Organisasi: Gaikindo

  • Penjualan Menyusut, Daihatsu Yakin Pemerintah Tak Tinggal Diam

    Penjualan Menyusut, Daihatsu Yakin Pemerintah Tak Tinggal Diam

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia mengalami penyusutan. Penjualan retail (distribusi dealer ke konsumen) turun hingga 8 persen sepanjang Januari-November 2025. Daihatsu meyakini pemerintah tidak akan tinggal diam menghadapi situasi ini.

    “Ya, kami sebagai pelaku di otomotif pasti meyakini bahwa pemerintah juga pasti paham bahwa sektor otomotif itu memberikan kontribusi terhadap perekonomian di Indonesia yang tidak kecil,” kata Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono.

    “Sehingga kami yakin pemerintah pun pasti memonitor apa yang terjadi dengan penurunan pasar otomotif yang hampir 8-10 persen turun. Itu juga pasti menjadi pertimbangan dari pemerintah,” tambahnya lagi.

    Adanya insentif dipercaya bisa kembali menggairahkan pasar otomotif yang lagi lesu. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut tak ada insentif buat industri otomotif tahun depan. Di lain pihak, Menteri Perindustrian bilang akan memperjuangkan agar industri otomotif dapat insentif lagi karena kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Diharapkan pemerintah dapat membantu keberlangsungan industri yang turut jadi penggerak roda ekonomi negara ini.

    “Dan rasanya dengan wacana yang saat ini beredar, rasanya kami juga ya wait and see, menunggu apa yang memang bisa dilakukan. Dan kami yakin bahwa apa yang akan diberikan ini pasti sudah dengan segala pertimbangan yang dimiliki oleh pemerintah,” ungkap Tri.

    Melihat turunnya permintaan mobil baru di Tanah Air, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan. Sebelumnya, penjualan mobil di Indonesia ditargetkan tembus 900 ribu unit/tahun selama 2025. Namun, Gaikindo akhirnya melakukan perubahan angka menjadi 780 ribu unit/tahun.

    Penurunan target ini mengindikasikan bahwa industri telah memperkirakan tantangan yang lebih berat ke depan. Tri Mulyono menambahkan, dengan prediksi pasar yang ada, dan juga fenomena berakhirnya diskon opsen di akhir tahun ini, ia yakin pemerintah tidak akan berpangku tangan.

    Industri otomotif saat ini berada dalam posisi yang mengharapkan uluran tangan kebijakan dari pemerintah demi membantu keberlangsungan industri yang padat karya dan berkontribusi besar pada perekonomian nasional.

    “Rasanya pun dengan prediksi yang ada, dengan fenomena berakhirnya diskon opsen yang akhir tahun ini rasanya juga pemerintah menurut saya tidak tinggal diam,” kata Tri.

    (riar/dry)

  • Insentif Bikin Harga Mobil Listrik di RI Murah, Jadi Ada yang Rp 150 Juta!

    Insentif Bikin Harga Mobil Listrik di RI Murah, Jadi Ada yang Rp 150 Juta!

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tidak akan memperpanjang insentif mobil listrik pada 2026. Menurut Airlangga, sudah tak perlu lagi ada insentif yang diberikan di sektor otomotif. Sebab, meski insentif disetop, industri otomotif RI akan tetap berputar.

    “Justru dengan berhenti (Insentif kendaraan listrik tidak diperpanjang), semuanya pada jalan (para pelaku industri akan membangun industri di dalam negeri-Red),” ucap Airlangga Hartarto, saat ditemui dalam peresmian pabrik VinFast di Subang, Jawa Barat, pada 15 Desember 2025.

    “Stimulus itu diberikan supaya mereka bangun pabrik. Sekarang setelah mereka bangun pabrik, maka struktur biaya masuknya lebih rendah,” Airlangga menambahkan.

    Airlangga juga mengatakan, langkah pemerintah untuk memberi insentif kendaraan listrik di Tanah Air, juga berhasil memberikan stimulus kepada masyarakat atas kepemilikan kendaraan listrik. Sebab, harga jual mobil listrik jadi lebih murah.

