Organisasi: Gaikindo

  • Daftar Harga Toyota Veloz Hybrid

    Daftar Harga Toyota Veloz Hybrid

    Jakarta

    Daftar harga Toyota Veloz Hybrid secara resmi belum dirilis. Namun Toyota sudah membocorkan harga untuk masing-masing varian Veloz Hybrid. Berikut ini daftarnya.

    Toyota telah meluncurkan Veloz Hybrid pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) belum lama ini. Namun, harga resminya belum diumumkan secara lengkap. Saat peluncuran secara global itu, Toyota hanya mengumumkan harga pre-book untuk Veloz tipe terendah.

    Veloz paling murah itu bisa dibawa pulang dengan mahar Rp 299 juta bagi konsumen yang memesan hingga periode 31 Desember 2025. Tak ada batasan kuota bagi konsumen yang memesan Veloz termurah itu.

    Daftar Harga Veloz Hybrid

    Untuk diketahui, Veloz Hybrid bakal hadir dengan empat varian yakni V HEV, Q HEV, Q HEV with Modellista, dan Q HEV TSS with Modellista. Berikut estimasi harga dari keempat varian tersebut.

    Veloz V HEV: Rp 299 jutaVeloz Q HEV: Rp 320-335 jutaVeloz Q HEV with Modellista: Rp 335-350 jutaVeloz Q HEV TSS with Modellista: Rp 360-390 juta

    Dengan harga segitu Veloz Hybrid menjadi mobil hybrid termurah di keluarga Toyota. Sebelum ada Veloz, model hybrid termurah Toyota adalah Yaris Cross Hybrid. Meluncurnya Veloz Hybrid di Indonesia menjadi jawaban dari Toyota untuk masyarakat yang menginginkan mobil hybrid yang lebih terjangkau. Sebelum ada Veloz Hybrid, mobil hybrid paling terjangkau Toyota adalah Yaris Cross Hybrid yang termurah dijual Rpp 437,2 juta. Itu adalah model Yaris Cross 1.5 S HV CVT TSS. Tapi, kini lini produk hybrid Toyota semakin lengkap dengan kehadiran Veloz Hybrid yang harganya di bawah Yaris Cross Hybrid. Namun, Veloz Hybrid mendapat penyesuaian spek untuk mendukung kinerja sebuah mobil MPV hybrid.

    Toyota Veloz Hybrid menggendong mesin berkode 2NR-VEX dengan kapasitas 1.500 cc. Mesin tersebut identik dengan mesin yang digunakan Toyota Yaris Cross Hybrid. Secara keseluruhan, mobil bisa menyemburkan tenaga 111 PS pada 5.500 rpm dan torsi mesin 121 Nm pada rentang 4.000-8.000 rpm serta torsi motor listrik 141 Nm. Kapasitas tangkinya 43 liter. Soal konsumsi BBM, Veloz Hybrid disebut lebih hemat 40 persen dibandingkan konsumsi BBM Veloz versi bensin.

    (dry/din)

  • Mobil Sedan Makin Ditinggalkan, Ini Buktinya

    Mobil Sedan Makin Ditinggalkan, Ini Buktinya

    Jakarta

    Mobil jenis sedan tampaknya makin ditinggalkan. Penjualannya makin menurun dalam satu tahun belakangan. Berdasarkan data distribusi wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, bila pada Januari-November 2024 penjualan sedan bisa mencapai 10.015 unit, maka periode yang sama tahun tak sampai separuhnya. Hanya 3.809 unit sedan yang terdistribusi sepanjang Januari-November 2025.

    Khusus di bulan November 2025, penjualannya turun signifikan, mencapai 68 persen. Hanya ada 336 unit sedan yang terdistribusi dari berbagai merek. Distribusi paling banyak dilakukan oleh Toyota sedangkan merek lain tercatat banyak yang nihil. Berikut ini daftarnya.

    Berikut data penjualan sedan pada November 2025:

    Honda

    – All New City: 0 (Nol) unit.
    – All New Civic: 0 (Nol) unit.
    – New Civic: 29 unit.
    – Civic Type R: 1 unit

