Organisasi: Gaikindo

  • Kehadiran BYD-Chery Cs di Indonesia Bikin Mobil Jepang Mulai Tergerus

    Kehadiran BYD-Chery Cs di Indonesia Bikin Mobil Jepang Mulai Tergerus

    Jakarta

    Selama puluhan tahun, merek mobil Jepang menjadi penguasa jalanan Indonesia. Namun, data penjualan terbaru menunjukkan dominasi itu kini mulai terkikis.

    Berdasarkan data retail sales yang diolah dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan total pangsa pasar lima merek besar Jepang telah turun 11% dalam waktu lima tahun. Penurunan ini hampir sepenuhnya direbut oleh pabrikan mobil dari Tiongkok (China), yang datang dengan produk listrik.

    Ketatnya persaingan ini terlihat jelas dari perbandingan data penjualan (retail sales) lima merek Jepang teratas Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, Mitsubishi.

    Mulai dari tahun 2020, di tengah kondisi pasar yang lesu akibat pandemi dengan total penjualan 578.762 unit, kekuasaan Jepang tak tergoyahkan. Lima merek teratas; Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, Mitsubishi secara kolektif menguasai 84,6% pangsa pasar.

    Toyota di puncak 31,6 %, Daihatsu mengambil porsi 17,3 persen, Honda mendapatkan 13,7 persen, Suzuki 12,5 persen, dan Mitsubishi 9,5 persen. Saat itu, bendera China hanya diwakili oleh Wuling yang berhasil menembus 10 besar dengan porsi kecil, yakni 1,6%.

    Memasuki tahun 2024, seiring dengan pulihnya kondisi pasar, merek China berbondong-bondong datang. Dua yang membetot perhatian adalah BYD dan juga Chery.

    Pada tahun tersebut juga menjadi awal mula pangsa pasar Jepang tergerus. Meskipun Toyota tetap kokoh di puncak dengan 33%, jika ditotal, pangsa lima besar merek Jepang turun menjadi 79,6%. Turun 5% dari capaian 2020. Sementara itu, pabrikan China mulai membagi kekuatannya. Wuling memperkuat posisinya di 2,8% (25.067 unit), dan yang mengejutkan, BYD yang baru masuk langsung merebut 1,6% pasar (13.964 unit). Mereka menunjukkan keseriusan dengan mengincar segmen mobil listrik yang mulai diminati konsumen. Tren kenaikan itu juga berlanjut tahun 2025. Ini menjadi sinyal bagi pabrikan Jepang untuk makin waspada.

    Total penjualan retail hingga November 2025 tercatat 739.977 unit. Angka kolektif lima merek Jepang teratas kini hanya menyisakan 73,6% pangsa pasar.

    Terlihat jelas, dominasi Jepang yang dulu mencapai 85% kini berada di angka 73,6%. Angka yang hilang itu-sekitar 11%-hampir seluruhnya diambil oleh merek China.

    Jika dulu mobil China dianggap sebatas Wuling yang menawarkan harga murah, kini pemain baru datang dengan teknologi listrik yang mumpuni. BYD (Build Your Dreams) menjadi pendatang baru paling mengejutkan.

    Lonjakan ini didorong oleh model-model listrik yang harganya bersaing, terutama mobil listrik kecil seperti BYD Atto 1. Mobil ini berhasil menarik perhatian konsumen yang mencari kendaraan listrik dengan fitur lengkap namun tetap terjangkau.

    BYD mengalami pertumbuhan penjualan signifikan. BYD mengambil pangsa pasar 5,3 persen tahun ini. Atas hasil ini mengantarkan BYD sebagai merek mobil terlaris keenam di Indonesia.

    Kemudian Chery juga bertumbuh. Merek tersebut sudah mengambil pangsa pasar sebesar 2,4 persen, sama seperti Wuling.

    Kemudian satu persen dari total penjualan nasional itu adalah merek Denza, sub brand dari BYD. Merek China lain seperti AION, VinFast, Geely, Jaecoo, GWM, DFSK, Jetour, BAIC, Xpeng, Neta, Maxus, dan Seres itu masih di bawah satu persen.

    (riar/dry)

  • Toyota Alphard Kejar Penjualan Denza D9, tapi….

    Toyota Alphard Kejar Penjualan Denza D9, tapi….

    Jakarta

    Toyota Alphard mengejar Denza D9 dalam hal penjualan. Pada November 2025, penjualan wholesales Toyota Alphard setara dengan Denza D9.

