highlight booth produsen otomotif asal Vietnam ini – menandai semakin agresifnya VinFast Indonesia di pasar kendaraan listrik RI.

    Mobil listrik 7 seater VinFast Limo Green diklaim cocok buat keluarga di Indonesia. Tak hanya itu, mobil ini juga diklaim cocok buat digunakan sebagai armada taksi atau fleet.

    Dengan dimensi 4.730 mm (P) x 1.870 mm (L) x 1.690 mm (T) dan wheelbase 2.840 mm, MPV ini menawarkan kabin yang luas dan kenyamanan optimal di seluruh tiga baris kursinya. Berbekal teknologi baterai litium ferrofosfat (LFP), model ini mampu menempuh jarak hingga 470 km dalam sekali pengisian. Limo Green sudah bisa mulai dipesan dengan harga indikatif Rp319.000.000, sehingga bukan sekadar preview saja.

    Selain Limo Green, VinFast Indonesia juga membawa produk mobil konsep pikap double cabin bernama VF Wild. VF Wild memiliki dimensi impresif mencakup panjang 5.324 mm dan lebar 1.997 mm.

    Inovasi desainnya tampak pada bak belakang yang dapat diperpanjang secara otomatis melalui mekanisme jendela belakang dan kursi baris kedua yang dapat dilipat, sebuah fitur yang memaksimalkan kapasitas kargo tanpa mengorbankan kenyamanan penumpang.

    Daya tarik futuristiknya semakin diperkuat dengan panoramic glass roof dan digital side mirrors, meningkatkan tampilan estetik sekaligus performa aerodinamisnya.

    Dengan memberikan ‘Exclusive First Look’ terhadap model-model yang inovatif, VinFast Indonesia menegaskan kembali upayanya dalam menghadirkan teknologi canggih, desain berkelas, dan membangun kepercayaan pelanggan di pasar Indonesia.

    “Berbeda dari Limo Green, kehadiran model ini memiliki tujuan untuk mendengar dan belajar. Masukan Anda mengenai desain, kebutuhan fungsional, hingga persaingan harga yang diharapkan akan membantu VinFast lebih memahami aspirasi konsumen di Indonesia,” pungkasnya.

    (akn/ega)

  • VinFast Indonesia Ajak Masyarakat Kasih Nama untuk SUV Seri Terbaru

    VinFast Indonesia Ajak Masyarakat Kasih Nama untuk SUV Seri Terbaru

    Tangerang

    Brand otomotif asal Vietnam, VinFast Indonesia turut hadir di GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Dalam kesempatan tersebut, VinFast Indonesia memberikan ‘Exclusive First Look’ untuk dua produk sekaligus, Limo Green yang merupakan MPV listrik 7 seater dan konsep pickup double cabin bernama VF Wild.

    CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto (Kerry) menjelaskan kedua model tersebut merupakan bagian dari strategi ekspansi VinFast Indonesia di pasar RI. Tak hanya memperkenalkan, VinFast Indonesia juga mengajak masyarakat untuk memberi nama dari varian Limo Green yang akan dirilis tahun depan.

    “Di GJAW, sebagai wujud komitmen kami untuk terus beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan pasar, kami juga ingin mengajak kreativitas masyarakat di Indonesia buat memberikan nama bagi varian VinFast Limo Green yang akan hadir di Indonesia pada tahun depan,” kata Kerry, di GJAW, Indonesia Convention Exhibiton (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Jumat (21/11/2025).

    Foto: Andhika Prasetia/detikcom

    Kerry mengatakan mobil listrik 7 seater VinFast Limo Green diklaim cocok buat keluarga di Indonesia. Tak hanya itu, mobil ini juga diklaim cocok buat digunakan sebagai armada taksi atau fleet.

    Dengan dimensi 4.730 mm (P) x 1.870 mm (L) x 1.690 mm (T) dan wheelbase 2.840 mm, MPV ini menawarkan kabin yang luas dan kenyamanan optimal di seluruh tiga baris kursinya. Berbekal teknologi baterai litium ferrofosfat (LFP), model ini mampu menempuh jarak hingga 470 km dalam sekali pengisian. Limo Green sudah bisa mulai dipesan dengan harga indikatif Rp 319.000.00, sehingga bukan sekadar preview saja.

    Selain Limo Green, VinFast Indonesia juga membawa produk mobil konsep pikap double cabin bernama VF Wild. VF Wild memiliki dimensi impresif mencakup panjang 5.324 mm dan lebar 1.997 mm.

