Organisasi: Gaikindo

  • Bertepatan Momen GIIAS 2025, UMKM Lokal Diguyur Pendanaan

    Bertepatan Momen GIIAS 2025, UMKM Lokal Diguyur Pendanaan

    Jakarta: Astra Financial menghadirkan inisiatif sosial berkelanjutan melalui program ‘I Care I Share’ di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang baru saja berakhir pada tanggal 3 Agustus 2025 kemarin.

    Tahun ini, program difokuskan pada pemberdayaan dan pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkolaborasi dengan Yayasan Astra – Yayasan Dharma Bhakti Astra. Astra Financial secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman Pembinaan Berkelanjutan bagi UMKM Rumah Batik Cikuya untuk periode 2025 – 2027. 

    “Program ini menegaskan kontribusi Astra Financial dalam menciptakan nilai yang berdampak dan berkelanjutan bagi masyarakat. Kami percaya bahwa pembinaan UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus pelestarian budaya,” ujar Presiden Direktur PT Sedaya Multi Investama, Hugeng Gozali.

    Rumah Batik Cikuya merupakan UMKM yang memberdayakan masyarakat lokasi di Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten. Mereka menjalankan konsep sosio-entrepreneurship yang tujuannya tidak hanya untuk berbisnis, tetapi juga untuk mengatasi isu-isu sosial dan lingkungan di sekitar desa dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga untuk menjadi perajin batik. 

    “Kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat UMKM di Indonesia. Melalui kerja sama ini, Astra Financial tidak hanya mendorong semangat para UMKM binaan Yayasan Astra, tetapi juga menginspirasi UMKM di seluruh Indonesia,” kata Ketua Pengurus Yayasan Astra – Yayasan Dharma Bhakti Astra, Rahmat Samulo.
     

    Skema Pembinaan Rumah Batik Cikuya (2025 – 2027)

    Dalam kolaborasi ini, Astra Financial berperan dalam memberikan dukungan pendanaan dalam penyelenggaraan program pembinaan dan pemberdayaan UMKM senilai Rp 300 juta. Sebagai program inisiasi, tahun ini pembinaan akan difokuskan pada penguatan fondasi dan branding lokal. 

    Langkah-langkah yang akan dilakukan mencakup standarisasi proses produksi batik melalui penyusunan SOP dan penetapan Harga Pokok Produksi (HPP), pendaftaran hak kekayaan intelektual untuk melindungi karya batik yang dihasilkan, serta pengembangan pemasaran digital. 

    ??Skema pada tahun 2026 fokus pada diversifikasi produk dan digitalisasi, meliputi pengembangan desain, strategi digital marketing, serta pembentukan internal. Lalu di tahun 2027 akan difokuskan pada perluasan pasar dan eksposur melalui pameran hingga kolaborasi dengan desainer/influencer, serta workshop.

    Jakarta: Astra Financial menghadirkan inisiatif sosial berkelanjutan melalui program ‘I Care I Share’ di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang baru saja berakhir pada tanggal 3 Agustus 2025 kemarin.
     
    Tahun ini, program difokuskan pada pemberdayaan dan pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkolaborasi dengan Yayasan Astra – Yayasan Dharma Bhakti Astra. Astra Financial secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman Pembinaan Berkelanjutan bagi UMKM Rumah Batik Cikuya untuk periode 2025 – 2027. 
     
    “Program ini menegaskan kontribusi Astra Financial dalam menciptakan nilai yang berdampak dan berkelanjutan bagi masyarakat. Kami percaya bahwa pembinaan UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus pelestarian budaya,” ujar Presiden Direktur PT Sedaya Multi Investama, Hugeng Gozali.

    Rumah Batik Cikuya merupakan UMKM yang memberdayakan masyarakat lokasi di Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten. Mereka menjalankan konsep sosio-entrepreneurship yang tujuannya tidak hanya untuk berbisnis, tetapi juga untuk mengatasi isu-isu sosial dan lingkungan di sekitar desa dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga untuk menjadi perajin batik. 
     
    “Kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat UMKM di Indonesia. Melalui kerja sama ini, Astra Financial tidak hanya mendorong semangat para UMKM binaan Yayasan Astra, tetapi juga menginspirasi UMKM di seluruh Indonesia,” kata Ketua Pengurus Yayasan Astra – Yayasan Dharma Bhakti Astra, Rahmat Samulo.
     