    Ilustrasi – VinFast, merek kendaraan listrik Vietnam di bawah Vingroup, menghadirkan dua model baru pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 di ICE BSD City, Jumat (21/11/2025). Foto: Andhika Prasetia/detikcom

    “Nah makanya kan ada mobil yang harganya Rp 152 juta. Nah sebelum kebijakan ini, nggak ada mobil yang harganya di bawah Rp 200 juta (setelah pemerintah memberikan insentif kendaraan listrik-Red).

    Sebagai catatan, diketahui hingga akhir 2025 ada beberapa insentif yang berlaku di industri otomotif, salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 10% untuk kendaraan listrik.

    Pemerintah memberikan insentif PPN DTP 10% atas mobil listrik melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 Tahun 2025. Kendaraan listrik produksi lokal dengan TKDN tertentu berhak mendapatkan PPN DTP. Jadi, PPN yang ditanggung pembeli lebih kecil. Syaratnya, mobil listrik tersebut harus diproduksi lokal dan punya TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) minimal 40%. Ada juga insentif PPnBM yang diberikan untuk mobil listrik dan mobil hybrid. Kalau mobil listrik dikenai tarif PPnBM 0 persen, sedangkan mobil hybrid 3 persen pajaknya ditanggung pemerintah.

    (lth/dry)

  • Indonesia Kalah Lagi, Malaysia OTW Jadi ‘Raja Mobil ASEAN’

    Indonesia Kalah Lagi, Malaysia OTW Jadi ‘Raja Mobil ASEAN’

    Jakarta

    Malaysia melalui asosiasinya telah mengumumkan penjualan mobil selama November 2025. Hasilnya, untuk kesekian kali, angkanya melampaui Indonesia. Kini, mereka makin dekat sebagai ‘raja baru’ di industri roda empat ASEAN.

    Disitat dari data.gov.my dan Carz Automedia, Senin (15/12), penjualan mobil di Malaysia pada November 2025 tembus 77 ribuan unit. Nominal tersebut lebih tinggi dari penjualan wholesales di Indonesia yang hanya 74 ribuan unit pada periode serupa.

    Dengan demikian, penjualan mobil di Malaysia selama Januari-November 2025 telah mencapai 720 ribuan unit. Sementara pada periode yang sama, Indonesia baru tembus 710 ribuan unit.

    Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Hingga sekarang, Malaysia belum mengubah target penjualannya pada 2025, yakni masih 800 ribu unit. Sedangkan Indonesia baru menurunkan angka dari yang semula 900 ribu unit, menjadi hanya 780 ribu unit. Jika melihat tren dan pergerakan pasar, Malaysia berpeluang menjadi ‘raja baru’ di ASEAN.

    Di Malaysia, mobil ‘buatan’ lokal masih menjadi primadona konsumen setempat. Pada November 2025, Perodua Bezza menjadi kendaraan terlaris dengan penjualan 9 ribuan unit, kemudian disusul Perodua Axia dengan 7 ribuan unit dan Proton Saga dengan 6 ribuan unit.

    Menariknya, dari tujuh mobil terlaris di Malaysia, enamnya disumbang produk buatan Perodua. Sementara brand Jepang hanya menempatkan dua wakil, yakni Toyota Vios dan Honda City di daftar 10 besar produk terlaris di sana.

    Jika dipecah berdasarkan segmen, mobil bensin terjual 65 ribu unit di Malaysia, kemudian mobil diesel 4 ribuan unit, mobil listrik 5 ribuan unit dan hybrid 2 ribuan unit.

    Sebelumnya, Sekretariat Umum (Sekum) Gaikindo, Kukuh Kumara mengatakan, pasar otomotif Malaysia belakangan memang sedang tumbuh. Sementara di saat bersamaan, Indonesia justru mengalami penurunan.