    Inovasi desainnya tampak pada bak belakang yang dapat diperpanjang secara otomatis melalui mekanisme jendela belakang dan kursi baris kedua yang dapat dilipat, sebuah fitur yang memaksimalkan kapasitas kargo tanpa mengorbankan kenyamanan penumpang. Daya tarik futuristiknya semakin diperkuat dengan panoramic glass roof dan digital side mirrors, meningkatkan tampilan estetik sekaligus performa aerodinamisnya.

    “Berbeda dari Limo Green, VF Wild ini memiliki tujuan untuk mendengar dan belajar. Masukan Anda mengenai desain, kebutuhan fungsional, hingga persaingan harga yang diharapkan akan membantu VinFast lebih memahami aspirasi konsumen di Indonesia,” ungkap Kerry.

    Kerry menjelaskan Limo Green dibawa secara khusus sebagai Exclusive First Look bagi konsumen Indonesia, bahkan sebelum peluncuran global resminya pada Maret 2026.

    “Di Vietnam, Limo Green telah mencuri perhatian dengan lebih dari 6.500 pengiriman hanya dalam waktu tiga bulan. Langsung melesat di jajaran teratas di segmennya,” kata Kerry.

    “Anda dapat menyampaikan ide nama varian nanti VinFast Limo Green yang khusus nanti dipasarkan di Indonesia kepada staf kami yang ada booth VinFast atau mengirimkannya secara online. Kami dengan senang hati menantikan suara dan inspirasi Anda,” pungkasnya.

    (akn/ega)

  • Penggerak Belakang, Jarak Tempuh 395 Km

    Penggerak Belakang, Jarak Tempuh 395 Km

    Jakarta

    Geely EX2 resmi diperkenalkan dan dibuka pemesanannya di ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Mobil dengan klaim jarak tempuh 395 km ini punya spesifikasi unik, karena dia menggunakan sistem penggerak belakang alias RWD disaat sebagian besar mobil listrik menggunakan penggerak roda depan FWD. Apa alasannya?

    Antusiasme pengunjung GJAW 2025 terhadap EX2 terasa sejak hari pertama. Mayoritas peminat berasal dari kalangan profesional muda, keluarga muda hingga mereka yang mulai melirik kendaraan listrik sebagai mobil utama. Tercatat 800 orang sudah melakukan test drive Geely EX2.

    Geely EX2 Foto: Geely

    “Respons terhadap Geely EX2 positif sekali. Banyak pengunjung mengatakan bahwa mobil ini adalah EV yang sesuai buat gaya hidup mereka, kompak tapi lapang, stylish tapi tetap fungsional, dan nyaman untuk keluarga,” ujar Constantinus Herlijoso, Sales & Channel Director Geely Auto Indonesia, dalam keterangannya.

    Sebagai model terlaris di Tiongkok pada segmennya, EX2 membawa standar desain yang bersih dan modern. Pilihan warna seperti Aurora Pink, Nebula Beige, dan Star Silver menjadi favorit karena tampilannya yang fresh dan fotogenik. Elemen Smile Front Grille dan LED Feather-Flow Headlights bikin tampilannya hangat namun tetap futuristis.

    Salah satu keunggulan terbesar EX2 diklaim ada di konfigurasi penggerak roda belakang (RWD). Setup ini memberi karakter berkendara yang stabil dan lincah, terlebih ketika bermanuver di perkotaan. Dipadukan dengan suspensi multi-link dan radius putar kecil, EX2 terasa praktis di jalan sempit.

    “Ekspektasi saya Geely EX2 bakal sempit dan biasa saja, tapi ternyata kabinnya lega banget. Ride dan handling-nya enak serta terasa stabil saat belok,” bilang Kevin Sunardi, salah satu pengunjung yang mencoba test drive.

    Geely EX2 Foto: Geely

    EX2 juga diklaim memiliki efisiensi pemanfaatan ruang hingga 85%, dengan tambahan front trunk 70 liter dan banyak kompartemen penyimpanan lain. Kabinnya mengusung konsep Wraparound Comfort Cabin yang hangat, dihiasi Urban Starlight Ambient Lighting 256 warna dan layar sentral HD 14,6 inci berbasis Flyme Auto.

    Dibangun di atas platform GEA, EX2 menawarkan jarak tempuh hingga 395 km. Ada fitur fast charging 30-80% dalam 25 menit, Geely Battery Safety System, regenerative braking, kamera 540°, 6 airbags, hingga ADAS 12 fungsi menjadikannya pilihan lengkap untuk mobilitas harian masyarakat urban.

    Tertarik beli?

    Geely EX2 Foto: Geely

    (lua/din)

  • Suzuki Targetkan Jual 1.600 Unit Mobil di GJAW 2025

    Suzuki Targetkan Jual 1.600 Unit Mobil di GJAW 2025

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) turut meramaikan pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025. Mereka berharap mampu menjual ribuan unit kendaraan selama acara berlangsung!