    AION

    – AION ES: 0 (nol) unit / BEV

    BMW

    – BMW i7 xDrive60 Limousine RHD A: 1 unit / BEV
    – BMW i4 eDrive35 Gran Coupe AT: 10 unit / BEV
    – BMW 218 AT: 0 (Nol) unit
    – BMW 218i Gran Coupe: 0 (Nol) unit
    – BMW 218i Gran Coupe F74: 1 unit
    – BMW 220i Coupe AT: 0 (Nol) unit
    – BMW 320i CKD A/T: 14 unit
    – BMW 330i CKD B7 A/T: 6 unit
    – BMW 330I 62FY A/T: 0 (Nol) unit
    – BMW M2 Coupe RHD MX A: 14 unit
    – BMW M3 Competition M xDrive T A/T: 6 unit
    – BMW M3 Competition M xDrive 32HJ A/T: 0 (Nol) unit
    – BMW M3 CS 32GB A/T S: 0 (Nol) unit.
    – BMW M4 CS A/T: 2 unit
    – BMW 430i Convertible A: 0 (nol) unit
    – BMW 430i A: 4 unit
    – BMW M4 Convertible Competition M xDrive 32HK A: 0 (Nol) unit.
    – BMW M4 Coupe Competition M xDrive 42BA A: 14 unit
    – BMW 520i G60 CKD AT: 0 (Nol) unit
    – BMW 530e: 0 (Nol) unit
    – BMW 520i: 42 unit
    – BMW i5 eDrive4: 0 (Nol) unit
    – BMW i5 M60 xDrive A/T: 1 unit
    – BMW i5 eDrive40 (12HH) A/T: 0 (Nol) unit
    – BMW i7 M70 xDrive AT S: 0 (Nol) unit
    – BMW 735i Limousine RHD A/T: 0 (Nol) unit
    – BMW 735i Limousine RHD A/T: 5 unit
    – BMW Z4 sDrive30i AT: 0 (Nol) unit
    – BMW Z4 M40i AT: 0 (Nol) unit

    AION ES hadirkan di GIIAS 2024. Foto: M Luthfi Andika/detik.comBYD

    – BYD Seal Dynamic: 0 (Nol) unit
    – BYD Seal Premium Extended Range: 16 unit
    – BYD Seal Performance: 13 unit

    Hyundai

    – Hyundai Ioniq: 0 (Nol) unit
    – Hyundai Genesis G80 EV: 1 unit

    MERCEDES-BENZ PC

    – Mercedes-Benz A 200 Sedan (V177): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz CLA 200 AMG Line (C118): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz AMG CLA 45 S (C118): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz C 200 AVA Line (W206): 2 unit.
    – Mercedes-Benz AMG A 35 4MATIC (V177): 4 unit.
    – Mercedes-Benz A 200: 11 unit.
    – Mercedes-Benz E 300 AMG: 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz E 300 AVA: 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz S450: 3 unit.
    – Mercedes-Benz EQE 350 (V295): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz EQS 450+ (V297): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz C 300 AMG Line (W206): 1 unit.
    – Mercedes-Benz AMG CLA 45 S Shooting Brake (X118): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz AMG C 63 S E Performance (W206): 0 (Nol) unit
    – Mercedes-Benz E 200 (W214) CKD: 3 unit
    – Mercedes-Benz E 300 (W214) CKD: 1 unit
    – Mercedes-Benz AMG SL 4: 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz CLE 30: 0 (Nol) unit.
    – Maybach S 580 (Z223): 1 unit

    Morris Garage (MG)

    – Morris Garage 5 GT Activate 1.5L: 2 unit
    – Morris Garage 5 GT Ignite 1.5: 1
    – Morris Garage 5 GT Magnify 1.5L: 6
    – Morris Garage Cyberster: 2 / BEV

    Volvo

    – ES90 Electric Vehicles: 1 unit / BEV

    Toyota

    – Toyota VIOS 1.5 G AT FM: 7 unit
    – Toyota All New Corolla Altis 1.8 V A/T 2-23: 6 unit
    – Toyota All New Corolla Altis 1.8 Hybrid AT 2023: 17 unit
    – Toyota GR Corolla 1.6 2023: 0 (Nol) unit.
    – Toyota All New Camry 2.5 V 2021: 27 unit.
    – Toyota All New Camry 2.5 Hev 2021: 36 unit.
    – Toyota Prius 1.8 Hybrid 2023: 0 unit.
    – Toyota Prius 2.0 PHEV CVT: 0 unit
    – Toyota GR 86: 0 (Nol) unit.
    – Toyota GR 86 AT: 1 unit
    – Toyota Supra 3.0 AT: 0 (Nol) unit
    – Toyota GR Supra 3.0 AT: 0 (Nol) unit
    – Toyota Crown: 0 (Nol) unit
    – Toyota Mirai AT: 0 (Nol) unit

    Audi

    – A5 2.0 TFSI: 0 (Nol) unit.
    – A5 2.0 TFSI A/T S: 0 (Nol) unit
    – A4 2.0 TFSI A/T: 0 (Nol) unit)

    Lexus

    – Lexus ES 300 h: 0 (Nol) unit
    – Lexus LS 500 Hybrid: 0 (Nol) unit.
    – Lexus LC 500h: 0 (Nol) unit