    Skema Pembinaan Rumah Batik Cikuya (2025 – 2027)

    Dalam kolaborasi ini, Astra Financial berperan dalam memberikan dukungan pendanaan dalam penyelenggaraan program pembinaan dan pemberdayaan UMKM senilai Rp 300 juta. Sebagai program inisiasi, tahun ini pembinaan akan difokuskan pada penguatan fondasi dan branding lokal. 
     
    Langkah-langkah yang akan dilakukan mencakup standarisasi proses produksi batik melalui penyusunan SOP dan penetapan Harga Pokok Produksi (HPP), pendaftaran hak kekayaan intelektual untuk melindungi karya batik yang dihasilkan, serta pengembangan pemasaran digital. 
     
    ??Skema pada tahun 2026 fokus pada diversifikasi produk dan digitalisasi, meliputi pengembangan desain, strategi digital marketing, serta pembentukan internal. Lalu di tahun 2027 akan difokuskan pada perluasan pasar dan eksposur melalui pameran hingga kolaborasi dengan desainer/influencer, serta workshop.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • Bertepatan Momen GIIAS 2025, UMKM Lokal Diguyur Pendanaan

    Bertepatan Momen GIIAS 2025, UMKM Lokal Diguyur Pendanaan

    Jakarta: Astra Financial menghadirkan inisiatif sosial berkelanjutan melalui program ‘I Care I Share’ di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang baru saja berakhir pada tanggal 3 Agustus 2025 kemarin.

    Tahun ini, program difokuskan pada pemberdayaan dan pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkolaborasi dengan Yayasan Astra – Yayasan Dharma Bhakti Astra. Astra Financial secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman Pembinaan Berkelanjutan bagi UMKM Rumah Batik Cikuya untuk periode 2025 – 2027. 

    “Program ini menegaskan kontribusi Astra Financial dalam menciptakan nilai yang berdampak dan berkelanjutan bagi masyarakat. Kami percaya bahwa pembinaan UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus pelestarian budaya,” ujar Presiden Direktur PT Sedaya Multi Investama, Hugeng Gozali.

    Rumah Batik Cikuya merupakan UMKM yang memberdayakan masyarakat lokasi di Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten. Mereka menjalankan konsep sosio-entrepreneurship yang tujuannya tidak hanya untuk berbisnis, tetapi juga untuk mengatasi isu-isu sosial dan lingkungan di sekitar desa dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga untuk menjadi perajin batik. 

    “Kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat UMKM di Indonesia. Melalui kerja sama ini, Astra Financial tidak hanya mendorong semangat para UMKM binaan Yayasan Astra, tetapi juga menginspirasi UMKM di seluruh Indonesia,” kata Ketua Pengurus Yayasan Astra – Yayasan Dharma Bhakti Astra, Rahmat Samulo.
     

    Skema Pembinaan Rumah Batik Cikuya (2025 – 2027)

    Dalam kolaborasi ini, Astra Financial berperan dalam memberikan dukungan pendanaan dalam penyelenggaraan program pembinaan dan pemberdayaan UMKM senilai Rp 300 juta. Sebagai program inisiasi, tahun ini pembinaan akan difokuskan pada penguatan fondasi dan branding lokal. 

    Langkah-langkah yang akan dilakukan mencakup standarisasi proses produksi batik melalui penyusunan SOP dan penetapan Harga Pokok Produksi (HPP), pendaftaran hak kekayaan intelektual untuk melindungi karya batik yang dihasilkan, serta pengembangan pemasaran digital. 

    ??Skema pada tahun 2026 fokus pada diversifikasi produk dan digitalisasi, meliputi pengembangan desain, strategi digital marketing, serta pembentukan internal. Lalu di tahun 2027 akan difokuskan pada perluasan pasar dan eksposur melalui pameran hingga kolaborasi dengan desainer/influencer, serta workshop.

    Jakarta: Astra Financial menghadirkan inisiatif sosial berkelanjutan melalui program ‘I Care I Share’ di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang baru saja berakhir pada tanggal 3 Agustus 2025 kemarin.
     
    Tahun ini, program difokuskan pada pemberdayaan dan pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkolaborasi dengan Yayasan Astra – Yayasan Dharma Bhakti Astra. Astra Financial secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman Pembinaan Berkelanjutan bagi UMKM Rumah Batik Cikuya untuk periode 2025 – 2027. 
     