    Persaingan di segmen MPV premium masih cukup ketat. Dua pemain utamanya masih kejar-kejaran dari sisi penjualan. Menariknya pada bulan kesebelas tahun 2025, distribusi keduanya justru seimbang. Baik Denza D9 maupun Toyota Alphard sama-sama mencatatkan angka distribusi 209 unit, sebagaimana terlihat dalam data wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode November 2025. Perbedaannya, distribusi Denza D9 itu hanya disumbang satu varian. Sedangkan Alphard, mendapat sokongan dari dua model yaitu hybrid dan bensin.

    Di sisi lain, Denza mengalami tren penurunan penjualan. Sebab, di awal kemunculannya, Denza D9 mencatatkan distribusi yang fantastis. Jumlahnya bahkan di atas 1.000-an unit dalam waktu satu bulan. Sementara Alphard, kalau dirunut bulan ke bulan, angka distribusi terbesarnya mencapai 400-an unit. Namun dalam tujuh bulan terakhir, distribusinya tak lebih dari 200 unit.

    Kendati demikian, kalau dihitung secara keseluruhan sejak awal tahun 2025, Denza D9 masih unggul jauh. Total distribusinya secara wholesales tembus 7.176 unit. Sebagai perbandingan, untuk periode yang sama distribusi Alphard hanya 2.232 unit.

    Alphard dan Denza D9 sama-sama menghuni segmen yang pembelinya merupakan kalangan atas. Tapi urusan harga, Denza D9 cukup unggul karena lebih murah separuhnya dari Toyota Alphard. Harga Denza D9 OTR Jakarta adalah Ro 950 juta. Bandingkan dengan Toyota Alphard terbaru, paling murahnya dijual Rp 1,6 miliaran. Belum lagi, pajak tahunan Denza D9 juga cukup menggiurkan.

    Meski harganya nyaris Rp 1 miliar, nyatanya tiap tahun pemilik Denza D9 dibebaskan dari pajak. Adapun komponen pajak yang harus dibayarkan hanya berupa Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas (SWDKLLJ) sebesar Rp 143 ribu setiap tahunnya. Ini lantaran mobil listrik dibebaskan dari bea balik nama dan juga pajak kendaraan bermotor.

    Pajak Toyota Alphard justru sebaliknya. Dengan harga tembus miliaran, setiap tahun pemilik Alphard harus membayar Rp 26 jutaan untuk membayar pajaknya. Adapun urusan dapur pacu, Alphard Hybrid masih mengandalkan kombinasi bahan bakar bensin dan baterai sebagai sumber utama tenaganya. Alphard Hybrid menggendong mesin A25A-FXS yang bisa menyemburkan tenaga 140 kW dan torsi 239 Nm. Sementara untuk motor listriknya bertenaga 184 kW dan torsi 270 Nm. Secara keseluruhan sistem hybrid Alphard itu bisa menyemburkan tenaga sebesar 250 PS. Mesin itu dipasangkan dengan transmisi CVT.

    Selanjutnya untuk Denza D9 mengusung baterai BYD Blade (LFP) dengan kapasitas 103 kWh. Baterai tersebut dipadukan dengan motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor bertenaga 230 kW dan torsi 360 Nm. Berkat paduan antara keduanya, di atas kertas Denza D9 bisa menjelajah sejauh 600 km dalam satu kali pengisian baterai secara penuh.

    (dry/din)

  • Kijang Innova Reborn Diesel Laku Terus, Ternyata Pembelinya….

    Kijang Innova Reborn Diesel Laku Terus, Ternyata Pembelinya….

    Jakarta

    Kijang Innova Reborn diesel masih laku keras. Bahkan 45 persen dari total penjualan Innova disumbang Reborn diesel. Ternyata begini profil pembelinya.

    Terhitung sebagai model lama, nyatanya Kijang Innova Reborn diesel masih banyak peminatnya. Mengacu pada data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), setidaknya setiap bulan lebih dari 1.500 unit Innova Reborn diesel yang terdistribusi ke dealer-dealer Toyota. Terbaru, pada bulan November 2025, distribusi Innova Reborn diesel itu mencapai 1.967 unit.

    Kalau dibandingkan dengan distribusi Innova Zenix, selisihnya bahkan tak terlalu jauh. Pada periode yang sama, distribusi Innova Zenix mencapai 2.508 unit. Dalam beberapa bulan sebelumnya, distribusi Innova Reborn bahkan lebih banyak dari Zenix.

    Toyota tak menampik Innova Reborn memang masih jadi incaran warga +62. Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Jap Ernando Demily bahkan mengungkap, kontribusi Innova Reborn Diesel itu mencapai 45 persen dari keseluruhan penjualan Innova. Kebanyakan pembelinya berada di luar Pulau Jawa.