    Mazda

    – Mazda MX 5 RF A: 2 unit
    – Mazda New MX 5 RF MT: 0 (Nol) unit
    – Mazda 3 Sedan: 1 unit
    – Mazda 6 Elite Sedan: 0 (Nol) unit

    Subaru

    – Subaru BRZ 2.4 MT (ZD8): 0 (Nol) unit.
    – Subaru BRZ 2.4 AT ES (ZD8): 0 (Nol) unit.
    – Subaru WRX SEDAN 2.4 MT (VBH): 0 (Nol) unit.
    – Subaru WRX SEDAN 2.4 MT tS (VBH): 0 (Nol) unit.
    – Subaru WRX SEDAN 2.4 AT tS ES (VBH): 0 (Nol) unit.

    (lth/dry)

  • 10 Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia Sepanjang 2025

    10 Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia Sepanjang 2025

    Jakarta

    Penjualan mobil hybrid electric vehicles (HEV) sepanjang Januari-November 2025 sudah tembus 57.311 unit. Model apa saja yang terlaris?

    Mobil hybrid mencatatkan kenaikan sekitar lima persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menegaskan mobil hybrid masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia sebagai “jembatan” menuju era kendaraan listrik sepenuhnya (BEV).

    Tercatat ada 12 pabrikan yang menjual mobil hybrid di Indonesia. Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Toyota menjual model mobil hybrid paling banyak dengan penjualan tembus 27.802 unit. Lalu Suzuki menjual empat model laku 18.306 unit, Honda dengan lima model yang masih diimpor utuh dari Jepang menutup posisi tiga besar, torehannya 5.950 unit.

    Bila dirinci per modelnya, posisi lima besar adalah mobil hybrid yang terlaris sudah dirakit secara lokal. Pemimpin penjualan mobil hybrid di Indonesia adalah Toyota Innova Zenix. MPV ini terdistribusi sebanyak 22.195 unit.

    Suzuki dengan strategi mild hybrid bisa menduduki peringkat dua klasemen mobil hybrid terlaris. Suzuki XL7 menjadi model yang populer dengan total penjualan sebanyak 8.005 unit.

    Suzuki Fronx menempati urutan ketiga. SUV compact ini terdistribusi sebanyak 7.419 unit.

    Honda HR-V Hybrid nggak ketinggalan tempat. SUV ini sudah terdistribusi sebanyak 5.118 unit sepanjang Januari-November 2025. Atas hasil ini, Honda HR-V e:HEV duduk di peringkat empat. Posisi lima besar ditempati oleh Toyota Yaris Cross. Mobil SUV ini terdistribusi sebanyak 2.997 unit sepanjang tahun 2025.

    Sebenarnya ada brand China yang ikut bermain di segmen mobil hybrid, tapi penjualannya kurang moncer alias tidak tembus 1.000 unit. Contohnya Great Wall Motor, merek ini hanya mendistribusikan 616 unit. Wuling yang sudah punya pabrik di Indonesia cuma mengirim 73 unit lewat satu model, Almaz Hybrid.

    Dengan sisa satu bulan di tahun 2025, dominasi Toyota dan Suzuki diprediksi akan bertahan hingga tutup tahun, mengingat kuatnya loyalitas konsumen pada model MPV dan SUV yang diproduksi secara lokal.

    10 Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia

    Berikut ini 10 mobil hybrid terlaris sepanjang Januari-November 2025

    1. Toyota Innova Zenix: 22.195 unit
    2. Suzuki XL7: 8.005 unit
    3. Suzuki Fronx: 7.419 unit
    4. Honda HR-V: 5.118 unit
    5. Toyota Yaris Cross: 2.997 unit
    6. Toyota Alphard Hybrid: 1.756 unit
    7. Suzuki Grand Vitara: 1.714 unit
    8. Hyundai Santa Fe: 1.250 unit
    9. Suzuki Ertiga Hybrid: 1.168 unit
    10. Hyundai Palisade: 994 unit

    (riar/dry)

  • Penjualan Mobil RI Kalah dari Malaysia, Gaikindo Yakin Investor Tak Kabur

    Penjualan Mobil RI Kalah dari Malaysia, Gaikindo Yakin Investor Tak Kabur

    Jakarta

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) buka suara soal penjualan mobil di dalam negeri yang kembali kalah dari Malaysia. Mereka menegaskan, situasi yang terjadi sekarang tak membuat investor mundur.

    Pernyataan tersebut disampaikan langsung Jongkie D Sugiarto selaku Ketua I Gaikindo. Dia yakin, penjualan mobil di Indonesia yang surut tak mengganggu investasi yang telah berjalan di Tanah Air. Sebab, menurutnya, turunnya penjualan mobil hanya akan berlangsung sementara.

