Organisasi: Gaikindo

  • Pasar Otomotif RI Tetap ‘Seksi’ Meski Insentif EV Impor Disetop

    Pasar Otomotif RI Tetap ‘Seksi’ Meski Insentif EV Impor Disetop

    Jakarta

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menegaskan, meski insentif mobil listrik impor tak berlanjut tahun depan, namun pasar kendaraan nonemisi di Indonesia tetap ‘seksi’ untuk investor atau calon produsen baru. Sebab, menurut mereka, insentif hanya bersifat sugar coating.

    Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, insentif bukan alasan utama investor atau calon produsen baru masuk ke pasar Indonesia. Menurutnya, mereka biasanya melihat potensi ekonomi dan sebesar apa konsumennya.

    “Orang udah punya plan, mereka ke sini bukan karena insentif, tapi memang tertarik ke sini. Insentif kan sebenarnya sugar coating aja,” ujar Kukuh Kumara saat ditemui di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    “Tahun depan bisa aja ada yang masuk lagi ya, kalau kita lihat potensi pasar kita. Memang pasar lagi turun, tapi potensi kan masih besar. Jadi kita lihat, kalau kemudian kita bisa naik 5 persen ke 6 persen pertumbuhan ekonominya, mereka pasti datang ke sini,” tambahnya.

    Kukuh Kumara dari Gaikindo. Foto: Ari Saputra

    Ketika ditanya apakah industri mobil listrik di Indonesia bisa hidup tanpa insentif impor, Kukuh belum bisa menjawabnya dengan tegas. Namun, menurutnya, produsen yang sudah dan berencana masuk ke pasar Indonesia seharusnya sudah tahu konsekuensinya.

    “Itu kan ada business case dan business plan. Kemudian ada kebijakan yang telah ditetapkan di awal. Maka pelaku dan calon pelaku yang mau investasi sudah melihatnya di awal, jadi harus disesuaikan dengan rencana,” kata dia.

    Diberitakan sebelumnya, insentif mobil listrik CBU dipastikan tak lanjut tahun depan. Bantuan yang saat ini dinikmati BYD dan kawan-kawan itu berakhir pada Desember 2025.

    “Tahun ini insya Allah tidak akan lagi kami keluarkan izin CBU. Izin CBU dalam konteks skema investasi dengan mendapatkan manfaat,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita.

    Pabrik mobil listrik VinFast Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Saat ini ada beberapa merek yang menikmati insentif tersebut yakni BYD, AION, VinFast, Geely, Citroen, GWM, hingga Xpeng. Lewat skema importasi, mobil listrik CBU harusnya dikenakan bea masuk sebesar 50 persen namun berkat insentif jadi 0 persen. Begitu juga dengan PPnBM tak dikenakan tarif sama sekali.

    Dengan demikian, mulai 1 Januari 2026 hingga 31 Desember 2027 para produsen wajib memproduksi mobil listrik di Indonesia dengan jumlah setara kuota impor CBU. Produksi ini harus menyesuaikan aturan TKDN yang sudah ditetapkan.

    Bagi pabrikan yang tidak memenuhi ketentuan impor dan lokalisasi, maka pemerintah bisa mengambil uang ‘ganti rugi’ dari bank garansi.

    Bank garansi itu menjadi jaminan bagi pemerintah. Jika produsen gagal memenuhi komitmen produksinya sesuai target yang ditetapkan, maka bank garansi tersebut akan dicairkan atau hangus untuk mengembalikan insentif yang telah diberikan oleh pemerintah.

    (sfn/rgr)

  • Penjualan Mobil di RI Bisa Tembus 1 Juta Unit Tahun Depan, Asalkan…

    Penjualan Mobil di RI Bisa Tembus 1 Juta Unit Tahun Depan, Asalkan…

    Jakarta

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yakin, penjualan mobil di Indonesia bisa kembali ke 1 juta unit tahun depan. Asalkan, kata mereka, program PPnBM DTP (Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah) seperti saat pandemi diberlakukan lagi.

    Tahun lalu, penjualan mobil di Indonesia hanya tembus 865 ribuan unit. Sementara tahun ini, kemungkinan besar, masih lebih rendah. Itulah mengapa, untuk memulihkan penjualan, butuh insentif yang sudah terbukti efektif.