    “Porsi Reborn di sekitar 45 persen. Karena memang kami melihat masih ada kebutuhan yang cukup tinggi untuk model ini, terutama di luar Pulau Jawa seperti Sumatera, serta mostly rural area ya,” ungkap Ernando beberapa waktu lalu dilansir CNN Indonesia.

    Dia mengurai, ada beberapa faktor yang membuat Innova Reborn diesel ini masih diminati. Salah satunya adalah penggunaan sistem penggerak roda belakang.

    “Innova Reborn tetap menjadi ultimate MPV bagi pelanggan yang membutuhkan kenyamanan dan ketangguhan untuk menghadapi berbagai kondisi jalan, berkat konfigurasi RWD, platform ladder-frame, serta mesin diesel,” terang Ernando.

    Bicara harga, Kijang Innova Reborn ini tak jauh berbeda dengan Innova Zenix versi bensin. Harganya berada di rentang Rp 400 jutaan. Pajak tahunannya juga demikian. Dengan harga Rp 400 jutaan, pajak tahunan Kijang Innova Reborn Diesel itu sekitar Rp 6 jutaan.

    Masih banyaknya permintaan akan Innova Reborn diesel, Toyota pun baru-baru ini menyegarkan tampilannya. Pembaruannya terbilang minor yakni hanya di bagian grille, desain lampu baru, emblem baru, sistem layar hiburan dengan ukuran lebih besar, hingga ornamen panel kayu untuk meningkatkan kesan elegan. Joknya juga sudah menggunakan bahan kain halus dengan pola elegan.

    (dry/rgr)

  • BYD Atto 1 Nggak Kekejar, Tinggal Jauh Avanza-Innova dkk

    BYD Atto 1 Nggak Kekejar, Tinggal Jauh Avanza-Innova dkk

    Jakarta

    BYD Atto 1 belum terkalahkan di bulan November 2025. Mobil listrik mungil lagi-lagi berada di puncak daftar mobil terlaris di Indonesia.

    Dominasi BYD Atto 1 jelang penghujung tahun 2025 masih amat kuat. Buktinya, BYD Atto 1 lagi-lagi memuncaki daftar mobil terlaris di Indonesia periode November 2025. Atto 1 meninggalkan jauh rival-rivalnya yang bertengger di bawahnya. Berdasarkan data distribusi wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, pada bulan kesebelas ini, distribusi BYD Atto 1 mencapai 8.333 unit. Dari keseluruhan distribusi BYD, Atto 1 bahkan menyumbang 87 persen barulah sisanya model lain. Tak cuma itu, pencapaian ini juga membuat BYD menjadi satu-satunya mobil listrik di daftar mobil terlaris Indonesia.

    Torehan ini membuat BYD Atto 1 melesat. Kijang Innova yang biasanya memuncaki posisi teratas pun belum sanggup mengejar. Sebab, distribusinya ‘hanya’ mencapai 4.475 unit. Ini sekaligus menempatkan Innova jadi mobil terlaris nomor dua setelah BYD Atto 1. Selanjutnya di posisi ketiga ada Daihatsu Gran Max pikap. Meski berhadapan langsung dengan deretan mobil penumpang, nyatanya Gran Max pikap patut diperhitungkan sebagai rival berat. Selama November, distribusi Gran Max pikap itu mencapai 4.421 unit.

    Selanjutnya di posisi keempat ada Toyota Avanza yang mencatatkan distribusi sebanyak 3.912 unit. Toyota Avanza dibuntuti Suzuki Carry pikap yang menempati posisi kelima dalam daftar mobil terlaris bulan November 2025. Lengkapnya, berikut ini daftar mobil terlaris di Indonesia.

    Daftar Mobil Terlaris di Indonesia November 2025

    1. BYD Atto 1: 8.333 unit
    2. Kijang Innova (Reborn dan Zenix): 4.475 unit
    3. Daihatsu Gran Max pikap: 4.421 unit
    4. Toyota Avanza: 3.912 unit
    5. Suzuki Carry pikap: 3.157 unit
    6. Toyota Calya: 3.122 unit
    7. Toyota Rush: 2.597 unit
    8. Daihatsu Gran Max (blind van dan minibus): 2.569 unit
    9. Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 2.147 unit
    10. Daihatsu Sigra: 2.105 unit
    11. Honda Brio (Satya dan RS): 1.839 unit
    12. Mitsubishi Destinator: 1.814 unit
    13. Toyota Hilux pikap: 1.534 unit
    14. Toyota Agya: 1.416 unit
    15. Toyota Fortuner: 1.412 unit
    16. Suzuki Fronx: 1.412 unit
    17. Mitsubishi L300: 1.411 unit
    18. Daihatsu Terios: 979 unit
    19. Mitsubishi Pajero Sport: 912 unit
    20. Honda HR-V: 609 unit

    Secara keseluruhan, penjualan mobil di Indonesia periode November tercatat naik tipis yakni 0,3 persen. Sedangkan secara retail, peningkatannya mencapai 6,1 persen. Sepanjang November, penjualan wholesales mencapai 74.252 unit dan secara retail 79.310 unit. Total selama 11 bulan tahun ini, sudah ada 700 ribu unit lebih mobil yang terjual di Indonesia.