    “Saya rasa tidak sampai hengkang, kan ini hanya sementara waktu saja,” kata Jongkie, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (18/12).

    Parkir kendaraan di Penang, Malaysia. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Dia memastikan, pasar domestik Indonesia tetap menjanjikan. Hal tersebut dibuktikan melalui rasio kepemilikan mobil saat ini.

    “Pasar domestik kita masih sangat potensial. Penduduknya 280 juta, kepemilikan kendaraan bermotor 99 unit per 1000 orang,” kata Jongkie.

    Jongkie mengatakan, potensi tersebut menjadi faktor Indonesia tak akan kehilangan investor otomotif, baik untuk saat ini hingga di masa mendatang.

    “Kayaknya mereka melihatnya panjang ke depan, puluhan tahun ke depan,” kata Jongkie.

    Booth Suzuki di pameran otomotif IIMS 2025. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Diberitakan sebelumnya, penjualan mobil di Malaysia selama Januari-November 2025 telah mencapai 720 ribuan unit atau unggul 10 ribuan unit dari Indonesia. Bukan tak mungkin, Tanah Malaya menjadi ‘raja baru’ di ASEAN tahun ini.

    Disitat dari laman data.gov.my, penjualan mobil di Malaysia selama November 2025 saja mencapai 77 ribuan unit. Padahal, untuk periode yang sama, Indonesia hanya tembus 74 ribuan unit.

    Secara umum, penjualan mobil di Malaysia masih didominasi mobil bensin dengan catatan 65 ribuan unit, kemudian mobil diesel 4 ribuan unit, mobil listrik 5 ribuan unit dan hybrid 2 ribuan unit.

    Hingga sekarang, Malaysia belum mengubah target penjualannya pada 2025, yakni masih 800 ribu unit. Sedangkan Indonesia baru menurunkan angka dari yang semula 900 ribu unit, menjadi hanya 780 ribu unit. Jika melihat tren dan pergerakkan pasar, Malaysia berpeluang menjadi ‘raja baru’ di ASEAN.

    (sfn/dry)

  • Ternyata Fortuner Tipe Ini yang Paling Banyak Diburu Orang Indonesia

    Ternyata Fortuner Tipe Ini yang Paling Banyak Diburu Orang Indonesia

    Jakarta

    Paling mahal justru paling laris. Ungkapan itu pas disematkan buat Toyota Fortuner 2.8. Sebab dari ketiga tipe Fortuner, opsi mesin 2.8 L jadi model yang paling banyak diburu.

    Toyota Fortuner disajikan dalam tiga opsi mesin. Pertama ada opsi mesin 2.4 L, kedua 2.7 L, ketiga 2.8 L. Dari ketiga tipe itu, opsi mesin 2.8 L rupanya paling banyak dicari.

    Penjualan Toyota Fortuner

    Sebagaimana terlihat dalam data distribusi wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka penjualan Fortuner 2.8 L itu paling besar ketimbang 2.4 L dan 2.7 L.

    Sepanjang Januari hingga November 2025 misalnya, total sudah ada 11.659 unit Fortuner 2.8 L yang terdistribusi ke dealer-dealer Toyota. Jumlahnya berkali-kali lipat lebih banyak dari dua tipe lainnya. Sebagai perbandingan, untuk periode yang sama, distribusi Fortuner 2.7 L hanya 277 unit dan 2.4 L 232 unit.

    Adapun di antara ketiga tipe itu, 2.4 L harganya paling murah. Rupanya meski harganya paling murah nyatanya tidak menjamin jadi yang terlaris. Sebaliknya, dengan banderol harga mulai Rp 640 jutaan, Fortuner 2.8 L justru paling banyak diincar.

    Spesifikasi Toyota Fortuner

    Untuk spesifikasi, jelas berbeda dari ketiga opsi mesin yang ditawarkan. Untuk mesin, tipe 2.4 L menggendong mesin 2GD FTV berkapasitas 2.393 cc yang bisa menyemburkan tenaga 149,6 PS dan 3.400 rpm. Torsi maksimumnya 40.8 kgm pada 1.600-2.000 rpm. Fitur pada Fortuner 2.4 L antara lain hill start assist, emergency brake signal, trailer sway control, traction control, hingga vehicle stability control.

    Selanjutnya Fortuner 2.7 L mengusung mesin 2TR-FE berkapasitas 2.694 cc. Mesin itu bisa menyemburkan tenaga sebesar 163 PS pada 3.400 rpm dan torsi maksimum 24.7 kgm pada 4.000 rpm. Mobil ini mengusung bahan bakar bensin.

