Organisasi: ASEAN

  • Terpopuler, kesepakatan Trump hingga banyak WNA datang ke Jaksel

    Terpopuler, kesepakatan Trump hingga banyak WNA datang ke Jaksel

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita terpopuler Rabu pagi yang menarik untuk disimak, mulai dari Trump umumkan kesepakatan besar dengan Presiden Prabowo hingga alasan mengapa WNA banyak datang ke Jaksel. Berikut rangkuman beritanya:

    1. Trump umumkan kesepakatan besar dengan Presiden Prabowo

    Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump mengumumkan bahwa telah tercapai sebuah “kesepakatan besar” antara dirinya dengan Indonesia melalui dialog langsung dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

    Pernyataan tersebut ia sampaikan melalui akun media sosial Truth pribadinya pada Selasa malam pukul 08.50 waktu AS. Baca selengkapnya di sini.

    2. Puan sebut putusan MK soal pemisahan pemilu menyalahi UUD

    Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai pemisahan pemilu antara pemilu nasional dan pemilu lokal menyalahi amanat dari Undang-Undang Dasar 1945.

    Maka dari itu, menurut dia, semua fraksi partai politik di DPR RI akan menyikapi secara bersama-sama putusan MK tersebut. Baca selengkapnya di sini.

    3. Klasemen Grup A ASEAN U-23 2025: Indonesia peringkat pertama

    Timnas U-23 Indonesia untuk sementara memuncaki klasemen Grup A Kejuaraan ASEAN U-23 2025 setelah menghancurkan Brunei Darussalam 8-0 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa. Baca selengkapnya di sini.

    4. Gunung Semeru erupsi dengan letusan hingga 1,2 km di atas puncak

    Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi dengan tinggi letusan hingga 1,2 kilometer di atas puncak pada Selasa pagi. Baca selengkapnya di sini.

    5. Ini alasan mengapa WNA banyak datang ke Jaksel

    Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Jakarta Selatan menyatakan keamanan politik dan biaya hidup murah jadi faktor warga negara asing (WNA) mendatangi daerah itu. Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Indriani
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kadin meluncurkan Global Engagement Office perkuat bisnis RI di dunia

    Kadin meluncurkan Global Engagement Office perkuat bisnis RI di dunia

    Kami akan bekerja agar Indonesia lebih dikenal di Prancis.

    Jakarta (ANTARA) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meluncurkan Global Engagement Office atau Kadin GEO di Paris, Prancis, sebagai tonggak penting untuk memperkuat posisi dunia usaha Indonesia di kancah global, khususnya dalam diplomasi ekonomi dan pengembangan kerja sama internasional.

    Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, menyatakan peluncuran Kadin GEO bertepatan dengan Bastille Day pada 14 Juli.

    “Kita membutuhkan navigator di Uni Eropa, dan di sinilah peran Prancis menjadi sangat penting untuk membantu kita membuka lebih banyak peluang, khususnya pasca penandatanganan awal IEU-CEPA yang kami lakukan kemarin di Brussels,” ujar Anindya atau Anin sapaan akrabnya.

    Kadin GEO nantinya akan dipimpin oleh Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia Bernardino M Vega. Kantor Kadin GEO akan menjadi ujung tombak diplomasi ekonomi, menghubungkan kepentingan pelaku usaha Indonesia dengan ekosistem bisnis internasional.

    Lebih lanjut, Anin juga menyoroti pentingnya konsistensi dalam memperkenalkan Indonesia ke berbagai forum internasional, agar posisi Indonesia semakin diperhitungkan di mata dunia.

    “Kami ingin memiliki narasi yang konsisten dalam membawa nama Indonesia ke berbagai forum bilateral maupun multilateral. Ini penting karena kita aktif di ASEAN, APEC, OECD, BRICS, hingga COP dan G20,” ujar Anin pula.

    Lebih lanjut, CEO Danone Antoine de Saint Affrique menyambut positif kehadiran Kadin GEO, dan menyatakan keyakinannya terhadap potensi besar kerja sama Indonesia-Prancis.

    “Hari ini adalah simbol persahabatan besar antara dua negara besar. Kami di Danone telah lama menjadi bagian dari Indonesia melalui Aqua dan SGM. Dengan lebih dari 12.000 karyawan dan 24 pabrik, kami merasa menjadi bagian dari keluarga besar Indonesia,” ujar Antoine.

    Antoine menambahkan, kemitraan jangka panjang yang dilandasi kesamaan nilai dan visi akan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

    Hal senada juga disampaikan Director General Movement des Entreprises de France International (MEDEF) Philippe Gautier. Menurutnya, MEDEF yang mewakili lebih dari 200.000 perusahaan di berbagai sektor siap mendukung kemitraan strategis ini.

    “Kami akan bekerja agar Indonesia lebih dikenal di Prancis. Anda adalah negara strategis di Asia dan masih banyak langkah yang harus diambil agar potensi ekonomi Indonesia lebih dikenal di sini,” kata Gautier.

    Gautier juga menyoroti momentum positif hubungan bilateral dan peluang dalam kerangka IEU-CEPA.

    “Kami berharap kerja sama ini dapat segera terealisasi, tidak hanya mewakili Prancis, tetapi juga Eropa,” ujarnya.

    Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia James Riady menyampaikan refleksi penting terkait arah baru Pemerintahan Indonesia.

    James menilai Presiden RI Prabowo Subianto membawa semangat revolusi modern dengan rencana pembangunan yang terstruktur.

    James juga mengapresiasi peran perusahaan Prancis seperti Danone yang telah lama menjadi pionir di Indonesia, serta mengajak lebih banyak investasi.

    “Kami berharap Prancis, dengan perannya yang besar, bisa lebih mendorong perusahaannya untuk berpartisipasi aktif dalam perekonomian Indonesia. Jika saat ini Indonesia adalah pasar terbesar keempat bagi Danone, siapa tahu bisa jadi ketiga atau kedua. Karena kalau tidak dijawab, kami anggap sangat menguntungkan,” kata James.

    Peluncuran Kadin GEO di Paris menegaskan komitmen Indonesia untuk lebih aktif membangun kemitraan global.

    Melalui kantor ini, Kadin akan terus memperluas jejaring dalam perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi lintas negara, membawa Indonesia menjadi pemain utama di lanskap ekonomi dunia.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Suporter Padati Stadion GBK Jelang Laga Piala AFF U23 Indonesia Vs Brunei 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juli 2025

    Suporter Padati Stadion GBK Jelang Laga Piala AFF U23 Indonesia Vs Brunei Megapolitan 15 Juli 2025

    Suporter Padati Stadion GBK Jelang Laga Piala AFF U23 Indonesia Vs Brunei
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Timnas Indonesia
    U-23 melawan timnas Brunei Darussalam U-23 dalam laga pertama Grup A ASEAN Cup U-23 2025 atau Piala AFF U-23 hari ini Selasa (15/7/2025).
    Pertandingan ini akan berlangsung di 
    Stadion Utama Gelora Bung Karno
    (SUGBK), Senayan,
    Jakarta
    Pusat, malam ini pukul 20.00 WIB.
    Pantauan Kompas.com di lokasi, para suporter mulai berdatangan ke sekitar kawasan GBK sejak pukul 16.00 WIB.
    Mereka terlihat mengenakan jersey timnas merah-putih, syal, hingga bendera Indonesia.
    Bagas Wicaksono (28), warga Cawang, datang mengenakan jersey merah timnas dan ikat kepala bertuliskan “Garuda di Dadaku”.
    Ia mengatakan bahwa mendukung timnas bukan soal besar kecilnya lawan, melainkan kecintaan terhadap lambang Garuda.
    “Buat saya, ini bukan soal siapa lawannya. Meski cuma Brunei, ya tetap harus kita dukung. Kita ini kan negara besar, timnas itu harga diri bangsa. Enggak bisa kita cuma pilih-pilih dukungan kalau lawan besar aja,” kata Bagas kepada Kompas.com, Selasa.
    Menurutnya, suporter sejati justru akan hadir kapan pun timnas bermain, termasuk saat menghadapi lawan yang dianggap lemah.
    “Justru saat lawan lemah ini, kita bisa tunjukkan bahwa dukungan itu enggak pernah setengah-setengah,” ujarnya.
    Bagas mengaku rutin datang ke GBK setiap kali timnas berlaga termasuk tim kelompok usia.
    “Saya bukan cuma nonton saat Piala Asia atau lawan negara besar. Kalau timnas U-23, U-19, bahkan U-16 sekalipun main, saya tetap semangat. Mereka generasi penerus. Harus kita jaga motivasi mereka,” tambahnya.
    Senada, Fitriani (34), warga Kebon Kacang, juga datang ke GBK bersama suami dan dua anaknya.
    Ia mengaku sengaja mengajak anak-anaknya untuk merasakan langsung atmosfer pertandingan timnas.
    “Anak-anak saya ini masih kecil, tapi mereka suka banget kalau lihat timnas main. Jadi saya ajak ke sini. Kita nonton langsung biar mereka cinta Indonesia sejak dini,” ujar Fitriani.
    Ia menegaskan bahwa laga melawan Brunei tetap penting dan menjadi momen edukatif bagi anak-anak.
    “Buat saya, semua pertandingan itu penting. Biar anak-anak belajar apa itu kebanggaan menjadi orang Indonesia,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bakamla Janji Insiden Nelayan RI Diterpa Ombak Kapal Coast Guard Singapura Tak Terulang

    Bakamla Janji Insiden Nelayan RI Diterpa Ombak Kapal Coast Guard Singapura Tak Terulang