    Donny Ismi selaku Deputy Sales and Marketing Managing Director PT SIS menegaskan, pihaknya menargetkan 1.600 unit kendaraan terjual selama 10 hari pameran. Nominal tersebut merupakan akumulasi dari semua model.

    “GJAW 2025 kami targetnya juga 1.600 (unit mobil). Itu untuk all tipe, semua model sampai 30 November ini,” ujar Donny Ismi saat berbincang dengan awak media di ICE BSD, Tangerang.

    Suzuki Grand Vitara terbaru. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Ketika ditanya model apa yang menjadi jagoan, Donny dengan mudah menjawab Suzuki Grand Vitara terbaru. Sebab, statusnya yang sebagai ‘mobil anyar’, membuat kendaraan tersebut lebih mudah diminati konsumen.

    “Karena kami baru ngeluncurin Grand Vitara terbaru, kami maunya Grand Vitara (yang jadi tulang punggung penjualan di GJAW 2025). Biasanya model baru (penjualannya) lebih lancar,” ungkapnya.

    Di GJAW 2025, Suzuki membawa sejumlah model andalan. Selain, Grand Vitara terbaru, ada Fronx, XL7 Hybrid, S-Presso, New Carry dan masih banyak lagi. Harapannya, model-model itu bisa diterima konsumen yang berkunjung ke pameran tahunan tersebut.

    “GJAW 2025 merupakan platform strategis bagi kami untuk menghadirkan solusi mobilitas adaptif dan berkualitas. Kami membawa portofolio lengkap yang menawarkan efisiensi, kenyamanan, serta adopsi teknologi terbaru yang sejalan dengan aspirasi masyarakat urban,” tuturnya.

    “Lebih dari sekadar menampilkan produk, kami berkomitmen untuk menyediakan aktivitas yang memungkinkan pengunjung berinteraksi intensif dan menghargai inovasi fundamental dari Suzuki,” kata dia menambahkan.

    (sfn/lth)

  • Suzuki Targetkan Jual 1.600 Unit Mobil di GJAW 2025

    Bukti Keseriusan Suzuki Lahirkan Kendaraan Ramah Lingkungan di GJAW 2025

    Jakarta

    Fokus untuk bisa menekan emisi gas buang menjadi perhatian para brand otomotif di Indonesia. Salah satunya produsen mobil asal Jepang Suzuki, yang memamerkan berbagai pilihan kendaraan ramah lingkungan mereka pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025.

    Langkah PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) selaku agen pemegang merek Suzuki di GJAW ini tidak main-main, GJAW 2025 menjadi ajang eksistensi dan komitmennya untuk memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.

    “GJAW 2025 merupakan platform strategis bagi kami untuk menghadirkan solusi mobilitas adaptif dan berkualitas. Kami membawa portofolio lengkap yang menawarkan efisiensi, kenyamanan, serta adopsi teknologi terbaru yang sejalan dengan aspirasi masyarakat urban. Lebih dari sekadar menampilkan produk, kami berkomitmen untuk menyediakan aktivitas yang memungkinkan pengunjung berinteraksi intensif dan menghargai inovasi fundamental dari Suzuki,” ujar Deputy of Sales & Marketing Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales, Dony Ismi Saputra.

    Nah penasaran mobil ramah lingkungan apa saja yang ditawarkan, simak selengkapnya berikut ini:

    1. Suzuki Grand Vitara Smart HybridSuzuki Grand Vitara terbaru. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Suzuki Indonesia kembali memperkuat segmen SUV dengan meluncurkan Grand Vitara minor change 2025 pada ajang GJAW.

    Perubahan ini ditawarkan berfokus pada kenyamanan sekaligus pengalaman berkendara yang lebih modern untuk menunjang keseimbangan gaya hidup. Suzuki menghadirkan sejumlah sentuhan baru pada eksterior dan interior pada Grand Vitara terkini tanpa mengubah basis performa, platform, maupun fitur-fitur unggulan yang telah dikenal sebelumnya.

    Gak sampai disitu detikers, mobil ini menjadi kendaraan ramah lingkungan yang ditawarkan Suzuki.

    Suzuki Grand Vitara ditawarkan dengan mengusung Mesin K15C 1.500cc + Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Mesin ini dipastikan memiliki tenaga hingga 103,06 PS / 6.000 rpm.

    Selain itu mesin ini memiliki torsi mencapai 136,8 Nm / 4.400 rpm, dan mesin ini dilengkapi sistem Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) yang dikawinkan dengan transmisi: 6-speed Automatic Transmission dengan paddle shift.