    Terakhir, Fortuner 2.8 L mengusung mesin 1GD FTV dengan kapasitas silinder 2.755 cc. Mesin yang dipasangkan dengan transmisi otomatis tersebut bisa memuntahkan tenaga 163 PS pada 3.400 rpm dan torsi 50.9 kgm pada 1.600-2.800 rpm.

    (dry/din)

  • Dulu Mobil Hybrid Lebih Laris, Sekarang Mobil Listrik Meroket 113%!

    Dulu Mobil Hybrid Lebih Laris, Sekarang Mobil Listrik Meroket 113%!

    Jakarta

    Mobil hybrid electric vehicles (HEV) mengalami pertumbuhan penjualan dari tahun ke tahun. Di sisi lain, mobil listrik justru menunjukkan ledakan peminat yang lebih signifikan, kenaikannya menyentuh 113 persen!

    Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid sepanjang Januari-November menyentuh angka 57.311 unit dan mobil listrik tembus 82.525 unit.

    Menengok data lima tahun sebelumnya, penjualan mobil hybrid selalu lebih tinggi dari mobil listrik. Misalnya tahun 2020, mobil hybrid menjadi raja kecil segmen elektrifikasi. Pada tahun tersebut, mobil hybrid terdistribusi sebanyak 1.191 unit, mobil listrik cuma 125 unit.

    Kenaikan penjualan mobil listrik langsung signifikan pada 2022, tembus 10.327 unit. Meski begitu, mobil hybrid masih unggul tipis dengan torehan penjualan 10.344 unit.

    Angka penjualan mobil hybrid melonjak pada tahun 2023, totalnya menyentuh 54.179 unit. Munculnya produk-produk baru yang sangat populer di segmen pasar “gemuk” menjadi faktor utama penjualan mobil hybrid melonjak ketimbang tahun 2022.

    Dalam periode tahun yang sama, mobil listrik juga mengalami pertumbuhan, angkanya jadi 17.051 unit.

    Pertumbuhan mobil elektrifikasi makin menjanjikan pada tahun 2024. Mobil hybrid masih jadi yang terlaris dengan membukukan angka sebesar 59.903 unit. Sementara mobil listrik mengekor dengan angka 43.188 unit.

    Bagaimana penjualan Januari-November 2025? mobil hybrid mengalami pertumbuhan 5 persen jika dibandingkan tahun lalu, sekarang sudah menyentuh 57.311 unit. Tapi mobil listrik jauh lebih tinggi lagi, sebanyak 82.525 unit terdistribusi, atau naik 113 persen dibanding tahun lalu yang mencapai angka 38.677 unit.

    Penjualan Mobil Listrik vs Mobil Hybrid

    Berikut ini data wholesales penjualan mobil hybrid vs listrik dalam 5 tahun terakhir

    2020

    Hybrid: 1.191 unit
    Battery Electric Vehicles: 125 unit

    2021

    Hybrid: 2.472 unit
    Battery Electric Vehicles: 687 unit

    2022

    Hybrid: 10.344 unit
    Battery Electric Vehicles: 10.327

    2023

    Hybrid: 54.179 unit
    Battery Electric Vehicles: 17.051 unit

    2024

    Hybrid: 59.903 unit
    Battery Electric Vehicles: 43.188 unit

    2025 (Januari-November)

    Hybrid: 57.311 unit
    Battery Electric Vehicles: 82.525 unit

    (riar/dry)

  • Mobil PHEV di RI ‘Ugal-ugalan’ Gegara Merek China, Naiknya Ribuan Persen!

    Mobil PHEV di RI ‘Ugal-ugalan’ Gegara Merek China, Naiknya Ribuan Persen!

    Jakarta

    Mobil plug in hybrid electric vehicles (PHEV) mewarnai garasi masyarakat Indonesia. Menariknya data penjualan mobil PHEV naik ribuan persen, lho!

    Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil elektrifikasi (hybrid, plug in hybrid, dan battery electric vehicles) di Indonesia sudah tembus 144.148 unit.

    Rinciannya, PHEV angkanya tembus 4.312 unit, hybrid sebanyak 57.311 unit, dan BEV sebesar 82.525 unit.

    Melihat sejarahnya, PHEV sempat dianggap sebagai segmen “niche” yang sulit berkembang. Bayangkan saja, pada tahun 2019, hanya ada 25 unit yang mengaspal di tanah air. Angka ini bahkan sempat merosot tajam ke angka satuan-hanya 8 unit-saat pandemi melanda di tahun 2020.

    Selama bertahun-tahun kemudian, pertumbuhannya merangkak sangat pelan, seolah tertahan di angka puluhan hingga seratusan unit saja. Namun, tahun 2025 menjadi sejarah baru untuk mobil PHEV. Dari yang hanya terdistribusi 136 unit sepanjang 2024, angka tersebut mendadak meledak menjadi 4.312 unit hanya dalam periode Januari hingga November 2025.