    “Harusnya bisa (tembus 1 juta unit setahun) sih. Belajar dari itu, orang kan memang beli mobil (yang harganya) di bawah Rp 400 juta. Kalau pajak dikurangin kan mereka jadi mau beli,” ujar Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara saat ditanya seandainya PPnBM DTP diberlakukan lagi tahun depan.

    Penjualan mobil di Indonesia. Foto: Doc. TMMIN

    Sebagai catatan, insentif PPnBM DTP pernah diterapkan saat Indonesia ditimpa pandemi tiga-empat tahun lalu. Ketika itu, permintaan kendaraan mengalami kenaikan drastis saat daya beli konsumen sedang lemah-lemahnya.

    Ketika kemunculan pandemi, penjualan mobil di Indonesia sempat drop ke 532 ribuan unit/tahun pada 2020. Namun, setelah adanya PPnBM DTP, angkanya melesat menjadi 887 ribuan unit/tahun pada 2021 dan 1,04 juta unit/tahun pada 2022.

    “Kalau ada obat mujarab yang segera bisa memberikan kondisi yang lebih baik, pastinya kita bisa naik. Mungkin kita tunggu kebijakan insentif jangka pendek hingga menengah,” kata Kukuh.

    Sebagai catatan, selama Januari-Agustus 2025, total penjualan mobil wholesales di Indonesia baru mencapai 500.951 unit atau turun 10,6% yoy dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 560.552 unit.

    Sementara, target Gaikindo tahun ini belum berubah, yakni 900 ribu unit mobil/tahun. Itu tandanya, produsen roda empat di Indonesia harus menjual 400 ribu unit lagi selama empat bulan tersisa. Jika diurai secara kasar, maka 100 ribu unit per bulan.

    Target tersebut tentu tak mudah. Sebab, tahun ini, penjualan mobil di Indonesia hanya berkutat di puluhan ribu unit per bulan. Bulan lalu saja, penjualan wholesales-nya hanya 61.780 unit atau turun 19 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

    (sfn/rgr)

  • Penjualan Mobil di Indonesia Kalah Lagi dari Malaysia, Ini Kata Gaikindo

    Penjualan Mobil di Indonesia Kalah Lagi dari Malaysia, Ini Kata Gaikindo

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia selama bulan lalu kembali dikalahkan Malaysia. Bahkan, selisihnya bisa dibilang lumayan banyak. Apa kata Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) soal ini?

    Sekretariat Umum (Sekum) Gaikindo, Kukuh Kumara membenarkan, pasar otomotif Malaysia belakangan sedang tumbuh-tumbuhnya. Sementara di saat bersamaan, Indonesia justru mengalami penurunan.

    Menurut Kukuh, pertumbuhan pasar otomotif di Malaysia disebabkan insentif jangka panjang yang telah diberikan sejak era pandemi.

    “Sebabnya pengurangan pajak, saya nggak tahu detailnya seperti apa. Mereka (kasih insentif mobil) lebih dulu dari kita, tapi sampai sekarang belum berhenti,” ujar Kukuh Kumara saat ditemui di Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum lama ini.

    Perodua Alza di Malaysia. Foto: (Dina Rayanti/detikOto)

    Kukuh tak menjelaskan, insentif seperti apa yang diadopsi di Malaysia. Namun, saat pandemi corona, pemerintah setempat menerbitkan aturan baru soal perpajakan. Ketika itu, mereka memberikan diskon 100 persen untuk mobil produksi lokal dan 50 persen untuk mobil impor.

    Berdasarkan data Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA), penjualan mobil di sana pada bulan Agustus 2025 mengalami kenaikan. MAA melaporkan, sebanyak 73.041 unit mobil baru telah terkirim ke pelanggan pada bulan lalu. Nominal tersebut meningkat 4,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

    Penjualan mobil di Malaysia bulan lalu kembali mengalahkan Indonesia. Berdasarkan data Gaikindo, retail sales atau penjualan dari dealer ke konsumen bulan lalu tercatat sebanyak 66.478 unit, jauh di bawah Malaysia yang mencapai angka 73 ribuan unit.