    Menurut Kukuh, pertumbuhan pasar otomotif di Malaysia disebabkan insentif jangka panjang yang telah diberikan sejak era pandemi.

    “Sebabnya pengurangan pajak, saya nggak tahu detailnya seperti apa. Mereka (kasih insentif mobil) lebih dulu dari kita, tapi sampai sekarang belum berhenti,” ujar Kukuh Kumara saat ditemui di Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum lama ini.

    Kukuh tak menjelaskan, insentif seperti apa yang diadopsi di Malaysia. Namun, saat pandemi Covid-19, pemerintah setempat menerbitkan aturan baru soal perpajakan. Ketika itu, mereka memberikan diskon 100 persen untuk mobil produksi lokal dan 50 persen untuk mobil impor.

    (sfn/dry)

  • 5 Bulan Meluncur, Segini Banyak Pemesanan Daihatsu Rocky Hybrid

    5 Bulan Meluncur, Segini Banyak Pemesanan Daihatsu Rocky Hybrid

    Jakarta

    Daihatsu Rocky Hybrid sudah lima bulan meluncur di Indonesia. Mobil hybrid yang dijual tak sampai Rp 300 juta itu, berapa banyak surat pemesanan kendaraannya?

    “Karena secara nasional kami bukukan baru 500 untuk SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) Rocky Hybrid,” kata Tri Mulyono selaku Marketing & Customer Relation Division Head PT Astra International – Daihatsu Sales Operation di Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (13/12/2025).

    Tri menjelaskan angka pemesanan (SPK) Rocky Hybrid didominasi oleh aktivitas pameran otomotif. Banyak konsumen yang tertarik beli setelah menjajal langsung mobil tersebut.

    “Secara distribusi ini banyak di-trigger-nya dari aktivitas auto show yang kami lakukan. Kebetulan auto show-nya kan memang dari mulai GIIAS Jakarta, lalu GIIAS Regional, lalu juga kemarin ada GJAW gitu ya. Jadi memang masih terkonsentrasinya di kota-kota yang kita ada event,” kata Tri.

    “Tetapi memang tidak menutup kemungkinan kami juga memiliki demand dari orang-orang yang memang belum melihat tetapi mau berpesan. Tetapi ini kan sifatnya sangat sedikit lah. Umumnya datangnya adalah ketika kita melakukan event secara offline,” jelas Tri.

    Rocky Hybrid mulai didistribusikan secara parsial ke dealer. Mobil itu masih diimpor utuh dari Jepang. Pengiriman perdana baru dilakukan di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) pada November lalu. Pengiriman perdana itu untuk pemesan awal dari bulan Juli.

    “Orang melihat langsung unitnya melakukan test drive gitu. Saat ini kita baru delivery pertama kemarin pada saat di GJAW untuk customer yang sudah memesan dari bulan Juli yang lalu di GIIAS Jakarta. Untuk distribusi ke outlet kami masih parsial sampai saat ini,” jelas Tri.

    Sebagai catatan, Daihatsu Rocky Hybrid meluncur di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025. Kendaraan tersebut sempat dibanderol Rp 293 jutaan, sebelum akhirnya naik menjadi Rp 299 jutaan. Nominal itu berstatus on the road Jakarta.

    Rocky Hybrid dibekali mesin 1.2 liter yang dikawinkan transmisi khusus hybrid transaxle. Pembekalan tersebut membuat mobil mampu menghasilkan tenaga maksimum 106 PS dan torsi 170 Nm.

    Kendaraan hibrida itu mampu melaju dari 0-100 km/jam hanya dalam 10,36 detik. Efisiensi bahan bakarnya mencapai 28 km/l (WLTC) atau 34,8 km/l (JC08 Jepang), dengan emisi hanya 83 g CO₂/km. Sementara baterainya lithium-ion berkapasitas 0,74 kWh untuk menggerakkan motor listrik.