    Bakamla Janji Insiden Nelayan RI Diterpa Ombak Kapal Coast Guard Singapura Tak Terulang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan
    Keamanan Laut
    Republik Indonesia (
    Bakamla RI
    ) Laksamana Madya TNI
    Irvansyah
    menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama
    keamanan laut
    antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
    Salah satu tujuan utamanya adalah mencegah insiden-insiden di laut, seperti yang sempat terjadi akhir tahun lalu saat
    nelayan
    Indonesia diterpa ombak
    kapal Coast Guard Singapura
    , terulang.
    “Singapura juga gitu yang kemarin kena ombak, kita juga sudah komunikasi, bahwa dari Singapura itu juga sudah menyampaikan permohonan maaf bahwa itu mungkin kejadian
    accident force majeure
    , situasi di lapangan kita sendiri tidak paham. Insya Allah tidak akan terulang lagi,” kata Irvansyah, saat ditemui di Dermaga Ex-President, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/7/2025).
    Hal tersebut disampaikan Irvansyah setelah menyambut kedatangan dua kapal Singapore Police Coast Guard (SPCG) di lokasi yang sama.
    Kedatangan kapal Blue Shark dan Tiger Shark itu merupakan bagian dari kunjungan balasan Singapura setelah sebelumnya Bakamla RI mengunjungi Negeri Singa dengan kapal patroli.
    Selain dua kapal Singapura, empat personel dari Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) juga ikut hadir berkunjung.
    Selama tiga hari ke depan, ketiga negara akan menggelar berbagai kegiatan bersama, seperti olahraga hingga diskusi ringan soal keamanan laut.
    Irvansyah menyebut, kegiatan ini menunjukkan soliditas antar-Coast Guard ASEAN, khususnya di kawasan Selat Malaka dan sekitarnya.
    “Ini menunjukkan bahwa memang untuk keamanan laut, keselamatan di laut ini milik bersama, tidak hanya milik satu negara saja,” ungkap jenderal bintang tiga TNI AL itu.
    Irvansyah mengatakan, kerja sama trilateral ini sudah terjalin cukup lama melalui patroli bersama yang dinamai Operasi Optima, serta pertukaran informasi antara pusat kendali masing-masing negara.
    Patroli gabungan ini juga menyasar penanggulangan ancaman nyata di perairan Asia Tenggara, seperti penyelundupan narkoba, barang ilegal, hingga perdagangan manusia.
    Irvansyah mengakui bahwa jaringan penyelundupan di kawasan ini sangat kuat, dan upaya penegakan hukum tidak bisa dilakukan secara sepihak.
    “Dan ini perlu kita kerja samakan. Terutama narkoba. Memang jaringannya sepertinya tidak habis-habisnya. Seperti kejahatan di darat juga tidak pernah habisnya. Sekeras apapun kita bekerja, selalu ada,” tutur dia.
    Diberitakan sebelumnya, sejumlah nelayan Belakangpadang dilaporkan mengalami intimidasi saat menangkap ikan di wilayah perairan Pulau Nipah, Batam, Kepulauan Riau pada Selasa (24/12/2024).
    Salah satu nelayan dilaporkan jatuh dari boat akibat terkena ombak yang ditimbulkan oleh kapal patroli Singapura.
    Menindaklanjuti kejadian ini, Himpunan
    Nelayan
    Seluruh Indonesia (HNSI) Kepri mengirimkan surat somasi ke Pemerintah Singapura melalui Konsulat Jenderal Singapura di Batam pada Jumat (27/12/2024).
    Berdasarkan surat somasi dan pemberitaan yang berkembang, Departemen Urusan Publik Polisi Singapura (SPF) melalui laman Singapore Police Force (SPF) membantah insiden ini terjadi di perairan Pulau Nipah, Batam.
    Dalam kronologi yang dilampirkan, PCG menyebutkan bahwa pada pukul 08.45 waktu Singapura, beberapa kapal nelayan terlihat memasuki perairan Tuas View Extension.
    Sekitar pukul 13.20 waktu setempat, dua dari lima kapal nelayan Indonesia dilaporkan bergerak lebih dalam ke arah barat laut Tuas View Extension.
    Pihak PCG kemudian mengarahkan kapal patroli untuk mencegat kedua kapal tersebut, dan petugas berkomunikasi dengan nelayan serta meminta mereka meninggalkan area Singapore Territorial Waters (STW) karena kapal tanpa izin dilarang masuk.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengusaha Sepatu RI Tak Tinggalkan Pasar AS Meski Ada IEU-CEPA

    Pengusaha Sepatu RI Tak Tinggalkan Pasar AS Meski Ada IEU-CEPA

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyambut peluang akses pasar ke Uni Eropa setelah sinyal kesepakatan kemitraan dagang Indonesia-European Union Comprehensive (IEU-CEPA) makin kuat. 

    Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa resmi mencapai kesepakatan perdagangan melalui IEU-CEPA yang ditargetkan rampung pada September 2025. Kesepakatan ini dapat mendukung kemudahan akses perdagangan kedua negara. 

    Direktur Eksekutif Aprisindo Yoseph Billie Dosiwoda mengatakan, dengan disepakatinya IEU-CEPA, Indonesia akan menyusul negara tetangga di Asean yakni, Singapura dan Vietnam yang telah mengimplementasikan kemitraan dagang ini lebih dulu.

    Namun, dia menegaskan bahwa IEU-CEPA harus dilihat sebagai perluasan pasar ekspor tambahan bukan mengganti pasar yang ada dengan negara lain termasuk Amerika Serikat (AS). 

    “Jadi jangan disalah artikan IEU-CEPA, apabila berhasil diharapkan disepakati September, meninggalkan pasar sebelumnya, tentu tidak,” kata Billie kepada Bisnis, Selasa (15/7/2025). 