    “Program ini menegaskan kontribusi Astra Financial dalam menciptakan nilai yang berdampak dan berkelanjutan bagi masyarakat. Kami percaya bahwa pembinaan UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus pelestarian budaya,” ujar Presiden Direktur PT Sedaya Multi Investama, Hugeng Gozali.

    Rumah Batik Cikuya merupakan UMKM yang memberdayakan masyarakat lokasi di Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten. Mereka menjalankan konsep sosio-entrepreneurship yang tujuannya tidak hanya untuk berbisnis, tetapi juga untuk mengatasi isu-isu sosial dan lingkungan di sekitar desa dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga untuk menjadi perajin batik. 
     
    “Kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat UMKM di Indonesia. Melalui kerja sama ini, Astra Financial tidak hanya mendorong semangat para UMKM binaan Yayasan Astra, tetapi juga menginspirasi UMKM di seluruh Indonesia,” kata Ketua Pengurus Yayasan Astra – Yayasan Dharma Bhakti Astra, Rahmat Samulo.
     

    Skema Pembinaan Rumah Batik Cikuya (2025 – 2027)

    Dalam kolaborasi ini, Astra Financial berperan dalam memberikan dukungan pendanaan dalam penyelenggaraan program pembinaan dan pemberdayaan UMKM senilai Rp 300 juta. Sebagai program inisiasi, tahun ini pembinaan akan difokuskan pada penguatan fondasi dan branding lokal. 
     
    Langkah-langkah yang akan dilakukan mencakup standarisasi proses produksi batik melalui penyusunan SOP dan penetapan Harga Pokok Produksi (HPP), pendaftaran hak kekayaan intelektual untuk melindungi karya batik yang dihasilkan, serta pengembangan pemasaran digital. 
     
    ??Skema pada tahun 2026 fokus pada diversifikasi produk dan digitalisasi, meliputi pengembangan desain, strategi digital marketing, serta pembentukan internal. Lalu di tahun 2027 akan difokuskan pada perluasan pasar dan eksposur melalui pameran hingga kolaborasi dengan desainer/influencer, serta workshop.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • Setelah L8, Chery Akan Bawa Lepas L6 dan L4 ke Indonesia

    Setelah L8, Chery Akan Bawa Lepas L6 dan L4 ke Indonesia

    Jakarta

    PT Chery Sales Indonesia menegaskan komitmennya untuk menghadirkan lini kendaraan energi baru (New Energy Vehicle/NEV) berteknologi canggih melalui brand premium mereka, Lepas. Setelah memperkenalkan tiga model andalan L8, L6, dan L4 di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, Chery memastikan Lepas L8 akan menjadi model pertama yang dipasarkan secara resmi di Indonesia pada akhir tahun ini, disusul L6 dan L4 pada 2026.

    Sebagai pendatang baru di segmen kendaraan premium elektrifikasi, Lepas hadir buat menjawab kebutuhan konsumen modern yang mengutamakan kualitas, performa, dan pengalaman berkendara eksklusif. Fokus utamanya ada pada kendaraan PHEV dan BEV, dua segmen yang saat ini mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia.

    “Kami melihat ketiga kendaraan Lepas, baik L8, L6 dan L4 sangat sesuai untuk konsumen Indonesia. Trend penggunaan kendaraan PHEV dan BEV sangat positif di sini. Untuk Lepas L8 kami akan meluncurkan tipe PHEV, namun untuk BEV dan ICE akan melihat perkembangan kondisi pasar Indonesia. Jadi memang perlu waktu lebih panjang untuk mempersiapkannya,” ujar Zeng Shuo, Presiden Direktur PT Chery Sales Indonesia.

    Menurut Chery, dua model lainnya, Lepas L6 dan L4, direncanakan meluncur pada kuartal kedua 2026. Kehadiran ketiganya diharapkan memperkuat posisi Lepas di pasar kendaraan elektrifikasi Tanah Air, sekaligus memberikan alternatif baru di segmen mobil premium ramah lingkungan.

    Untuk mendukung kehadiran merek ini, Chery menargetkan pembangunan 15 hingga 20 dealer premium di sejumlah kota besar Indonesia. Showroom berskala besar ini akan dirancang untuk memberikan pelayanan nyaman dan eksklusif bagi pelanggan Lepas. Selain itu, seluruh proses produksi akan dilakukan secara lokal, sementara unit CBU hanya digunakan untuk keperluan homologasi dan uji jalan dengan jarak tempuh lebih dari 500.000 km.