    Bukan hanya Agustus 2025, penjualan mobil di Indonesia juga kalah dari Malaysia pada Juli 2025. Bahkan, situasi yang sama juga terjadi di kuartal kedua tahun ini.

    Meski demikian, jika dihitung secara akumulatif, penjualan mobil di Indonesia selama 2025 masih lebih unggul dibandingkan Malaysia. Jika pada Januari-Agustus penjualan di Indonesia tembus 522 ribuan unit, maka Malaysia hanya 516 ribuan unit.

    (sfn/dry)

  • Sudah Ada Zenix, Kenapa Toyota Masih Produksi Innova Reborn di RI?

    Sudah Ada Zenix, Kenapa Toyota Masih Produksi Innova Reborn di RI?

    Jakarta

    Meski sudah ada Innova Zenix sebagai generasi terbaru, namun PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) masih tetap memproduksi Innova Reborn. Apa alasannya?

    Ketika berkunjung ke pabrik TMMIN di Karawang, Jawa Barat, redaksi detikOto melihat Toyota Innova Reborn diproduksi bersamaan dengan Toyota Innova Zenix di Plant 1. Pemandangan tersebut cukup unik, mengingat keduanya menggunakan platform yang berbeda.

    Wakil Presiden Direktur (Presdir) TMMIN, Bob Azam mengatakan, hingga sekarang, permintaan Innova Reborn di Indonesia masih sangat tinggi. Itulah mengapa, pihaknya terus memproduksi kendaraan tersebut untuk memenuhi kemauan konsumen.

    “Innova Reborn masih diproduksi sampai saat ini karena masih tingginya permintaan dari kustomer terkait hal tersebut. Hal ini menjadikan TMMIN sebagai fasilitas produksi Toyota yang memproduksi dua generasi sekaligus,” ujar Bob Azam saat dihubungi, dikutip Jumat (26/9).

    Produksi Kijang Innova di pabrik TMMIN Karawang. Foto: Doc. TMMIN

    Meski ada generasi terbaru, namun pesona Innova Reborn di Indonesia memang masih kuat. Karuan saja, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), selama periode Agustus 2025, distribusi Innova Reborn mencapai 2.089 unit. Jumlahnya lebih banyak ketimbang seluruh tipe Innova Zenix yang hanya 1.652 unit.

    Ini bukan kali pertama distribusi Innova Reborn unggul jauh ketimbang Innova Zenix. Dalam catatan detikOto, pada Mei 2024, Innova Reborn juga pernah unggul ketimbang Innova Zenix. Ketika itu, distribusi Innova Reborn mencapai 3.024 unit sementara Zenix 2.357 unit. Kemudian pada Juli, torehan distribusi Innova Reborn juga lebih banyak dari Innova Zenix.

    Meski demikian, jika dihitung secara akumulatif dari Januari hingga Agustus 2025, distribusi Innova Reborn masih kalah dari Innova Zenix. Distribusi Innova Reborn dari pabrik ke dealer sepanjang delapan bulan tahun 2025 baru mencapai 18.513 unit. Sedangkan Innova Zenix unggul tipis dengan 20.646 unit.

    Berkaca dari kenyataan tersebut, Innova Reborn kini tak hanya bisa dipesan melalui skema spot order, melainkan juga regular. Konsumen bisa membeli kendaraan tersebut melalui dealer-dealer resmi terdekat.

    “Saat ini, Innova Reborn memang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” kata dia.

    Disitat dari laman resmi Toyota Indonesia, Innova Reborn hanya dipasarkan dalam satu tipe, yakni DSL. Sementara harganya Rp 416,6 juta untuk varian manual dan Rp 437,5 juta untuk otomatis. Keduanya berstatus on the road Jakarta.

    (sfn/dry)

  • Penjualan Mobil di RI Masih Loyo, Gaikindo Belum Mau Revisi Target

    Penjualan Mobil di RI Masih Loyo, Gaikindo Belum Mau Revisi Target

    Jakarta

    Meski mengalami kenaikan tipis bulan lalu, namun penjualan mobil di Indonesia belum benar-benar pulih. Bahkan, kemungkinan besar, angka akhirnya akan meleset dari target. Apa kata Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) soal ini?