    (dry/rgr)

  • Penjualan Denza di RI: Awalnya Ribuan, Kini Ratusan

    Penjualan Denza di RI: Awalnya Ribuan, Kini Ratusan

    Jakarta

    Denza berhasil membetot perhatian orang Indonesia. Sub brand premium dari BYD Group ini baru menjual satu model, lewat D9. Denza D9 pernah tembus ribuan unit, kini hanya ratusan.

    Denza D9 menciptakan goncangan di pasar dengan harga dan teknologi battery electric vehicles (BEV). Dikutip dari data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang Januari-November 2025, Denza D9 terdistribusi sebanyak 7.176 unit. Denza mengambil pangsa pasar mobil nasional sebesar satu persen.

    Penjualan retail sales (distribusi dealer ke konsumen) juga mirip-mirip. Denza sudah mengirimkan unit ke garasi konsumen sebanyak 7.047 unit.

    Bila data wholesales dirinci per bulanan, penjualan Denza D9 yang mencapai ribuan unit itu terjadi pada Maret sebanyak 1.587 unit, dan Juni 1.768 unit. Distribusi Denza terus turun setelahnya; 523 unit (Juli), 292 unit (Agustus), 227 unit (September), 192 unit (Oktober), dan 209 unit (November).

    Denza, sub brand merek premium dari BYD resmi meluncur di Indonesia. Produk pertama yang dibawa adalah Denza D9, mobil MPV listrik yang harganya di bawah Rp 1 miliar. Foto: Andhika Prasetia

    Kemudian data retail sales, data tertinggi Denza itu terjadi pada Maret 2025 dengan capaian 1.801 unit. Dalam tiga bulan terakhir Denza tidak tembus 500 unit: 369 unit (September), 330 unit (Oktober), dan 290 unit (November).

    Denza D9 bisa dibilang masih menguasai pasar MPV premium berteknologi BEV. Menariknya, saat banyak kompetitor masih bermain di zona aman dengan varian bensin atau hybrid, Denza D9 tampil berani sebagai MPV listrik murni.

    Mobil mewah nan ramah lingkungan ini dibekali dengan baterai andalan BYD Blade (LFP) berkapasitas besar, 103 kWh. Jantung elektriknya mampu memuntahkan tenaga sebesar 230 kW dan torsi instan 360 Nm.

    (riar/dry)

  • BYD Tiga Besar, Geser Mitsubishi, Honda, Suzuki

    BYD Tiga Besar, Geser Mitsubishi, Honda, Suzuki

    Jakarta

    BYD berhasil masuk posisi tiga besar penjualan mobil di Indonesia per November 2025. BYD unggul dari Mitsubishi, Suzuki, dan Honda!

    Berdasarkan data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), BYD mencatatkan angka penjualan 9.481 unit per November 2025. Angka itu turun dari bulan Oktober yang menyentuh 10.593 unit.

    Meskipun turun, angka itu masih cukup buat BYD untuk bertengger sebagai mobil ketiga terlaris di Indonesia per November 2025. Hasil ini mengulangi kesuksesan yang sama pada bulan sebelumnya.

    BYD unggul dari beberapa merek Jepang yang sudah lama berjualan di Indonesia. Capaian bulan November itu bikin BYD unggul dari Mitsubishi dengan torehan 7.402 unit, Suzuki sebanyak 6.102 unit, dan Honda mencatatkan penjualan 3.032 unit.

    Posisi teratas masih dikuasai oleh Toyota. Raksasa mobil di Indonesia itu menjual 21.642 unit. Naik 5,27 persen dari sebelumnya yang menyentuh penjualan 20.559 unit.

    Daihatsu mengekor sebagai runner up. Daihatsu mencatat penjualan 11.684 unit pada bulan ini.

    Hal yang sama masih tercermin dari retail sales (distribusi dealer ke konsumen). Posisi lima besar mobil terlaris per November 2025 secara berurutan ditempati oleh Toyota, Daihatsu, BYD, Mitsubishi, Suzuki, dan Honda.

    Wholesales secara total sebanyak 74.252 unit terdistribusi pada November 2025. Angka tersebut naik 0,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 74.014 unit.

    Angka retail sales juga mengalami tren positif. Penjualan November 2025 tembus 79.310 unit. Angka tersebut naik 6,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh 74.720 unit.