    Selain mengedepankan aspek keselamatan, semua model Lepas dirancang dengan material premium, teknologi mutakhir, dan desain yang menonjolkan gaya fashionable serta stylish. Strategi ini sejalan dengan visi Lepas untuk membangun fondasi jangka panjang di Indonesia, menghadirkan mobilitas berkelanjutan yang menggabungkan inovasi, kenyamanan, dan karakter eksklusif bagi konsumen Tanah Air.

    (lua/rgr)

  • Heboh Harga BYD Atto 1 Naik usai GIIAS 2025, Beneran Nggak Sih?

    Heboh Harga BYD Atto 1 Naik usai GIIAS 2025, Beneran Nggak Sih?

    Jakarta

    Sejak beberapa hari terakhir, publik dihebohkan kabar mengenai harga BYD Atto 1 naik setelah pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025. Lantas, bagaimana tanggapan produsen mengenai kabar tersebut?

    Head of PR & Government BYD Indonesia Luther Pandjaitan menegaskan, hingga sekarang atau dua hari pasca-GIIAS 2025, pihaknya belum berencana menaikkan harga BYD Atto 1. Kendaraan tersebut masih dijual Rp 195 juta untuk varian Dynamic dan Rp 235 juta untuk versi Premium.

    “Sampai dengan hari ini, kita masih maintain (BYD Atto 1) dengan harga yang sama,” ujar Luther Pandjaitan kepada detikOto, Selasa (5/8).

    BYD Atto 1. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Sayangnya, Luther tak mengurai lebih detail, sampai kapan harga BYD Atto 1 tetap sama seperti sekarang. Intinya, dia saat ini masih komitmen dengan angka yang telah diumumkan saat peluncuran pertama kendaraan.

    “Yang paling penting justru kita komitmen dengan harga yang berlaku saat hari kustomer melakukan pesanan,” kata dia.

    Sebagai catatan, kabar naiknya harga BYD Atto 1 ramai menjadi perbincangan di internet. Menurut informasi yang beredar, kenaikannya berkisar Rp 5-10 juta. Meski cenderung kecil, namun perubahan angka tentu mempengaruhi psikologi harga di kepala konsumen.

    Ketika peluncuran perdana Atto 1, Luther juga menegaskan, harga mobil listrik murah tersebut sudah fixed alias tak akan berubah. Sehingga, konsumen yang melakukan pemesanan setelah GIIAS 2025, tak perlu khawatir banderolnya naik.

    Spesifikasi BYD Atto 1BYD Atto 1. Foto: Doc. BYD

    BYD Atto 1 varian Dynamic menggunakan baterai Blade 30,08 kWh dengan jarak tempuh maksimum 300 km. Sementara varian Premium mengadopsi baterai Blade 38,88 kWh dengan jangkauan 380 km.

    BYD Atto 1 menggunakan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga 75 kW, torsi 135 Nm dan kecepatan maksimum 120 km/jam. Sedangkan untuk berakselerasi dari nol ke 50 km/jam hanya memerlukan waktu 4,9 detik.

    Kendaraan tersebut punya dimensi panjang 3.925 mm, tinggi 1.720 mm dan lebar 1.590 mm. Sementara jarak sumbu rodanya 2.500 mm dan ground clearance-nya 155 mm.

    Di Indonesia, BYD Atto 1 tersedia dalam sejumlah opsi warna, yakni Sprout Green, Apricity White dan Cosmos Black – Premium & Dynamic. Kemudian fiturnya ada layar sentuh 10.1 inch dengan Apple Carplay dan Android Auto, kamera parkir dengan tiga sensor dan masih banyak lagi.

    (sfn/rgr)

  • Perang Harga Mobil Makin Brutal, Gaikindo Tak Mau Intervensi

    Perang Harga Mobil Makin Brutal, Gaikindo Tak Mau Intervensi

    Jakarta

    Perang harga mobil di Indonesia makin memanas. Bahkan, sejumlah produsen ternama mulai berani mematok harga di luar nalar alias terlalu murah. Apa kata Gaikindo mengenai fenomena tersebut?

    Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi menegaskan, pihaknya tak bisa melakukan intervensi terharap keputusan produsen mematok harga produknya terlalu murah di Indonesia. Sebab, kata dia, ada aturan yang melarang tindakan tersebut.

    “Kami dari Gaikindo tidak pernah melakukan kontrol mengenai harga, kami menyerahkan sepenuhnya harga ke pemain otomotif nasional,” ujar Yohannes Nangoi saat ditemui di ICE BSD, Tangerang.