    Sekretariat Umum Gaikindo, Kukuh Kumara mengatakan, meski penuh tantangan, namun target penjualan mobil di Indonesia masih sama alias tak ada revisi. Artinya, angkanya tetap di 900 ribu unit setahun.

    “Tidak ada (revisi target), masih tetap. Soal tercapai atau tidak tercapai, kita usakan terus. Karena kita kan harus bikin tune positif,” ujar Kukuh Kumara saat ditemui seusai forum diskusi otomotif di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Penjualan mobil di Indonesia ditargetkan tembus 900 ribu unit/tahun Foto: Doc. TMMIN

    Sebagai gambaran, sepanjang Januari-Agustus 2025, total penjualan mobil wholesales di Indonesia baru mencapai 500.951 unit, atau turun 10,6% yoy dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 560.552 unit.

    Itu artinya, untuk mencapai target 900 ribu unit mobil setahun, produsen roda empat di Indonesia harus menjual 400 ribu unit lagi selama empat bulan tersisa. Jika diurai secara kasar, maka 100 ribu unit per bulan.

    Target tersebut tentu tak mudah. Sebab, tahun ini, penjualan mobil di Indonesia hanya berkutat di puluhan ribu unit per bulan. Bulan lalu saja, penjualan wholesales-nya hanya tembus 61.780 unit.

    Penjualan mobil di Indonesia masih penuh tantangan di 2025. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Jika trennya tak berubah, jangankan mencapai 900 ribu unit/tahun, tembus 800 ribu/tahun saja rasanya berat. Maka, bukan mustahil, penjualan tahun ini akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

    Sebagai perbandingan, penjualan mobil pada 2024 mencapai 865.753 unit. Sementara tahun sebelumnya atau 2023 jauh lebih tinggi, yakni tembus 1.005.802 unit. Ketika ditanya target tahun depan atau 2026, Kukuh belum bisa bicara.

    “Kalau tahun depan (target penjualan) belum terlihat, selesaikan tahun ini dulu,” kata dia.

    (sfn/din)

  • Ambisi VinFast Jadi Pemain Utama di Pasar Otomotif Indonesia

    Ambisi VinFast Jadi Pemain Utama di Pasar Otomotif Indonesia

    Hanoi

    Merek mobil listrik asal Vietnam, VinFast, baru seumur jagung di Indonesia. Meski begitu, perusahaan mobil listrik yang dimiliki konglomerat Vingroup ini mengaku datang ke Indonesia bukan sekadar coba-coba, melainkan benar-benar ingin menjadi pemain utama di pasar otomotif Tanah Air.

    “VinFast diperkenalkan di Indonesia pada IIMS 2024 di bulan April. Tapi kita baru mulai mengirim kendaraan pertama pada Juli 2024. Kalau sekarang kita bicara kiprah kita di dunia otomotif, khususnya BEV market di Indonesia, VinFast baru berumur kurang lebih 13 bulan. Tetapi kita berkomitmen untuk terus berkembang di Indonesia. Jadi, kita bukan istilahnya coba-coba, tapi memang ingin berkembang secara serius di Indonesia. Kami ingin menjadi pemain utama, khususnya di BEV market,” kata CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, kepada wartawan di Hanoi, Vietnam, Rabu (24/9/2025).

    CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto Foto: Istimewa

    Komitmen itu, lanjut Kariyanto, tercermin dari langkah nyata VinFast di Tanah Air. Tidak sekadar menjual mobil, VinFast juga membangun ekosistemnya kendaraan listrik. Jadi, selain pabrik di Subang yang direncanakan beroperasi akhir tahun ini, VinFast juga menyiapkan ekosistem lain mulai dari line-up produk lengkap (VF 3, VF 34, VF 5, VF 6, VF 7), infrastruktur pengisian baterai melalui sister company V-Green, hingga layanan smart mobility lewat taksi listrik Green SM yang kini sudah beroperasi di Jakarta, lalu di Makassar, termasuk Surabaya.

    “Kami masih sangat-sangat muda, kalau bayi ini baru belajar jalan. Tetapi kami ingin jalan cepat, ingin berlari cepat. Jadi itu kami ingin menjadi pemain utama dengan melalui penciptaan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia,” tambah Kariyanto.