    Menurut dia, pemerintah saat ini masih berjuang melalui negosiasi agar AS mau menurunkan tarif timbal balik yang dikenakan 32% terhadap produk Indonesia dan berharap lebih rendah dari yang sementara yang berlaku saat ini 10%. 

    Di samping itu, pasar Amerika dan negara lain di benua lain tetap diharapkan mengalami peningkatan ekspor sehingga Indonesia dapat bersaing yang kompetitif di tingkat global, termasuk UMKM/IKM lokal dapat melalukan ekspor selain memenuhi kebutuhan pasar domestik.

    “Angka eskpor alas kaki Indonesia ke Eropa dari data yang ada 2020-2024 relatif naik turun dan menunjukan tren yang positif, merujuk angka ekspor tahun 2024 sebesar US$1,723 juta,” ungkapnya. 

    Aprisindo menargetkan jika IEU-CEPA segera berlaku dengan tarif ekspor 0% ke wilayah Eropa maka industri sepatu dapat meningkatkan kinerja ekspor hingga 50%-60%. 

    Sementara itu, ekspor alas kaki ke AS masih jauh lebih tinggi dengan nilai mencapai US$2,47 miliar pada 2024. 

    “Jadi bisa dibayangkan [potensi] peningkatan positif ini agar industri padat karya alas kaki ini selalu menjadi industri sunsrise yang terus mampu berkembang pesat dan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi,” pungkasnya. 

  • Hasil Lawatan Prabowo dari Tanah Haram, BRICS, Pusat Eropa, hingga Bastille Day

    Hasil Lawatan Prabowo dari Tanah Haram, BRICS, Pusat Eropa, hingga Bastille Day

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke luar negeri selama 2 pekan terakhir. Dia mengunjungi tanah haram, hadir dalam konferensi tingkat tinggi BRICS di Brasil, bertemu Presiden Uni Eropa, hingga berjumpa Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam peringatan Hari Bastille.

    Hari Bastille adalah momen spesial dalam sejarah Prancis. Momen penyerbuan penjara Bastile pada abad ke 18 lalu yang menandai era munculnya negara modern Prancis dan berakhirnya era monarki absolute. 

    Prabowo menjadi tamu spesial dalam peringatan tersebut. Dia duduk di samping Presiden Prancis Emmanuel Macron. Prabowo juga disambut cukup antusias. Dia dijamu Macron, dalam sebuah jamuan makan malam.

    Namun demikian, rangkaian tour Prabowo ke negara-negara Arab Saudi, Brasil hingga Eropa bukannya tanpa hasil. Sebelum ke Prancis, Prabowo telah bertemu dengan Presiden Uni Eropa, Ursula von der Leyen. Dia membawa sejumlah kesepakatan dalam pertemuan di Brussel, Belgia, Minggu (13/7/2025).

    Presiden Prancis Emmanuel Macron

    Salah satu yang dihasilkan adalah kesepakatan mengenai Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA. 

    Perjanjian kemitraan ekonomi secara menyeluruh antara kedua negara itu memakan waktu selama 10 tahun dalam rangka negosiasi, dan akhirnya baru disepakati melalui perundingan panjang. 

    Pada keterangan pers bersama di Brussel, Prabowo berterima kasih kepada Presiden von der Leyen yang telah menerimanya pada Minggu siang ini. Dia menyampaikan bahwa pertemuan itu menunjukkan kedua negara memiliki hubungan baik. 

    Prabowo lalu mengumumkan bahwa pada hari ini kedua negara juga telah mencapai kesepakatan pada IEU-CEPA, yang dinilainya merupakan suatu terobosan. 

    “Setelah 10 tahun negosiasi, kami telah menyelesaikan kesepakatan terhadap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif, yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas,” ujarnya kepada awak media, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025). 

    Menurut Prabowo, Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai banyak kesepakatan dalam pertemuan bilateral ini. Kedua negara juga disebut akan mengakomodasi kepentingan ekonomi satu sama lain yang mencerminkan hubungan saling menguntungkan.

    Timbal Balik Indonesia-Eropa 

    Presiden ke-8 RI itu memaparkan, Uni Eropa adalah negara yang memimpin dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi serta keuangan. Sementara itu, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya kritis. 

    Dia menilai kemitraan antara kedua negara, termasuk dengan Asean, akan memberikan kontribusi yang penting terhadap stabilitas ekonomi dan geopolitik dunia. 

    “Kami menilai Eropa penting bagi kami, oleh karena itu kami ingin melihat lebih kehadiran dan partisipasi Eropa pada perekonomian kami,” ucap Prabowo. 

    Pada pertemuan antara pemimpin kedua negara dan jajarannya, terang Prabowo, tidak ada ketidaksepakatan antara Indonesia dan Uni Eropa. 

    “Itu kesimpulan yang kami punya hari ini. Saya pikir dalam era ketidakstabilan dan kebingungan ini, saya kira kita membuat contoh yang tepat,” tuturnya. 

    Di sisi lain, Prabowo juga menggunakan kesempatan tersebut untuk menyampaikan kekagumannya terhadap Eropa. Di secara blakblakan menyampaikan ingin agar Uni Eropa tumbuh lebih kuat. 