    “Karena kami juga tahu mengenai undang-undang perlindungan konsumen yang melarang kami melakukan monopoli atau apa lah begitu. Jadi meminta (produsen) menaikkan atau menurunkan harga sama-sama nggak boleh,” tambahnya.

    Gaikindo soal perang harga mobil di GIIAS 2025. Foto: Rifkianto Nugroho

    Menurut Nangoi, perang harga punya dampak positif dan negatif. Sebab, di satu sisi, konsumen yang baru beli diuntungkan. Namun, di sisi lain, konsumen lain akan merasa dirugikan.

    “Kami serahkan itu semua ke produsen. Kalau mereka mau turunin harga, mungkin baik untuk konsumen. Meski ada juga nggak baiknya, mereka yang udah beli duluan akan kecewa. Itu sih terserah,” kata dia.

    Sebagai catatan, sejumlah produsen asal China membanderol produknya dengan angka tak masuk akal. Misalnya, BYD yang menawarkan mobil listrik Atto 1 mulai dari Rp 190 jutaan.

    BYD Atto 1 resmi diluncurkan di GIIAS 2025 dengan harga mulai Rp195 juta. Mobil listrik murah ini langsung bikin pasar mobil bekas ketar-ketir. Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

    Sebelum kemunculan BYD Atto 1, beberapa pabrikan setempat juga ramai-ramai memangkas harga kendaraan di Indonesia. Misalnya seperti Chery, MG Motors, BAIC dan masih banyak lagi. Bahkan, penurunan angkanya tembus Rp 100 jutaan.

    Bukan hanya China, produsen asal Jepang pelan-pelan mulai ikutan perang harga. Honda baru-baru ini membanderol HR-V Hybrid jauh lebih murah dibandingkan varian termahal di model sebelumnya. Mereka juga memasang harga StepWGN lebih rendah dibandingkan permintaan mayoritas konsumen.

    Selain Honda, Daihatsu juga tak mau ketinggalan. Karuan saja, mereka hanya membanderol Rocky Hybrid mulai dari Rp 290 jutaan. Nominal tersebut, untuk ukuran mobil hybrid yang berstatus CBU Jepang, tentu sangat terjangkau!

    (sfn/rgr)

  • Sebagian Pengunjung ke GIIAS Masih Eksplorasi, Belum Tentukan Mobil Baru

    Sebagian Pengunjung ke GIIAS Masih Eksplorasi, Belum Tentukan Mobil Baru

    Jakarta

    Great Wall Motor (GWM) Indonesia melakukan survei selama pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Hasilnya, GIIAS masih menjadi tempat konsumen untuk eksplorasi.

    Survei pelanggan GWM di GIIAS 2025 mencatat bahwa 54% responden merupakan pria dan 46% wanita. Secara usia, mayoritas responden berasal dari Generasi Z (52%), disusul Generasi X (23%), dan Generasi Milenial (21%). Para responden berasal dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari mahasiswa, profesional, karyawan swasta, hingga wirausahawan.

    Meskipun banyak produk baru diperkenalkan di GIIAS tahun ini, survei juga menemukan bahwa mayoritas pengunjung belum menentukan kategori kendaraan yang mereka cari. Sebanyak 50% responden masih berada pada tahap eksplorasi terhadap berbagai tipe kendaraan, sementara 20% menyatakan sudah menentukan pilihan pada kendaraan BEV, 12% pada HEV, 11% pada PHEV, dan 11% lainnya fokus pada kendaraan ICE.

    Setelah menjelajahi seluruh lini produk GWM yang ditampilkan, responden menempatkan Tank 300 Diesel sebagai model yang paling menarik perhatian, dipilih oleh 27% responden. Posisi berikutnya ditempati oleh Tank 300 HEV dan ORA 03 BEV (masing-masing 22%), diikuti oleh Haval Jolion HEV (12%), Tank 500 HEV (11%), dan Haval H6 (6%).

    Tiga jenis informasi lanjutan yang paling diminati oleh responden setelah mengunjungi booth GWM adalah: spesifikasi kendaraan (62%), program promosi (60%), dan layanan purna jual (35%). Hal ini menandakan ketertarikan lanjutan yang kuat terhadap lini kendaraan GWM setelah berinteraksi langsung di pameran.