    Angka pertumbuhannya mencapai ribuan persen dibandingkan periode Januari-November, dari 130 unit (2024) menjadi 4.312 unit (2025), artinya terjadi kenaikan sebesar 3.217 %.

    Mayoritas yang bikin melejit penjualan mobil PHEV adalah merek asal China, Chery Group.

    Sebelum merek China masuk, PHEV dari pabrikan Eropa atau Jepang umumnya diposisikan di segmen premium dengan harga yang cukup tinggi.

    Ini berkat Chery yang memasarkan Tiggo 8 dan Tiggo 9 berteknologi Chery Super Hybrid (CSH). Tiggo 8 CSH sudah mengirim sebanyak 2.853 unit pada periode Januari-November 2025, sementara Tiggo 9 CSH sebanyak 339 unit.

    Merek China lain yang turut memasarkan PHEV ialah Jaecoo lewat J7 dan J8. Kedua model itu masing-masing terjual 576 unit dan 186 unit pada periode Januari-November 2025.

    Mazda nggak ketinggalan. Brand asal Jepang itu ditopang oleh Mazda CX-80 dengan capaian 69 unit.

    Toyota yang ikut coba memasarkan PHEV belum terlihat bagus dalam peta persaingan. Lewat Prius PHEV, penjualannya baru mencatat satu unit.

    Baru-baru ini, Wuling ikut meramaikan pasar PHEV dengan kemunculan Darion. Mobil tersebut sudah terdistribusi sebanyak 8 unit.

    Geely juga masuk dalam daftar merek China yang ikut menambah opsi PHEV. Geely Starray sudah terdistribusi sebanyak 167 unit pada November 2025.

    Kemunculan mobil PHEV dengan harga yang lebih kompetitif yang diproduksi secara lokal bikin PHEV tidak lagi menjadi barang mewah yang langka.

    Mobil PHEV Terlaris di Indonesia

    Berikut adalah daftar mobil PHEV terlaris di Indonesia (Januari-Oktober 2025) yang didominasi merek China, berdasarkan data Gaikindo:

    1. Chery Tiggo 8 CSH: 2.853 unit
    2. Jaecoo J7 SHS: 576 unit
    3. Chery Tiggo 9 CSH: 339 unit
    4. Jaecoo J8 SHS: 186 unit
    5. Geely Starray: 167 unit
    6. Mazda CX-80 PHEV: 69 unit

    (riar/dry)

  • Harga Mepet Brio RS-Agya GR, Berapa Banyak Penjualan Jaecoo J5?

    Harga Mepet Brio RS-Agya GR, Berapa Banyak Penjualan Jaecoo J5?

    Jakarta

    Harga mobil listrik Jaecoo J5 mepet mobil hatchback Honda Brio RS dan Toyota Agya GR. Seberapa laris Jaecoo J5 sejak harganya diumumkan pada awal November 2025?

    Sebelum beranjak ke penjualan, strategi harga yang ditawarkan Jaecoo J5 hanya selisih tipis di antara varian tertinggi mobil-mobil hatchback terpopuler seperti Honda Brio RS dan Toyota Agya GR Sport. Konsumen bisa mendapatkan SUV listrik lima penumpang dengan harga setara hatchback bensin.

    Jaecoo J5 saat ini dibanderol mulai Rp 249,9 juta (tipe terendah). Sementara tipe tertingginya dibanderol Rp 299,9 juta.

    Sebagai pembanding, Honda Brio RS tipe termurah saat ini Rp 248,2 juta, dan tipe tertingginya Rp 258,2 juta. Sementara Agya GR termurah Rp 239,4 juta, termahalnya dibanderol Rp 265,3 juta.

    Kehadiran Jaecoo J5 EV dengan banderol harga yang ‘mengganggu’ segmen lain ini mengindikasikan bahwa teknologi mobil listrik kini sudah bisa menyentuh segmen harga yang sebelumnya dianggap mustahil.

    Jaecoo J5 EV, yang secara dimensi masuk kategori SUV, menawarkan tenaga yang jauh lebih besar (210 PS dan 288 Nm) dan klaim jarak tempuh hingga 461 km (WLTC), menjadikannya tawaran yang sulit diabaikan.

    Lantas bagaimana penjualannya?

    Dikutip dari laporan wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gaikindo, Jaecoo J5 sudah terdistribusi sebanyak 653 unit. Angka tersebut jumlah dari capaian Oktober dan November 2025.