    “Mungkin tidak banyak dari kita yang ingin mengakuinya secara terbuka, tapi saya di sini mengakui terbuka bahwa kami ingin melihat Eropa yang lebih kuat,” ucapnya. 

    Dilansir dari situs Kemenko Perekonomian, perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa itu akan perlu diratifikasi oleh parlemen masing-masing di kedua negara. 

    Terdapat beberapa komoditas utama yang mendominasi ekspor Indonesia ke Eropa yakni minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, fatty acids (oleokimia), produk alas kaki, bungkil kelapa, besi baja, lemak cokelat dan kopra, serta produk berbasis karet dan mesin.

    Fasilitas Visa Bagi WNI

    Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan fasilitas baru terkait dengan visa bagi Warga Negara Indonesia (WNI). Hal itu disampaikannya usai pertemuan bilateral dengan Presiden RI Prabowo Subianto. 

    Pada pernyataan pers bersama di Brussel, Belgia, Presiden von der Leyen mengumumkan bahwa Uni Eropa telah mengadopsi kebijakan baru terkait dengan visa cascade. 

    Dia menuturkan, para WNI yang mengunjungi Uni Eropa untuk kedua kalinya dapat mengajukan Visa Schengen yang bersifat multi-entry. 

    “Artinya dari sekarang hingga seterusnya, warga negara Indonesia yang mengunjungi Uni Eropa untuk kedua kalinya akan bisa mengajukan Visa Schengen multi-entry,” terangnya pada pernyataan pers bersama dengan Prabowo di Brussel, Belgia, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025). 

    Untuk diketahui, Visa Schengen berlaku untuk mengunjungi negara-negara di Eropa dengan alasan pariwisata, bisnis, pameran dagang, atau tujuan lainnya di luar mendapat pekerjaan selama maksimal 90 hari. 

    Dilansir dari situs resmi Kedutaan Besar Jerman, yang merupakan salah satu anggota Uni Eropa, negara-negara yang dapat dikunjungi dengan visa tersebut adalah Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Denmark, Estonia, Finlandia, Hongaria, Islandia, Italia, Kroasia dan Latvia. 

    Kemudian, Liechtenstein, Lituania, Luksemburg, Malta, Norwegia, Polandia, Portugal, Prancis, Republik Ceko, Rumania, Slovakia, Slovenia, Swedia, Swiss, Spanyol, Yunani.

    “Ini akan memudahkan kunjungan dan juga untuk berinvestasi, belajar dan menjalin hubungan. Intinya, kita membangun jembatan antara masyarakat kita, Pak Presiden,” ujar von der Leyen. 

  • Rencana RI Genjot Ekspor Kopi ke Timor Leste

    Rencana RI Genjot Ekspor Kopi ke Timor Leste

    Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti bertemu Menteri Perdagangan dan Perindustrian Timor Leste Filipus Nino Pereira. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas peningkatan perdagangan kedua negara di masa depan.

    Menurutnya, walaupun Indonesia mengalami surplus dengan Timor Leste, ia akan terus mendorong peningkatan ekspor dan memperluas pasar luar negeri Indonesia, salah satunya komoditas kopi. Hal ini dikatakan dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Timor Leste, Filipus Nino di Jakarta, pada Jumat (11/7) lalu.

    “Kopi Indonesia memiliki potensi di pasar Timor Leste. Selain karena rasanya yang nikmat, kopi Indonesia juga memiliki kualitas yang tinggi dengan beragam jenis kopi di penjuru Indonesia, sehingga cocok untuk pasar Timor Leste,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (14/7/2025).

    Ia menilai kedua negara memiliki hubungan yang erat untuk terus mengembangkan hubungan lebih jauh lagi secara signifikan dan berkelanjutan. Total Perdagangan kedua negara tahun 2024 mencapai US$ 391,3 juta dengan tren pertumbuhan tahunan rata-rata 15,56%.

    Ekspor Indonesia pada 2024 tercatat sebesar US$ 386,5 juta dan mengalami peningkatan sebesar 13,6% dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, impor Indonesia mencapai US$ 4,9 juta yang turun sebesar 39,5% dari tahun 2023.

    Pada Januari-April 2025, ekspor Indonesia ke Timor Leste mencapai US$ 117,08 juta atau meningkat 11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

    “Di tahun 2024 Indonesia dengan Timor Leste mengalami surplus sebesar US$ 381,6 juta. Kemudian, Timor Leste menempati peringkat ke-42 untuk tujuan ekspor kita dan peringkat ke-126 sumber impor bagi Indonesia,” tambah Roro.

    Produk unggulan Indonesia di pasar Timor Leste yaitu kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, makanan olahan, semen, produk farmasi, hingga barang konsumsi harian.

    Beberapa komoditas strategis juga mencatat pertumbuhan signifikan, seperti kendaraan niaga ringan, tepung terigu, produk susu, hingga produk perawatan tubuh. Hal ini menegaskan bahwa pasar Timor Leste masih terbuka lebar dan menantikan kehadiran produk-produk inovatif Indonesia.