    (riar/lua)

  • Pabrikan Jepang Nggak Bisa Terus-terusan Ngotot dengan Mobil Hybrid

    Pabrikan Jepang Nggak Bisa Terus-terusan Ngotot dengan Mobil Hybrid

    Jakarta

    Pabrikan Jepang disebut tak bisa terus-terusan ngotot dengan mobil hybrid di tengah gempuran mobil listrik. Kalau tidak, jangan kaget bila pasarnya bakal tergerus.

    Pasar otomotif Indonesia kian gemuk. Banyak merek baru, khususnya dari China ikut meramaikan pasar otomotif Indonesia. Sejumlah pabrikan China itu juga membawa angin segar karena menghadirkan mobil listrik yang harganya setara dengan mobil bermesin konvensional merek Jepang. Gayung pun bersambut, mobil China mulai banyak diminati orang Indonesia. Satu merek yang cukup mencolok adalah BYD. Meski baru seumur jagung di industri otomotif dalam negeri, BYD sudah menguasai pangsa pasar mobil listrik.

    BYD memang agresif mendatangkan produk mobil listriknya untuk mengisi berbagai segmen. Untuk menjegal mobil di segmen Low Cost Green Car (LCGC) misalnya, BYD punya Atto 1. Dari komposisi harga Atto 1 berada di level yang sama dengan deretan mobil LCGC. Lebih mengejutkan lagi, penjualan Atto 1 juga meroket dalam dua bulan terakhir. Nama BYD Atto 1 bahkan mengisi daftar penjualan mobil terlaris pada periode Oktober-November 2025. Keberhasilan BYD lewat Atto 1 dinilai menjadi sinyal lahirnya struktur persaingan baru di industri otomotif Indonesia.

    Pengamat otomotif sekaligus akademisi ITB Yannes Pasaribu menilai, fenomena harga Atto 1 justru membuat konsumen yang sebelumnya resisten dengan mobil listrik malah jadi runtuh.

    “Lalu, label BYD yg begitu gencar diwartakan pada banyak sekali medsos sebagai produsen BEV global terbesar juga semakin memperkuat brand trust, sehingga kekhawatiran soal kualitas, baterai, dan after-sales berkurang signifikan,” terang Yannes kepada detikOto.

    Hal itu kata Yannes membuat Atto 1 menjadi rival langsung deretan mobil LCGC dan juga city car bermesin konvensional. Ke depan, bukan tidak mungkin justru pasarnya makin membesar. Menurutnya, untuk bisa bersaing, para pabrikan Jepang tidak seharusnya terus-terusan ngotot dengan mobil hybrid.

    “Konsekuensinya, fenomena ini sangat mungkin semakin membesar seiring waktu dan bakal memaksa pabrikan Jepang yang ada di Indonesia untuk merespons dengan mau tidak mau harus segera menciptakan BEV entry-level yang sama agresifnya. Tidak terus-terusan ngotot memaksakan mobil hybrid mengikuti policy prinsipal Jepangnya,” jelasnya lagi.

    Kalau terus bertahan dengan mobil hybrid, bisa jadi pangsa pasar mobil Jepang justru tergerus. Sebab tren konsumen mulai mengarah ke kendaraan listrik. Di sisi lain, sejumlah pabrikan China juga sudah punya mobil hybrid dengan teknologi lebih canggih dan harga terjangkau.

    “Jika Jepang bersikeras hanya mengandalkan hybrid yang juga harus berkompetisi dengan berbagai brand baru hybrid China yang lebih unggul desain dan fiturnya, tanpa mempercepat produksi BEV lokal, maka pangsa pasarnya akan terus menyusut seiring bergantinya generasi pembeli mayoritas ke gen Millenial dan utamanya Gen Z yang lebih aware terhadap value for money,” tutup Yannes.

    Tergerusnya pasar mobil Jepang sebenarnya sudah mulai terlihat. Kalau mengacu pada data distribusi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, hal itu mulai terlihat pada tahun 2024.

    Meskipun Toyota tetap kokoh di puncak dengan 33%, jika ditotal, pangsa lima besar merek Jepang turun menjadi 79,6%, turun 5% dari capaian 2020. Ya sebelumnya mobil Jepang mencatatkan pangsa pasar di atas 80%.