    Teknologi SHVS ini memanfaatkan ISG (Integrated Starter Generator) dan Lithium-ion Battery untuk meningkatkan responsivitas sekaligus menjaga efisiensi konsumsi bahan bakar.

    Soal Harga, Suzuki memasarkannya dengan harga Rp 416.000.000 untuk single tone color dan Rp 419.000.000 untuk two tone color (keduanya On The Road DKI Jakarta). Harga ini sudah termasuk 8-year warranty untuk komponen pada bagian SHVS.

    2. Suzuki FronxSuzuki Fronx Foto: Dok. Suzuki Indomobil Sales (SIS)

    Tidak kalah menggoda, pada GJAW 2025 menjadi ajang unjuk gigi Suzuki dalam memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan hybrid mereka. Suzuki juga ikut memajang Fronx untuk menggoda pengunjung.

    Seperti diketahui bersama, Suzuki Fronx juga menawarkan mesin K15C yang dikawinkan dengan Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS).

    Inovasi Suzuki lewat teknologi pintar Integrated Starter Generator (ISG) dengan baterai Lithium-ION diklaim dapat menyimpan energi saat kendaraan melambat dan memberikan tambahan daya ke mesin saat akselerasi, juga memberikan efisiensi terbaik dengan fitur Engine Auto Stop saat kendaraan berhenti. Sehingga bisa dipastikan Suzuki Fronx bakal irit dan ramah lingkungan.

    Sehingga hal ini yang membuat BBM yang semakin irit dan ramah lingkungan, ditambah fitur pintar, memberikan pengalaman berkendara yang lebih baik. Belum lagi mesin ini dikawinkan dengan transmisi 6AT, sehingga Suzuki Fronx akan memberikan sensasi mobil sporty dan dinamis ang halus serta efisien pada kecepatan tinggi.

    Selanjunya juga disampaikan dijamin enaknya berkendara dengan Suzuki Fronx karena menawarkan kesenyapan optimal. Mengejar pencapaian tersebut,Suzuki Fronx diperkuat pengembangan Noise, Vibration, and Harshness (NVH) reduction di berbagai sektor.

    Teknik khusus ini dikembangkan bertujuan untuk meminimalisir suara bising dari luar, getaran mesin, maupun kasarnya permukaan jalan yang terasa ke dalam kabin. Hasilnya, pengalaman berkendara menjadi lebih hening, halus, bahkan minim gangguan. Pengalaman seperti ini memungkinkan pengemudi dan penumpang untuk lebih menikmati momen kebersamaan saat menjalani liburan keluarga.

    Soal harga, salah satu mobil andalan ini ditawarkan mulai Rp 293.000.000

    3. New XL7 Hybrid Alpha KuroSuzuki Xl7 Hybrid Alpha Kuro Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Nah pilihan kendaraan ramah lingkungan yang tidak kalah menarik ialah Suzuki New XL7 Hybrid Alpha Kuro. Mobil diproduksi di pabrik Suzuki Cikarang dengan standar Global Suzuki ini juga ditawarkan sebagai kendaraan yang mampu menekan emisi gas buang.

    Terlebih Suzuki New XL7 Hybrid Alpha Kuro ini telah terdaftar dalam program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) ini juga memiliki tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi.

    Soal tampilan gak perlu diragukan, New XL7 Alpha Kuro ini hadir untuk mempertegas karakter New XL7 Hybrid. Sentuhan hitam pekat yang khas memancarkan karakter elegan pada eksterior.

    Hal ini bisa terlihat pada Head lamp dan Rear lamp dalam balutan warna hitam, Garnish bumper front and rear,Roof rail,Door handle set, serta Garnish side sill splash dengan lapisan hitam. Begitu juga dengan Black tailgate garnish,Rear upper spoiler, dan emblem Alpha yang serba hitam membuat mobil ini menarik untuk dilirik.

    Teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki(SHVS) tetap menjadi jantung keunggulan New XL7 Hybrid Alpha Kuro. Dengan mengusung mesin K15B yang dikawinkan dengan sistem SHVS, langkah Suzuki ini menjadi inovasi Suzuki lewat teknologi pintar Integrated Starter Generator (ISG) dengan baterai Lithium-Ion yang menyimpan energi ke baterai saat kendaraan melambat dan menambah daya saat akselerasi membuat mobil ini bisa diandalkan dalam segala medan.

    Selanjutnya dengan fitur engine Auto Stop getaran mesin akan terasa lebih halus dan konsumsi BBM semakin irit dan ramah lingkungan.

    Nah soal harga, mobil ini bisa dikatakan bisa bersaing dengan pesaingnya, karena mobil ini ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 312.200.000.

    (lth/din)