    “Kami menyambut baik kerja sama dengan Timor Leste di berbagai sektor perdagangan. Kami juga terbuka untuk berdialog dan berkolaborasi bersama dengan Timor Leste,”ujar Roro.

    Selanjutnya, Roro turut menyampaikan dukungan Indonesia terhadap aksesi Timor Leste ke ASEAN. Ia menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk mendukung aksesi Timor Leste sebagai negara anggota ASEAN ke-11.

    “Selain itu, Kementerian Perdagangan telah memiliki serangkaian program pengembangan kapasitas bagi Timor Leste melalui MoU on Technical Cooperation on Trade Sector (TCTS) untuk periode 2025-2028,” jelasnya.

    Usai pertemuan, Roro juga mengajak seluruh delegasi Timor Leste untuk mengunjungi ruang Permanent Trade Exhibition yang dikelola Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional. Dalam kunjungan tersebut Roro memperkenalkan produk-produk Indonesia yang telah diekspor ke berbagai negara.

    Lihat juga Video: Industri Kopi Terancam Jika Tarif 50% AS ke Brasil Diberlakukan

    (ada/ara)

  • Indef: RI Perlu Reformasi Diplomasi Ekonomi untuk Mengalap Tuah IEU-CEPA

    Indef: RI Perlu Reformasi Diplomasi Ekonomi untuk Mengalap Tuah IEU-CEPA

    Bisnis.com, JAKARTA — Kesepakatan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) dinilai berpotensi besar mendongkrak ekspor nasional ke pasar Eropa. Namun, perlu reformasi strategis untuk mengoptimalkan potensi kerja sama tersebut. 

    Peneliti Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Ariyo Irhamna mengatakan bahwa peluang IEU-CEPA hanya akan optimal jika diiringi dengan pembenahan kelembagaan dan strategi diplomasi ekonomi Indonesia di luar negeri.

    “Agenda ekspor kita tidak mentereng [ke Eropa] karena terhambat aspek kelembagaan, diplomasi ekonomi terpinggirkan agenda diplomasi politik karena duta besar dan wakil dubes dari Kemenlu, bukan Kemendag,” kata Ariyo kepada Bisnis, Senin (14/7/2025). 

    Menurut Ariyo, ada tiga faktor utama yang menjadi penentu peningkatan ekspor Indonesia ke Eropa setelah IEU-CEPA diratifikasi. Pertama, preferensi pasar Eropa terhadap produk-produk yang berkelanjutan dan memiliki standar tinggi. 

    Kedua, diversifikasi pasokan Eropa sebagai respons terhadap ketegangan geopolitik global seperti dengan China dan Rusia. 

    Ketiga, potensi penghapusan tarif impor (0%) dari Uni Eropa yang akan memberi keunggulan kompetitif bagi Indonesia dibanding negara Asean lain yang belum memiliki free trade agreement (FTA) dengan Uni Eropa.

    Meski demikian, Ariyo juga mencatat bahwa Uni Eropa memiliki tantangan struktural tersendiri. 

    “Struktur tarif dan regulasi teknis di UE jauh lebih kompleks daripada Amerika Serikat, misalnya ketentuan REACH, sertifikasi lingkungan, hingga carbon border adjustment mechanism,” ujarnya.

    Dia juga mengingatkan bahwa daya saing Indonesia ke depan harus dibangun berdasarkan keberlanjutan, kualitas, dan nilai tambah, bukan hanya sekadar substitusi pasar dari negara lain.

    Lebih lanjut, Ariyo menyoroti kelemahan mendasar dalam sistem diplomasi luar negeri Indonesia yang selama ini belum menempatkan ekspor dan investasi sebagai prioritas utama. 

    “Salah satu kelemahan krusial yang selama ini menghambat optimalisasi perjanjian dagang Indonesia adalah struktur kelembagaan diplomasi luar negeri yang terlalu terfokus pada agenda politik dan belum cukup menjadikan ekspor dan investasi sebagai prioritas utama,” tegasnya.

    Untuk itu, Ariyo merekomendasikan tiga reformasi strategis, yakni dengan menempatkan wakil duta besar dari kementerian teknis seperti Kementerian Perdagangan dan/atau Kementerian Investasi/BKPM. 

    “Saat ini mayoritas dubes dan wakil dubes berasal dari Kementerian Luar Negeri yang orientasinya masih sangat politis. Padahal, di era persaingan ekonomi global, KBRI harus berperan sebagai markas dagangIndonesia di luar negeri,” katanya. 

    Apalagi, negara-negara pesaing seperti Korea Selatan, China, dan Vietnam disebut sudah menempatkan diplomat ekonomi dari kementerian teknis di berbagai perwakilan luar negeri mereka.

    Ariyo menyoroti lemahnya kapasitas atase perdagangan yang selama ini menjadi ujung tombak diplomasi ekonomi. 

    “Di KBRI London saja, atase perdagangan bekerja sendirian, bahkan masih banyak KBRI yang tidak memiliki atase perdagangan sama sekali,” ungkapnya. 

    Idealnya, menurut dia, tim tersebut terdiri atas kombinasi diplomat karier dan profesional dari kementerian teknis, dengan tugas aktif membangun jejaring pasar, menyelesaikan hambatan regulasi, hingga membuka akses pembiayaan ekspor.