    Sementara itu, pabrikan China mulai membagi kekuatannya. Wuling memperkuat posisinya di 2,8% (25.067 unit), dan yang mengejutkan, BYD yang baru masuk langsung merebut 1,6% pasar (13.964 unit). Mereka menunjukkan keseriusan dengan mengincar segmen mobil listrik yang mulai diminati konsumen. Tren kenaikan itu juga berlanjut tahun 2025. Ini menjadi sinyal bagi pabrikan Jepang untuk makin waspada.

    Total penjualan retail hingga November 2025 tercatat 739.977 unit. Angka kolektif lima merek Jepang teratas kini hanya menyisakan 73,6% pangsa pasar. Terlihat jelas, dominasi Jepang yang dulu mencapai 85% kini berada di angka 73,6%. Angka yang hilang itu-sekitar 11%-hampir seluruhnya diambil oleh merek China.

    (dry/lua)

  • GAC AION Kantongi 958 Pesanan di GJAW 2025!

    GAC AION Kantongi 958 Pesanan di GJAW 2025!

    Jakarta

    Meski Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) sudah berakhir, rupanya masih ada catatan menarik untuk disimak. Kali ini datang dari produsen mobil listrik GAC AION, yang mengumumkan telah mengantongi 958 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK).

    Dalam keterangan resminya, GAC Indonesia mengumumkan menutup rangkaian pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 dengan pencapaian gemilang melalui perolehan 958 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK).

    Dari total SPK yang tercatat, model AION V Luxury menjadi kontributor terbesar dengan minat pemesanan tertinggi. Lini kendaraan listrik GAC lainnya yang terdiri dari AION UT Premium, Hyptec HT, serta AION Y Plus, juga mendapat respons positif dari konsumen, hadir sebagai pilihan model berkualitas untuk berbagai segmen kebutuhan.

    “Respon positif konsumen di GJAW 2025 membuktikan bahwa GAC Indonesia semakin dipercaya dalam hal kualitas, kenyamanan, dan inovasi. Lebih dari 1.000 pengunjung juga mencoba langsung performa dan kenyamanan kendaraan kami melalui aktivitas Test Drive selama pameran, yang menunjukkan tingkat kepercayaan yang semakin kuat terhadap kendaraan listrik GAC,” ujar CEO GAC Indonesia, Andry Ciu.

    Foto: Doc. AION

    “Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan EV premium yang dapat dinikmati siapa pun, membawa kenyamanan dan performa unggul ke setiap perjalanan,” Andry menambahkan.

    Sebagai catatan, GAC AION saat ini hadir dengan menawarkan berbagai pilihan model diantaranya AION UT mulai dari Rp 325 juta, AION Hyptec HT mulai dari Rp 691 juta, serta AION V dan AION Y Plus masing-masing dibanderol mulai Rp 449 juta dan Rp 419 juta.

    (lth/din)

  • Penjualan Honda di Indonesia Merosot, Ini Model Paling Larisnya

    Penjualan Honda di Indonesia Merosot, Ini Model Paling Larisnya

    Jakarta

    Penjualan mobil Honda di Indonesia turun 35 persen. Ini model yang masih memberi sumbangan penjualan terbesar.

    Pangsa pasar mobil Honda di Indonesia tergerus dengan kedatangan sederet mobil China. Dalam setahun belakangan, penjualan Honda secara wholesales maupun retail turun 30 persenan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, secara wholesales Januari-November 2025, penjualan Honda hanya mencapai 53.301 unit. Padahal setahun sebelumnya menyentuh 86.350 unit dalam waktu 11 bulan tahun lalu.

    Penjualan retail juga demikian. Data Gaikindo menunjukkan, pada Januari-November 2024, Honda membukukan penjualan sebanyak 92.327 unit. Sementara pada periode yang sama tahun 2025, penjualannya baru menyentuh 64.225 unit. Pangsa pasarnya juga ikut tergerus. Kalau dulu bisa menyentuh 11,4 persen, kini hanya 8,7 persen secara retail sales.