    Bulan November tahun ini merupakan penjualan tertinggi sepanjang 2025. Namun nampaknya penjualan otomotif nasional tidak akan tembus 800 ribu unit hingga akhir tahun.

    Secara kumulatif, wholesales Januari-November 2025 mencapai 710.084 unit. Sebagai pembanding, periode yang sama tahun lalu bisa tembus 785.917 unit. Artinya ada penurunan pasar sebesar 9,6 persen.

    Kemudian retail sales, angkanya bisa tembus 739.977 unit selama 11 bulan tahun ini. Padahal periode yang sama tahun lalu itu tembus 807.586 unit.

    Sebagai catatan, penjualan mobil di Indonesia sempat ditargetkan tembus 900 ribu unit selama 2025. Namun, Gaikindo melakukan revisi angka menjadi 780 ribu unit.

    Wholesales merek mobil terlaris per November 2025

    1. Toyota: 21.642 unit
    2. Daihatsu: 11.684 unit
    3. BYD: 9.481 unit
    4. Mitsubishi: 7.402 unit
    5. Suzuki: 6.102 unit
    6. Honda: 3.031 unit
    7. Isuzu: 2.556 unit
    8. Mitsubishi Fuso: 2.418 unit
    9. Wuling: 1.703 unit
    10. Hino: 1.667 unit
    11. Hyundai: 1.303 unit
    12. Chery: 1.211 unit

    Retail sales merek mobil terlari per November 2025

    1. Toyota: 24.268 unit
    2. Daihatsu: 12.750 unit
    3. BYD: 8.243 unit
    4. Mitsubishi: 7.020 unit
    5. Suzuki: 6.096 unit
    6. Honda: 5.505 unit
    7. Isuzu: 2.723 unit
    8. Mitsubishi Fuso: 2.515 unit
    9. Wuling: 1.778 unit
    10. Hino: 1.738 unit
    11. Chery: 1.404 unit
    12. Hyundai: 1.305 unit

    (riar/rgr)

  • BMW Indonesia Hadirkan M3 CS Touring, Apa Bedanya dengan M3 Touring Biasa?

    BMW Indonesia Hadirkan M3 CS Touring, Apa Bedanya dengan M3 Touring Biasa?

    Jakarta

    BMW Indonesia memperkenalkan M3 CS Touring yang hadir sebagai varian paling ekstrem dari keluarga Touring seri M.

    M3 CS Touring yang resmi diperkenalkan pada ajang Gaikindo Jakarta International Auto Week 2025 beberapa waktu lalu ini, mengambil basis M3 Competition Touring yang sudah pernah diperkenalkan oleh BMW Indonesia.

    Namun, embel-embel CS membuat M3 CS Touring mendapatkan peningkatan performa, reduksi bobot, dan menajamkan karakter berkendara hingga terasa seperti mobil balap yang diberi ruang bagasi besar.

    Perbedaan BMW M3 CS Touring dengan M3 Touring biasa. Foto: dok. BMW

    Di atas kertas, BMW masih menghadirkan mesin enam silinder segaris 3,0 liter untuk M3 CS Touring. Namun, mesin ini diklaim mendapatkan perbedaan tuning sehingga bisa menghasilkan tenaga 551 hp dan torsi 650 Nm.

    Tekanan boost turbo meningkat menjadi 2,1 bar yang membuat tenaga tersalur lebih agresif sejak putaran bawah hingga mendekati limiter pada 7.200 rpm.

    Di sisi lain, transmisi M Steptronic delapan percepatan tetap menjadi andalan, didukung Drivelogic dengan tiga karakter perpindahan gigi yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.

    Sistem penggerak M xDrive tetap mempertahankan rasa rear biased, lengkap dengan opsi 4WD Sport dan mode 2WD yang mematikan DSC bagi pengemudi yang ingin merasakan pengalaman lebih natural.

    Perbedaan BMW M3 CS Touring dengan M3 Touring biasa. Foto: dok. BMW

    Akselerasinya lebih cepat dari M3 Touring standar dengan catatan 0 hingga 100 km per jam dalam 3,5 detik dan 0 hingga 200 km per jam dalam 11,7 detik.

    Mobil ini juga menjadi model Touring tercepat yang pernah melaju di Nürburgring Nordschleife berkat waktu 7 menit 29,5 detik.

    Selain performa, perbedaan mencolok lain terlihat pada konstruksinya. BMW menggunakan carbon fibre reinforced plastic pada kap mesin, front splitter, air intake, cover spion, diffuser, hingga konsol tengah.

    Kursi M Carbon bucket dan paddle shifter CFRP juga mengurangi bobot secara signifikan. Total pengurangan bobot mencapai 15 kilogram yang ikut mendongkrak kelincahan mobil ini.