    Lebih lanjut, dia mendorong sinkronisasi perjanjian CEPA dengan program promosi perdagangan. 

    “Perjanjian seperti IEU-CEPA hanya akan berdampak nyata jika diikuti oleh aktivasi pasar. Tanpa aktivasi kelembagaan di lapangan, tarif 0% tidak akan otomatis meningkatkan ekspor,” pungkasnya. 

  • RI Bisa Untung Besar dari IEU-CEPA, Asal Aturan Asal Bahan Baku Fleksibel

    RI Bisa Untung Besar dari IEU-CEPA, Asal Aturan Asal Bahan Baku Fleksibel

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia dan Uni Eropa mencapai perjanjian perdagangan melalui Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA. Indonesia dinilai bisa untung banyak dari kesepakatan itu apabila ada fleksibilitas dalam aturan asal bahan baku.

    Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Riandy Laksono menilai tercapainya kesepakatan IEU-CEPA menjadi kabar positif, terutama bagi sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki.

    Dia menjelaskan pasar Uni Eropa merupakan salah satu yang terbesar di dunia untuk produk tekstil dan alas kaki. Hanya saja, selama ini, negara-negara Afrika lebih dominan sebagai mitra dagang utama kawasan tersebut karena mendapat akses preferensial.

    “IEU-CEPA akan membantu levelling the playing field [menyetarakan kondisi persaingan] dengan negara-negara yang selama ini sudah mendapatkan akses khusus ke Uni Eropa seperti negara-negara Afrika,” ujar Riandy kepada Bisnis Senin (14/7/2025).

    Dia pun menyoroti pentingnya fleksibilitas aspek rules of origin (ROO) atau aturan asal barang dalam implementasi IEU-CEPA. Dalam kasus ini, ROO akan menentukan apakah produk Indonesia layak mendapatkan tarif rendah atau bahkan 0% di Eropa.

    Menurutnya, perlu ada fleksibilitas dalam pengakuan asal bahan baku agar industri domestik bisa tetap kompetitif.

    Masalahnya, bahan baku untuk tekstil dan alas kaki produk Indonesia selama ini banyak bergantung dari pasokan negara kawasan Asean fan China. Misalnya, catat Riandy, impor bahan baku Indonesia dari China mencapai 25%.

    Dia mengaku mendengar bahwa ROO untuk tekstil akan mengizinkan kumulasional bahan baku dari negara yang juga memiliki perjanjian dagang bebas dengan Uni Eropa.

    “Jadi ini berita bagus buat kita, karena artinya semakin fleksibel dalam sourcing [mencari sumber] bahan baku,” kata Riandy.

    Selain manfaat dagang, Riandy menilai IEU-CEPA juga membuka peluang penting dalam diversifikasi sumber investasi asing langsung (FDI). Dia menggarisbawahi pentingnya peran Eropa dalam investasi hijau. 

    Oleh sebab itu, Riandy mendorong agar pemerintah bisa menarik investasi Uni Eropa terutama untuk memperkuat agenda transisi ke energi hijau.

    “Ini utamanya sangat relevan buat investasi di hilirisasi nikel. Saat ini pangsa terbesar nikel olahan kita adalah China. Investasi dari Uni Eropa akan membantu mendorong nikel kita lebih punya standar hijau dan diterima di negara-negara maju,” tutupnya.

    Pasar Besar Uni Eropa

    Secara historis, hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara Eropa memang tidak terlalu signifikan. Berdasarkan data Harvard Growth Lab, nilai ekspor produk asal Indonesia ke Eropa tak pernah melebihi US$29 miliar atau sekitar Rp469,8 triliun (asumsi kurs Rp16.200 per dolar AS) sejak 1995.

    Data terbaru pada 2023 misalnya, nilai ekspor ke Eropa hanya sebesar US$24,3 miliar atau setara 8,46% dari total nilai ekspor Indonesia secara global (US$287 miliar). Sebagai perbandingan, nilai ekspor ke Asia mencapai US$188 miliar atau 65,5% dari total nilai ekspor Indonesia secara global.

    Padahal, Uni Eropa merupakan wilayah pengimpor produk-produk yang banyak diproduksi di Indonesia. Contoh nyata adalah tekstil dan agrikultur.

    Dua sektor itu kini terancam tarif impor 32% yang diterapkan AS untuk produk asal Indonesia. Masalahnya, sejak 1995, sektor tekstil dan agrikultur selalu berkontribusi lebih dari 50% dari nilai total barang ekspor Indonesia ke AS (pengecualian pada krisis finansial Asia 1997 dan 1998).

    Ancaman tarif tinggi Presiden AS Donald Trump memaksa eksportir produk tekstil dan agrikultur asal Indonesia mencari pasar baru. Tak berlebih rasanya menyebut Eropa sebagai wilayah paling strategis sebagai pasar ekspor baru itu.

    Dari tahun ke tahun, Eropa merupakan wilayah pengimpor produk tekstil dan agrikultur terbesar secara global.

    Pada 2023 misalnya, Eropa mengimpor produk tekstil sekitar US$521 miliar atau setara 40% dari total nilai impor global sebesar US$1,3 triliun. Eropa turut mengimpor produk agrikultur sekitar US$969 miliar atau setara 38,76% dari total nilai impor global sebesar US$2,5 triliun.