    Pria yang akrab disapa Keri ini pun optimis pasar mobil listrik di Indonesia bakal terus tumbuh dari tahun ke tahun. Hal itu tercermin dari data penjualan (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).

    Taksi listrik Green SM Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    “Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) menunjukkan bahwa year to date Agustus tahun 2025 ini, kontribusi BEV dibandingkan total industri volume itu sudah 10%. Padahal tahun lalu baru 5%, tahun sebelumnya baru 1%. Jadi dalam waktu 3 tahun terjadi peningkatan yang sangat signifikan,” kata Kariyanto optimistis.

    VinFast pun menilai target pemerintah yang ingin industri otomotif Indonesia memproduksi 50% (600 ribu unit) mobil listrik dari total produksi mobil di Indonesia adalah target yang bukan mustahil tercapai.

    “Apakah itu mungkin? Kami melihat itu sangat mungkin. Memang mungkin perlu waktu sedikit panjang, tapi itu sangat mungkin. Kembali ke komitmen kami melihat potensi pasar yang sangat besar di Indonesia, kami serius menciptakan ekosistem itu, mulai dengan pembangunan pabrik kami di Subang. Ya pabrik akan nanti beroperasi di akhir tahun ini. Tanah yang di Subang itu kurang lebih 170 hektare, nanti fase pertama akan dikembangkan dengan kapasitas produksi 50 ribu unit per tahun, Itu kapasitas terpasang ya, tapi nanti produksi menyesuaikan dengan kebutuhan market,” bilang Kariyanto.

    Layanan charging station V-Green untuk konsumen VinFast di Indonesia Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    (lua/dry)

  • Bukan BYD, Ini Merek yang Paling Banyak Impor Mobil ke Indonesia Agustus 2025

    Bukan BYD, Ini Merek yang Paling Banyak Impor Mobil ke Indonesia Agustus 2025

    Jakarta

    Bukan BYD yang mengimpor mobil paling banyak ke Indonesia pada Agustus 2025. Berikut ini daftar 10 pabrikan yang paling banyak mengimpor mobil ke Tanah Air.

    Ada sejumlah pabrikan yang masih mengimpor mobilnya secara utuh dari luar negeri. Khususnya buat produsen yang belum memiliki pabrik di Indonesia. Misalnya ada BYD yang masih mengimpor keenam mobilnya ke Indonesia karena pabriknya masih dalam proses pembangunan. Keseluruhan mobil BYD didatangkan secara utuh dari Negeri Tirai Bambu.

    Selain BYD, ada juga VinFast yang tengah mengebut pembangunan pabrik di kawasan Subang. Seluruh mobil VinFast diimpor langsung dari Vietnam. Jumlahnya pun cukup banyak. Bahkan untuk periode Agustus 2025, data distribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), VinFast menjadi produsen yang paling banyak mengimpor mobil ke dalam negeri. Sepanjang bulan kedelapan itu, ada 4.589 unit mobil VinFast yang dikirim menggunakan kapal Silver Queen.

    Sebelumnya pada Juli, BYD tercatat sebagai pabrikan paling banyak impor mobil ke Indonesia. Jumlahnya tembus 7.235 unit.

    Ada juga beberapa pabrikan lain yang mengimpor mobilnya ke Indonesia. Namun yang jumlahnya ribuan unit selain BYD dan VinFast, ada Toyota. Berikut ini 10 pabrikan yang paling banyak impor mobil ke Indonesia.

    10 Pabrikan Paling Banyak Impor ke IndonesiaVinFast: 4.589 unitToyota: 3.459 unitBYD: 1.440 unitAion: 725 unitDenza: 665 unitGWM: 419 unitMazda: 317 unitFAW: 247 unitHyundai: 198 unitLexus: 133 unit

    Meski begitu, kalau dihitung secara kumulatif, BYD masih berada di posisi teratas pabrikan yang paling banyak impor mobil. Total selama delapan bulan dari Januari sampai Agustus 2025, BYD mengimpor 22.964 unit atau 23,1 persen dari keseluruhan impor mobil.

    Selanjutnya di tempat kedua ada Toyota dengan torehan impor 22.132 unit atau sekitar 22,3 persen. Di posisi ketiga barulah VinFast dengan 13.372 unit mobil diimpor ke Indonesia.