    Setiap elemen chassis mendapat kalibrasi baru agar sesuai dengan karakter mesin yang lebih agresif. Suspensi Adaptive M, kemudi M Servotronic, serta DSC dan M Dynamic Mode disetel ulang agar mampu menahan beban tinggi saat dipacu di sirkuit. Rem M Compound berkaliper merah menjadi standar untuk memastikan daya henti tetap konsisten.

    Perbedaan BMW M3 CS Touring dengan M3 Touring biasa. Foto: dok. BMW

    Secara visual, M3 CS Touring tampil lebih menonjol melalui kidney grille tanpa frame, badge model dengan aksen merah, dan lampu depan berwarna kuning yang terinspirasi mobil GT racing.

    Velg M Light Alloy Style 827 M berukuran 19 inci di depan dan 20 inci di belakang dipadukan dengan sport tyres sebagai standar.

    Masuk ke kabin, nuansa RS langsung terasa melalui kursi bucket ringan, setir Alcantara tiga palang, badge CS berwarna merah, dan panel interior dengan sentuhan CFRP.

    Sistem digital mengandalkan BMW Curved Display dengan OS 8.5 yang menyajikan tampilan M spesifik. M Drive Professional hadir sebagai standar dengan fitur M Drift Analyser, M Laptimer, dan M Traction Control dengan sepuluh tahap pengaturan.

    Sementara untuk akomodasi, layaknya M3 Competition Touring, versi CS ini juga tetap mempertahankan sisi fungsional yang menjadi ciri Touring. Bagasi berkapasitas 500 liter dapat diperluas hingga 1.510 liter, membuatnya tetap ideal untuk perjalanan jauh maupun aktivitas harian.

    Hadirnya M3 CS Touring menambah opsi bagi pencinta BMW M yang mencari kombinasi unik antara performa setara mobil balap dan kepraktisan sebuah wagon.

    Varian ini berdiri di atas M3 Touring biasa dengan peningkatan signifikan pada aspek tenaga, bobot, respons, serta kemampuan sirkuit tanpa menghilangkan kenyamanan penggunaan sehari hari.

    Untuk harganya, BMW Group Indonesia menjual BMW M3 CS Touring dengan harga mulai dari Rp 3,307 miliar off the road.

    (mhg/rgr)

  • Mobil Nasional Bikinan RI Bakal Dijual di Bawah Rp 300 Juta, Ini Rival-rivalnya

    Mobil Nasional Bikinan RI Bakal Dijual di Bawah Rp 300 Juta, Ini Rival-rivalnya

    Jakarta

    Mobil nasional bikinan Indonesia bakal dijual di bawah Rp 300 juta. Berikut ini calon rival-rivalnya.

    Harga menjadi salah satu pertimbangan orang Indonesia sebelum membeli mobil. Maka dari itu, penentuan harga yang dilakukan oleh pabrikan harus diperhitungkan dengan matang. Terlebih lagi, di Indonesia mobil-mobil yang banyak diburu kebanyakan punya harga di rentang Rp 200-300 juta. Hal ini pula yang jadi pertimbangan pemerintah dalam menggodok proyek mobil nasional bikinan Indonesia.

    “Kami sudah cek di lapangan dari Gaikindo memang sekarang terbesar, market terbesar pangsanya adalah mobil-mobil di bawah Rp 300 juta sehingga ini juga yang didorong oleh pemerintah sehingga affordability menjadi tantangan,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Pembukaan Rapimnas Kadin belum lama ini.

    Daftar Mobil di Bawah Rp 300 Juta Calon Rival Mobil Nasional RI

    Adapun, opsi mobil di bawah Rp 300 juta cukup banyak, ada mobil LCGC, Low MPV, low SUV, bahkan mobil listrik pun tersedia. Misalnya ada Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Toyota Avanza, Honda Brio, dan beberapa model lainnya. Nah deretan mobil itulah yang bakal menjadi rival dari calon mobil nasional bikinan RI. Lengkapnya, berikut ini daftar mobil di bawah Rp 300 juta yang bakalan menjadi rival mobil nasional Indonesia.