    Hingga hari terakhir penyelenggaraan, GWM mencatat respons luar biasa atas keberagaman inovasi yang dihadirkan – dengan hampir 400 unit kendaraan dipesan, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan total pemesanan GWM di GIIAS tahun sebelumnya. Dari total pemesanan tersebut, sekitar 58% merupakan pemesanan untuk Tank 300 Diesel, disusul ORA 03 sebesar 25%.

    Pengunjung GIIAS naik

    Tercatat sebanyak 485.569 orang memadati area pameran GIIAS 2025 di ICE BSD City, Tangerang. Jumlah itu naik dari tahun lalu yang pengunjungnya mencapai 475.084 orang.

    Ketua III Gaikindo sekaligus Ketua Penyelenggara GIIAS 2025, Rizwan Alamsjah, mengungkapkan GIIAS bukanlah pameran yang ditujukan untuk mengejar transaksi penjualan semata.

    “Setiap tahun, setelah pameran berakhir, Gaikindo menerima laporan capaian dari para peserta, ada yang menunjukkan fluktuasi transaksi yang meningkat maupun menurun yang adalah hal biasa, yang kami harapkan tentunya catatan capaian di GIIAS 2025, dapat mencapai angka yang setara dengan capaian di tahun sebelumnya. Hal tersebut akan menjadi dorongan yang sangat positif bagi industri otomotif nasional saat ini,” jelas Rizwan.

    (riar/din)

  • Mengenal Geely Starray EM-i, Mobil Super Hybrid yang Bakal Dirakit di Indonesia

    Mengenal Geely Starray EM-i, Mobil Super Hybrid yang Bakal Dirakit di Indonesia

    Jakarta

    Geely Auto Indonesia resmi menghadirkan Geely Starray EM-i untuk pertama kalinya pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. SUV berteknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) ini bakal menjadi model kedua Geely yang dirakit secara lokal melalui skema knock down (KD), setelah merek asal China itu merakit model EX5 secara lokal di fasilitas PT Handal Indonesia Motor (HIM).

    Kehadiran Starray EM-i di GIIAS 2025, bukan sekadar pamer model baru, tapi juga memperkenalkan teknologi unggulan terbaru Geely, yakni EM-i Super Hybrid. Teknologi ini diklaim sebagai langkah besar dalam dunia elektrifikasi, karena sejak awal dikembangkan sebagai sistem hibrida murni, bukan hasil adaptasi dari mesin konvensional.

    Mobil super hybrid Geely Starray EM-i Foto: Dok. Geely

    EM-i, singkatan dari E-Motive Intelligence, menggabungkan tenaga listrik dan mesin bensin secara cerdas untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, performa lebih bertenaga, sekaligus menekan emisi gas buang. Salah satu keunggulan adalah penggunaan mesin dengan efisiensi termal tertinggi di dunia untuk kendaraan bermesin bensin produksi massal, mencapai angka 46,5%.

    Selain itu, teknologi ini dilengkapi SiC (Silicon Carbide) Intelligent Electric Control yang memungkinkan mobil tetap bertenaga dan juga responsif bahkan saat kapasitas baterai rendah. Dengan kombinasi tangki bensin penuh dan baterai terisi maksimal, Geely Starray EM-i diklaim mampu menempuh jarak lebih dari 1.000 km, menawarkan solusi jarak jauh yang lebih hemat dan ramah lingkungan.

    Dari sisi keselamatan, Starray EM-i hadir dengan sistem L2 ADAS (Advanced Driver Assistance System) yang mencakup fitur-fitur modern seperti Adaptive Cruise Control, Lane Keeping Assist, hingga Automatic Emergency Braking. Seluruh teknologi ini bekerja untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengemudi dan penumpang selama perjalanan.

    Mobil super hybrid Geely Starray EM-i Foto: Dok. Geely

    Tampilan eksteriornya juga menarik perhatian dengan desain modern yang menonjolkan Two Luxury Through Lights di depan dan belakang. Masuk ke dalam kabin, Starray EM-i menawarkan kenyamanan kelas atas lewat kursi ergonomis berbalut material premium, layar sentuh beresolusi tinggi, konektivitas smartphone, serta sistem perintah suara dua zona yang memudahkan pengoperasian berbagai fitur kendaraan.

    Geely menegaskan bahwa kehadiran Starray EM-i menjadi bukti keseriusannya dalam menghadirkan lini kendaraan elektrifikasi yang sesuai kebutuhan konsumen di Indonesia. Dengan proses perakitan lokal, Geely tidak hanya memperluas pilihan kendaraan ramah lingkungan di pasar domestik, tetapi juga mendukung pertumbuhan industri otomotif nasional menuju era mobilitas pintar dan berkelanjutan.