    Sementara pada 2023, nilai ekspor produk tekstil Indonesia ke Eropa senilai US$3,49 miliar. Jumlah itu hanya setara 0,66% dari total nilai impor produk tekstil Eropa secara global (US$521 miliar) dan 17,48% dari total nilai ekspor produk tekstil Indonesia secara global (US$20 miliar).

    Artinya, peluang membuka pasar ekspor produk tekstil dan agrikultur asal Indonesia ke Eropa sangat besar, terlebih usai tercapai perjanjian IEU-CEPA.

    Adapun, Presiden Prabowo Subianto menemui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussel, Belgia pada Minggu (13/7/2025) waktu setempat. Pada pertemuan tersebut, kedua pimpinan negara resmi merampungkan negosiasi dan menyepakati Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA.

    Perjanjian kemitraan ekonomi secara menyeluruh antara kedua negara itu memakan waktu selama satu dekade dalam rangka negosiasi dan akhirnya baru disepakati melalui perundingan panjang.

    Dalam keterangan pers bersama di Brussel, Prabowo berterima kasih kepada Presiden von der Leyen yang telah menerimanya pada Minggu siang ini. Dia menyampaikan bahwa pertemuan itu menunjukkan kedua negara memiliki hubungan baik.

    Prabowo lalu mengumumkan bahwa pada hari ini kedua negara juga telah mencapai kesepakatan pada IEU-CEPA, yang dinilainya merupakan suatu terobosan.

    “Setelah 10 tahun negosiasi, kami telah menyelesaikan kesepakatan terhadap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif, yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas,” ujarnya kepada awak media, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).

  • Presiden Prabowo dan Komisi Eropa diskusi bentuk Kemitraan Strategis

    Presiden Prabowo dan Komisi Eropa diskusi bentuk Kemitraan Strategis

    Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kanan) berjabat tangan saat keduanya bertemu di Kantor Komisi Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025). ANTARA/HO-EC/Dati Bendo.

    Presiden Prabowo dan Komisi Eropa diskusi bentuk Kemitraan Strategis
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 14 Juli 2025 – 07:35 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membuka diskusi terkait rencana membentuk Kemitraan Strategis untuk memperkuat hubungan kerja sama Indonesia dan Uni Eropa di berbagai sektor. Diskusi tersebut berlangsung saat pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden von der Leyen di Kantor Komisi Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Belgia, Minggu (13/7), yang merupakan kunjungan pertama Presiden Prabowo di markas Uni Eropa.

    “Eropa dan Indonesia berbagi komitmen mendalam yang sama untuk memelihara perdamaian, menjaga stabilitas, dan ketertiban dunia yang berdasarkan kepada aturan. Jadi, hari ini, kami berdiskusi untuk meningkatkan hubungan kita menuju Kemitraan Strategis. Ini akan menjadi komitmen jangka panjang, yang berdasarkan kepada rasa saling percaya, hubungan timbal balik, dan hubungan yang saling menguntungkan,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen saat jumpa pers bersama Presiden Prabowo di Kantor Komisi Eropa selepas pertemuan.

    Bagi von der Leyen, Kemitraan Strategis antara Indonesia dan Uni Eropa juga akan memperkuat hubungan strategis antara Uni Eropa dan ASEAN, mengingat Indonesia merupakan salah satu pendiri ASEAN dan salah satu mitra strategis Uni Eropa di ASEAN.

    “Jadi, kami membuka diskusi itu dan saya berharap kami dapat membuat pencapaian penting bersama-sama,” sambung von der Leyen.

    Dalam pertemuan Presiden Prabowo dan Presiden von der Leyen, Indonesia dan Uni Eropa juga berhasil merampungkan negosiasi perjanjian ekonomi komprehensif (I-EU CEPA) setelah perundingan itu berlangsung selama kurang lebih 10 tahun. Presiden Prabowo menyebut kesepakatan politik mengenai I-EU CEPA itu sebagai peristiwa bersejarah dan terobosan dalam hubungan Indonesia-Uni Eropa.

    Sementara itu, Presiden von der Leyen menilai keberhasilan Indonesia dan Uni Eropa merampungkan negosiasi CEPA menjadi pesan kuat bagi negara-negara lain di dunia mengenai pentingnya kerja sama, dan merawat hubungan jangka panjang antarmitra, terutama di tengah situasi geopolitik dan geoekonomi global yang penuh gejolak dan serba tidak pasti.

    “Terima kasih sekali lagi atas kunjungan Anda. Pesan yang kita kirimkan hari ini kuat dan jelas. Di tengah masa-masa sulit, beberapa justru memilih untuk menutup diri dan memilih perpecahan, tetapi Indonesia dan Eropa memilih jalan yang berbeda, yaitu satu dalam keterbukaan, kerja sama, dan berbagi peluang,” kata Presiden von der Leyen.

    “Anda selalu diterima di sini dan Anda dapat mengandalkan Eropa,” sambung Presiden Komisi Eropa kepada Presiden Prabowo.

    Sumber : Elshinta.Com