    1. Toyota

    Toyota Avanza dan Veloz Foto: Dok.Toyota Astra Motor

    Toyota memiliki beberapa model mobil yang dijual dengan harga di bawah Rp 300 juta. Pertama ada Calya yang dibanderol dengan harga Rp 169,6 juta hingga yang termahal Rp 192,6 juta. Selanjutnya ada Toyota Avanza. Low MPV berjuluk mobil sejuta umat ini menjadi salah satu calon rival terberat karena harganya mulai Rp 243 juga hingga Rp 280,8 juta. Di segmen Low SUV, Toyota punya Rush dengan banderol di bawah Rp 300 juta. Tercatat ada dua varian Rush yang dibanderol di bawah Rp 300 juta yaitu 1.5 G M/T Rp 288,5 juta dan 1.5 G A/T Rp 299,5 juta. Selanjutnya ada beberapa varian Toyota Raize yang harganya Rp 242,2 juta hingga Rp 293,9 juta. Terbaru, Toyota juga punya mobil hybrid yang harganya di bawah Rp 300 juta yakni Veloz Hybrid varian terendah. Veloz hybrid termurah ini dibanderol Rp 299 juta.

    2. Honda

    Honda WR-V Foto: Honda Prospect Motor

    Honda juga punya sejumlah amunisi mobil dengan harga di bawah Rp 300 juta dan calon rival mobil nasional RI. Pertama ada Honda Brio dengan banderol Rp 170,4 juta hingga Rp 258,2 juta. Di segmen SUV kompak, Honda memiliki WR-V. SUV berkapasitas lima penumpang ini punya dua varian yang ditawarkan dengan harga Rp 280,7-290,7 juta. Di segmen mobil tujuh penumpang, ada BR-V varian terendah seharga Rp 297,3 juta.

    3. Daihatsu

    Daihatsu Xenia Foto: Andhika Prasetia

    Semua model mobil Daihatsu punya opsi harga di bawah Rp 300 juta. Mulai dari Ayla, Sigra, Rocky, Xenia, Sirion, Terios, Luxio, hingga Gran Max ditawarkan di rentang harga Rp 200-300 jutaan.

    4. Suzuki

    Pilihan mobil di bawah Rp 300 juta yang disajikan Suzuki juga ada beberapa. Mulai dari Suzuki S-Presso yang seluruh variannya dijual di bawah Rp 200 juta. Selanjutnya ada Ertiga yang bisa dimiliki mulai dari Rp 236,1 juta. Suzuki XL7 juga punya beberapa opsi varian dengan harga di bawah Rp 300 juta. Tak ketinggalan, ada Suzuki Fronx. Ada empat varian Suzuki Fronx yang dibanderol di bawah Rp 300 juta.

    5. Mitsubishi

    Mitsubishi Xpander Foto: Mitsubishi

    Mobil di bawah Rp 300 juta yang ditawarkan Mitsubishi adalah Xpander. Tercatat ada empat varian Xpander yang dijual dengan harga di bawah Rp 300 juta yaitu GLS MT, GLS CVT, Exceed Tourer MT, dan Exceed Tourer CVT.

    6. Chery

    Chery Tiggo Cross Foto: Muhammad Zaky Fauzi Azhar

    Chery juga punya opsi mobil-mobil di bawah Rp 300 juta. Ada Tiggo Cross seharga Rp 259,5 juta hingga Rp 299,9 juta.

    7. BYD

    BYD Atto 1. Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

    Nggak cuma mobil bensin atau hybrid yang banderolnya di bawah Rp 300 juta. BYD juga punya mobil listrik di bawah Rp 300 juta lewat Atto 1. Harganya paling murah Rp 199 juta dan termahal Rp 235 juta.

    8. Wuling

    Amunisi mobil di bawah Rp 300 juta juga dimiliki Wuling. Opsinya ada beberapa mulai dari Formo, Confero S, Cortez S, dan Alvez. Di segmen mobil listrik, Wuling punya Air ev, dan juga satu varian BinguoEV.

    9. Hyundai

    Pabrikan asal Korea Selatan ini juga punya dua model yang dijual di bawah Rp 300 juta yaitu Cartenz X dan Creta.

    10. Jaecoo

    Jaecoo J5 Foto: Ridwan Arifin/detikoto

    Satu lagi mobil listrik punya harga di bawah Rp 300 juta. Adalah Jaecoo J5 yang banderolnya mulai Rp 249,9 juta hingga yang termahal Rp 299,9 juta.

    Nah itu tadi deretan mobil di bawah Rp 300 juta yang bakal jadi rival mobil nasional bikinan RI. Sebagai pendatang baru, tentunya mobil nasional bikinan RI harus punya daya tarik yang tak dimiliki rival selain harganya yang kompetitif.

    (dry/rgr)

  • Jelang Tutup Tahun, Gaikindo Revisi Target Penjualan Mobil Baru Jadi 780 Ribu Unit

    Jelang Tutup Tahun, Gaikindo Revisi Target Penjualan Mobil Baru Jadi 780 Ribu Unit

    JAKARTA – Pasar mobil baru di Indonesia kembali menunjukkan dinamika yang tidak ringan. Tahun 2025, industri otomotif dihadapkan pada sejumlah tantangan yang membuat laju penjualan kendaraan roda empat melambat.