    Secara produk, Honda sejatinya merilis beberapa model baru tahun ini. Beberapa di antaranya Honda HR-V Hybrid dan juga Step Wgn Hybrid. Di tengah gempuran mobil listrik China, Honda justru percaya mobil hybrid jadi jembatan sebelum akhirnya beralih sepenuhnya ke era elektrifikasi. Sejatinya, Honda juga sudah meluncurkan mobil listrik e:N1. Namun mobil tak bisa dibeli putus. Kamu yang tertarik bisa meminangnya dengan skema sewa selama lima tahun. Pun kalau ditotal, biaya yang dikeluarkan cukup fantastis yakni mencapai Rp 1 miliar meski tak repot mikirin pajak dan juga perawatannya.

    Meski sudah punya beberapa produk elektrifikasi, nyatanya mobil paling laris Honda justru masih bermesin konvensional. Adalah Honda Brio yang merupakan mobil Honda dengan harga paling murah. Honda Brio bisa dimiliki dengan mahar mulai Rp 170 jutaan hingga yang termahal Rp 258,2 juta.

    Secara penjualan, Brio masih memikat. Setiap bulan nama Brio yang terdiri dari Satya dan RS itu kerap mengisi daftar mobil terlaris di Indonesia. Di segmen LCGC dan city car, Honda Brio jadi rajanya. Sepanjang Januari hingga November 2025, Honda telah mendistribusikan 31.068 unit Brio ke dealer-dealernya.

    Namun kini keberadaan Brio mulai terganggu dengan pendatang baru dari China BYD Atto 1. Bermodalkan baterai sebagai sumber tenaga dan harga yang mirip-mirip, Atto 1 perlahan-lahan merebut pasar Brio. Penjualan Atto 1 pun meledak dan menjadikannya mobil terlaris dalam dua bulan terakhir tahun 2025. Ini bisa menjadi sinyal bagi Honda untuk segera berbenah. Kalau tidak, bukan tak mungkin pangsa pasarnya jadi makin tergerus rival-rival baru.

    (dry/lth)

  • Kata Fuso soal Pasar Kendaraan Komersial di Indonesia 2026

    Kata Fuso soal Pasar Kendaraan Komersial di Indonesia 2026

    Surabaya

    PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku produsen Mitsubishi Fuso di Indonesia bicara mengenai pasar kendaraan komersial di dalam negeri tahun depan. Mereka menegaskan, kondisinya masih akan menantang!

    Hal tersebut disampaikan Sales and Marketing Director PT KTB, Aji Jaya. Menurutnya, harus ada gebrakan atau kebijakan baru agar penjualan mobil komersial tumbuh tahun depan.

    “Saya pernah bilang, beberapa sektor kalau nggak berubah, itu kondisinya sama aja. Kondisinya masih menantang,” ujar Aji Jaya saat ditemui di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (11/12).

    “Kita punya banyak commodity, cuma commodity itu kan banyak tergantung dengan global ekonomi, dengan geopolitik, kalau di luar sana kondisi lagi nggak bagus, nggak belanja mereka kan. Otomatis pengusaha sawit, pengusaha tambang, juga nggak investasi, karena nggak dapet income yang cukup,” tambahnya.

    Mitsubishi Fuso. Foto: Doc. Mitsubishi Fuso

    Menurut Aji, sektor-sektor yang mengalami tantangan di tahun ini kemungkinan besar masih menghadapi situasi yang sama tahun depan. Namun, khusus untuk kendaraan komersial, dia berharap pemerintah punya proyek strategis yang berdampak langsung ke permintaan produk.

    “Kondisi komersial mungkin sama aja. Cuma tadi, kecuali ada beberapa proyek strategis pemerintah yang direalisasikan, ya itu mungkin jumlahnya juga bisa berubah. Kalau kita menghitung kemungkinan realisasi pemerintah, kemungkinan sama,” tuturnya.