    Jaecco pernah menyebut sejak pertama diumumkan pada awal November lalu, SUV listrik itu diklaim sudah dipesan 6.000 unit lebih.

    Pencapaian Jaecoo J5 belum sefenomenal kehadiran BYD Atto 1 yang bisa tembus di atas 8 ribu unit per bulan.

    Di sisi lain, pasar mobil listrik di Indonesia masih bertumbuh, data menunjukkan sebanyak 82.525 unit mobil listrik mengambil pangsa pasar sepanjang Januari-November 2025.

    Total penjualan wholesales selama 11 bulan ini mencapai 710.084 unit. Artinya pangsa pasar mobil listriknya sepanjang tahun ini sudah 11,62 persen.

    (riar/dry)

  • Segini Penjualan Mobil VinFast di RI

    Segini Penjualan Mobil VinFast di RI

    Jakarta

    VinFast, merek asal Vietnam mencatatkan sejarah baru dengan beroperasinya pabrik di Subang, Jawa Barat. VinFast menjadi penantang serius bagi merek Jepang, Korea Selatan, dan China di Indonesia, seberapa banyak penjualannya?

    Saat ini VinFast hanya memasarkan mobil listrik. Berdasarkan data wholesales Gaikindo, sebanyak 82.525 unit mobil listrik terjual sepanjang Januari-November 2025. VinFast mengambil 3,78 persen dari total penjualan mobil listrik secara nasional.

    Bila dirinci lebih jauh, sebanyak 3.118 unit mobil listrik VinFast sudah terdistribusi sepanjang tahun ini di Indonesia. Model terlarisnya, VF 3 dengan capaian 1.562 unit, disusul VF e34 sebesar 1.452 unit, VF 5 sebanyak 75 unit, dan VF 6 laku 29 unit.

    Melihat capaian tersebut, VinFast perlu kerja keras lagi untuk bisa tembus tiga besar penjualan mobil listrik terlaris di Indonesia. Merek-merek China masih mendominasi penjualan.

    Di lain sisi, VinFast memiliki komitmen besar di Indonesia. Pabrik VinFast Subang berdiri di atas lahan seluas 171 hektare dan dikembangkan bertahap dengan total investasi lebih dari USD 1 miliar. Pada fase lanjutan, kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 350.000 unit kendaraan per tahun. Tak hanya buat memenuhi permintaan pasar domestik, pabrik ini juga berpeluang dijadikan sebagai basis produk ekspor.

    Pada Fase 1, VinFast menginvestasikan lebih dari USD 300 juta dengan kapasitas produksi awal 50.000 unit per tahun. Fasilitas ini juga dilengkapi lini produksi terintegrasi berstandar internasional dengan tingkat otomasi tinggi dan teknologi canggih. Area produksi mencakup body welding (pengelasan bodi), painting (pengecatan), assembly (perakitan), pusat inspeksi kualitas, serta gudang logistik.

    VinFast juga menyiapkan area khusus untuk supplier park (kawasan industri pemasok), yang akan menjadi pusat pengembangan pemasok dan pelaku industri lokal. Kawasan ini direncanakan terus diperluas untuk mendukung lokalisasi yang mendalam dan berkelanjutan.

    Saat beroperasi penuh, pabrik VinFast di Subang diproyeksikan menciptakan 5.000 hingga 15.000 lapangan kerja langsung, serta ribuan lapangan kerja tidak langsung di sektor rantai pasok dan layanan pendukung

    Pada tahap awal, pabrik akan memproduksi model EV strategis VinFast untuk pasar Indonesia, yakni VF 3, VF 5, VF 6, dan VF 7 dengan setir kanan.

    Ke depannya, pabrik Subang juga akan merakit model-model baru yang dijadwalkan meluncur pada 2026, termasuk sepeda motor listrik (e-scooter) dan MPV listrik yang dioptimalkan untuk kebutuhan komersial dan layanan.

    (riar/dry)

  • Setahun di Industri EV RI, Aletra Capai TKDN 44% & Perluas Dealer 3S

    Setahun di Industri EV RI, Aletra Capai TKDN 44% & Perluas Dealer 3S

    Jakarta

    PT Aletra Mobil Nusantara (Aletra) resmi menandai satu tahun perjalanannya di pasar otomotif nasional. Dalam periode yang relatif singkat, Aletra telah melalui fase adaptasi, konsolidasi, dan penguatan struktur operasional, yang menjadi landasan penting bagi pertumbuhan perusahaan ke depan.

    Sepanjang tahun ini, Aletra terus mengupayakan relevansi produk, kesiapan layanan, serta keberlanjutan jangka panjang demi menghadirkan pengalaman mobilitas listrik yang lebih dekat dengan masyarakat Indonesia.