    (dry/rgr)

  • Daftar Harga Mobil Polytron Terbaru, Paling Murah Segini

    Daftar Harga Mobil Polytron Terbaru, Paling Murah Segini

    Jakarta

    Harga mobil listrik Polytron paling murah Rp 299 juta. Berikut ini daftar harga mobil Polytron terbaru.

    Polytron tak cuma jual barang elektronik. Setelah merambah pasar roda dua Tanah Air dengan motor listrik Fox-R, Polytron juga mencoba peruntungannya di pasar roda empat dalam negeri pada Mei 2025. Polytron meluncurkan mobil listrik G3 dan G3+. KEduanya merupakan SUV dengan konsep modern.

    Mobil listrik Polytron ini merupakan buah kerjasama dengan produk Skyworth K EV. Soal harga, Polytron menawarkan dua opsi kepemilikan mobil listrik G3 dan G3+. Kamu bisa memilih opsi berlangganan atau opsi beli baterai. Kalau berlangganan, harganya jadi lebih murah ketimbang opsi beli baterai. Opsi berlangganan lebih murah karena mobil bisa dimiliki mulai Rp 299 jutaan. Tapi kalau memilih opsi beli baterai, harga termurahnya Rp 419 juta. Lengkapnya berikut ini.

    Daftar harga mobil Polytron terbaru per September 2025

    Opsi berlangganan

    Polytron G3 Rp 299 JutaPolytron G3+ Rp 339 jutaBiaya langganan: Rp 1,2 juta.

    Opsi termasuk beli baterai:

    Polytron G3 Rp 419 jutaPolytron G3+ Rp 459 juta

    Perlu digarisbawahi, harga tersebut berlaku khusus untuk wilayah Jakarta. Harga bisa jadi berbeda di wilayah lainnya. Dengan banderol segitu, Polytron memberikan garansi lima tahun untuk kendaraan. Garansi baterai diberikan seumur hidup dengan opsi pembelian berlangganan. Sedangkan bila pembelian dengan opsi beli baterai, garansi yang diberikan selama delapan tahun.

    Seberapa Laris Mobil Polytron?

    Dengan harga segitu, seberapa laris ya mobil Polytron? Dalam data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode Agustus 2025, total distribusi mobil Polytron adalah 21 unit. Sementara bila dihitung dari distribusi keseluruhan sejak Juli 2025, sudah ada 43 unit Polytron G3 dan G3+ yang dikirim ke dealer.

    Dalam data penjualan retail (dari dealer ke konsumen), pada periode Juli dan Agustus secara total ada 18 unit Polytron yang dikirim ke garasi konsumen Tanah Air. Sebagai pendatang baru, Polytron memang tak mencanangkan target yang tinggi sebagaimana merek China. Direktur Komersial Polytron Tekno Wibowo pada Mei 2025 menyebut bahwa perusahaan menargetkan bisa menjual 1.500 unit hingga akhir tahun.

    (dry/din)

  • Penjualan Mobil di Indonesia Diramal Anjlok Lagi

    Penjualan Mobil di Indonesia Diramal Anjlok Lagi

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia hingga akhir tahun 2025 diproyeksi mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

    Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil di Indonesia saat ini sudah mencapai 500.951 unit pada periode Januari-Agustus 2025. Angka tersebut minus 10,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Rahmat Kaimuddin mengatakan penjualan mobil tahun ini tidak tembus satu juta unit. Bahkan lebih anjlok dari tahun 2024.

    “2023 mobil itu kira-kira penjualannya sekitar sejuta. Kemudian turun 2024 sekitar 850 ribuan, kemudian ini proyeksi (2025) kita sendiri, mudah-mudahan salah, mudah-mudahan lebih dari proyeksi kita mungkin sekitar 780 sampai 800 ribu,” ujar dia dikutip dari CNBC Indonesia

    Rahmat Kaimuddin mengatakan adanya pergeseran minat terhadap mobil konvensional turun.

    “Ada beberapa fenomena, pertama, combustion engine turun cukup signifikan, EV dan Hybrid naik,” kata dia.