    Situasi tersebut mendorong Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menurunkan proyeksi penjualan tahun ini. “Sudah diputuskan (revisi target penjualan mobil baru), proyeksi tahun 2025 menjadi 780 ribu unit,” ujar Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto, dikutip dari situs resmi Gaikindo, Sabtu, 6 Desember.

    Jongkie tidak merinci alasan spesifik di balik revisi tersebut, termasuk pertimbangan angka baru yang dipilih. Namun sebelumnya, ia telah menyampaikan bahwa Gaikindo akan mengevaluasi target tahunan setelah pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 di ICE BSD pada 21–30 November.

    “Beberapa hari lalu (keputusan revisi dibuat), waktu ada GJAW 2025,” kata Jongkie.

    Hingga Oktober 2025, penjualan retail yakni distribusi dari dealer ke konsumen baru mencapai 660.659 unit. Realisasi ini masih jauh dari target awal yang dipatok pada kisaran 850 ribu sampai 900 ribu unit.

    Dengan tren penjualan yang melemah, pencapaian target lama dinilai semakin sulit direalisasikan. Perjalanan pasar sepanjang tahun pun tidak stabil. Whole sales dari agen pemegang merek (APM) ke dealer sempat merosot tajam pada April 2025, hanya mencatat 52.369 unit.

    Kondisi sedikit membaik pada Mei menjadi 60.847 unit, meski kembali turun pada Juni ke 58.338 unit. Pemulihan mulai terlihat pada Juli dengan 60.878 unit, kemudian naik tipis pada Agustus di angka 61.777 unit, dan kembali meningkat pada September menjadi 62.077 unit. Oktober menjadi bulan dengan capaian tertinggi sepanjang tahun, mencatat 74.019 unit.

    Melihat fluktuasi tersebut, serta pemulihan ekonomi yang belum sepenuhnya merata, Gaikindo menilai penyesuaian target merupakan langkah realistis. Dengan revisi menjadi 780 ribu unit, asosiasi berharap proyeksi baru ini lebih mencerminkan kondisi faktual pasar otomotif nasional sepanjang 2025.

  • Merek Mobil yang Penjualannya Meroket di Indonesia: BYD Naik 178%

    Merek Mobil yang Penjualannya Meroket di Indonesia: BYD Naik 178%

    Jakarta

    Selama Januari-Oktober 2025, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat sejumlah merek mobil dengan growth penjualan tertinggi. Hasilnya tak mengejutkan, produsen China sukses memuncaki daftar tersebut.

    Secara umum, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 baru mencapai 630 ribuan unit atau turun 10,6 persen dibandingkan tahun lalu. Pada periode tersebut, banyak merek mengalami peningkatan penjualan, namun tak sedikit yang justru mengalami penurunan.

    Hasil terbaik datang dari merek baru yang sebagian besar berasal dari China. BYD dan merek turunannya, Denza, mengalami peningkatan signifikan, naik masing-masing 178,2 persen dan 651,1 persen pada Januari-Oktober dikomparasi dengan periode sama sebelumnya.

    Penjualan mobil di Indonesia turun Foto: Agung Pambudhy

    Selain itu, ada merek lain yang juga mengalami lonjakan penjualan, misalnya Chery 142,7 persen, GWM 94,6 persen, BAIC 167,8 persen, Scania 32,4 persen dan Volkswagen 193,2 persen.

    Sementara lima besar merek terlaris mengalami penurunan penjualan. Honda menjadi yang terparah dengan penurunan 35,5 persen, kemudian Daihatsu 23,5 persen, Toyota 14 persen, Suzuki 8,6 persen dan Mitsubishi 5,3 persen.

    Angka tersebut sebenarnya wajar. Sebab, merek-merek China cenderung masih baru di Indonesia. Bahkan, Denza baru mulai jualan mobil di Tanah Air tahun ini. Sehingga, secara persentase, pasti naik signifikan.

    Penjualan mobil di Indonesia ditargetkan tembus 780 ribu unit/tahun Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Sementara merek-merek Jepang sudah ada sejak lama. Ketika penurunan penjualan secara akumulatif turun, maka mereka merupakan pihak yang benar-benar paling terdampak.

    Sebagai catatan, penjualan mobil di Indonesia sempat ditargetkan tembus 900 ribu unit selama 2025. Namun, Gaikindo melakukan revisi angka menjadi 780 ribu unit. Penentuan angka tersebut telah melalui banyak hitung-hitungan.

    “Iya, proyeksi (penjualan) menjadi 780 ribu unit,” kata Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto saat dikonfirmasi, dikutip dari CNN Indonesia.

    (sfn/dry)