    “Pencapaian strategis yang kami raih di 2025 merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan Aletra ke depan. Produksi lokal yang semakin kuat, jaringan layanan yang berkembang, dan rencana pengembangan produk baru menjadi langkah awal kami untuk bersaing lebih luas di pasar kendaraan listrik Indonesia,” ujar Chief Executive Officer PT Aletra Mobil Nusantara, Andre Jodjana dalam keterangannya, Senin (15/12/2025).

    Lokalisasi Produksi & Adaptasi Produk yang Mendorong TKDN 44%

    Memasuki tahun pertamanya, Aletra berhasil mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 44% untuk Aletra L8 EV. Pencapaian ini dimungkinkan melalui proses lokalisasi produksi yang dilakukan secara bertahap, mulai dari perakitan secara CKD di fasilitas PT Handal Indonesia Motor di Purwakarta hingga peningkatan porsi komponen yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar Indonesia.

    Sebelum memasuki fase CKD, Aletra juga melakukan penyempurnaan produk agar lebih relevan bagi penggunaan masyarakat Indonesia. Penyesuaian tersebut meliputi tuning suspensi untuk menghadapi karakter jalan yang beragam, peningkatan performa pendinginan kabin untuk iklim tropis, serta optimasi beberapa komponen non-powertrain yang memungkinkan peningkatan kandungan lokal secara bertahap.

    Kemudahan Akses Layanan Melalui Perluasan Dealer 3S

    Foto: Aletra

    Penguatan fondasi operasional juga tercermin dari perluasan ekosistem layanan, Aletra kini sudah memiliki total 6 dealer yang beroperasi di Pluit, PIK, Puri, Kemang, Pekanbaru, dan Dewi Sartika.

    Seluruh jaringan dealer Aletra juga dikembangkan dengan standar layanan terpadu untuk memastikan pelanggan memperoleh akses yang konsisten terhadap konsultasi, test drive, perawatan berkala, serta ketersediaan suku cadang. Penguatan layanan juga didukung integrasi Voltron EV Charging Station di beberapa titik dealer, untuk memberikan ketersediaan infrastruktur pengisian daya.

    Pertumbuhan Produksi dan Respons Pasar yang Semakin Positif

    Stabilitas manufaktur Aletra terlihat di semester kedua 2025, dengan produksi 200 unit pada Agustus-Oktober, disusul 103 unit pada November-Desember. Dari total unit tersebut, 147 unit telah dikirimkan kepada konsumen di berbagai wilayah Indonesia.

    Peningkatan ini menjadi indikator kesiapan rantai pasok dan jalur distribusi Aletra pada tahun pertama operasionalnya. Sebagai bagian dari kesiapan Aletra untuk beroperasi dalam ekosistem industri otomotif yang terstruktur, Aletra akan bergabung sebagai anggota GAIKINDO dalam waktu dekat.

    Keanggotaan ini memungkinkan Aletra untuk mengikuti mekanisme pelaporan penjualan resmi secara berkala, sehingga data pasar Aletra tercatat secara transparan dalam sistem industri nasional. Langkah ini memperlihatkan kesiapan Aletra untuk bersaing secara setara dengan pelaku otomotif lainnya dan menjadi bagian dari dinamika pasar otomotif di Indonesia.

    Arah Pengembangan Aletra pada 2026: Penguatan R&D dan Perluasan Portofolio

    Foto: Aletra

    Memasuki 2026, Aletra menyiapkan langkah penguatan kapabilitas riset dan rekayasa melalui pembangunan Aletra Head Office & R&D Center yang dijadwalkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun. Fasilitas ini akan menjadi pusat inovasi untuk peningkatan kualitas kendaraan dan pengembangan teknologi yang relevan bagi konsumen Indonesia.

    Seiring meningkatnya minat konsumen terhadap Aletra L8 EV, Aletra melihat adanya kebutuhan kendaraan listrik di segmen yang lebih luas, termasuk penggunaan untuk operasional bisnis.

    Permintaan yang berkembang di segmen ini membuka peluang bagi Aletra untuk memperluas portofolionya ke arah solusi mobilitas listrik bagi kebutuhan B2B, tanpa meninggalkan fokus pada kenyamanan, efisiensi, dan durabilitas yang menjadi karakter L8 EV. Inisiatif ini akan menjadi salah satu fokus pengembangan Aletra pada fase berikutnya, sejalan dengan dinamika kebutuhan pasar.

    “Fondasi yang kami bangun sepanjang tahun pertama menjadi langkah awal bagi perjalanan Aletra di Indonesia. Memasuki 2026, kami semakin siap untuk tumbuh lebih cepat dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perkembangan industri kendaraan listrik nasional,” tutup Andre.

    (akd/ega)