    “Tapi kalau tadi ditambah ada realisasi proyek strategis pemerintah, ya bisa jadi lebih besar. Jadi lebih besar. Yang penting pemerintahnya belanja aja,” kata dia menambahkan.

    Foto: Dok. Fuso

    Sebagai catatan, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales Mitsubishi Fuso turun 9,9 persen secara year on year (YoY) pada Januari-Oktober 2025. Namun, secara umum, penjualan kendaraan niaga di Indonesia memang sedang mengalami pelemahan.

    Itulah mengapa, meski penjualan turun, namun market share Fuso masih tetap tinggi. Bahkan, tahun ini diprediksi mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

    “Secara unit turun jualannya, cuman market share-nya tadi yang masih bertahan. Bahkan (bisa) naik dibandingkan tahun lalu,” kata Aji.

    (sfn/sfn)

  • BYD Atto 1 Salip Innova-Avanza dkk, Cuma Bulan Madu atau Bisa Tahan Lama?

    BYD Atto 1 Salip Innova-Avanza dkk, Cuma Bulan Madu atau Bisa Tahan Lama?

    Jakarta

    Penjualan BYD Atto 1 melesat dalam dua bulan terakhir. Bahkan Atto 1 juga menyalip deretan mobil ternama sekelas Avanza hingga Kijang Innova. Akankah berlangsung lama atau cuma sesaat?

    BYD Atto 1 untuk kedua kalinya memuncaki daftar mobil terlaris di Indonesia. Pertama terjadi pada Oktober dan berlanjut pada November 2025, demikian dilihat dalam data penjualan yang dihimpun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Ini merupakan kali pertama ada mobil listrik yang berada di posisi puncak daftar mobil terlaris.

    Fenomena ini tentu membetot perhatian. Sebab, sebagai pendatang baru Atto 1 sanggup melampaui penjualan deretan model ternama sekelas Kijang Innova hingga Toyota Avanza. Melihat fenomena ini lantas muncul pertanyaan, apakah Atto 1 hanya ‘bulan madu’ atau justru bisa bertahan lama? Pengamat otomotif sekaligus akademisi ITB Yannes Pasaribu menilai fenomena BYD Atto 1 memuncaki penjualan justru menjadi sinyal kuat persaingan baru di industri otomotif dalam negeri.

    “Keberhasilan Atto 1 menunjukkan bahwa hambatan utama adopsi EV selama ini bukan soal minat atau penerimaan teknologi, melainkan semata-mata terbuktinya ada affordability gap di masyarakat terkait capex terhadap EV,” ujar Yannes saat dihubungi detikOto, Kamis (11/12/2025).

    Yannes menambahkan, keberanian BYD memposisikan harga Atto 1 yang ramah di kantong justru membuat pandangan masyarakat justru berubah.

    “Begitu BYD berani menempatkan Atto 1 di rentang harga yg menyenggol LCGC dan city car konvensional (di bawah Rp 250 jutaan), resistensi konsumen terhadap EV langsung runtuh,” tambahnya lagi.

    Artinya, kepercayaan konsumen terhadap mobil listrik makin meningkat. Mereka yang dulu ragu malah jadi penasaran dan justru meminang mobil listrik. Khusus Atto 1, kehadirannya jadi penantang serius bagi mobil-mobil di segmen LCGC (Low Cost Green Car) ataupun mobil konvensional jenis city car.

    “Konsekuensinya, fenomena ini sangat mungkin semakin membesar seiring waktu dan bakal memaksa pabrikan Jepang yang ada di Indonesia untuk merespons dengan mau tidak mau harus segera menciptakan BEV entry-level yang sama agresifnya,” tuturnya lagi.

    (dry/din)

  • Fortuner vs Pajero Sport, Mana yang Lebih Laris?

    Fortuner vs Pajero Sport, Mana yang Lebih Laris?