    “Teknologi yang baru ini laku, yang combustione engine ini unfortunately menurun,” tambahnya lagi.

    Namun dia mengatakan terdapat faktor lain yakin pergeseran minat konsumen ke teknologi baru seperti EV dan hybrid, harga mobil yang naik lebih cepat dibanding daya beli masyarakat, serta pilihan membeli mobil bekas ketimbang baru.

    Gaikindo masih optimistis dengan pasar Indonesia. Gaikindo memproyeksikan penjualan tahunan paling buruk itu menyentuh angka 860 ribu unit bahkan lebih.

    Secara bulanan, penjualan Agustus naik satu persen dibanding bulan sebelumnya.

    Tren penurunan penjualan sudah terjadi sejak dua tahun belakangan. Penjualan mobil pada 2024 mencapai 865.753 unit mobil. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan total penjualan mobil pada 2023 yakni 1.005.802 unit mobil.

    Gaikindo menargetkan penjualan mobil 900 ribu unit pada tahun 2025 ini. Target tersebut belum direvisi di tengah kondisi market yang mengalami penurunan penjualan sepanjang 8 bulan pertama 2025. Market otomotif kerap bergerak dinamis.

    Supaya bisa tembus 800 ribu hingga akhir tahun, butuh sekitar 69 ribu unit per bulannya.

    Menurut Pengamat Otomotif, Yannes Pasaribu penurunan daya beli masyarakat menjadi faktor utama yang menekan pasar otomotif. Inflasi yang masih tinggi ditambah kebijakan suku bunga yang belum turun membuat konsumen menunda pembelian kendaraan baru.

    “Selain itu, kenaikan harga segmen terbesar LCGC juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,” kata Yannes.

    “Pemerintah Indonesia harus secara cepat mencari cara untuk meningkatkan daya beli kelas menengah ya, meskipun tantangan ekonomi global dan domestik tetap ada,” sebut Yannes.

    (riar/din)

  • Lagi! Malaysia Kalahkan Penjualan Mobil Indonesia

    Lagi! Malaysia Kalahkan Penjualan Mobil Indonesia

    Jakarta

    Industri otomotif Malaysia kembali mengalahkan Indonesia. Penjualan mobil di negeri jiran bulan lalu lebih banyak ketimbang Indonesia.

    Dikutip dari media lokal Malaysia seperti Paultan dan The Star, berdasarkan data Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) penjualan mobil di sana pada bulan Agustus 2025 mengalami kenaikan. MAA melaporkan, sebanyak 73.041 unit mobil baru telah terkirim ke pelanggan pada bulan lalu.

    Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,2 persen atau naik 2.940 unit, dari 70.101 unit yang terjual pada bulan Juli.

    Menurut asosiasi, peningkatan angka penjualan pada Agustus 2025 didorong oleh ketersediaan stok yang lebih tinggi, didukung oleh volume produksi yang tinggi di bulan Juli, yaitu 71.439 unit. Selain itu, merek otomotif di Malaysia juga aktif meluncurkan model-model baru dan promosi yang gencar bertepatan dengan bulan perayaan Merdeka.

    Penjualan mobil di Malaysia bulan Agustus itu kembali mengalahkan Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), retail sales atau penjualan dari dealer ke konsumen bulan lalu tercatat sebanyak 66.478 unit, jauh di bawah Malaysia yang mencapai angka 73 ribuan unit.

    Padahal, penjualan mobil di Indonesia periode Agustus 2025 naik tipis dibandingkan Juli 2025. Penjualan secara retail dari dealer ke konsumen meningkat 5,7 persen dari sebelumnya 62.922 unit.

    Meski begitu, jika dihitung secara akumulatif, hingga bulan kedelapan tahun 2025, penjualan mobil di Indonesia baru menyentuh 500 ribuan unit. Retail sales Januari-Agustus 2025 di Indonesia tercatat sebanyak 522.162 unit. Angka itu masih lebih banyak sedikit dibanding Malaysia.

    Menurut data Asosiasi Otomotif Malaysia, penjualan year to date atau dari Januari sampai Agustus 2025 di negara itu mencapai 516.862 unit, turun 3,85% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Penjualan year to date di Malaysia sudah hampir menyamai Indonesia.

    (rgr/din)