    (lua/dry)

  • Daihatsu Sigra Cross Style, Cocok Nggak Nih Kalau Dijual?

    Daihatsu Sigra Cross Style, Cocok Nggak Nih Kalau Dijual?

    Jakarta

    Ada yang beda dari Daihatsu Sigra dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show 2025. Tampangnya jadi lebih sporty, kental dengan nuansa perjalanan.

    Daihatsu Sigra yang masih sebatas konsep itu punya nama X-Style atau Cross Style. Mobil ini dipajang Daihatsu supaya bisa menjadi inspirasi bagi pengunjung.

    Mobil yang basisnya dari model Sigra ini didesain sebagai kendaraan multifungsi, namun tetap menawarkan perpaduan fungsionalitas LCGC MPV yang kompak. Hanya saja terdapat penambahan gaya crossover, yang digadang-gadang cocok buat keluarga muda dengan gaya hidup yang aktif.

    Adapun sentuhan eksterior bodi mobil berupa 2 tone color sand beige dan dominasi warna hitam pada sisi bumper depan-belakang. Uniknya lagi Sigra X-Style ini disematkan over fender, plus roof rail dan roof box, jadi aura mobil petualangnya makin keluar.

    Kombinasi warna sand beige dan hitam matte di bagian eksterior memberikan kesan sporty dan modern. Sentuhan modifikasi terlihat jelas dari penggunaan roof box di bagian atas, yang membuatnya cocok digunakan untuk kebutuhan keluarga aktif yang gemar bepergian.

    Sigra X-Style Foto: Ridwan Arifin

    Masuk ke dalam interior sudah terpasang audio berukuran 9 inch.

    Mobil LCGC MPV terus mendapat sambutan baik, khususnya pembeli mobil pertama. Model ini telah terjual sekitar 425 ribu unit sejak 2016 dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia di segmennya.

    Daihatsu Sigra selama ini dikenal sebagai salah satu LCGC 7-seater terlaris di Indonesia karena harganya terjangkau, irit, dan muat banyak. Melalui Sigra X-Style, Daihatsu ingin memperlihatkan bahwa mobil LCGC pun bisa tampil gaya dan fungsional sekaligus.

    Kalau menurut detikers, Daihatsu Sigra X-Style ini cocok nggak dijual versi produksi massal? Mengingat Daihatsu Rocky Crossfield sebelumnya pernah tampil di GIIAS 2024 sebagai inspirasi modifikasi bertema outdoor dan mendapat animo dari para pengunjung GIIAS sehingga akhirnya diwujudkan dalam bentuk produksi komersil.

    (riar/rgr)

  • GIIAS Makin Ramai, tapi Transaksi Turun

    GIIAS Makin Ramai, tapi Transaksi Turun

    Jakarta

    Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City, Tangerang, sudah selesai. Jumlah pengunjungnya naik dari tahun lalu, namun nilai transaksinya mengalami penurunan.

    Tercatat sebanyak 485.569 orang memadati area pameran GIIAS 2025 di ICE BSD City, Tangerang. Jumlah itu naik dari tahun lalu yang pengunjungnya mencapai 475.084 orang.

    “Ya kira-kira growth-nya sekitar 6-7 persen. Kita akan umumkan besok malam totalnya berapa yang datang,” ujar Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi seusai penutupan GIIAS 2025 dikutip dari CNN Indonesia.

    Meski jumlah pengunjung bertumbuh, namun transaksi pada GIIAS 2025 mengalami penurunan dari tahun lalu. Faktor daya beli masyarakat menjadi penyebabnya.

    Belakangan muncul istilah, Rohana dan Rojali. Rohana adalah singkatan dari ‘rombongan hanya nanya’, sedangkan rojali berarti ‘rombongan jarang beli’. Keduanya menggambarkan perilaku masyarakat yang datang, namun lebih senang melihat-lihat ketimbang benar-benar membeli.

    Kondisi ekonomi dan perubahan pola konsumsi membuat orang-orang menengah lebih hati-hati dalam berbelanja.

    “Kalau saya lihat dari segi transaksi kelihatannya agak turun. Tapi kalau kita lihat kondisi ekonomi memang agak memberat,” jelasnya.

    Sebagian masyarakat memandang jalan-jalan ke GIIAS 2025 sebagai pelipur lara. Udara dingin, etalase mobil-mobil keren, serta hiburan gratis, bisa menjadi self reward yang tidak perlu menuntut transaksi besar.