    Jakarta

    Fortuner dan Pajero Sport banyak diminati oleh penggemar SUV bongsor di Tanah Air. Tapi di antara kedua model itu, mana yang lebih laris ya?

    Kalau bicara SUV 7-seater dengan bodi bongsor, hampir pasti yang terlintas di pikiran adalah Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport. Nggak perlu heran sih, memang kedua model itu cukup mendominasi di segmen tersebut. Keduanya sering terlihat berseliweran di jalan-jalan RI. Yang jelas, masing-masing punya keunggulan sendiri. Tapi mana yang lebih laris antara Fortuner dan Pajero Sport?

    Mengutip data distribusi wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode November 2025, Fortuner tercatat lebih laris. Penjualannya secara wholesales pada November mencapai 1.412 unit. Pada periode yang sama, Mitsubishi mendistribusikan 912 unit Pajero Sport. Kalau dihitung sejak awal tahun 2025, Fortuner tetap unggul dalam hal penjualan.

    Distribusi Fortuner sepanjang Januari-November 2025 itu mencapai 12.168 unit sedangkan Pajero Sport 9.037 unit. Dari sisi varian, Toyota Fortuner memang punya opsi lebih banyak. Dari tipe mesin misalnya, Toyota Fortuner punya tiga opsi yaitu 2.4 L, 2.7 L, dan 2.8 L. Untuk mesin, tipe 2.4 L menggendong mesin 2GD FTV berkapasitas 2.393 cc yang bisa menyemburkan tenaga 149,6 PS dan 3.400 rpm. Torsi maksimumnya 40.8 kgm pada 1.600-2.000 rpm. Fitur pada Fortuner 2.4 L antara lain hill start assist, emergency brake signal, trailer sway control, traction control, hingga vehicle stability control.

    Beralih ke Fortuner 2.7 L dibekali mesin 2TR-FE berkapasitas 2.694 cc. Mesin itu bisa menyemburkan tenaga sebesar 163 PS pada 3.400 rpm dan torsi maksimum 24.7 kgm pada 4.000 rpm. Mobil ini mengusung bahan bakar bensin. Fitur-fiturnya sama seperti Fortuner 2.4 L.

    Selanjutnya ada Fortuner 2.8 L yang mengusung mesin 1GD FTV dengan kapasitas silinder 2.755 cc. Mesin yang dipasangkan dengan transmisi otomatis tersebut bisa memuntahkan tenaga 163 PS pada 3.400 rpm dan torsi 50.9 kgm pada 1.600-2.800 rpm. Fiturnya terbilang cukup lengkap mulai dari 7 airbag, hill start assist, downhill start assist control, emergency brake signal, trailer sway control, traction control, dan vehicle stability control.

    Sementara itu, Pajero Sport hanya punya dua pilihan mesin 2.4 L dan 2.5 L. Versi 2.4 L mengandalkan mesin 4N15 2.442 cc MIVEC Turbocharger. Mesin tersebut memiliki tenaga 181 PS dengan torsi maksimal 430 Nm. Mesin 4N15 dikawinkan dengan transmisi otomatis 8 percepatan. Kemudian untuk mesin 4D56 berkapasitas 2.500 cc. Mesin itu memiliki tenaga maksimal hingga 136 PS dengan torsi maksimal 324 Nm.

    Pilihan transmisinya berupa manual 5 percepatan dan otomatis 5 percepatan. Mitsubishi Pajero Sport mendapatkan fitur keselamatan canggih. Fitur keselamatan itu antara lain Forward Collision Mitigation System, Adaptive Cruise Control, Blind Spot Warning dengan Lane Change Assist, Rear Cross Traffic Alert, Ultrasonic Misacceleration Mitigation System, ABS dengan EBD dan Brake Assist, serta 7 SRS airbag.

    Berbanding terbalik dengan Fortuner, opsi mesin 2.4 L pada Pajero Sport justru mengisi varian tertinggi. Sedangkan Fortuner versi 2.4 L adalah tipe terendah.

    (dry/din)