    Ketua III Gaikindo sekaligus Ketua Penyelenggara GIIAS 2025, Rizwan Alamsjah, mengungkapkan GIIAS bukanlah pameran yang ditujukan untuk mengejar transaksi penjualan semata.

    “Setiap tahun, setelah pameran berakhir, Gaikindo menerima laporan capaian dari para peserta, ada yang menunjukkan fluktuasi transaksi yang meningkat maupun menurun yang adalah hal biasa, yang kami harapkan tentunya catatan capaian di GIIAS 2025, dapat mencapai angka yang setara dengan capaian di tahun sebelumnya. Hal tersebut akan menjadi dorongan yang sangat positif bagi industri otomotif nasional saat ini,” jelas Rizwan.

    Setelah pameran di BSD City Tangerang, GIIAS The Series akan dilanjutkan ke sejumlah kota. Rangkaian kedua akan dimulai dengan GIIAS Surabaya, yang akan diselenggarakan pada 27-31 Agustus 2025 di Grand City Convex, Surabaya.

    Selanjutnya, GIIAS Semarang akan berlangsung pada 24-28 September 2025 di Muladi Dome, Semarang, dan GIIAS Bandung akan dilaksanakan pada 1-5 Oktober 2025 di Sudirman Grand Ballroom, Bandung. Seri Pameran ini akan ditutup dengan GIIAS Makassar pada 5-9 November 2025 di Summarecon Mutiara Makassar.

    (riar/rgr)

  • Nafas Mobil LCGC Masih Ada

    Nafas Mobil LCGC Masih Ada

    Jakarta

    Penjualan mobil LCGC mengalami penurunan tajam. Lebih lagi kini deretan mobil LCGC itu juga digempur pendatang baru BYD Atto 1. Meski begitu, LCGC diprediksi masih akan tetap bertahan.

    Penurunan penjualan mobil juga rupanya berdampak pada deretan mobil LCGC (Low Cost Green Car). Berkaca pada data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, permintaan akan LCGC merosot. Bila dirunut dari Januari 2025, angkanya terus turun hingga Juni. Kalau pada bulan pertama distribusinya mencapai 12.324 unit, maka pada Juni hanya 7.762 unit.

    Penurunan ini sejatinya sejalan dengan kondisi penjualan mobil keseluruhan yang merosot. Faktor ekonomi jadi dalang di baliknya.

    “Jadi faktor yg menentukan itu ekonomi agak susah, dunia tidak baik-baik, Indonesia juga ikut tidak baik-baik kalau Anda lihat. Daya beli menurun, ekonomi terganggu gara-gara yang namanya ada peperangan di Eropa, di Timur Tengah, ada (kebijakan tarif) Trump,” kata Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi belum lama ini.

    Khusus pasar LCGC, kini juga tengah menuai sorotan. Terlebih ada pendatang baru dari BYD Atto 1 yang mencoba peruntungannya di dalam negeri. Harga jual BYD Atto 1 itu juga amat kompetitif dan bersaing dengan mobil-mobil LCGC. Hal ini berpotensi membuat LCGC digerogoti BYD Atto 1, khususnya di kota-kota besar.

    “Secara keseluruhan, BYD Atto 1 memiliki potensi untuk menggerogoti segmen LCGC, terutama bagi konsumen gen Millenial dan gen Z kota besar/Tier-1 khususnya Jabodetabek yang mengutamakan biaya operasional rendah, aksesibilitas ke wilayah ganjil-genap, performa yang lebih baik, dan fitur konektivitas modern,” ungkap Pengamat Otomotif Senior dari Institut Teknologi Bandung Yannes Pasaribu.

    Namun itu tak serta merta bikin LCGC kehabisan nafas. Menurut Yannes, LCGC masih memiliki potensi untuk berkembang tapi bukan lagi di kota besar.

    “LCGC tampaknya masih akan tetap dominan di wilayah Tier-2 (kota kecil) dan Tier3 (wilayah luar kota) dengan SPKLU terbatas serta jaringan listrik tidak stabil, sehingga bagi konsumen yang butuh mobil siap pakai tanpa ketergantungan pengisian serta mereka yang memikirkan resale value,” ujar Yannes.

    Menurutnya mobil LCGC bekas juga lebih mudah untuk dijual di pasaran. Selain itu, harga jual kembalinya juga lebih baik ketimbang mobil listrik murah.

    (dry/din)